Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat
PENDAHULUAN
Perubahan IPTEK dan ekonomi yang berbasis pengetahuan menciptakan paradigma baru
dalam segala bidang kegiatan bisnis. Proses kerja bisnis yang berbasis pengetahuan memerlukan
sumber daya manusia dan pengelolaan yang berbasis pengetahuan pula. Organisasi tidak lagi
semata-mata mengejar pencapaian produktivitas yang tinggi, tetapi lebih memperhatikan kinerja
dalam proses pencapaiannya. Kinerja (performance) bagi setiap kegiatan dan individu
merupakan kunci pencapaian produktivitas. Kinerja adalah suatu hasil, di mana orang,
sumber-sumber dan pada lingkungan kerja tertentu secara bersama membawa hasil akhir yang
didasarkan tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Pembinaan SDM adalah suatu aspek
strategis yang dapat mendorong peningkatan kualitas kinerja dan produktivitas individu dan
organisasi.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat
Gresik dan sekitarnya yang kompleks padat, antara lain padat modal, padat teknologi, padat
karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu, padat resiko, dan padat keluhan/masalah dan
berusaha keras untuk meningkatkan kinerjanya.
Memberi nilai pada pekerja adalah sebagai ciri suatu perusahaan yang sukses, karena
dengan berfokus pada sumber daya manusia peningkatannya akan bergantung pada kualitas
tenaga kerjanya, sehingga perusahaan harus menginvestasikan pengembangan tenaga kerja
melalui pendidikan, pelatihan, dan kesempatan untuk bertumbuh terus dan berpartisipasi.
Peningkatan kualitas kerja seseorang dapat memberikan perasaan positif yang lebih besar dalam
diri tenaga kerja. Peningkatan kepuasan kerja dan peningkatan komitmen pada perusahaan yang
akhirnya akan memberikan kontribusi positif pada perusahaan.
Rumah Sakit memerlukan cukup banyak orang dengan berbagai keterampilan dan orang
yang kompeten untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien.
Pimpinan rumah sakit bekerjasama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan Kepala Rumah Sakit. Rekruitmen, evaluasi dan
penugasan staf dapat dilakukan sebaik-baiknya melalui proses yang dikoordinasi, efisien dans
seragam. Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat harus memberikan kesempatan bagi staf untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian dan profesionalitasnya sehingga kesempatan pembelajaran lain
harus ditawarkan kepada staf.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT
Berawal dari unit Balai Pengobatan Semen Gresik (1962) merupakan pusat biaya yang
dikelola secara langsung dibawah manajemen PT. Semen Gresik dengan tugas pokok
memelihara kesehatan pegawai PT Semen Gresik dan keluarganya. PT Semen Gresik merubah
fungsi dan sistem pengelolaan dibidang kesehatan, status Balai Pengobatan menjadi Rumah
Sakit tanggal 8 Desember 1994, pendirian Yayasan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat. Pada
tanggal 29 Juli 2002, merubah nama menjadi Yayasan Cipta Nirmala Semen Gresik. Dan pada
perkembangannya (1 Januari 2003) RS Semen Gresik dan unit usaha lainnya dikelola oleh suatu
badan usaha yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas PT Cipta Nirmala.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat sebagai rumah sakit swasta kelas C dengan kapasitas
130 tempat tidur terdiri dari ruang VVIP : 3, VIP : 9, Kelas I : 31, Kelas II : 42, Kelas III : 32,
ICU : 3, dan Neonatal : 10. Memiliki 5 dokter spesialis tetap : Bedah, Internis, Obgin, Anestesi,
radiologi, rehabilitasi medik, 2 dokter umum sedang mengikuti PPDS Patologi Klinik dan
Neurologi, 17 dokter umum, 4 dokter gigi dan 36 dokter spesialis sebagai mitra atau visiting
doctor, Apoteker 1 Orang, tenaga perawat 151 Orang, tenaga bidan 27 orang, tenaga analis
medis/kesehatan 10 orang, tenaga radiografer 6 orang, tenaga fisioterapi 5 orang, tenaga
kesehatan non keperawatan 18 Orang, tenaga non kesehatan 89 Orang.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat berlokasi di jalan RA Kartini no. 280 Gresik, memiliki
Luas tanah Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah 23.620 m2, dengan luas bangunan total
12.515 m2, yang terdiri dari 3 bangunan utama yaitu gedung utama 4 lantai seluas 5.940 m2,
gedung rawat jalan 2 lantai seluas 1.400 m2, dan gedung rawat inap paviliun 3 lantai seluas
5.175 m2.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat melayani kebutuhan masyarakat umum akan pelayanan
kesehatan, pasien dari perusahaan yang beroperasi di Gresik dan sekitarnya selain captive
market dari Semen Gresik. Sampai saat ini Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat telah melakukan
kerjasama pelayanan kesehatan dengan 40 perusahaan asuransi, 65 perusahaan non asuransi dan
9 anak perusahaan Semen Gresik. Pelayanan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat meliputi :
1. Pelayanan Medik Dasar : Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Medik Gigi Dasar dan
Pelayanan KIA/KB
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Spesialis Dasar : Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Kesehatan Anak,
Pelayanan Bedah dan Pelayanan Obstetri & Ginekologi
2
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT
A. VISI
Visi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah Menjadi Rumah sakit rujukan pelayanan
trauma di Gresik dan sekitarnya pada tahun 2015.
