Anda di halaman 1dari 81

PENYUSUN BUKU:

Agnes Angelyna Simanullang Ladyna Velisa Br Ginting

Andreas Bintang Lia Kristiani Manihuruk

Aspy Tria Natasya Maria Putriguna Sinaga

Christina Triwahyuni Simatupang Maysha Syakilla

Cindy Klovia Malau Monika Dian Sari Pasaribu

Cinta Aurelia Sinaga Nazwa Aiska Purba

Dimas Suriatama Nurul Fadilah

Enjelaria Siregar Nurviati Hutabarat

Ester Maesya Tamba Raihan Asy Shifa Arifin

Febi Monika Rifa Ardhana Gunawan

Grace Jaselyn Siburian Risma Angelina Sihotang

Grace Kania Violentina Sembiring Sarah Chairani

Iasro Mardongan Silaban Shella Veronica Br PA

Josafat Sijabat Siti Zukhairia

Joy Cathrine Okta Kasih Teti Damayanti

Karina Angely Sinaga Vania Ayu Irfani

Karyn Arme Septia Br Ritonga Yustika Tarigan


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas bimbingan-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan Buku Saku dalam Mengenal Senyawa Kimia dalam
memenuhi tugas mata kuliah Kimia Umum. Terimakasih kami ucapkan pada Dr. Junifa Layla
Sihombing , S.Si., M.Sc dan Zuhairiyah Nasution, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen pengampu mata
kuliah Kimia Umum yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari, bahwa buku yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga e-buku ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan mengenai Mekanika: Gerak, Kecepatan, dan
Percepatan.

Medan, 22 Mei 2023

Tim Penulis
PENDAHULUAN:
TAHU KAH
KAMU?
KOSMETIK MERUPAKAN PRODUK YANG
SANGATPOPULER DIKALANGAN
WANITA DALAM MENAMBAH
KECANTIKAN WAJAH
Berikut senyawa kimia
yang terdapatdalam
kosmetik yang
berbahaya dantidak
berbahaya.
SENYAWA 1: ALPHA ARBUTIN
(Oleh: Agnes Angelyna Simanullang)

Nama Lain : α -D-Glucopyranoside,4,hydroxyphenyl


Rumus Kimia : C12H1607
Struktur Alpha Arbutin :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Secara bahan aktif,alpha arbutin tergolong aman dengan risiko iritasi yang lebih kecil dari zat
pendahulunya,yakni hydroquinone

Kegunaan:
Alpha arbutin dapat membantu menghambat sintesis melanin,sehingga efektif dan
aman untuk mengobati gangguan hiperpigmentasi,melindungi kulit dari pigementasi akibat
sinar matahari dan radikal bebas tanpa meningkatkan sensitivitas kulit terhadap paparan sinar
matahari

Efek samping:

Alpha arbutin merupakan salah satu bahan yang sering digunakan untuk produk produk
perawatan wajah yang memiliki manfaat tertentu seperti mencerahkan kulit terutama pada kulit
yang sensitif. Bahan ini merupakan salah satu turunan dari Hydroquinone yang kandungannya
lebih stabil dan efektif untuk membantu mencerahkan kulit. Selain mencerahkan kulit alfa
arbutin dapat mengurangi hiperpigmentasi dan flek hitam.

Bahan ini memang memiliki efek samping yang minimal dari bahan turunan
hydroquinone lainnya, efek samping yang ditimbulkan seperti kemerahan iritasi, sensasi
terbakar, muncul jerawat ringan. penggunaan produk produk kecantikan perlu disesuaikan
dengan jenis kulit dan kebutuhannya. Penggunaan bahan tersebut juga memiliki interaksi
dengan produk atau bahan produk perawatan kulit lainnya.
SENYAWA 2: VITAMIN C
(Oleh: Agnes Angelyna Simanullang)

Nama lain : Asam askorbat

Rumus Kimia : C6H06

Struktur Vitamin c :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Jika kebanyakan mengkonsumsi vitamin c akan meningkatkan oksalat dalam urin, hal
tersebut dapat menghasilkan batu ginjal kalsium oksalat

Kegunaan:

Vitamin C atau dikenal dengan asam askorbat membantu tubuh dalam pembentukan
jaringan dan sistem pertahanan tubuh,asupan vitamin C yang cukup juga dapat membantu
seseorang terlindungi dari serangan penyakit.

Efek samping:

Terlalu banyak asupan suplemen vitamin C hanya akan membebani tubuh, akibatnya
dosis mulai menumpuk dan berpotensi menyebabkan gejala overdosis. Penting untuk diingat
bahwa kebanyakan orang sebenarnya tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin C, karena
asupan vitamin C dapat dengan mudah didapatkan melalui konsumsi buah-buahan dan sayuran.

Resiko kesehatan yang timbul akibat mengonsumsi vitamin c terlalu banyak

1. Gangguan Pencernaan

2. Gangguan batu ginjal

3. Nutrisi tidak seimbang

4. Menyebabkan Tali Tulung

Dosis yang diizinkan:


Dalam hal ini praktisi gizi menyepakati bahwa dosis harian yang disarankan adalah 45
miligram per hari. Sedangkan batas dosis yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh sampai
dengan 2000 miligram per hari.

SENYAWA 3: ASAM TIOGLIKOLAT


(Oleh: Andreas Bintang)

Nama lain : Mercaptoacetic Acid

Rumus Kimia : HSCH2CO2H

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Penggunaan secara teratur dan cukup mungkin bahan kimia ini tidak berbahaya namun
bagi Sebagian orang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.

Kegunaan:

Senyawa kimia ini biasanya digunakan untuk bahan kosmetika untuk rebonding rambut
umumnya mengandung bahan-bahan seperti asam tioglikolat

Efek samping:

Asam tioglikolat dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara pernapasan dan terpapar
pada kulit. Ia dapat berpengaruh tidak baik terhadap tubuh. Senyawaan ini bersifat korosif,
sehingga dapat menyebabkan kulit teriritasi dan terbakar. Bila terhisap melalui pernafasan
maka ia dapat mengiritasi hidung, kerongkongan dan paru, dan menyebabkan batuk, dan sesak
nafas. Pemaparan berulang pada kulit dapat menyebabkan kemerahan pada kulit.
Dosis yang diizinkan:

Agar aman, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis krim atau lotion asam glikolat
yang sesuai dengan kondisi atau permasalahan kulit yang sedang dialami. Hal ini untuk
mencegah terjadinya iritasi setelah penggunaan krim asam glikolat.
SENYAWA 4: CARBOMER
(Oleh: Andreas Bintang)

Nama lain : Karboksivinilpolimer, Karbopol

Rumus Kimia : (C3H4O2)n


Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Sewaktu waktu senyawa kimia ini berbahaya dimana Pada kondisi hamil, menyusui,
dan anak-anak, carbomer perlu digunakan secara berhati-hati. Sebaiknya, konsultasikan
terlebih dahulu mengenai penggunaan carbomer.

Kegunaan:

Merupakan senyawa yang umum digunakan pada industri kosmetik dan farmasi karena
kemampuannya dalam menyerap air dan membentuk gel yang stabil sehingga tidak mudah
menguap.

Efek samping:

Hampir semua obat memiliki efek samping penggunaan, baik itu dalam bentuk tablet,
injeksi, gel, obat tetes dan lain-lain. Berikut efek samping yang mungkin muncul pada
penggunaan obat Carbomer (setiap individu mungkin mengalami efek samping yang berbeda-
beda):
❖ Penglihatan kabur
❖ Kelopak mata mengeras
❖ Iritasi kornea
❖ Peningkatan produksi air mata
❖ Edema periorbital dan konjungtiva
❖ Ketidak nyamanan ocular seperi nyeri, gatal, dan kemerahan
❖ Dermatitis kontak

Dosis yang diizinkan:

Hanya untuk orang Dewasa, Pada sediaan gel 0,2-0,3%, gunakan 1 tetes pada mata
sebanyak 3-4 kali sehari, tergantung pada keparahan kondisi.

SENYAWA 5: BENZALKONIUM CHLORIDE


(Oleh: Aspy Tria Natasya)
Nama lain : N-Alkyl-N-benzyl-N,N-dimethylammonium chloride;
Alkyldimethylbenzylammonium chloride; ADBAC; BC50
BC80;
Quaternary ammonium compounds; quats

Rumus Kimia : C21H38NCl

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Penelitian menyebutkan bahwa benzalkonium klorida bukan zat yang berbahaya jika
tidak diberikan terus menerus dalam jangka panjang.

Kegunaan:

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan
menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter, karena dikhawatirkan dapat
memperburuk kondisi yang dialami.

Gunakan obat secara rutin agar hasil pengobatan maksimal. Temui dokter kembali jika
tidak ada perbaikan gejala setelah Anda menggunakan produk benzalkonium chloride sesuai
dosis dan durasi yang disarankan oleh dokter.

Efek samping:

Jika produk yang mengandung benzalkonium chloride digunakan di kulit, dapat terjadi
efek samping berupa iritasi, kemerahan, atau bengkak di kulit.
Temui dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau semakin
memburuk. Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, yang bisa
ditandai dengan bengkak pada bibir dan kelopak mata, ruam yang gatal, atau sulit bernapas,
setelah menggunakan benzalkonium chloride.

Dosis yang diizinkan:

Gunakan benzalkonium chloride sesuai dengan anjuran dokter dan perhatikan seluruh
informasi yang diberikan. Jangan masukan benzalkonium chloride ke dalam mulut karena obat
ini hanya dapat digunakan untuk permukaan luar. Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah
penggunaan obat, tetapi jangan cuci tangan apabila Anda diinstruksikan untuk menggunakan
obat pada area tersebut.

Obat ini harus digunakan secara rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Segera berikan dosis yang tertinggal pada hari tersebut jika terlewat. Jika waktunya
sangat dekat dengan pemberian dosis setelahnya, lewati dosis yang tertinggal dan lanjutkan
pemberian obat dengan regimen yang diinstruksikan. Jangan berikan dosis tambahan tanpa
instruksi dokter.

SENYAWA 6: ASAM RETINOAT/TRETINOIN/RETIONIC ACID


(Oleh: Aspy Tria Natasya)
Nama lain :
(2E,4E,6E,8E)-3,7-dimethyl-9-(2,6,6-trimethylcyclohexen-1-yl)nona-2,4,6,8-tetraenoic acid

Rumus Kimia : C20H28O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya

Kegunaan:

Asam retinoat dapat digunakan sebagai terapi utama acne vulgaris dan kerusakan kulit
akibat sinar matahari.

Efek samping:

Dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan teratogenik (cacat pada janin).
Dosis yang diizinkan:

Dosis asam retinoat yang umumnya dianjurkan adalah dalam bentuk krim atau gel yang
dioleskan sekali atau dua kali dalam sehari.
SENYAWA 7: METHYLPARABEN
(Oleh: Christina Triwahyuni Simatupang)
Nama lain :
Nipagin adalah nama dagang untuk senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu senyawa
ester metil dari asam p-hidroksibenzoat. Senyawa ini merupakan bahan tambahan pangan
senyawa turunan asam benzoat, yang berfungsi sebagai bahan antimikroba atau pengawet.
Senyawa ini sering juga dikenal dengan nama metil paraben.

Rumus Kimia :

Rumus kimia dari Nipagin (Methylparaben) yaitu CH3(C6H4(OH)COO). Dengan


rumus Empiris nya C8H8O

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Dikutip dari laman FDA (lembaga pengawas obat dan makanan dari Amerika),
methylparaben sebagai turunan paraben masih aman digunakan bagi kulit dan wajah.

Kegunaan:

Methylparaben memiliki fungsi dan kegunaannya dalam skincare dan kosmetik yaitu,
sebagai pengawet. Methylparaben sebagai bagian dari paraben mampu menghalangi
pertumbuhan jamur dan bakteri untuk meningkatkan masa simpan produk.

Efek samping:

Methylparaben pada kosmetik dipercaya tetap dapat memberikan efek samping pada
kesehatan jika digunakan berlebihan dalam jangka panjang. Jenis paraben ini dapat
menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang. Kemungkinan akan timbul reaksi alergi pada
kulit (dermatitis kontak alergi), seperti: Gatal, ruam kemerahan, kering dan bersisik.
Dosis yang diizinkan:

Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan oleh BPOM RI No.


HK.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang persyaratan teknis bahan kosmetik yang diizinkan
yaitu bahwa kadar nipagin tidak lebih dari 0,4%.

SENYAWA 8: CITRIC ACID


(Oleh: Christina Triwahyuni Simatupang)
Nama lain :

Sitrun atau asam sitrat (yang juga dikenal dengan nama citric acid) merupakan senyawa
asam alami yang terkandung dalam jeruk).

Rumus Kimia :

Asam sitrat adalah senyawa organik dengan rumus kimia C6H8O7 (2–hydroxy–1,2,3–
propane tricarboxylic acid).

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Citric acid aman digunakan dalam berbagai jenis produk skincare, termasuk toner
wajah, essence, serum wajah, krim wajah, dan masih banyak lainnya. Kandungan ini diklaim
bisa memberikan banyak manfaat untuk merawat kecantikan dan kesehatan kulit wajah.

Kegunaan:

Citric acid berguna untuk mencerahkan kulit, meminimalisir tampilan noda hitam, dan
mengurangi garis-garis halus di wajah.

Efek samping:

Akibat bersifat asam, citric acid bisa menimbulkan sensasi terbakar, geli seperti
tertusuk kecil (tingling), dan kemerahan sementara, terjadi pada mereka yang memiliki kulit
sensitif.

Dosis yang diizinkan:


Citric acid boleh digunakan dalam skincare namun dengan kandungan maksimal 10%.

SENYAWA 9: AMMONIUM LAURYL SULFATE


(Oleh: Cindy Klovia Malau)

Ammonium lauryl sulfate adalah zat kimia sintetis yang digunakan sebagai bahan aktif
dalam produk pembersih. Zat ini adalah turunan natrium lauryl sulfate (SLS), tetapi memiliki
struktur kimia yang sedikit berbeda. Kedua zat ini sering disalah artikan sebagai satu sama lain,
tetapi keduanya memiliki efek yang berbeda pada kulit dan rambut.

Nama lain :

Nama IUPAC : Amonium dodesil sulfat

Nama lain :

• monododecyl ester, garam amonium

• Amonium dodesil sulfat

Rumus Kimia : (CH3(CH2)10CH2OSO3NH4)

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Ammonium Lauryl Sulfate (ALS) adalah zat yang sering digunakan dalam produk-
produk pembersih, seperti sampo, sabun cuci tangan, dan pasta gigi. ALS termasuk dalam
kategori zat pembersih anionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik dan personal
care.

Secara umum, ALS dianggap aman digunakan dalam produk kosmetik dalam
konsentrasi yang tepat. Namun, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi atau iritasi
kulit terhadap ALS. Sensitivitas individu terhadap bahan tertentu dapat bervariasi, dan
beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap iritasi kulit daripada yang lain.

Kegunaan:

Ammonium lauryl sulfate memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya pada


produk pembersih, seperti kemampuannya dalam membersihkan kotoran dan minyak pada
kulit dan rambut.

Efek samping:

Penggunaan zat ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang
merugikan, seperti iritasi kulit, kulit kering, dan kerontokan rambut. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memilih produk yang mengandung ammonium lauryl sulfate dengan dosis yang
tepat dan dalam konsentrasi yang aman.

Dosis yang diizinkan:

Dalam produk sabun dan sampo, Ammonium Lauryl Sulfate biasanya digunakan dalam
kisaran konsentrasi 10 hingga 30 persen. Dalam pasta gigi, konsentrasi Ammonium Lauryl
Sulfate cenderung lebih rendah, sekitar 1 hingga 2 persen, karena sifat abrasif yang lebih tinggi
pada pasta gigi.

SENYAWA 10: COCAMIDOPROPYL BETAINE


(Oleh: Cindy Klovia Malau)

Cocamidopropyl betaine adalah asam lemak sintetis yang terbuat dari kelapa. Bahan
yang biasa disingkat sebagai CAPB ini termasuk sebagai surfaktan dan fungsi utamanya adalah
mengikat kotoran/minyak supaya lebih mudah dibersihkan. Selain itu, cocamidopropyl betaine
dianggap bahan yang lembut serta mampu membuat produk lebih berbusa.

Nama lain : 2-[(3-Dodekanamidopropil)dimetilaminio]asetat

Rumus Kimia : C19H38N2O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Cocamidopropyl betaine adalah bahan yang sering digunakan dalam produk-produk


perawatan pribadi seperti sampo, sabun cair, dan pembersih tubuh. Secara umum,
cocamidopropyl betaine dianggap aman untuk digunakan dalam produk kosmetik dan tidak
dikategorikan sebagai bahan berbahaya.

Kegunaan: Membersihkan kulit, menghidrasi kulit, dan membentuk busa

Efek samping:

Meskipun cocamidopropyl betaine menawarkan sejumlah manfaat, tetapi satu


kelemahannya adalah dapat menimbulkan masalah bagi mereka dengan kulit berjerawat.

