Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK ORAL BIOLOGI

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN HISTOLOGI MUKOSA ORAL DAN LIDAH

DOSEN PEMBIMBING
DRG. SHANTY CHAIRANI, M.SI

DISUSUN OLEH :
BRIGITA NICKEN P.

04031181419002

M. IKHSAN SOLIHIN LUBIS

04031181419009

FATIA MEDINAH

04031181419017

FELIANDA THALIA R.

04031181419021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
INDRALAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

MUKOSA ORAL

Rongga mulut dilapisi epitel gepeng berlapis (stratified squamous epithelium). Epitel
ini ada yang berkeratin dan ada yang tidak berkeratin. Lapisan keratin melindungi rongga
mulut terhadap kerusakan selama proses makan. Lamina propia pada daerah ini memiliki
sejumlah papilla yang langsung melekat pada jaringan tulang. Sedangkan epitel gepeng
berlapis terdapat pada palatum mole, bibir, pipi, dan dasar mulut. Lamina propia pada daerah
ini memiliki papilla mirip dermis kulit dan menyatu dengan submukosa.
Klasifikasi Mukosa Mulut
Morfologi mukosa mulut bervariasi tergantung lokasi, dibagi menjadi 3 tipe yang
fungsional, yaitu lining mucosa, masticatory mucosa, dan specialized mucosa.

1. Lining mucosa (60%)

Lining mucosa melapisi semua jaringan lunak di rongga mulut kecuali


gingival, palatum keras, dan dasar mulut. Epitelnya gepeng bertingkat dan nonkeratin,
dan lamina propria nya terdiri serat kolagen, elastik, dan reticular ditemukan di
jaringan ikat pendukung lainnya. Serat kolagen ini tidak setebal dan serapat dengan

yang ditemukan pada tipe lain dari mukosa mulut. Lining mucosa lembut dan licin.
Epitel mulut kurang berpigmen dari epitel kulit. Variasi warnanya dari merah muda
terang hingga merah muda gelap atau merah. Warna tersebut dipengaruhi jaringan
kapiler dan jumlah sel melanin dari sel epitel. Submukosa berkaitan dengan sebagian
besar lining mucosa yang terorganisasi secara longgar dan memungkinkan untuk
pergerakan bebas dari mukosa ke jaringan dasar.
2. Masticatory Mucosa (25%)

Masticatory mucosa melapisi gingival dan palatum keras,. Di dalam mulut


yang tidak memiliki gigi atau sedikit gigi (edentulous mouth), masticatory mucosa
meliputi semua permukaan kunyah dari lengkung gigi. Epitelnya berkeratin dan
parakeratin. Jaringan ikat dari lamina propria terdiri dari serat epitel kolagen yang
mengikat erat epitel ke tulang dasar dan lebih tebal juga lebih terorganisasi dari serat
yang ada di lining mucosa.
3. Specialized Mucosa (15%) of the tongue

Specialized Mucosa menutupi bagian dorsal lidah. Epitel dari bagian anterior
lidah berkeratin, bertingkat. Epitel ditutupi oleh papilla. Sebagian besar papilla
ditunjukan di papilla filiform dengan epitel berkeratin. Sesekali papilla fungiform
terlihat diantara banyaknya papilla filiform, normalnya dilapisi oleh epitel nonkeratin.
Jaringan ikat dibawah epitel mengikat mukosa dari otot ke lidah. Di bagian posterior
lidah di depan sulkus terminalis terdapat papilla sirkumvalata. Di bawah lapisan epitel
khusus lidah ada lamina propria. Serat jaringan ikat dari lamina propria menyebar dari
mukosa hingga jauh di antara bundle-bundel otot dari lidah.

