Anda di halaman 1dari 7

NAMA : INDRA PRASTYA .

NIM : C.131.18.0339

KELAS : B-SORE
MAKUL : DINAMIKA STRUKTUR

TUGAS INDIVIDU 1
Dalam dunia teknik sipil kita mengetahui tentang resiko terjadinya gempa. Idealnya
suatu struktur bangunan daerah rawan gempa diberikan Analisa dinamika struktur.
Sebutkan contoh dan berikan penjelasan tentang sebuah redaman menurut anda serta
contoh bangunannya. (Selain viscous damping)!

JAWABAN :
1. Pengertian Redaman

Redaman merupakan peristiwa pelepasan energi (energi dissipation) oleh


struktur akibat adanya berbagai macam sebab. Beberapa penyebab itu antara lain adalah
pelepasan energy oleh adanya gerakan antar molekul didalam material, pelepasan
energy oleh gesekan alat penyambung maupun system dukungan, pelepasan energy
oleh adanya gesekan udara dan pada respon inelastic pelepasan energy juga terjadi
akibat adanya sendiplastis, karena redaman berfungsi melepaskan energy maka halini
akan mengurangi respon struktur.
Macam – macam redaman :
 Getaran Bebas Tak teredam (Undamped Free Vibration) adalah terjadi jika
sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri
(inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan
bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem
dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya.
 Getaran Paksa Dengan Redaman (Damped Harmonic Vibration) adalah dalam
system dynamic bekerja dissipative forces – friction, structural resistances
Umumnya, damping dalam structural systems adalah kecil dan mempunyai efek
yang kecil terhadap natural frekuensi Tetapi, damping mempunyai pengaruh
yang besar dalam mengurangi resonant pada structural system.

 Getaran Paksa Tanpa Redaman (Undamped Harmonic Vibration) adalah


getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut
berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika
frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka
akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin
terjadi.
2. Pengaruh Beban Gempa
Pengaruh beban gempa pada bangunan gedung dapat dianalisis dengan
menggunakan metode analisis statik atau analisis dinamik. Untuk bangunan gedung
dengan bentuk yang beraturan, pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana dapat dianggap sebagai beban-beban gempa nominal statik ekuivalen yang
bekerja pada pusat massa lantai-lantai tingkat.
Berdasarkan SNI Gempa 2002 Pasal 4.2.1, struktur bangunan gedung beraturan harus
memenuhi beberapa persyaratan sbb :
 Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10
tingkat atau 40 m.
 Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun
mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25% dari ukuran
terbesar denah struktur gedung pada arah tonjolan tersebut.
 Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun
mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tidak lebih dari 15% dari ukuran
terbesar denah struktur gedung pada arah sisi coakan tersebut.
 Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun
mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung
yang menjulang pada masing-masing arah, tidak kurang dari 75% dari ukuran
terbesar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya.
 Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya
tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak suatu tingkat, adalah tingkat
dimana kekuatan lateralnya adalah kurang dari 70% kekuatan lateral tingkat di
atasnya atau kurang dari 80% kekuatan lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya.

Faktor Daktilitas Maksimum (m), Faktor Reduksi Gempa Maksimum (Rm),


Faktor Tahanan Lebih Struktur (f) untuk beberapa jenis sistem struktur gedung :
I . Ifindiog geser tetoa bertulanp
2. Dindiog penumpu deogan rangka baja
daa brewing tarik },8 2,8 2/
5. Raogks brewing di noma bresiogoya metnikul

a. Baja 2.8 4,4 24


“ 1,8 2,8 2/
1. Raogka bresinp eksenou b•1a {RBE1 4.3 7,0 2.8
2. Dindu g gasor betao bertu1ang 3.3 5/ 2.8
3. Raogka brasinp biao
a. Baja
u. aeon teuuung t‹iaak wruk w›iayax s
4. Raogka brewing konsenoik Ichusta
a. Bata 4.1 6,4 2J
5. Dindiog geser betao beradang tetangkai
4.D 6D 18

7. Dindiog gent beton bertulang kantileVer

a. Baja
b. Beton tertulang
2. Raogka penukul on ngah beton
fSRP6dM)
3. Raogks pemikul on biam (8RPMB1
a. Baja 2.7 4/ 2.b
b. Beton Lertulang 2.1 3/ 2.b
4. Rasgka bataog baja pemdcul momen khusus 4.D 6/ 2.8
UR RPMK 1
4. Sistem gaoda (Terdiri dari . 1) raogka 1. Dindiog geser
a. Bcton bertulaog dengan

