AUTOIMUNITAS
AUTOIMUNITAS
MAKALAH IMUNOLOGI
Oleh :
Septian Theo F.
121810401058
Kharisna Aulia
121810401064
Rekanda Isnaqoimah S.
121810401065
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A.
Pengertian Autoimunitas
oleh
kegagalan
mekanisme
normal
yang
berperan
untuk
B.
autoimunitas, yaitu:
Teori klon terlarang (forbidden clones theory)
Burnett mengajukan teori forbidden clones, yang menyatakan bahwa
tubuh menjadi toleran terhadap jaringannya sendiri oleh karena sel-sel
yang autoreaktif selama perkembangan embriologiknya akan musnah.
Mutan yang memiliki antigen permukaan akan segera dibinasakan,
sedangkan mutan yang memiliki antigen tersembunyi dapat hidup terus
sehingga berfungsi dalam respon imun dan menimbulkan kerusakan.
Teori antigen terasing (sequestered/hidden antigen theory)
Pada masa embrio merupakan tahap pengenalan antigen. Sequestered
atau hidden antigen adalah antigen yang karena sawar anatomik tidak
pernah terpajang dengan sistem imun misalnya antigen sperma, lensa
mata, dan saraf pusat. Bila sawar tersebut rusak pada tahap dewasa,
antigen yang tadinya terasing sekarang terpapar sehingga limfosit
mengenal sebagai asing sehingga dapat timbul penyakit autoimun.
Teori defisiensi imun (immunologic deficiency theory)
Hilangnya self tolerance mungkin disebabkan oleh karena adanya
gangguan sistem limfoid. Teori ini didasarkan atas kemunduran fungsi
sistem imun. Adanya kenyataan pada pengamatan bahwa penyakit
autoimun sering ditemukan bersamaan pada individu dengan defesiensi
imun, misalnya padalanjut usia.
Teori-teori lainnya:
Determinan
antigen
baru:Pembentukan
autoantibodi
dapat
sebagai
pencetus
autoimunitas:
Virus
yang
terutama
disini
terlalu
rendah
untuk
dapat
menimbulkan
C.
a. Faktor keturunan/genetik
Penyakit autoimun mempunyai persamaan predisposisi genetik. Meskipun
sudah diketahui adanya kecenderungan terjadinya penyakit pada keluarga,
tetapi bagaimana hal tersebut diturunkan, pada umumnya adalah kompleks
dan diduga terjadi atas pengaruh beberapa gen. Bukti yang ada hanya
e. Sequestered antigen
Sequestered antigen adalah antigen sendiri yang karena letak anatominya,
tidak terpajang dengan sistem imun. Pada keadaan normal, sequestered
antigen tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun. Antigen-antigen yang
terdapat dalam beberapa tempat tertentu seperti otak, ovari, plasenta, testis,
uterus dan kebuk mata anterior dianggap sebagai antigen istimewa
(immunologically privilege sites) dan tidak mempengaruhi reaksi imun
dalam keadaan normal karena tidak interaksi antara antigen ini dengan sel
T. Perubahan anatomik dalam jaringan seperti inflamasi (sekunder oleh
infeksi, kerusakan iskemia atautrauma), dapat memajangkan sequestered
antigen dengan sistem imun yang tidak terjadi pada keadaan normal.
Contohnya protein intraokular dan sperma. Uveitis autoimun pasca
vasektomi diduga disebabkan respons autoimun terhadap sequestered
antigen. Inflamasi jaringan dapat pula menimbulkan perubahan struktur
pada self antigen dan pembentukan determinan baru yang dapat memacu
reaksi autoimun.
f. Kegagalan autoregulasi
Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan homeostasis. Gangguan
dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respons
MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF-) dan gangguan respons
terhadap IL-2. Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga bergantung pada
sel Ts atau Tr. Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr, maka sel Th dapat
dirangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.
D.
Klasifikasi Penyakit
Penyakit autoimun dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, menurut
Organ-specific
Non-organ-specific
Hashimotos thyroiditis
Primary myxoedema
Thyrotoxicosis
Pernicious anaema
Autoimmune atrophic gastritis
Addisons disease
Premature menopause (few cases)
Insulin-dependent diabetes mellitus
Stiff-man syndrome
Goodpastures syndrome
Myasthenia gravis
Male infertility (few cases)
Phempigus vulgaris
Pemphigoid
Sympathetic opthalmia
Phacogenic uveitis
Multiple sclerosis (?)
Autoimmnue haemolytic anaemia
Idiophatic thrombocytopenic purpura
Idiopathic leucopenia
Primary biliary cirrhosis
Active chronic hepatitis (HBsAg negative)
Cryptogenic cirrhosis (some cases)
Ulcerative colitis
Atherosclerosis (?)
Sjgrens syndrome
Rheumatoid arthritis
Dermatomyositis
Scleroderma
Mixed connective tissue disease
Anti-phospolipid syndrome
Discoid lupus erythematosus
Systemic lupus arythematosus (SLE)
Pada salah satu ujung spektrum dapat dilihat penyakit autoimun spesifik
organ dengan autoantibodi spesifik organ. Penyakit Hashimoto pada kelenjar
tiroid merupakan satu contoh yang menunjukkan lesi spesifik pada tiroid yang
diinfiltrasi dengan sel-sel mononuklear (limfosit, histiosit, sel plasma), destruksi
sel-sel folikuler dan pembentukan pusat germinal disertai produksi antibodi
dengan spesifisitas absolut terhadap unsur-unsur tertentu kelenjar tiroid.
Ada kecenderungan bahwa pada seseorang dapat dijumpai lebih dari satu
jenis kelainan autoimun dan apabila ini terjadi maka seringkali kelainan-kelainan
itu berada dalam satukelompok pada spektrum. Jadi penderita dengan tiroiditis
autoimun (penyakit Hashimoto atau miksedema primer) lebih sering menderita
anemia pernisiosa dibanding yang diharapkan pada populasi umum dengan umur
dan jenis kelamin yang sama (10 % vs 0,2 %). Sebaliknya baik tiroiditis maupun
tirotoksikosis sering dijumpai pada penderita anemia pernisiosa dengan frekuensi
yang sangat tinggi. Hubungan lain sering dijumpai antara penyakit Addison
dengan penyakit tiroid autoimun dan pada remaja yang menderita anemia
pernisiosa dan poli endokrinopati termasuk penyakit Addison, hipoparatiroidisme,
diabetes dan tiroiditis.
10
11
12
13
14
15