Mengingat CAPB sangat efektif menghilangkan kotoran dari kulit, namun bagi kulit
berjerawat, CAPB dapat bereaksi secara berlebihan dan menghasilkan sebum yang dapat
menyumbat pori-pori. Kalau sudah begini, jerawat pun jadi lebih mudah muncul.

Dosis yang diizinkan:


Dosis yang digunakan untuk cocamidopropyl betaine dapat bervariasi tergantung pada
jenis produk yang digunakan dan tujuannya. Secara umum, konsentrasi cocamidopropyl
betaine dalam produk berkisar antara 5% hingga 30%.

SENYAWA 11: ZINC OXYDE


(Oleh: Cinta Aurelia Sinaga)

Nama lain : Seng Oksida

Rumus Kimia : ZnO

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Meski zinc oxide jarang memicu reaksi alergi ketimbang produk senyawa kimia
lainnya, tapi pada beberapa orang penggunaannya bisa memicu munculnya iritasi.

Kegunaan:

Manfaat Pada tabir Suria (zinc oxyde sendiri bisa membuat tubuh kita aman dari
sengatan cahaya matahari.) Manfaat Pada Kosmetik ( mencegah infeksi bakteri, meredakan
jerawat, mengatur produksi minyak atau sebum , mengurangi inflamasi atau peradangan yang
terjadi akibat pori pori yang tersumbat, mengecilkan atau mengencangkan pori-pori,dll)

Efek samping:

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit, pada dasarnya menggunakan zinc oxyde sendiri
adalah langkah yang aman. Pasalnya, kandungan bahan aktif ini tergolong aman digunakan
dalam bentuk sunscreen, produk makeup, hingga salep untuk ruam popok Si Kecil.Kendati zat
ini jarang sekali menimbulkan reaksi alergi atau efek samping lain dibandingkan produk
senyawa lainnya, belum tentu zinc oxyde ini bisa digunakan oleh semua orang ya. Bisa saja
ada orang yang memang alergi terhadap zat ini sehingga berisiko iritasi ketika memakainya.
Dosis yang diizinkan:

Dosis normal zinc oxide pada pemberian obat oles topikal berbentuk salep yaitu sebesar
30%, sedangkan pada krim topikal sebesar 10% dan 13%. Salep Zinc oxide 30% dipilih untuk
mengobati ruam popok akibat iritasi dan alergi pada bayi. Salep dioles pada daerah yang
terkena kontak dengan popok untuk mencegah ruam timbul Zinc oxide sediaan krim cocok
diberikan pada perawatan pencegahan peradangan dan jerawat. Penggunaan zinc oxide pada
jerawat bekerja dengan menghambat penumpukan minyak pada pori-pori kulit. Kelembaban
kulit juga dapat terjaga sehingga dapat mencegah kekeringan kulit yang dapat beresiko
mudahnya terjadi peradangan dan penuaan yang lebih cepat.
SENYAWA 12: LANOLIN
(Oleh: Cinta Aurelia Sinaga)
Nama lain : adeps lanae

Rumus Kimia : C48H69NO2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Lanolin merupakan zat alami yang bisa ditemukan di
bulu domba. Dan merupakan obat bebas.

Kegunaan:

Penggunaan Lanolin adalah :

- Melembabkan Kulit
- Mengatasi bibir kering
- Mengurangi kerutan
- Membantu mencegah putting pecah pecah
- Melindungi kulit kepala
- Membersihkan riasan
- Menyembuhkan kulit terbakar
- Dll

Efek samping:

Walaupun jarang terjadi, ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah
penggunaan lanolin, yaitu:
- Rasa terbakar atau menyengat pada kulit
- Kulit memerah
- Kulit yang mengelupas

- Iritasi kulit yang semakin parah

Dosis yang diizinkan:

Lanolin bisa terkandung di dalam berbagai produk perawatan kulit dan kecantikan.
Baca aturan pakai yang tertera di kemasan produk sebelum menggunakan lanolin. Oleskan
krim secukupnya secara merata pada area kulit yang kering atau iritasi.Jika Anda ragu atau
memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dosis dan cara
penggunaan yang sesuai.

SENYAWA 13: PEWARNA MERAH K3


(Oleh: Dimas Suriatama)
Nama lain : C1 Pigment Red 53

Rumus Kimia : agent Cl 15585 / C17H13N3O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Termasuk dalam kategori berbahaya karena pewarna tersebut memiliki sifat


Karsinogenik,dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit hingga saluran pernapasan,seperti
memicu batuk,sakit tenggorokan,hingga sesak nafas.

Kegunaan:

Sebagai pewarna pada lipstik,blush on hingga cat kuku oleh produsen yang nakal,

Efek samping:

Menimbulkan iritasi pada kulit hingga saluran pernafasan,seperti memicu kanker


batuk,sakit tenggorokan,hingga sesak nafas

Dosis yang diizinkan: 0.181% Dosis yang diizinkan dalam penggunaan nya

SENYAWA 14: PEWARNA MERAH K10


(Oleh: Dimas Suriatama)
Nama lain : Rhodamin B

Rumus Kimia : agent Cl 45170 / C28H31CLN2O3

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Kategori berbahaya karena memiliki kandungan zat
yang bersifat karsinogenik

Kegunaan: Sebagai pewarna pada lipstik,blush on hingga cat kuku oleh produsen yang
nakal,

Efek samping:

Gangguan fungsi hati,dapat memicu kanker. Menimbulkan iritasi pada kulit hingga
saluran pernafasan,seperti memicu kanker batuk,sakit tenggorokan,hingga sesak nafas

Dosis yang diizinkan: 0,174% Penggunaan dalam setiap produk yang diedarkan

SENYAWA 15: TRICLOSAN


(Oleh: Enjelaria Siregar)
Nama lain : 5-chloro-2-(2,4-dichlorophenoxy)phenol

Rumus Kimia : C12H7Cl3O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Penggunaan rutin sabun dengan kandungan triclosan selama tiga sampai lima tahun
berisiko membuat kulit Anda kering dan jadi lebih sensitif. Bahkan, sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa terlalu sering menggunakan produk antibakteri dengan kandungan
triclosan berisiko menyebabkan kanker kulit pada hewan.

Efek samping:

Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan produk yang mengandung
triclosan adalah peradangan pada kulit yang disebut dermatitis kontak. Hentikan
penggunaan produk jika muncul efek samping tersebut. Bila efek samping tidak kunjung
membaik atau malah semakin parah, segera periksakan ke dokter.
Dosis yang diizinkan: maksimal 0,3 persen pada bedak, sampo, sabun, pembersih wajah,
pasta gigi, deodoran, blemish concealers, dan kondisioner.

SENYAWA 16: TRICLOCARBAN


(Oleh: Enjelaria Siregar)
Nama lain : (TCC; 3,4,4′-trichlorocarbanilide)

Rumus Kimia : C13H9Cl3N2O

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Bersama triklosan, triklokarban merupakan antiseptik


yang mendapat peringatan karena potensi bahayanya.

Efek samping:

Triklokarban memberikan efeknya dengan menghambat aktivitas reduktase protein


pembawa enoyl-acyl, yang tersebar di mana-mana dalam bakteri, fungi, dan berbagai
tanaman. Reduktase protein pembawa enoyl-acyl mengatalisasi langkah terakhir dalam setiap
siklus regangan asam lemak dalam sistem sintase asam lemak tipe II. Akibatnya, agen ini
mengganggu sintesis membran sel dan menghambat pertumbuhan bakteri.,hingga sesak nafas

Dosis yang diizinkan: maksimal 1,5 persen.

SENYAWA 17: SELENIUM DISULPHIDE


(Oleh: Ester Maesya Tamba)
Nama lain : Selenium Sulfida

Rumus Kimia : SeS2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang
percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun
janin.
Kegunaan: Mengatasi ketombe, dermatitis seboroik, dan panu

Efek samping:

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan selenium sulfide adalah:

● Kulit yang diobati menjadi kering


● Kulit kepala berminyak atau justru kering
● Rambut rontok
● Perubahan warna rambut yang tidak rata

Konsultasikan ke dokter jika Anda efek samping tersebut tidak kunjung reda atau makin parah.
Hentikan pemakaian selenium sulfide dan segera temui dokter jika terjadi efek samping,
seperti:

● Kulit terasa perih atau panas


● Kulit memerah
● Kulit mengelupas
● Kulit melepuh
● Gatal-gatal

Dosis yang diizinkan:

Berikut ini adalah dosis selenium sulfide untuk orang dewasa dan anak usia 5 tahun ke atas
berdasarkan kondisi yang akan diatasi:

● Kondisi: Ketombe dan dermatitis seboroik


Sebagai sampo dengan kandungan selenium sulfide 1%, digunakan 1–2 kali seminggu,
selama 2 minggu.
● Kondisi: Panu (tinea versicolor)
Sebagai obat oles dengan kandungan selenium sulfide 2,5%, dioleskan ke area yang
bermasalah 1 kali sehari, selama seminggu.

SENYAWA 18: OXYBENZONE


(Oleh: Ester Maesya Tamba)
Nama lain : Benzophenone-3

Rumus Kimia : C14H12O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Tumpah ruah efek samping yang buruk. Ini dianggap
sebagai iritasi mata yang berbahaya dan, sebagai allergen, juga diketahui menyebabkan alergi
kulit . Sebagai pengganggu hormon karang, juga menyebabkan gangguan hormon pada
manusia, mempengaruhi produksi estrogen terutama pada wanita dan produksi testosteron pada
pria.

Kegunaan:

Zat kimia yang dipercaya dapat menyerap sinar UVB ke dalam kulit, serta bahan aktif
yang paling sering ditemukan pada chemical sunscreen. Zat ini akan mengalami reaksi kimia
ketika kulit terpapar sinar matahari, memberikan efek alergi kulit yang dapat menyebar pada
kulit.

Efek samping:

Dapat menyebabkan kemerahan, gatal dan alergi pada kulit yang sensitif. Memproduksi
radikal bebas yang justru membuat kolagen pada kulit melemah, sehingga menyebabkan
penuaan dini pada kulit.

Dosis yang diizinkan:

Maksimal 6%. Gunakan sebanyak 30 gram atau sekitar 2 sdm krim tabir surya untuk
dioleskan ke seluruh tubuh

SENYAWA 19: RESORSINOL


(Oleh: Febi Monika)
Nama lain :
Resorsin, m -Dihidroksibenzena, 1,3-Benzenediol, 1,3-Dihidroksibenzena, 3
Hidroksifenol dan m -Benzediol

Rumus Kimia : C 6 H 4 (OH) 2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya, karena dapat menyebabkan iritasi kulit


dan mengganggu sistem imun. Bahaya pemakaian resorsinol pada kulit luka atau teriritasi
berupa gejala dermatitis, iritasi mata, kulit, tenggorokan, saluran pernafasan atas,
methemoglobinemia, cyanosis, konvulsi, peningkatan detak jantung, dispepsia, hipotermia,
hematuria.

Kegunaan:

Digunakan untuk menghancurkan kulit kasar, bersisik serta mengeras. Obat ini mampu
membunuh kuman yang ada di kulit untuk melawan infeksi. Resorsinol topikal atau untuk kulit
dapat berfungsi mengatasi rasa gatal yang diakibatkan oleh luka ringan dan goresan, gigitan
serangga, luka bakar, racun ivy, sengatan matahari dan iritasi kulit lainnya. Obat topikal ini
juga mampu mengobati berbagai masalah kulit lain seperti jerawat, kapalan, eksim, psoriasis,
seborrhea, kutil dan gangguan kulit lainnya.

Efek samping:

Gejala umum dari penggunaan obat Resorcinol seperti kulit mengelupas atau
kemerahan (setelah beberapa hari penggunaan obat). Beberapa gejala lainnya yang mungkin
terjadi antara lain: Pusing atau sakit kepala, Diare atau sakit perut, Mual dan muntah, Sering
mengantuk, Merasa gugup dan gelisah, Detak jantung seperti melambat, Sesak napas atau
gangguan pernapasan, Tubuh lebih banyak berkeringat, Kelelahan yang tidak biasa dan Iritasi
kulit.

Dosis yang diizinkan:

Dosis untuk pemberian obat Resorcinol disesuaikan dengan usia dan kondisi medis
yang dialami oleh pasien. Pada kondisi gangguan dermatologis Pada orang dewasa dosis
normal yang diberikan yaitu obat Resorsinol topikal 2% salep yang digunakan di area kulit
terbuka sebanyak 3-4 kali sehari. Sedangkan pada anak-anak obat, dosis normal yang diberikan
adalah Resorsinol topikal 2% salep. Khususnya bagi anak usia di atas 2 tahun maka oleskan
obat di area kulit terbuka sebanyak 3-4 kali sehari.

SENYAWA 20: DIETHYLENE GLYCOL (DEG)


(Oleh: Febi Monika)
Nama lain :
Dietilena glikol, Etilena Diglikol, 2,2'-Oksibisetanol, 2,2'-Oksidietanol, 3-Oxa-1,5-
pentanediol dan Dihidroksi dietil eter.

Rumus Kimia : (HOCH2CH2)2O

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya, Dietilen Glikol atau diethylene glycol-


DEG adalah bahan kimia tidak berwarna dengan rasa manis yang bisa beracun jika tertelan
oleh manusia. Zat kimia ini termasuk pelarut untuk obat-obatan dan bahan kimia yang tidak
larut dalam air.

Kegunaan:

Digunakan dalam pembuatan resin polyester, polyurethane, dan plasticizer. DEG


digunakan sebagai sintesis organik dalam pembuatan bangunan blok. DEG juga digunakan
sebagai pelarut untuk nitrocellulose, resin, pewarna, minyak, dan senyawa organik lainnya.

Efek samping:
Pusing, Sakit kepala, Gangguan bicara, Linglung, Gangguan koordinasi gerakan lengan
dan tungkai, Pergerakan bola mata secara tidak sadar yang cepat dan berulang, Rewel terutama
pada anak-anak

Dosis yang diizinkan:

Perkiraan dosis dari setiap produk dengan tingkat DEG yang dapat dideteksi untuk
orang dewasa seberat 70 kg dibandingkan dengan dosis toksik DEG yang dilaporkan dalam
literatur.

SENYAWA 21: SODIUM LAURYL SULFATE


(Oleh: Grace Jaselyn Siburian)
Nama lain :
Beberapa nama lain dari Sodium Lauryl Sulfate (SLS):
1. Sodium dodecyl sulfate (SDS)
2. Sodium lauryl ether sulfate (SLES)
3. Sulfuric acid monododecyl ester sodium salt

Rumus Kimia :

1. Sodium dodecyl sulfate (SDS): NaC12H25SO4


2. Sodium lauryl ether sulfate (SLES) : CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nOSO3Na
3. Sulfuric acid monododecyl ester sodium salt : C12H25SO4Na.

Struktur :

Sodium dodecyl sulfate (SDS)

Sodium lauryl ether sulfate (SLES)

Sulfuric acid monododecyl ester sodium salt

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dianggap aman dalam
penggunaan kosmetik pada konsentrasi yang direkomendasikan oleh badan pengawas
kesehatan dan kecantikan. Namun, beberapa individu mungkin mengalami iritasi kulit atau
mata sebagai respons terhadap penggunaan SLS, terutama jika memiliki sensitivitas kulit yang
tinggi. Penting untuk menggunakan produk dengan bijaksana, mengikuti instruksi penggunaan,
dan memperhatikan respons individu terhadap produk yang mengandung SLS. Jika memiliki
kekhawatiran khusus atau sensitivitas yang tinggi, disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter atau profesional kesehatan sebelum menggunakan produk yang mengandung SLS.

Kegunaan:

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) memiliki beberapa kegunaan, antara lain: Sebagai agen
pembersih yang efektif dalam produk sabun, sampo, dan pembersih kulit lainnya, memberikan
busa yang kaya dan stabil dalam produk-produk seperti sabun, shampo, dan busa mandi,
berperan sebagai emulsifier, membantu mencampurkan bahan-bahan yang tidak larut seperti
minyak dan air dalam produk kosmetik, membantu produk menyebar secara merata pada kulit
atau rambut sebagai agen pembasah, meningkatkan penetrasi bahan aktif dan melarutkan
bahan-bahan sulit larut dalam air dalam formulasi kosmetik.

Efek samping:

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dapat memiliki beberapa efek samping potensial,
terutama ketika digunakan dalam produk yang bersentuhan langsung dengan kulit atau mata.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah: iritasi Kulit, penggunaan produk yang
mengandung SLS dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa individu. Ini dapat berupa
kemerahan, ruam, gatal, atau kulit kering.Iritasi Mata, jika produk yang mengandung SLS
masuk ke mata, dapat menyebabkan iritasi, perih, mata merah, atau bahkan gangguan
penglihatan sementara. Pengeringan Kulit: SLS dapat menghilangkan minyak alami dari kulit
dan menyebabkan pengeringan. Ini dapat membuat kulit terasa kering, kasar, atau
ketegangan.Sensitivitas dan Alergi: Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi atau
sensitivitas terhadap SLS. Ini bisa berupa reaksi kulit yang parah, seperti dermatitis kontak atau
reaksi alergi lainnya.

