Analisis Struktur Dengan Etabs
Analisis Struktur Dengan Etabs
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 1
[C]MNI2011:M.NoerIlham
C. BAHAN STRUKTUR
1. Beton
Untuk semua elemen struktur kolom, balok, dan plat digunakan beton dengan kuat tekan beton
yang disyaratkan, fc = 20 MPa (setara dengan mutu beton K-240).
Modulus elastis beton, Ec = 4700.fc = 21019 MPa = 21019000 kN/m2.
Angka poison, = 0,2
Modulus geser, G = Ec / [ 2.( 1 + ) ] = 9602345 kN/m2.
2. Baja Tulangan
Untuk baja tulangan dengan > 12 mm digunakan baja tulangan ulir (deform) BJTD 40 dengan
tegangan leleh, fy = 400 MPa = 400000 kN/m2
Untuk baja tulangan dengan 12 mm digunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan
tegangan leleh, fy = 240 MPa = 240000 kN/m2
3. Input Data Bahan Struktur
Input data bahan struktur ke dalam ETABS seperti gambar 1.2.
[C]MNI2011:M.NoerIlham
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 4
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 5
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 6
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 7
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 8
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 9
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 10
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 11
[C]MNI2011:M.NoerIlham
E. JENIS BEBAN
1. Beban Mati (Dead load)
Berat sendiri elemen struktur (BS) yang terdiri dari kolom, balok, dan plat dihitung secara
otomatis dalam ETABS dengan memberikan factor pengali berat sendiri (self weight multiplier)
sama dengan 1, seperti pada Gambar 1.22.
Konstruksi
Beton bertulang
Beton
Dinding pasangan bata batu
Curtain wall kaca + rangka
Cladding metal sheet + rangka
Pasangan batu kali
Finishing lantai (tegel)
Marmer, granit per cm tebal
Langit-langit + penggantung
Mortar
Tanah, Pasir
Air
Kayu
Baja
Aspal
Instalasi plumbing (ME)
Berat
24.00
22.00
2.50
0.60
0.20
22.00
22.00
0.24
0.20
22.00
17.00
10.00
9.00
78.50
14.00
0.25
Satuan
kN/m3
kN/m3
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m3
kN/m3
kN/m2
kN/m2
kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m3
kN/m2
[C]MNI2011:M.NoerIlham
= 1.10 kN/m2.
= 0.20 kN/m2.
= 0.25 kN/m2.
= 1.55 kN/m2.
= 0.28 kN/m2.
= 0.20 kN/m2.
= 0.25 kN/m2.
= 0.73 kN/m2.
= 6.67 kN/m2.
= 25.20 kN/m.
= 8.75 kN/m.
= 0.70 kN/m.
= 11.76 kN/m.
= 45.00 kN.
= 55.00 kN.
Distribusi beban mati pada balok dapat dilihat pada Gambar 1.24.
Halaman 13
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Lantai bangunan
Ruang kantor, ruang kerja, ruang staf
Hall, coridor, balcony
Ruang arsip, SDB (Save Depossit Bank)
Tangga dan bordes
Atap bangunan
Beban hidup
2.50
3.00
6.00
4.00
1.00
Satuan
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2
Beban hidup pada lantai di-input ke ETABS sebagai shell/area load (uniform) yang
didistribusikan secara otomatis ke balok lantai sebagai frame/line load. Beban hidup pada lantai
bangunan dapat dilihat pada Gambar 1.25.
Beban hidup pada balok berupa frame/line load yang ditimbulkan oleh reaksi tangga akibat
beban hidup yang besarnya = 17.64 kN/m.
Distribusi beban hidup pada balok dapat dilihat pada Gambar 1.26.
Halaman 14
[C]MNI2011:M.NoerIlham
[C]MNI2011:M.NoerIlham
maupun Time History, maka massa tambahan yang di-input pada ETABS meliputi massa akibat
beban mati tambahan dan beban hidup yang direduksi dengan faktor reduksi 0,5 seperti
Gambar 1.27. Dalam hal ini massa akibat berat sendiri elemen struktur (kolom, balok, dan plat)
sudah dihitung secara otomatis karena factor pengali berat sendiri (self weight multiplier) pada
Static Load Case untuk BS adalah = 1.
Halaman 16
[C]MNI2011:M.NoerIlham
V C1
I
Wt
R
Dengan, C1 = nilai faktor response gempa, yang ditentukan berdasarkan wilayah gempa,
kondisi tanah dan waktu getar alami (T).
Wilayah gempa
: zone 5 (lihat Gambar 1.31) untuk lokasi bangunan di Aceh.
Halaman 17
Kondisi tanah
[C]MNI2011:M.NoerIlham
: sedang.
W d
g F d
: T1 6,3
Wi zi
V
Wi zi
= gaya horisontal pada masing-masing taraf lantai.
= berat lantai tingkat ke-I, termasuk beban hidup yang direduksi.
