Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

SISTEM PENANGANAN BATUBARA, AIR DAN UAP

PLTU batubara adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan


batubara sebagai bahan bakar utamanya. Power Plant PT Pindo Deli II adalah
salah satu pembangkit yang menggunakan bahan bakar batubara dengan
kapasitas pembangkitan 50 MW. Untuk mencukupi kapasitas pembangkitan yang
cukup besar tersebut, dibutuhkan batubara dalam jumlah yang sangat banyak.
Oleh karenanya diperlukan suatu penanganan khusus terhadap bahan bakar
batubara tersebut yang dinamakan coal handling system (CHS).
CHS berfungsi untuk menangani proses aliran batubara mulai dari tempat
penyimpanan terbuka sebagai penyimpanan awal, sampai pengisian coal sillo
sebagai penampungan akhir sebelum batubara masuk kedalam ketel uap melalui
smart feeder. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut batubara di
PT. Pindo deli II adalah konveyor.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan sistem konveyor
diantaranya adalah :
1. Menurunkan biaya dan waktu pada saat memindahkan batubara
2. Meningkatkan efisiensi pemindahan material
3. Menghemat ruang
Sebagai sistem yang berfungsi untuk menyalurkan batubara, CHS
dilengkapi

dengan

sistem

manajemen

lingkungan

yang

baik.

Untuk

meminimalisasi polusi udara dari debu batubara, terdapat sistem penyiraman


batubara dengan media air tawar (sprayer) serta sistem penangkap debu
batubara (dust collector).
Agar batubara yang berasal dari coal yard tidak tercampur dengan
material yang tidak diinginkan terutama jenis logam, maka pada sistem
penyaluran batubara ini dilengkapi dengan sarana pemisah antara batubara
dengan logam yang tercampur pada batubara dengan sistem electromagnetic
separator.
76

Selain hal diatas, pada sistem penanganan batubara juga dilengkapi


sarana untuk pengambilan sampel batubara untuk keperluan laboratorium untuk
mengetahui kualitas batubara yang akan dipakai.

IV.1. Coal Handling Area


Secara garis besar, Coal Handling Area di Power Plant PT Pindo Deli II
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Open yard, Coal yard, dan Crushing
area.

IV.1.1 Open yard


Open yard merupakan tempat penyimpanan awal batubara yang baru
datang dari supplier. Di tempat ini batubara dikelompokkan sesuai dengan
shipment atau berdasarkan waktu kedatangan batubara, dimana pada tiap
shipment, batubara memiliki spesifikasi yang berbeda. Pengelompokan ini
dimaksudkan

agar

batubara

tidak

tercampur,

sehingga

memudahkan

pemantauan kualitas batubara yang akan digunakan sebagai bahan bakar ketel
uap. Dikatakan open yard karena tempat pengumpulan batubara ini tidak
memiliki atap, atau terletak di ruang terbuka.

IV.1.2 Coal yard


Coal yard adalah tempat penyimpanan utama dari batubara. Batubara di
coal yard area juga dikelompokkan berdasarkan shipment agar tidak tercampur.
di tempat ini, batubara masih memiliki ukuran yang besar sampai dengan 15 cm,
jauh diatas standar ukuran batubara sebagai bahan bakar ketel uap sehingga
harus melaui proses crushing terlebih dahulu.

77

Gambar 4.1. Coal Yard milik PT. Pindo Deli II

IV.1.3 Crushing area


Tempat

ini

merupakan

tempat

terjadinya

proses

crushing

atau

penggerusan batubara dan seleksi batubara yang akan digunakan sebagai


bahan bakar ketel uap berdasarkan ukuran batubara. Power Plant PT Pindo Deli
II memiliki standar ukuran maksimal 8 mm, ukuran ini telah disesuaikan dengan
jenis ketel uap yang digunakan, yaitu jenis CFB dan jenis mesin penggerus yang
digunakan, yaitu hammer crusher.

78

IV.2. Komponen-Komponen Coal Handling System


Komponen-komponen yang terdapat pada coal handling system adalah
Bucket crane,Crawlwer Excavator, Hopper, Belt Conveyor, Screen, Magnetic
Separator, dan Spayer.

Bucket Crane
Bucket crane adalah alat berat yang berfungsi untuk membawa batubara
di coal yard dan menjatuhkan batubara di atas hopper.

Gambar 4.2. Sepasang Bucket Crane

Crawler Excavator
Merupakan alat berat yang berfungsi untuk aktifitas pengangkatan di coal
yard.