Dosis yang diizinkan:

Tidak ada dosis yang ditetapkan secara khusus untuk Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
dalam bidang kosmetik. Penggunaan SLS dalam produk-produk kosmetik pada konsentrasi
yang direkomendasikan dianggap aman. Produsen kosmetik harus mematuhi regulasi dan
batasan yang ditetapkan oleh badan pengawas kesehatan terkait. Penting untuk mengikuti
instruksi penggunaan produk dan berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan jika
Anda memiliki kekhawatiran khusus.

SENYAWA 22: PARABEN


(Oleh: Grace Jaselyn Siburian)
Nama lain :
1. Metilparaben
2. Propilparaben
3. Butilparaben
4. Etilparaben
5. Asam 4-hidroksibenzoat

Rumus Kimia :

1. Metilparaben : C8H8O3
2. Propilparaben : C10H12O3
3. Butilparaben : C11H14O3
4. Etilparaben : C9H10O3
5. Asam 4-hidroksibenzoat : C7H6O3

Struktur :

Metilparaben

Propilparaben

Butilparaben

Etilparaben
Asam 4-hidroksibenzoat

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Paraben adalah kelas bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan pengawet
dalam produk kosmetik, makanan, dan obat-obatan. Namun, terdapat perdebatan tentang
keamanan paraben. Beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi efek buruk paraben pada
kesehatan manusia, seperti gangguan hormonal dan risiko kanker payudara. Namun, badan
pengatur kesehatan dan kecantikan seperti FDA dan Cosmetic Product Safety Committee telah
menyimpulkan bahwa penggunaan paraben dalam kadar yang diizinkan tidak menyebabkan
risiko signifikan bagi kesehatan manusia.

Kegunaan:

Paraben digunakan secara luas sebagai bahan pengawet dalam produk kosmetik,
makanan, dan obat-obatan. Paraben berfungsi sebagai bahan pengawet dalam produk kosmetik,
membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan atau
infeksi pada produk. Paraben membantu menjaga stabilitas produk kosmetik, mencegah
perubahan kimia yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya atau panas. Paraben membantu
menciptakan tekstur yang halus dan konsistensi yang baik dalam produk kosmetik, seperti
krim, lotion, atau sampo.

Efek samping:

Penggunaan paraben dalam kosmetik dan perawatan tubuh dapat menyebabkan


beberapa efek samping yang berbahaya. Efek samping penggunaan paraben antara lain : Kulit
menjadi lebih rentan mengalami masalah, seperti kemerahan, iritasi, dan gatal, Paraben dapat
menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel kanker. Paraben sering dianggap sebagai barang
"haram" dalam kosmetik karena dianggap bisa memicu kanker. Terjadinya iritasi kulit di area
yang sering dioleskan kosmetik yang mengandung paraben. Kemungkinan reaksi alergi akibat
penggunaan paraben, seperti gatal, ruam kemerahan, kering dan bersisik, bengkak, nyeri,
melepuh atau seperti terbakar. Pemakaian produk yang mengandung paraben dapat
memberikan efek samping pada kulit seperti dermatitis kontak atau reaksi alergi

Dosis yang diizinkan:


Dosis yang diizinkan untuk penggunaan paraben dalam produk kosmetik ditetapkan
oleh otoritas pengawas kesehatan dan kecantikan di berbagai negara. Batas konsentrasi paraben
yang diizinkan bervariasi, tetapi umumnya ada batasan tertentu yang diterapkan. Dosis ini
ditentukan berdasarkan penilaian risiko dan studi toksikologi yang dilakukan oleh badan
pengatur yang berwenang. Tujuannya adalah untuk memastikan penggunaan paraben dalam
jumlah yang dianggap aman bagi konsumen umum. Di Indonesia sendiri tingkat konsentrasi
Paraben yang di izinkan biasanya maksimum 0,4 %.

SENYAWA 23: ASAM AZELAIC


(Oleh: Grace Kania Violentina Sembiring)
Nama lain : Azelaic acid

Rumus Kimia : C9H16O4

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Tidak berbahaya

Kegunaan:

1. Mengatasi jerawat: Asam azelaic memiliki sifat antimikroba yang membantu


menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium acnes.
Selain itu, asam azelaic juga membantu mengurangi peradangan pada kulit yang terkena
jerawat, mengurangi kemerahan, dan memperbaiki tekstur kulit.

2. Meratakan warna kulit: Asam azelaic efektif dalam mengurangi hiperpigmentasi dan
noda hitam pada kulit. Ini bekerja dengan menghambat produksi melanin yang berlebihan,
yang bertanggung jawab atas munculnya bintik-bintik gelap atau hiperpigmentasi akibat
paparan sinar matahari, bekas jerawat, atau kondisi kulit tertentu.

3. Mengurangi tanda-tanda penuaan: Asam azelaic dapat membantu mengurangi tanda-


tanda penuaan seperti garis-garis halus dan kerutan. Ini dikaitkan dengan kemampuannya
merangsang produksi kolagen dan elastin dalam kulit, yang penting untuk menjaga
kekenyalan dan kekuatan kulit.
4. Mengatasi rosacea: Rosacea adalah kondisi kulit yang ditandai oleh kemerahan dan
pembengkakan pada wajah. Asam azelaic dapat membantu mengurangi gejala rosacea
dengan mengurangi peradangan pada kulit dan mengurangi kemerahan.

5. Melindungi kulit dari kerusakan radikal bebas: Asam azelaic memiliki sifat antioksidan,
yang membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan radikal bebas. Radikal
bebas dapat menyebabkan stres oksidatif pada kulit dan mempercepat tanda-tanda penuaan.
Dengan menggunakan asam azelaic, kulit dapat dilindungi dan menjaga tampilan yang
lebih muda.

Efek samping:

Meskipun asam azelaic biasanya tidak berbahaya, ada kemungkinan efek samping yang
jarang terjadi pada beberapa individu. Beberapa orang mungkin mengalami iritasi kulit,
kemerahan, gatal-gatal, atau pengelupasan kulit ringan saat menggunakan produk yang
mengandung asam azelaic. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan sementara.

Dosis yang diizinkan: 10-20%

SENYAWA 24: CERAMIDE


(Oleh: Grace Kania Violentina Sembiring)
Nama lain : Sphingolipid

Rumus Kimia : C18H37NO2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Ceramide tidak berbahaya

Kegunaan:

Ceramide adalah jenis lipid atau lemak yang terdapat pada lapisan luar kulit dan
berfungsi sebagai penghalang untuk menjaga kelembaban kulit serta mencegah hilangnya air
dari kulit. Berikut ini beberapa kegunaan ceramide:

1. Melembapkan kulit
2. Meningkatkan elastisitas kulit

3. Mencegah kulit kering dan gatal

4. Meningkatkan kesehatan rambut

5. Memperbaiki kulit yang rusak

Efek samping:

Ceramide adalah komponen alami dari kulit dan rambut, sehingga sangat jarang
menyebabkan efek samping pada kulit dan rambut. Namun, pada beberapa kasus, efek samping
dari penggunaan produk yang mengandung ceramide dapat terjadi, tergantung pada sensitivitas
individu. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

1. Kulit merah dan iritasi: Beberapa orang mungkin mengalami kulit merah,
iritasi, dan gatal setelah menggunakan produk yang mengandung ceramide.

2. Jerawat: Produk perawatan kulit yang mengandung ceramide dapat


menyebabkan jerawat pada beberapa orang, terutama jika produk tersebut
terlalu berat untuk jenis kulit tertentu.

3. Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap


ceramide atau bahan-bahan lain yang terdapat dalam produk perawatan kulit.

Dosis yang diizinkan: 0,1 %-3%

SENYAWA 25: POLIETILENA


(Oleh: Iasro Mardongan Silaban)
Nama lain : polythene

Rumus Kimia : (C₂H₄)ₙ

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Polietilen glikol tidak berbahaya jika digunakan di


bawah ambang batas. Tetapi, jika kualitas produksi pelarut tambahannya buruk, bisa
menghasilkan cemaran yang berbahaya, yakni yakni etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen
glikol butil ether.

Kegunaan:

Digunakan untuk berbagai keperluan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi. Ini paling
umum digunakan:

● untuk menyatukan atau mengikat permukaan bersama-sama dan untuk


menyatukan bahan-bahan suatu produk.
● untuk mengencerkan padatan lainnya, atau untuk meningkatkan ketebalan
bagian lipid (minyak) kosmetik dan produk perawatan pribadi. Ini membantu
menjaga emulsi agar tidak terpisah menjadi minyak dan komponen cairnya.
● untuk membentuk lapisan tipis pada kulit, rambut atau kuku.
● dalam produk perawatan mulut untuk memoles gigi, mengurangi bau mulut,
atau membersihkan dan menghilangkan bau pada gigi dan mulut.

Efek samping:

Dapat menimbulkan masalah lingkungan yang sangat serius. Polietilena dikelompokan sebagai
sampah yang sulit untuk didegradasi oleh alam, memerlukan waktu ratusan tahun bagi alam
untuk melakukan degradasi secara efisien.

Dosis yang diizinkan:

0,6 mcg/kgBB diberikan setiap dua minggu melalui injeksi subkutan atau intravena.
Pemberian dosis pertama bertujuan untuk memperoleh kadar hemoglobin lebih dari 10 g/dl
(6,21mmol/l).

SENYAWA 26: TOLUENA


(Oleh: Iasro Mardongan Silaban)
Nama lain : metilbenzena ataupun fenilmetana

Rumus Kimia : C₆H₅CH₃

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Pekerja yang menggunakan toluena sebagai pelarut dapat memiliki masalah kesehatan, seperti
pusing, vertigo, iritasi mata, iritasi kulit, masalah pernapasan, gangguan hati, ginjal dan sistem
saraf ventral.

Kegunaan:
Hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan
oleh karena sifatnya yang memabukkan.

Efek samping:

Pekerja yang menggunakan toluena sebagai pelarut dapat memiliki masalah kesehatan,
seperti pusing, vertigo, iritasi mata, iritasi kulit, masalah pernapasan, gangguan hati, ginjal dan
sistem saraf ventral.

Dosis yang diizinkan: -

SENYAWA 27: METHYLISOTHIAZOLINONE.


(Oleh: Josafat Sijabat)
Nama lain : Methylchlorisothiazolinone

Rumus Kimia : C4H5NOS

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Methylchlorisothiazolinone sangat berbahaya untuk digunakan karena dapat


menyebabkan dermatitis kontak alergi di mana muncul ruam merah dan gatal pada kulit.

Kegunaan:

Methylisothiazolinone berfungsi sebagai bahan pengawet yang juga dapat dijumpai


dalam sampo, produk perawatan kulit, dan produk tata rias. Zat ini menjaga kualitas dan kinerja
produk seiring waktu.

Efek samping:

Methylisothiazolinone banyak terdapat di produk kebersihan tubuh maupun kosmetik


seperti sabun, sampo, odol, lotion, dll. Methylisothiazolinone digunakan sebagai pengawet
produk karena merupakan suatu pembunuh kuman yang kuat. Seperti bahan kimia lainnya,
methylisothiazolinone juga dapat menyebabkan alergi dan iritasi. Dan lainnya efek samping
dari bahan tersebut termasuk kulit bersisik atau bersisik, berjerawat, kemerahan atau gatal, dan
pembengkakan sedang hingga parah di area mata.

Dosis yang diizinkan:

● Usia 0-6 bulan: 120 mg;


● Usia 7-11 bulan: 200 mg;

● Usia 1-9 tahun: 1000-1200 mg;

● Usia 10-49 tahun: 1500 mg;

● Usia 50-64 tahun ke atas: 1200-1300 mg

SENYAWA 28: PANTHENOL


(Oleh: Josafat Sijabat)
Nama lain :
Pada kemasan produk, panthenol bisa dikenali dengan nama lain, yaitu dexpanthenol,
D-pantotenil alcohol, butanamide, alcohol analog of pantothenic acid, atau provitamin B-5.

Rumus Kimia : C9H19NO4

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Panthenol dikategorikan berbahaya kosmetik yang mengandung panthenol dapat


mengiritasi atau membahayakan kulit. Kecuali, jika orang tersebut memang memiliki alergi,
maka risiko munculnya alergi akan lebih besar.

Kegunaan:

Panthenol dapat membuat kulit menjadi lebih lembap dan halus, serta meningkatkan
elastisitas kulit. Selain itu, bahan ini juga bisa melindungi skin barrier dari kerusakan akibat
paparan zat kimia, polusi, dan sinar UV.

Efek samping:

Berdasarkan penelitian dari Food and Drug Administration (FDA) dan European
Commission on Cosmetic Ingredients, panthenol aman digunakan pada produk kecantikan.
Tidak ada bukti signifikan kalau produk dengan kandungan ini bisa mengiritasi atau
membahayakan kulit. Namun, beberapa orang bisa saja alergi dengan kandungan ini, Jadi,
kamu harus mengecek kecocokan kulitmu dengan kandungan ini pada area tertentu terlebih
dulu. Meskipun kandungan ini bisa digunakan secara sendiri tanpa tambahan lain panthenol
sering dikombinasikan dengan Hyaluronic Acid. Jadi, kalau kamu merasa kulit kurang lembab
dengan satu kandungan pelembab, kamu bisa menggunakan kandungan ini dengan Hyaluronic
Acid dalam skincare routine. Akan tetapi dapat menjadi alergi apabila produk tersebut akan
menjadi bahaya apabila tidak cocok dengan situasi kulit si pemakai.

Dosis yang diizinkan:

Dosis panthenol bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia,
jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang. Sebagian
besar penelitian mengungkapkan bahwa konsentrasi atau dosis panthenol yang dinilai aman
dan sangat minim efek samping adalah di bawah 5%. Hal ini berlaku untuk produk perawatan
kulit, rambut, dan kuku.

SENYAWA 29: MALIC ACID


(Oleh: Joy Cathrine Okta Kasih Tobing)
Nama lain : asam malat

Rumus Kimia : C4H6O5

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Selain itu, konsumsi asam malat (malic acid) dalam bentuk obat/suplemen bisa
dikatakan cukup aman asal tidak dikonsumsi berlebihan. Namun ada kemungkinan bahwa
asam malat juga bisa memicu efek samping ringan seperti reaksi alergi, sakit kepala, diare, dan
mual.

Kegunaan:

Mampu mengatasi keratosis yang dapat muncul di bagian belakang lengan, hingga meredakan
jerawat yang muncul di wajah. Malic acid juga berperan penting dalam peremajaan kulit dan
mencegah terjadinya penuaan dini.

Efek samping:

Salah satu efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan malic acid adalah
terjadinya penurunan tekanan darah menjadi lebih rendah. Hal ini penting diketahui terutama
bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tekanan darah rendah.
Selain itu, konsumsi asam malat (malic acid) dalam bentuk obat/suplemen bisa
dikatakan cukup aman asal tidak dikonsumsi berlebihan. Namun ada kemungkinan bahwa
asam malat juga bisa memicu efek samping ringan seperti reaksi alergi, sakit kepala, diare, dan
mual.

Begitupun dengan penggunaan malic acid sediaan krim oles yang tergolong aman
digunakan. Hanya saja ada kemungkinan terjadinya efek samping ringan akibat penggunaan
krim oles malic acid, seperti gatal, ruam kemerahan, serta iritasi pada kulit ataupun mata.

Penggunaan malic acid pada ibu hamil dan ibu menyusui juga kemungkinan aman jika
dikonsumsi sesuai takaran penggunaan atau aturan pakai. Hanya saja, untuk memastikan
keamanan penggunaan asam malat (malic acid), silakan berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter untuk mencegah efek samping penggunaan.

Dosis yang diizinkan: 0,2-0,6% dari berat total produk.

SENYAWA 30: Polyhydroxy acid


(Oleh: Joy Cathrine Okta Kasih Tobing)
Nama lain : asam polihidroksi, PHA

Rumus Kimia : PHA

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Sejauh ini belum ditemukan efek samping berbahaya dari penggunaan PHA pada kulit.
PHA hanya bekerja di bagian permukaan kulit untuk membersihkan lapisan terluar kulit.
Karenanya produk dengan PHA ini banyak digunakan dan digemari pemilik kulit sensitif.

Kegunaan:

Digunakan pada produk skincare seperti toner, masker, sabun cuci muka, moisturizer, ataupun
dalam bentuk serum dengan kandungan yang paling umum seperti:

● Gluconolactone, kandungan ini tidak hanya berfungsi untuk pengelupasan kulit


(eksfoliasi), tetapi juga menghidrasi dan sebagai antioksidan.
● Galactose, merupakan kandungan gula yang terdapat pada susu, namun berfungsi
untuk eksfoliasi kulit secara lembut.
● Lactobionic acid, kandungan ini berfungsi sebagai eksfoliator dan humektan, yang
berarti dapat membantu untuk mempertahankan kelembapan pada kulit.
PHA memiliki struktur molekul yang lebih besar dibandingkan dengan AHA yang lebih umum
seperti asam glikolat dan asam laktat, sehingga PHA tidak dapat menembus hingga lapisan
kulit paling dalam, melainkan hanya mampu bekerja pada lapisan kulit luar.

