Struktur Beton II
Struktur Beton II
Assalamualaikum, Wr, Wb
Puji syukur senantiasa terharutkan kehadirat Allah SWT atas
segala Rahmat dan Nikmat-Nya, sehingga buku ini dapat
diselesaikan.
Ide dasar penyusunan buku ini adalah bagaimana membuat anda
lebih praktis dalam merencanakan dan menganalisis kolom
beton bertulang. Buku ini membahas tentang perancangan dan
analisis kolom beton bertulang dengan cara Grafik Interaksi
M-N berdasarkan SNI 03-2847-3913.
Tiada sesuatu yang sempurna, demikian pula buku ini. Kritik
positif dan membangun untuk kesempurnaan buku ini
merupakan kehormatan begi penulis.
TIM Penulis
II
DASAR TEORI
A. Definisi Kolom
Struktur kolom adalah batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok (E.G Nawy.,1998). Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi
bawahnya hingga sampai tanah melalui fondasi. Kolom merupakan struktur tekan sehingga
keruntuhan kolom tidak memberikan peringatan awal yang cukup jelas. Oleh karena itu,
dalam merencanakan kolom perlu adanya perencanaan kekuatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elemen beton bertulang lainnya.
Apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka retak akan terjadi
diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. Pada batas keruntuhan biasanya ditandai
dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu sebelum baja tulangan kehilangan letakan.
Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dibedakan menjadi :
a. Kolom segi empat dengan tulangan memanjang dan sengkang.
b. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berbentuk spiral.
c. Kolom komposit yang terdiri dari beton dan baja profil didalamnya.
Gambar 1. Bentuk kolom (a) kolom bulat tulangan spiral; (b) kolom segi empat; (c)
kolom komposit bulat tulangan spiral; (d) kolom komposit segiempat.
aksial dan tidak mengalami momen lentur. Keruntuhan kolom dapat terjadi pada beton hancur
karena tekan atau baja tulangan leleh karena tarik. Kolom pendek adalah kolom yang runtuh
karena materialnya, yaitu lelehnya baja tulangan atau hancurnya beton. Kolom langsing
adalah kolom yang runtuh karena tekuk yang besar. Perencanaan kolom didasarkan pada dua
kondisi yaitu :
1. Kolom Pendek dengan Beban Sentris
Kapasitas beban sentris maksimum diperoleh dengan menambah kontribusi beton
yaitu (Ag Ast) 0,85 f c dan kontribusi baja tulangan yaitu Ast fy, dimana Ag luas
penampang bruto dan Ast luas total tulangan baja. Kapasitas beban sentris maksimum yaitu
:
Po = (Ag Ast) 0,85 f c + Ast fy (1)
Pada kenyataannya, beban eksentrisitas sebesar nol sangat sulit terjadi dalam struktur
aktual. Hal tersebut disebabkan karena ketidak tepatan ukuran kolom, tebal plat yang
berbeda dan ketidaksempurnaan lainnya. Batas eksentrisitas minimal untuk kolom
sengkang dalam arah tegak lurus sumbu lentur adalah 10% dari tebal kolom dan 5% untuk
kolom bulat (E.G Nawy., 1998)
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang tata cara perencanaan beton untuk bangunan
gedung, kuat rencana kolom tidak boleh lebih dari :
a. Kolom sengkang (pasal 12.3.(5(1))
Pn = 0,80 (Ag Ast) 0,85 f c + Ast fy . (2)
b. Kolom bulat (pasal 12.3.(5(1))
Pn = 0,85 (Ag Ast) 0,85 f c + Ast fy . (3)
Dengan faktor reduksi kekuatan untuk kolom sengkang sebesar 0,65 dan untuk
kolom bulat 0,70. Persyaratan detail penulangan kolom bulat antara lain :
a. Luas tulangan longitudinal komponen struktur tekan tidak boleh kurang dari 0,01
ataupun lebih dari 0,08 kali luas penampang bruto (pasal 12.9(1)).
b. Jumlah tulangan longitudinal munimum adalah 4 untuk kolom persegi empat atau
lingkaran, 3 untuk kolom sengkang segitiga dan 6 untuk kolom pengikat spiral (pasal
12.9(2)).
c. Rasio penulangan spiral untuk fy 400 tidak boleh kurang dari
(pasal 12.9(3)) :
Ag
f 'c
min 0,45
1
Ac
fy
. (4)
klu/r
22
maka
tergolong
kolom
pendek.
Berdasarkan regangan yang terjadi pada baja tulangan yang tertarik, kondisi awal
keruntuhan digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Keruntuhan tarik yang diawali dengan luluhnya tulangan tarik dimana
Pn < Pnb.
