Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laring langsung
2. Biopsi
3. Pemeriksaan patologi anatomi.
Terapi
-
Ekstirpasi papiloma dengan bedah mikro atau dengan sinar laser. Oleh karena sering tumbuh
lagi, maka tindakan ini diulangi berkali-kali. Kadang-kadang dalam seminggu sudah tampak
papiloma yang tumbuh lagi.
Terapi terhadap penyebabnya belum memuaskan, karena sampai sekarang etiologinya belum
diketahui dengan pasti.
Untuk terapinya diberikan juga vaksin daari massa tumor, obat anti virus, hormon, kalsium,
atau ID methionin (essential aminoacid).
Tidak dianjurkan memberikan radioterapi oleh karena papiloma dapat berubah menjadi ganas.
Sekarang tersangka penyebabnya ialah virus, tetapi pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron
inclusion body tidak ditemukan.
B. TUMOR GANAS LARING
Keganasan di laring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulangannya mencakup berbagai segi.
Penatalaksanaan keganasan di laring tanpa memperhatikan bidang rehabilitasi belumlah lengkap.
Etiologi
Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan| pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa
perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap
karsinoma laring.
menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar
radioaktif.
Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang
ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan resiko untuk mendapatkan karsinoma
laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis dini dan
pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih terisolasi dan dapat diangkat
secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan
memperhatikan fungsi respirasi, fonasi serta fungsi sfingter laring.
Klasifikasi letak tumor
Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai daari tepi atas epislotis sampai batas
bawah glotis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring.
Tumor glotik mengenaai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah tepi
bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsik pita suara. Batas superior
adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai 1 aatau ke dua pitaaa suara,
dapat meluas ke sub glotik sejauh 10 mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior
ataau prossesus vokalis kartilago aritenoid.
Tumor sub glotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli sampai
batas inferior krikoid.
Tumor ganas transglotik adalah tumor yang menyebrangi ventrikel mengenai pita suara
asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik lebih dari 10 mm.
Gejala
1. Serak
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini tumor pita suara.
Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada sangaat dipengaruhi
oleh besar celah glotik, besar pita suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suaara.
Pada tumor ganas laring, pita suara gagal befungsi secara baik disebabkan oleh ketidak
teraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi
dan ligamen rikoaritenoid, dan kadang-kadang menyerang syaraf. Adanya tumor di pita suara
akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebabkan
kualitas suara menjadi kasar, mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa.
Kadang-kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.
Hubungan antara serak dengan tumor laring tergantung letak tumor. Apabila tumor tumbuh
pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan mnetap. Apabila tumor tumbuh di
daerah ventrikel laring, di bagian bawah plika ventrikularis atau di batas inferior pita suara
serak akan timbul kemudian. Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan
gjala akhir atau tidak timbul sama sekali. Pada kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan
subjektif seperti perasaan tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor
memperlihatkan keadaan tumor pada tulang rawan tiroid adan daerah pre-epiglotis serta
metastasis kelenjar getah beningleher.
Diagnosis paasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologik anatomik dari bahan biopsi laring, dan
biopsi jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher. Hasil atologi anatomik yang
terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.
Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih baik).
T2
Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daaerah supra glotis dan glotis masih bisa
bergerak (tidak terfiksir).
T3
Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid bagian
belakang, dinding medial daari sinus piriformis, dan arah ke rongga pre epiglotis.
T4
Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak pada leher
atau sudah merusak tulang rawan tiroid.
GLOTIS
Tis Karsinoma insitu.
T1
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
T2
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility).
T3
T4
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.
SUBGLOTIS
Tis karsinoma insitu
T1
T2
Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.
T3
T4
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan keluar laring atau
kedua-duanya.
N0
N1
Secara klinis teraba satu kelenjar limfa dengan ukuran diameter 3 cm homolateral.
N2
N2a
Satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter labih dari3 cm tapi tiak lebih daari 6 cm.
N2b
N2c
N3
Tidak terdapat/terdeteksi.
