Health Care Organization (HCO) merupakan suatu organisasi media relations yang peduli
terhadap masalah atau isu-isu kritis berkaitan dengan kesehatan di Indonesia. HCO berdiri
pada tahun 2009. Program kampanye “Kenali Kolesterol dalam Dirimu” adalah program
kampanye pertama yang dilakukan oleh HCO.
1
I. Problem Statement
Berdasarkan data survei tahun 2004, penyakit yang mematikan setelah jantung dan
kanker di Indonesia adalah stroke. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah
penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya
lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Dikhawatirkan hal demikian memiliki kecenderungan untuk menyerang generasi muda yang
masih produktif. Dengan realita bahwa saat ini, generasi muda sering menerapkan pola
makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat
dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Tentu hal ini akan berdampak terhadap
menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi
keluarga.
Tak dapat dipungkiri pula manusia tak pernah lepas dari keinginan untuk
menkonsumsi kuning telur, daging sapi, daging kambing, dan udang yang dipastikan dapat
memicu kenaikan kadar kolesterol dalam darah seseorang. Sehingga dengan menyantap
hidangan yang mengandung protein hewani tersebut secara berlebihan akan berdampak pada
timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung, hipertensi dan stroke. Seiring dengan
jumlah penderita kolesterol yang mencapai 70% hingga saat ini, sangat diprihatinkan dengan
hasil riset yang menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai
apa itu kolesterol, bagaimana cara menjaga kadar kolesterol yang baik dalam tubuh dan cara
menanggulangi kenaikan kadar kolesterol ini masih sangat terbatas.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Health Care Organization (HCO),
melihat kurangnya partisipasi dari berbagai kalangan, khususnya kalangan kesehatan dan
kalangan pendukung seperti media. Dengan fakta bahwa Departemen Kesehatan tidak bisa
sendirian dalam menanggulangi masalah ini, mendorong HCO untuk campur tangan dalam
hal mengurangi dan mengendalikan pertumbuhan jumlah penderita kolesterol di Indonesia
dengan problem statement : Kenali kolesterol dalam dirimu, yang mana akan menjadi dasar
dari kegiatan media relations ini.
2
II. Riset data primer dan data sekunder
HCO mulai melakukan penelitian untuk mendapatkan data primer mengenai realita
sebenarnya tentang masalah kolesterol melalui wawancara dengan narasumber, yakni kepada
dokter ahli penyakit dalam serta kepada para penderita kolesterol. Dari hasil seluruh riset
tersebut, maka dapat diambil kesimplan bahwa:
3
III. Planning
Program kerja kampanye “Kenali Kolesterol dalam Dirimu” akan dilaksanakan dalam
kurun waktu 2 tahun (2011-2012) dengan target lokasi di Jawa. Melalui kampanye ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas. Seluruh kampanye ini,
diselenggarakan sepenuhnya oleh HCO dan diharapkan kampanye ini mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Adapun target kampanye setelah 2 tahun, yakni tingkat penderita
kolesterol di Indonesia dapat turun sebesar 30% dari 70% (bukan tingkat kematian-red).
( 21 – 50 tahun)
• Social grades : A, B, C+
4
Adapun beberapa program kerja yang hendak HCO realisasikan sebagai bentuk kampanye
“Kenali Kolesterol dalam Dirimu”, yakni:
Blog :
www.kenalikolesteroldalamdirimu.blogspot.com
Dalam gerakan ini akan diadakan acara seperti jalan bersama, olah raga
bersama serta talkshow bersama pakar di bidang penyakit dalam, dsb. Tidak
hanya itu, acara ini juga akan diisi oleh para bintang tamu, yang mana dianggap
bisa merangkul lebih mendalam terhadap para target kampanye.
5
Aksi solidaritas untuk penderita stroke, kanker, dsb yang tidak mampu.
Berikut ini adalah media-media yang hendak kami ikutsertakan dalam kegiatan
kampanye ini, yakni sebagai berikut:
Jakarta 10420
6
4. Women’s Jl. HR. Rasuna Said Kav
Magazine 32-33
Jakarta 12910
Jakarta 12240
7
TV JOURNALIST (masih dapat berubah)
Jakarta 10270
Jakarta 12790
Pondok Gede
Jakarta 13810
Kebon Jeruk
Jakarta 11530
Jakarta 12940
8
6. Entertainment Gedung TransTV &
Menara Bank Mega Lt.
