Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN ANAK

Latar Belakang

Pemeriksaan fisik anak merupakan ketrampilan klinik yang harus dikuasai


oleh setiap dokter untuk dapat menentukan suatu diagnosis. Pemeriksaan
berpotensi menimbulkan rasa takut dan rasa sakit pada anak, sehingga
selama pemeriksaan sebaiknya bayi atau anak didampingi oleh orangtua
atau pengasuhnya agar merasa nyaman dan tenang. Pemeriksaan dapat
dilakukan dalam posisi berbaring, duduk, dipangku atau bahkan berdiri, dan
pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa sakit sebaiknya dilakukan
paling akhir.

Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mengikuti pelatihan,


pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Metoda Pembelajaran

- Video session
- Demonstrasi dengan model anatomik
- Berlatih mandiri dengan sesama teman

Alat Bantu

Waktu
Daftar Instruktur
Evaluasi
Referensi

peserta

mampu

melakukan

- Manset untuk anak & bayi @ 5


Lampu senter 5 buah
buah
Tongue spattle 5 buah
- Pita Shakir 5 buah
Timbangan bayi 5 buah
- Termometer air raksa 5 buah
Timbangan injak 5 buah
- Stetoskop 5 buah
Alat pengukur tinggi badan 5 buah
- Audio visual 1 set
Stadiometer machintosh 5 buah
Sphygmomanometer air raksa 5 - Kapas alkohol 10 sachet
buah
170 menit
Tim Clinical Skill (lihat Jadwal)
Check list
1. Goldbloom RB. Pediatric Clinical Skills. 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders.
2003.
2. Stead LG, Stead SM, Kaufman MS, Jacobson EN, Naim MY. First Aid for
the Pediatrics Clerkship. Boston: McGraw-Hill. 2004.
3. Barness LA. Manual of Pediatric Physical Diagnosis. 6th ed. New York:
Mosby. 1992.
4. Gill D, OBrien N. Paediatric Clinical Examination. 2 nd ed. New York:
Churchill Livingstone. 1993.
5. Bates B, Bickley LS, Hoekelman RA. A Pocket Guide to Physical
Examination and History Taking. 2nd ed. Philadelphia: JB Lippincott. 1995.

PROSEDUR
1. PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM ANAK
Latar belakang
Pendahuluan

Posisi pasien &


persiapan

Prosedur teknik

Pencatatan

Pemeriksaan keadaan umum merupakan langkah awal pemeriksaan rutin yang


memberi banyak informasi tentang kondisi kesehatan anak.
Urutan pemeriksaan pada anak tidak seperti pada pemeriksaan orang dewasa.
Pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa sakit sebaiknya dilakukan paling
akhir.
- Posisi pasien dapat berbaring, duduk, dipangku atau bahkan berdiri.
- Sebaiknya anak didampingi oleh orangtua atau pengasuhnya agar merasa
nyaman dan tenang.
- Pemeriksaan pada bayi dilakukan dalam keadaan telanjang, sedangkan pada
anak sebaiknya dibuka pakaiannya pada daerah yang akan diperiksa.
- Pemeriksa menyapa dan memperkenalkan diri kepada anak dan orangtuanya,
serta menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Lakukan inspeksi/pengamatan dan tentukan :
1. Status mental & emosional : tingkat kesakitan, suasana hati, keadaan nutrisi,
ekspresi wajah, ketrampilan motorik & bahasa sesuai umur, interaksi anakorangtua
2. Bentuk, sikap tubuh & gaya berjalan (gait)
3. Kondisi kulit & mukosa secara menyeluruh : anemis, sianosis, pigmentasi,
ikterik
4. Ukuran kepala (mikrosefal, mesosefal, makrosefal), dismorfik wajah, keadaan
leher (simetris, asimetris) & rambut (tekstur, adakah kutu dll)
5. Status respirasi : dyspneu, nafas cuping hidung, retraksi (suprasternal,
intercostal, substernal)
6. Keadaan abdomen : gambaran venektasi, hernia umbilikalis
7. Keadaan genitalia : scrotum (simetris, asimetris), penis (mikropenis,
hipospadia), labia, clitoris
8. Keadaan lengan, tangan dan kaki secara menyeluruh; bandingkan antara
kanan dan kiri.
Catat hasil inspeksi/pengamatan di dalam rekam medik.