Pn > Pnb.
Kondisi balance terjadi saat baja tulangan mengalami luluh bersamaan dengan
regangan beton. Beton mencapai kekuatan maksimum f c pada saat regangan desak beton
maksimal mencapai 0,003. Perencanaan kolom eksentris diselesaikan dengan dua cara
antara lain :
1. Metode Pendekatan Diagram Pn - Mn
Diagram Pn - Mn yaitu suatu grafik daerah batas yang menunjukkan ragam kombinasi
beban aksial dan momen yang dapat ditahan oleh kolom secara aman. Diagram interaksi
tersebut dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah keruntuhan tekan dan daerah
keruntuhan tarik dengan pembatasnya adalah titik balance. Tulangan dipasang simetris
untuk mempermudah pelaksanaan, mencegah kekeliruan dalam penempatan tulangan
tarik atau tulangan tekan dan mengantisipasi perubahan tegangan akibat beban gempa.
Analisis kolom dengan diagram Pn - Mn diperhitungkan pada tiga kondisi yaitu :
a. Pada Kondisi Eksentrisitas Kecil
Prinsip-prinsip pada kondisi ini dimana kuat tekan rencana memiliki nilai sebesar
kuat rencana maksimum.
Pn = Pn max = 0,80 (Ag Ast) 0.85 f c + Ast fy . (5)
sehingga
n=
Pu max
kuat
tekan
kolom
maksimum
yaitu
. (6)
0,003 ( c d ' )
c
.............. (11)
Dengan mensubtitusikan persamaan (7) dan (11) akan dihasilkan persamaan pangkat
dua dengan perubah tinggi sumbu netral c. Momen rencana dapat dihitung sebagai
berikut :
Mr = Mn ......................... (12)
Mn = Mn1 + Mn2 = ND1 Z1 + ND2 Z2 ......................... (13)
Cb
=
d
0,003
f
0,003+ y
Es
......................... (14)
600 d
600+f y
......................... (15)
Pn=
A 's f y
e
+0,5
( dd ' )
bh f ' c
( 3dhe )+1,18
......................... (19)
] (
h2e
+
2d
h2e 2
1d 2
+2 m
2d
d
.............(20)
b. Kolom Bulat
Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang disarankan
berdaarkan asumsi-asumsi :
1) Transformasi kolom bulat menjadi kolom segi empat akivalen.
2) Tebal penampang segi empat ekivalen diambil sebesar 0,8h dimana h adalah
diameter kolom bulat.
3) Lebar kolom segi empat ekivalen diambil sebesar Ag / 0,8h.
4) Luas total tulangan segi empat ekivalen pada dua lapis yang sejajar berjarak 2Ds /3
dalam arah lentur dimana Ds adalah diameter tulangan terluar dari as ke as.
Persamaan Whitney untuk keruntuhan tekan :
Pn=
A st f y
( 3De )+1,0
Ag f ' c
9,6 he
+1,8
2
( 0,8 h+ 0,67 Ds )
......................... (21)
Dimana
[(
2
g m D s 0,85 e
0,85 e
0,38 +
0,38
h
2,5 h
h
: diameter penampang
Ds
)]
.......(22)
g =
A st
Ag
m=
fy
0,85 f ' c
C. Kolom Langsing
Apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas untuk kolom pendek maka kolom
tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai batas limit kegagalan material. Kolom
tersebut adalah jenis kolom langsing yang mengalami momen tambahan akibat efek P
dimana P adalah beban aksial dan adalah defleksi akibat kolom tertekuk pada penampang
yang ditinjau.
a. Besarnya k dapat dihitung dengan persamaan-persamaan dari peraturan ACI (E.G Nawy.,
1998) antara lain :
1) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan berpengaku diambil dari nilai
terkecil antara persamaan berikut:
k = 0,7 + 0,05 (A + B) 1,0
k = 0,85 + 0,05 min 1,0
Dimana A dan B adalah pada ujung kolom dan min adalah yang terkecil dari kedua
harga tersebut.
EI
lu
EI
ln
kolom
balok
......................... (23)
Dimana lu adalah panjang tak tertumpu kolom dan ln adalah bentang bersih balok.
2) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang tertahan pada
kedua ujungnya diambil sebesar :
Untuk m < 2
k
20 m
20
Untuk m 2
1 m
.........................(24)
k 0,9 1 m
Diamana m adalah harga rata-rata dari kedua ujung batang tertekan tersebut.
3) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang kedua
ujungnya sendi diambil sebesar :
k = 2,0 + 0,3
b. Pengaruh kelangsingan
SNI (1991) mensyaratkan pengaruh kelangsingan boleh diabaikan apabila :
klu
M
34 12 1b
r
M 2b
1)
2)
klu
22
r
kesamping.
M1b dan M2b adalah momen pada ujung-ujung yang berlawanan pada kolom dengan M 2b
adalah momen yang lebih besar dan M1b adalah momen yang lebih kecil.
c. Metode pembesaran momen
Pembesaran momen bergantung pada kelangsingan batang, desain penampang dan
kekuatan seluruh rangka portal bergoyang. Komponen struktur tekan harus direncanakan
menggunakan beban aksial terfaktor dan momen terfaktor yang diperbesar.
Ms
s M s=
1
Pu
0,75 P c
.........................(25)
Dengan:
Pc = 2EI/(klu)2 .........................(26)
EI =
0,4 Ec I g
1+ d
.........................(27)
d=
.........................(28)
.........................(29)
Dimana Pu adalah beban vertikal trfaktor pada suatu tingkat dan Pc adalah kapasitas
tekan total kolom-kolom pada suatu tingkat.
d. Kuat geser
Perencanaan kolom harus mempertimbangkan gaya geser yang bekerja antara lain :
1) Komponen struktur yang menerima beban aksial tekan :
V c = 1+
Nu
14 A g
f 'c
)( )
6
b w d .............................. (30)
f ' c + 120 w
V u d bw d
M u 7 ............................. (31)
Dengan nilai Mm menggantikan Mu dan nilai Vud/Mu boleh diambil lebih daripada 1,0
dengan :
M m=M uN u
( 4 hd )
8
Tetapi dalam hal ini Vc tidak boleh diambil lebih besar dari pada :
Vc 0,3 f ' c bw d 1
0,3 N u
Ag
................................. (32)
Bila gaya geser Vu lebih besar daripada kuat geser Vc maka harus disediakan tulangan
geser.
Vs
Av f y d
s
Av
75 f ' c bw s
1 bw s
3 fy
(1200) f y
Dimana
Jika Vs >
1
3
f ' c bw d
f ' c bw d
sumbu aksial komponen struktur tidak boleh lebih dari d/2 atau 600 mm.
D. Flowchart
Flowchart adalah gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar
proses beserta fungsinya. Flowchart perancangan dan analisis kolom persegi (bujur sangkar)
dan kolom bulat (lingkaran) struktur beton bertulang adalah sebagai berikut :
1. Flowchart Perancangan dan Analisis Kolom Persegi Secara Hitungan Manual.
a. Analisis Kolom Persegi Sentris.
MULAI
b, h, fc, fy, Pu, n, db, ds, sb, s
As
Ag
Tidak
Rasio penulangan tidak terpenuhi
0,01
Ya
Tidak
Perbesar dimensi kolom
0,08
Ya
Jb d
Tidak
Jb = 1,5 db
Ya
Spasi min = Jb + db
Tidak
J=
J > 150
Tidak
Tidak aman
Ya
Pn max = 0,85[0,85.f c.(Ag-As) + (fy.As)]
Pn max Pu
Tidak
Ya
Pn max , ds , s
SELESAI
Gambar 2. Bagan Alir Analisis Kolom Pendek Persegi.
Ag perlu
Pu
0,85[0,85. f ' c (1 ) . f y ]
Dk Ag perlu
Pn baja = Pu Pn beton
Ast
.Pn baja
0,85. . f y
Ast
/ 4 db 2
Dc = Dk 2sb
bc = b 2ds -2sb
Kc = bc
Jb
1
K c n 4)d b
n
Jb 150
Tidak
Ya
b, n, db,ds, s
SELESAI
As = /4. db2. n
As = /4. db2. nt
Ast = As + As
Ag = b. h
600d
600 f y
Cb
Hitung 1
A = 0,85 1 fc b
B = (600As) (0,85 f c As) (fy As)
D = - (600 As d)
B B 2 4 AD
2A
c=
0,003(c d ' )
c
f s = Es . s
Mn1 = 0,85 1 fc c b ((h-d) - (0,5 1 c))
Mr = (Mn1 + Mn2)
ND1 = 0,85 1 fc c b
NT = fy As
Pb = ND1 + ND2 - NT
eb
( M n1 M n 2 ) (0,5 Pb (h 2d ' ))
Pb
Pb = ( ND1 + ND2 NT )
Mb = Pb eb
Pn max ; Mr ; Pb ; Mb ; ds ; s
SELESAI
Gambar 4. Bagan Alir Analisis Kolom Persegi dengan diagram Pn - Mn
As perlu > As
Tidak
Ya
As
b( h d ' )
Es .0,003( h d ' )
600 f y
Cb
s'
0,003(Cb d ' )
Cb
fy
Es
Tidak
s > y
fs = fy
Ya
fs
E s .0,003.(C b d ' )
Cb
Hitung 1
Gagal tekan
Tidak
Pb > P u
Pn
As f y
(3e / Ds ) 1,0
Ag f 'c
[9,6he /( 0,8h 0,67 Ds ) 2 ] 1,18
Ya
Gagal tarik
2
0,85e
mDs 0,85e
Pn 0,85 f 'c h2
0,38
0,38
2,5h h
h
Tidak
Tidak aman
Pn > Pu
Ya
Pn, ds, s
SELESAI
Gambar 5. Bagan Alir Perancangan Kolom Persegi Eksentris .