20
Jl. Kapten P. Tendean
No 12-14A
Jakarta 12790
Daan Mogot
Jakarta 11510
Jakarta 11530
Jakarta Timur
Jakarta Barat
9
11. Entertainment Wisma Indovision Lt.
17
Jalan Raya Panjang Z/III
Green Garden
Jakarta 11520
10
IV. Evaluasi
Sudah sekilas disebutkan di awal, bahwa target kampanye setelah 2 tahun, yakni
tingkat penderita kolesterol di Indonesia dapat turun sebesar 30% dari 70%, dimana
berdasarkan fakta bahwa 35% merupakan masyarakat di Pulau Jawa.
Tolak ukur dari keberhasilan kampanye ini adalah masyarakat kenal kolesterol.
Masyarakat kenal kolesterol di sini bukan berarti bahwa masyarakat hanya sekedar
mengetahui apa itu kolesterol, namun masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjaga kadar
kolesterol mereka di batas normal, sehingga nantinya juga diharapkan semakin kecilnya
tingkat kematian akibat penyakit yang disebakan oleh kadar kolesterol yang tinggi, seperti
penyakit jantung, kanker, dsb.
11
V. Budgeting
Budgeting dilakukan dalam jangka waktu 2 tahun. Hal ini dilakukan untuk
memfokuskan program kami pada instansi yang akan kami ajak untuk bekerja sama yaitu
Departemen Kesehatan RI. Berikut perincian dana yang ada, dimulai dari tanggal 11 Juni
2010.
Operational Budget:
Poster
Spanduk
Digital Banner
Seminar
12
Material Budget
Rp. 1.164.250.000,-
13
VI. Gantt Chart
1. Blog
3. Gerakan Peduli
4. Aksi sosial
14
VII. Media Promosi
15
2. STICKER
3. KAOS
16
4. LIFT / DOOR ADVERTISING
17
5. KIPAS TANGAN
18
VIII. Lampiran Artikel
(hard news)
Jkt, 10/11 (KOMPAS) - “Program ini tidak mungkin bisa berhasil tanpa dukungan dan
partisipasi aktif masyarakat, maka dari itu marilah kita bersama-sama menjaga tubuh kita,
menjaga makanan yang kita konsumsi serta memperbaiki gaya hidup kita”, ungkap Teddy
Yunantha, Director of HCO (Health Care Organization) di sela-sela acara jumpa pers (Senin,
07/12) di Hotel Mulia, Jakarta.
Kolesterol tinggi bukanlah hal normal, namun dia merupakan sumber awal dari
timbulnyan berbagai macam penyakit yang mematikan bagi manusia, seperti stroke, jantung,
dsb. Konsumsi makanan yang sehat adalah salah satu solusi terbaik yang bisa dilakukan.
Berdasarkan data Depkes RI, menyatakan bahwa kolesterol tinggi yang diakibatkan oleh
konsumsi makanan yang tidak sehat serta gaya hidup yang buruk merupakan penyebab
kematian terbesar di Indonesia saat ini.
19
(soft news)
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh kita, terutama di dalam hati. Fungsi kolesterol bagi tubuh adalah untuk
membuat hormon-hormon dalam tubuh kita, misalnya hormone seks, vitamin D, dsb. Namun,
waspadalah apabila kadar kolesterol dalam tubuh kita tinggi.
Setiap manusia pasti membutuhkan makan sebagai sumber tenaga mereka, namun
jangan heran bahwa makan juga bisa mematikan manusia. Hal itu dikarenakan
penkonsumsian makanan yang tergolong makanan tidak sehat, seperti makanan berminyak,
mengandung santan, daging, dsb.
Menkonsumsi makanan berjenis di atas secara berlebihan memang tidak baik karena
dapat mempertinggi kadar kolesterol dalam tubuh, dan kadar kolesterol tinggi
(hiperkolesterolemia) itulah yang menjadi penyebab awal timbulnya berbagai macam
penyakit, seperti stroke, jantung, obeysitas, dsb. Berdasarkan data dari Departemen
Kesehatan (Depkes) RI, penyakit stroke dan jantung di Indonesia merupakan dua penyebab
kematian terbesar setelah penyakit kanker. Tidak hanya itu, dari data yang ada juga
menyebutkan bahwa tingkat penderita kolesterol di Indonesia sebesar 70%.