M0
M1
STAGING (STADIUM)
ST1T1
N0
M0
STIIT2
N0
M0
STIII
T3
N0
STIV
T4
N0/N1 M0
M0, T1/T2/T3 N1 M0
T1/T2/T3/T4
N2/N3
T1/T2?T3/T4
N1/N2/N3
M3
Penanggulangan
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan , maka ditentukan tindakan yang akan diambil
sebagai penenggulangannya.
Ada 3 cara penanggulangan yang lazim dilakukan, yakni pembedahan, radiasi, obat sitostatiska
ataupun kombinasi daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan radiasi, staium 2 dan 3
dikirim untuk dilakukan operasi, stadium 4 dilakukan operasi dengan rekontruksi, bila masih
memungkinkan atau dikirim untuk radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis ataupun parsial, tergantung lokasi dan penjalaran
tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila terdapat penjalaran ke kelenjar limfaa leher.
Di bagian THT RSCM tersering dilakukan laringektomi totalis, karena beberapa pertimbangan,
sedangkan laringektomi parsial jarang dilakukan, karena tehnik sulit umtuk menentukan batas
tumor.
Pemakaian sitostatiska belum memuaskan, biasanya jadwal pemberian sitostatiska tidak sampai
selesai karena keadaan umum memburuk, disamping harga obat yang relatif mahal sehingga tidak
terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat, bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang paling baik diantara
tumor-tumor daerah traktus aerodigestivus, bila dikelola dengan tepat, cepat dan radikal.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN :
I.
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama
dengan suara.
II. PENGKAJIAN FISIK DAN POLA FUNGSI
A. KARDIORESPIRASI
1. Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan
2. Respirasi : batuk, stridor, dyspneu, riwayat penyakit paru kronis, batuk dengan
atau tanpa sputum.
3. Sirkulasi
4. GCS
B. MAKAN-MINUM / NUTRISI
TB / BB, terdapat penurunan BB drastis.
Nafsu makan biasanya menurun bahkan mungkin tidak ada karena adanya nyeri
telan, kesukaran menelan, benjolan pada leher, kebersihan mulut buruk, inflamasi /
drainase oral.
III.
ELIMINASI
IV.
INTEGRITAS KULIT
V.
MELAKUKAN MOBILISASI
Kelamahan, kelelahan
VI.
VII.
KEBERSIHAN DIRI
Kemunduran kebersihan mulut
VIII.
NEUROSENSORIK
Diplopia, ketulian, kesemutan, parastesia otot wajah, ketulian konduksi, hemiparesis
wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular), parau menetap (gejala dominan dan
dini kanker laring intrinsik)
IX.
LINGKUNGAN SOSIAL
Terdapat riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan serbuk / kayu,
kimia toksik / serbuk, logam berat. Perasaan takut aka kehilangan suara, ansietas,
depresi, marah, menolak., kurang dukungan sistem keluarga, perubahan tinggi suara,
enggan untuk bicara,massalah tentang kemampuan berkomunikasi.
X.
EKONOMI
Berhubungan dengan biaya perawatan selama sakit.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laringoskopi langsung, lareingeal tomografi dan biopsi : Ada;ah indikator paling nyata.
Laringografi : Bapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan nodus
limfe.
Pemeriksaan fungsi paru, scan tulang atau scan organ lain :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tak efektif b/d gangguan kemampuan unutk bernafas,batuk dan menelan,
sekresi banyak dan kental d/d dyspneu, perubahan pada frekuensi/kedalaman pernafasan.
Hasil yang diharapkan : - Mempertahankan kepatenan jalan nafas
- Mengeluarkan / membersihkan sekret
Intervensi :
- Awasi frekuensi / kedalaman pernfasan, catat kemudagan bernafas, selidiki dyspneu.
- Tinggikan kepala 30-45 derajat.
- Dorong menelan bila klien mampu.
- Dorong batuk efektif dan dalam.
2. Perubahan membran mukosa oral b / d tak adanya masukkan oral, kebersihan oral buruk/ tak
adekuat, kesulitan menelan, defisit nutrisi d/d :
-
Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu
Membuat peningkatan berat badan progresif mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal.
Intervensi :
-
Anjurkan pada klien/keluarga untuk menyediakan makanan lunak sesuai kondisi klien.
Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, gula, fungsi hati, protein, elektrolit.