2. PENILAIAN GLASGOW COMA SCALE (GCS) ANAK


Latar Belakang

Pendahuluan

Menilai Glasgow Coma Scale (GCS) anak prosedur penting untuk menentukan
tingkat kesadaran pasien. GCS merupakan skala yang secara universal digunakan
untuk menilai derajat kesadaran pasien, termasuk pada anak.
GCS terdiri dari 3 parameter, yaitu :
- respons motorik terbaik (skor maksimal 6)
- respons verbal terbaik (skor maksimal 5)
- respons membuka mata (skor maksimal 4)
Jumlah skor terendah adalah 3 menunjukkan tingkat kesadaran terburuk dan
tertinggi adalah 15 menunjukkan tingkat kesadaran terbaik. Skor GCS 8
mengindikasikan trauma berat, skor 9-12 mengindikasikan trauma sedang dan
skor 13-15 mengindikasikan trauma ringan. GCS juga dapat digunakan untuk

Persiapan
Penilaian respons
motorik terbaik

Penilaian respons
verbal terbaik

Penilaian respons
membuka mata

Penutup
Pencatatan

memprediksikan progress keadaan pasien.


Mencatat/memeriksa ulang identitas pasien secara jelas.
Lakukan penilaian terhadap respons motorik terbaik pada pasien dengan skor
antara 1 dan 6, meliputi :
6 = Carrying out request ('obeying command')
5 = Localising response to pain
4 = Withdrawal to pain - pulls limb away from painful stimulus
3 = Flexor response to pain - pressure on nail bed causes abnormal flexion
of limbs
2 = Extensor posturing to pain - stimulus causes limb extension
1 = No response to pain
Lakukan penilaian terhadap respons verbal terbaik pada pasien dengan skor
antara 1 dan 5, meliputi :
5 = Oriented - patient knows who and where they are, and why, and the
year, season and month.
4 = Confused conversation - patient responds in conversational manner,
with some disorientation
3 = Inappropriate speech - random or exclamatory speech, with no
conversational exchange.
2 = Incomprehensible speech - no words uttered, only moaning
1 = No verbal response
Lakukan penilaian terhadap respons membuka mata pasien dengan skor antara 1
dan 4, meliputi :
4 = Spontaneous eye opening
3 = Eye opening in response to speech that is, any speech or shout
2 = Eye opening in response to pain
1 = No eye opening
Hitung jumlah skor total GCS.
Catat hasil penilaian GCS di dalam rekam medik.
Cara mencatat :
Tgl. 13 Agustus 2007
Nama pasien : An. Hadi, 7 tahun
GCS : 10/15

3. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ANAK


3.1. Pengukuran Suhu Rektal
Latar belakang
Suhu rektal adalah parameter penting yang dapat merepresentasikan suhu tubuh
anak. Pengukuran suhu rektal merupakan prosedur penting dari pemeriksaan
tanda vital untuk menentukan suhu tubuh anak.
Pendahuluan
Pengukuran suhu rektal dapat menimbulkan rasa sakit pada anak, sehingga
sebaiknya dilakukan paling bagian akhir pemeriksaan.
Posisi pasien &
- Pada bayi : posisi dipangku ibu dengan wajah menghadap ke bawah,
persiapan
sedangkan lengan ibu diletakkan di punggung bayi dengan tangan menahan
pinggul bayi.
- Pada anak : posisi berbaring dan miring ke kiri dengan tungkai sedikit fleksi

pada sendi panggul dan lutut.


- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pencegahan
Pemeriksa mencuci tangan dan termometer sebelum dan sesudah melakukan
infeksi
tindakan.
Prosedur teknik
- Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa di bawah 35,5C
- Olesi ujung termometer dengan minyak atau jelly
- Letakkan bayi di pangkuan ibu dengan posisi wajah menghadap ke bawah,
sedangkan lengan ibu diletakkan di punggung bayi dengan tangan menahan
pinggul bayi.
- Masukkan ujung termometer ke dubur sepanjang 1-2 cm
- Pertahankan selama 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan
Pencatatan
Catat hasil pengukuran (dengan skala 0C) di dalam rekam medik.
3.2. Pengukuran Suhu Aksiler
Latar belakang
Suhu aksiler adalah parameter penting yang dapat merepresentasikan suhu tubuh
anak, meskipun tidak sebaik suhu rektal. Pengukuran suhu aksiler merupakan
salah satu prosedur dari pemeriksaan tanda vital untuk menentukan suhu tubuh
anak.
Pendahuluan
Pengukuran suhu rektal sebaiknya dilakukan pada anak yang lebih besar, atau bila
pengukuran suhu rektal tidak dapat dilakukan.
Posisi pasien &
- Posisi pasien dapat berbaring, duduk, dipangku atau bahkan berdiri.
persiapan
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pencegahan
Pemeriksa mencuci tangan dan termometer sebelum dan sesudah melakukan
infeksi
tindakan.
Prosedur teknik
- Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa di bawah 35,5C
- Tempatkan ujung termometer pada apex fossa axilaris kiri dengan sendi bahu
adduksi maksimal
- Pertahankan selama 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan
Pencatatan
Catat hasil pengukuran (dengan skala 0C) di dalam rekam medik.
3.3. Pengukuran Denyut Nadi
Latar belakang
Denyut nadi adalah salah satu parameter hemodinamik. Pengukuran denyut nadi
(frekuensi, isi dan tegangan) merupakan prosedur penting yang dapat memberi
petunjuk tentang keadaan hemodinamik pasien.
Pendahuluan
Pengukuran denyut nadi merupakan prosedur rutin pemeriksaan tanda vital untuk
menggambarkan keadaan hemodinamik pasien.
Posisi pasien &
- Posisi pasien dapat berbaring, duduk, dipangku atau bahkan berdiri, dan
persiapan
lengan dalam keadaan rileks.
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan lengan pasien yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
- Gunakan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) untuk meraba a. Radialis
- Hitung frekuensi denyut nadi selama 1 menit
- Tentukan isi dan tegangan denyut nadi
Pencatatan
Catat frekuensi denyut nadi dalam 1 menit (x/menit), serta isi & tegangan nadi di
dalam rekam medik.
3.4. Pengukuran Frekuensi Nafas
3

Latar belakang

Frekuensi nafas adalah salah satu parameter status respirasi. Pengukuran


frekuensi nafas merupakan prosedur penting yang dapat memberi petunjuk
tentang status respirasi pasien.
Pendahuluan
Pengukuran frekuensi nafas merupakan prosedur rutin pemeriksaan tanda vital
untuk menggambarkan status respirasi pasien.
Posisi pasien &
- Posisi pasien dapat berbaring, duduk, dipangku atau bahkan berdiri, dan
persiapan
dibuka bajunya di bagian dada.
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pencegahan
Pemeriksa mencuci tangan dan stetoskop sebelum dan sesudah melakukan
infeksi
tindakan.
Prosedur teknik
- Letakkan pasien dalam posisi berbaring atau duduk dengan tenang dan dibuka
bajunya di bagian dada
- Hitung fekuensi gerakan pernafasan dengan inspeksi atau palpasi, atau suara
nafas inspirasi dengan stetoskop selama 1 menit
Pencatatan
Catat frekuensi nafas dalam 1 menit (x/menit) di dalam rekam medik.
3.5. Pengukuran Tekanan Darah
Latar belakang
Tekanan darah (sistolik dan diastolik) adalah salah satu parameter hemodinamik.
Pengukuran tekanan darah merupakan prosedur penting yang dapat memberi
petunjuk tentang keadaan hemodinamik pasien.
Pendahuluan
Pengukuran tekanan darah (sistolik dan diastolik) merupakan prosedur rutin
pemeriksaan tanda vital untuk menggambarkan keadaan hemodinamik pasien.
Posisi pasien &
- Pasien dalam posisi duduk atau berbaring dengan lengan rileks, sedikit
persiapan
menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian.
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pencegahan
Pemeriksa mencuci tangan dan stetoskop sebelum dan sesudah melakukan
infeksi
tindakan.
Prosedur teknik
- Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
- Letakkan pasien dalam posisi duduk atau berbaring dengan lengan rileks,
sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
- Tempatkan tensimeter setinggi jantung, periksa aliran udara di dalam balon
hingga saluran pipa, dan letakkan manometer secara vertikal
- Lekatkan manset dengan ukuran yang sesuai (lebar manset antara 1/2 sampai
2/3 panjang lengan atas) melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu
ketat (2cm di atas siku) dan sejajar jantung (tidak terhalang pakaian)
- Lakukan palpasi di sebelah medial fossa cubiti hingga dapat meraba a.
brachialis dan letakkan stetoskop di tempat tersebut hingga bunyi a. brachialis
dapat terdengar
- Naikkan tekanan manset hingga bunyi a. brachialis tidak terdengar, kemudian
turunkan tekanan manset secara perlahan-lahan (3 mmHg/detik) hingga
terdengar bunyi pertama (bunyi Korotkoff I), dan laporkan hasilnya sebagai
tekanan sistolik
- Turunkan tekanan manset lebih lanjut secara perlahan-lahan (3 mmHg/detik)
hingga terdengar bunyi mendesis dan melembut (bunyi Korotkoff IV),
kemudian lanjutkan hingga bunyi tidak terdengar (bunyi Korotkoff V) dan