Bagaimana mencegahnya?
Kadar kolesterol tinggi dalam darah dapat diatur oleh manusia, beberapa cara mudah
dan efektif, antara lain adalah dengan makan makanan yang sehat (4 sehat 5 sempurna)
secara seimbang. Alternatif lain yakni melalui gaya hidup sehat, seperti jangan merokok,
jangan terlalu banyak minum minuman ringan, serta tentu saja diimbangi dengan olah raga
yang cukup. Melalui cara-cara mudah di atas, diharapkan masyarakat dapat lebih aware
terhadap problematika kolesterol dalam tubuh mereka dan dapat mencegah adanya kematian
disebabkan karena hiperkolesterolemia. (teddy)
20
(soft news)
Jkt, 01/02 (Femina) – Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2007 melaporkan bahwa stroke,
hipertensi dan penyakit jantung iskemik menempati proporsi terbesar (27,3 persen) penyebab
kematian semua umur.
Manusia tak pernah lepas dari keinginan untuk mengonsumsi kuning telur, otak sapi,
daging sapi, daging kambing ataupun udang yang tidak dipungkiri telah menjadi menu
andalan masakan Indonesia. Namun, hasrat untuk menyantap hidangan berprotein hewani
tersebut seringkali dibayangi resiko kenaikan kolesterol.
Kita mengenal dua jenis kolesterol, yaitu HDL (High Density Lipoprotein) alias
kolesterol baik, dimana kadar HDL yang tinggi dalam darah (sekitar 40 mg/dL atau lebih)
baik untuk kesehatan. Dan LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol
jahat, jika kadar LDL tinggi (100 mg/dL atau lebih) merupakan pertanda buruk.
Ketahui sejak dini perbedaan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat untuk
menghindari berbagai resiko kesehatan yang mungkin bisa timbul. Dan terapkan pola hidup
sehat mulai dari mengurangi makanan berlemak dan memperbanyak makanan berserat
disertai dengan olahraga yang cukup tiap harinya. (Dewi)
21
(feature)
Dalam cuaca cerah hari Minggu pagi, menjadi saat yang tepat bagi Dian Suhardja (35
tahun), ibu rumah tangga dengan 1 orang anak untuk berolahraga sambil menghirup udara
segar Jakarta yang masih belum tercemar polusi pada pagi hari. Di umur yang masih
terbilang muda untuk ukuran seorang ibu rumah tangga, Dian berbeda bila dibandingkan
dengan wanita-wanita pada umumnya, karena dia terkena penyakit stroke setengah badan
kiri. Sudah 3 bulan lamanya Dian mengidap penyakit nomor 3 mematikan setelah kanker dan
jantung di Indonesia, dari tim medis mengatakan bahwa upaya pemulihan dari penyakit ini
membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan, tergantung dari keadaan penderita masing-masing
dan cara penanganannya.
Dengan didampingi suaminya Jodi Mardiyanta (42 tahun), Dian mencoba untuk
menggerak-gerakkan secara aktif tangan dan kakinya, terutama sebelah kiri. Menurut Jodi,
istrinya bisa mengidap penyakit stroke, dikarenakan adanya pola makan yang tidak sehat
pada istrinya sejak dulu, yakni seringnya menyantap hidangan berprotein hewani dalam
jumlah berlebihan, seperti kuning telur, otak sapi, daging sapi, daging kambing, dan udang.
Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa resiko kenaikan kolesterol pun terjadi pada dirinya.
Sebenarnya kolesterol merupakan zat di dalam tubuh yang berguna untuk membantu
pembentukan dinding sel, garam empedu, hormon, dan vitamin D serta sebagai penghasil
energi. Sumber utamanya berasal dari organ hati (sekitar 70 persen) dan sisanya bersumber
dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Dipastikan bahwa kolesterol yang dalam kadar
normal akan berdampak positif bagi tubuh. Namun, bila sudah melewati batas, maka dampak
negatif yang akan timbul, terutama dalam jangka panjang akan menimbulkan berbagai
penyakit, seperti stroke, jantung, dan hipertensi.