r = 0,3 h
m = 0,5 (A + B)
Tidak
m < 2
Ya
k 0,9 1 m
20 m
1 m
20
Tidak
Analisis orde 2
Ya
Tidak
Klu/r 22
Kolom pendek
Ya
Ec wc 0,043 f 'c
1, 5
Ig = 1/12 bh3
MD
1
Mu
Tidak
d = 1
Ya
EI
MD
Mu
0,4 Ec I g
2
Pc EI
1 d
klu 2
B
sMs
Mu
Pu
1
0,75 Pc
Pu: s Ms
SELESAI
Gambar 6. Bagan Alir Perhitungan Pembesaran Momen Kolom Persegi.
Pu , g , h , b, h,
, fc , fy
Pn , Pn, Mr , Pb , Pb , Mrb
SELESAI
Gambar 7. Bagan Alir Perancangan Kolom Persegi Eksentris dengan Cara Grafis
Pu , g , h , b, h,
, fc , fy
Pn , Pn, Mr , Pb , Pb , Mrb
SELESAI
Gambar 8. Bagan Alir Analisis Kolom Persegi Eksentris dengan Cara Grafis.
3. Flowchart Perancangan dan Analisis Kolom Bulat dengan Cara Hitungan Manual.
a. Analisis Kolom Bulat Sentris
MULAI
As = (/4).n.db2
Ag = (/4).D2
As
Ag
Dc = D (2 . sb)
0,01
Tidak
Ya
0,08
Tidak
Ya
Dc = D - 2 (sb ds - db
Kc = .Dc
1
K c n.d b
n
Spasi Tul
Jb
1
K c n 4 db
n
Jb d
Tidak
Jb = 1,5 db
Ya
Spasi min = Jb + db
Pn max Pu
Tidak
Tidak aman
Ya
Ac = (/4). Dc2
A
f 'c
s min 0,45 g 1
Ac
fy
4. 4 .d
2
akt
Dc s
akt s min
Tidak
Ya
Pn max , ds , s
SELESAI
Gambar 9. Bagan Alir Analisis Kolom Pendek Bulat Tulangan Spiral.
Ag perlu
Dk
Pu
0,85[0,85. f ' c (1 ) . f y ]
Ag perlu
/4
Ast
.Pn baja
0,85. . f y
Ast
/ 4 db 2
Dc = Dk 2sb
Ac = (/4) Dc2
Kc = Dc
Jb
1
K c n.d b
n
Jb 150
Tidak
Ya
A
f'
s min 0,4 g 1 c
A
c
fy
0,4 4 d
2
akt
Dc s min
akt < 75
Ya
s = akt
D, n, db,ds, s
SELESAI
Tidak
s = 75
Gambar 10. Bagan Alir Perangcangan Kolom Pendek Bulat Tulangan Spiral.
b = 0,8 D
D2
b
4
d '
Cb
b (d d ' )
2
Di ubah
Es .0,003( h d ' )
600 f y
ab = 0,85 . Cb
fs
E s .0,003.(C b d ' )
Cb
eb
Gagal tekan
Pn
As f y
(3e / Ds ) 1,0
M ub
Pub
Ag f 'c
Tidak
eb < e
Ya
Gagal tarik
2
0,85e
mDs 0,85e
Pn 0,85 f 'c h2
0,38
0,38
h
2
,
5
h
h
Tidak
Pn > Pu
Ya
Pn, ds
SELESAI
Tidak aman
Gambar 11. Bagan Alir Perancangan Kolom Eksentris Bulat Tulangan Spiral.
r = 0,25 h
m = 0,5 (A + B)
Tidak
m < 2
Ya
k 0,9 1 m
20 m
1 m
20
Tidak
Analisis orde 2
Ya
Tidak
Klu/r 22
Kolom pendek
Ya
Ec wc 0,043 f 'c
1, 5
Ig = 1/64 h4
Tidak
MD
1
Mu
d = 1
Ya
EI
MD
Mu
0,4 Ec I g
2
Pc EI
1 d
klu 2
sM s
Mu
Pu
1
0,75 Pc
Pu: s Ms
SELESAI
Menentukan D, n, db, sb
Pn perlu
Pu
2
h
4
0,80h
4 .d
Ast n.