B. MISI
Misi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah :
1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kecepatan, ketepatan,
keselamatan dan kenyamanan berlandaskan etika dan profesionalisme
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten
3. Menyediakan peralatan, fasilitas, dan sarana prasarana yang memenuhi standar
keselamatan.
C. MOTTO
Motto Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat adalah Kesembuhan dan Kepuasan Pasien adalah
Kebahagiaan Kami
D. FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN
1. Falsafah
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat mempunyai
nilai-nilai fundamental yang dianut berlandaskan pada etika dan profesionalisme
membangun rumah sakit yang memiliki keunggulan dalam penanganan kasus trauma dan
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat dan lingkungan industri di Gresik dan
sekitarnya.
2.
Nilai-Nilai Dasar :
a. Kejujuran;
b. Kerja keras;
c.
Kerendahan hati;
d. Kesediaan melayani;
e. Integritas; dan
4
f. Profesionalisme
3.
Tujuan:
a. Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dan lingkungan industri di Gresik
dan sekitarnya.
b. Tujuan Khusus :
2.
Etika
Dalam melakukan tindakan memegang teguh etika profesi, menghormati hak dan
kewajiban semua pihak dan memegang kerahasiaan pasien.
3. Pengembangan
Pengembangan yang berkesinambungan dengan berpedoman :
a. Sistem teknologi informasi yang terintegrasi untuk tercapainya pelayanan kesehatan
yang bermutu.
b. Pengembangan pelayanan kesehatan dengan konsep terpadu.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT
Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat.
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat dCCUmpin seorang Kepala Rumah Sakit, mempunyai tugas
menyusun kebijakan, memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit sesuai arah dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Direksi Perseroan. Dalam menjalankan tugas dibantu oleh 5 (lima) Manajer
antara lain : Manajer Pelayanan Medis, Manajer Keperawatan, Manager Umum,Manager
Keuangan dan Manajer Pemasaran, Humas dan Pengembangan RS. Kepala Rumah Sakit dibantu
oleh perangkat lain antara lain Komite Medik, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, Komite
Etika Rumah Sakit, Satuan Pengawas Internal dan Komite/Panitia/Tim lainnya dibentuk sesuai
kebutuhan.
Tabel.4.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat
BAB V
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
Visi Instalasi Gawat Darurat adalah Mendukung Visi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat
Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan trauma di Gresik dan sekitarnya pada tahun 2015
B. Misi Instalasi Gawat Darurat
Misi Instalasi Gawat Darurat adalah Instalasi Gawat Darurat dalam melaksanakan
pelayanan kepada penderita memperhatikan asas efektif, efisien dan memprioritaskan pasien
berdasarkan kegawatan tanpa memperhatikan status sosial serta mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pasien
8
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT
Sesuai Surat Keputusan Direktur RS Semen Gresika Nomor :tentang
Struktur Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik, Instalasi Gawat Darurat berada di bawah
Bidang Pelayanan Medik
DIREKTUR RUMAH
SAKIT BEDAH
MITRA SEHAT
Komite Medis
Kepala Bidang
Pelayanan Medis
KARU IGD
Perawat
Pelaksana
Koordinator
Pencatatan &
Pelaporan
Koordinator
Obat
Koordinator
Alat
Koordinator
Administrasi
10
BAB VII
URAIAN JABATAN
1. Nama Jabatan
Hasil Kerja
kebutuhan
sumber
daya
tenaga
untuk
Sistem Triage
Pasien Gawat Darurat dan Pasien Tidak Gawat Darurat
Menyusun dan mengatur jadwal jaga Dokter IGD
Penggunaan obat dan Alat Life Saving
Pasien rujukan
Akses ke Pelayanan IGD dan kontinutitas pelayanan
Disaster Plan
2. Merencanakan kebutuhan
laporan
kegiatan
Instalasi
Gawat
Darurat,
11
Wewenang
: 1. Melaksanakan
pembinaan
staf
yang
berkaitan
dengan
2. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian tugas
Wewenang
Syarat Jabatan
: 1. Dokter Umum
2. Mempunyai sertifikat ATLS dan ACLS atau PPGD/GELS
3. Mempunyai SIP di RS Semen Gresik
4. Sudah menjalani masa orientasi selama 1 bulan
3. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
Wewenang
Syarat Jabatan
14
4. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
Tanggung Jawab
Wewenang
: 1. Koordinasi
dengan
KARU
Perawatan
IGD
dalam
hal
5. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
Syarat Jabatan
6. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
Tanggung Jawab
jawab
terhadap
semua
kegiatan
yang
Wewenang
Syarat Jabatan
7. Nama Jabatan
Hasil kerja
Uraian Tugas
Tanggung Jawab
jawab
terhadap
semua
kegiatan
yang
Wewenang
Syarat Jabatan
8. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
Tanggung Jawab
Wewenang
19
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Critical Care Unit
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Laboratorium
Direktur
Instalasi Farmasi
Instalasi Radiologi
Kepala Bidang
Pelayanan Medis
Kepala
Instalasi Gawat darurat
Bidang Keuangan
Bagian Administrasi
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gizi
Subbagian Pemeliharaan
Urusan Keamanan
Bagian Rumah tangga
Bagian Pengadaan
Gambar 8.1 Tata Hubungan Kerja Instalasi Gawat Darurat
20
21
5. Setelah pasien diberikan tindakan life saving, dokter jaga dan perawat juga mengisi
status rekam medik, perawat Instalasi Gawat Darurat menghubungi ruang rawat inap
dan mengantar ke ruang rawat inap yang
6. Jika pasien memerlukan tindakan radiologi, maka tindakan radiologi dikerjakan
sebelum pasien dikirim ke ruangan
7. Perawat Instalasi Gawat Darurat melakukan serah terima pasien kepada perawat jaga
di ruang rawat inap
3. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Laboratorium
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan laboratorium selama 24 jam untuk
pemeriksaan yang diperlukan
2. Pemeriksaan laboratorium bagi pasien IGD harus atas perintah dokter jaga Instalasi
Gawat Darurat atau dokter konsulen yang merawat dengan menandatangani surat
permintaan pemeriksaan
3. Perawat Instalasi Gawat Darurat mengambil bahan yang akan di periksa sesuai dengan
yang di minta dokter jaga atau dokter konsulen.
