Dekon Proper 2016
Dekon Proper 2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan ....................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................
B. Tujuan ..................................................................................
C. Ruang Lingkup ...................................................................
BAB II Dekonsentrasi PROPER 2012 ........................................
BAB III Tahap Persiapan .............................................................
A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER .............................
B. Penguatan Kapasitas .........................................................
C. Sosialisasi ............................................................................
BAB IV Inspeksi Lapangan dan Supervisi ...............................
A. Pengumpulan Data Awal .................................................
B. Pelaksanaan Inspeksi ........................................................
C. Penyusunan Laporan Inspeksi .........................................
D. Supervisi ..............................................................................
BAB V Pemeringkatan ................................................................
A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER
(Rapor) Sementara .............................................................
B. Pemberitahuan Hasil Peringkat Sementara ...................
C. Sanggahan/Klarifikasi ......................................................
D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER ..............
BAB VI Peningkatan Kapasitas Kabupaten/Kota ..................
BAB VII Jadual Kegiatan Proper 2012 .......................................
BAB VIII Evaluasi dan Pelaporan ...............................................
4
4
5
5
6
9
9
9
10
11
11
11
13
14
16
16
17
18
19
20
21
23
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT, Petunjuk Teknis
Kegiatan Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3,
Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, Tahun
2012 dapat kami susun tepat pada waktunya.
Dalam rangka menjawab pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Deputi
Pengendalian Pencemaran Lingkungan mengupayakan perencanaan program dan
kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air
dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, dapat dilaksanakan secara
terarah dan terukur oleh Pemerintah Provinsi sesuai sasaran kinerja Kementerian
Lingkungan Hidup.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi dalam
melaksanakan kegiatan dekonsentrasi di daerah dalam upaya meningkatkan ketaatan
perusahaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga agar pencemaran lingkungan
hidup dapat dicegah sejak dini.
Akhir kata kami berharap Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi para pihak dalam
mengupayakan perbaikan kualitas lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan. Saran dan masukan terhadap Petunjuk Teknis ini akan sangat
bermanfaat dalam meningkatkan kinerja PROPER.
M.R. Karliansyah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan
Pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dimaknai sebagai bentuk kepedulian
Pemerintah Pusat terhadap Daerah melalui pendelegasian kewenangan yang dimiliki
dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah agar
terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan utama penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas perbantuan adalah untuk
mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah, sebagaimana dimaksud dalam
konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, telah menetapkan urusan bidang lingkungan hidup yang menjadi
Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
berdasarkan kriteria eksternal, akuntabilitas dan efisiensi.
Dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, Menteri
memandang perlu untuk menyelenggarakan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup
kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah.
Dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menjunjung pencapaian
sasaran prioritas nasional yang termuat dalam Program Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup yang diukur berdasarkan indikator kinerja utama
meningkatnya pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi;
menurunnya pencemaran lingkungan pada air, udara, sampah, dan limbah B3;
memastikan penghentian kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS);
tersedianya kebijakan di bidang perlindungan atmosfir dan pengendalian dampak
perubahan iklim; dan meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.
Pengawasan pengendalian pencemaran air dan udara serta limbah B3 melalui
mekanisme PROPER merupakan satu dari Program Nasional yang dilaksanakan
secara dekonsentrasi. Untuk menstandarkan pelaksanaan dekonsentrasi tersebut perlu
disusun petunjuk teknis yang akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
BAB II
DEKONSENTRASI PROPER 2012
Pelaksanaan PROPER periode 2011-2012 ditargetkan untuk melakukan pengawasan
terhadap 1355 perusahaan dengan ketentuan:
a. 860 pengawasan penaatan PROPER dilakukan oleh 21 Provinsi.
b. 495 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup.
c. Pengawasan dan usulan peringkat Biru, Merah dan Hitam dilakukan oleh 21
Provinsi dan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.
d. Penilaian Hijau dan Emas dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian
Lingkungan Hidup.
e. Penetapan peringkat dilakukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Proses penetapan provinsi yang berperan serta pada pelaksanaan Dekonsentrasi
PROPER 2012 telah ditentukan melalui Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengendalian
Pencemaran yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 26-27 Juli 2011. Pada Rakernis
tersebut telah disetujui jumlah dan nama perusahaan yang akan dilakukan
pengawasan penaatan oleh 21 Provinsi. Untuk memperbaharui data perusahaan yang
mutakhir, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan telah mengirimkan
surat No. B-9991/Dep.II/LH/11/2001 Perihal Industri Dekon 2012 untuk meminta
masing-masing Provinsi mengajukan daftar nama perusahaan yang akan di PROPER
pada periode 2011-2012. Seluruh provinsi telah memberikan respon dengan
rekapitulasi jumlah industri yang diusulkan sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi perusahaan peserta PROPER melalui mekanisme dekonsentrasi.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
PROVINSI
Bali
Banten
Bengkulu
D.I. Yogyakarta
Jambi
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kep. Bangka Belitung
Lampung
Maluku
NTB
Riau
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
MPJ
19
70
0
15
5
61
37
40
1
4
0
4
1
15
2
10
1
6
5
RAKERNIS 2011
PEM AGRO
TOTAL
6
0
25
6
19
95
4
9
13
2
4
21
10
18
33
23
12
96
16
21
74
18
17
75
11
11
23
20
16
40
10
8
18
2
31
37
4
4
9
9
1
25
13
46
61
8
9
27
2
3
6
8
17
31
4
15
24
No.
20
21
PROVINSI
MPJ
7
25
328
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Jumlah
RAKERNIS 2011
PEM AGRO
TOTAL
27
17
51
13
25
63
216
303
847
Keterangan : MPJ = Sektor Manufaktur Prasarana Jasa; PEM = Sektor Pertambangan Energi Migas; AGRO = Sektor Agroindustri
PENGUATAN
KAPASITAS
PENGUMPULAN
DATA
SOSIALISASI
SUPERVISI
TAHAP I
INSPEKSI
TAHAP II
SUPERVISI
TAHAP II
INSPEKSI
TAHAP III
SUPERVISI
TAHAP III
PEMERINGKATAN PENAATAN
PENYUSUNAN
RAPORT
SEMENTARA
MASA
SANGGAHAN
REVIEW
PERINGKAT
TAHAP I
REVIEW
SANGGAHAN
PENENTUAN
PERINGKAT
SEMENTARA
PEMBERITAHUAN
PERINGKAT
SEMENTARA
REVIEW
PERINGKAT
TAHAP II
USULAN
PERINGKAT
PENINGKATAN KAPASITAS
PENINGKATAN
KAPASITAS
KABUPATEN / KOTA
BAB III
TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan pada dasarnya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan
PROPER selanjutnya. Perangkat lunak seperti Kriteria Penilaian, perusahaan yang
akan di PROPER, Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan PROPER perlu
disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan jadual yang ditetapkan.
Adapun langkah-langkah tahap persiapan antara lain adalah:
A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER
Tahap pertama dalam persiapan pelaksanaan dekonsentrasi PROPER 2012 adalah
melakukan penyusunan Tim Pelaksana PORPER Provinsi. Langkah-langkah
penyusunan tim adalah sebagai berikut :
1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menetapkan susunan Tim Pelaksana
PROPER Provinsi dalam suatu surat keputusan dengan susunan sebagai berikut:
a. Ketua Tim Pelaksana PROPER, adalah Kepala Bidang yang menangani
pengawasan.
b. Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi:
1) Staf administrasi yang bertugas menyelesaikan urusan administrasi dan
keuangan.
2) Tim Pengolah Data yang bertugas mengelola data hasil pengawasan
lapangan dan menyiapkan Rapor, Tim Pengolah Data harus menguasai
komputer terutama aplikasi Ms Word dan Ms Excel.
c. Tim Inspeksi PROPER Provinsi, adalah pejabat pengawas lingkungan hidup
daerah atau staf teknis yang memperoleh pelatihan pengawasan PROPER.
d. Khusus untuk penilaian aspek kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan
dapat dilakukan bekerjasama dengan inspektur tambang pada instansi
pertambangan Provinsi.
2. Kepala Intitusi Lingkungan Hidup Provinsi menyampaikan Surat Keputusan Tim
Pelaksana PROPER Provinsi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui
Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup.
B. Penguatan Kapasitas
Dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan PROPER, maka sumberdaya manusia
pelaksana harus memenuhi persyaratan kompetensi yang standar. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka dilakukan penguatan kapasitas dengan ketentuan:
9
1.
2.
3.
4.
Output kegiatan:
1. Jumlah orang yang dilatih
2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat
3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas
C. Sosialisasi
Dalam rangka menginformasikan keikutsertaan dan kriteria serta mekanisme PROPER
kepada perusahaan maka Tim Pelaksana PROPER Provinsi mengadakan sosialisasi
PROPER dengan ketentuan:
1.
Tim Pelaksana PROPER Provinsi mengundang perusahaan peserta PROPER
tahun 2012 di wilayahnya dan perusahaan lain yang diproyeksikan akan
diikutsertakan dalam PROPER tahun berikutnya.
2.
Pelaksanaan Sosialisasi menggunakan narasumber dari Unit Teknis Kementerian
Lingkungan Hidup yang menangani PROPER.
