Anda di halaman 1dari 29

WAWANCARA

MENDALAM
Dr. HARIS BUDI WIDODO

Wawancara adalah salah satu


metode dasar sifatnya kualitatif.
Metode ini banyak digunakan untuk
memperoleh data mengenai latar
belakang perilaku seseorang.
Sebagai salah satu metode
kualitatif, pembuatan pedomannya
mudah tetapi pelaksanaannya
sangat tergantung pada
keterampilan pewawancara.
Makin berpengalaman seorang
pewawancara, data yang diperoleh

Sebetulnya alat dalam penggunaan


metode kualitatif adalah orang yang
melakukannya. Untuk itu diperlukan
kriteria-kriteria tertentu.
Salah satunya adalah bahwa
pewawancara harus mampu melakukan
hubungan baik dengan yang
diwawancarai.
Tanpa pembinaan hubungan yang tepat
tidak akan ada kerjasama yang baik dari
pihak yang diwawancarai. Hasil
wawancara tentunya akan juga dangkal
dan kurang sesuai dengan yang
diinginkan.

Batasan wawancara mendalam:


Wawancara

mendalam adalah
interaksi antara dua orang.
Yang satu disebut pewawancara dan
yang lain disebut yang diwawancarai.
Sering terjadi yang satu disebut
peneliti dan yang lain responden atau
informan.
Wawancara merupakan salah satu
teknik penelitian kualitatif yang
memungkinkan terjadinya diskusi
antar pribadi.
Hal ini akan meningkatkan wawasan

Wawancara

biasanya dilakukan
untuk mengungkap fenomena
atau isu-isu penting.
Di bidang kesehatan wawancara
dapat digunakan untuk
mengungkapkan pandangan,
pengetahuan, keyakinan, nilai,
sikap individu tentang perilaku
kesehatan diri ataupun
masyarakatnya.

Teknik ini dapat digunakan untuk


mendapatkan informasi, baik verbal maupun
nonverbal, mengenai sikap, keinginan, citacita, nilai, pengetahuan dan kepercayaan
kelompok yang menjadi target penelitian
tentang isu-isu sensitive, seperti penggunaan
obat yang rasional atau alat-alat kontrasepsi
yang mungkin bertentangan dengan norma
agama.

Tujuan umum wawancara mendalam


adalah menggali lebih dalam
tentang kebiasaan umum kelompok
yang menjadi target penelitian
berikut alasan-alasan yang
melatarbelakanginya.
Hal ini dimungkinkan karena
wawancara mendalam bersifat luwes
sehingga peneliti dapat bertanya
lebih banyak dan lebih jauh.

Wawancara mendalam juga dapat


digunakan untuk menggali apa yang
dapat dilakukan supaya sikap dan
kebiasaan mengikuti perilaku sehat
dapat tercapai.
Dengan kata lain wawancara
mendalam dapat mengungkapkan
hal-hal yang tidak terencana atau
terpikirkan sebelumnya. Hal inilah
yang menjadi kelebihan metode
kualitatif daripada metode lainnya.

Wawancara mendalam dalam penelitian


kesehatan
Salah satu cara efektif untuk menangani
masalah kesehatan adalah rancang
intervensi yang akan mendorong perilaku
sehat di masyarakat. Banyak negara
berkembang memperkenalkan programprogram kesehatan seperti kesehatan ibu
dan anak.
Wawancara mendalam dapat digunakan
sebagai suatu teknik untuk mengevaluasi
aspek-aspek tertentu dampak programprogram tersebut.
Wawancara mendalam juga dapat
digunakan untuk menggali kebutuhankebutuhan akan program kesehatan
tertentu.

Metode wawancara mendalam terutama


dapat digunakan pada bidang penelitian
sebagai berikut:
i. Sebagai metode pengumpulan data pada
topik-topik yang akan diteliti, seperti
kesukaan pasien terhadap injeksi,
pandangan pasien terhadap penggunaan
alat-alat kontrasepsi, keyakinan tertentu
masyarakat yang menghambat program
kesehatan.
ii. Untuk mendapatkan informasi lebih
mendalam tentang topik yang diteliti dan
sebagai tambahan bagi data yang diperoleh
dari kuesioner terstruktur seperti indikator
perilaku sehat di masyarakat.
iii. Untuk menggali lebih mendalam masalahmasalah kesehatan, seperti kesadaran
masyarakat tentang kesehatan pada
umumnya,

Keunggulan dan keterbatasan


wawancara mendalam
Keunggulan
1) Metode ini fleksibel karena pewawancara
mempunyai waktu lebih banyak dan
kesempatan untuk bertanya lebih banyak pula.

2) Pengamatan terhadap responden dapat


langsung dilakukan terutama perilaku
nonverbalnya ketika ia mengungkapkan
pendapat, pandangan, pengetahuan,
keyakinan, maupun sikapnya terhadap
topik yang sedang dibicarakan.
Pewawancara dapat mencek kembali
ketika terjadi kesenjangan antara yang
dikatakan dan yang diungkapkan melalui
ekspresi wajah, gerak tangan-tubuh,
ataupun nada suaranya.