Pencatatan

laporkan hasilnya sebagai tekanan diastolik


- Lepas manset dan kembalikan pada tempatnya semula
Catat tekanan darah sistolik dan diastolik (skala mmHg) di dalam rekam medik.
Cara mencatat :
Tgl. 13 Agustus 2007
Nama pasien : An. Hadi, 7 tahun
Tekanan darah : 100/70 mmHg (duduk)

4. PENGUKURAN ANTROPOMETRI ANAK


Latar belakang

Ukuran dan indeks antropometri dapat menggambarkan status nutrisi dan


pertumbuhan anak, yang merupakan bagian dari diagnosis. Pengukuran
antropometri merupakan prosedur penting dalam pemeriksaan fisik anak yang
harus dikuasai oleh setiap dokter untuk dapat menentukan status nutrisi dan
pertumbuhan anak.
Pendahuluan
- Pengukuran antropometri anak secara keseluruhan meliputi pengukuran
panjang/tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan
lingkar dada. Jenis pengukuran antropometri harus disesuaikan dengan umur
dan kondisi anak.
- Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi atau anak (< 2 tahun atau
belum dapat berdiri), sedangkan tinggi badan untuk anak > 2 tahun atau sudah
dapat berdiri.
- Pengukuran lingkar kepala biasanya tidak dilakukan pada anak berusia lebih
dari 18 bulan karena ubun-ubun besar sudah menutup, kecuali ada kelainan
tertentu seperti hidrosefalus atau gangguan perkembangan.
- Pengukuran lingkar lengan atas penting dilakukan pada anak dengan tumor
atau pembesaran abdomen.
- Pengukuran lingkar dada biasanya hanya dilakukan pada bayi, sedangkan pada
anak bukan merupakan prosedur rutin.
4.1. Pengukuran Panjang Badan
Posisi pasien &
- Pasien dalam posisi berbaring di atas infantometer.
persiapan
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan anak dalam posisi berbaring di atas infantometer
- Tempelkan bagian ubun-ubun anak pada sisi statis dengan bantuan ibu
- Luruskan leher, badan, dan tungkai hingga telapak kaki menempel pada sisi
dinamis (pengukur), kemudian lakukan pengukuran
Pencatatan
Catat panjang badan pasien (dengan skala cm) di dalam rekam medik.
4.2. Pengukuran Tinggi Badan
Posisi pasien &
- Pasien dalam posisi berdiri tegak dan menempel pada alat stadiometer
persiapan
microtoise
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan anak dalam posisi berdiri tegak dan menempel pada alat stadiometer
microtoise
- Geserlah sisi dinamis (pengukur) ke bawah hingga menempel di permukaan
puncak kepala
- Mintalah pada anak untuk menarik nafas dalam-dalam (inspirasi maksimal),