Warna Mukosa Mulut


Faktor yang mempengaruhi :
-

Pelebaran pembuluh darah kecil di jaringan ikat


Ketebalan lapisan epitel
Derajat keratinisasi
Jumlah pigmen melanin pada epitel
Mengindikasi keadaan mukosa mulut;
Sehat : merah muda
Radang : merah (Karena dilatasi pembuluh darah)

Pada daerah merah bibir lebih merah karena epidermis lebih tipis dan pada bagian
dermis banyak plexus pembuluh darah. Pigmentasi endogen mukosa mulut paling sering
terjadi pada attached gingival, palatum keras, mukosa bukal, lidah. Warnanya bias dari coklat
muda sampai hitam. Pigmentasi endogen disebabkan melanin yang diproduksi oleh
melanoblast.

A. Histologi Mukosa Oral


Epitel rongga mulut terdiri dari lapisan-lapisan, antara lain :
1. Epitel Mukosa Mulut

a. Stratum Basal
Sel dari stratum basal berbentuk kuboid dan silindris pendek dan membentuk
lapisan tunggal yang berdiam di lamina basalis di permukaan antar epitel dan
lamina propia. Sel basal menunjukkan aktivitas paling aktif dalam siklus epitel
mukosa mulut.
b. Stratum Spinosum
Terletak di atas lapisan basal. Terdiri dari sel berbentuk polyhedral. Lapisan
basal dan lapisan pertama dari lapisan spinosum sering disebut stratum
germinativum. Dinamakan germinativum, karena banyak mitosis, bertanggung
jawab terhadap kehidupan sel-sel lebih ke permukaan.
c. Stratum Granulosum
Terletak diatas lapisan spinosum pada ortokeratin epithelium. Terdiri dari selsel agak gepeng, berisi granula keratohialin serta banyak bundle tonofibril pada
epitel berkeratin. Pada lapisan tak berkeratin, lapisan germinativum tidak
mencolok. Granula yang terdapat dalam sitoplasma sel sangat padat, basofilik, dan
berkaitan dengan pembentukkan ortokeratin. Inti sel tampak degenerasi dan

piknotik. Sel lapisan granulosum pada lapisan ortokeratin atau korneum menjadi
gepeng, kehilangan inti, granula keratohyalin. Organel sitoplasma (ribosom,
mitokondria). Sehingga sel berisi penuh keratin dan menjadi eusinofilik.
d. Stratum Korneum
Pertemuan antara inti-inti sel di stratum granulosum dan stratum korneum
(lapisan superfacial dari sel keratin) tiba-tiba. Sel-sel dari stratum gepeng tanpa
inti dan penuh dengan filament keratin yang dikelilingi oleh matriks.

Sel epitel paling permukaan mati (keratin), lalu terkelupas dan diganti oleh sel baru
dari lapisan di bawahnya. Keratin merupakan protein keras dan tak larut yang mengisi
sebagian atau seluruh bagian dalam sel yang telah berkerut dan mengandung ikatan sulfide
yang berasal dari cystine dan bersatu dengan rantai polipeptida, desmosom menjadi kabir.
Proses keratinisasi tampak prenatal pada bagian lingual dan bukal. Di alveolar ridge pun
terdapat proses keratin dan bersifat genetic. Variasi keratin dapat dijumpai pada masticatory
mucosa. Pada parakeratin epithelium lapisan korneum mengandung keratin tetapi masih
mempunyai inti piknotik gepeng. Granula keratohialin sering tak ditemukan sehingga lapisan
granulosum sulit dikenali. Pada lining mucosa sering ditemukan campuran keratinisasi
sebagian dan non-keratin.

Berbeda dengan keratinosit, nonkeratinosit saat dilihat dengan mikroskop cahaya,


terdapat daerah jernih (halo) mengelilingi nukleus dan area itu disebut sel-sel yang jelas
(clear cells).

