Guide Book Bedah
Guide Book Bedah
Guide Book
BEDAH FK UNSRI
My Book :
Wxw|vtxw y {x ax Zxxt|
Penyusun
G- Ev
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
ISBN NO : 04-0131-000-33
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Kenang-kenangan kecil
Untuk teman-teman yang terbaik,
Koas FK UNSRI
Pengetahuan dan kemampuan tak pernah sempurna.
Keterampilan dan rasa percaya diri dibangun melalui pengalaman
yang penuh keraguan maupun yang memalukan.
Ibarat pemain tenis atau pengendara mobil, orang harus berlatih sampai terampil.
Tetapi, ada yang berbeda di kedokteran: orang berlatih dengan manusia!
(Atul Gawande)
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Luka
Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya hubungan anatomi
normal suatu jaringan.
Jenis Luka
Luka tertutup (closed wound)
a. Luka memar (vulnus contusum)
b. Vulnus traumaticum
: reaksi radang
: dolor, rubor, kalor, tumor
: regenerasi/fibroplasia
: jaringan granulasi
: pematangan dan perupaan
: jaringan parut/ fibrosis
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Regio
Regio frontalis
Regio parietalis
Regio temporal
Regio oksipital
Regio auricular
Regio orbita
Regio nasal
Regio zygomatica
Regio maxilla
Regio oral
Regio mandibula
Regio colli anterior
Regio nuchae
Regio shoulder joint
Regio thorax
Regio abdomen
Regio pelvis
Flank area :
- atas
= arcus costae
- bawah
= SIAS
- belakang = linea axillaries posterior
- depan
= linea axilaris anterior
STATUS BEDAH
DOKTER JAGA :
TGL :
KO ASS JAGA :
PKL :
Regio lumbal
Regio glutea
Ektremitas atas :
Regio brachii, Regio cubiti/elbow joint, Regio antebrachii, wrist joint,
Regio manus
Ekstremitas bawah :
Regio femur, Regio genu, Regio poplitea, Regio cruris, Regio ankle
joint, Regio pedis
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Rontgen :
PENGOBATAN/TINDAKAN:
LABORATORIUM/PEMERIKSAAN LAIN
DIAGNOSA KERJA :
_______________
NAMA TERANG
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Status Trauma
Nyanyian
Konsul Anestesi
Kepada Yth.
TS bagian Anestesi
Dengan hormat,
Mohon konsul evaluasi dan toleransi obat-obatan anestesi atas
pasien (nama)/ (umur)/ (jenis kelamin) dengan D/
Atas bantuan dan kerjasamanya, BTK.
Hormat kami
(
Laporan operasi :
1.
Operasi dimulai pada pukul
2.
Penderita dalam posisi dan dalam keadaan narkose umum
3.
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi
dan sekitarnya dengan povidone iodine 10%
4.
Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril
atas ke
Tiap memasukkan obat harus ditulis pada list control. Jika triple drug berarti :
Metronidazol, cefotaxime dan gentamisin.
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
KUMPULAN STATUS
C
D
: TD
= 130/80 mmHg
N
= 90 x/menit
: GCS E3M6V4 = 13, pupil isokor, RC +/+
Survey sekunder :
Regio frontoparietal
I
: tampak luka robek ukuran 4 cm, hematom 7 cm, deformitas (+).
Radiologi :
- CT Scan kepala
- Rontgen cervical lateral
- Rontgen cranium AP/Lateral
Penatalaksanaan : O2 dengan face mask, IVFD, AB, AG, ATS.
3. Fraktur
KU
: nyeri dan sulit menggerakkan tungkai kanan
RPP : 3 jam SMRS motor yang dikendarai penderita bertabrakan
dengan mobil dari arah berlawanan, penderita terjatuh dengan tungkai kanan
terhempas di aspal.
Survey primer :
A
: baik
B
: RR
= 22 x/menit
C
: TD
= 90/60 mmHg
N
= 134 x/menit
(segera lakukan resusitasi dengan 2 i.v line dan catheter urethrae)
KU
: penurunan kesadaran setelah KLL
RPP : 2 jam SMRS penderita terjatuh dari pohon rambutan dengan
ketinggian 4 meter dengan kepala penderita membentur benda keras. KK (-),
muntah (-), perdarahan THT (-).