dan lakukan pengukuran


Pencatatan
Catat tinggi badan pasien (dengan skala cm) di dalam rekam medik.
4.3. Pengukuran Berat Badan
Posisi pasien &
- Posisi pasien dapat berbaring di atas timbangan bayi, berdiri di atas timbangan
persiapan
injak atau tergantung di kain pada timbangan dacin.
- Pengukuran pada bayi dilakukan dalam keadaan telanjang atau pada anak
dengan memakai pakaian dalam saja
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Periksa timbangan dan jarum timbangan harus berada pada angka 0 (nol)
- Letakkan bayi atau anak dalam posisi yang sesuai dengan jenis timbangan :
posisi berbaring di atas timbangan bayi, posisi berdiri di atas timbangan injak
atau posisi tergantung di kain pada timbangan dacin
- Lakukan pengukuran pada bayi dalam keadaan telanjang atau pada anak
dengan memakai pakaian dalam saja
Pencatatan
Catat berat badan pasien (pada bayi dengan skala gram dan pada anak dengan
skala kilogram) di dalam rekam medik.
4.4. Pengukuran Lingkar Kepala
Posisi pasien &
- Pengukuran pada bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku,
persiapan
sedangkan anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku, sedangkan
pada anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Letakkan/lingkarkan alat meteran (tape measurement) pada bagian kepala
dengan diameter terlebar, dan lakukan pengukuran
Pencatatan
Catat lingkar kepala pasien (dengan skala cm) di dalam rekam medik.
4.5. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Posisi pasien &
- Pengukuran pada bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku,
persiapan
sedangkan pada anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku, sedangkan
pada anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Letakkan/lingkarkan pita Shakir pada bagian 1/3 proksimal lengan atas, dan
lakukan pengukuran
Pencatatan
Catat lingkar lengan atas pasien (dengan skala cm) di dalam rekam medik.
4.6. Pengukuran Lingkar Dada
Posisi pasien &
- Pengukuran pada bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku,
persiapan
sedangkan pada anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Prosedur teknik
- Letakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau dipangku, sedangkan
pada anak dalam posisi duduk atau berdiri
- Letakkan/lingkarkan alat meteran (tape measurement) pada bagian dada
melewati garis yang melalui kedua puting susu, dan lakukan pengukuran
Pencatatan
Catat lingkar dada pasien (dengan skala cm) di dalam rekam medik.

Contoh Skenario Pasien


A. Prosedur Pemeriksaan Keadaan Umum, Tanda Vital dan Antropometri Anak
Kasus 1:
Seorang anak laki-laki, usia 7 tahun dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan rutin
kesehatan. Anda sebagai dokter yang bertugas, lakukanlah pemeriksaan keadaan
umum, tanda vital dan antropometri pada anak tersebut!
Kasus 2:
Seorang bayi perempuan, usia 9 bulan, dibawa ibunya ke klinik kesehatan pratama
untuk imunisasi. Sebelum imunisasi, sebagai dokter yang bertugas anda melakukan
pemeriksaan keadaan umum bayi tersebut. Lakukan prosedur pemeriksaan keadaan
umum, tanda vital dan antropometri pada bayi tersebut!
B. Prosedur Penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) anak
Kasus 3:
Lauren, seorang anak perempuan usia 3 tahun, dibawa orangtuanya ke IRD karena
kejang dan sulit dibangunkan setelah kejang. Anda sebagai dokter yang bertugas di IRD
akan melakukan penilaian kesadaran pada pasien tersebut. Lakukan prosedur
penilaian GCS pada pasien tersebut!
Kasus 4:
Anton, seorang anak laki-laki, usia 12 tahun, dibawa guru sekolahnya ke IRD karena
kejang. Pasien tersebut diketahui menderita epilepsi sejak 1 tahun yang lalu. Sebagai
dokter jaga IRD, anda akan melakukan penilaian kesadaran pada pasien tersebut.
Lakukanlah prosedur penilaian GCS pada pasien!