Bagi Jodi dan Dian, penyakit ini mungkin merupakan sebuah peringatan dari Tuhan
bahwa kita sebagai manusia tak pernah lepas dari keinginan untuk mengonsumsi makanan-
makanan berlemak, namun seharusnya juga diseimbangi dengan makanan-makanan yang
berserat pula. Dalam upaya menyembuhkan penyakit stroke yang kini tengah diderita sang
22
istri, dengan menaruh harapan penuh akan kesembuhan istrinya, Jodi pun memberikan
asupan makanan yang diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol secara rutin, seperti bubur
gandum (oatmeal), kacang walnuts atau almond, ikan yang mengandung asam lemak omega
3, minyak zaitun atau olive oil, dan makanan yang mengandung sterol dan stanol tumbuhan
seperti margarin, jus jeruk dan yogurt.
Semangat dan motivasi dari orang-orang terdekat kita, itulah keyakinan yang selalu
berada di dalam diri Dian Suhardja, di mana meskipun dalam kekurangannya saat ini, dia
masih terus berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi keluarga dan dirinya, meskipun
terhalang oleh keterbatasan pada dirinya sekarang. Dengan keyakinan untuk berjuang dari
penyakit tersebut, alhasil Dian pun tampak memulih dari keadaan yang sebelumnya
menjelang bulan ke sepuluh.
Melihat usaha dan perjuangan dari seorang Dian Suhardja, memberikan pelajaran bagi
kita untuk lebih menghargai hidup kita yang tidak lain adalah anugerah dari yang di atas.
Oleh sebab itu, kenali lah kolesterol anda sejak dini. Semakin baik pola dan kualitas makanan
Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan Anda
secara keseluruhan. (Dewi)
23
(Hard News)
31 January 2009, Jakarta – Health Care Organization (HCO) this company cares about health
problems specially cholesterol they are focusing this in Indonesia they will have a Campaign
against cholesterol and the theme is “Kenali Kolesterol dalam Dirimu“ (Introduce Cholesterol
inside of you).
The Program that Health Care Organization will do “Kenali Kolesterol dalam
Dirimu“they will do this campaign for 2 years. They will start the campaign in Jawa province
and give informations for the society Class A B C+
Department of kesehatan (Depkes) RI will support this program and they hope that
this campaign will reduce 30% from 70% victims of cholesterol. (Duane)
24
(Hard News)
Jkt-30/12 (Kompas) – berlokasi di Hotel Mulia, Senayan pada tanggal 30 januari 2010
Health Care Organization atau HCO mengadakan konfrerensi press tentang kampanye
pencegahan kolestrol.
Dari sumber yang di dapat mengatakan jumlah kematian akibat penyakit yang
disebabkan oleh kolestrol semakin meningkat dari tahun ke tahun sebanyak 60 persen. Hal ini
merupakan alasan utama yang membuat HCO mengadakan kampanye selama dua tahun
kedepan. Kampanye yang diadakan, berikut seminar serta talksow tentang pencegahan
kolestrol sedari dini serta ada pula blog untuk memperbaharui kegiatan HCO. Aksi ini di
dukung penuh oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (Nerissa)
25
(Soft News)
Hati – hati kolesterol! Masyarakat kita sering kali salah tafsir mengenai kolesterol.
Kita justru berpandang bahwa kolesterol itu merupakan suatu penyakit yang perlu
dihilangkan dalam tubuh kita. Padahal kolesterol perlu dibutuhkan dalam tubuh kita.
Kolesterol merupakan salah satu molekul biologis yang berperan penting dalam
kehidupan kita. Senyawa lemak kompleks ini memiliki beberapa fungsi vital, seperti
membuat hormon seks, mengkordinasikan sistem adrenalin serta membentuk dinding sel.
Oleh sebab itulah tubuh kita membutuhkannya. Kolesterol secara terus-menerus dibentuk
atau disintesis di dalam hati (liver). 70% kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis dari
dalam hati, sedangkan sisanya 30% merupakan sumbangan asupan makanan. Selama jumlah
kolesterol, masih bertaraf sesuai, hasil sintesis maupun yang bersumber dari makanan masih
seimbang dengan tingkat kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat. Namun melihat
perkembangan pola hidup masyarakat yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan
berlemak, maka tingkat asupan kolesterol menjadi lebih tinggi dari tingkat kebutuhannya.