3) Situasi wawancara memberi


kesempatan pewawancara
untuk bertanya dan
mengarahkan pertanyaan
melalui kontak pribadi dengan
responden.

Kelemahan
1) Untuk mendapatkan pewawancara yang
terlatih sering mengalami kesulitan,
padahal keberhasilan metode ini
tergantung pada keefektifan dalam
melaksanakannya di lapangan.
2) Pewawancara mungkin tidak mampu
mengontrol opininya sendiri yang ingin
dicocockkan dengan kerangka
penjelasan responden.
3) Hasilnya sulit digeneralisisasikan karena
informasi yang didapatkan sulit untuk
dihitung.

Langkah-langkah dalam wawancara


mendalam
i.

Pertimbangkan apa yang ingin diketahui


tentang masalah kesehatan.
ii. Tetapkan apakah wawancara mendalam adalah
teknik yang paling tepat untuk mengungkap
masalah tersebut
iii. Mengidentifikasi para narasumber untuk
membantu dalam merencanakan dan
memberikan pelatihan kepada para
pewawancara.
iv. Tentukan siapakah yang akan menjadi
responden
v. Siapkan pedoman wawancara untuk wawancara
mendalam
vi. Pilih para pewawancara
vii. Melatih pewawancara
viii. Uji coba pedoman wawancara yang sebenarnya.

Kapan digunakan wawancara secara mendalam?

Metode ini tepat digunakan bila


penelitian ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
i. Menumbuhkan ide-ide pada studi awal
dan atau menggali kemungkinankemungkinan alasan tentang masalah
kesehatan
ii. Mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang pokok permasalahan
sebagai pelengkap data yang sudah
didapatkan dari kuesioner.
iii. Merencanakan intervensi bila waktu

1.

2.

3.

4.

Metode ini tepat bila:


Interaksi kelompok dan tekanan dari
teman kemungkinan besar akan
menghambat respon-respon individual
dan membuat diskusi tidak produktif
Topiknya sangat sensitif sehingga
responden segan membicarakan secara
terbuka dalam kelompok
Sangat perlu untuk mengetahui dan
mengerti bagaimana sikap dan perilaku
berkaitan menurut pola individual
Responden secara geografis terpencar
dan sulit untuk dikumpulkan.

Pedoman wawancara untuk


wawancara mendalam
Salah satu aspek dalam penelitian yang harus
diprioritaskan dalah mempersiapkan pedoman
wawancara.
Pedoman ini berisi daftar pertanyaan atau topik
yang akan didiskusikan oleh pewawancara
dengan responden.
Untuk memastikan bahwa pertanyaanpertanyaan tersebut tepat ditanyakan, peneliti
harus membuat garis besar tentang informasi
seperti apa yang dibutuhkan untuk
mengungkapkan masalah yang spesifik.
Pentingnya dilakukan hal ini ditegaskan oleh
kenyataan bahwa kualitas data yang didapatkan
tergantung pada sejauh mana kualitas

Menyusun pedoman wawancara


Prinsip yang digunakan dalam
menyiapkan pedoman yang baik
tergantung pada penggunaan ungkapanungkapan yang umum, tidak langsung
dari pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan jawaban ya atau tidak.
Sasaran umum ungkapan ini dalah untuk
mendorong responden untuk berbicara
tentang topik yang dimunculkan.
Berikut ini ada beberapa garis pedoman
praktis dan berguna yang dapat
membantu dalam menyusun pedoman
wawancara:

1)
2)
3)

4)
5)

a)
b)
c)

Buat daftar tentang maksud dan tujuan paling


penting penelitian
Tulis bagian paling pokok atau sub-tema masingmasing sasaran yang spesifik
Buat konsep tentang pertanyaan-pertanyaan
yang dapat ditanyakan lepada responden
sehingga dimungkinkan memperoleh informasi
yang dibutuhkan
Periksa setiap pertanyaan dan cocokkan dengan
maksud dan tujuan penelitian, kemudian buang
pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat.
Periksa kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut
untuk memantapkan apakah pertanyaan tersebut
akan memabantu dalam mendapatkan semua
informasi yang diperlukan. Sebagai sarana untuk
mendapatkan pedoman yang baik dan efektif,
perhatikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Jelas dan tidak kabur
Sederhana dan mudah dimengerti
Layak dengan pengalaman responden yang

Sebagai tambahan terhadap


karakteristik di atas, buatlah dalam
pedoman itu pertanyaan-pertanyaan
lebih mendalam yang layak dan
berguna untuk membantu
pewawancara.
Pertanyaan-pertanyaan mendalam
adalah cara yang digunakan untuk
mendorong responden berbicara
lebih mendalam, apabila pertanyaan
awal gagal mendapatkan informasi
yang diinginkan.