Survey sekunder :
Regio femur dextra
I
: tampak luka robek ukuran 3 cm, hematom 4 cm, deformitas (+).
P
: NVD baik, ROM aktif pasif terbatas
Survey primer :
A
: baik
B
: RR
= 24 x/menit
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Radiologi :
- Rontgen pelvis : fraktur dan dislokasi (-)
- Rontgen femur dx AP/Lat: # femur 1/3 tengah comminutive + # condylus
medialis
Diagnosis :
Fraktur femur 1/3 tengah dextra comminutive tertutup (3.2.C3) + Fraktur
condylus medialis femur dextra (3.3.B1) + fraktur patella dextra
comminutive
Penatalaksanaan : IVFD, AB, AG, ATS, debridement, imobilisasi fraktur
dengan back slab.
4. Luka tusuk
KU
: luka tusuk di dada kiri
RPP : 2 jam SMRS penderita ditusuk di dada kiri oleh seseorang, sesak
nafas (+).
Survey primer :
A
: baik
B
: RR
= 30 x/menit
C
: TD
= 110/70 mmHg
N
= 100 x/menit
Survey sekunder :
Regio thorax
I: tampak luka tusuk ukuran 1 cm pada linea axillaris sinistra setinggi ICS IV
P: hipersonor pada hemithorax sinistra
A: vesikular menurun pada hemithorax sinistra
Radiologi :
Ro thorax AP
Penatalaksanaan : O2, IVFD, AB, AG, ATS, pasang chest tube (darah 400
cc, air bubble +, undulasi + )
5. Luka bakar
KU
: luka bakar air panas
RPP : 6 jam SMRS penderita terjatuh ke dalam panci yang berisi air
panas.
Survey primer :
A
: baik
B
: RR
= 32 x/menit
C
:N
= 102 x/menit
Survey sekunder :
Luka bakar grade II pada kepala
Luka bakar thorax abdomen grade II
Luka bakar pinggang grade II
Luka bakar grade II bokong kanan kiri
Luka bakar ekstr. atas ka/ki grade II
Luka bakar ekstr. bawah ka/ki grade II
TOTAL
1%
18%
13%
1%
18%
13%
54%
Laboratorium :
Hb
: 12,6 gr%
Ht
: 41 vol%
Diagnosa : Luka bakar (air panas) grade II 54 %
Penatalaksanaan : IVFD, AB, AG, ATS, catether urethra
: hemopneumothorax sinistra
Laboratorium :
Hb
: 12 gr%
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Status Lokalis
R Abdomen
I
= Datar
P
= lemas, NT + kuadran ka bwh (punctum Proximum)
P
= Tympani
A
= BU + N
Lab = Leu
Vital sign :
RR
= 24 x/menit
TD
= 130/80 mmHg
N
= 90 x/menit
T
= 37,9 oC
D/ : Appendisitis akut
P: - Perbaiki KU
- Psg NGT
- Lab (Leu, Leo)
- AB
Status lokalis :
Regio abdomen
I
: datar, simetris
P
: NT (+) pada titik McBurney
P
: timpani
A
: BU (+) N
Periappendikular infiltrat
- Nyeri seluruh perut
- Teraba massa di ttk Mc Burney
Appendisitis sdh dibungkus omentum
KU
RPP
Laboratorium :
Hb
: 14,8 gr %
Leu
: 18.800/ mm3
Penatalaksanaan : IVFD, AB, appendectomy
KU
= nyeri perut kanan bawah
RPP = 2hr SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah.
Demam+, muntah +
Status Generalis
TD = 120/70
N = 81x
RR = 20
T = 37.8 oC
Tanya
1.
2.
3.
4.