Crawler

excavator

merupakan

excavator

yang

berjalan

dengan

menggunakan roda kelabang / track shoe.

79

Gambar 4.3. Crawler Excavator

Hopper
Merupakan tempat penampungan batubara sebelum diarahkan ke
conveyor. Hopper dilengkapi dengan chute yang memudahkan batubara untuk
meluncur, sehingga tidak menggumpal maupun terjadi punyumbatan. Hopper
pada coal yard, dilengkapi dengan screen yang berfungsi untuk menyaring
batubara yang akan dibawa conveyor 1 menuju crushing area agar sesuai
dengan spesifikasi dan tidak memberatkan kerja crusher.

Belt conveyor (BC)


Belt

conveyor

pada

coal

handling

system

berfungsi

untuk

mentransmisikan batubara dari coal yard (intake hopper) sampai menuju coal
sillo.

80

Konstruksi dari belt ini berupa karet memanjang yang tidak terputus,
digulungkan diantara 2 buah pulley yang terletak pada ujung belt conveyor.
Konstruksi dari belt conveyor dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Konstruksi Belt Conveyor

Di Power Plant PT Pindo Deli II, terdapat empat konveyor yang berfungsi
untuk mentransmisikan batubara dari coal yard sampai menuju coal sillo (wadah
penampung batubara sebelum memasuki ketel uap).

Fungsi dari masing-masing konveyor adalah :


-

Konveyor 1
Konveyor ini terletak di bawah coal yard, berfungsi untuk
membawa batubara yang masuk melalui hopper yang berasal dari coal
yard menuju konveyor 2.
81

Konveyor 2
konveyor 2 berfungsi untuk meneruskan tugas konveyor 1 untuk
membawa batubara menuju crushing area.

Konveyor 3
Setelah melalui proses crushing, batubara yang masuk dalam
spesifikasi akan di bawa ke atas oleh konveyor 3 menuju konveyor 4

Konveyor 4
Konveyor ini di sebut juga sebagai konveyor pembagi, yang
bertugas untuk membagi dua jalur konveyor menuju empat sillo.

Screen
Screen merupakan alat penyaring batubara berupa jaring-jaring besi.
Screen pada coal handling area yang berada di atas hopper, berfungsi untuk
menyaring batubara sebelum dijatuhkan ke konveyor 1. Sedangkan untuk screen
yang berada setelah mesin penggerus berfungsi untuk menyaring batubara yang
berasal dari output mesin penggerus menuju konveyor 3.
Magnetic Separator
Magnetic separator berfungsi untuk memisahkan logam dari batubara.
Prinsip kerja magnetic separator ini berdasarkan induksi elektromagnetik, logam
besi yang terbawa pada aliran batubara akan ditarik oleh medan electromagnetik
lalu menempel pada magnetic separator.
Spayer
Sprayer berfungsi untuk menyemprot batubara yang berada di atas
konveyor untuk mengurangi debu yang berterbangan, supaya tidak menimbulkan
polusi udara.

82

IV.3. Aliran Batubara


Berikut adalah gambar aliran batubara di power plant PT Pindo Deli II
mulai dari open yard sampai furnace area tempat pembakaran batubara
berlangsung :

Gambar 4.5. Aliran Batubara di Power Plant PT Pindo Deli II


Aliran batubara dimulai dari open yard, tempat ini merupakan tempat
penyimpanan sementara batubara yang baru datang dari supplier. Batubara dari
open yard dipindahkan menuju coal yard sebagai tempat penyimpanan batubara
utama menggunakan alat berat pemindah material (loader atau dozer), dan
dikelompokkan sesuai dengan shipment-nya. Kemudian batubara dijatuhkan ke
konveyor 1 melewati hopper terlebih dahulu dengan menggunakan bucket crane.
Batubara masuk ke konveyor 1 melalui hopper yang dilengkapi dengan screen
untuk menyaring batubara sesuai dengan ukuran, yaitu maksimal 15cm. Aliran
batubara kemudian akan menuju crushing area dengan menggunakan konveyor
2. Di crushing area, batubara akan melalui dua proses, yaitu sreening dan
crushing.

