Anda di halaman 1dari 44

PEDIATRIC EXAMINATION

GENERAL SURVEY
AND
VITAL SIGNS

Faculty of Medicine University of Brawijaya/


Dr. Saiful Anwar General Hospital
Malang
PENDAHULUAN

Secara umum, pemeriksaan fisik pada anak mirip pada dewasa,


namun ada beberapa hal prinsip yang memerlukan pendekatan
(approach) berbeda.

Pemeriksaan pada anak, meliputi :


1. The Pediatric History
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum (General survey)
b. (Pediatric) Glasgow Coma Scale (GCS)
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital
d. Pengukuran antropometri
e. Pemeriksaan sistem organ
PENDEKATAN UMUM
1. Urutan pemeriksaan fisik anak tidak seperti pada orang dewasa 
pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa sakit/takut/tidak
nyaman dilakukan paling akhir

2. Posisi pasien & persiapan :


- Posisi dapat berbaring, duduk, dipangku atau berdiri
- Sebaiknya didampingi orangtua/pengasuh/perawat
- Pada bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang; pada
anak besar dibuka pakaiannya pd daerah yg diperiksa
- Pemeriksa menyapa & memperkenalkan diri kepada
anak/orangtuanya, dan menjelaskan pemeriksaan yg
akan dilakukan
Posisi pemeriksaan
KEADAAN UMUM
(GENERAL
SURVEY)
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan keadaan umum (General survey) adalah suatu
pengamatan kondisi pasien secara umum yang harus dilakukan
setiap kali memeriksa pasien, dan dapat memberi banyak informasi
tentang kondisi kesehatan anak.
Pada general survey pasien anak, harus dapat diperoleh data sebanyak
mungkin hanya dengan pengamatan klinis untuk menghindari
ketidaknyamanan pada pasien saat pemeriksaan fisik.

TUJUAN
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta dapat menilai keadaan
umum (general survey) pasien bayi maupun anak.
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :

Meletakkan anak dalam posisi berbaring, duduk, dipangku


1 atau berdiri

Melepaskan seluruh pakaian hingga telanjang (pasien


2 bayi) atau membuka pakaian pada daerah yang akan
diperiksa (pasien anak)

Menyapa & memperkenalkan diri kepada anak & orangtua


3 serta menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan
Lakukan inspeksi/pengamatan dan tentukan :

Status mental & emosional: derajat kesakitan, suasana hati,


1 keadaan nutrisi, ekspresi wajah, ketrampilan motorik &
bahasa sesuai umur, interaksi anak-orangtua
2 Bentuk, sikap tubuh & gaya berjalan (gait)

Kondisi kulit & mukosa : anemis, sianosis, pigmentasi,


3 ikterik
Ukuran kepala (mikro/meso/makrosefal), dismorfik
4 wajah, keadaan leher (simetris/ asimetris) & rambut
(tekstur, higienisitas)
Status respirasi: dyspneu, nafas cuping hidung, retraksi
5 (suprasternal, intercostal, substernal)

Keadaan abdomen: cembung/flat, venektasi, hernia


6 umbilikalis dll
Keadaan genitalia: scrotum (simetris/ asimetris), penis
7 (mikropenis, hipospadia), phimosis, labia, clitoris dll

Keadaan lengan, tangan, dan kaki secara menyeluruh;


8 bandingkan kanan & kiri
PEDIATRIC GLASGOW
COMA SCALE
(P-GCS)
LATAR BELAKANG
Salah satu parameter GCS adalah penilaian respons verbal terbaik,
yang seringkali tidak dapat dilakukan pada bayi/anak kecil.
Modifikasi GCS (Pediatric-GCS) diperlukan untuk anak yang belum
memiliki kemampuan verbal.