Dimana
Brp lama
Muntah /tdk
Demam, mencret
5. Sudah berobat blum? IF get
Rujuk
Darah Rutin
- Hb
- LED
- Leu
- DC
- Thrombo
- CT
- RT
i
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
Kimia klinik
- SGOT
- SGPT
- Na, K
- Ureum
- Kreatinum
Laboratorium
Leukosit
Ureum
Creatinin
KU
= perut kembung
RPP
= 3hr SMRS penderita mengeluh perut kembung, mutah + ,BAB , flatus - , kembung dulu baru muntah
: 15.900/ mm3
: 171 mg/dL
: 4,3 mg/dL
2. Ileus obstruktif
KU
: nyeri perut
RPP : 3 hari SMRS penderita mengeluh nyeri perut dan kembung ,
muntah (+), BAB (-).
Vital sign :
TD
= 120/80 mmHg
N
= 88 x/menit
RR
= 20 x/menit
T
= 36,7 oC
Status lokalis :
Regio abdomen
I
: cembung
P
: lemas, NT (+)
P
: timpani
A
: BU (+) meningkat.
RT
: ampula kollaps, tidak teraba massa
Radiologi
:
Rontgen abdomen 3 posisi :
- distensi usus (+)
- air fluid level (+)
- free air (+)
R : Abdomen
I = Cembung
P = lemas, defans
P = Tympani
A = BU +
Jika Ileus letak rendah = kembung dulu baru muntah
Jika Ileus letak tinggi = kembung nny di bag atas
Ileus Otrukif peritonitis
Pemeriksaan Penunjang
Ro BNO 3 Posisi
Ileus Obstruktif
- air fluid level = udara keluar dr colon & lambung krn..
Peritonitis
- free air ( udara di luar usus )
Ad Pd Ro lihat di sebelah ka bwh diafragma krn di kiri bisa tertipu dengan
lambung free air adalah tanda perforasi
- air fluid level
Syarat BNO (3 posisi) :
- supine
- LLD
- Half duduk
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
3. Hernia
HIR
= Bisa masuk
KU
= Benjolan kantong kemaluan kanan
RPP = 2thn SMRS pendeita mengeluh muncul benjolan sebesar di
kantong kemaluan kanan yg dapat masuk kembali. + 4 hr SMRS benjolan tdk
dpt masuk kembali. BAB - , flatus - , muntah +
HIR
Status Generalis
TD = 110/70
N = 72
RR = 19
T = 36.8 oC
Sdh ada
ggn
pasase
usus
HII
HIS
Peritonitis
Status Lokalis
R/ Abdomen
I
= Tampak cembung
P
= NT - , defans maskular
P
= Tympani
A
= BU
R/ scrotalis
I
= Tampak berjalan sebesar telur bebek, batas atas tdk tegas
A
= BU
Tes valsavah :
Pasien disuruh mengedan , dilihat apakah benjolan keluar ( pd Hireponibel)
Finger tip test :
Untuk tahu hernia iguinalis lateral atau medial . Masuk lewat bawah skrotum
(telunjuk), jika terasa ada lobang di ujung jari = lateral /indirek, lateral jari =
medial/direk
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
10
Catatan Pena :
Yang diperiksa pada RT :
1. TSA
2. Ampula (kosong/feses)
3. Mukosa (licin/tidak)
4. Prostat = terfixir/tdk (pd trauma) massa (susp.GPH)
5. Adakah darah,lendir
6. Apakah teraba massa ( CA Rekti)
Cara memasang NGT :
1. Ukur panjang dari glabela-umbilikus
2. jelly ke NGT 18 (8/10 untuk anak)
3. posisi kita kranial pasien, suruh pasien menelan
4. kalo gak keluar cairan, cara ngecek dg semprot udara pake spait, cek
di lambung dgn stetoskop
Cara memasang Kateter :
1. Antiseptik
2. Pegang penis seperti pegang gelas
3. Semprot jelly ,cewek dikit aja
4. Arahkan penis ke kranial,masukan dan suruh tarik napas sat di
daerah ulbo membranacea krn ada tahanan, tarik napas agar
sprinkter uretra ektema terbuka
5. Balon = 5-15 ml (lihat angka di kateter)
6. Fixasi dg penis ke kranial agar tdk terjadi penekanan uretra pada
bagian penoskrotal yang bisa sebabkan nekrosis strinktur uretra
fistel uretra
Abses
Cara insisi
1. Aseptik Antiseptik
2. Anestesi ( bisa chlor etil bisa infiltrasi )
3. Insisi
4. Keluarkan pus
5. Pasang drain
6. tutup luka dg perban(tdk dijahit)
7. AB
Fistel Perianal
- Bisul dekat anus yang tak sembuh
- Terapi hanya operasi
- Jangan lupa AB
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
11
Visum
Ingat!!