Efek samping:

Efek samping minimum akibat alergi ataupun pencampuran produk PHA dengan bahan
kimia lain mungkin terjadi hanya pada sebagian kecil pengguna, seperti:

● Rasa gatal dan kemerahan


● Kulit terasa panas terbakar
● Eksfoliasi yang berlebihan
● Iritasi disertai dengan infeksi

Walaupun PHA dianggap aman oleh FDA (Food and Drugs Administration) dan
memiliki dosis yang minim dibanding AHA dan BHA, akan tetapi penggunaanya sendiri tidak
boleh dilakukan secara berlebihan karena bahan eksfoliasi kimiawi mampu merusak lapisan
kulit dan membuatnya kering. Kamu dapat melakukan patch test untuk mengetahui kecocokan
kulit dengan PHA.
Dosis yang diizinkan:

Secara umum PHA boleh digunakan sekitar 3-4 kali dalam seminggu dengan dosis
secara bertahap, bahan ini dinilai lebih lembut daripada acid lainnya. Namun gunakan produk
secara bertahap dan meningkat sesuai toleransi kulit yang telah direkomendasi oleh dokter.

SENYAWA 31: BITHIONOL


(Oleh: Karina Angely Sinaga)
Nama lain : 2,4-dikloro- 6-(3,5-dikloro- 2-hidroksifenil)sulfanilfenol

Rumus Kimia : C12H6Cl4O2S

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Kosmetik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi tanpa kita
sadari, banyak bahan-bahan kimia yang kita masukkan ke dalam tubuh melalui kosmetik.
Bahan-bahan kimia tersebut misalnya iritan kulit, zat yang dapat mengganggu hormon, dan
zat yang bersifat karsinogen. Banyak dari kita yang mulai mencari kosmetik dengan bahan
yang lebih alami dan non toksik. Sayangnya hal ini tidak mudah karena belum banyak produk
yang benar-benar alami, dan beberapa produk yang disebut alami mungkin masih
menggunakan bahan-bahan kimia. Karena menghindari setiap bahan kosmetik berbahaya
sangat sulit dilakukan.

Hingga saat ini, penggunaan kosmetik semakin akrab dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, Anda sebaiknya mengenal apa saja bahan dasar yang terdapat dalam kosmetik, agar
dapat terhindar dari risiko gangguan kesehatan kulit yang mungkin ditimbulkan.Produk
kosmetik adalah bahan yang dipakai pada bagian luar tubuh (kulit, rambut, dan bibir) atau
gigi dengan tujuan untuk membersihkan, mengharumkan, serta memperbaiki penampilan.

Ditambah lagi, banyak kosmetik yang beredar di pasaran tanpa mengantongi izin dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk
aktif mencari informasi kandungan bahan dasar kosmetik agar bisa menjatuhkan pilihan pada
produk yang tepat.

Perlu diketahui bahwa kosmetik tidak lepas dari bahan kimia, tetapi bahan kimia
tersebut tentunya aman digunakan dalam jumlah dan batas tertentu. Bahan kimia yang masih
dapat digunakan, tetapi harus dibatasi secara ketat, antara lain merkuri, bahan aktif tabir
surya, dan heksaklorofen.

Berikut adalah deretan bahan dasar kosmetik yang dilarang:Sulingan minyak bumi
(petroleum), kecuali bila seluruh proses penyulingan diketahui dan tidak menghasilkan
bahan yang bersifat karsinogenik, Polyethylene, Butylated hydroxyanisole (BHA),
Phthalates, Hydroquinone, Benzene,Bithionol, Klorin Kloroform, Hidrokarbon,
Naphthalene.Jadi senyawa Bithionol tersebut adalah senyawa yang beracun dan berbahaya
dan tidak dianjurkan untuk kosmetik.

Kegunaan:

Bithionol telah digunakan sampai batas tertentu sebagai agen antibakteri dalam
sediaan kosmetik seperti batangan deterjen, sampo, krim, losion, dan alas yang digunakan
untuk menyembunyikan noda. Bukti baru dari pengalaman klinis dan tes photopatch
menunjukkan bahwa bithionol mampu menyebabkan fotosensitivitas pada manusia ketika
digunakan secara topikal dan bahwa dalam beberapa kasus fotosensitisasi dapat bertahan
untuk waktu yang lama sebagai reaksi parah tanpa kontak lebih lanjut dengan benda yang
menyebabkan sensitisasi. Juga, ada bukti yang menunjukkan bahwa bithionol dapat
menghasilkan sensitisasi silang dengan bahan kimia lain yang biasa digunakan seperti
salisilanilida terhalogenasi dan heksaklorofen. Oleh karena itu, menurut Food and Drug
Administration, bithionol adalah zat berbahaya yang dapat membuat produk kosmetik apa
pun yang mengandung bithionol berbahaya bagi penggunanya.

Efek samping:

Bithionol adalah aril sulfida yaitu difenil sulfida yang masing-masing gugus fenilnya
disubstitusi pada posisi 2 oleh hidroksi dan pada posisi 3 dan 5 oleh klorin. Sebuah fungisida
dan obat cacing,itu digunakan dalam berbagai produk obat topikal untuk pengobatan cacing
hati,tetapi ditarik setelah terbukti menjadi fotosensitizer kuat dengan potensi menyebabkan
gangguan kulit yang serius. Ini memiliki peran sebagai obat anti platyhelminthes dan
agrokimia antijamur. Dan juga efek samping pada pasien yang memakai bithionol melalui
mulut termasuk

anoreksia, mual, muntah, ketidaknyamanan perut, diare, air liur, pusing, sakit kepala.

Dosis yang diizinkan:

Bithionol merupakan salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit
Paragonimiasis atau infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Paragonimus westermani.
Bithionol ini bukan merupakan obat pilihan untuk Paragonimiasis tetapi merupakan obat
alternatif. Hal ini disebabkan karena Bithionol memiliki efek yang lebih buruk. Bithionol
Diberikan secara per oral dengan dosis 30 sampai 50 mg / kg setiap hari selama 10 samapai 15
dosis.

SENYAWA 32: KLORIN


(Oleh: Karina Angely Sinaga)
Nama lain : Kapur Klor

Rumus Kimia : Cl2

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam
bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsur atau senyawa
lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida di air laut. Dalam
kehidupan manusia, klorin memegang peranan penting yaitu banyak benda-benda yang kita
gunakan sehari-hari mengandung klorin seperti peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan,
kertas, obat dan produk farmasi, pendingin, semprotan pembersih, pelarut, dan berbagai produk
lainnya. Klorin pertama kali diidentifikasi oleh seorang ahli farmasi dari Swedia, Carl Wilhem
Scheele pada tahun 1774, dengan meneteskan sedikit larutan asam klorida (HCl) pada lempeng
mangan oksida (MnO2) yang menghasilkan gas berwarna kuning kehijauan.

Pada tahun 1994, Scott menyatakan bahwa klorin dalam suhu kamar berbentuk gas,
termasuk unsur golongan halogen (Golongan VII), sangat reaktif dan merupakan oksidator
kuat yang mudah bereaksi dengan berbagai unsure. Pada suhu –340 C, klorin berbentuk cair
dan pada suhu –1030 C berbentuk padatan kristal kekuningan. Secara alami, klorin terdapat
dalam bentuk ion klorida dengan

jumlah relatif jauh lebih besar dibandingkan ion-ion halogen lainnya. Kelimpahan ion-ion
halogen di perairan alami.Klorin dalam bentuk garam (contoh NaCl) merupakan bentuk yang
paling aman, sedangkan dalam bentuk gas, klorin dapat diperoleh dengan mengekstraksi
larutan garam NaCl dengan cara elektrolisis.

Di zaman modern ini penggunaan kosmetik untuk menambah estetika semakin


meningkat. Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian
luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut
untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi kulit
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Salah satu produk kosmetika yang sering
digunakan khususnya bagi para wanita yaitu lipstik. Lipstik adalah sediaan kosmetika yang
digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan
estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir
(Mukaromah, 2008). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), bahan-bahan utama dalam
lipstik yaitu lilin, minyak, lemak, acetoglycerides, zatzat pewarna, surfaktan, antioksidan,
bahan pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu,
pewarna alami merupakan zat warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah.
Kegunaan:

Klorin digunakan dalam berbagai industri untuk menghasilkan produk yang


bermanfaat bagi manusia. Produk yang dihasilkan dengan menggabungkan klorin dengan
hidrokarbon (produk klorinathidrokarbon) merupakan produk yang amat berguna. Beberapa
contoh penggunaan klorin adalah sebagai berikut :

Bidang Kesehatan: Klorin digunakan sebagai disinfektan pada pengolahanair minum. Klorin
yang digunakan sebagai desinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit
[Ca(OCl)2]. Peranan klorin sebagai desinfektan pada air minum sejak puluhan tahun lalu
merupakan hal yang sangat berarti bagi peningkatan kualitas kesehatan manusia. Selain itu
klorin juga digunakan sebagai bahan obat- obatan yang dikombinasikan dengan senyawa
lain.

1. Sebagai Pemutih: Dalam industri tekstil, pulp dan kertas, fungsi klorin pada kedua industri
tersebut adalah sebagai pemutih dan penghalus. Selain memutihkan warna kertas, klorin juga
dapat menguatkan permukaan kertas.

2. Bidang Pertanian: Pestisida dari kelompok organoklorin merupakan pestisida yang


mengandung klorin yaitu dikloro difenil trikloroetana (DDT), metokskhlor, aldrin dan
dieldrin. DDT merupakan pestisida yang pertama kali dihasilkan.

3. Industri Kimia dan Industri Lainnya: Pemakaian klorin dalam berbagai industri dapat
dijumpai, misalnya pada produk yang berbahan dasar plastik, seperti poly vinyl chloride
(PVC). Selain itu juga pada produk pelarut (solvent), dry cleaning, dan berbagai produk
lainnya yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti lem, semen, dan
pembungkus. Dalam Chlorine Chemistry’s Role in Our Daily Lives disebutkan bahwa
penggunaan klorin terbesar adalah untuk produksi Vinyl (PVC) sebesar 34%, bahanbahan
organik 21%, pelarut khlorinasi 6%, pulp dan kertas 6%, pengolahan air 6%, dan untuk lain-
lain 27%. Gambar 1 menunjukkan penggunaan klorin dalam berbagai produk, di mana
gambar tersebut merupakan bagian kecil yang diambil dari bagan pohon produkproduk
klorin (Products of the Chlorine Tree) yang terdapat dalam Chlorine Chemistry’s Role in
Our Daily Lives.
4. Bidang Pembangkit Listrik: Pada pembangkit listrik seperti Pembang-kit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) dan Pembang-kit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), pemakaian klorin yang
digunakan pada sistem pendingin (cooling system) sebagai pengontrol biological fouling.
Untuk PLTU yang menggunakan air sungai maupun air tanah sebagai pendingin, klorin
digunakan sebagai bioside untuk mengatasi fouling mussels. Pada PLTU yang menggunakan
air laut sebagai pendingin, biasanya dilengkapi dengan unit klorinasi (chlorination plant).
Fungsi klorin di sini adalah untuk mencegah tumbuhnya alga yang menjadi nutrisi tritip
(barnacles) pada dinding pipa kondensor.

Efek samping:

Klorin dalam bentuk produk kimia buatan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
seperti penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Selain berdampak pada kesehatan,
senyawa klorin juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik berupa produk maupun
limbah yang dihasilkan. Senyawa klorin juga dapat disebabkan dari pembakaran sampah dan
kebocoran klorin dalam proses industri. Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap
lingkungan dan perkembangan teknologi peralatan analisis, dampak-dampak klorin terhadap
lingkungan mulai diketahui, misalnya saja klorin yang digunakan sebagai desinfektan
ternyata juga bereaksi dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat di dalam air Selain itu
terbentuknya senyawa organoklorin lain secara tidak sengaja dari proses pembakaran
senyawa yang berbasis klorinat hidrokarbon, berdampak negatip terhadap lingkungan.

Klorin Kasus-kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh klorin telah terjadi
di belahan dunia, baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Sebagai contoh adalah
kasus pencemaran pestisida jenis DDT pada beras yang dikonsumsi oleh penduduk Jepang
yang mengakibatkan keracunan bagi penduduk setempat. Pencemaran yang terjadi di sungai
Kalamazoo, Michigan (Amerika Serikat) akibat pembuangan limbah pabrik kertas yang
mengandung PCBs (polychlorinated biphenyls) telah memusnahkan biota perairan
Kalamazoo. Di Indonesia sendiri, beberapa kasus pencemaran yang terkait dengan klorin juga
telah terjadi, contohnya pencemaran pestisida DDT yang terjadi di beberapa daerah, namun
masih berada pada tahap awal dan dosis rendah. Kasus pencemaran lingkungan lain yang
cukup penting adalah meledaknya tangki bleaching penyimpan klorin pada pabrik kertas dan
pulp di Sumatera Utara.

Dosis yang diizinkan:


Dosis pemberian klorin. Dosis klorin merupakan jumlah klor yang ditambahkan pada
air untuk menghasilkan residu spesifik pada akhir waktu kontak. Dosis pemberian klorin
dengan bahan kaporit harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1) Sisa klor bebas, merupakan klorin dalam air yang berperan sebagai asam hipoklorit
dan ion hipoklorit yang berfungsi sebagai desinfektan.
2) Sisa klor terikat, merupakan klorin yang terdapat dalam air yang tergabung dengan
ammonia.
3) Daya sergap klor, merupakan zat klor yang ada dalam air untuk melakukan proses
kimia guna mengikat zat organik yang kemudian membentuk senyawa klorida yang
akan berfungsi sebagai desinfektan.
4) Kebutuhan klorin, merupakan, jumlah klorin yang harus ditambahkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik dan membunuh kuman patogen serta menyisakan
residu klor yang diinginkan
5) Break point chlorination, jumlah klor aktif yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
semua bahan organik dan bahan anorganik yang terlarut
SENYAWA 33: BENZENA
(Oleh: Karyn Arme Septia Br Ritonga)
Nama lain :

Nama lain dari senyawa Benzena adalah Benzol (Winata. S.D, 2015). Senyawa benzena
disebut sebagai senyawa aromatik (Ariobimo. M.P. dkk, 2023).

Rumus Kimia :

Benzena adalah suatu senyawa organik dengan rumus kimia C6H6. Molekul benzena
tersusun atas enam atom karbon yang berikatan dalam suatu cincin, dengan satu atom hidrogen
yang terikat pada masing-masing atom karbon.

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Senyawa benzena dikategorikan berbahaya pada dosis tinggi dan jangka waktu yang
lama, karena dapat menyebabkan kanker kulit, sumsum tulang, dan dapat menyebabkan
penurunan sel darah merah yang menyebabkan anemia bahkan dapat menyebabkan kematian
(Haen. M. T., & Oginawati. K, 2011).
Kegunaan:

Penggunaan bahan dasar pembuatan senyawa turunan benzena adalah digunakan pada
kosmetik (sebagai pengawet), bahan pembuatan plastik, bahan peledak, tinta, zat pewarna,
karet sintetik, nilon, dan detergen (Fadhila. N, 2022),

Efek samping:

Efek samping pada senyawa benzena ketika menghirup benzena dalam dosis tinggi
yaitu dapat menyebabkan kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala,
tremor, kebingunga, ketidaksadaran, dan kematian. Sedangkan efek samping pada makanan
atau minuman yang mengandung benzena tingkat tinggi dapat menyebabkan muntah, iritasi
perut, pusing, kantuk, kejang (Haen. M. T., & Oginawati. K, 2011).

Dosis yang diizinkan:

Dosis untuk pemberian obat Resorcinol disesuaikan dengan usia dan kondisi medis
yang dialami oleh pasien. Pada kondisi gangguan dermatologis Pada orang dewasa dosis
normal yang diberikan yaitu obat Resorsinol topikal 2% salep yang digunakan di area kulit
terbuka sebanyak 3-4 kali sehari. Sedangkan pada anak-anak obat, dosis normal yang diberikan
adalah Resorsinol topikal 2% salep. Khususnya bagi anak usia di atas 2 tahun maka oleskan
obat di area kulit terbuka sebanyak 3-4 kali sehari.

SENYAWA 34: PHENOXYETHANOL


(Oleh: Karyn Arme Septia Br Ritonga)
Nama lain :

Nama lain dari senyawa Phenoxyethanol (Fenoksietanol) adalah Ethylene Glycol


Monophenyl Ether (Etilena Glikol Monofenil Eter), Phenoxytolarosol (Fenoksitolarosol)
(Pratama. S. N. dkk, 2021).

Rumus Kimia : C6H5OC2H4OH atau C8H10O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Senyawa Phenoxyethanol dikategorikan berbahaya


jika melebihi dosis maksimal 1%. Namun, jika digunakan pada dosis yang rendah yaitu kurang
dari 1% maka Phenoxyethanol tidak berbahaya.

Kegunaan:
Penggunaan senyawa Phenoxyethanol salah satunya adalah untuk bahan penggunaan
kosmetik dan perawatan kulit yang berfungsi sebagai pengawet. Selain itu, pada kandungan
senyawa phenoxyethanol digunakan pada sabun, parfum, dan kerap digunakan sebagai
penyeimbang atau stabilizer (Pratama, S. N. dkk, 2021).