4. Petugas IGD mengantar bahan yang akan di periksa ke bagian Instalasi Laboratorium
5. Petugas jaga Instalasi Laboratorium datang ke Instalasi Gawat Darurat untuk
pemeriksaan tertentu seperti PPT/KPPTT atau kegawatan yang lain.
6. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, Petugas Instalasi Laboratorium
menghubungi IGD via telepon dan membacakan hasil atau petugas IGD mengambil ke
bagian Instalasi Laboratorium.
7. Bila pasien rawat inap, pembayaran beban biaya laboratorium akan ditagihkan bersama
dengan tagian rawat inap.
8. Bila pasien rawat jalan, pembayaran beban biaya laboratorium akan ditagihkan bersama
dengan tagian IGD di bagian administrasi IGD.
4. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Farmasi
1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Farmasi, guna memenuhi
pengadaan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di Instalasi Gawat Darurat dan
pelayanan resep untuk pasien rawat jalan
2. Resep untuk pasien rawat inap harus dengan resep lengkap 2 (dua) yang ditulis oleh
dokter yang merawat atau dokter jaga, resep warna putih diserahkan ke Instalasi Farmasi
dan warna kuning ditempelkan pada lembar penempelan resep
3. Resep untuk pasien rawat jalan rangkap 2, warna putih pasien untuk ambil obat di
instalasi farmasi dan kuning mengikuti status pasien.
22
4. Resep untuk pasien tanggungan asuransi khusus Inhelth ditulis pada resep asusransi
inhelth rangkap 3, resep warna putih untuk Instalasi farmasi, warna merah untuk
penagihan asuransi, yang biru untuk arsip di status pasien.
5. Resep obat pasien rawat inap harus dilengkapi dengan nama pasien, ruangan, nomor
register. Resep penagihan perusahaan atau asuransi diberi keterangan siapa yang
menanggung. Resep obat daftar G harus dituliskan oleh dokter dan dilengkapi alamat
lengkap pasien
6. Resep obat atau alat kesehatan inventaris IGD yang dipakai oleh pasien harus disalin ke
dalam buku pengambilan obat ke apotik
7. Jika stok obat yang diminta sudah siap semua, petugas Instalasi farmasi menghubungi
perawat IGD untuk mengambil
8. Perawat IGD mengambil obat atau alat kesehatan ke Instalasi Farmasi dan memasukkan
obat atau alat kesehatan tersebut ketempatnya dan mencocokkan dengan inventaris yang
ada
9. Koordinator obat memeriksa inventaris obat atau alat kesehatan setiap operan shif
10. Jika pasien rawat jalan, petugas administrasi IGD membuat billing biaya obat habis pakai
di IGD, resep obat untuk di rumah dan Jasa Pelayanan IGD melalui komputer dan data
biaya, kemudian pasien atau keluarganya diminta membayar total biaya tersebut ke kasir
IGD.
5. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Radiologi
1. Surat pemeriksaan radiologi bagi pasien IGD harus ditanda tangani oleh dokter jaga IGD
atau dokter konsulen
2. Perawat atau dokter jaga IGD memberitahu keluarga pasien untuk meminta persetujuan
pemeriksaan
3. Perawat IGD menghubungi petugas radiologi memberitahukan pemeriksaan yang diminta
dan menanyakan kapan pasien dapat diantar ke Instalasi Radiologi
4. Setelah hasil jadi, petugas Instalasi Radiologi menyerahkan hasil pemeriksaan kepada
dokter jaga IGD
5. Jika pasien rawat jalan, petugas Instalasi Radiologi membuat billing biaya pemeriksaan
di computer dan menstransfer data ke kasir IGD
6. Pasien atau keluarga menyelesaikan seluruh biaya IGD atau Instalasi radiologi di kasir
IGD.
7. Pembayaran pasien rawat inap dilaporkan kepada kantor administrasi Rawat Inap oleh
petugas Instalasi Radiologi
6. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Kamar Operasi
23
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Instalasi Kamar Operasi dalam hal
pelayanan tindakan pembedahan segera (cito)
2. Jika ada pasien IGD yang memerlukan tindakan pembedahan segera (Cito) di Instalasi
Kamar Operasi oleh dokter spesialis (sesuai dengan kasusnya), maka dokter jaga
menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan perlunya
tindakan operasi segera atau cito
3. Dokter jaga atau perawat IGD menghubungi dokter konsulen, melaporkan kondisi pasien,
dan meminta jenis operasi atau golongan operasi.
4. Dokter jaga atau Perawat IGD meminta keluarga pasien atau yang menanggung
pembiayaan ke bagian tempat penerimaan pasien untuk mendapat informasi perkiraan
biaya operasi sesuai jenis atau golongan operasinya.