3.
Tidak diperkenankan memungut anggaran dari perusahaan atau peserta untuk
pelaksanaan sosialisasi.
4.
Sekretariat PROPER Provinsi mendokumentasikan jumlah dan kehadiran
perusahaan yang memperoleh sosialisasi, peserta sosialisasi dan menyelesaikan
laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi.
Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat melaksanakan sosialisasi kepada pemangku
kepentingan lain dalam rangka mendukung pelaksanaan PROPER melalui berbagai
metode seperti pencetakan dan penyebaran leaflet dan booklet, seminar dan workshop,
dan kegiatan dengan media massa.
Output:
1. Jumlah perusahaan yang memperoleh sosiaslisasi
2. Jumlah peserta sosialisasi
3. Laporan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
10
BAB IV
INSPEKSI LAPANGAN DAN SUPERVISI
2. Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner dan
menyampaikan hasil kusioner kepada Sekretariat PROPER.
Output:
Data kuisioner yang telah diisi oleh usaha dan/atau kegiatan.
B. Pelaksanaan inspeksi
Dalam rangka rangka pengambilan data sekunder dan primer Tim Pelaksana PROPER
melakukan inspeksi lapangan dengan ketentuan:
1. Setiap Tim Inspeksi terdiri dari:
a. Pengawas PROPER Provinsi : 2 (dua) orang untuk pengawasan Aspek Air,
Udara dan Pengelolaan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan
(kegiatan pertambangan);
b. Pengawas PROPER Kabupaten/Kota : 1 (satu) orang Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota atau staf teknis yang sudah mendapat
pelatihan PROPER;
11
2. Ketua tim inspeksi Provinsi harus Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah
atau Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi,
3. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan:
a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum
dalam SK Tim Inspeksi PROPER Provinsi.
b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER
harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas.
4. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus
PROPER.
TARGET
INSPEKSI
25 %
70 %
100 %
KETERANGAN
D. Supervisi
Kegiatan Supervisi dilakukan untuk merekapitulasi hasil inspeksi dan menyusun
Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Supervisi dilaksanakan
secara bertahap pada setiap akhir tahapan inspeksi lapangan dengan jadual
pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 3. Tahapan Supervisi
SUPERVISI
Tahap I
Tahap II
Tahap III
TANGGAL
9-13 April 2012
4-8 Juni 2012
6-10 Agustus 2012
Karena proses analisis laboratorium biasanya memerlukan waktu 1 bulan, maka hasil analisis ini dapat disusulkan.
14
15
BAB V
PEMERINGKATAN
A.
16
6. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peer review dalam penyusunan Rapor
Sementara.
7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi kepada
Tim Pelaksana PROPER Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapor Sementera
dengan kriteria penilaian PROPER, validitas data dan menjamin kredibilitas
pelaksanaan PROPER serta kesesuaian dengan jadual pelaksanaan PROPER yang
ditelah ditetapkan.
2.
3.
4.
5.
Output kegiatan:
1. Berita acara penerimaan Rapor Sementara
2. Tanda terima pengiriman dokumen
C. Sanggahan/Klarifikasi
Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan PROPER, Perusahaan yang dinilai
diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap hasil penilaian
peringkat kinerja sementara. Langkah-langkah untuk menampung dan menanggapi
sanggahan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menerima sanggahan tertulis dari Perusahaan
pada tanggal 2 s/d 5 Oktober 2012.
2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim
melalui fax dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen
sanggah. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu 2 s/d 5 Oktober 2012,
maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan
Rapor Kinerja Sementara.
3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen
sanggahan pada tanggal 8 s/d 10 Oktober 2012. Hasil evaluasi dokumen sanggahan
didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER untuk menyepakati usulan peringkat
akhir pada tanggal 11 s/d 12 Oktober 2012.
4. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi wajib menjawab sanggahan secara
tertulis kepada Perusahaan yang melakukan sanggahan tentang:
c. Perbaikan peringkat Perusahaan atau,
d. Sanggahan akan didiskusikan lebih lanjut dengan Tim Teknis PROPER.
5. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika :
a. terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor sementara oleh Tim
Pelaksana PROPER Provinsi,
b. melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER
Provinsi.
6. Jika terdapat sanggahan yang tidak berkaitan dengan ketentuan angka 5, maka
wajib didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup
untuk menentukan perlu atau tidaknya perubahan peringkat perusahaan.
18
ii.
iii.
Ketua Tim Teknis menetapkan daftar usulan peringkat akhir PROPER dan daftar
kandidat Hijau dan Emas PROPER dari hasil review Dewan Pertimbangan
PROPER.
19
BAB VI
PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA
Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peningkatan kapasitas kepada aparat
pengawas lingkungan hidup Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi
yang ditetapkan oleh Ketua Tim Teknis PROPER.
Lingkup penguatan kapasitas mencakup :
a. Kriteria dan mekanisme pelaksanaan PROPER;
b. Tata cara pengawasan penaatan lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air,
pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, serta pengendalian
kerusakan lingkungan, khusus kegiatan pertambangan);
c. Cara penyusunan Berita Acara Hasil Pengawasan;
d. Cara pengolahan data hasil pengawasan;
e. Cara penyusunan Rapor Sementara dan,
f. Cara penyusunan Rapor final.
Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi memberikan sertifikat kepada para peserta
penguatan kapasitas yang lulus.
Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
penguatan kapasitas kepada Ketua Tim Teknis PROPER.
Output kegiatan:
1. Jumlah orang yang dilatih;
2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat;
3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas.
20
BAB VII
JADUAL KEGIATAN PROPER 2012
Pelaksanaan kegiatan PROPER periode 2011 2012 dilaksanakan dengan jadual
sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Tahapan
Persiapan
Peningkatan Kapasitas
Inspeksi Tahap I
Supervisi Tahap I
Inspeksi Tahap II
Supervisi Tahap II
Inspeksi Tahap III
Supervisi Tahap III
Raport Sementara
Pemeringkatan Sementara
Pengiriman Raport
12
13
14
Masa Sanggah
Evaluasi Dokumen Sanggahan
Jawaban Sanggahan
Evaluasi Dokumen Hijau & Emas
Waktu
1 Januari s/d 26 Februari 2012
2Februari s/d 26 Februari
5 Maret s/d 6 April
9 April s/d 13April
16 April s/d 1 Juni
4 Juni s/d 8 Juni
11 Juni s/d 3 Agustus
6 Agustus s/d 10 Agustus
13 Agustus s/d 31 Agustus
Agustus 2012
10 September s/d 14 September
2012
2 Okrober s/d 5 Oktober 2012
8 Oktober s/d 10 Oktober 2012
16 Oktober
Oktober 2012
Oktober 2012
Oktober 2012
Oktober 2012
Oktober 2012
Oktober November 2012
Oktober November 12
November 2012
November 2012
November 2012
November 2012
30 November 2012
Desember 2012
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
21
BAB VIII
EVALUASI DAN PELAPORAN
Laporan manajerial dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3,
Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER mengacu
kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2009
tentang Urusan Pemerintah di Bidang Lingkungan Hidup yang Dapat
Didekonsentrasikan.
Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis
semua output tahapan kegiatan dan Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup
berhak secara penuh untuk mengakses dokumentasi pelaksanaan PROPER.
22
Sekretariat PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan
Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui
PROPER, dapat menghubungi:
Sekretariat PROPER
Telp./Fax. : (021) 8520-886
Email: dekonproper@gmail.com
Alamat: Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Gd. B Lt. 4 Kebon Nanas Jakarta 13410.
23
LAMPIRAN 1
KRITERIA PENILAIAN KETAATAN PROPER 2011-2012
KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) BIRU, MERAH, DAN HITAM
A.
B.
ASPEK
1.
Pelaksanaan
Amdal/UKL-UPL
BIRU
1. Memiliki Amdal/UKLUPL
2. Melaksanakan
ketentuan dalam:
a. SK
Kelayakan
Lingkugan
b. ANDAL, RKL-RPL
c. UKL UPL
3. Melaporkan
pelaksanaan
RKLRPL/ UKL -UPL
PERINGKAT
MERAH
1. Tidak
Melaksanakan
ketentuan dalam:
a. SK
Kelayakan
Lingkungan
b. ANDAL, RKL-RPL
c. UKL-UPL
2. Tidak
Melaporkan
pelaksanaan RKL-RPL/
UKL-UPL
HITAM
Tidak
Memiliki
Amdal/ UKL-UPL
ASPEK
1.
2.
Ketaatan
Parameter
dipantau
Terhadap
yang
BIRU
Memantau seluruh titik
penaatan dan/atau air
buangan yang harus
dikelola sesuai dengan
peraturan.
1. Memantau
seluruh
parameter
yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
a. IPLC
(Izin
Pembuangan
Limbah Cair)
b. Baku
Mutu
Nasional
atau
Provinsi
c. Izin Pemanfaatan
Air Limbah untuk
aplikasi
pada
tanah
2. Ketaatan diukur
berdasarkan
peraturan/persyarata
n yang lebih ketat.
3. Khusus Industri
Sawit yang
menerapkan Land
Aplication parameter
yang tidak ada baku
mutunya tingkat
ketaatan >=80%
4.