Efek samping:

Efek samping pada senyawa Phenoxyethanol adalah alergi pada kulit, iritasi kulit,
ruam, eksim, hingga biduran (Sahati. S, 2019).

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang diizinkan senyawa pemakaian Phenoxyethanol adalah maksimal 1%.


Cosmetic Ingredient Review (CIR) Panel, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika
Serikat (FDA), dan European Economic Community (EEC) menyatakan bahwa
phenoxyethanol aman digunakan dalam dosis rendah. Phenoxyethanol dianggap aman jika
kandungannya kurang dari 1 persen.

SENYAWA 35: NIACINAMIDE


(Oleh: Ladyna Velisa Br Ginting)
Nama lain : Pyridine-3-carboxamide

Rumus Kimia : C6H6N2O.

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Niacinamide umumnya dianggap aman untuk


digunakan dalam kosmetik. Ini adalah bahan yang umum digunakan dalam produk perawatan
kulit dan memiliki profil keamanan yang baik. Namun, setiap individu dapat memiliki
sensitivitas atau reaksi yang berbeda terhadap bahan kosmetik tertentu. Dalam kasus yang
jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau iritasi kulit terhadap
niacinamide. Jika Anda memiliki riwayat alergi atau kulit sensitif, disarankan untuk melakukan
tes patch sebelum menggunakan produk yang mengandung niacinamide secara luas di seluruh
wajah atau tubuh. Selalu perhatikan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk
dan ikuti rekomendasi dari dokter atau ahli perawatan kulit jika Anda memiliki kekhawatiran
atau masalah kulit khusus. Penting juga untuk memperhatikan bahwa niacinamide yang
digunakan dalam kosmetik berbeda dengan suplemen niacinamide yang dikonsumsi secara
oral. Jika Anda sedang menggunakan suplemen niacinamide atau memiliki kondisi medis
tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menggunakan produk
kosmetik yang mengandung niacinamide.
Kegunaan:

NA mengurangi melanogenesis di kulit dengan menghambat transfer melanosome dari


melanosit ke sekitar keratinosit. Terlebih lagi, NA melindungi kulit dari ROS dan berfungsi
sebagai pembawa utama pada kulit, mencegah hilangnya kelembaban dengan meningkatkan
produksi ceramides dan asam lemak. NA sangat stabil di bawah paparan radiasi UV, panas,
oksigen, asam, dan basa.

Efek samping:

Penggunaan NA dalam konsentrasi yang tinggi atau pada kulit yang sensitif dapat
menyebabkan efek samping seperti kemerahan, iritasi, sensasi terbakar, pengelupasan kulit,
dan kulit kering. Efek samping ini umumnya ringan dan sementara, tetapi jika terjadi iritasi
yang parah atau reaksi alergi, disarankan untuk menghentikan penggunaan dan berkonsultasi
dengan dokter.

Dosis yang diizinkan: 2-5 % penggunaan yang diizinkan.

SENYAWA 36: SALICYLIC ACID


(Oleh: Ladyna Velisa Br Ginting)
Nama lain : asam beta-hidroksi (BHA)

Rumus Kimia : C₇H₆O₃

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: BHA dalam produk kosmetik umumnya dianggap


aman untuk digunakan dalam konsentrasi yang direkomendasikan. Namun, penggunaan BHA
dapat menyebabkan iritasi pada kulit jika digunakan dalam konsentrasi yang terlalu tinggi atau
pada kulit yang sensitif. Selain itu, penggunaan BHA juga dapat meningkatkan sensitivitas kulit
terhadap sinar matahari, sehingga penting untuk menggunakan perlindungan sinar matahari
saat menggunakan produk yang mengandung BHA.

Kegunaan:

Beberapa kegunaan salicylic acid dalam kosmetik yaitu sebagai berikut :

1. Mengurangi minyak wajah berlebih


2. Mengangkat sel kulit mati
3. Mengendalikan jerawat
4. Mengurangi tanda kerusakan kulit akibat matahari
5. Mengatasi kutil wajah.
Efek samping: Meski ada beragam manfaat salicylic acid, ada pula efek samping yang
bisa timbul pada wajah Anda, seperti Alergi dan iritasi pada kulit.

Dosis yang diizinkan: Sejumlah perawatan peeling di klinik kecantikan menggunakan


salicylic acid dengan kadar 20–30%.

SENYAWA 37: AHA (Alpha-hydroxy acid)


(Oleh: Lia Kristiani Manihuruk)

Nama lain :
Alpha-hydroxy acid (AHA) tidak memiliki nama lain yang umum digunakan. Namun,
beberapa jenis AHA yang sering digunakan dalam kosmetik antara lain:
1. Asam glikolat (glycolic acid)
2. Asam laktat (lactic acid)
3. Asam sitrat (citric acid)
4. Asam malat (malic acid)
5. Asam tartarat (tartaric acid)

Rumus Kimia :

1. Asam glikolat: C2H4O3


2. Asam laktat: C3H6O3
3. Asam sitrat: C6H8O7
4. Asam malat: C4H6O5
5. Asam tartarat: C4H6O6

Struktur :

1. Asam glikolat:
HO-C-COOH
|
H
2. Asam laktat:
HO-C-CH3
|
COOH
3. Asam sitrat:
HO-C-COOH
|
HO-C-COOH
|
COOH
4. Asam malat:
HO-C-COOH
|
HO-C-CH2-COOH
|
COOH

5. Asam tartarat:
HO-C-COOH
|
HO-C-CH(OH)-COOH
|
COOH

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

AHA dalam produk kosmetik umumnya dianggap aman untuk digunakan dalam
konsentrasi yang direkomendasikan. Namun, penggunaan AHA dapat menyebabkan iritasi
pada kulit jika digunakan dalam konsentrasi yang terlalu tinggi atau pada kulit yang sensitif.
Selain itu, penggunaan AHA juga dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar
matahari, sehingga penting untuk menggunakan perlindungan sinar matahari saat
menggunakan produk yang mengandung AHA.

Kegunaan:

AHA digunakan secara luas dalam produk perawatan kulit dan kosmetik karena
kemampuannya untuk eksfoliasi kulit, menghilangkan sel-sel kulit mati, dan merangsang
regenerasi sel-sel baru. AHA juga dapat membantu meningkatkan tekstur kulit, mengurangi
kerutan, memudarkan noda dan bintik-bintik, serta membantu mengatasi masalah kulit seperti
jerawat dan hiperpigmentasi.

Efek samping:

Penggunaan AHA dalam konsentrasi yang tinggi atau pada kulit yang sensitif dapat
menyebabkan efek samping seperti kemerahan, iritasi, sensasi terbakar, pengelupasan kulit,
dan kulit kering. Efek samping ini umumnya ringan dan sementara, tetapi jika terjadi iritasi
yang parah atau reaksi alergi, disarankan untuk menghentikan penggunaan dan berkonsultasi
dengan dokter.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang diijinkan untuk AHA dalam produk kosmetik bervariasi tergantung pada jenis
AHA dan negara tempat produk tersebut dijual. Namun, pada umumnya, konsentrasi AHA
yang digunakan dalam produk kosmetik biasanya berkisar antara 5% hingga 10%. Penting
untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan produk dan tidak melebihi
dosis yang direkomendasikan.

SENYAWA 38: BHA (Beta-hydroxy acid)


(Oleh: Lia Kristiani Manihuruk)
Nama lain : Asam beta-hidroksi (salisilat)

Rumus Kimia : C₇H₆O₃

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: BHA (Beta-hydroxy acid) umumnya dianggap aman


untuk digunakan dalam produk kosmetik dengan konsentrasi yang tepat. Namun, penggunaan
produk yang mengandung BHA harus tetap sesuai dengan petunjuk dan dosis yang ditentukan.
Dalam beberapa kasus, penggunaan BHA dalam konsentrasi yang tinggi atau penggunaan
berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes patch
sebelum penggunaan produk kosmetik yang mengandung BHA dan mengikuti petunjuk
penggunaan yang diberikan.

Kegunaan:

BHA (Beta-hydroxy acid) digunakan dalam produk kosmetik sebagai bahan eksfoliasi
kimia. Ini berarti BHA membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dari permukaan kulit,
membersihkan pori-pori, dan mengurangi tanda-tanda penuaan kulit seperti garis halus dan
kerutan. BHA juga memiliki sifat anti-inflamasi, sehingga dapat membantu mengurangi
kemerahan dan peradangan pada kulit berjerawat.

Efek samping:

Penggunaan BHA dalam konsentrasi yang tinggi atau penggunaan berlebihan dapat
menyebabkan iritasi kulit seperti kemerahan, gatal, dan kulit kering. Beberapa orang mungkin
juga mengalami reaksi alergi terhadap BHA. Jika Anda mengalami iritasi atau efek samping
lain setelah menggunakan produk yang mengandung BHA, sebaiknya hentikan
penggunaannya dan berkonsultasi dengan ahli dermatologi.
Dosis yang diizinkan:

Tidak ada dosis yang diizinkan secara spesifik untuk BHA dalam produk kosmetik.
Namun, otoritas pengawasan kosmetik seperti FDA (Food and Drug Administration) di
Amerika Serikat memiliki batasan konsentrasi yang diizinkan untuk penggunaan BHA dalam
produk kosmetik. Misalnya, untuk penggunaan sebagai bahan aktif dalam produk anti-acne,
tingkat konsentrasi BHA yang diizinkan biasanya antara 0,5 hingga 2 persen. Penting untuk
mengikuti petunjuk dan dosis yang tertera pada label produk kosmetik yang mengandung
BHA.

SENYAWA 39: PROPYLENE GLICOL


(Oleh: Maria Putriguna Sinaga)

Nama lain :
Propylene glycol memiliki nama lain berupa 1,2-propanediol, 1,2-dihydroxypropane,
methyl ethyl glycol, dan trimethyl glycol.

Rumus Kimia :

Propilen glikol adalah suatu senyawa yang mempunyai rumus kimia C3H8O2 ,
senyawa ini mempunyai nama komersial propylene glycol industrial (PGI), sedangkan nama
IUPAC dari senyawa ini adalah 1,2–propanediol. Senyawa ini mempunyai sifat-sifat: tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan larut sempurna dalam air.

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Bahan ini tidak dikategorikan berbahaya untuk


dimasukkan ke dalam produk perawatan kulit, akan tetapi apabila penggunaan bahan ini
mencetuskan respon iritasi dan membuat kulit Anda kering (sebagaimana tipe kulit tiap orang
dan reaksinya terhadap bahan tertentu berbeda-beda), sebaiknya bahan ini dihindarkan. bahan
ini juga dikategorikan sebagai bahan iritan karena dapat merusak membran sel, menimbulkan
ruam, kulit kering, dan berkaitan dengan terjadinya dermatitis kontak.

Kegunaan:

Adapun kegunaan propilen glikol dalam dunia industri cukup luas antara lain: sebagai
bahan pengawet maupun pelarut dalam industri makanan, sebagai obat-obatan, dalam industri
kosmetik sebagai pelembab, dan juga berguna dalam industri farmasi untuk formula obat.
Propylene glycol juga kerap digunakan ke dalam obat-obatan injeksi (seperti lorazepam) dan
beberapa krim atau salep yang dioleskan ke kulit, contohnya kortikosteroid.
Efek samping:

Efek samping propylene glycol adalah iritasi kulit dan dermatitis, terutama bagi orang
yang alergi terhadap kandungan ini.

Dosis yang diizinkan:

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dosis propylene glycol yang aman
adalah maksimal 25 mg/kgBB/hari.

SENYAWA 40: BUTYLATED HYDROXYANISOLE (BHA)


(Oleh: Maria Putriguna Sinaga)

Nama lain :
Nama lain dari Butylated hydroxyanisole (BHA), yaitu 2- tert -Butil-4-hidroksianisol
dan 3- tert-butil-4-hidroksianisol (campuran), BOA ULAR, BHA, tert -Butil-4-hidroksianisol,
(1,1-Dimetiletil)-4-metoksifenol, tert -Butil-4-metoksifenol, Antioksin B

Rumus Kimia : C11H1602

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Dampak buruk dari penggunaan butylated


hydroxyanisole Page 2 2 (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) adalah menyebabkan
alergi pada kulit, tumbuhnya tumor dan meningkatkan berat relatif organ hati karena bersifat
karsinogen jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang dan dosis yang berlebihan.

Kegunaan:

Butylated hydroxyanisole digunakan untuk menunda atau mencegah ketengikan


oksidatif dari lemak dan minyak dan untuk mencegah hilangnya aktivitas vitamin yang larut
dalam minyak. Butylated hydroxyanisole sering digunakan dalam bentuk kombinasi dengan
antioksidan lain, terutama hydroxytoluene dan alkyl gallate butylated, dan dengan sequestrant
atau sinergis seperti asam sitrat.

Efek samping:

Efek samping yang ditimbulkan dari senyawa BHA (Butylated Hydroxyanisole) yaitu
dapat dapat menyebabkan pembengkakan organ hati.
Dosis yang diizinkan:

Dosis penggunaan dalam batas pada tubuh, yaitu 5.2 % b/b; wajah > 100% b/b; tangan
> 100 % b/b, serta Potensi alergeniknya ialah Pemeka sedang (dosis maks = 0,0729 μg/cm
2 /jam)

SENYAWA 41: OCTOCRYLENE


(Oleh: Maysha Syakilla)

Octocrylene adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam kosmetik sebagai
bahan filter UV. Octocrylene adalah senyawa organik yang digunakan sebagai bahan tabir
surya dan kosmetik. Ini adalah cairan kental berminyak yang jernih dan tidak berwarna.

Nama lain : 2-ethylhexyl-2-cyano-3,3-diphenylacrylate

Rumus Kimia : C24H27NO2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Menurut Cosmetic Ingredient Review (CIR),


octocrylene aman digunakan pada konsentrasi 10% atau kurang dalam kosmetik. Namun, pada
konsentrasi yang lebih tinggi atau jika terkena sinar matahari, octocrylene dapat menghasilkan
senyawa kimia yang berpotensi merusak DNA dan memicu terjadinya alergi. Oleh karena itu,
octocrylene sering dikombinasikan dengan bahan filter UV lainnya untuk mengurangi risiko
efek samping.

Kegunaan:

Octocrylene digunakan sebagai bahan filter UV pada produk-produk kosmetik, seperti


tabir surya, lip balm, dan lotion untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Efek samping:

Pada konsentrasi yang lebih tinggi atau jika terkena sinar matahari, octocrylene dapat
menghasilkan senyawa kimia yang berpotensi merusak DNA dan memicu terjadinya alergi.

Dosis yang diizinkan:


Konsentrasi maksimum octocrylene yang diizinkan dalam kosmetik adalah 10%.
Namun, dosis yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada produk dan tujuan
penggunaannya.

SENYAWA 42: TOCOPHERYL ACETATE


(Oleh: Maysha Syakilla)
Nama lain : Vitamin E acetate, tocopherol acetate

Rumus Kimia : C31H52O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Tocopheryl acetate umumnya dianggap sebagai bahan


yang relatif aman dalam kosmetik, namun dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa
orang.

Kegunaan:

Tocopheryl acetate sering digunakan dalam kosmetik sebagai bahan antioksidan dan
pelembap kulit. Senyawa ini dapat ditemukan dalam produk-produk seperti krim, lotion, dan
serum.

Efek samping:

Meski namanya mengandung kata 'vitamin E' namun zat kimia ini bisa menyebabkan
masalah pada kulit, yaitu membuat iritasi, sensasi terbakar, gatal-gatal, dan lecet. Efek samping
yang jarang terjadi dari penggunaan tocopheryl acetate termasuk reaksi alergi seperti ruam kulit
dan gatal-gatal. Jika tertelan, senyawa ini dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan.

Dosis yang diizinkan:

Tocopheryl acetate biasanya digunakan dalam jumlah kecil dalam kosmetik, umumnya
kurang dari 1% dari keseluruhan produk.

SENYAWA 43: LACTIC ACID


(Oleh: Monika Dian Sari Pasaribu)
Nama lain :

Lactic Acid = Asam laktat,

2-Hydropropanoic Acid
2-Hydroxy-Propanoic Acid

2-Hydroxypropanoic Acid

2-Hydroxypropionic Acid

A-Hydroxypropanoic Acid

Lactate

Propanoic Acid

2-Hydroxy-

Rumus Kimia : C3H6O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Lactic Acid aman digunakan dengan dosis yang tepat.

Kegunaan:

Lactic Acid atau Asam laktat adalah zat yang berguna untuk membantu untuk
melembabkan kulit. Kandungan ini adalah bagian dari pelembab alami kulit yang memberikan
efek sangat baik untuk perawatan. Selain itu, zat ini juga kerap digunakan pada produk
perawatan kulit yang berguna untuk mengurangi sel kulit kering dan kulit mati agar kulit tetap
mulus

Efek samping:

Efek samping dari penggunaan lactic acid adalah kulit menjadi lebih sensitif terhadap
paparan sinar matahari, sehingga kulit akan lebih mudah mengalami kerusakan. Selain menjadi
lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari, lactic acid juga dapat memicu iritasi kulit.
Kondisi ini ditandai dengan kulit yang terasa gatal, tampak merah, kering, terkelupas, bengkak,
atau adanya sensasi seperti terbakar.