CHECK LIST PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM PADA ANAK


Nama
NIM
Kelompok
Tanggal

:
:
:
:
JENIS KEG IAT AN

Penilaian
0 1 2

Persiapan
1. Meletakkan anak dalam posisi berbaring, duduk, dipangku atau berdiri.
2. Melepaskan seluruh pakaian hingga telanjang (pada pasien bayi), atau
membuka pakaian pada daerah yang akan diperiksa (pada pasien anak).
3. Menyapa dan memperkenalkan diri kepada anak dan orangtuanya, serta
menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Inspeksi
1. Mengamati & menentukan status mental & emosional : tingkat kesakitan,
suasana hati, keadaan nutrisi, ekspresi wajah, ketrampilan motorik &
bahasa sesuai umur, interaksi anak-orangtua.
2. Mengamati & menentukan bentuk, sikap tubuh & gaya berjalan (gait).
3. Mengamati & menentukan kondisi kulit & mukosa : anemis, sianosis,
pigmentasi, ikterik.
4. Mengamati & menentukan ukuran kepala (mikrosefal, mesosefal,
makrosefal), dismorfik wajah, keadaan leher (simetris, asimetris) & rambut
(tekstur, adakah kutu dll).
5. Mengamati & menentukan status respirasi : dyspneu, nafas cuping hidung,
retraksi (suprasternal, intercostal, substernal)
6. Mengamati & menentukan keadaan abdomen : gambaran venektasi, hernia
umbilikalis
7. Mengamati & menentukan keadaan genitalia : scrotum (simetris, asimetris),
penis (mikropenis, hipospadia), labia, cltoris
8. Mengamati & menentukan keadaan lengan, tangan dan kaki secara
menyeluruh; bandingkan antara kanan dan kiri.

CHECK LIST PEMERIKSAAN GCS PADA ANAK


Nama
NIM
Kelompok
Tanggal

:
:
:
:
JENIS KEG IAT AN

Penilaian
0 1 2

Menilai Glasgow Coma Scale (GCS)


1.
2.

3.

4.

5.

Mencatat/memeriksa ulang identitas pasien secara jelas


Penilaian respons motorik terbaik (skor maks. 6)
6 = Carrying out request ('obeying command')
5 = Localising response to pain
4 = Withdrawal to pain - pulls limb away from painful stimulus
3 = Flexor response to pain - pressure on nail bed causes
abnormal flexion of limbs
2 = Extensor posturing to pain - stimulus causes limb extension
1 = No response to pain
Penilaian respons verbal terbaik (skor maks. 5)
5 = Oriented - patient knows who and where they are, and why,
and the year, season and month
4 = Confused conversation - patient responds in conversational
manner, with some disorientation
3 = Inappropriate speech - random or exclamatory speech, with
No conversational exchange
2 = Incomprehensible speech - no words uttered, only moaning
1 = No verbal response
Penilaian respons membuka mata (skor maks. 4)
4 = Spontaneous eye opening.
3 = Eye opening in response to speech - that is, any speech or
shout.
2 = Eye opening in response to pain.
1 = No eye opening
Hitung skor total (./15) dan catat di rekam medik

CHECK LIST PEMERIKSAAN TANDA VITAL PADA ANAK


Nama
NIM
Kelompok
Tanggal

:
:
:
:

JENIS KEG IAT AN

Penilaian
0 1 2

Pengukuran suhu rektal


1. Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah
35,5C
2. Olesi ujung termometer dengan minyak atau jelly
3. Letakkan bayi di pangkuan ibu dengan posisi wajah menghadap ke
bawah, sedangkan lengan ibu diletakkan di punggung bayi dengan tangan
menahan pinggul bayi.
4. Masukkan ujung termometer sepanjang 2 cm
5. Pertahankan selama 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan
Pengukuran suhu aksiler
1. Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah
35,5C
2. Tempatkan ujung termometer pada apex fossa axilaris kiri dengan sendi
bahu adduksi maksimal
3. Pertahankan selama 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan
Pengukuran denyut nadi
1. Meletakkan lengan pasien yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2. Menggunakan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) untuk meraba a.
Radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi selama 1 menit
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi selama 1 menit
Pengukuran frekuensi nafas
1. Meletakkan pasien dalam posisi berbaring atau duduk dengan tenang
dan dibuka bajunya di bagian dada
2. Menghitung fekuensi gerakan pernafasan dengan inspeksi atau palpasi,
atau suara nafas inspirasi dengan stetoskop selama 1 menit
3. Melaporkan hasil frekuensi nafas selama 1 menit
Pengukuran tekanan darah
1. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
2. Memberikan penjelasan tentang pemeriksaan ini kepada anak dan/atau
orangtuanya

