Bahan Pemutih Kulit
Bahan Pemutih Kulit
1. Hidrokuinon
Hidrokuinon (HQ) dapat dijumpai dimana saja dan tersedia dalam berbagai kosmetik
dan
bentuk
tanpa
dipertimbangkan
melanogenesis
resep
lainnya
untuk
pemutih
kulit
wajah.
Bahan
ini
dan
invivo.
HQ
menyebabkan
hambatan
reversible
metabolisme seluler dengan mempengaruhi sintesis DNA dan RNA. Efek sitotoksis
HQ tidak berbatas pada melanosit, tetapi menghambat metabolisme seluler sel
non-melanosit dengan dosis yang lebih tinggi, sehingga HQ dapat dipertimbangkan
sebagai agen sitotoksik melanosit poten dengan sitotoksik melanosit spesifik yang
relative tinggi (Counter, 2003). Hidroquinon Bahan ini termasuk golongan obat
keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Hidroquinon yang
banyak
dipakai
sebagai
penghambat
pembentukan
melamin
yang
dapat
bersifa
racun.
Pemakaian
merkuri
(Hg)
dalam
krim
pemutih
dapat
menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat
menyebabkan bintik- bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada
susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan
jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan
kerusakan ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada
manusia (Arief, 2007).
4. Arbutin
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan oleh
bangsa jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih arbutin
tidak sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat dijual secara
bebas tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada tanaman
gandum dan kulit buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih kulit wajah (skin
lightening) yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan melanin dalam
kulit yaitu dengan
menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin tidak menghidrolisa HQ bebas, agen
selanjutnya tidak bertanggung jawab terhadap efek inhibitor arbutin pada
melanogenesis. Penghambatan sintesis melanin (kira-kira 39%) terjadi pada
konsentrasi 5x105mol/L. selain bekerja dengan menghambat tirosin, arbutin juga
bekerja
dengan
mengelupas
kulit
epidermis
(eksfoliasi).
Beberapa
pabrik
5. Asam Alezaik
Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam azelaik
mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek selanjutnya
terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin reduktase, enzim
yang terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan sintesi DNA. Walaupun
asam azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan akne, ternyata juga
berhasil
pada
pengobatan
lentiginosis,
rosasea
dan
hiperpigmentasi
paska
Asam kojik
Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak digunakan
sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga kualitas
warna makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa dihasilkan oleh
spesies jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam kojik menghambat
aktivitas katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam biosintesis pigmen
kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik menjadi nondendritik,
dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik mencari oksigen reaktif
yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang dihasilkan dalam jaringan
atau darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang digunakan sebagai kosmetik
berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik dibandingkan bahan pemutih lainnya
adalah kestabilannya dalam suatu produk
7. Licorice ekstract
Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract licorice
yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat melanogenesis
(pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses inflamasi di kulit.
Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin 0,5% secara topical
dapat menghambat sinar UV-B yang dapat memicu terbentuknya pigmentasi dan
kemerahan pada kulit (James, 2009).
8. Vitamin E
Sebuah literature jepang melaporkan bahwa penggunaan vitamin E (tocoferol)
secara oral ternyata efektif untuk mengatasi masalah hiperpigmentasi pada wajah,
terutama jika dikombinasikan dengan vitamin C. beberapa riset lainnya juga
menemukan bahwa derivate tokoferol ini merupakan penghambat pembentukan
melanin yang lebih kuat jika dibandingkan dengan abutin dan asam kojik. Derivate
vitamin E juga dapat digunakan untuk memeperbaiki dan mencegah terbentuknya
pigmentasi wajah yang dipicu oleh radiasi sinar UV, sebaik cara kerja vitamin E
sebagai antioksidan.
9. Vitamin C
Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti vitamin
E. Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau. Kandungan
vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk perawatan kulit,
namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum stabil. Bentuk
vitamin C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut sebagai magnesium-Lascorbyl-2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan bahwa derivat vitamin C
yang
digunakan
secara
topikal
pada
pasien
melasma
dan
lentigo
senilis
menunjukkan efek mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya saja, harga produk
vitamin C yang stabil ini relatif lebih mahal ketimbang vitamin C biasa (James,
2009).
10. Asam Ellagik
Asam
Ellagik
ditemukan
pada
rapsberry,
strawberry,
dan
pomegranate.