83

Screening dimaksudkan untuk men-filter batubara yang boleh masuk ke


dalam crusher dan yang keluar dari mesin crusher untuk menuju conveyor 3.
Penyaringan dilakukan berdasarkan ukuran batubara.
Setelah melewati crushing area, dan telah memenuhi spesifikasi yang
diinginkan, batubara dibawa oleh konveyor 3 menuju konveyor 4 yang berfungsi
untuk membagi atau mengarahkan batubara menuju empat coal sillo, di mana
tiap dua coal sillo di peruntukkan untuk satu ketel uap. Coal sillo merupakan
tempat penyimpanan batubara sementara sebelum memasuki ketel uap. Dari
coal sillo, batubara kemudian memasuki belt scale area yang berfungsi untuk
memantau aliran massa batubara yang akan memasuki ketel uap, dari belt scale,
batubara masuk kedalam smart feeder yang akan mengatur jumlah masukan
batubara yang di butuhkan oleh ketel uap ke dalam furnace area, dimana
furnace area ini merupakan tempat terjadinya pembakaran batubara sekaligus
tempat terjadinya proses transfer energi.
Spesifikasi batubara yang dimiliki Power Plant PT. Pindo Deli II terdapat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Standar Batubara di Power Plant PT Pindo Deli II
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Inspection Characteristic

Unit

Total Moisture
Inherent Moisture
Ash Content
Volatile Matter
Fixed Carbon
Total Sulphur
Gross Calorific Value

% wt
% wt
% wt
% wt
% wt
% wt
kcal /

As Receive Basis
Max 33

Min 4400
(GCV)
kg
HGI
min 45
size, +50 mm
%
max 10
size, -2 mm
%
max 10
Others "special request"
Sumber : (operational data processing Power Plant)

Standard
As Dried Basis

Dry Basis

14
max 6
35 - 45
35 - 50
max 1
5700 - 6000

min 6000

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa power plant PT Pindo Deli II menggunakan


batubara jenis sub-bituminus sebagai bahan bakar utama. hal tersebut terlihat
pada standar kalori batubara yang dibutuhkan adalah 5700 6000 kcal/kg.
84

pemilihan batubara tersebut didasarkan pada jenis ketel uap yang dipakai, yaitu
jenis CFB (Circulating Fluidized Bed ) yang memiliki kelebihan dapat
menggunakan batubara dengan nilai kalori yang rendah. Faktor harga dan
ketersediaan bahan bakar dari supplier merupakan faktor penting yang menjadi
bahan pertimbangan untuk pemilihan jenis batubara. Hal ini disebabkan karena
power plant PT Pindo Deli merupakan power plant yang berkerja di bidang
industri, sehingga perhitungan untung rugi dari aspek ekonomi menjadi faktor
penting.

IV.4. Sistem Penanganan Air


Air merupakan bahan baku utama dari ketel uap yang akan dikonversikan
menjadi uap. Uap merupakan produk dari plant ini selain listrik yang akan
didistribusikan ke Papper Mills (PM) yang ada di kawasan PT. Pindo Deli 2.
Selain didistribusikan ke PM, uap ini juga dimanfaatkan sendiri sebagai
pembangkit listrik tenaga uap. Air yang digunakan sebagai bahan baku bukanlah
air biasa, melainkan air yang sudah menjalani proses pemurnian sehingga
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan untuk masuk ke ketel uap. Air yang
digunakan untuk bahan baku ketel uap biasa disebut demineralized water atau
air demin. Air demin atau demin water diproduksi oleh water treatment Plant.
Disebut demineralized water karena air tersebut sudah dihilangkan kandungan
mineralnya.
Di water treatment plant terjadi proses pembuatan air demin dari air
biasa atau fresh water, yang kemudian akan dicampur dengan air kondensat.
Terdapat dua jenis air kondensat yang digunakan, air kondensat yang berasal
dari output turbin, dan air kondensat yang berasal dari sisa pemakaian uap oleh
Papper Mills yang telah melalui proses pemurnian kondensat (condensate
polishing) terlebih dahulu. Air kondensat yang berasal dari keluaran turbin masih
dapat digunakan sebagai feed water karena spesifikasi dari air kondensat ini
hampir sama dengan spesifikasi air demin, sedangkan untuk air kondensat yang
berasal dari sisa pemakaian Papper Mills masih harus melalui proses polishing
terlebih dahulu karena selama pemakaian dan proses transmisi,

uap sudah

mengalami pencemaran.
85

Aliran air dalam proses yang terjadi di power plant PT. Pindo Deli II
terdapat pada Gambar 4.6.
Condensat
(dss)
Condensat
turbin