10

3. Meletakkan pasien dalam posisi duduk atau berbaring dengan lengan


rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter setinggi jantung, periksa aliran udara di dalam
balon hingga saluran pipa, dan meletakkan manometer secara vertikal
5. Lekatkan manset dengan ukuran yang sesuai (lebar manset antara 1/2
sampai 2/3 panjang lengan atas) melingkari lengan atas secara rapi dan
tidak terlalu ketat (2cm di atas siku) dan sejajar jantung (tidak terhalang
pakaian)
6. Melakukan palpasi di sebelah medial fossa cubiti hingga dapat meraba a.
brachialis dan meletakkan stetoskop di tempat tersebut hingga bunyi a.
brachialis dapat terdengar
7. Meningkatkan tekanan manset hingga bunyi a. brachialis tidak terdengar,
kemudian menurunkan tekanan manset secara perlahan-lahan (3
mmHg/detik) hingga terdengar bunyi pertama (bunyi Korotkoff I), dan
melaporkan hasilnya sebagai tekanan sistolik
8. Menurunkan tekanan manset lebih lanjut secara perlahan-lahan (3
mmHg/detik) hingga terdengar bunyi mendesis dan melembut (bunyi
Korotkoff IV), kemudian lanjutkan hingga bunyi tidak terdengar (bunyi
Korotkoff V) dan melaporkan hasilnya sebagai tekanan diastolik
9. Melaporkan hasil pemeriksaan tekanan sistolik dan diastolik
10. Melepaskan manset dan mengembalikan pada tempatnya

11

CHECK LIST PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI PADA ANAK


Nama
NIM
Kelompok
Tanggal

:
:
:
:
JENIS KEG IAT AN

Penilaian
0 1
2

Pengukuran panjang badan (anak umur < 2 tahun)


1. Meletakkan anak dalam posisi berbaring di atas infantometer
2. Menempelkan bagian ubun-ubun anak pada sisi statis dengan bantuan ibu
3. Meluruskan leher, badan, dan tungkai hingga telapak kaki menempel pada sisi
dinamis (pengukur), kemudian lakukan pembacaan
Pengukuran tinggi badan (anak umur 2 tahun)
1. Meletakkan anak dalam posisi berdiri tegak dan menempel pada alat stadiometer
microtoise
2. Menggeser sisi dinamis (pengukur) ke bawah hingga menempel di permukaan
puncak kepala
3. Meminta anak menarik nafas dalam-dalam (inspirasi), dan lakukan pembacaan
Pengukuran berat badan
1. Periksa timbangan dan jarum timbangan harus berada pada angka 0 (nol)
2. Meletakkan bayi atau anak dalam posisi yang sesuai dengan jenis timbangan :
posisi berbaring di atas timbangan bayi, posisi berdiri di atas timbangan injak atau
posisi tergantung di kain pada timbangan dacin
3. Lakukan pengukuran pada bayi dalam keadaan telanjang atau pada anak dengan
memakai pakaian dalam saja
Pengukuran lingkar kepala
1. Meletakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau anak dalam posisi duduk
2. Meletakkan/melingkarkan alat meteran (tape measurement) pada bagian kepala
dengan diameter terlebar, dan lakukan pembacaan
Pengukuran lingkar lengan atas
1. Meletakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau anak dalam posisi duduk
2. Meletakkan/melingkarkan pita Shakir pada bagian 1/3 proksimal lengan atas, dan
lakukan pembacaan
Pengukuran lingkar dada
1. Meletakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau anak dalam posisi duduk
2. Meletakkan/melingkarkan alat meteran (tape measurement) pada bagian dada
melewati garis yang melalui kedua puting susu, dan lakukan pembacaan

12

Anda mungkin juga menyukai