Sel-sel ini terdiri dari 4 tipe sel :


a. Sel Langerhans
Sel ini mempunyai perpanjangan halus dari sitoplasma membrane yang
disebut dendritik. Mereka dapat dibedakan dengan keratinosit dengan desmosom dan
tonofilamen yang kurang pada sel sekitar sehingga membentuk halo. Sel Langerhans
ditemukan di lapisan atas basal mukosa mulut dan kulit. Berfungsi pada respon imun,
yaitu mengenali antigen yang memasuki epithelium dari luar lalu memprosesnya,
menyajikan ke sel limfosit T, dinamakan sel penyaji antigen ke sel system limfoid.
Enzim lisosom dalam sel langerhans mengubah antigen menjadi komponen peptide
lalu mentransfer ke sel limfosit T. Sel langerhans dapat bermigrasi dari epithelium ke
kelenjar limfe regional.
b. Sel Merkel
Ditemukan pada lapisan basal sepanjang rete pegs mukosa mulut dan kulit.
Tidak seperti sel langerhans dan melanosit, sel merkel tidak mempunyai dendritik dan
membentuk tonofilamen keratin, kadang desmosom dengan sel epitel didekatnya. Sel
mengandung granula dalam sitoplasma, kadang terletak dekat fiber saraf. Granula
dalam sel berfungsi sebagai neurotransmitter antara sel merkel dengan serabut saraf,
dapat menerima/ menyalurkan rangsang sensoris dan merespon sentuhan (merupakan
resptor sensoris yang merespon tekanan dan sentuhan). Berhubungan erat pada ujung
saraf bebas dalam epitel. Saraf sensoris pada mukosa mulut berakhir sebagai ujung
saraf bebas yang menerima rangsang panas, dingin, sentuhan, dan rasa.
c. Sel Melanosit
Terletak diantara sel basal. Dibedakan dari sel keratinosit, berdasarkan tidak
adanya hemi-desmosom, desmosom, tonofibril.
Bila pigmen melanin ada pada jaringan ikat maka melanin berada dalam sel makrofag
yang mengambil melanosom yang dihasilkan melanosit di lapisan epitel. Lokasi dan
distribusi melanin dalam rongga mulut bervariasi, umum pada gingival, bukal, palatum keras,
lidah.
2. Lamina Basalis
Sel basal melekat pada lamina basalis dengan perlekatan mekanis yang dinamakan
hemi-desmosom. Hemi-desmosom terdiri dari tonofilamen yang menembus sitoplasma sel
dan berakhir di lamina basalis.
3. Lamina Propria

Lamina propria merupakan jaringan ikat yang terletak dibawah epitel (pendukung
epitel). Dibedakan dalam 2 lapisan yaitu lapisan papilar dan reticular. Pada lapisan papilar,
terdapat jaringan ikat yang menjorok ke arah epitel, fiber kolagen sedikit dan susunan
renggang.
Pada lapisan reticular, fiber kolagen tersusun padat paralel dengan permukaan. Pada
masticatory mucosa jumlah dan panjang papil bertambah. Pada lining mucosa terdapat
lapisan reticular tampak menonjol. Pada lamina propria ditemukan pembuluh darah yang
berasal dari lapisan sub mukosa. Suplai nutrisi epitel diperoleh dari pembuluh darah lamina
propria (epitel bersifat avaskular).

A. Fisiologi Mukosa Oral


Fungsi mukosa mulut, antara lain:
1. Fungsi proteksi, yang dilakukan oleh :
a. Epitel mukosa mulut proteksi

trauma

pengunyahan,

abrasimikroorganisme dan produk toksik


b. Kelenjar liur saliva :
- Melembabkan
- Memfasilitasi proses pengunyahan
- Memfasilitasi rasa, penelanan
- Antibodi
2. Fungsi sensasi, dilakukan oleh :
a. Saraf sensoris, yang menerima rangsang dari luar melalui bibir dan lidah.

tekanan,

b. Sel epitel mukosa mulut, mengandung reseptor yang merespon rangsang


suhu,sentuhan, sakit, rasa (di lidah).
c. Reseptor kuncup pengecap pada papil lidah (reseptor rasa manis, asam, pahit,
asin.
d. Reflex menelan, muntah, mual, salivasi diawali oleh reseptor pada mukosa mulut.
3. Fungsi sekresi, dilakukan oleh kelenjar liur :
a. Kelenjar liur mayor terletak jauh dari permukaan mukosa dengan duktus
yang panjang
b. Kelenjar liur minor berhubungan dengan mukosa mulut
4. Fungsi regulasi termal :
a. Pada hewan, mukosa mulut berperan dalam regulasi tubuh
b. Pada manusia tidak berperan

A. ANATOMI LIDAH
Gambar 1. Lidah; Lingua; Dilihat dari superior

(sumber: Sobotta)
1.