= ketinggian lantai tingkat ke-I diukur dari taraf penjepitan lateral.
= simpangan horizontal lantai tingkat ke-i.
= percepatan gravitasi = 9,81 m/det2.
dengan, Fi
Fi
Wi
zi
di
g
Waktu getar alami dapat diperoleh dari hasil Modal Analysis dengan ETABS untuk mode 1
(Gambar 1.32) dan mode 2 (Gambar 1.33) yang memungkinkan struktur berperilaku elasto
plastis.
Halaman 18
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 19
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 20
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Gambar 1.37. Input nilai eksentrisitas pusat massa arah X terhadap pusat rotasi
Gambar 1.38. Input nilai eksentrisitas pusat massa arah Y terhadap pusat rotasi
Halaman 21
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 22
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Input data respons spectrum gempa rencana pada ETABS seperti pada Gambar 1.40.
Halaman 23
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 24
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 25
[C]MNI2011:M.NoerIlham
G. KOMBINASI PEMBEBANAN
Semua komponen struktur dirancang memiliki kekuatan minimal sebesar kekuatan yang
dihitung berdasarkan kombinasi beban sebagai berikut :
Kombinasi : 1,4.D
D = beban mati (Dead load)
Kombinasi : 1,2.D + 1,6.L
L = beban hidup (Live load)
Kombinasi : 1,2.D + Lr E
Lr = beban hidup yang direduksi dengan factor 0,5
E = beban gempa (Earthquake)
Input data masing-masing kombinasi beban seperti pada Gambar 1.45.
Halaman 26
[C]MNI2011:M.NoerIlham
H. ANALISIS
1. Parameter Perencanan Konstruksi Beton
Sebelum dilakukan analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter perencanaan
konstruksi beton menurut American Concrete Institute (ACI 318-99) terhadap Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-1992). Penyesuaian
dilakukan dengan mengubah ketentuan (Options) untuk perencanaan konstruksi beton
(Concrete Frame Design) seperti terlihat pada Gambar 1.47. Faktor reduksi kekuatan yang
digunakan untuk perencanaan konstruksi beton untuk lentur dan tarik diambil 0,8 dan untuk
geser diambil 0,75 seperti pada Gambar 1.48.
Halaman 27
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 28
[C]MNI2011:M.NoerIlham
I. HASIL ANALISIS
1. Momen dan gaya geser akibat gempa
Momen akibat gempa arah X dengan metode statik ekuivalen, respons spectrum dan time
history seperti terlihat pada Gambar 1.50 sampai 1.52.
Halaman 29
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Gambar 1.52. Momen arah X akibat gempa time history (El-Centro) saat 2,7 sec
Gaya geser akibat gempa arah X dengan metode statik ekuivalen, respons spectrum dan time
history seperti terlihat pada Gambar 1.53 sampai 1.55.
Halaman 30
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 31
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Gambar 1.55. Gaya geser arah X akibat gempa time history saat 2,7 sec
Dari ketiga metode analisis dapat disimpulkan bahwa hasilnya tidak jauh berbeda, hanya pada
analisis gempa dengan time history memberikan hasil momen dan gaya geser yang lebih besar
dibanding cara statik ekuivalen maupun respons spectrum.
2. Pembesian balok dan kolom
Hasil perhitungan pembesian balok dan kolom dengan kombinasi pembebanan yang telah
ditetapkan dapat dilihat pada Gambar 1.56 dan 1.57. Tampak bahwa tak satupun elemen balok
atau kolom yang mengalami over strength (OS) yang ditandai dengan warna merah pada
elemennya. Dengan demikian secara keseluruhan struktur aman terhadap berbagai macam
kombinasi beban gempa yang telah ditetapkan.
Sebagian besar pembesian kolom ditentukan oleh kombinasi dengan beban gempa time history
seperti terlihat pada Gambar 1.58.
Sebagai contoh cara menetapkan jumlah tulangan kolom berdasarkan hasil design penulangan
seperti Gambar 1.59 adalah sebagai berikut :
Luas tulangan longitudinal kolom yang diperlukan = 42,250 cm2.
Misal, digunakan tulangan deform D 22, maka luas 1 tulangan = /4 x 2,22 = 3,801 cm2.
Jumlah tulangan yang diperlukan = 42,250 / 3,801 = 11,115 buah.
Maka digunakan tulangan : 12 D 22
Luas tulangan geser kolom arah sumbu kuat = arah sumbu lemah = 0,093 cm2.
Misal digunakan tulangan polos P 10, maka luas sengkang 2 P = 2 x /4 x 1,02 = 1,571 cm2.
Jarak sengkang yang diperlukan = 1,571 / 0,093 = 16,89 cm.
Maka digunakan sengkang : 2 P 10 - 150
Halaman 32
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 33
[C]MNI2011:M.NoerIlham
Halaman 34