5. Jika pasien atau keluarganya setuju, mereka mengisi formulir persetujuan tindakan
pembedahan, dan formulir persetujuan perkiraan biaya operasi, formulir informasi
tindakan pembedahan, formulir informasi tindakan pembiusan.
6. Dokter atau Perawat IGD menghubungi kembali dokter konsulen, bahwa keluarga telah
setuju, dan menanyakan advis selanjutnya, serta kapan operasi akan dilakukan.
7. Dokter atau Perawat IGD menghubungi kembali dokter anastesi, bahwa rencana ada
operasi cito dan kondisi pasien serta menanyakan advis selanjutnya.
8. Perawat IGD menghubungi Instalasi Bedah Sentral memberitahukan akan ada tindakan
bedah cito, nama dokter spesialis yang melakukan tindakan.
9. Petugas IBS menghubungi IGD bila sudah mendekati waktu pelaksanaan tindakan
pembedahan
10. Perawat IGD mengantar pasien tersebut ke IBS, melakukan serah terima pasien kepada
petugas IBS
11. Semua biaya pemakaian obat atau alat kesehatan yang dipakai di IGD bagi pasien rawat
jalan diselesaikan di IGD (melalui karir IGD). Untuk pasien rawat inap, IGD membuat
laporan pembebanan biaya IGD kepada bagian administrasi Rawat Inap
12. Biaya tindakan di Instalasi Kamar Operasi untuk pasien rawat jalan diurus oleh petugas
IBS, biaya pasien rawat inap dilaporkan kepada bagian administrasi pusat oleh Instalasi
Bedah Sentral.
7. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Unit Hemodialisa
a. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Unit Hemodialisa untuk pelaksanaan pasien
hemodialisa segera (cito)
b. Dokter jaga melakukan konsul kepada dokter konsulen mengenai kondisi pasien
c. Dokter konsulen menginstruksikan pasien menjalani hemodialisa, dokter jaga IGD
menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan perlunya
Hemodialisa serta pembiayaannya
d. Keluarga menandatangi surat persetujuan tindakan medis hemodialisa
24
e. Perawat IGD menghubungi Unit Hemodialisa, untuk memastikan apakah pasien bisa
dilakukan hemodialisa tanpa jadwal
f. Petugas Unit Hemodialisa menghubungi IGD bila waktu tindakan hemodialisa akan
dilakukan
g. Perawat IGD mengantar pasien ke Unit Hemodialisa dan melakukan serah terima dengan
perawat Unit Hemodialisa
h. Semua biaya hemodialisa pasien rawat jalan diurus oleh petugas Unit Hemodialisa
i. Jika pasien rawat inap, petugas Hemodialisa menghubungi ruangan yang dituju oleh
pasien tersebut
j. Perawat ruang rawat inap menjemput pasien tersebut
8. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Rekam Medis
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pendaftaran pasien, pencatatan dan pelaporan pasien Instalasi Gawat Darurat
2. Setiap pasien baru masuk Instalasi Gawat Darurat didaftar oleh petugas pendaftaran dari
Instalasi Rekam Medis yang berdinas di bagian Administrasi IGD
3. Petugas pendaftaran mengisi data identitas pasien di status pasien IGD, kemudian
menyerahkannya ke perawat IGD
4. Perawat jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa singkat dan tanda-tanda vital
pasien di kartu Instalasi Gawat Darurat
5. Dokter Jaga Instalasi Gawat Darurat mengisi anamnesa dan semua hasil pemeriksaan
pasien tersebut, menulis diagnosa, tindakan yang dilakukan dan terapi yang diberikan
pada kartu pasien Instalasi Gawat Darurat
6. Perawat Jaga Instalasi Gawat Darurat memasukkan data identitas pasien, anamnesa
singkat, tanda-tanda vital, diagnosa, tindakan yang dilakukan, terapi dokter ke dalam
buku register
7. Untuk pasien rawat inap Dokter Jaga Instalasi Gwat Darurat membuat surat permintaan
atau Admisi rawat inap.