Anatomi Lidah
Lidah adalah organ yang luas dan datar, sebagian besar terdiri dari serat otot dan dan
kelenjar.Ia terletak di dasar mulut dalam badan mandibula yang melengkung. Lidah berubah
bentuk dengan setiap gerakan fungsional. Bagian dua pertiga anterior adalah badannya, dan
sepertigaposterior adalah dasar lidah atau akar. Badan lidah dipersarafi oleh saraf cranial V
atau saraf trigeminal dan untuk rasa oleh saraf kranial VII atau saraf wajah. Bagian dasar atau
akarnya dipersarafi untuk rasa dan perasaan oleh saraf kranial IX atau saraf glossopharingeus.

BAGIAN DORSAL LIDAH


Dorsum (dorsal atau permukaan superior) dari lidah adalah organ utama perasa dan
sangat berharga saat berbicara, pengunyahan, dan penelanan. Dorsum lidah berwarna kelabumerah dan kasar. Ia dilapisi oleh dua jenis papila, papila filliform dan papila fungiform. Dua
jenis papila lainnya juga ditemukan di dekat persimpangan sepertiga posterior dari lidah.
Yang pertama besar, merah, proyeksi seperti daun dan sebenarnya terletak pada permukaan
lateral lidah dikenal sebagai papilla foliat. Mereka mengandung beberapa kuncup pengecap.
Papila sirkumvalata adalah 8-12 besar, datar, berbentuk jamur papila membentuk baris
berbentuk V pada dorsum dekat ketiga posterior lidah. Bagian-bagian anatomi lidah bagian
dorsum lainnya, yaitu :
Epiglotis adalah struktur yang ditemukan pada tenggorokan. Secara khusus, ini
terletak di belakang lidah dan di atas laring yang di bentuk oleh tulang rawan elastis tipis
berbentuk seperti daun.
Tonsil palatina merupakan suatu massa jaringan limfoid yang terletak pada kedua
sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot
palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm.
Tonsila Lingualis merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan
terdapat pada basis lidah diantara kedua tonsil palatina, dan meluas ke arah anteroposterior
dari papila sirkumvalata ke epiglotis.
Lipatan membrana mucosa dari lidah menuju epiglottis, terdapat garis tengah elevasi
yang disebut plica glossoepiglottica mediana, dan dua plica glossoepiglottica lateralis.
Vallecula epiglotica adalah lekukan yang ada di kanan dan kiri plica glossoepiglottica
mediana.
Arcus palatoglossus adalah lipatan membrane mucosa yang menutupi m.palatoglossus
yang terdapat di bawahnya. Arcus palatopharyngeus adalah lipatan membrane mucosa pada
dinding lateral orofaring, di belakang arcus palatoglossus. Lipatan M. palatopharyngeus
ada di bawahnya.
Fossa tonsilaris adalah sebuah recessus berbentuk segitiga pada dinding lateral
orofaring di antara arcus palatoglossus di depan dan arcus palatopharyngeus di belakang.
Fossa ini ditempati oleh tonsila palatina.
Margo linguae adalah garis yang ada di kedua sisi pinggir dorsum lidah, garis-garis
ini akan bertemu di ujung lidah.

Sulcus medianus linguae adalah garis tekanan yang di tengah-tengah lidah. Garis ini
memotong dari foramen sekum sampai hampir ke ujung lidah.
Foramen sekum adalah lingkar kecil posterior di pusat sulcus terminalis yang
berbentuk "V" yang dibentuk oleh papilla sirkumvalata. foramen ini adalah sisa dari duktus
tiroglosus dari mana kelenjar tiroid dikembangkan.
Sulkus terminal adalah alur dangkal berjalan lateral dan ke depan di kedua sisi
foramen sekum tapi posterior papila sirkumvalata. biasanya diperlukan untuk menahan lidah
cukup tegas dengan kain kasa dan tarik ke depan untuk melihat papila sirkumvalata dan
struktur tetangga mereka karena lacation sangat posterior mereka. posterior sulkus terminal,
halus posterior sepertiga dari punggung yang mengandung banyak lendir memproduksi
kelenjar getah bening dan folikel (atau nodul) disebut sebagai tonsil lingual.

