0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan2 halaman
Distrofi kornea adalah gangguan genetik progresif pada kornea yang ditandai dengan akumulasi jelas pada lapisan luar mata. Kebanyakan distrofi kornea mengenai kedua mata secara bilateral dan diturunkan secara genetik dalam keluarga tanpa mempengaruhi organ lain. Terdapat berbagai klasifikasi distrofi kornea anteriap yang mempengaruhi epitel, membran dasar epitel, dan membran Bowman dengan gejala seperti erosi korne
Distrofi kornea adalah gangguan genetik progresif pada kornea yang ditandai dengan akumulasi jelas pada lapisan luar mata. Kebanyakan distrofi kornea mengenai kedua mata secara bilateral dan diturunkan secara genetik dalam keluarga tanpa mempengaruhi organ lain. Terdapat berbagai klasifikasi distrofi kornea anteriap yang mempengaruhi epitel, membran dasar epitel, dan membran Bowman dengan gejala seperti erosi korne
Distrofi kornea adalah gangguan genetik progresif pada kornea yang ditandai dengan akumulasi jelas pada lapisan luar mata. Kebanyakan distrofi kornea mengenai kedua mata secara bilateral dan diturunkan secara genetik dalam keluarga tanpa mempengaruhi organ lain. Terdapat berbagai klasifikasi distrofi kornea anteriap yang mempengaruhi epitel, membran dasar epitel, dan membran Bowman dengan gejala seperti erosi korne
Distrofi kornea adalah sekelompok gangguan genetik, sering progresif, gangguan
pada mata dengan terdapatnya materi yang menumpuk jelas (transparan) di lapisan luar mata (kornea). Kebanyakan distrofi kornea mengenai kedua mata (bilateral), tidak mempengaruhi organ lain dari tubuh dan cenderung diturunkan dalam keluarga. An international classification of the corneal dystrophies mengembangkan perhitungan lokus kromosom pada distrofi kornea serta gen-gen yang bertanggung jawab dalam proses mutasi. Klasifikasi Distrofi Kornea: 1. Distrofi Kornea Anterior Distrofi kornea mempengaruhi lapisan luar kornea termasuk epitel, membran dasar epitel (selaput tipis yang memisahkan sel-sel epitel dari jaringan di bawahnya), dan membran Bowman. a. Epithelial Basement Membrane Dystrophy (EBMD) Bentuk kornea distrofi ditandai oleh titik abu-abu sangat kecil, menyerupai garis-garis besar Negara pada peta, atau garis-garis halus menyerupai sidik jari pada lapisan kornea. Pasien dengan distrofi ini sering tidak memiliki gejala (asimtomatik), meskipun 10% mungkin memiliki gejala. Gejala yang biasa terjadi adalah pada erosi kornea berulang, yang terjadi dengan abnormalitas kepekaan terhadap cahaya (photophobia) dan sensasi adanya material asing dalam mata. Dikenal sebagai distrofi map-dot-fingerprint, distrofi Cogan microcystic dan anterior basement membran distrofi. b. Meesmann Corneal Dystrophy (MECD) Karakteristik distrofi Meesmann ditandai adanya kista kecil dengan ukuran yang sama yang terbentuk di epitel kornea. Individu yang terkena mungkin mengalami iritasi ringan dan penurunan ketajaman visus. Kepekaan terhadap cahaya dan pembentukan air mata yang berlebihan dapat terjadi distrofi kornea. MECD, juga dikenal sebagai juvenile hereditary epithelial dystrophy. c. Lisch epithelial Corneal Dystrophy (LECD) Bentuk distrofi kornea ditandai dengan kekeruhan halus dan microkista dalam epitel kornea berbentuk pita melengkung atau berputar. Dalam beberapa kasus individu yang terkena tidak memiliki gejala (asimtomatik). Beberapa
individu mungkin terjadi penurunan ketajaman visus, penglihatan kabur, dan
penglihatan ganda yang mempengaruhi hanya satu mata. d. Reis-Buckler Corneal Dystrophy (RBCD) RBCD juga dikenal sebagai distrofi kornea dari lapisan Bowman tipe I dan distrofi kornea granular tipe 3. Ketajaman penglihatan berkurang saat usia 20 tahun. e. Thiel-Behnke Corneal Dystrophy Kelainan yang mempengaruhi kornea mungkin menyerupai sarang. Berulang kornea erosi dimulai selama masa kanak-kanak, tetapi ketajaman penglihatan tidak terpengaruh sampai kemudian selama hidup. K. Gordon, Klintworth, MD, PhD & Joseph A C Wadsworth, MD. The Corneal Dystrophy Foundation, Shiley Eye Institute, University of California at San Diego, 2015.