PERINGKAT
MERAH
Tidak memantau
seluruh parameter
yang sesuai
persyaratan baku
mutu yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
a. IPLC
b. Baku Mutu
Nasional atau
Provinsi
c. Khusus untuk
Industri Sawit
parameter yang
tidak ada baku
mutunya <80%
HITAM
Terdapat
titik
penaatan
dan/atau
air
buangan
yang
tidak
pernah
dipantau
selama
periode penilaian
Tidak pernah
melakukan
pemantauan
parameter yang
sesuai dengan:
a. IPLC
b. Baku Mutu
Nasional atau
Provinsi
c. Izin Pemanfaatan
(land aplication)
Catatan:
1. Khusus Rumah Sakit jumlah parameter yang dipersyaratkan sebanyak 5 parameter: pH, BOD, COD, TSS, EColi
2. Khusus Industri MPJ belum memiliki baku mutu spesifik menggunakan baku mutu yang ada di AMDAL dan
UKL/UPL. Jika baku mutu tidak tercantum dalam dokumen Amdal dan UKL/UPL maka menggunakan baku
mutu pada Kepmen 51 Tahun lampiran C Golongan 1
3. Khusus Industri Agro yang belum memiliki baku mutu spesifik wajib mengukur BOD, COD, pH, TSS,
Minyak dan Lemak.
4. Khusus Industri Pertambangan yang belum memiliki baku mutu spesifik menggunakan Baku Mutu
No.
ASPEK
BIRU
PERINGKAT
MERAH
HITAM
3.
Ketaatan
terhadap
jumlah
data
yang
dilaporkan
Melaporkan data
sesuai dengan yang
dipersyaratkan < 90%
sebagai berikut:
1. Pemantauan
kualitas air
limbah
2. Produksi
bulanan (riil)
atau bahan
baku;
3. Catatan debit
harian air
limbah yang
dibuang
Melaporkan
palsu.
data
Catatan:
1. Data pemantauan harian parameter COD dan pH untuk Industri petrokimia
2. Data pemantauan harian parameter pH dan TSS atau debit untuk Industri pertambangan
3. Data pemantauan harian parameter pH untuk Industri Agro sesuai yang dipersyaratkan
4. Bagi Industri yang pengelolaan air limbahnya diserahkan ke kawasan industri pengolah air limbah tingkat
ketaatan 100%.
5. Bagi Industri Migas yang telah melakukan 100% injeksi maka tingkat ketaatan 100%
6. Bagi industri yang menggunakan kembali (reuse/recycle) 100% air limbahnya maka tingkat ketaatan
100%
4.
Ketaatan
Baku Mutu
Terhadap
Data hasil
pemantauan melebihi
500% BMAL selama
50% periode penilaian
tiap titik penaatan
tiap parameter
Catatan:
Hasil data primer akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
5.
Ketaatan Terhadap Izin
1. Mempunyai
izin
Tidak
pembuangan
mempunyai izin
limbah cair (IPLC)
pembuangan air
ke badan air / Laut
limbah (IPLC) ke
/ Land Application;
badan air / Laut
2. Izin dalam proses
/ LA ;
akhir (persyaratan
izin sudah lengkap)
Catatan:
Untuk daerah yang belum mempunyai Perda yang mengatur perizinan tidak dinilai dalam ketaatan terhadap
izin
6.
Ketaatan Terhadap
1. Menggunakan jasa
A. Tidak memenuhi
1. Tidak memenuhi
Ketentuan Teknis
laboratorium
salah satu
seluruh
eksternal/internal
persyaratan teknis
ketentuan yang
yang sudah;
dibawah ini:
dipersyaratkan
terakreditasi atau
1. Menggunakan
dalam sanksi
yang ditunjuk oleh
jasa
administrasi;
Gubernur;
laboratorium
2. Melakukan by
2. Memisahkan
eksternal/inte
pass.
saluran air limbah
rnal yang
dengan limpasan air
sudah;
hujan;
terakreditasi
3. Membuat saluran
atau yang
air limbah yang
ditunjuk oleh
kedap air ;
Gubernur;
4. Memasang alat
2. Memisahkan
pengukur debit
saluran air
(flowmeter);
limbah
5. Tidak melakukan
dengan
pengenceran;
limpasan air
6. Tidak melakukan by
hujan;
pass air limbah;
3. Membuat
7. Memenuhi seluruh
saluran air
No.
C.
ASPEK
BIRU
ketentuan yang
dipersyaratkan
dalam sanksi
administrasi.
PERINGKAT
MERAH
limbah yang
kedap air ;
4. Memasang
alat pengukur
debit
(flowmeter);
5. Tidak
melakukan
pengenceran.
B. Memenuhi seluruh
ketentuan yang
dipersyaratkan
dalam sanksi
administrasi;
HITAM
ASPEK
Ketaatan Terhadap
Sumber Emisi
BIRU
A. Sumber emisi yang
sudah mempunyai baku
mutu emisi spesifik:
Memantau semua
sumber emisi, kecuali:
1. Internal Combustion
Engine (Genset,
Transfer Pump
Engine) :
a. kapasitas < 100
HP (76,5 KVA)
dan beroperasi <
1000 jam/tahun;
b. yang digunakan
untuk
kepentingan
darurat, kegiatan
perbaikan,
kegiatan
pemeliharaan <
200 jam/tahun;
c. yang digunakan
untuk penggerak
derek dan
peralatan las
2. Exhaust
Laboratorium Fire
Assay
3. Khusus Rumah Sakit
dan Hotel tidak
diwajibkan
memantau sumber
emisi yg beroperasi <
1000 jam/tahun
PERINGKAT
MERAH
Sumber emisi yang
sudah mempunyai
baku mutu emisi
spesifik:
HITAM
Tidak pernah
melakukan pemantauan
sumber emisi pada
periode penilaian
No.
2.
ASPEK
Ketaatan
Parameter
Terhadap
1.
2.
3.
Ketaatan
terhadap
jumlah
data yang
dilaporkan
1.
BIRU
Memantau seluruh
parameter
yang
dipersyaratkan :
a. Untuk
sektor
yang
mempunyai
Baku
Mutu
Spesifik
mengacu
kepada
Baku
Mutu
Emisi
Spesifik.
b. Untuk
sektor
yang
belum
mempunyai
Baku
Mutu
Spesifik
mengacu
kepada
baku
mutu
Amdal/
UKL-UPL,
jika
dokumen
Amdal/
UKLUPL
tidak
mencantumkan
baku
mutu
maka
menggunakan
baku
mutu
Lampiran V B
Kepmen
13/1995,
kecuali Genset
mengacu
kepada
PerMenLH
21
Tahun
2008
Lampiran IVA
Bagi
emisi
yang
bersumber
dari
proses pembakaran
dengan kapasitas <
25 MW atau satuan
lain yang setara yang
menggunakan bahan
bakar
gas,
tidak
wajib
mengukur
parameter
sulfur
dioksida
jika
kandungan
sulfur
dalam bahan bakar
kurang dari atau
sama dengan 0,5%
berat
dan
tidak
mengukur parameter
total partikulat.
Melaporkan
data
secara periodik:
a. Pemantauan
CEMS, setiap 3
bulan
tersedia
data
minimal
75% dari seluruh
data pemantauan
rata-rata harian.
(data
dianggap
valid
apabila
dalam
sehari
minimal tersedia
18
jam
pengukuran)
PERINGKAT
MERAH
Terdapat parameter
yang tidak diukur
sesuai
persyaratan
baku
mutu
Lampiran
VB
Kepmen
13/1995
atau
Baku
Mutu
Spesifik
HITAM
Tidak pernah memantau
parameter
yang
dipersyaratkan
sesuai
dengan baku mutu
1.
2.
Tidak
ada
data
pemantauan manual
atau CEMS.
Melaporkan
data
pemantauan palsu
No.
4.
ASPEK
Ketaatan
Terhadap
Baku Mutu
BIRU
b. Pemantauan
Manual, setiap 6
bulan minimal 1
data,
kecuali
proses
pembakaran
dengan:
1. Kapasitas
desain < 570
KW
pemantauan
dilakukan
paling sedikit
1 (satu) kali
dalam
3
(tiga) tahun.
2. kapasitas
desain
570
KW < n < 3
MW
pemantauan
dilakukan
paling sedikit
1 (satu) kali
dalam
1
(satu) tahun.
3. kapasitas
desain > 3
MW
pemantauan
dilakukan
paling sedikit
1 (satu) kali
dalam
6
(enam)
bulan.
c. Pelaporan
unit
Ketel uap yang
beroperasi < 6
bulan pengujian
minimal 1 kali
dalam 1 tahun.
1.
2.
Memenuhi
BMEU
100%
untuk
pemantauan manual;
Bagi
pemantauan
yang wajib CEMS,
Data
hasil
pemantauan
dapat
dilampaui
sampai
batas 5% dari data
rata-rata harian yang
dilaporkan
dalam
kurun waktu 3 bulan
waktu operasi;
PERINGKAT
MERAH
1. Pemantauan
manual : Tidak
memenuhi baku
mutu
2. Pemantauan
CEMS :
a.
data
hasil
pemantauan
melebihi 5%
dari
data
rata-rata
harian selama
3
bulan
waktu operasi
b.
jumlah data
rata-rata
harian
kurang
dari
75%
(data
dianggap
valid apabila
dalam sehari
minimal
tersedia
18
jam
pengukuran)
HITAM
1.