TUJUAN
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta dapat memahami dan
melakukan penilaian Pediatric GCS (P-GCS).
PROSEDUR TEKNIK
Mencatat atau memeriksa ulang identitas pasien secara jelas
1

2 Eye opening response (max score 4)

4 = spontaneously eyes opening


3 = eye opening in response to speech or shout
2 = eye opening in response to painful stimuli
1 = no response
Assess grades of best verbal response (max score 5)
2 in verbal or non-verbal child

Verbal child
5 = oriented and converses – patient knows who and
where they are, & why, & the year, season & month
4 = disoriented and converses - patient responds in
conversational manner, with some disorientation
3 = inappropriate words or speech - random or
exclamatory speech, with no conversational
exchange
2 = incomprehensible sounds - no words uttered, only
moaning
1 = no response
Non-verbal child
5 = smiles, oriented to sound, follows objects, interacts
4 = consolable when crying and interacts
inappropriately
3 = inconsistently consolable and moans; makes vocal
sounds
2 = inconsolable, irritable and restless; cries
1 = no response
Assess grades of best motor response (max score 6)
3
6 = normal spontaneous movement
5 = withdrawal to touch
4 = withdrawal to pain - pulls limb away from
painful stimulus
3 = flexor response to pain - abnormal flexion
(decorticate rigidity)
2 = extensor posturing to pain – extension
(decerebrate rigidity)
1 = no response to pain
Catat hasil penilaian di rekam medik, contoh :
4 Tgl. 13 Agustus 2007
Nama pasien : An. Hadi, 7 tahun, GCS : 4-5-6

INTERPRETATION
- Min. score is 3  the worst prognosis
- Max. score is 15  the best prognosis
- Scores of 7 or above  a good chance for recovery
- Scores of 3-5 are potentially fatal, especially if
accompanied by fixed pupils or absent oculovestibular
responses or elevated intracranial pressure
- Normal children < 5 years may have lower scores than
adults because of reduced best verbal and motor
responses
VITAL SIGNS
LATAR BELAKANG
Vital signs adalah pemeriksaan tanda-tanda vital yang dapat memberi
gambaran tentang kondisi kesehatan pasien.
Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan ketrampilan klinik yang
wajib dimiliki setiap dokter & harus dilakukan setiap kali
memeriksa pasien.

TUJUAN
Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta dapat memahami dan
melakukan pengkuran suhu rektal & aksiler, penilaian nadi,
pengukuran frekuensi nafas dan tekanan darah pada anak.
PENGUKURAN
SUHU REKTAL

PENDAHULUAN
Sebaiknya dilakukan pada bagian akhir pemeriksaan karena dapat
menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada anak.
Jenis-jenis termometer
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :
Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang
1 akan dilakukan

Pada bayi : posisi dipangku ibu dengan wajah menghadap


ke bawah, sedangkan lengan ibu diletakkan di
punggung bayi dengan tangan menahan pinggul bayi.
2
Pada anak : posisi berbaring dan miring ke kiri dengan
tungkai sedikit fleksi pada sendi panggul dan lutut.

Mencuci tangan & termometer sebelum & sesudah


3 pemeriksaan
Pemeriksaan :

Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa <


1 35,50C

2 Olesi ujung termometer dengan minyak/jelly

Letakkan bayi pada posisi sbb :


3 a. Bayi : dipangku ibu dengan wajah
menghadap ke bawah, lengan ibu
diletakkan di punggung bayi dgn
tangan menahan pinggul bayi
b. Anak : berbaring/miring ke kiri dengan
sedikit fleksi pada sendi panggul dan
lutut
5 Masukkan ujung termometer ke dubur sepanjang 1-2
cm

Pertahankan selama 3-5 menit, lalu lakukan pembacaan


6 dengan skala 0C
PENGUKURAN
SUHU AKSILER
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :
Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang
1 akan dilakukan

Pasien dapat dalam posisi berbaring atau duduk dengan


nyaman, dan membuka pakaian di daerah ketiak kiri.
2 Bila perlu anak dipangku ibu/pengasuhnya.

Mencuci tangan & termometer sebelum & sesudah


3 pemeriksaan
Pemeriksaan :

Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa <


1 35,50C

Letakkan pasien dalam posisi berbaring/duduk dengan


2 nyaman, dan membuka pakaian di daerah ketiak kiri.