Gambar 2.Struktur

Lidah bagian Dorsal

BAGIAN VENTRAL LIDAH


Ventral atau permukaan bawah lidah mengkilap, dan pembuluh darahnya terlihat.
Frenulum lingual adalah lembaran tipis dari jaringan yang menghubungkan pusat permukaan
bawah lidah ke lantai mulut. Frenulum lingual menempel sekitar 17 mm di bawah tepi insisal
gigi. Pada orang yang lidahnya kelu, frenulum lingual terpasang dengan kencang mungkin

hanya 3 atau 4 mm di bawah margin gingiva dari gigi insisivus sentral dan dapat sangat
membatasi gerakan lidah.
Submandibular duct atau Whartons duct, memungkinkan air liur dari kelenjar
submandibula ke papilla sublingual anterior . Duktus meluas dari anterior kelenjar
submandibula melengkung di tepi posterior dari otot milohioid ke dalam ruang sublingual.
Sublingual Fold adalah lipatan memanjang dari mukosa yang diangkat oleh margin
superior kelenjar sublingual . Memanjang dari aspek posterolateral dari lantai rongga mulut
ke papilla sublingual samping dasar frenulum lidah di garis tengah anterior .
Sublingual caruncle adalah sebuah tonjolan di kedua sisi frenulum lidah ( frenulum
linguae ), di mana saluran utama dari kelenjar sublingual dan saluran kelenjar submandibular
terbuka.
Plica fimbriata (lipatan fimbriasi) adalah pinggiran halus selaput lendir pada setiap
sisi dari frenum pada permukaan ventral lidah. Tepi bebas dari lipatan ini mungkin memiliki
serangkaian pinggiran seperti prosessus. Lipatan ini sangat halus dan seringkali sulit untuk
melihatnya kecuali dengan lembut tersentuh oleh pisau lidah atau cermin.pada beberapa
hewan, pinggiran jaringan ini berfungsi untuk menjaga gigi tetap bersih.

Gambar
Bagian Ventral
B. HISTOLOGI LIDAH

3.Struktur Lidah

Gambar 4. Bagian Anterior Lidah Potongan Longitudinal. (Sumber : Atlas of Histology


with Functional Correlations )
Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang ditutup oleh
membran mukosa (selaput lendir). Selaput lendir ini tampak kasar karena adanya tonjolantonjolan yang disebut papila yang merupakan akhiran-akhiran saraf pengecap dan terletak
pada seluruh permukaan lidah. Saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa
makanan.
Secara histologi lidah terdiri dari 3 lapisan. Apabila dilihat dari permukaan luar ke
dalam adalah sebagai berikut :
2.1.1 Selaput lendir lidah atau membran mukosa yang menutupi lidah tersusun dari sel-sel
epitel berlapis gepeng (stratified squamous epithelium). Ditinjau dari permukaan
dorsal dan ventral lidah, histologinya adalah sebagai berikut.
Membran mukosa pada bagian ventral lidah adalah tipis dan licin dikarenakan pada
bagian ini terdiri dari sel epitel berlapis gepeng tidak berkeratin, sedang
Pada membran mukosa dari bagian duapertiga anterior lidah permukaannya teraba
kasar karena sebagian sel penyusunnya adalah berjenis sel epitel berlapis gepeng
berkeratin. Selain itu, yang menyebabkan dorsum lidah teraba kasar adalah adanya
tonjolan-tonjolan yang merupakan akhiran dari saraf pengecap berada diseluruh
permukaan lidah yang disebut papilla. Terdapat empat jenis papilla pada lidah
manusia, yaitu:

Papila filiform, papila terbanyak dan terkecil dengan penampang 0,1 - 0,25 mm,
berbentuk kerucut, dan tidak memiliki taste buds. Papila ini lebih dominan untuk
menerima rangsang sentuh.