Urutan-urutan topik
Secara

umum, urutan topik dalam wawancara


mendalam tidak ditentukan secara kaku. Hal ini
lebih banyak diserahkan kepada kebijaksanaan
pewawancara dan juga lebih ditentukan oleh alur
diskusi yang terjadi.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mendapatkan pewawancara yang betul-betul
telah terlatih dalam seni wawancara untuk
memandu diskusi yang dilaksanakan.
Pedoman dirancang sedemikian rupa sehingga
didapatkan bentuk informasi yang mirip dari
semua responden. Meskipun demikian, ungkapan
pertanyaan-pertanyaan tertentu dan urutanurutannya ditentukan kembali untuk dicocokkan
dengan karakteristik masing-masing responden.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi
pewawancara untuk betul-betul siap memastikan
bahwa diskusi berjalan secara natural dan

Peran Pewawancara
Peran pewawancara adalah bertindak sebagai
moderator untuk menjaga agar diskusi tetap
berjalan dengan menanyakan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan sampai ia
mendapatkan jalaban tepat dari responden.
Ia harus mampu menciptakan suasana informal dan
bersahabat agar opini dan ide pemberi informasi
dapat mengalir secara natural. Secara umum, peran
pewawancara menuntut hal-hal sebagai berikut:
1) Usaha keras untuk membimbing responden dari
satu topik ke topik yang lain
2) Sabar dalam mendengarkan, sediakan sedikit waktu
untuk berhenti untuk mendorong responden
berpikir dan memberi keterangan tentang isu-isu
yang didiskusikan
3) Ciptakan humor yang menyenangkan agar pemberi
informasi dapat rileks dalam mendiskusikan isu-isu
sensitif

Sebaiknya seorang pewawancara tidak


mencoba melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mempengaruhi atau membuat bias jawabanjawaban yang diberikan oleh yang
diwawancarai
2) Puas dengan jawaban-jawaban yang dangkal
3) Berpindah dari satu topik ke topik lain
dengan cepat tanpa penanganan secara
menyeluruh terhadap topik-topik terdahulu
4) Mengubah subjek pembicaraan secara tibatiba atau mencoba memotong pembicaraan
responden
5) Menciptakan persepsi yang salah tentang
pokok persoalan, dalam usahanya untuk
mendapatkan informasi.

1)

2)
3)
i.
ii.
iii.

Prinsip-prinsip wawancara yang baik:


Pewawancara harus mengenal dengan baik
pokok persoalan, tempat dan alasan pemberi
informasi ketika mereka kurang bersedia
berpartisipasi dalam wawancara.
Pewawancara harus menghindari menggunakan
kata-kata emosional atau penuh dengan nilainilai.
Pewawancara harus mencoba menggunakan
teknik-teknik untuk membujuk responden untuk:
Menguraikan: Apa yang terjadi selanjutnya?
Dapatkah Anda menerangkan lebih lanjut ....?
Klasifikasi isu: Tahun kapankah Anda mulai
bekerja di sini?
Memusatkan perhatian pada dimensi baru
tentang isu yang disampaikan: Kami ingin Anda
memikirkan aspek lain pengunaan obat ........

4) Pewawancara harus tetap waspada


terhadap informasi verbal dan perilaku
nonverbal, serta hal-hal yang
menimbulkan gangguan. Pewawancara
dapat beristirahat untuk membaca
catatan-catatan atau memeriksa
pedoman wawancaraa untuk
memastikan bahwa wawancara tetap
pada fokusnya.
5) Pewawancara harus mengulas catatancatatn di lapangan dan langsung
membuat perbaikan waktu itu juga,
apabila diperlukan.
6) Ucapan terimakasih disampaikan kepada
responden pada akhir wawancara.
7) Sebagai tambahan harus selalu diingat

a) Mulailah wawancara dengan perjanjian yang


dapat disetujui oleh pewawancara dan
responden
b) Setelah wawancara berjalan, dan dengan tepat,
doronglah responden secara perlahan-lahan atau
tanyakan lebih mendalam.
c) Dengarkan dengan baik agar dapat menagkap
semua informasi yang diberikan.
d) Apabila kunci pokoknya sudah muncul dalam
diskusi, hal ini harus diikuti terus
e) Dengarkan kesan-kesan, topik yang sengaja
dihindari responden, gangguan yang disengaja,
salah konsepsi yang ringan atau pengertian yang
salah, ketidakpahaman.
f) Usahakan untuk mengarahkan diskusi dari waktu
ke waktu dan dari topik ke topik.

g) Ambil tindakan segera untuk


memberikan koreksi dalam menangani
setiap kasus. Gunakan ungkapan,
idiom atau kata-kata yang tidak
mengancam.
h) Apabila terhambat, cari strategi
alternatif dan jangan menjadi panik
i) Gunakan kesempatan untuk klarifikasi,
berpikirlah mendahului responden, dan
bertindaklah secara tepat dan cepat.
j) Bergaya bodoh supaya dapat
memberikan kesempatan yang luas
kepada responden untuk berbicara.

Pewawancara

sebaiknya menjadikan
wawancara pertama sebagai
percobaan. Sebaiknya ia juga
berusaha untuk meningkatkan
penampilannya pada setiap
wawancara sampai tugas-tugasnya
selesai.

Anda mungkin juga menyukai