8. Setiap tiga bulan sekali rekam medis memberikan umpan balik ke Instalasi Gawat
Darurat tentang hasil pelaporan
9. Jika diperlukan tindakan medis yang invasif atau konsul dokter spesialis di IGD atau
pemeriksaan penunjang yang mahal, maka dokter IGD memberi penjelasan kepada
pasien atau keluarganya perlunya tindakan tersebut, dan jika mereka sudah mengerti dan
setuju maka dokter atau perawat IGD meminta pasien atau keluarganya untuk mengisi
blanko informed consent persetujuan tindakan atau persetujuan biaya, kemudian
ditandatangani oleh dokter IGD, pasien atau keluarga yang memberi pernyataan dan
perawat IGD
10. Semua blanko informed consent yang sudah terpakai dikembalikan ke Instalasi rekam
medis untuk disimpah sebagai arsip
25
11. Instalasi Gawat Darurat juga bekerjasama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pengisian blanko klaim pasien asuransi
9. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Rehabilitasi Medis
1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Rekam Medis, dalam hal
pelayanan rehabilitasi medis
2. Dokter jaga memberikan penjelasan tentang perlunya konsul ke Rehabilitasi Medis
3. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat menulis surat konsul kepada Dokter Rehabilitasi
Medik
4. Dokter atau perawat jaga menghubungi Instalasi Rehabilitasi Medis
5. Jika diperkirakan setelah fisioterapi, pasien dapat langsung pulang, maka pasien atau
keluarga diminta untuk menyelesaikan biaya di IGD di kasir IGDt
6. Jika pihak rehabilitasi medis sudah siap menerima pasien konsulan IGD, petugas
Rehabilitasi Medis menghubungi IGD, kemudian perawat IGD mengantar pasien ke
Instalasi Rehabilitasi Medis
7. Dokter Rehabilitasi medis memeriksa pasien dan memberi advis fisioterapi yang
diperlukan, dan berapa kali harus diberikan
8. Tindakan fisioterapi awal dikerjakan oleh petugas rehabilitasi medis (fisioterapis) dengan
diawali oleh dokter rehabilitasi medis
9. Setelah selesai fisioterapi pasien menyelesaikan biaya fisioterapi di kasir IRJ dan dapat
langsung pulang
10. Jika pasien dijadwalkan beberapa kali fisioterapi, maka untuk selanjutnya pasien dapat
datang sendiri ke instalasi rehabilitasi medis
10. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Unit Pelayanan Darah
1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan PMI Gresik, untuk memenuhi persediaan
darah untuk pasien Instalasi Gawat Darurat
2. Dokter IGD atau dokter konsulen menginstruksikan untuk dilakukan transfusi darah pada
pasien di IGD
3. Dokter jaga menjelaskan maksud dan tujuan transfusi serta meminta persetujuan pasien
dan keluarga
4. Dokter jaga mengisi formulir permintaan darah rangkap dua
5. Perawat IGD menghubuni PMI Gresik menanyakan persediaan darah yang dibutuhkan
6. Perawat IGD mengambil sampel darah pasien dan memberi identitas nama, umur, alamat,
nomor rekam medis
7. Bila pengambilan oleh rumah sakit. Perawat IGD melakukan kersama dengan petugas
pengendara untuk pengambilan darah ke unit pelayanan darah yang di tuju dengan
membawa formulir permintaan dan sampel darah.
8. Bila diambil sendiri oleh keluarga, Perawat IGD menyerahkan formulir dan sampel darah
ke keluarga untuk diserahkan ke PMI yang di tuju.
26
9. Jika stok darah di PMI Gresik kosong, maka Perawat IGD menghubungi PMI di kota
lain, dan memesankan darah yang diminta, selanjutnya sesuai pada no 7 dan 8.
10. Setelah darah sampai di IGD, perawat IGD memberikan transfusi darah kepada pasien,
dokter IGD atau perawat IGD mengawasinya selama 15 menit pertama dan
memperhatikan adanya tanda-tanda reaksi transfusi
11. Jika terdapat tanda-tanda reaksi transfusi, transfusi segera dihentikan, dan dilaporkan
kepada Unit Pelayanan Darah adanya reaksi transfusi tersebut
11. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Bagian Keuangan
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Bagian Keuangan dalam hal pelayanan
keuangan di IGD
2. Petugas Administrasi IGD memasukkan data pasien, jasa pelayanan IGD, semua biaya
tindakan obat habis pakai di IGD, serta resep obat rawat jalan ke computer menjumlah
keseluruan biaya tersebut untuk di bayarkan di kasir IGD.
3. Jika pasien rawat jalan, maka pasien atau keluarganya diminta untuk ke kasir IGD untuk
IGD, semua biaya tindakan, obat habis pakai di IGD dan mentransfer total biaya tersebut
ke komputer kasir Rawat Inap
12. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Bagian Administrasi
Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan bagian Administrasi, yang mempunyai sub
bagian :
1. Bagian Sekretariat : membantu Instalasi Gawat Darurat dalam urusan sekretariatan (surat
menyurat, SIP, bukti perjanjian kerjasama dengan perusahaan dan suransi)
2. Bagian Kepegawaian dan pengembangan Sumber daya manusia membantu Instalasi
Gawat Darurat dalam urusan pemenuhan kebutuhan pegawai (penyelesaian karyawan
baru bagi IGD, dan karyawan IGD), bekerjasama dalam hal pengadaan pelatihan bagi
dokter dan perawat IGD
3. Bagian Hubungan Pelanggan dan pemasaran membantu Instalasi Gawat Darurat dalam
hal menjembatani penyelesaian masalah dan memberikan solusi tentang permasalahan
pasien di IGD
4. Bagian Hubungan Pelanggan dan pemasaran mempromosikan Instalasi Gawat Darurat
kepada konsumen atau masyarakat
13. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Instalasi Rawat Jalan
27
1. Pasien tidak gawat tidak darurat yang berobat ke IGD diberikan pengobatan selama tiga
hari
2. Selanjutnya pasien tidak gawat tidak darurat dianjurkan kontrol ke instalasi rawat jalan
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat pada hari dan jam kerja
3. Dokter Jaga mengisi kartu status pasien IGD (Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan
terapi yang diberikan)
4. Kartu status pasien disimpan di Instalasi Rekam Medis pasien rawat jalan, untuk
digunakan kembali jika pasien kontrol ke Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Umum, Anak,
Gigi, BKIA)
14. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Instalasi Gizi
1. Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Instalasi Gizi dalam hal pemesanan
2.
3.
4.
5.
Kasir IGD
6. Untuk pasien rawat inap tidak di tagihkan
7. Permintaan air mineral untuk petugas IGD akan dilakukan lakukan petugas IGD dengan
memakai formulir permintaan air mineral 19 liter untuk diserahkan ke bagian Gizi rumah
sakit.
15. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Urusan Keamanan
1. Petugas Keamanan ditempatkan di depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat
2. Petugas Keamanan membantu menjaga keamanan Instalasi Gawat Darurat
3. Petugas keamanan menjaga agar tidak semua keluarga pasien ikut masuk ke ruang
Instalasi Gawat Darurat kecuali seijin petugas Instalasi Gawat Darurat
4. Petugas Keamanan membantu evakuasi pasien bila terjadi musibah massal
5. Petugas Keamanan membantu mengaktifkan sistem informasi bila terjadi musibah massal
dan menghubungi Polsek setempat
6. Bila ada pasien di IGD dengan kondisi lemah dan tidak ada kerabatnya (misalnya tabrak
lari, ditemukan pingsan di jalan oleh orang lain), petugas keamanan membantu IGD
mengamankan identitas, barang milik pasien dan menghubungi Polsek setempat
7. Bila perlu petugas keamanan dapat membantu dalam mengantar pasien ke IGD atau
membantu perawat IGD memindahkan pasien dari kendaraan ke brankar atau kursi roda
16. Tata Laksana Hubungan Kerja dengan Subbagian Pemeliharaan
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Subbagian Pemeliharaan dalam hal
pemeliharaan, perawatan serta perbaikan perlatan medis maupun non medis di Instalasi
Gawat Darurat
28
2. Koordinator alat Instalasi Gawat Darurat melakukan pengecekan rutin pada setiap
minggu sekali
3. Alat-alat life saving dicek pada setiap pergantian shift
4. Bila ada kerusakan peralatan dalam jam kerja, koordinator peralatan atau perawat jaga
pada shift itu melaporkan ke Sub bagian Pemeliharaan dengan menuliskan pada formulir
permintaan kerja dengan ditandatangani Kepala IGD atau Kepala Perawata IGD,
sepengetahuan Bagian Umum
5. Petugas Subbagian Pemeliharaan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian
suku cadang bila diperlukan
6. Bila subbagian pemeliharaan rumah sakit tidak dapat memeprbaiki kerusakan maka bisa
diperbaiki keluar rumah sakit dengan sepengetahuan kepala instalasi dan kepala bagian
umum
17. Tata Laksana Hubungan kerja dengann bagian Pengadaan dan Logistik
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan bagian Pengadaan dan Logistik dalam hal
Alat Tulis Kantor (ATK) dan bahan rumah tangga yang lain
2. Perawat IGD lapor ke kepala perawat mengenai adanya ATK dan bahan rumah tangga
yang lain yang habis pakai
3. Kepala Perawat IGD menulis ATK dan bahan rumah tangga yang lain yang habis dipakai
di lembar permintaan dan ditandatangani oleh kepala IGD
4. Petugas IGD menyerahkan lembar permintaan tersebut ke bagian Pengadaan dan Logistik
5. Bagian Pengadaan dan Logistik menyerakan ATK dan bahan rumah tangga yang lain
yang diminta kepada perawat IGD tersebut
18. Tata Laksana Hubungan kerja dengan Subbagian Rumah Tangga
1. Instalasi Gawat Darurat bekerjasama dengan Subbagian rumah tangga dalam hal
pengadaan serta perbaikan linen di IGD
2. Koordinator alat IGD bertugas melakukan pengecekan linen bila ada yang rusak dan
melakukan pencatatan inventaris linen.
3. Jika koordinator alat IGD menemukan kekurangan atau kerusakan linen, koordinator alat
IGD konfirmasi dengan Kepala Perawat IGD untuk penambahan atau perbaikan
4. Koordinator alat IGD menuliskan di buku perbaikan linen seperngetahuan Kepala
Perawat IGD.
5. Koordinator alat IGD membawa linen yang rusak beserta buku ekspedisinya ke bagian
urusan linen untuk diperbaiki atau permintaan linen baru jika ada kekurangan
6. Koordinator Urusan Linen akan menghubungi IGD jika perbaikan atau permintaan linen
sudah selesai
7. Koordinator alat IGD memasukkan kedalam buku catatan inventaris IGD
8. Linen IGD yang kotor setiap pagi dihitung dan ditulis di dalam buku ekspedisi
9. Petugas IGD membawa linen yang kotor ke tempat laundry beserta buku ekspedisinya
29
10. Petugas laundry bersama petugas IGD melakukan pencatatan jumlah dan macam linen
kotor
11. Setelah selesai menghitung linen kotor, petugas IGD mengambil linen yang bersih dari
tempat pencucian, dan menghitung ulang jumlah dan macam linen yang bersih, sesuai
dengan jumlah dan jenis pada waktu penyerahan
12. Petugas laundry menandatangani buku ekspedisi linen IGD dan petugas IGD juga
menandatangani buku catatan milik bagian laundry
13. Petugas IGD memasukkan linen sesuai dengan tempatnya, dan mengcek antara inventaris
dengan fisik yang ada
14. Bila ada selisih segera melaporkan kepada Kepala Perawat IGD atau koordinator untuk
segera ditindak lanjuti
15. Koordinator alat IGD melakukan inventaris linen setiap minggu sekali
30
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
Nama Jabatan
Kepala IGD
Kualifikasi
Formal
Non Formal
S1
PPGD,
ATLS,
Kedoteran
S1
ACLS
BLS,
Kepala Perawat
Kedokteran
S1
ACLS
Manajemen
IGD
Keperawatan
Keperawatan
Jumlah
Tenaga
Kebutuhan
1
yang ada
1
Cukup
Cukup
PPGD,
Keterangan
Cukup
Bangsal, PPGD,
BLS,
BTLS,
BTLS,
Cukup
Koordinator
DIII
ATCN
BCLS,
Administrasi IGD
Koordinator Obat
Keperawatan
DIII
PPGD
BCLS,
BTLS,
Cukup
IGD
Koordinator Alat
Keperawatan
DIII
PPGD
BCLS,
BTLS,
Cukup
IGD
Koordinator
Keperawatan
DIII
PPGD
BCLS,
BTLS,
Cukup
Pencatatan &
Keperawatan
PPGD
Pelaporan IGD
Perawat
DIII
BCLS,
BTLS,
14
11
Kurang 3
Pelaksana IGD
Keperawatan
PPGD
Tenaga administrasi pendaftaran pasien adalah petugas dari Instalasi Rekam Medis yang
32
sesuai dengan hirarrki kepemimpinan dari kepala regu, asisten manajer, manajer dan dikelola
oleh Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit untuk mendapatkan rekomendasi.