Tulis saja apa yang terlihat Just Inspeksi!!
KU = Minta visum
RPP= + 3 jam SMRS penderita mengaku dipukul oleh temannya/ ditusuk
oleh temannya
Survey primer
A= Baik
B= RR = 20x/m
C=TD= 110/70 N= 72x
Survey sekunder
Regio parietal dextra
I
: tampak hematoma 2 cm
5. Sel Langerhans
6. Gl. Sebacea
7. Rambut
8. muskulus afektor pili
9. Badan Pacin
Subkutis
Arteri
Vena
Limfa
Asal
Kelainan
Epidermis
jinak : - papiloma
- veruka
- keratosis seboroik
- keratoakan toma
Ganas : - squamous sel ca (planocelular) (a)
- basal cell ca ( 4. roden +
News piginentesus
Melanoma malignum
granuoma piogenik
Histiositoma
Keloid
Ca sekunder
kista epidermal
kista sebasea
Kista sebasea dermoid
Lipoma/ liposarkoma
hemangiona
Regio maxilarris
I
: tampak luka lecet ukuran 3 cm
Regio nasal
I
: darah (+)
Melanusit
Dermis
Kulit
Epidermis
1. Stratum korneum
1. Stratum Lucidium
2. Stratum granulosum
3. Sratum spinosum
4. Stratum basal
Dermis
1. Pars papilare
2. Pars retikulare
3. Melanosit
4. Badan Meissner
Appendiks
Kulit
Hipodermis
Pmblh darah
12
Predileksi
Predileksi:
Kepala, wajah,telinga,leher,punggung, telapak
kaki,skortum,vulva
DD/
: Lipoma
Kista dermoid
Kista epidermoit
Limfadentis
Xanthoma
TH/
: Ekstirpasi ( hrs terangkat bersin + kapsul bpy tak residif)
Kista Dermoid
Kelainan bawaan di daerah fusi embrional kulit krn kesalahan pene,patan
ektoderm embryonal sepanjang garis fusi pd lap embryonal lain
PF
: bulat
Kenyal
Bisa mengandung unsur appendik kulit spt kulit
Bebas dr kulit di atasnya
PF
TH/
: telapak kaki
Telapak tangan
Kulit kepala
: Bulat
Maks sebesar kelereng
Kenyal
Permukaan rata
NT (+)
: ekstirpasi
Ganglion
Kista berisi cairan bening kental dg dinding tipis yg berasal dari tonjolan
selaput sinovia atau sarung tendo . tidak ada hub dengan saraf
Predireksi
PF
: sekitar sendi
Pergelangan tangan
Pergelangan kaki
Glng lutut
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
13
Lipoma
Veruka
- vulgans (kutil)
TH/
PF
: - mobil
- Dpt digerakkan dr dasar
- Ad cekungan ( dimpling ) krn tarikan jaringan fibrotrabekula shg
kulit di atas spt
kulit jeruk
- tanpa nyeri (kena saraf nyeri)
Predireksi
: jar subkutan :
- bahu - bokong
- punggung
- lengan atas
Rongga viseral :
- Mesentenum
- Ruang retroperitoneum
: ekstirpasi
TH/
Fibroma:
TH/
dermatofibroma
adenofibroma
neurofibroma
: eksisi utk lesi permukaan
Ekstirpasi utk lesi dalam
: - keratolitik ex collomax
- elektrodesikasi / elektrokauler
- nitrogen cair
- CO2 cair
- jgn eksisi krn jd jln masuk virus
- Plantaris
Di telapak kaki ,daerah metatorsal dan tumit
DD : kalus
P/ : vulgans & boleh dieksisi
Klavus
Kalus lokal di plantor pedis / jar kaki yg tumbuh ke dlm
Dasar : permukaan
Pucak : ke dlm kulit
Kalus : hiperkeratosis setempat yg umumnya berbentuk bundar krn gesekan
kronik
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
14
= hipertensi
= shock
= tekanan intra kranial
= herniasi tentorial cerebri
:
epidural hematoma
subdural hematoma
subarachnoid bleeding
intracereblal hematome
difusa internal
contusio cerebri
edema cerebri
Indikasi operasi :
- jika terbukti fraktur depresif
- luka tembak tembus
- EDH, SDH, LCH
Harus dikeluarkan dengan indikasi :
o