2.
No.
5.
D.
ASPEK
Ketaatan
Terhadap
Ketentuan Teknis
BIRU
1. Memasang
dan
mengoperasikan CEM
bagi industri :
a. Unit Regenerator
Katalis
(unit
Perengkahan
katalitik alir)
b. Unit Pentawaran
Sulfur
c. Proses
pembakaran
dengan kapasitas
> 25 MW dan
apabila
kandungan sulfur
> dari 2% untuk
seluruh kapasitas
d. Peleburan Baja
e. Pulp & Kertas
f. Pupuk
g. Semen
2. Peralatan
CEM
beroperasi normal;
3. Menaati
semua
persyaratan
teknis
cerobong
4. Semua sumber emisi
non
fugitive
emisi
harus
dibuang
melalui Cerobong
5. Menggunakan
jasa
laboratorium
eksternal
yang
ditunjuk
oleh
Gubernur;
6. Memenuhi
sanksi
administrasi sampai
batas waktu yang
ditentukan
PERINGKAT
MERAH
1. Tidak
menaati
semua
persyaratan
teknis cerobong
2. Tidak memasang
CEMS
HITAM
1. Membuang emisi gas
buang tidak melalui
cerobong;
2. Tidak
memenuhi
seluruh
ketentuan
yang dipersyaratkan
dalam
sanksi
administrasi;
ASPEK
1.
Semua terpenuhi
1. Tidak seluruh
limbah
teridentifikasi
2. Tidak rutin
melakukan
Pencatatan jenis
LB3 yang
dihasilkan
3. Tidak seluruh LB3
dilakukan
Pengelolaan
lanjutan
2.
Perizinan :
- Izin
pengelolaan
Limbah B3
- Masa berlaku izin
(kadaluarsa)
1. Memiliki
izin
PLB3
yang
dipersyaratkan
dan izin tersebut masih
berlaku
2. Telah mengajukan izin
PLB3 dan secara teknis
telah
memenuhi
ketentuan
(berdasarkan
hasil
1.
BIRU
MERAH
2.
HITAM
1.
Tidak melakukan
identifikasi LB3
2. Tidak melakukan
pencatatan jenis
LB3
yang
dihasilkan
3. Tidak melakukan
pengelolaan
lanjutan terhadap
seluruh
limbah
B3
yang
dihasilkan
4. Tidak
memiliki
manifest
yang
sesuai
dengan
limbah B3 yang
dikelola
Tidak memiliki salah
satu izin pengelolaan
limbah B3.
PERINGKAT
No.
ASPEK
BIRU
verifikasi tim Proper)
3.
4.
Pelaksanaan
Ketentuan Izin:
Pemenuhan terhadap
ketentuan
teknis
dalam
izin
selain
Baku
Mutu(kecuali
Baku
Mutu
Lingkungan
seperti
Emisi, Effluent dan
standard mutu)
a. Emisi
(Insinerator
dan atau
bahan
bakar pembantu)
1. Pemenuhan
terhadap BME
2. Jumlah
parameter yang
diukur
dan
dianalisa
b. Effluent
(Pengolahan
air
limbah
B3,
Pengolahan
air
lindi,
sumur
pantau)
1. Pemenuhan
terhadal BMAL
2. Jumlah
parameter yang
diukur
dan
dianalisa
c. Standar
Mutu
produk
atau
material limbah B3
yang
akan
dimanfaatkan
Frekuensi
pengukuran
1. Parameter yang
diukur (contoh
kuat
tekan,
kualitas
pelumas bekas
yang
akan
dibakar, dll)
Open dumping dan
Pengelolaan tumpahan
dan
tanah
terkontaminasi limbah
B3
1. Rencana
Pengelolaan
2. Pengelolaan
ceceran
3. Jumlah ceceran
MERAH
penyimpangan
dalam
pelaksanaan
kegiatannya.
Memenuhi 90% > x >
50% dari ketentuan
izin PLB3
HITAM
1. Tidak
semua
parameter
memenuhi
BME,
atau
2. Tidak
mengukur
seluruh parameter
yang
dipersyaratkan,
atau
3. Frekuensi
pengukuran tidak
sesuai dengan izin
1. Tidak
pernah
melakukan
pengukuran emisi
2. Dalam satu periode
penilaian
semua
data pemantauan
tidak
memenuhi
baku mutu
3. Melebihi
baku
mutu
untuk
parameter
yang
sama selama 3 kali
berturut-turut
1. Seluruh
parameter
memenuhi BMAL, dan
2. Mengukur
seluruh
parameter, dan
3. Frekuensi pengukuran
sesuai
dengan
ketentuan
izin/peraturan
yang
berlaku
1. Tidak
semua
parameter
memenuhi
BMAL,
atau
2. Tidak
mengukur
seluruh parameter
yang
dipersyaratkan,
atau
3. Frekuensi
pengukuran tidak
sesuai dengan izin
1. Seluruh persyaratan
standar mutu
memenuhi ketentuan
izin, dan
2. Frekuensi pengukuran
sesuai dengan
ketentuan
izin/peraturan yang
berlaku
1. Tidak
pernah
melakukan
pengukuran
kualitas air limbah
2. Dalam satu periode
penilaian
semua
data pemantauan
tidak
memenuhi
baku mutu
3. Melebihi
baku
mutu
untuk
parameter
yang
sama selama 3 kali
berturut-turut
Tidak
melakukan
pengukuran standar
mutu sesuai dengan
ketentuan
izin/peraturan
yang
berlaku.
1. Memiliki
rencana
pengelolaan
penanganan
tanah
terkontaminasi
dan
tumpahan (spill).
2. Pengelolaan
tanah
terkontaminasi akibat
operasi
dilakukan
sesuai dengan rencana
pengelolaan.
3. Clean up tumpahan
(spill)
diselesaikan
dalam
waktu
satu
bulan.
1.
2.
3.
Memiliki rencana
pengelolaan
penanganan tanah
terkontaminasi
dan tumpahan
(spill).
Pengelolaan tanah
terkontaminasi
hasil clean tidak
sesuai dengan
rencana
pengelolaan.
Clean up
tumpahan (spill)
Tidak
clean up
melakukan
PERINGKAT
No.
ASPEK
BIRU
4. Jumlah/volume
tumpahan
(spill)
tercatat dengan baik.
5.
Jumlah Limbah B3
yang dikelola sesuai
dengan peraturan (%)
1.
2.
6.
Pengelolaan limbah B3
oleh pihak ke-3 dan
pengangkutan limbah
B3
1.
2.
3.
7.
Dumping, open
burning dan
pengelolaan limbah B3
dengan cara tertentu:
1. Izin dumping
2. Jumlah/volume
LB3
yang
di
dumping
1.
2.
3.
Jumlah/volume
limbah
B3
yang
dikelola 100 % dengan
pengelolaan lanjutan
sesuai
dengan
ketentuan
Seluruh jenis limbah
B3
dilakukan
pengelolaan
Pihak ke-3
(pengumpul) yang
ditunjuk :
a. mempunyai
izin
yang
masih
berlaku
b. Jenis limbah yang
dikumpul
sesuai
dengan izin yang
berlaku
c. memiliki kontrak
kerjasama
yang
sah
antara
pengumpul
dengan
pihak
pemanfaat
atau
pengolah
d. tidak
dalam
masalah
pencemaran
lingkungan
Pihak
ke-3
Jasa
Pengangkutan limbah
B3 memiliki izin dari
Kementerian
Perhubungan
dan
sesuai dengan jenis
limbah
B3
yang
diizinkan.
(Izin yang dimaksud
juga terkait dengan
pemindahan/pengangk
utan limbah B3
internal perusahaan
yang melintasi
wilayah/sarana publik)
Dokumen limbah B3
(manifest)
yang
dimiliki oleh penghasil
sesuai
dengan
ketentuan
Kepdal
02/1995
Memiliki izin dengan
cara
tertentu
dari
instansi
yang
berwenang
Tidak
melakukan
kegiatan open burning
Telah
menghentikan
kegiatan open burning
dan mengolah limbah
tersebut
sesuai
dengan rencana detil
MERAH
4.
1.
2.
HITAM
diselesaikan lebih
dari satu bulan.
Jumlah/volume
tanah
terkontaminasi
tidak tercatat
dengan baik.
Jumlah/volume
limbah B3 yang
dikelola 100% > x
> 50%, atau
Tidak seluruh jenis
limbah
B3
dilakukan
pengelolaan
1.
2.
Jumlah/volume
limbah B3 yang
dikelola < 50%,
atau
seluruh
limbah
B3
tidak
dilakukan
pengelolaan
1. Pihak
ke-3
(pengumpul) yang
ditunjuk :
a. Izin
habis
masa berlaku
b. Tidak memiliki
kontrak
kerjasama
yang
sah
dengan pihak
pemanfaat
atau pengolah
c. sedang dalam
masalah
pencemaran
lingkungan
2. Tidak memiliki izin
untuk
Pengangkutan
internal limbah B3
untuk pemindahan
limbah B3 yang
melintasi
sarana
publik
3. Dokumen
limbah
B3 (manifest) yang
dimiliki
oleh
penghasil
tidak
sesuai
dengan
ketentuan Kepdal
02/1995
1. Pihak
ke-3
Pengumpul Limbah
B3 tidak memiliki
izin.