mixbed

degasifier
Reverse
Osmosis
Fresh
water

Sand-carbon
filter

Demin +
kondensat

deaerator

Furnace tube

Steam drum

Economizer

Blow down

Gambar 4.6. Aliran air di Power Plant PT Pindo Deli II


Berdasarkan Gambar 4.6, Ada dua sumber yang akan diggunakan
sebagai feed water ketel uap, yang pertama adalah air dari kondensat dan yang
kedua adalah air demin. Air kondesat berasal dari sisa pemakaian uap oleh PM
dan keluaran dari kondenser turbin yang kemudian ditampung pada condensate
tank yang berada di power plant. Sedangkan untuk demin water, proses
pembuatanya dilakukan di Water Treatment Plant. Pertama, fresh water disaring
menggunakan carbon dan pasir untuk memfilter air dari partikel-partikel yang
terbawa oleh air. Setelah melewati sand-carbon filter kemudian proses filtrasi
berlanjut

ke

reverse

osmosis,

dalam

proses

ini

air

akan

diturunkan

konduksifitasnya menjadi 10 dan dihilangkan ion-ion yang tidak diperlukan.


Setelah melewati RO filter kemudian air ditampung pada degasifier tank, pada

86

bagian ini air akan dihilangkan gas-gas yang terkandung dalam air seperti gas
O2, CO2, dan sebagainya. Setelah itu air tadi dilewatkan ke mixbed dimana pada
proses ini air akan dipisahkan dari ion-ion yang tidak berguna dan menggantinya
menjadi ion H+ dan ion OH- sehingga didapatkan air murni H2O.
Setelah melewati mixbed, maka jadilah air demin, kemudian ditampung
ke demin tank yang selanjutnya akan dicampur ke condensate tank bersama air
kondensat, yang kemudian dinamakan feed water. Tahap selanjutnya feed water
tadi akan dilewatkan ke deaerator untuk menghilangkan gas O2 dan CO2 yang
masih terkandung di dalam feed water. Kemudian feed water tadi dilewatkan ke
economizer untuk dipanaskan sampai suhu 1050 C. Kemudian dimasukkan ke
dalam water and steam drum sebelum dimasukkan ke furnace tube melalui down
comer. Pada furnace tube, feed water akan diubah fase menjadi saturated steam
dan uap akan kembali lagi menuju water and steam drum sebelum dialirkan
menuju bagian superheater. Untuk mengatur tekanan pada water and steam
drum terdapat saluran blow down, dimana air akan dibuang apabila tekanan
pada drum melebihi batas, dan juga menjaga level air untuk mencegah air
memasuki pipa uap jika level air berlebih..

IV.5. Sistem Penanganan Uap


Uap merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh power plant PT
Pindo Deli II. Uap ini digunakan untuk proses produksi pada Papper Mills yang
ada di kawasan PT. Pindo Deli. Selain diggunakan untuk proses produksi kertas,
uap ini juga diggunakan untuk mengerakkan Steam Turbine Generator (STG)
yang ada di unit Power Plant maupun yang terdapat di PT. DSS. Uap yang
didistribusikan ke Papper Mills dibagi menjadi dua tipe berdasarkan tekanannya,
yaitu Uap bertekanan rendah dan Uap bertekan medium.

Aliran uap dalam proses yang terjadi di power plant PT. Pindo Deli II
terdapat pada Gambar 4.7.

87

Gambar 4.7. Aliran uap di Power Plant PT Pindo Deli II


Saturated steam yang berasal dari furnice ketel uap dimasukkan ke desuperheater sebelum masuk ke superheater, pada proses superheater ini
saturated steam tadi akan diubah menjadi superheated steam dimana memiliki
suhu berkisar 4900 C. Kemudian Uap tadi ditampung sementara pada steam
drum. Untuk mengontrol tekanan pada steam drum terdapat venting atau blow
off. Apabila pada steam drum tekanannya sudah melebihi batas maka uap tadi
akan dikeluarkan melalui venting. Uap dari steam drum didistribusikan ke Steam
Turbine Generator (STG) milik Power Plant PT Pindo Deli II dan atau ke PT.
DSS. Turbin STG yang terdapat di co-gen ini memiliki tipe Extraction
Condensing, dimana uap hasil dari turbin tadi terdapat tiga klasifikasi, yaitu uap
bertekanan medium, uap bertekanan rendah, dan uap yang sangat rendah. Uap
yang sangat rendah tekanannya ini akan didinginkan ke kondesat, sedangkan
untuk uap bertekanan medium dan uap bertekanan rendah akan didistribusikan
ke Papper Mills yang membutuhkan.
88

89

Anda mungkin juga menyukai