letak perifer
o
besar midline > 2 mmk, ventrikel sempit
o
penyempitan cysterna
o
GCS menurun 2 point
- LCS keluar dari telinga dan hidung
- Kerusakan sinus cranium
Terapi konservatif :
1. decompresi tekanan intrakranial
a. hiperventilasi O2
b. tidur dengan kepala lebih tinggi
c. medikamentosa : manitol, gliserol, furosemid
2. Obat suportif
a. Analgetik
b. Sedatif
c. Neurotropik
d. Bisolvon
e. Ulsikur
f. Antibiotik
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
15
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
16
Catatan Orthopedi
(mohon maaf jika terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam proses pencatatan)
Colles fracture :
Fraktur dari radius dengan jarak 2,5 cm dari sendi, dengan karakteristik
deformitas jika displaced. Banyak terjadi pada midled aged dan elderly
women karena adanya osteoporosis.
Dalam ruangan tersebut ada otot, darah dan nervus. Jika diberi tekanan pada
ruang tertutup maka dapat terjadi bendungan sehingga aliran darah menjadi
tidak lancar lalu menjadi iskemik dan akan menimbulkan :
- pain : nyeri yang gradual
- pucat : pale
- parestesi
- paralisis
- pulseless
sehingga terjadilah nekrosis jaringan.
Rheumatoid Arthritis
Diberi obat penekan system imun (kortikosteroid), kemoterapi (MTX).
Osteoarthritis tidak ada obatnya, hanya dengan NSAID dan dilakukan
mobilisasi pada sendi.
Awalnya berbeda, pada RA sendi dianggap sebagai antigen.
Hasil akhirnya sama, tindakan akhir sama = ganti sendi.
menetap
gejala tidak khas
sering pada usia > 50 tahun
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
17
Imobilisasi femur
Operatif
Konsevatif femur
: konservatif/ nonoperatif
: ORIF
: Imobilisasi pemasangan traksi
Fiksasi
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
18
Teknik :
Operasi intramedular nail
tidak menggunakan plate/band
Pada tibia yang diperlukan adalah entry point (tempat masuknya nail),
yaitu patella pada ligamentum patella.
Ambil foto lateral :
Tulang utama pada cruris = tibia, yang harus diselamatkan.
Pavenue teknik teknik perancis (fibula masih bisa dipertahankan).
Pavenue wound graft yang boleh terbuka.
Osteomyelitis
Tampak osteolitik changes pada Radiologi
Pada bayi dapat terjadi osteomielitis akut.
DD Ewing Sarcoma, tandanya : Conio skin, bukan malignancy.
Lebih menjurus pada osteomielitis karena : ada destruksi, involucrum,
gambaran multiple osteolitik (focus-focus).
Osteomielitis bemula di metafisis femur proximal lalu turun ke distal.
Rencana pemeriksaan di FNAB dan kultur sensitivitas.
Distal femur tidak pernah ditraksi.
Fraktur cruris tibia
Konservatif long leg cast : tapi akan terjadi delay union, agar cepat
terjadi union maka lakukan osteotomi fibula dengan cara : jangan 1 level
dengan fraktur (misal 1/3 proximal, 1/3 tengah. Pada 1/3 distal berbahay
karena ada tibiofibular distal joint).
Fraktur pada anak cepat terjadi kalus, jadi fraktur tibia bisa konservatif.
Indikasi untuk internal fiksasi agar reposisi bisa seanatomi mungkin,
traksi tidak bisa mengkoreksi varus.
Angulasi yang < 15o masih bisa dikoreksi oleh tubuh, pada cruris yang
terpenting adalah alignment, untuk melihat align ment harus melihat axis.