Dosis yang diizinkan:

Untuk konsentrasi eksfoliasi yang lebih ringan, Anda bisa memilih produk dengan 5
persen lactic acid. Sementara itu, eksfoliasi medium memiliki persentase dari 10-15 persen.

SENYAWA 44: RETINOL


(Oleh: Monika Dian Sari Pasaribu)
Nama lain :

Retinol memiliki nama lain seperti retinyl palmitate, retinyl linoleate, retinaldehyde,
propionic acid, atau retinyl acetate.

Rumus Kimia : C20H30O

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Pada umumnya aman digunakan pada produk kecantikan namun dengan kandungan
yang lebih rendah agar kulit dapat beradaptasi.

Kegunaan:

Retinol adalah bahan aktif skincare yang terkenal akan keampuhannya dalam mencegah
dan mengatasi tanda-tanda penuaan. Namun, tak hanya itu saja, retinol masih memiliki
berbagai manfaat lainnya untuk kulit. Berikut penjelasan lengkap mengenai manfaat retinol
untuk wajah dan kulit.

1. Menunda Tanda Penuaan

2. Mengatasi Jerawat

3. Mengurangi Hiperpigmentasi

4. Melembapkan dan Memperbaiki Tekstur Kulit

5. Mengobati Rosacea

Efek samping:

Meski menawarkan berbagai manfaat untuk kecantikan dan kesehatan kulit, retinol juga
memiliki efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping yang paling umum dirasakan
pengguna retinol adalah kulit kering dan iritasi. Retinol juga berpotensi menyebabkan
kemerahan dan gatal pada kulit, dan dapat menyebabkan purging, yaitu iritasi berupa jerawat-
jerawat kecil pada kulit. Risiko efek samping tersebut akan semakin besar bagi orang yang
pertama kali menggunakan retinol. Namun, hal ini hanya bersifat sementara dan bisa membaik
sendirinya dalam beberapa minggu, ketika kulit sudah beradaptasi terhadap penggunaan
retinol.

Dosis yang diizinkan:

Bagi Anda yang baru pertama kali menggunakan retinol, sebaiknya gunakan produk
dengan kandungan retinol paling rendah, yaitu 0,01% agar kulit lebih mudah beradaptasi.
Gunakan retinol 1–2 kali seminggu di awal penggunaan untuk menghindari iritasi.

SENYAWA 45: HEXACHLOROPHENE


(Oleh: Nazwa Aiska Purba)
Nama lain : pHisoHex, Gamophen, Septisol, Turgex, Germa-Medica,
Hexachlorophane, Almederm

Rumus Kimia : C13H6Cl6O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Hexachlorophene atau Phisohex tidak boleh digunakan pada kulit yang terbakar atau
gundul. Phisohex tidak boleh digunakan untuk memandikan bayi. Bayi dapat menyerap
senyawa aktif dalam Phisohex lebih mudah daripada anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Penyerapan tersebut telah dikaitkan dengan efek sistem saraf pusat seperti kejang. Itu tidak
boleh digunakan sebagai pembalut oklusif, kemasan basah, atau losion. Itu tidak boleh
digunakan secara rutin untuk mandi total profilaksis. Itu tidak boleh digunakan sebagai paket
vagina atau tampon, atau pada selaput lendir apa pun. Phisohex tidak boleh digunakan pada
orang yang sensitif terhadap salah satu komponennya. Ini tidak boleh digunakan pada orang
yang telah menunjukkan sensitivitas cahaya primer terhadap turunan fenol terhalogenasi
karena kemungkinan sensitivitas silang terhadap hexachlorophene.

Kegunaan:

Digunakan sebagai scrub bedah dan pembersih kulit bakteriostatik. Ini juga dapat
digunakan untuk mengendalikan wabah infeksi gram positif di mana prosedur pengendalian
infeksi lainnya tidak berhasil. Gunakan hanya selama diperlukan untuk pengendalian infeksi.
Efek samping:

Timbulnya gejala reaksi alergi seperti rasa gatal, kulit menjadi kemerahan, kulit
terkelupas, timbul rasa terbakar hingga gejala reaksi alergi berat yang meliputi napas sesak,
pembengkakan pada mukosa mulut, tenggorokan serta lidah. Alergi semacam ini jika tidak
segera ditangani dapat menyebabkan akibat fatal. Timbulnya iritasi pada kulit, merasa begitu
gelisah, dan tubuh mengalami kejang. Penggunaan obat lain dengan hexachlorophene secara
bersamaan dapat menimbulkan interaksi seperti peningkatan atau penurunan efektifitas obat
atau justru dapat membuat resiko efek samping menjadi lebih tinggi.

Dosis yang diizinkan:

Dosis Hexachlorophene yang diberikan kepada setiap orang bisa saja berbeda. oleh
karena itu, lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter atau membaca aturan pakai obat ini
dengan benar . Berikut pemberian dosis Hexachlorophene secara umum: Dosis untuk obat
Hexachlorophene guna mengatasi masalah wasir atau hemoroid adalah sekitar 5 ml larutan.
Caranya adalah dengan mengambil 5 ml larutan tersebut, setelah itu tuangkan larutan pada
kapas. Jika sudah, Anda bisa menggunakannya pada area tubuh yang memang ingin
dibersihkan. Gosok kapas tersebut hingga kurang lebih 3 menit lamanya.

SENYAWA 46: NAFTALENA


(Oleh: Nazwa Aiska Purba)

Nama lain : Kamper Atau Kapur Barus

Rumus Kimia : C10H8

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya

Kegunaan:

Sebagai bahan pembuatan bahan peledak yang dikenal sebagai bubuk mesiu tanpa asap,
dalam pembuatan penghitung sintilasi, alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur
radioaktivitas, dalam produksi pelumas, dalam pembuatan berbagai jenis pewarna dan zat
pewarna, sebagai antiseptic dan anthelmintic (zat yang digunakan untuk membunuh cacing
penyebab penyakit), sebagai deodoran di toilet, ember popok, dan pengaturan lainnya; dan
sebagai pengawet.

Efek samping:

Eksposur terhadap jumlah besar naftalena dapat mengakibatkan kerusakan pada sel
darah, dan menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai haemolytic anaemia. Penyakit ini telah
diperhatikan pada orang tertentu, terutama anak-anak, setelah termakan kapur barus yang
mengandung naftalena. Antara gejala yang mungkin terjadi setelah eksposur terhadap jumlah
besar naftalena adalah lelah, hilang nafsu makan, mual, muntah dan diare. Kulit mungkin
menjadi pucat atau kuning. Bayi yang baru lahir terutama menghadapi risiko sel darahnya rusak
jika terpajan pada naftalena. Kerusakan terhadap sel darahnya melepaskan suatu produk
(bilirubin) yang menyebabkan bayi tersebut menjadi kuning dan dalam kasus parah, mungkin
mengakibatkan kerusakan otak. Ada orang yang lahir dengan penyakit lahir genetis (G6PD
deficiency) yang menjadikannya lebih cenderung menderita akibat dari naftalena, maka gejala
dapat diperhatikan setelah eksposur terhadap jumlah naftalena yang kecil pun. Jika mana-mana
dari gejala ini terjadi setelah eksposur terhadap naftalena, Anda harus segera berjumpa dengan
dokter. Tidak ada bukti langsung bahwa naftalena dapat mengakibatkan kanker pada manusia.

Dosis yang diizinkan: -

SENYAWA 47: ASAM LAKTAT


(Oleh: Nurul Fadilah)
Nama lain : Asam susu

Rumus Kimia : C3H6O3

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Asam laktat umumnya tidak berbahaya bagi tubuh
tetapi bisa menyebabkan keluhan tertentu seperti napas lebih cepat.

Kegunaan: Kegunaan Asam Laktat yaitu mengurangi sel kulit kering dan kulit mati.

Efek samping:

Efek samping penggunaan Asam Laktat pada kosmetik ialah kulit kemerahan,
pembengkakan dan lepuhan, perubahan warna kulit, dan infeksi serta jaringan parut.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang diizinkan penggunaan Asam Laktat ialah 10 % dalam bentuk cream

SENYAWA 48: ASAM SALISILAT


(Oleh: Nurul Fadilah)
Nama lain : Asam Ortohidroksibenzoat

Rumus Kimia : C₇H₆O₃

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Asam Salisilat umumnya tidak berbahaya selagi digunakan dengan dosis yang pas.

Kegunaan:

Asam salisilat dalam kosmetik digunakan untuk meningkatkan kadar kelembaban kulit dan
melarutkan zat penyebab sel- sel kulit mati saling menempel.

Efek samping:
Efek samping penggunaan asam salisilat yaitu kemerahan pada kulit, kulit
terbakar, hingga kulit mengelupas dekat area kulit yang sedang dirawat.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang diizinkan pada penggunaan asam salisilat yaitu 2% dalam bentuk salep,
3% dalam bentuk gel.

SENYAWA 49: TITANIUM DIOKSIDA


(Oleh: Nurviati Hutabarat)
Nama lain : Titanium (IV) oksida atau titania

Rumus Kimia : TiO2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Titanium dioksida adalah bahan pemutih dalam makanan, kosmetik, dan produk
lainnya. FDA menganggapnya aman, tetapi asupan yang tinggi bisa berbahaya.

Kegunaan:

Dapat melindungi kulit dari UVA dan UVB, langsung setelah diaplikasikan.

Efek samping:

Sejumlah efek samping titanium dioxide yang mungkin terjadi adalah kulit jadi lebih
sensitif, kemerahan, atau iritasi. Jika itu terjadi, hentikan penggunaan produk dan segera cuci
bersih kulit dengan air mengalir.

Dosis yang diizinkan:

Batas paparan udara (REL) yang direkomendasikan adalah 2,4 mg/m3 untuk Titanium
Dioksida halus, dan 0,3 mg/m3 untuk Titanium Dioksida ultra halus, rata-rata selama 10 jam
shift kerja. ACGIH: Nilai ambang batas (TLV) rata-rata adalah 10 mg/m3 selama 8 jam shift
kerja.

SENYAWA 50: KORTIKOSTEROID


(Oleh: Nurviati Hutabarat)
Nama lain : Steroid

Rumus Kimia :-

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Perlu Anda ketahui juga bahwa penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang bisa
menimbulkan efek samping berupa obesitas, gangguan tumbuh kembang, kejang, osteoporosis,
atau gangguan mental, termasuk depresi, atau insomnia.

Kegunaan:

Kortikosteroid sering digunakan untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi,


seperti alergi, lupus, reumathoid arthritis, dan pemfigus vulgaris, serta mengobati polip hidung
tanpa operasi.

Efek samping:

● Kenaikan berat badan.


● Kaki bengkak.
● Tekanan darah tinggi.
● Hipokalemia.
● Sakit kepala.
● Lemah otot.
● Buffalo hump, yaitu pembengkakan seperti punuk di punggung atas.
● Moon face, yaitu pembengkakan di wajah sehingga wajah tampak lebih bulat.

Dosis yang diizinkan:

Dikutip dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, dosis yang
diperbolehkan untuk mengonsumsi kortikosteroid adalah:

● Dewasa: 0,5-5 mg per hari dibagi menjadi beberapa kali pemberian, tergantung dari
tingkat keparahan penyakit
● Anak usia 1-6 tahun: 25% dari dosis orang dewasa
● Anak usia 7-11 tahun: 50% dari dosis orang dewasa
● Anak usia 12 tahun atau lebih: 75% dari dosis orang dewasa

Namun, untuk kondisi rheumatoid arthritis, anak-anak belum dianjurkan mengonsumsi


kortikosteroid ya, Moms.

Bila kortikosteroid berupa obat tetes mata, maka dosis awal sebanyak 1-2 tetes pada mata
meradang tiap 2 jam.
Lalu frekuensi pemberian tetes mata akan dikurangi jika kondisi mata telah berangsur
membaik.

SENYAWA 51: GLUTATHIONE


(Oleh: Raihan Asy Shifa Arifin)

Nama lain : GSH

Rumus Kimia : a. C10H17N3O6S

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Berbahaya Ketika jumlah radikal bebas lebih banyak dalam tubuh dibandingkan
antioksidan, terjadi kerusakan sel dalam tubuh. Hal ini memicu peradangan dan berbagai
masalah kesehatan, dari tekanan darah tinggi, diabetes, hingga demensia dan Alzheimer.

Kegunaan: untuk memerangi radikal penyebab kerusakan di sel tubuh.

Efek samping:

Efek samping yang dapat muncul dengan pemberian glutathione IV adalah reaksi pada kulit,
nyeri pada area abdominal pada pasien yang diberikan glutathione 2x seminggu, disfungsi
tiroid, disfungsi ginjal hingga potensi gagal ginjal, disfungsi hati, dan komplikasi letal seperti
emboli udara, infeksi karena darah, dan potensi sepsis karena teknik injeksi yang kurang
tepat/steril dengan menggunakan jarum yang tidak steril.

Dosis yang diizinkan:

Glutathione dapat anda konsumsi dengan dosis 500 mg selama 1-2 kali sehari, dengan dosisi
ini tidak akan menyebabkan efek samping yang serius

SENYAWA 52: ARBUTIN


(Oleh: Raihan Asy Shifa Arifin)
Nama lain : hydroquinone
Rumus Kimia : C12H16O7

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Sebagai bahan aktif, arbutin tergolong aman dengan risiko iritasi yang lebih kecil dari zat
pendahulunya, yakni hydroquinone. Bahan ini juga dapat digunakan bersama pencerah kulit
lain seperti niacinamide dan kojic acid.

Kegunaan:

arbutin dapat membantu menghambat sintesis melanin, sehingga efektif dan aman untuk
mengobati gangguan hiperpigmentasi. Ini juga melindungi kulit dari pigmentasi akibat sinar
matahari dan radikal bebas tanpa meningkatkan sensitivitas kulit terhadap paparan sinar
matahari.

Efek samping:

Jika kamu memiliki alergi terhadap alpha arbutin, kamu mungkin mengalami efek samping
berikut ini: Iritasi kulit. Jerawat ringan. Sensitivitas matahari atau terbakar sinar matahari.

Dosis yang diizinkan:

d. Maeda et al. melaporkan bahwa arbutin pada 0,5 mM mengurangi aktivitas TYR
intraseluler sebesar 50% tetapi tidak mempengaruhi tingkat ekspresi mRNA dari TYR.

SENYAWA 53: ETHYLHEXYL METHOXYCINNAMATE


(Oleh: Rifa Ardhana Gunawan)
Nama lain : Octinoxate / Oktil metoksisinamat

Rumus Kimia : C18H26O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: tidak berbahaya jika tidak berlebihan

Kegunaan:
Digunakan dalam tabir surya dan kosmetik lainnya untuk menyerap sinar UV-B dari
matahari, melindungi kulit dari kerusakan. Ini juga digunakan untuk mengurangi munculnya
bekas luka.

Efek samping:

Biasanya kulit mengalami iritasi seperti menjadi kemerahan, ada rasa seperti terbakar
dan tersengat pada kulit, dermatitis atau ruam kulit ditandai dengan bercak-bercak merah.

Dosis yang diizinkan:

Parasol bentuk krim dan lotion :Oleskan pada kulit 15 menit sebelum melakukan
aktivitas di luar ruangan. Pastikan kulit dalam kondisi kering sebelum diolesi Parasol.
Oleskan Parasol kembali sesudah sangat berkeringat atau berenang. Parasol bentuk spray:
Semprotkan Parasol secara merata pada bagian yang diinginkan. Ulangi 3–4 jam kemudian
jika diperlukan.

SENYAWA 54: ISODODECANE


(Oleh: Rifa Ardhana Gunawan)
Nama lain : Emollient

Rumus Kimia : C12H26

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: berbahaya untuk jenis kulit tertentu

Kegunaan:

1. Membantu mempertahankan kelembaban kulit lebih lama


2. Membuat tekstur terasa lebih lembut
3. Mudah terserap kedalam kulit
4. Tidak menyebabkan iritasi

Efek samping:

Penggunaan isododecane dalam rutinitas perawatan kecantikan harian tidak akan


menyebabkan efek buruk pada tubuh pengguna. Tetapi calon konsumen disarankan untuk
melakukan uji patch test. Dengan patch test¸ konsumen dengan kecenderungan alergi pada
bahan-bahan sintetis akan mengetahui bagaimana reaksi kulit mereka terhadap isododecane
dengan lebih jelas.
Dosis yang diizinkan:

Dosis propilen glikol bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung
dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dosis propylene glycol yang aman
adalah maksimal 25 mg/kgBB/hari.
SENYAWA 55: MERKURI
(Oleh: Risma Angelina Sihotang)
Nama lain :
Nama IUPAC :
Dimerkuri diklorida
Nama Lain
~ klorida mercurous
~merkuri amoniasi
~klorida amida dari merkuri
~air raksa

Rumus Kimia : Hg 2 Cl 2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Merkuri juga sangat populer dalam kandungan


produk pemutih, karena kemampuannya menghambat pembentukan melanin, sehingga kulit
tampak lebih cerah dan bersinar dalam waktu yang sangat singkat. Padahal, merkuri sendiri
merupakan hal yang sangat berbahaya dan sebaiknya perlu kamu waspadai penggunaannya.
Penggunaan kosmetik mengandung merkuri nyatanya bukan akan membuat kulit kamu putih
merona, melainkan putih pucat dan justru akan membuat masalah baru pada wajah yaitu flek
hitam. Sebaiknya, pilih produk yang benar-benar alami agar tidak menimbulkan masalah baru
kedepannya untuk wajah kamu maupun kesehatan kamu.