B. Satu Tahun (Kontrak kedua)
Penilaian pegawai baru yang telah menjalani masa kontrak selama satu tahun kelanjutan dari
kontrak pertama (dua tahun), sebagai evaluasi setelah pegawai menjalankan tugas dan
kewajiban selama satu tahun. Hasil evaluasi ini dilaporkan sesuai dengan hirarrki
kepemimpinan dari kepala regu, asisten manajer, manajer/bagian dan dikelola oleh
Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit untuk mendapatkan rekomendasi.
C. Dua Tahun (Kontrak ketiga)
Penilaian pegawai yang telah menjalani kontrak dua tahun setelah masa jeda satu bulan,
sebagai evaluasi setelah pegawai menjalankan tugas dan kewajiban selama dua tahun. Hasil
evaluasi ini dilaporkan sesuai dengan hirarrki kepemimpinan dari kepala regu, asisten
manajer, manajer dan dikelola oleh Kepegawaian dan selanjutnya ke Kepala Rumah Sakit
untuk mendapatkan rekomendasi.
D. Tiap Enam Bulan Sekali
Penilaian untuk pegawai tetap dilakukan setiap 6 (enam) bulan sebagai berikut :
Tujuan dari penilaian adalah sebagai penentuan kenaikan golongan dan pemberian tunjangan
pengabdian serta penyesuaian promosi pegawai atau pengembangan karier.
Unsur-unsur yang dinilai adalah :
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab.
3. Kejujuran.
4. Loyalitas.
5. Inisiatif & Kreativitas.
6. Kecakapan/Ketrampilan.
7. Hubungan dan Kerjasama.
33
8. Kepemimpinan.
9. GKM
Bagi tenaga pelaksana, unsur Kepemimpinan sebagaimana tersebut pada butir (h) diatas tidak
dilakukan penilaian.
Kenaikan tingkat/golongan diberikan kepada pegawai yang memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. Kenaikan tingkat/golongan pada masa kerja golongan (MKG) 3,5 tahun.
b. Kenaikan tingkat/golongan pada masa kerja golongan (MKG) 0,5 tahun, khusus bagi
pegai yang mendapatkan promosi jabatan yang tingkat golongannya belum memasuki
tingkat golongan yang sesuai dengan tingkat jabatan tersebut.
c. Tunjangan Pengabdian diberikan karena pertambahan masa kerja golongan dan akan
dihapus pada saat pegawai yang bersangkutan mendapatkan kenaikan tingkat/golongan.
BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI
34
Kegiatan orientasi Instalasi Gawat Darurat adalah suatu kegiatan yang wajib
dilaksanakan oleh semua petugas baru di Instalasi Gawat Darurat. Kegiatan orientasi tersebut
ditetapkan oleh pimpinan dan dilaksanakan dengan baik, serta dievaluasi secara berkala untuk
mengetahui keefektifan program orientasi tersebut.