Papila fungiform, terletak di 2/3 anterior lidah dan pada umumnya terdiri dari satu
hingga beberapa taste buds di setiap papila yang diinervasi oleh nervus facial (VII).
Letaknya diselingi dengan papilla filiform. Papila ini terlihat seperti bintik-bintik
berwarna merah karena kaya akan pembuluh darah. Jumlah papila fungiform di setiap
lidah manusia adalah sekitar 200 papila. Papila ini lebih sensitif terhadap rasa manis
dan asin. Papila di lidah bagian depan memiliki lebih banyak taste buds (1-18)
dibanding dengan papila di lidah bagian tengah (1-9). Diperkirakan ada sekitar 1120
taste buds di papila fungiform pada setiap lidah.

Gambar 5. Papilla Filiform dan Fungiform. (Sumber : Atlas of Histology with Functional
Correlations )

Papila circumvalata, terletak pada pangkal dorsum lidah di depan sulcus terminalis
linguae yang tersusun seperti huruf V. Papila ini sensitif terhadap rasa asam dan pahit
di 1/3 posterior lidah yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal (IX). Jumlahnya
berkisar 8-12 papila di setiap lidah dengan jumlah taste buds 252 di setiap papila
sehingga total 2200 taste buds yang terdapat di papila circumvalata pada setiap lidah.
Dalam jumlah besar taste buds ini terletak mengelilingi papila circumvalata yang
membentuk garis seperti huruf V ke arah posterior lidah. Papila ini memiliki parit
yang dalam atau alur-alur yang mengelilingi mereka. Banyak saluran ekskretoris dari

kelenjar serosa (von Ebner) yang mendasari, yang terletak di jaringan ikat,
mengosong ke dasar alur-alur.

Gambar 6. Papilla Circumvalata. (Sumber : Atlas of Histology with Functional


Correlations )

Papila foliate, terletak pada lipatan dan celah bagian lateral lidah. Sensitivitas papila
ini lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi oleh nervus glossopharyngeal
(IX). Rata-rata terdapat 5-6 papila foliata di setiap sisi lidah yang terdiri dari 117 taste
buds per papila sehingga total terdapat 1280 taste buds di papila foliata pada setiap
lidah.

Gambar 7. Papilla Foliata. (Sumber : Atlas of Histology with Functional Correlations )


No. Parameter

Jenis Papila

Pembeda

1.

Bentuk

Filiform

Fungiform

Sirkumvalata
Berbentuk seperti

Langsing,

Berbentuk seperti

jamur tetapi jauh

berbentuk kerucut.

jamur

lebih besar dari


fungiformis

Foliata
Seperti lipatanlipatan tidak
teratur.
Bisa dikatakan
tidak ada pada

2.

Jumlah

3.

Ukuran

Sangat banyak

Kecil

Banyak

Sedang

8-12 buah

Besar
Di bagian belakang

Di seluruh
4.

Letak

pada daerah

permukaan

Relative diarah

duapertiga anterior

duapertiga anterior

pinggir apeks lidah

lidah di depan

dorsum lidah

sulkus terminalis
linguae

Papila

Ada pada seluruh

Ada pada seluruh

sekunder
Bagian

permukaan

permukaan

6.

lamina

Ada

7.

propria
Taste bud

Tidak ada

8.

Ciri khas

5.

Banyak dan
vascular
Ada

Ada di bagian atas

Gambar
Bentuk

Kuncup Pengecap

pada manusia).
Kecil
Di bagian
ventral dan
lateral lidah
tetapi tidak
berkembang
(poorly
development)
Ada di bagian
atas

Ada

Sangat sedikit

Ada
Memiliki banyak

Ada

duktus ekskretorius
dari Kelenjar
serosa (von ebner).