As As ' 1 Ast
2
Ag .Ya
D2
4
Dc = D (2 . sb)
Dc
h
Pn , Pn , Mr , Pnb , Mrb
SELESAI
Gambar 13. Bagan Alir Perancangan Kolom Bulat Eksentris dengan Cara Grafik.
Pn perlu
Pu
2
h
4
0,80h
4 .d
Ast n.
As As ' 1 Ast
2
Ag Ya
.D 2
4
Dc = D (2 . sb)
Dc
h
Pn , Pn , Mr , Pnb , Mrb
SELESAI
Gambar 14. Bagan Alir Analisis Kolom Bulat Eksentris dengan Cara Grafik.
III
CONTOH PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. Contoh Hitungan Kolom berpenampang Persegi
1. Perancangan kolom berpenampang persegi dengan cara hitungan manual biasa dan cara
grafis Interaksi M-N.
Tabel 1. Perancangan kolom berpenampang persegi dengan cara hitungan manual biasa dan
cara grafis Interaksi M-N.
SOAL :
Suatu kolom dengan pengikat sengkang menahan gaya desak aksial P u 1500 kN, dan
menahan momen 160 kNm, perkiraan penulangan bruto g 3% dan selimut beton d 70
mm. Beton normal dengan f c 30 MPa, fy 400 MPa. Maka rancang dimensi kolom
serta periksalah beban yang boleh bekerja pada penampang kolom tersebut?
CARA HITUNGAN MANUAL BIASA
PENYELESAIAN :
Hitung gaya aksial dan momen rencana Hitung gaya aksial dan momen
yang bekerja :
rencana yang bekerja :
Pu = 1500 kN
Pu = 1500 kN
Mu = 160 kNm
Mu = 160 kNm
M u 160.10 3
e
106,67 mm
Pu
1500
M u 160.10 3
e
106,67mm
Pu
1500
0,015
As
400.330
0,015
As
400.330
As 0,015.400.330 1980mm 2
As 0,015.400.330 1980mm 2
As As ' 1980mm 2
As As ' 1980mm 2
As As ' 3D29
, dicoba
As 3 29 2 1981,56mm 2
4
akt
As 1981,56
0,015
b.d 400.330
As As ' 3D29
, dicoba
As 3 29 2 1981,56mm 2
4
akt
As 1981,56
0,015
b.d 400.330
198mm
600 f y 600 400
f ' s 600 b
C b
198 70
600
198
387,88MPa f y 400MPa
Dc 260
0,65
h
400
Ast 3963,12
0,0248
Ag 160000
e 106,67
0,267
h
400
menggunakan
grafis
1981,56.400].10 3
fy
garis
(0,65.0,85.
30.
160000).10-3
Pnb = 1100,218 kN
Pnb = 1087,32 kN
M nb N D1 N D 2
0,41.
168,3
0,65[0,65.0,85.30.400.168,3. 330
2
0,65.387,88.1981,56.(330 70)].10 6
fy
Mnb=0,248.(0,65.0,85. 30.160000).10-3
= 262,744 kNm
eb
M nb 262,744.10 3
238,81mm
Pnb
1100,218
e b 238,81mm e 106,67 mm
Karena eb > e, maka keruntuhan kolom
berupa keruntuhan tekan.
Pn
As ' f y
Ag f ' c
e
3he
0,5
1,18
d d '
d2
dengan garis
e
h
, kemudian titik
tegak
(vertikal)
akan
didapat :
1981,56.(400)
106,67
0,5
330 70
160000.(30)
3.400.106,67
1,18
330 2
(Lihat grafik)
Pu
0,72
.0,85. f ' c . Ag
pada
sumbu
mendatar
MR = Pn . e
= (1890,59 x 106,67).10-3
=201,669 kNm > Mu = 160 kNm
(AMAN)
MR = Pu (e) = Pn (e)
= 0,19.( 0,65. 0,85. 30. 160000.
400).10-6