Letakkan termometer pada apex fossa axillaris kiri dengan


3 sendi bahu adduksi maksimal

Pertahankan selama 3-5 menit, lalu lakukan pembacaan


4 dengan skala 0C
PEMERIKSAAN NADI

PENDAHULUAN
Denyut nadi adalah salah satu parameter hemodinamik. Pengukuran
denyut nadi (frekuensi, isi dan tegangan) merupakan prosedur
penting yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan
hemodinamik pasien.
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :

Pasien dapat dalam posisi berbaring/duduk/berdiri dengan


rileks, dengan sedikit menekuk pada siku dan bebas
1 dari tekanan oleh pakaian.

Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang


2 akan dilakukan
Pemeriksaan :
Meletakkan pasien dalam posisi rileks dengan sedikit
1 menekuk pada siku dan bebaskan dari tekanan pakaian

Menggunakan 2 jari (jari telunjuk & tengah) untuk


2 meraba a. radialis atau a. brachialis

Menghitung frekuensi denyut nadi selama 1 menit dan


3 menilai regularitas (reguler/ireguler), isi & tegangan
(pulsus magnus/parvus, pulsus celer/tardus)

Catat hasil pemeriksaan : frekuensi nadi selama 1 menit,


4 regularitas, serta isi & tegangannya
Teknik pemeriksaan nadi
PENGUKURAN
FREKUENSI NAFAS

PENDAHULUAN
Frekuensi nafas adalah salah satu parameter status respirasi.
Pengukuran frekuensi nafas merupakan prosedur penting yang
dapat memberi petunjuk tentang status respirasi pasien.
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :

Pasien dapat dalam posisi berbaring/duduk/ berdiri


dengan rileks, dan dalam keadaan telanjang atau
1 dibuka bajunya pada bagian dada.

Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang


2 akan dilakukan
Pemeriksaan :

Meletakkan pasien dalam posisi berbaring/ duduk/berdiri


1 dengan rileks, dengan membuka baju pada bagian dada

Menghitung frekuensi gerakan nafas dengan inspeksi atau


2 palpasi, atau suara nafas inspirasi dengan auskultasi
selama 1 menit

Melaporkan/mencatat frekuensi nafas selama 1 menit


3
Teknik pemeriksaan frekuensi nafas
dengan auskultasi
PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

PENDAHULUAN
Tekanan darah (sistolik dan diastolik) adalah salah satu parameter
hemodinamik. Pengukuran tekanan darah merupakan prosedur
penting yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan
hemodinamik pasien.
PROSEDUR TEKNIK
Persiapan :
Pasien dapat dalam posisi berbaring/duduk rileks dengan
1 posisi lengan setinggi jantung, sedikit menekuk pada
siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

Pemeriksa menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan yang


2 akan dilakukan
Pemeriksaan :

Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien


1

2 Menjelaskan prosedur pemeriksaan

Meletakkan pasien dalam


3 posisi berbaring/ duduk
rileks dengan posisi lengan
setinggi jantung, sedikit
menekuk pada siku dan
bebas dari tekanan oleh
pakaian
Tempatkan tensimeter setinggi jantung, periksa aliran
4 udara di dalam balon, pipa saluran hingga manset &
letakkan manometer secara vertikal
Lekatkan manset yang sesuai (lebar 1/2-2/3 panjang
5 lengan atas) melingkari lengan atas (2 cm di atas siku)
secara rapi & tidak terlalu ketat

Lakukan palpasi di sebelah medial fossa cubiti hingga


6 dapat meraba a. brachialis dan letakkan stetoskop di
tempat tersebut hingga bunyi a. brachialis dapat
terdengar
Naikkan tekanan manset hingga bunyi a. brachialis tidak
terdengar, kemudian turunkan tekanan manset secara
7 perlahan-lahan (3 mmHg/detik) hingga terdengar bunyi
pertama (bunyi Korotkoff I) dan laporkan hasilnya sebagai
tekanan darah sistolik (TDS)

Turunkan tekanan manset lebih lanjut secara perlahan-lahan (3


mmHg/detik) hingga terdengar bunyi mendesis dan
8 melembut (bunyi Korotkoff IV) dan laporkan hasilnya
sebagai tekanan darah diastolik (TDD), kemudian lanjutkan
hingga bunyi tidak terdengar (bunyi Korotkoff V).

9 Lepas manset dan kembalikan pada tempatnya semula

Anda mungkin juga menyukai