9.

manusia.
(rudimenter

Gambar 8. Taste Buds

Organ pengecapan bagian perifer disebut taste buds (caliculus gustatorious) yang
meliputi seluruh permukaan lidah yang mempunyai garis tengah sekitar 1/30 milimeter dan
panjang sekitar 1/16 milimeter. Taste bud memiliki beberapa tipe reseptor rasa yang memiliki
silia. Setiap tipe ini akan mendeteksi satu jenis rasa dari 5 rasa dasar yaitu, asam, asin, manis,
pahit dan umami. Seluruh rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu
jenis rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu.
Taste buds ditemukan pada tiga papilla lidah yaitu (1) Sebagian besar taste bud
terletak di dinding saluran yang mengelilingi papilla sirkumvalata, yang membentuk garis V

di permukaan lidah posterior. (2) Sejumlah taste bud terletak pada papilla fungiformis diatas
anterior lidah. (3) Sejumlah lainnya terletak pada papilla foliata yang terdapat di lipatanlipatan sepanjang permukaan lateral lidah. Mereka juga ada pada epiglotis, palatum lembut
dan orofaring. Masa hidup taste buds hanya 10 hari dan akan digantikan dengan sel-sel baru
melalui pembelahan mitosis.

Gambar 9. Taste Buds (Sumber : Atlas of Histology with Functional Correlations)


Terdapat tiga jenis sel yang ada dalam taste buds, yaitu :
Sel Sustentacular atau Sel Supportive (Sel Tipe I) Sel memanjang berwarna gelap dan
memiliki mikrovili (taste hairs) di ujung apikal. Serabut saraf tak bermyelin terhubung
dengan sel ini. Sel ini mendukung sel pengecap dan juga mensekresi substansi amorf
padat.
Pengecap atau Sel Gustatori (Sel Tipe II) Sel memanjang berwarna terang dan
memiliki mikrovili (taste hairs) di ujung apikal. Ia juga terhubung dengan serabut
saraf tak bermyelin/
Sel Basal atau Sel Batang. Merupakan sel piramidal kecil terletak dekat dengan
bagian dasar taste buds. Sel ini tidak mencapai pori pengecap. Fungsinya adalah
menghasilkan sel sustentacular dan sel gustatori.
Setiap taste buds menunjukkan pembukaan kecil ke permukaan epitel yang disebut pori
pengecap (taste pore). Permukaan apikal dari sel gustatori dan sel sustentacular
menunjukkan mikrovili yang panjang (taste hairs) yang memanjang ke dalam dan
menonjol melalui pori pengecap.

2.1.2 Lamina propia lidah merupakan jaringan ikat tebal yang berfungsi untuk
menyokong jaringan epitelum diatasnya. biasanya berisi pembuluh darah, jaringan
limfa, saraf-saraf perasa, dan sel-sel yang terdiri dari sel fibroblast, sel mast, sel
makrofag, serta sel leukosit.
Bagian Dorsum tebal
Bagian Ventral sangat tipis
2.1.3 Otot Lidah

Gambar 10. Otot Lidah (Sumber : Sobotta)


Otot pada lidah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otot instrinsik dan otot ekstrinsik.
Otot intrinsik berada dalam lidah itu sendiri, membuatnya dapat mengembang dan
mengkerut, mengubah bentuk dan ukuran lidah. Fungsinya adalah untuk berbicara dan

penelanan atau menelan makanan. Otot ekstrinsik berasal dari tempat lain di tubuh dan
menempel ke lidah. Mereka terhubung dengan tulang sekitarnya dan membantu organ
bergerak naik dan turun, dari sisi ke sisi dan masuk dan keluar.