2. Jasa Pengangkutan
limbah B3 tidak
memiliki izin dari
Kementerian
Perhubungan
1. Telah mengajukan
izin, namun belum
menyelesaikan
persyaratan teknis
dan
ditemukan
penyimpangan
dalam
pelaksanaan
kegiatannya
2. Telah
menghentikan
1.
2.
Melakukan
Dumping
tanpa
izin
Dengan
sengaja
melakukan
kegiatan
open
burning
PERINGKAT
No.
ASPEK
BIRU
penyelesaian
dalam
kurun waktu tertentu
serta
melakukan
sesuai dengan rencana
tersebut
MERAH
HITAM
kegiatan
open
burning
dan
mengolah limbah
tersebut
namun
tidak
sesuai
dengan
rencana
detil penyelesaian
dalam
kurun
waktu tertentu
PERINGKAT
No.
ASPEK
1.
Pengendalian
Kerusakan
Lingkungan
BIRU
MERAH
Semua
tahapan/lokasi
tambang
atau
100%
dengan Nilai Total dari
Penilaian Aspek Potensi
kerusakan
lingkungan
adalah lebih besar atau
sama dengan 80.
Tidak semua
tahapan/
lokasi tambang dengan
Nilai Total dari Penilaian
Aspek Potensi kerusakan
lingkungan untuk lebih
besar atau sama dengan
80.
HITAM
Kurang dari 50% dari
semua
tahapan/lokasi
tambang
mendapatkan
Nilai Total lebih kecil 55
Status
aktivitas:
Pembersihan
Lahan/Pengupasan
Penutup/Penambangan/Penimbunan/Reklamasi
Kriteria
ASPEK MANAJEMEN
E.
K1
Parameter
1. Peta
Rencana
2. Persetuju
an
3. Kemajuan
luasan
Standar
Evaluasi
>= Skala 1
2.000
Tanah
Pucuk/Penggalian
Tanah
Nilai
Ket
10
tidak
peta
Ada
tersedia
Tidak Ada
sesuai rencana
10
Kriteria
Parameter
Standar
Evaluasi
Nilai
Ket
rencana dalam dokumen RKTTL
>luas rencana
sesuai rencana
0
2
4. Jadwal
tidak sesuai
Aktifitas
ada
aktifitas/kontin
u
tidak
ada
aktifitas 3 bulan
s/d 1 tahun
tidak
aktifitas
tahun
Besar
K3
ada
1
Potensi
Longsor
Sedang
K4
>
10
Upaya
penanganan
batuan yang
berpotensi
pencemar
Kecil
10
Ada
10
11
Kriteria
Parameter
Standar
Evaluasi
Nilai
Ket
d.
e.
f.
Tidak
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
K5
1. Upaya
pengendal
ian erosi
Ada
10
a.
b.
c.
Tidak
a.
b.
c.
2. Kondisi
sarana
pengendal
i erosi
Memadai
a.
b.
c.
d.
12
Kriteria
Parameter
Standar
Evaluasi
Nilai
Ket
area)
e. Ada peta pengelolaan air larian permukaan (peta
water management);
f. Drainase dibuat berdasarkan perencanaan dan
perhitungan kapasitas air larian permukaan;
g. Kolam sedimen dibuat berdasarkan perencanaan
dan desain disetujui oleh KTT atau pejabat
berwenang di perusahaan; dan
h. Kapasitas kolam sedimen sesuai dengan volume air
larian permukaan (ada dasar perhitungan) dan air
dalam kolam terlihat tergenang/tidak mengalir
(aliran
hanya
terlihat
di
saluran
antar
kompartemen)
3. Indikasi
terjadi
erosi
4. Sistem
drainase
Tidak Memadai
Ada
0
0
Tidak
a. aliran drainase dari kegiatan pertambangan (lerenglereng aktifitas tambang) cukup jernih, dibuktikan
dengan pengukuran Parameter TSS atau turbidity
yang rendah.
b. Tidak ditemukan jumlah sedimen yang banyak di
sedimen trap/ kolam pengendap pertama. Dilihat
dari
data
jumlah
sedimen
hasil
pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh
perusahaan.
c. Terdapat sedimentasi, namun jumlahnya tidak
berpotensi
menimbulkan
pencemaran
dan
kerusakan lingkungan.
d. Tidak terdapat alur-alur erosi pada lereng
timbunan
e. Ada erosi pada lereng, namun mempunyai dimensi
kecil (lebar < 20 cm dan dalam < 5 cm)
f. Sarana pengendali erosi berfungsi sebagaimana
mestinya,
dibuktikan
dengan
berkurangnya
kekeruhan air larian permukaan semakin ke arah
hilir
10
Menuju
sistem
pengendali
kualitas air
ke
13
Kriteria
Parameter
Standar
Evaluasi
Nilai
Ket
sedimen (sedimen pond, sedimen trap, atau settling
pond);
g. Drainase dibuat sesuai dengan kapasitas air larian
permukaan (dimensi semakin besar ke arah hilir,
tidak ada indikasi luapan air)
h. Tidak mencampur aliran air permukaan dari
tambang dengan aliran alami
K6
5. Ada
potensi
kebencan
aan?
Langsung
menuju
badan
perairan
Ya
Tidak
NILAI TOTAL
15
100
KETERANGAN :
Nilai Total yang didapat untuk masing-masing tahapan memberikan kesimpulan dan status pengelolaan
lingkungan untuk aspek pengendalian kerusakan lahan pertambangan.
14
LAMPIRAN 2
DAFTAR INDUSTRI PESERTA PROPER DEKONSENTRASI PERIODE 2011-2012
1. Daftar Industri Peserta PROPER Dekonsentrasi Provinsi Bali
No
NAMA PERUSAHAAN
SEKTOR
SUB SEKTOR
PROVINSI
KAB./KOTA
Alila Ubud
MPJ
Hotel
Bali
Amandari
MPJ
Hotel
Bali
Ayana
MPJ
Hotel
Bali
MPJ
Hotel
Bali
Badung
BALI INTERCONTINENTAL
MPJ
Hotel
Bali
Badung
MPJ
Hotel
Bali
Badung
MPJ
Hotel
Bali
Badung
MPJ
Hotel
Bali
Gianyar
MPJ
Hotel
Bali
Badung
10
MPJ
Hotel
Bali
Denpasar
11
MPJ
Hotel
Bali
Kab. Badung
12
Mercure Kuta
MPJ
Hotel
Bali
13
Nikko Bali
MPJ
Hotel
Bali
14
MPJ
Hotel
Bali
15
MPJ
Hotel
Bali
16
Sanur Paradise
MPJ
Hotel
Bali
17
SHERATON LAGUNA
MPJ
Hotel
Bali
Kab. Badung
18
MPJ
Hotel
Bali
Kab. Badung
19
MPJ
Hotel
Bali
Kab. Badung
20
PEM
Bali
Kota Denpasar
21
PEM
Energi PLTG
Bali
Gilimanuk
22
PEM
Migas Distribusi
Bali
Karangasem
23
PEM
Migas Distribusi
Bali
Karangasem
24
PEM
Migas Distribusi
Bali
Kota Denpasar
25
PEM
Migas Distribusi
Bali
Kab. Badung
Kota Denpasar
15
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Udang windu
beku
Agroindustri
Kullit
Banten
Tangerang
Banten
Tangerang
Banten
Tangerang
Agroindustri
PENYAMAKAN
KULIT
Agroindustri
Agar-Agar
Banten
Tangerang
Agroindustri
Ayam Beku
Banten
Serang
Agroindustri
Olahan Daging
Banten
Tangerang
Agroindustri
Sawit
Banten
Lebak
Agroindustri
Plywood
Banten
Kota Cilegon
Agroindustri
Minuman Ringan
Banten
Pandeglang
10
Agroindustri
Kayu lapis
Banten
Tangerang
11
Agroindustri
Kopi
Banten
Tangerang
Banten
Tangerang
12
Agroindustri
Pengolahan
Kentang
13
PT.Nestle - Cikupa
Agroindustri
Permen Gula
Banten
Tangerang
14
MPJ
Tegel Keramik
Banten
Tangerang
15
MPJ
Sepatu
Banten
Tanggerang
16
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
17
MPJ
Gula Rafinasi
Banten
Serang
18
MPJ
Tekstil
Banten
Kota Tangerang
19
MPJ
Keramik
Banten
Serang
20
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
21
MPJ
Galvanis
Banten
Banten
22
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
23
MPJ
Pelapisan logam
Banten
Kota Cilegon
24
MPJ
Industri Kimia
Banten
Kota Cilegon
25
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
26
MPJ
Mesin
Banten
Cilegon
27
PT. Clariant
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
28
MPJ
Pewarna Tekstil
Banten
Serang
29
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
30
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
31
MPJ
Pewarna Tekstil
Banten
Kota Cilegon
32
MPJ
Pewarna Tekstil
Banten
Kota Cilegon
33
MPJ
Industri Kimia
Banten
Serang
34
MPJ
Pelapisan logam
Banten
Tangerang
35
MPJ
Kertas
Banten
Tangerang Selatan
36
MPJ
Tekstil
Banten
Kota Tangerang
16
No
37
Nama Perusahaan
PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS)
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
MPJ
Tekstil
Banten
Kota Tangerang
Banten
Tangerang
38
MPJ
Peleburan
Logam
39
MPJ
Gula Rafinasi
Banten
Kota Cilegon
40
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
41
MPJ
Elektronik
Banten
Tangerang
42
MPJ
Industri Logam
Banten
Tangerang
43
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
44
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
Banten
Kota Cilegon
45
PT. NX Indonesia
MPJ
Lain-lain
(Magnet)
46
MPJ
Lampu Pijar
Banten
Tangerang
47
MPJ
Petrokimia
Banten
Tangerang
48
MPJ
Pelapisan logam
Banten
Kota Cilegon
49
MPJ
Kertas
Banten
Tangerang
50
MPJ
Gula Rafinasi
Banten
Kota Cilegon
51
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
52
MPJ
Sepatu
Banten
Tangerang
53
MPJ
Pelapisan logam
Banten
Tangerang
54
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
55
MPJ
Gula Rafinasi
Banten
Kota Cilegon
56
MPJ
Petrokimia
Banten
Serang
57
PT. SK Keris
MPJ
Tekstil
Banten
Tangerang
58
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
59
MPJ
Industri Kimia
Banten
Serang
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
MPJ
Keramik
Banten
Tangerang
60
61
62
MPJ
Tekstil
Banten
Tangerang
63
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
64
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
65
MPJ
Petrokimia
Banten
Kota Cilegon
66
MPJ
Banten