Kegunaan:

Merkuri bisa ditemukan dalam kosmetik khususnya skincare (perawatan kulit).


Mengutip Allure, kebanyakan merkuri digunakan sebagai krim pencerah kulit di dalam
kosmetik. Merkuri dapat bertindak sebagai zat pemutih, dan juga memiliki sifat pengawet
tertentu (yang berarti dapat membantu memperpanjang masa simpan produk).

Efek samping:

Merkuri juga bersifat korosif, sehingga penggunaannya bisa membuat lapisan kulit
menjadi tipis. Bahkan, tidak hanya berdampak pada kulit, paparan merkuri yang tinggi juga
dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan dan sistem saraf.
Dosis yang diizinkan:

Menurut Peraturan Kepala BPOM No. 17 Tahun 2014 tentang Persyaratan Cemaran
Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetik menyebutkan bahwa kosmetika yang diproduksi
selain juga harus memenuhi persyaratan cemaran logam berat yaitu batas maksimal cemaran
merkuri tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/l (1 bpj) yaitu 1 bpj sama dengan 1 ppm

SENYAWA 56: HIDROKINON


(Oleh: Risma Angelina Sihotang)
Nama lain :

Hydroquinone Idrochinone Quinol 1,4-Dihydroxybenzene 1,4-Hydroxy benzene.


Penanda.

Rumus Kimia : C6H6O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Pemakaian hidrokuinon dengan konsentrasi dibawah 2% dalam jangka waktu lama


atau digunakan secara terus menerus akan menyebabkan leukoderma kontak dan okronosis
eksogen. Selain itu, terdapat bukti bahwa hidroquinon dapat menyebabkan kanker pada tikus
setelah pemberian oral dan dapat menyebabkan okronosis (kulit gelap dan noda hitam) apabila
dioleskan pada kulit.

Kegunaan:

digunakan untuk menghilangkan bercak hitam pada wajah karena hidroquinon mampu
mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan melanin yang membuat kulit
tampak hitam.

Efek samping:

Efek samping penggunaan hidroquinon pada kulit adalah iritasi, kulit menjadi merah /
eritema dan rasa terbakar.

Dosis yang diizinkan:


Menurut American Academy of Dermatology, hydroquinone dosis tinggi (4 persen)
harus digunakan dalam pengawasan dokter. Sedangkan, hydroquinone dosis rendah di bawah
2 persen biasanya ada pada produk perawatan wajah yang dijual bebas dan bisa digunakan
dalam jangka waktu pendeK

SENYAWA 57: PYTHALATE


(Oleh: Sarah Chairani)

Nama lain :
Beberapa nama lain untuk senyawa ftalat (pythalate) antara lain:
- Esters

- Dibenzoates

- Diethyl phthalate (DEP)

- Diisobutyl phthalate (DIBP)

- Dimethyl phthalate (DMP)

- Dioctyl phthalate (DOP)

- Butyl benzyl phthalate (BBP)

- Di-n-butyl phthalate (DBP)

- Di(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP)

- Diisodecyl phthalate (DIDP)

- Diisononyl phthalate (DINP)

- Di-n-octyl phthalate (DNOP)

- Di-n-pentyl phthalate (DNPP)

- Di(2-propylheptyl) phthalate (DPHP)


Rumus Kimia : C24H38O4

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Pythalate adalah senyawa kimia yang digunakan dalam berbagai produk konsumen,
seperti plastik, pewarna, pelarut, parfum, produk perawatan pribadi, dan lain-lain. Sebagian
besar pythalate telah diklasifikasikan sebagai senyawa yang berpotensi berbahaya bagi
kesehatan manusia. Beberapa pythalate telah diteliti terkait dengan efek buruk pada sistem
hormonal dan dapat berdampak negatif pada perkembangan reproduksi, sistem saraf, dan organ
tubuh lainnya. Beberapa studi juga telah menghubungkan paparan pythalate dengan masalah
kesehatan seperti gangguan hormonal, gangguan perkembangan reproduksi, gangguan
pernapasan, dan penyakit kronis tertentu. Karena sifat berpotensi berbahaya ini, beberapa
pythalate telah dibatasi atau dilarang dalam penggunaannya dalam produk tertentu di beberapa
yurisdiksi.

Kegunaan:

Beberapa senyawa pythalate digunakan dalam produk kosmetik seperti lipstik, lotion,
deodoran, dan parfum untuk memberikan tekstur yang lembut dan konsistensi yang baik.
Beberapa produk perawatan pribadi seperti sabun, sampo, losion tubuh, dan produk pembersih
sering mengandung senyawa pythalate untuk meningkatkan tekstur dan konsistensi produk.

Efek samping:

Meskipun senyawa pythalate memiliki berbagai kegunaan, beberapa dari mereka telah
mendapatkan perhatian terkait dengan potensi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Beberapa pythalate telah dikaitkan dengan gangguan hormonal, efek toksik, dan
potensi karsinogenik. Paparan jangka panjang terhadap pythalate telah dikaitkan dengan
berbagai efek samping pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa contoh efek samping
yang telah diketahui:

- Gangguan hormonal: Beberapa pythalate, seperti DEHP, dapat berinteraksi dengan sistem
endokrin manusia dan mengganggu keseimbangan hormonal. Ini dapat menyebabkan
gangguan reproduksi, perkembangan seksual yang tidak normal, dan penurunan kualitas
sperma pada pria.

- Masalah perkembangan: Paparan pythalate selama kehamilan dapat berpotensi menyebabkan


masalah perkembangan pada janin. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara
paparan pythalate dengan risiko penurunan berat badan lahir, masalah neurologis, dan
perkembangan kognitif yang terganggu pada anak.

- Gangguan pernapasan: Beberapa pythalate telah dikaitkan dengan gangguan pernapasan,


terutama pada anak-anak. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko asma, alergi
pernapasan, dan gangguan pernapasan lainnya.

- Gangguan hati dan ginjal: Beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan pythalate
tertentu dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Namun, hubungan ini masih perlu
diteliti lebih lanjut pada manusia.

- Efek karsinogenik: Beberapa pythalate, seperti DEHP, telah diklasifikasikan sebagai zat yang
berpotensi karsinogenik oleh beberapa lembaga kesehatan. Namun, bukti yang mendukung
keterkaitan langsung dengan kanker pada manusia masih terbatas dan perlu diteliti lebih lanjut.

Oleh karena itu, penggunaan beberapa senyawa pythalate telah dibatasi atau dilarang dalam
beberapa produk di berbagai negara untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang diizinkan untuk penggunaan senyawa ftalat berbeda-beda tergantung pada negara
dan lembaga yang mengatur. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Perlindungan
Lingkungan Amerika Serikat (EPA) telah menetapkan batas dosis tertentu untuk beberapa ftalat
dalam berbagai produk.Sebagai contoh, dalam kasus DEHP, Badan Perlindungan Lingkungan
Amerika Serikat (EPA) telah menetapkan batas dosis rujukan harian (RfD) sebesar 20
mikrogram per kilogram berat badan per hari. Artinya, bagi seseorang yang memiliki berat
badan 70 kilogram, dosis yang dianggap aman adalah 1.400 mikrogram per hari.

SENYAWA 58: FORMALDEHID


(Oleh: Sarah Chairani)
Nama lain : metanal atau metilena oksida.

Rumus Kimia : CH2O.

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Formaldehid dapat memiliki efek berbahaya pada


manusia tergantung pada tingkat paparan dan durasi paparan. Paparan jangka pendek terhadap
formaldehid dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan
tenggorokan. Beberapa orang juga mungkin mengalami reaksi alergi terhadap formaldehid.
Paparan jangka panjang atau paparan dalam konsentrasi tinggi dapat dikaitkan dengan masalah
pernapasan, seperti asma, dan dapat berpotensi meningkatkan risiko kanker nasofaring dan
paru-paru. Berdasarkan potensi efek negatifnya terhadap kesehatan manusia, formaldehid
termasuk dalam kategori senyawa berbahaya. Oleh karena itu, penggunaannya dalam industri
harus dilakukan dengan hati-hati, mengikuti pedoman keamanan yang ditetapkan, dan
mengendalikan paparan terhadap pekerja dan lingkungan.

Kegunaan:

Formaldehid digunakan sebagai agen pengawet dalam pengawetan jaringan dan organ
tubuh manusia untuk keperluan laboratorium medis dan patologi. Senyawa ini juga digunakan
dalam pembuatan vaksin. Formaldehid kadang-kadang digunakan dalam kosmetik dan produk
perawatan pribadi, seperti shampoo, pengawet kulit, krim, dan cat kuku. Namun, penggunaan
formaldehid dalam kosmetik telah dibatasi atau dilarang di beberapa negara karena potensi
efek berbahaya pada kesehatan.

Efek samping:

Senyawa formaldehid dapat memiliki efek samping yang bervariasi tergantung pada tingkat
paparan dan durasi paparan. Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat paparan
formaldehid antara lain:

- Iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan: Formaldehid dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernapasan atas, menyebabkan mata merah, hidung berair, bersin, sakit tenggorokan,
dan batuk.

- Reaksi alergi: Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap formaldehid. Ini
dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, atau dermatitis
kontak.

- Masalah pernapasan: Paparan jangka panjang atau paparan dalam konsentrasi tinggi
formaldehid dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti asma atau gangguan pernapasan
lainnya.

- Gangguan kesehatan jangka panjang: Paparan formaldehid yang berkepanjangan atau dalam
konsentrasi tinggi dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring dan paru-paru.
Selain itu, beberapa penelitian juga telah menghubungkan paparan formaldehid dengan risiko
peningkatan kanker lainnya, seperti leukemia.

- Gangguan kulit: Beberapa orang yang terpapar formaldehid secara langsung atau dalam
waktu yang lama dapat mengalami iritasi kulit, kemerahan, dan dermatitis kontak.

Dosis yang diizinkan:

Dalam penggunaan formaldehid pada kosmetik, banyak negara dan badan pengatur memiliki
batasan dan batas dosis yang diizinkan. Di bawah ini adalah contoh beberapa pedoman yang
telah ditetapkan:

- Amerika Serikat: Food and Drug Administration (FDA) mengatur penggunaan formaldehid
dalam produk kosmetik. Mereka mengizinkan penggunaan formaldehid sebagai bahan
pengawet dalam kosmetik dengan batasan maksimum 0,2% berat/volume (2000 ppm). Namun,
penggunaan formaldehid sebagai bahan pengawet harus dicantumkan di daftar bahan kosmetik.

- Uni Eropa: Uni Eropa mengatur penggunaan formaldehid dalam kosmetik melalui Regulation
(EC) No 1223/2009. Sesuai dengan regulasi ini, penggunaan formaldehid dan pelepasan
formaldehid dari bahan lain harus mematuhi batasan konsentrasi yang ditetapkan. Batasan
bervariasi tergantung pada jenis produk, misalnya, batas maksimum formaldehid untuk produk
bilas tidak boleh lebih dari 0,2% berat/volume (2000 ppm).

- Jepang: Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengatur


penggunaan formaldehid dalam kosmetik. Mereka mengizinkan penggunaan formaldehid
dalam kosmetik dengan batasan maksimum 0,2% berat/volume (2000 ppm). Selain itu, produk
yang mengandung formaldehid harus memiliki label peringatan yang jelas.

SENYAWA 59: GLISERIN (GLYCERIN)


(Oleh: Shella Veronica Br PA)
Nama lain :

1. Glycerol
2. Propana-1,2,3-triol
3. Trihidroksipropaan
4. Glycyl alcohol
5. 1,2,3-Trihidroksipropana

Rumus Kimia : C3H8O3

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Gliserin secara umum dianggap sebagai bahan yang aman dan tidak berbahaya untuk
digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi pada konsentrasi yang umum
digunakan. Namun, seperti halnya dengan bahan kimia lainnya, penggunaan gliserin perlu
memperhatikan faktor seperti dosis, paparan, dan kondisi khusus individu.

Otoritas regulasi seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) di Amerika Serikat,
European Medicines Agency (EMA) di Uni Eropa, dan Cosmetics and Drug Control Authority
(CCDA) di Indonesia memiliki pedoman dan persyaratan yang ketat untuk menilai dan
mengatur keamanan bahan dalam produk kosmetik. Gliserin umumnya termasuk dalam daftar
bahan kosmetik yang diizinkan untuk digunakan dengan batasan konsentrasi tertentu.

Kegunaan:
· Kegunaan Gliserin dalam Kosmetik:

1. Menjaga kelembaban kulit: Gliserin memiliki sifat humektan, yang berarti ia dapat
menarik dan mengunci kelembaban ke dalam kulit, menjaga kelembaban dan
menghidrasi kulit.
2. Membantu melembutkan kulit: Gliserin dapat membantu melembutkan kulit dan
membuatnya tampak lebih halus.
3. Menstabilkan produk: Gliserin sering digunakan dalam formulasi kosmetik untuk
membantu menjaga kestabilan dan konsistensi produk.

Efek samping:

Walaupun relatif aman digunakan, nyatanya penggunaan glycerin yang berlebihan justru dapat
membuat kulit lebih mudah kering, mengalami iritasi, hingga terasa terbakar. Hal ini bisa
terjadi karena glycerin akan mengambil cadangan air dari lapisan kulit terdalam. Bila terlalu
lama berada di lingkungan yang panas, tentu kadar air dalam tubuh juga akan habis.

Dosis yang diizinkan:

Dosis gliserin yang diizinkan untuk digunakan dalam produk kosmetik dapat bervariasi
tergantung pada peraturan dan pedoman yang berlaku di negara atau wilayah tertentu.
Umumnya, gliserin digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi yang relatif rendah, biasanya
kurang dari 10% atau bahkan lebih rendah tergantung pada jenis produk kosmetiknya.

SENYAWA 60: ASAM FERULAT (FERULIC ACID)


(Oleh: Shella Veronica Br PA)

Nama lain :

1. Asam 2-propenoat, 3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-asam ferulat

2. 3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-asam 2-propenoat

3. 3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)asam akrilat

4. 3- asam metoksi-4-hidroksisinamat Asam

5. 4-hidroksi-3-metoksisinamat

6. (2 E )-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-asam propenoat

Rumus Kimia : C10H10O4

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Asam ferulat secara umum dianggap sebagai bahan yang relatif aman dan tidak berbahaya
ketika digunakan dalam produk kosmetik dengan konsentrasi yang tepat dan sesuai dengan
pedoman penggunaan yang direkomendasikan. Namun, penting untuk memperhatikan bahwa
setiap bahan dapat memiliki potensi risiko atau efek samping tertentu tergantung pada faktor-
faktor seperti dosis, pemakaian yang tidak tepat, atau sensitivitas individu.

Kegunaan:

Asam ferulat memiliki berbagai kegunaan dalam kosmetik dan bidang lainnya. Beberapa
kegunaannya yang umum termasuk:

1. Antioksidan: Asam ferulat memiliki sifat antioksidan yang kuat, yang membantu
melindungi kulit dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Ini dapat
membantu mengurangi tanda-tanda penuaan seperti garis halus, kerutan, dan kerusakan
kulit akibat paparan sinar matahari.
2. Perlindungan sinar matahari: Asam ferulat juga memiliki kemampuan untuk
melindungi kulit dari kerusakan sinar matahari dan radiasi ultraviolet (UV). Ini dapat
membantu mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar matahari, termasuk
sunburn dan risiko kanker kulit.
3. Perbaikan pigmentasi kulit: Asam ferulat telah diteliti untuk mengurangi
hiperpigmentasi pada kulit, termasuk noda hitam dan melasma. Ini dapat membantu
mencerahkan dan menyamarkan area kulit yang berpigmen secara berlebihan.
4. Anti-inflamasi: Asam ferulat memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu
mengurangi peradangan pada kulit dan menjaga kulit tetap tenang dan sehat.
5. Stabilisator formulasi: Asam ferulat juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam produk kosmetik untuk membantu stabilitas formulasi, terutama dalam
kombinasi dengan bahan antioksidan lain seperti vitamin C dan E.

Efek samping:

Gejala umum dari penggunaan obat Resorcinol seperti kulit mengelupas atau
kemerahan (setelah beberapa hari penggunaan obat). Beberapa gejala lainnya yang mungkin
terjadi antara lain: Pusing atau sakit kepala, Diare atau sakit perut, Mual dan muntah, Sering
mengantuk, Merasa gugup dan gelisah, Detak jantung seperti melambat, Sesak napas atau
gangguan pernapasan, Tubuh lebih banyak berkeringat, Kelelahan yang tidak biasa dan Iritasi
kulit.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang disarankan untuk penggunaan asam ferulat atau ferulic acid dapat bervariasi
tergantung pada jenis produk dan aplikasinya. Sebagai contoh, dalam produk kosmetik,
konsentrasi asam ferulat yang umumnya digunakan berkisar antara 0,5% hingga 2%.