Nama Otot
Longitudinal
Superior
Longitudinal
Inferior
Transversal
Vertikal

M. Genioglossus

Letak / Keterikatan
Persarafan
Otot Ekstrinsik
dari bagian belakang lidah
N. XII
sampai ujung tepat di bawah
(Hypoglossus)
permukaan superior lidah
dari bagian belakang lidah
sampai ujung di sisi bawah
N. XII
lidah
dari tengah lidah menuju
luar ke samping lidah

N. XII

dari permukaan dorsal


sampai ke permukaan
ventral lidah
Otot Intrinsik
Bagian dalam mandibular
pada tulang mentalis
superior

N. XII

N. XII

M. Hyoglossus

Tulang Hyoid

N. XII

M. Styloglossus

Prosessus Styloideus

N. XII

M. Palatoglossus

Permukaan anterior dari


palatum lunak

N. X (Vagus)
Plexus Pharingeus

Fungsi
Menggulung ujung
lidah ke atas
Mengarahkan ujung
lidah ke bawah
Pengerutan lidah dan
juga gerakan
menjulurkan lidah
Melebarkan dan
mendatarkan ujung
lidah
Menjulurkan apeks
linguae ke luar
rongga mulut
Menarik lidah ke
Bawah
Menarik lidah keatas
dan kebelakang
Menarik akar lidah
ke atas dan
kebelakang

C. FISIOLOGI LIDAH
Lidah berperan sebagai organ utama untuk pengecapan, membantu berbicara, dan
memegang peranan penting dalam mengunyah. Massa lidah dibentuk dari sintesis otot yang
rumit. Empat otot intrinsik lidah mengubah bentuknya dengan mudah. Muskulus
longitudinalis superior dan inferior memperpendek lidah serta meninggikan dan
merendahkan ujungnya. Muskulus vertikalis mendatarkan lidah, dan muskulus transversalis
menyempitkan dan memanjangkan lidah.
Serabut saraf sensorik bekerja untuk sensasi umum (tekanan, nyeri, panas, dingin, dll)
dan sensasi khusus. Sensasi umum dalam dua pertiga anterior lidah diangkut oleh saraf

kranial VII, nervus lingualis. Sensasi khusus (pengecapan) berjalan di serabut otak VII,
berjalan dalam nervus lingualis sebagai korda timpani. Dalam sepertiga posterior lidah (basis
lingua) sensasi umum dan khusus diangkut oleh saraf otak ke IX, nervus glosofaringeus.
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa akan
lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada daerah ujung
depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah, rasa asam paling baik
diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat dideteksi dengan sangat baik
pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa primer.
Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan
pada L-glutamat.
1. Rasa Manis
Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol, alkohol,
aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam
anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang menyebabkan rasa manis
merupakan zat kimia organik; satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis
merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium.
2. Rasa Asam
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen maupun
intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen.
Oleh sebab itu, makin asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.
3. Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium.
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena beberapa
jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin.
4. Rasa Pahit
Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi zat-zat
yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik. Pembagian kelas
zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1) Zat organik rantai panjang yang berisi
nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam
kedokteran seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin.
5. Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami mempunyai ciri
khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk sinergisme peningkat rasa antara

dua senyawa umami, L-glutamat dan 5'-ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama
setelahnya. Umami adalah rasa yang dominan ditemukan pada makanan yang mengandung
L-glutamat (terdapat pada ekstrak daging dan keju)

Proses Pengecapan
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Dengan

demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang
ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan menjalar ke nervus
facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk
masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu
dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls
diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus
dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh
masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan
setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi
untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Borden, Gloria J. Speech Science Primer : Physiology, Acoustic, and Perception of


Speech. Baltimore : Lippincott Williams and Wilkins
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC
Eroschenko, Victor P. 2008. DiFores Atlas of Histology with Functional Correlations.
Baltimore : Lippincott Williams and Wilkins
J. Waschke dan Paulsen, F. 2013. Jilid 3 Sabotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher,
dan Neuroanatomi. Jakarta: EGC
J. Waschke dan Paulsen, F. 2013. Sabotta Atlas Anatomi Manusia Buku Tabel. Jakarta:
EGC
Scheid, Rickne C. 2007. Woelfels Dental Anatomy : Its Relevance to Dentistry.
Baltimore : Lippincott Williams and Wilkins
Sieck, Gery C. 2012. Respiratory Muscles : Structure, Function, and Regulation.
Mississipi : M&C Life Sciences

Anda mungkin juga menyukai