Insisi posterior kelemahannya adalah waktu fleksi dapat terbuka. Jika
fleksi ekstensi tepat di garis tengah bisa menganggu. Jadi lebih baik
mediolateral.
Remodelling pada anak sangat bagus, yang dikhawatirkan adalah
gangguan pada growth plate/ physis.
X-Ray harus dibandingkan kiri dan kana (sehat dan sakit).
Refleks bulbocavernosus : scrath scrotum maka akan terjadi kompresi.
Diperlukan stres foto untuk melihat foto tersembunyi. Stres view =
berikan stres agar garis fraktur terlihat.
KU nyeri dan sulit menggerakkan lengan/tungkai untuk mengetahui
kelainan berasal dari tulang atau otot.
Tanyakan trauma yang menyertai : direct impact atau indirect impact.
Lakukan anamnesa setelah survey sekunder.
Komplikasi: fraktur terbuka grade II dengan terjatuh di aspal, rumput,
kolam renang berbeda penanganannya.
Pada grade III tidak lagi dibicarakan lukanya berapa cm, tapi yang
dibicarakan adalah kontaminasinya.
Kontaminasi berat misalnya pada rumput dilakukan debridemang
extrafiksasi.
Pada supracondylar shaftnya tipis sekali sehingga jika trauma sering
terjadi fraktur.
Yang paling sering cidera adalah n.radialis, n.medianus, a.brachial (klinis
pucat, pulsasi tak terba/ NVD = Neuro Vaskular Distal).
n.radialis cidera dapat terjadi drop hand : cek dengan cara disuruh
ekstensi ibu jari/ pergelangan tangan).
Komplikasi terbanyak :
Kompartemen sindrom, terjadi malunion, infeksi (fraktur terbuka),
kontraktur, decubitus fat emboli.
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
19
Buang 100 cc D5
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
20
Thorax
FORMAT KASUS
I.
II.
IDENTIFIKASI
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Agama
Bangsa
Pekerjaan
MRS
Inspeksi
:
:
:
:
:
:
:
:
ANAMNESIS (alloanamnesis) :
Keluhan Utama :
Riwayat Perjalanan Penyakit :
IV.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Kesadaran
Compos Mentis
RR
Nadi
Suhu
Keadaan gizi
Kepala
Kulit
KGB
Leher
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (
200X) :
Pemeriksaan Radiologi :
V.
DIAGNOSIS
VI.
PENATALAKSANAAN
VII.
PROGNOSIS
VIII.
:
:
:
:
: cukup
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
21
Bedah Minor
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
22
28. DD/ tumor kulit : kista atherom, lipoma, kista dermoid, kista
epidermoid, hematoma, limfadenitis, xanthoma
29. Teknis bedah atherom :
a. Tindakan aseptik/ antiseptik di daerah tumor kulit dan sekitarnya
dengan yodium 3% dan alkohol 70% (untuk daerah muka, daerah
dibuang
25. Efek samping anestesi lokal : CNS gelisah, tremor, kejang; terapi
dengan O2, thiopental 50 mg (1 amp) dalam 500 cc D5%. CV
penyebaran merata
c. Insisi dengan scalpel sejajar garis langer (kulit) sejajar garis kulit
antihistamin, O2.
26. Apa yang harus kita perhatikan sebelum kita melakukan ekstirpasi
i.
ii.
Puncta pada atherom bisa tidak ada (ada tapi tidak jelas)
iii.
iv.
f.
hitam pada puncta tersebut merupakan warna dari akar rambut yang
a. Lidokai 2% dosis maksimal 500 mg, onset 5-10 menit, durasi 1-2
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
23
ATHEROMA
Definisi : obstruksi/ sumbatan pada leher duktus gland sebacea sehingga
terjadi penimbunan sekret sebum yang diikuti deskuamasi sel-sel dan
cornified detritus yang mengandung kristal-kristal kolesterol
Khas : puncta (+)
Merupakan sumbatan duktus gland sebasea
Sinonim : kista sebasea, kista retensi, steatom
Lokasi : daerah yang mengandung kelenjar sebasea kecuali telapak
tangan dan kaki
Dasar dignosa :
Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca
24