RBE >i•
a. Deli Be SAPMK baja 5J 8/ 2.b
b. Deneao SRPMB bata 2.6 4/ 2.b

b Beadsnpm5APMB 1# 2.d 4,2 2.8


c. Beton bemilang dengan SRPMK betort 4.D 6/ 2.8
é. Beton t›ertu\ang deogan J PIvtM b+son 2.6 4,2 2.8
4. Raogka bresinp konsenoik kbusus
a. Baja dengan SRP+• 1^ 4.D 7/ 2.g
b. Baja dengan SRPMB haja 2.6 4,2 2.8

kaotilaver (Sistem W8 1.4 2 Z


Berikut ini beberapa tips yang harus dipertimbangkan untuk membuat struktur
bangunan tahan gempa :

a. Kekakuan dan Kekuatan


Saat mendesain bangunan tahan gempa, para pekerja profesional
mengutamakan kekakuan dan kekuatan yang memadai secara vertikal dan
lateral. Struktur bangunan cenderung mengalami gerakan vertikal yang
disebabkan oleh gempa dibanding gerakan lateral atau horizontal. Tanpa
mempertimbangkan risiko gempa bumi, pekerja bangunan akan tetap fokus
pada kekakuan dan kekuatan vertikal suatu bangunan.
b. Keteraturan
Faktor ini mengacu pada pergerakan lateral suatu bangunan. Para pekerja dan
perancang menginginkan agar bangunan itu melakukan gerakan yang sama
tanpa ada kekuatan berlebihan di salah satu sisinya. Jika bangunan memiliki
kekuatan yang tidak teratur, maka bagian yang lemah akan kalah ketika
bangunan itu bergoyang. Kelemahan itu akan memengaruhi suatu bangunan dan
membahayakan struktur secara keseluruhan.
c. Kelebihan Kekuatan
Faktor keselamatan merupakan hal paling penting ketika merancang suatu
bangunan. Kelebihan material di satu bagian bangunan berpotensi menambah
biaya konstruksi. Namun, kelebihan kekuatan akan memilki nilai tersendiri jika
terjadi suatu bencana alam seperti gempa bumi.
d. Fondasi
Fondasi yang stabil adalah faktor utama mendirikan bangunan berstruktur besar
tanpa memikirkan risiko bencana alam. Fondasi yang kuat diperlukan untuk
daya tahan bangunan menghadapi gempa bumi yang kuat. Selain itu, juga
penting untuk kelangsungan sebuah bangunan dalam jangka panjang.
Setiap daerah memiliki karakteristik dasar tanah yang berbeda. Hal itu
menentukan bagaimana fondasi suatu bangunan perlu diperkuat.
e. Garis Beban yang tersambung
Komponen struktural dan nonstruktural suatu bangunan yang terikat pada satu
fondasi yang stabil harus saling berhubungan sehingga menghilangkan gaya
inersia. Beberapa titik kekuatan yang terbagi rata adalah faktor yang harus
dipikirkan oleh para pekerja bangunan, arsitek, dan insinyur saat mendesain
suatu bangunan.
3. Contoh Redaman pada Bangunan/Gedung (selain VFD)
 LUD (Lock Up Devices)

Selain bantalan karet, kini beberapa bangunan publik yang berlokasi di daerah
rawan gempa, juga sudah mulai mengaplikasikan teknologi peredam gempa
berteknologi tinggi dari mancanegara.

 Fluid Viscous Damper (FVD)

Peralatan peredam gempa lain yang cukup terkenal dan banyak diaplikasikan
pada struktur bangunan, adalah fluid viscous damper (FVD). Fungsi utama dari
peralatan ini, adalah menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa
rencana yang dipikul elemen - elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan
menjadi lebih elastis dan mampu meredam guncangan gempa. Dengan
mengaplikasikan peralatan FVD, gempa rencana yang dipikul elemen struktur
menjadi lebih kecil.

FVD merupakan alat peredam gempa yang berfungsi sebagai disipator energi,
dengan cara memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang dibatasi.
Gaya yang diberikan oleh FVD timbul, akibat adanya gaya luar yang
berlawanan arah, bekerja pada alat tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan
menggunakan konsep mekanika fluida dalam mendispasikan energi.

 Bantalan Karet

Bantalan karet sering dikenal sebagai baseisolation, tampaknya penggunaannya


akan semakin berkembang luas di masa datang. Berbagai daerah di Indonesia
yang dikategorikan rawan gempa, menjadikan bantalan karet peredam gempa
ini sangat diperlukan untuk melindungi struktur bangunan.

Anda mungkin juga menyukai