Tangerang
67
MPJ
Banten
Kota Tangerang
68
MPJ
Rumah Sakit
Banten
69
MPJ
Rumah Sakit
Banten
70
RSUD Cilegon
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Cilegon
71
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Serang
72
RSUD Tangerang
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Tangerang
73
MPJ
Rumah Sakit
Banten
74
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Lain-lain (Al
profile)
Battery Sel
Basah
17
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
75
MPJ
Rumah Sakit
Banten
76
MPJ
Rumah Sakit
Banten
77
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Tangerang
78
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Tangerang
79
MPJ
Rumah Sakit
Banten
Tangerang
80
PEM
Energi PLTU
Banten
Kota Cilegon
81
PEM
Energi PLTU
Banten
Kota Cilegon
82
PEM
Migas Distribusi
Banten
Tangerang
83
PT. Pertamina (Persero) Unit Aviasi SoekarnoHatta Fuel Terminal & Hydrant Installation
(SHAFTHI)
PEM
Migas Distribusi
Banten
Tangerang
84
PEM
Migas Distribusi
Banten
85
PEM
Migas Distribusi
Banten
Kota Cilegon
86
PEM
Energi PLTU
Banten
Pandeglang
87
PEM
Energi PLTGU
Banten
Kota Cilegon
88
PT. SPIJ
MPJ
Pipa
Banten
Kota Cilegon
89
MPJ
Kompor
Banten
Tangerang
90
MPJ
Sepatu
Banten
Tangerang
91
Agroindustri
Gula Rafinasi
Banten
Serang
92
MPJ
Sepatu
Banten
Serang
93
MPJ
Sepatu
Banten
Serang
94
MPJ
Logam
Banten
Serang
95
MPJ
Kimia
Banten
Cilegon
18
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
PT Agricinal
Agroindustri
Sawit
Bengkulu
Bengkulu
Agroindustri
Sawit
Bengkulu
Seluma
Agroindustri
Sawit
Bengkulu
Muko-Muko
Agroindustri
Sawit
Bengkulu
Bengkulu
Agroindustri
Karet
Bengkulu
Bengkulu Tengah
Agroindustri
Minyak Goreng
Bengkulu
Bengkulu Utara
Agroindustri
Karet
Bengkulu
Bengkulu Tengah
Agroindustri
Sawit
Bengkulu
Bengkulu Utara
Agroindustri
Karet
Bengkulu
Seluma
10
PEM
Tambang Batubara
Bengkulu
Bengkulu Tengah
11
PEM
Tambang Batubara
Bengkulu
Bengkulu Tengah
12
PEM
Tambang Batubara
Bengkulu
Bengkulu Tengah
13
PEM
Tambang Batubara
Bengkulu
Bengkulu Tengah
14
PEM
Migas Distribusi
Bengkulu
Kota Bengkulu
15
PEM
Tambang Batubara
Bengkulu
Bengkulu Tengah
19
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Penyamakan
Kulit
Agroindustri
Gula
D.I. Yogyakarta
Bantul
PT. Mirota
Agroindustri
Susu
D.I. Yogyakarta
Sleman
Agroindustri
Susu
D.I. Yogyakarta
Kota Yogyakarta
MPJ
Alat Berat
D.I. Yogyakarta
MPJ
Hotel
D.I. Yogyakarta
Yogyakarta
MPJ
Hotel
D.I. Yogyakarta
Sleman
Novotel
MPJ
Hotel
D.I. Yogyakarta
Yogyakarta
Sleman
D.I. Yogyakarta
Bantul
MPJ
Tekstil
D.I. Yogyakarta
10
MPJ
Farmasi
D.I. Yogyakarta
11
MPJ
Lampu
D.I. Yogyakarta
12
MPJ
Tekstil
D.I. Yogyakarta
13
MPJ
Tekstil
D.I. Yogyakarta
Bantul
14
MPJ
Tekstil
D.I. Yogyakarta
Kota Yogyakarta
15
MPJ
Rumah Sakit
D.I. Yogyakarta
Yogyakarta
16
MPJ
Rumah Sakit
D.I. Yogyakarta
Yogyakarta
17
MPJ
Rumah Sakit
D.I. Yogyakarta
Sleman
18
Santika Hotel
MPJ
Hotel
D.I. Yogyakarta
Sleman
19
MPJ
Hotel
D.I. Yogyakarta
20
PEM
Migas Distribusi
D.I. Yogyakarta
Yogyakarta
21
PEM
Migas Distribusi
D.I. Yogyakarta
Bantul
Kota Yogyakarta
20
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Sawit
Jambi
Agroindustri
Sawit
Jambi
Batanghari
Agroindustri
Karet
Jambi
Kota Jambi
Agroindustri
Karet
Jambi
Kota Jambi
Agroindustri
Karet
Jambi
Bungo
Agroindustri
Karet
Jambi
Kota Jambi
Agroindustri
Sawit
Jambi
Batanghari
Agroindustri
Sawit
Jambi
Agroindustri
Sawit
Jambi
Bungo
10
Agroindustri
Sawit
Jambi
Merangin
11
Agroindustri
Sawit
Jambi
Merangin
12
Agroindustri
Sawit
Jambi
Sarolangun
13
Agroindustri
Sawit
Jambi
Bungo
14
Agroindustri
Karet
Jambi
Bungo
15
Agroindustri
Sawit
Jambi
Muara Jambi
16
Agroindustri
Karet
Jambi
Kota Jambi
17
Agroindustri
Sawit
Jambi
Merangin
18
Agroindustri
Sawit
Jambi
Bungo
19
MPJ
MPJ
Jambi
20
RS Raden Mattaher
MPJ
MPJ
Jambi
Jambi
21
MPJ
MPJ
Jambi
Merangin
22
MPJ
Rumah Sakit
Jambi
Sungai Penuh
23
MPJ
Rumah Sakit
Jambi
Kuala Tungkal
24
MPJ
MPJ
Jambi
Bungo
PEM
Migas EP
Jambi
Batang Hari
PEM
Migas EP
Jambi
Tebo
26
27
PEM
Migas EP
Jambi
28
PEM
Pertambangan
Jambi
Tebo
29
PEM
Pertambangan
Jambi
Batanghari
30
PEM
Pertambangan
Jambi
Sarolangun
31
PEM
Pertambangan
Jambi
Bungo
32
PEM
Pertambangan
Jambi
Sarolangun
33
PEM
Pertambangan
Jambi
Bungo
34
PEM
Migas Distribusi
Jambi
Kota Jambi
35
PEM
Migas Distribusi
Jambi
Kota Jambi
36
PEM
Migas EP
Jambi
PEM
Migas EP
Jambi
PEM
Migas EP
Jambi
Sarolangun
25
37
38
21
No
39
Nama Perusahaan
TAC Pertamina - Insani Mitrasani Gelam (EMP
Gelam)
Sektor
PEM
Sub Sektor
Migas EP
Provinsi
Jambi
Kab./Kota
Muaro Jambi
22
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Kecap
Jawa Barat
Subang
Agroindustri
Air Mineral
Jawa Barat
Sukabumi
Agroindustri
Olahan Daging
Jawa Barat
Bogor
Agroindustri
Teh
Jawa Barat
Sumedang
Agroindustri
Karet
Jawa Barat
Garut
Agroindustri
Sawit
Jawa Barat
Garut
Agroindustri
Kecap/Saus
Jawa Barat
Karawang
Agroindustri
Mie Instan
Jawa Barat
Bekasi
Agroindustri
Bumbu Masak
Jawa Barat
Karawang
10
Agroindustri
Susu
Jawa Barat
Sukabumi
11
Agroindustri
Kecap
Jawa Barat
Bekasi
12
Agroindustri
Jawa Barat
Sukabumi
13
Agroindustri
Peternakan
Makanan dan
Minuman
Jawa Barat
Depok
14
Agroindustri
Karet
Jawa Barat
Subang
15
Agroindustri
Gula
Jawa Barat
Majalengka
16
Agroindustri
Gula
Jawa Barat
Cirebon
17
Agroindustri
Gula
Jawa Barat
Cirebon
18
Agroindustri
Gula
Jawa Barat
Subang
19
Agroindustri
Gula
Jawa Barat
Cirebon
20
Agroindustri
Tepung Beras
Jawa Barat
Subang
21
Agroindustri
Olahan Daging
Jawa Barat
Depok
Jawa Barat
Karawang
22
Agroindustri
Penyamakan
Kulit
23
Agroindustri
Kayu Lapis
Jawa Barat
Cirebon
24
Agroindustri
Kina
Jawa Barat
Subang
25
Agroindustri
Air Mineral
Jawa Barat
Bekasi
26
Agroindustri
Air Mineral
Jawa Barat
Sukabumi
27
Agroindustri
Karet
Jawa Barat
Purwakarta
28
Agroindustri
Teh
Jawa Barat
Bogor
29
Agroindustri
Teh
Jawa Barat
Bandung Barat
30
Agroindustri
Teh
Jawa Barat
Subang
31
Agroindustri
Teh
Jawa Barat
Bandung Barat
32
Agroindustri
Jawa Barat
Bandung Barat
33
PT. EJIP
MPJ
Jawa Barat
Bekasi
34
PT. JABABEKA
MPJ
Jawa Barat
Bekasi
35
MPJ
Jawa Barat
Bekasi
36
PT. MM-2100
MPJ
Jawa Barat
Bekasi
37
PT. PPLI
MPJ
Jawa Barat
Bogor
38
MPJ
Susu
Kawasan
Industri
Kawasan
Industri
Kawasan
Industri
Kawasan
Industri
Pengolah
Limbah
Kawasan
Industri
Jawa Barat
Karawang
23
No
Nama Perusahaan
39
MPJ
Sektor
Tekstil
Sub Sektor
Jawa Barat
Provinsi
Bandung
Kab./Kota
40
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
41
MPJ
Jawa Barat
Depok
42
MPJ
Farmasi
Pelapisan
Logam
Jawa Barat
Bogor
43
MPJ
Makanan/Biskuit
Jawa Barat
Bekasi
44
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung Barat
45
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung Barat
46
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Karawang
47
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
48
MPJ
Farmasi
Jawa Barat
Bandung
49
MPJ
Ban
Jawa Barat
Karawang
50
MPJ
Ban
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bekasi
51
MPJ
Pelapisan
Logam
52
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung Barat
53
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung Barat
54
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
55
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bogor
56
MPJ
Pengolahaan
Logam
57
MPJ
Kertas
58
MPJ
59
MPJ
Pelapisan
Logam
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
60
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Purwakarta
61
MPJ
Semen
Jawa Barat
Bogor
62
MPJ
Rayon
Jawa Barat
Purwakarta
63
MPJ
Semen
Jawa Barat
Bogor
64
MPJ
Semen
Jawa Barat
Cirebon
65
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Bandung
66
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Purwakarta
67
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Sumedang
68
PT. Kahatex I
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Cimahi
69
PT. Kahatex II
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Sumedang
70
MPJ
Farmasi
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bekasi
71
MPJ
Consumer
Goods
72
MPJ
Tekstil