SENYAWA 61: PHTHALATES


(Oleh: Siti Zukhairia)
Nama lain : Phthalates

Rumus Kimia : C6H4[COOC8H17]2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya

Kegunaan:

- Membuat lebih tahan lama

- Menjaga keharuman produk

Efek samping:

- Dapat menyebabkan kematian disebabkan penyakit jantung

- Membuat kematian dini

- Gangguan hormon

Dosis yang diizinkan: tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 ppm)

SENYAWA 62: BUTYLATED HYDROXYTOLUENE


(Oleh: Siti Zukhairia)
Nama lain : Butylated Hydroxytoluene

Rumus Kimia : C15H24O

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Berbahaya

Kegunaan: Sebagai Pelembab

Efek samping:

- Elergi pada kulit

- Tumbuhnya tumor

- Meningkatkan berat relatif hati

Dosis yang diizinkan: sebesar 0,01% karena dengan penambahan antioksidan

SENYAWA 63: DIETHANOLAMINE


(Oleh: Teti Damayanti)
Nama lain : minodiethanol (DEA)

Rumus Kimia : (C2H5O)2NH

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: termasuk bahan yang berbahaya digunakan untuk


tubuh da harena dapat memicu terjadinya kankar

Kegunaan:

Digunakan dalam Persiapan diethanolamides dan garam diethanolamine dari asam


lemak yang diformulasikan menjadi sabun sarta Surfaktan yang digunakan dalam deterjan cair,
Pencuci Piring, kosmatik, Shampoo dan kondisioner rambut . Juga digunakan dalam proses
taestil femurnian gas industri untuk menghilangkan gas asam, sebagai agen anti korosi dalam
cairan pengerjaan logam, dan Parsiapan untuk bahan kimia pertanian.

Efek samping: yaitu terjadi Iritasi pada mata dan kulit bahkan menghasilkan kanker hati

Dosis yang diizinkan: sebanyak 5%


SENYAWA 64: TALK
(Oleh: Teti Damayanti)

Nama lain :
Agalite, emtal, finntalc, french chalk, micron white, mistron, snowgoose, soapstone, steatite,
steawhite, talcum.

Rumus Kimia : Mg,Si4010(OH)2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: termasuk barbahaya untuk kosmatik.

Kegunaan:

« menyerap kelebihan minyak diwajah sehingga make up stay on

« membuat kulit lebih halus

« Manyerap minyak kalabihan di kepala

« digunakan dalam Pembuatan keramik kertas, Plastik dan krayon.

Efek samping: adalah menyumbat Pori-Pori kulit wajah, dan menyebabkan munculnya
masalah pada kulit, salah satunya yaitu jerawat.

Dosis yang diizinkan: 5%

SENYAWA 65: GLICOLIC ACID


(Oleh: Vania Ayu Irfani)
Nama lain :

Glicolic Acid = Asam Glikolat, Acetic Acid, Hydroxy Acetic Acid, Glicolic Alpha-Hydroxy
Acid

Rumus Kimia : C2H4O3

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Glicolic Acid Tidak berbahaya (sesuai dengan aturan
dan tidak berlebihan)

Kegunaan:

Kegunaan Glocolic Acid bagi kulit untuk mengurangi munculnya keriput, garis-garis halus,
peremajaan kulit, flek-flek hitam dan noda bekas jerawat

Efek samping:

Glicolic Acid bila digunakan secara berlebihan atau digunakan pada sediaan dengan pH kurang
dari 3,5 bisa menimbulkan efek samping berupa rasa pedih, rasa terbakar, daniritasi

Dosis yang diizinkan:

-Untuk mengurangi kulit keriput dan penuaan dini oleh sinar matahari: 10% per hari. Dosis di
atas 20% dalam produk sehari-hari tidak diperlukan.

-Untuk menghilangkan bekas jerawat: gunakan Glycolic Acid pada kulit sebesar 20%, 35%,
50%, dan 70% yang digunakan setiap dua minggu.

-Untuk mencerahkan kulit wajah yang disebabkan karena melasma: lotion yang mengandung
glycolic acid 10% digunakan pada kulit setiap malam selama 2 minggu bersama dengan
program pengelupasan kulit (peeling) selama 3 bulan: glycolic acid 50% digunakan pada kulit
tiga kali sehari.

SENYAWA 66: KAFEIN


(Oleh: Vania Ayu Irfani)
Nama lain :

Kafein = Guaranine Methyltheobromine 1,3,7-Trimethylxanthine 7-methyltheophylline


Theine

Rumus Kimia : C8H10N4O2

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya: Kafein tidak berbahaya apabila tidak dikonsumsi


terlalu banyak

Kegunaan:
Kafein dapat membantu meredakan kulit seperti kemerahan, iritasi, peradangan maupun
rosacea. Selain memiliki sifat anti-inflamasi, kafein juga berperan sebagai antioksidan yang
dapat membantu melindungi kulit dan melawan efek dari radikal bebas serta paparan sinar UV
yang bisa memicu masalah kulit.

Efek samping:

Efek samping dari kafein membuat kulit kering, membuat kulit kusam, membuat kulit keriput
(menua), munculnya jerawat

Dosis yang diizinkan: Dosis disesuaikan dengan kebutuhan

SENYAWA 67: CENTELLA


(Oleh: Yustika Tarigan)
Nama lain : Pegagan

Rumus Kimia : CH3CHOHCH2OH

Struktur :

Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Pegagan atau Centella asiatica tidak termasuk senyawa kosmetik yang berbahaya

Kegunaan:

Kegunaan dan manfaat lainnya dari Pegagan yaitu sebagai berikut :

1. Penyembuh luka : Memiliki mekanisme pada modulasi ekspresi gen yang terlibat dalam
angiogenesis dan penyembuhan luka

2. Penyembuh luka infeksi : Fibroblas kulit manusia dengan analisis DNA microarray atau
perubahan ekspresi gen yang bertanggung jawab untuk proliferasi sel, proses siklus sel, dan
sintesis matriks ekstraseluler

3. Penyembuh luka bekas luka : hipertrofik Fibroblast turunan keloid, dapat meningkatkan
sintesis kolagen dan menormalisasi proses penyembuhan
4. Penyembuh luka bakar : Pada luka bakar, meningkatkan aktifitas antioksidan, sintesis
kolagen, meningkatkan angiogenesis

5. Antioksidan ; Meningkatkan sintesis kolagen dengan uji DPPH pada sel fibroblast manusia

6. Antiinflamasi : Menghambat mediator proinflamasi (TNF-α dan IL-6, ekspresi protein COX-
2 dan produksi PGE2, myeloperoxidase, meningkatkan antiinflamasi IL-10 dan mengatur
ekspresi heme oxygenase-1 (HO-1)

7. Agen Antiaging : Peningkatan kolagen tipe I dan menurunkan fotodimerisasi timin sehingga
dapat melindungi DNA dari kerusakan akibat sinar ultraviolet. Penurunan ekspresi ekspresi
interleukin 1α dapat mendukung potensi antiinflamasi. Densifikasi jaringan kolagen epidermal
dapat mengatasi kerusakan kulit yang disebabkan oleh peradangan.

8. Pelembab kulit : Menghambat aktivitas enzim hyaluronidase, anti inflamasi, reepitelisasi


dan memilikielastase, matrix metalloproteinase dan penghambat hyaluronidase.

9. Pemutih kulit : meregenerasi jaringan kulit, efek memperbaiki matriks ekstraseluler dengan
produksi kolagen, mengurangi kandungan melanin dalam melanosit sehingga dapat
memodulasi melanogenesis dengan menghambat ekspresi mRNA tirosinase

10. Bahan umum kosmetik (selulit) : Peningkatan metabolisme lisin dan proline, asam amino
yang membangun molekul kolagen, meningkatkan sintesis tropokol lagen, dan
mukopolisakarida pada jaringan ikat sehingga terjadi peningkatan nutrisi jaringan dan stimulasi
vaskular.

Efek samping:

Sampai saat ini, tidak ada efek samping yang dilaporkan dari penggunaan produk
perawatan kulit yang mengandung centella asiatica.

Dosis yang diizinkan:

Dosis penggunaan pegagan atau Centella asiatica dalam perawatan kulit belum
memiliki aturan yang jelas. Namun, penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung
Centella asiatica umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Meskipun demikian, penggunaan Centella asiatica pada ibu hamil dan menyusui masih perlu
dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu . Selain itu, dosis penggunaan Centella asiatica
dalam pengobatan tradisional juga belum memiliki aturan yang jelas.

SENYAWA 68: HYALURONIC ACID


(Oleh: Yustika Tarigan)
Nama lain : asam hyaluronat (HA)

Rumus Kimia : (C14H21NO11)n

Struktur :
Kategori berbahaya\tidak berbahaya:

Hyaluronic Acid (HA) umumnya dianggap aman untuk digunakan dalam produk perawatan
kulit dan prosedur medis dengan dosis yang diizinkan. Namun, seperti dengan semua bahan,
ada kemungkinan efek samping tergantung pada individu dan cara penggunaannya.

Kegunaan:

Hyaluronic Acid (HA) memiliki berbagai kegunaan dan manfaat dalam berbagai
bidang. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Perawatan Kulit: Hyaluronic Acid digunakan dalam produk perawatan kulit untuk
meningkatkan kelembaban, menjaga hidrasi kulit, dan meningkatkan elastisitas. Hal ini
membantu mengurangi tampilan garis halus dan kerutan, serta memberikan kulit yang tampak
lebih kenyal dan bercahaya.

2. Penyembuhan Luka: Hyaluronic Acid memiliki sifat penyembuhan yang baik.


Penggunaannya dalam bentuk gel atau krim pada luka dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan pembentukan jaringan baru.

3. Perawatan Sendi: Hyaluronic Acid digunakan dalam bentuk injeksi intra-artikular untuk
mengobati kondisi seperti osteoarthritis. Injeksi HA membantu meredakan nyeri sendi,
meningkatkan mobilitas, dan memberikan pelumas tambahan bagi sendi yang aus.

4. Kedokteran Estetika: Hyaluronic Acid sering digunakan dalam prosedur estetika, seperti
pengisi wajah, untuk mengisi kerutan, memperbaiki volume, dan meningkatkan kontur wajah.
Hal ini dapat memberikan hasil yang instan dan memperbaiki penampilan.

Efek samping:

Beberapa efek samping yang jarang terjadi dari penggunaan Hyaluronic Acid termasuk
reaksi alergi, iritasi, kemerahan, atau pembengkakan pada area yang diaplikasikan. Namun,
efek samping ini biasanya bersifat sementara dan tidak berbahaya.

Dosis yang diizinkan:

Dosis yang disarankan untuk menggunakan asam hialuronat pada kulit tergantung pada
produk yang digunakan dan dapat ditemukan pada kemasannya. Untuk produk topikal seperti
krim, disarankan untuk mengikuti petunjuk pada kemasan. Tidak ada dosis khusus yang
disebutkan dalam hasil pencarian, tetapi penting untuk menggunakan asam hialuronat secara
teratur dan mengombinasikannya dengan produk perawatan kulit lainnya untuk mendapatkan
manfaat maksimal. Untuk produk yang dapat disuntikkan, produk ini harus diberikan oleh
praktisi medis profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Kanti, A. dkk. 2018. Peningkatan Asam Sitrat yang Diproduksi oleh Aspergillus niger
InaCC F539 dengan Menggunakan Jus Sorgum yang Ditambah
Metanol. Jurnal Biologi Indonesia. 14(2).

Nofita. Ade Maria Ulfa. 2017. PENETAPAN KADAR NIPAGIN (METHYL


PARABEN) PADA SEDIAAN PELEMBAB WAJAH SECARA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV.
Jurnal Analisis Farmasi. 2 (3).

Tjiang, W. dkk. 2019. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


KANDUNGAN PARABEN DALAM KOSMETIK HAND BODY
LOTION. Journal of Legal and Forensic Sciences. 9 (2).

Handayani, S. (2018). Formulasi Sabun Mandi Cair Ekstrak Kulit Jeruk Manis Varietas
Siam (Citrus Sinensis L.) Dengan Variasi Konsentrasi Surfaktan Sodium
Lauril Sulfat. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 9(2), 43-48.

Darbre, P. D. (2006). Environmental oestrogens, cosmetics and breast cancer. Best


Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism,
20(1), 121-143.

https://sustaination.id/sodium-lauryl-sulphate-sls-sles-bahayakah/

https://www.alodokter.com/paraben-dalam-kosmetik-yang-dianggap-berbahaya-ini-
faktanya

https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/paraben-dalam-kosmetik-
benarkah-berbahaya/

Hasan, A. (2006). Dampak penggunaan klorin. Jurnal Teknologi Lingkungan, 7(1).

Mamoto, L. V., Fatimawali, F., & Citraningtyas, G. (2013). Analisis rhodamin b pada
lipstik yang beredar di pasar kota manado. Pharmacon, 2(2).

National Center for Biotechnology Information (2023). PubChem Compound


Summary for CID 2406, Bithionol. Retrieved May 20, 2023 from

Regulations, O. S. H. A., & Guidance, R. (1910). Code of Federal Regulations.


Respiratory Protection.

Wantasen, S., Luntungan, J. N., & Tarore, A. E. (2020). DISTRIBUSI SPASIAL


TEMPORAL KLORIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO
PROVINSI SULAWESI UTARA.
Ariobimo, M. P., dkk. (2023). Identifikasi Senyawa Benzena pada Kabin Mobil. Jurnal

Ilmu Lingkungan, 21(1), 15-21.

Fadhila, N. (2022). Prarancangan Pabrik Benzena dari Gas Alam Menggunakan Metode

Direct Dehydroaromatization dengan Kapasitas 200.000 ton/tahun (Doctoral

dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Haen, M. T., & Oginawati, K. (2011). Hubungan pajanan senyawa benzena, toluena dan

xylen dengan sistem hematologi pekerja di kawasan industri sepatu. Fakultas

Teknik dan Lingkungan.

Hayat, I. (2013). Analisis Besaran Risiko Kesehatan Paparan Benzena pada Petugas

Operator SPBU di Wilayah Ciputat tahun 2012.

Pratama, S. N. dkk. (2021). Penggunaan Minyak Cengkeh (Eugenia aromatica) Dalam


Transportasi Ikan Senggiringan (Puntius johorensis) Dengan Sistem Tertutup (Doctoral
dissertation, Sriwijaya University).

Purtadi, S. (2017). Isomer Benzena: Bentuk Pembelajaran Berorientasi Proses untuk

Konsep Struktur Benzena pada Mata Pelajaran Kimia di Kelas XII.

Prasetya, L. A. (2021). Formulasi Dan Evaluasi Parfum Tipe Eau De Toilette

Minyak Atsiri Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

SAHATI, S. (2019). FORMULASI DAN EVALUASI STABILITAS FISIK KRIM TIPE M/A

OMBINASI EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.)


DAN

EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.)= FORMULATION AND


EVALUATION

OF PHYSICAL STABILITY O/W TYPE CREAM OF EXTRACT COMBINATION

“BAWANG DAYAK” (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.) AND “KELOR”


LEAVES

(Moringa oleifera L.) (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Winata, S. D. (2015). Dampak dan Monitoring pada Pekerja Terpapar Benzena. Jurnal
Kedokteran Meditek.

Soyata, A. (2021). Whitening Agent : Mekanisme, Sumber Dari Alam dan Teknologi
Formulasinya. Jambi: Majalah Farmasetika.

https://stylo.grid.id/read/142683593/inilah-kadar-niacinamide-yang-aman-untuk-kulit-jangan-
lebih-dari-sekian-persen?page=3

https://hellosehat.com/penyakit-kulit/perawatan-kulit/salicylic-acid-untuk-wajah/ https://my-
best.id/138610

American Academy of Dermatology. (n.d.). Alpha Hydroxy Acids.

Baumann, L. (2002). Cosmetic Dermatology: Principles and Practice. McGraw-Hill Medical.

Personal Care Products Council (www.personalcarecouncil.org)

U.S. Food and Drug Administration (www.fda.gov)

Husna, D. (2015). Pengaruh Polietilen Glikol (Peg) Dan Etilendiaminatetraasetat (Edta) Dalam
Analisis Fenilpiruvat Menggunakan Plat Silika Gel Terimmobilisasi Ferri Ammonium
Sulfat. Malang

Prihandoko, B. (2018). Perancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksida dan Air
dengan Proses Hidrasi Kapasitas 15.000 Ton/Tahun

(https://translate.google.com/website?sl=en&tl=id&hl=id&client=srp&u=https://inchem.org/
doc uments/iarc/vol40/butylatedhydroxyanisole.html) badan Internasional
untuk Penelitian Kanker (IARC) - Ringkasan & Evaluasi Hydroxyanisole Butilat
(BHA) inchem.org . Diakses 30-01-2022.

Anda mungkin juga menyukai