Asupan makanan dengan kandungan kolesterol tinggi (biasanya masakan yang digoreng
dengan minyak yang telah jenuh, seperti gorengan) yang berlangsung secara terus – menerus,
berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan kolesterol
(hiperkolesterolemia) inilah yang menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan, misalnya
obesitas.
Hal yang perlu untuk diketahui pengobatan hiperkolesterol harus dilakukan dengan
ketat dan teratur dalam waktu relatif lama. Terlebih bagi pasien hiperkolesterol faktor
keturunan, kemungkinan dalam menkonsumsi obat dapat seumur hidup. Terlebih lagi bila
penderita tidak mengubah gaya hidupnya. (Nerissa)
26
(Hard News)
Kata-kata “Kenali Kolesterol dalam Dirimu” ini juga merupakan tema dari kampanye
yang akan dilakukannya selama 2 tahun ke depan. Turut hadir dalam jumpa pers ini, Nerissa
Arviana,Msi, yang merupakan Humas Depkes RI; Dr. Hengky Tejawijaya, Ahli Penyakit
Dalam RSP Pertamina; serta Dr. Dewi Marlina, Ahli Gizi RS. Jakarta untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut tentang bahayanya penyakit ini. Adapun tujuan dari dilakukannya
kampanye ini adalah untuk mencapai target menurunkan tingkat penderita kolesterol
sebanyak 30% dari 70% orang yang menderita penyakit ini.
27
(Background Artikel)
Tingkat penderita kolesterol di Indonesia memang sudah sampai pada tingkat yang
sangat memprihatinkan. Berdasarkan data yang didapat oleh HCO (Health Care
Organization), saat ini sudah terdapat 70% persen penduduk Indonesia yang menderita
penyakit akibat kolesterol. Ini juga menandakan bahwa sekitar 70 % penduduk Indonesia
berpotensi untuk menderita penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kolesterol seperti
penyakit stroke maupun jantung. Seperti yang didapatkan dari data survei tahun 2004,
penyakit yang mematikan setelah jantung dan kanker di Indonesia adalah stroke. Tidak dapat
dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah
kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia.
Berdasarkan fakta-fakta inilah, maka HCO sebagai salah satu organisasi yang peduli
terhadap kesehatan di Indonesia hendak mengadakan kampanye dengan tema “Kenali
Kolesterol dalam Dirimu”. Untuk memperkenalkan programnya ini, HCO (Health Care
Organization) telah mengadakan jumpa pers untuk membahas semua program yang akan
dilakukan untuk mendukung kesuksesan dari kampanyenya. Kampanye yang didukung penuh
oleh Depkes (Departemen Kesehatan) RI ini akan menggalakan kampanyenya selama 2 tahun
ke depan untuk mencapai target yang diharapkan. Dari tahun 2011-2012 diharapkan program
ini akan menurunkan tingkat penderita kolesterol di Indonesia sebanyak 30% dari total 70%
penderita kolesterol di seluruh Indonesia.
28
Setengah penderita di pulau Jawa.
Berdasarkan fakta yang didapatkan oleh HCO, 35% penderita kolesterol ada di pulau
Jawa. Ini berarti setengah dari total penderita kolesterol di Indonesia terdapat di Pulau Jawa.
HCO juga sudah menargetkan kriteria penderita yang akan difokuskan dalam kampanyenya.
Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang umurnya berkisar antara 21 – 50 tahun, terdapat
dalam kelas social A, B, dan C, memiliki status single maupun married, dan juga memiliki
gaya hidup suka makan dan aktif. Dalam segi pekerjaan HCO juga memfokuskan pada
penderita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga.
Selain itu, kampanye ini juga dilakukan berdasarkan kenyataan dimana manusia tak
pernah lepas dari keinginan untuk menkonsumsi kuning telur, daging sapi, daging kambing,
dan udang yang dipastikan dapat memicu kenaikan kadar kolesterol dalam darah seseorang.
Sehingga dengan menyantap hidangan yang mengandung protein hewani tersebut secara
berlebihan akan berdampak pada timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung,
hipertensi dan stroke.
29