Tujuan :
Tujuan Umum :
Meningkatkan kompetensi tenaga baru di Instalasi Gawat Darurat sehingga dapat secara
berkesinambungan menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien
Instalasi Gawat Darurat
Tujuan Khusus :
1. Dapat memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja sehingga dapat menurunkan faktor
stres adaptasi dengan lingkungan baru
3. Bersikap positif terhadap kegiatan pengembangan diri dengan menggunakan kesempatan
melakukan pelatihan diInstalasi Gawat Darurat
Kegiatan Orientasi :
1. Orientasi Dokter Baru Instalasi Gawat Darurat
Tempat
Durasi
: Intensif
Total
Penanggung jawab
6 hari kerja
30 hari
Durasi
: Intensif
Total
Penanggung jawab
12 hari kerja
30 hari
35
Hari
ke
I
Materi
Waktu
Metode
30 menit
IGD,
II
30 menit
30 menit
Kepala IGD
jawab
30 menit
Kepala IGD
jawab
30 menit
Kepala IGD
jawab
Kepala IGD
60 menit
jawab
Ceramah & praktik
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
60 menit
Kepala IGD
Pelayanan
- Sistem Kendali Mutu RS Semen
30 menit
Kepala IGD
60 menit
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
30 menit
Kepala IGD
30 menit
60 menit
Kepala IGD
Kepala IGD
VI
pasien IGD
- Edukasi pasien dan keluarga
Kepala IGD
30 menit
dokter IGD
IV
Safety
- Tanggung jawab dan wewenang
III
Jawab
Kepala IGD
jawab
Penanggung
36
30 menit
Kepala IGD
Selan
30 menit
Hari
Kepala IGD
Kepala IGD
Jutnya
kerja
jawab
sampai
30 hari
lebih senior
Tabel11.2 Jadwal Kegiatan Orientasi Perawat Baru Instalasi Gawat Darurat
Hari
ke
I
Waktu
Metode
30 menit
Jawab
Kepala
jawab
Perawat IGD
Kepala
jawab
Perawat IGD
Kepala
jawab
Perawat IGD
Kepala
jawab
Perawat IGD
lingkungan
IGD,
30 menit
60 menit
30 menit
30 menit
Safety
- Tanggung jawab dan wewenang
dokter IGD
III/IV
Penanggung
Materi
30 menit
60 menit
jawab
Ceramah & praktik
Kepala
30 menit
Perawat IGD
60 menit
30 menit
60 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
pasien IGD
- Akses pelayanan dan Kontinuitas
Pelayanan
- Sistem Kendali Mutu RS Semen
V/VI
VIII/IX -
Kepala
Perawat IGD
Kepala
Perawat IGD
37
XII/
XIII
X/XI
keuangan
- Tindakan bedah minor
Selan
jutnya
dengan
di
dampingi
oleh
sampai
30 hari
perawat senior
60 menit
30 menit
30 menit
30 menit
Kepala
Perawat IGD
Kepala
Perawat IGD
60 menit
Hari
Kepala
kerja
jawab
Perawat IGD
Pelaporan :
Program orientasi petugas baru dilaporkan kepada Direktur
Evaluasi :
Evaluasi dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.
38
BAB XII
PERTEMUAN / RAPAT
Kegiatan rapat di Instalasi Gawat Darurat dilaksanakan secara :
1. Rutin
Waktu
Pukul
Tempat
Peserta
Kepala IGD, Dokter IGD yang tidak bertugas, Kepala Perawat IGD,
Perawat IGD yang tidak bertugas, Kepala Bidang Pelayanan Medis,
Kepala Bidang Keperawatan
Materi
Kelengkapan :
2. Insindentil
Waktu
Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
Pukul
Tempat
Peserta
Kepala IGD, Dokter IGD yang tidak bertugas, Kepala Perawat IGD,
Perawat IGD yang tidak bertugas, Kepala Bidang Pelayanan Medis,
Kepala Bidang Keperawatan
Materi
kelengkapan :
39
BAB XIII
PELAPORAN
Laporan dibedakan menjadi laporan rutin dan laporan insidentil
A. Laporan Rutin
1. Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh koordinator pencatatan
dan pelaporan Instalasi Gawat Darurat bekerja sama dengan Kepala Instalasi Rekam
Medis kepada Pelayanan Medis setiap bulan sekali
Jumlah kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat pada bulan tersebut
Jumlah pasien meninggal di Instalasi Gawat Darurat pada bulan tersebut
Jumlah keterlambatan pelayanan pasien gawat darurat atau true emergency
Jumlah pasien Instalasi Gawat Darurat berdasarkan kasus pada bulan tersebut
Jumlah pasien berdasarkan tingkat kegawatannya pada bulan tersebut
Jumlah pasien berdasarkan tindak lanjut pelayanan pada bulan tersebut
Jumlah pasien kecelakaan pada bulan tersebut
2. Laporan kerja IGD yang dikerjakan oleh Kepala IGD setiap akhir tahun, dilaporkan
kepada Direktur
B. Laporan Insidentil
Laporan insidentil adalah laporan mengenai Instalasi Gawat Darurat pada khususnya dan RS
Semen Gresik secara umum yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja
rumah sakit.
40
BAB XIV
PENUTUP
Demikian Pedoman
41
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun, sehingga Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Bedah Mitra Sehat ini dapat selesai disusun.
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat ini
merupakan pedoman bagi semua pihak yang berkaitan dengan Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Bedah Mitra Sehat dalam tata cara penyelenggaraan organisasi Instalasi Gawat Darurat di
Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang Gambaran Umum Rumah Sakit Bedah Mitra
Sehat, Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit, Struktur Organisasi Instalasi
Gawat Darurat, Uraian Jabatan, Tata Hubungan Kerja, Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil,
Penilaian Kinerja, Kegiata Orientasi, Pertemuan Rapat, serta Pelaporan Instalasi Gawat Darurat.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Bedah Mitra Sehat.
Penyusun
43
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
Daftar gambar......................................................................................................
Daftar tabel...........................................................................................................
Peraturan Direktur Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Malang
Nomor : 065-b/PER-DIR/RSPN/I/2012 Tentang Pedoman Pengorganisasian
Instalasi Gawat Darurat........................................................................................
BAB I
Pendahuluan.......................................................................................
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Visi, Misi, Motto, Falsafah Nilai & Tujuan Instalasi Gawat Darurat
BAB VI
BAB X
Penilaian Kinerja................................................................................
BAB XI
Kegiatan Orientasi.............................................................................
44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat......................
Gambar 6.1 Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat...................................
Gambar 8.1 Tata Hubungan Kerja Instalasi Gawat Darurat................................
45
DAFTAR TABEL
Tabel 9.1
Tabel 9.2
Tabel 11.2
Tabel 11.2
46
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
INSTALASI GAWAT
DARURAT
47