Jawa Barat
Sumedang
73
MPJ
Farmasi
Jawa Barat
Bandung
74
MPJ
Keramik
Jawa Barat
Bekasi
75
MPJ
Kertas
Jawa Barat
Bekasi
76
MPJ
Kertas
Jawa Barat
Subang
77
MPJ
Kertas
Jawa Barat
Bogor
24
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
78
MPJ
Peleburan
Logam
79
MPJ
Kertas
Jawa Barat
Karawang
80
MPJ
Kertas
Jawa Barat
Karawang
81
MPJ
Pupuk
Jawa Barat
Karawang
82
MPJ
Elektronik
Jawa Barat
Bekasi
83
MPJ
Elektronik
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bandung
84
MPJ
Komponen
Otomotif
85
MPJ
Rayon
Jawa Barat
Purwakarta
86
MPJ
Ban
Jawa Barat
Karawang
Jawa Barat
Bogor
Jawa Barat
Bandung
Jawa Barat
Karawang
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bekasi
87
MPJ
88
MPJ
Pelapisan
Logam
Farmasi
89
MPJ
Otomotif
90
MPJ
91
MPJ
92
MPJ
93
94
Consumer
Goods
Pelapisan
Logam
Ritslulting
Jawa Barat
Bekasi
PEM
Energi
Geothermal
Jawa Barat
Garut
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Bekasi
95
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Karawang
96
PEM
Tambang
Mineral
Jawa Barat
Bogor
97
PEM
Energi
Geothermal
Jawa Barat
Sukabumi
98
PEM
Energi PLTGU
Jawa Barat
Bekasi
99
PEM
Energi PLTP
Jawa Barat
Sukabumi
100
PEM
Energi
Geothermal
Jawa Barat
Bandung
101
PEM
Energi PLTG
Jawa Barat
Cirebon
102
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Indramayu
103
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Cikampek
104
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Tasikmalaya
105
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Bandung
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Bandung
107
PEM
Migas UP
Jawa Barat
Indramayu
108
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Subang
109
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bandung
106
110
PEM
Energi
Geothermal
111
PEM
Migas EP
Jawa Barat
Indramayu,
Majalengka
112
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Indramayu
113
PEM
Migas Distribusi
Jawa Barat
Bandung
25
No
Nama Perusahaan
114
PEM
Sektor
115
PEM
Sub Sektor
Energi PLTGU
Energi
Geothermal
Provinsi
Kab./Kota
Jawa Barat
Bekasi
Jawa Barat
Bandung
26
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
PG. Mojo
Agroindustri
Gula
Jawa Tengah
Agroindustri
Gula
Jawa Tengah
Agroindustri
Minuman Ringan
Jawa Tengah
Agroindustri
Minuman Ringan
Jawa Tengah
Tegal
Agroindustri
Gula
Jawa Tengah
Kendal
Agroindustri
Plywood
Jawa Tengah
Kendal
Agroindustri
Bahan makanan
Jawa Tengah
Salatiga
Agroindustri
Gula
Jawa Tengah
Klaten
PT. SARIHUSADA
Agroindustri
Susu
Jawa Tengah
Klaten
10
PT. Sosro
Agroindustri
Minuman Ringan
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Semarang
11
Agroindustri
Pengolahan
Kentang
12
MPJ
Hotel
Jawa Tengah
Semarang
13
MPJ
Hotel
Jawa Tengah
Semarang
14
Hotel Lor In
MPJ
Hotel
Jawa Tengah
Solo
15
MPJ
Hotel
Jawa Tengah
Solo
16
Kubota Indonesia
MPJ
Mesin
Jawa Tengah
17
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
18
MPJ
Sepatu
Jawa Tengah
19
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Semarang
20
MPJ
Industri Kimia
Jawa Tengah
Semarang
21
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Sukowarjo
22
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Kota Salatiga
23
PT. Duniatex
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
24
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
25
MPJ
Elektronik
Jawa Tengah
26
MPJ
Semen
Jawa Tengah
Cilacap
27
MPJ
Industri Kimia
Jawa Tengah
Karang Anyar
28
MPJ
Pelapisan logam
Jawa Tengah
Kota Semarang
29
PT. Iskandartex
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
30
PT. Konimex
MPJ
Farmasi
Jawa Tengah
31
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
32
PT. Lokatex
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
33
MPJ
Karoseri Kendaraan
Jawa Tengah
Magelang
34
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Karanganyar
35
MPJ
Farmasi
Jawa Tengah
Kota Semarang
36
PT. Pismatex
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Semarang
Sukoharjo
27
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
37
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Batang
38
MPJ
Kertas
Jawa Tengah
Kudus
39
MPJ
Pelapisan logam
Jawa Tengah
Kota Semarang
40
MPJ
Keramik
Jawa Tengah
41
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Karang Anyar
42
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Karang Anyar
43
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Sukoharjo
44
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Kota Salatiga
45
MPJ
Tekstil
Jawa Tengah
Sukoharjo
46
MPJ
Rumah Sakit
Jawa Tengah
47
MPJ
Rumah Sakit
Jawa Tengah
Semarang
48
MPJ
Rumah Sakit
Jawa Tengah
Semarang
49
PLTU Rembang
PEM
Energi PLTU
Jawa Tengah
Rembang
50
PEM
Energi Geothermal
Jawa Tengah
Wonosobo
51
PEM
Energi
PLTG/PLTU/PLTGU
Jawa Tengah
Kota Semarang
52
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Tegal
53
PEM
Migas UP
Jawa Tengah
Cilacap
54
PEM
Migas UP
Jawa Tengah
Cilacap
55
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Boyolali
56
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Semarang
57
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
58
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Cilacap
59
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Cilacap
60
PEM
Energi PLTU
Jawa Tengah
Jepara
61
PEM
Energi PLTU
Jawa Tengah
Cilacap
62
PEM
Migas Distribusi
Jawa Tengah
Cilacap
28
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Kopi
Jawa Timur
Sidoarjo
Agroindustri
Pengolahan Ikan
Jawa Timur
Pasuruan
PT. Campina
Agroindustri
Es Cream
Jawa Timur
Surabaya
Agroindustri
Pengolahan Jamur
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Rokok
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Mie
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Susu
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Pakan Ternak
Jawa Timur
Sidoarjo
10
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Malang
11
Agroindustri
Plywood
Jawa Timur
Probolinggo Kota
12
Agroindustri
Susu
Jawa Timur
Pasuruan
13
Agroindustri
Cerutu
Jawa Timur
Jember
14
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Jombang
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Mojokerto
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Sidoarjo
15
16
17
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Nganjuk
18
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Kediri
19
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Tulung Agung
20
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Kediri
21
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Kediri
22
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Jombang
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Sidoarjo
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Sidoarjo
23
24
25
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Situbondo
26
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Lumajang
27
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Pasuruan
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Madiun
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Bondowoso
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Magetan
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Jember
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Madiun
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Malang
28
29
30
31
32
33
29
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
34
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Malang
35
Agroindustri
Gula
Jawa Timur
Madiun
36
Agroindustri
Agar-agar
Jawa Timur
Pasuruan
37
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Gresik
38
MPJ
MSG
Jawa Timur
Mojokerto
39
MPJ
MSG
Jawa Timur
Pasuruan
40
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Malang
41
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Banyuwangi
42
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Probolinggo
43
MPJ
MSG
Jawa Timur
Gresik
44
MPJ
Industri Kimia
Jawa Timur
Malang
45
MPJ
Pelapisan logam
Jawa Timur
Surabaya
46
MPJ
Farmasi
Jawa Timur
Malang
47
MPJ
Lampu
Jawa Timur
Surabaya
48
MPJ
Keramik
Jawa Timur
Surabaya
49
MPJ
MSG
Jawa Timur
Probolinggo
50
MPJ
Semen
Jawa Timur
Tuban
51
MPJ
Pelapisan logam
Jawa Timur
Surabaya
52
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Mojokerto
53
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Gresilk
54
MPJ
Kertas
Jawa Timur
Kediri
55
MPJ
Pelapisan logam
Jawa Timur
Gresilk
56
MPJ
Consumer Goods
Jawa Timur
Surabaya
57
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Gresik
58
Instalasi Surabaya
PEM
Migas Distribusi
Jawa Timur
Surabaya
59
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Bojonegoro
60
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Sumenep
61
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Gresik
62
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Sidoarjo
63
PEM
Energi PLTGU
Jawa Timur
Pasuruan
64
PEM
Energi PLTD
Jawa Timur
Surabaya
65
PEM
Energi PLTU
Jawa Timur
Probolinggo
66
PEM
Energi PLTU
Jawa Timur
Probolinggo
67
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Sidoarjo
68
PEM
Migas Distribusi
Jawa Timur
Surabaya
69
PEM
Energi PLTGU
Jawa Timur
Gresik
70
PEM
Energi PLTU
Jawa Timur
Probolinggo
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Sumenep
PEM
Migas EP
Jawa Timur
Surabaya
71
72
30
Nama Perusahaan
Sektor
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Ketapang
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Sambas
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Sintang
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Bengkayang
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Agroindustri
Plywood
Kalimantan Barat
Sanggau
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
Kota Pontianak
10
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Ketapang
11
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
Pontianak
12
Agroindustri
Makanan
Kalimantan Barat
Kab. Pontianak
13
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Skadau
14
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
15
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Sekadau
16
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
Pontianak
17
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Sanggau
18
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Kab. Ketapang
19
Agroindustri
Kalimantan Barat
20
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
21
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Barat
Melawi
22
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
23
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
Pontianak
24
Agroindustri
Karet
Kalimantan Barat
Kota Pontianak
25
Hotel Mercure
MPJ
Hotel
Kalimantan Barat
Kota Pontianak
26
MPJ
Hotel
Kalimantan Barat
pontianak
27
PEM
Tambang Bauksit
Kalimantan Barat
Kab. Sanggau
28
PEM
Tambang Bauksit
Kalimantan Barat
Kab. Ketapang
PEM
Energi PLTU
Kalimantan Barat
Kota Pontianak
PEM
Energi PLTD
Kalimantan Barat
pontianak
29
30
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
31
Nama Perusahaan
Sektor
Agroindustri
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Plywood
Kalimantan Selatan
Kota Banjarmasin
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Selatan
Kotabaru
Agroindustri
Agroindustri
Agroindustri
Kalimantan Selatan
Agroindustri
Kalimantan Selatan
Agroindustri
Karet
Kalimantan Selatan
Banjar
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Selatan
Kota Baru
10
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Selatan
Kota Baru
11
Agroindustri
Sawit
Kalimantan Selatan
12
Agroindustri
Kalimantan Selatan
13
Agroindustri
Kalimantan Selatan
14
MPJ
Kalimantan Selatan
15
MPJ
Kalimantan Selatan
Barito Kuala
16
MPJ
Kalimantan Selatan
Barito Kuala
17
MPJ
Hotel
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
18
Hotel Aston
MPJ
Hotel
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
19
MPJ
Semen
Kalimantan Selatan
Kota Baru
20
MPJ
RS
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
21
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
22
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
23
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tapin, Banjar
24
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tapin, Banjar
25
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Laut
26
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
27
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
28
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Kotabaru
29
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tabalong
30
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tabalong
31
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
32
PD. Baratala
PEM
Kalimantan Selatan
Tanah Laut
33
PEM
Migas
Kalimantan Selatan
Tabalong
34
PEM
Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Laut
35
PEM
Batubara
Kalimantan Selatan
Kotabaru
36
PT. Nyiwan
PEM
Biji Besi
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
Karet
Kalimantan Selatan
Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin
32
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
37
PEM
Energi PLTU
Kalimantan Selatan
Tanah Laut
38
PEM
Tambang Mineral
Kalimantan Selatan
Kotabaru
39
PT. Baramarta
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Banjar
40
PEM
Tambang Batubara
Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu
33
11. Daftar Industri Peserta PROPER Dekonsentrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
Kab./Kota
Agroindustri
Sawit
Kab. Belitung
Agroindustri
Sawit
Agroindustri
Sawit
Agroindustri
Karet
Agroindustri
Agroindustri
Sawit
Agroindustri
Sawit
Agroindustri
Sawit
Agroindustri
Sawit
10
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Bangka
Tengah&Banka
Selatan
11
PEM
Migas Distribusi
Kep. Bangka
Belitung
Pangkal Pinang
12
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Bangka Induk
13
PEM
Energi PLTD
Kep. Bangka
Belitung
Bangka Induk
14
PEM
15
PEM
Tambang
Mineral
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Kep. Bangka
Belitung
16
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Bangka Induk
17
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Bangka Selatan
18
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Belitung Timur
19
PEM
Tambang
Mineral
Kep. Bangka
Belitung
Bangka Barat
Bangka
Bangka Barat
Bangka
Bangka Barat
Belitung Timur
Belitung Timur
Bangka
Belitung
Bangka Barat
Bangka Barat
34
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Utara
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Timur
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Tengah
Agroindustri
Peternakan
Lampung
Lampung Tengah
Agroindustri
Pengalengan
Nenas
Lampung
Lampung Tengah
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Tengah
5
6
Agroindustri
Gula
Lampung
Lampung Tengah
Agroindustri
Gula
Lampung
Lampung Tengah
Agroindustri
Gula
Lampung
Tulang Bawang
10
Agroindustri
Nenas
Lampung
Way Kanan
11
Agroindustri
Etanol
Lampung
Lampung Utara
12
Agroindustri
Sawit
Lampung
Lampung Tengah
13
Agroindustri
Gula
Lampung
Lampung Utara
14
Agroindustri
Sawit
Lampung
Lampung Selatan
15
Agroindustri
Karet
Lampung
Lampung Selatan
16
Agroindustri
Karet
Lampung
Lampung Selatan
17
Agroindustri
Karet
Lampung
Way Kaman
18
Agroindustri
Peternakan
Lampung
Lampung Tengah
19
Agroindustri
Olahan Kelapa
Lampung
Lampung Selatan
20
Agroindustri
Sawit
Lampung
Tulang Bawang
21
Agroindustri
Gula
Lampung
Tulang Bawang
22
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Tulang Bawang
23
Agroindustri
Sawit
Lampung
Lampung Tengah
Lampung
Way Kanan
24
Agroindustri
Pengalengan
Nenas
25
PT.Nestle - Nescafe
Agroindustri
Kopi
Lampung
Lampung Selatan
26
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Tengah
27
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Mesuji
28
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Timur
29
Agroindustri
Karet
Lampung
Pesawaran
30
Agroindustri
Tapioka
Lampung
Lampung Timur
31
MPJ
Lampung
Lampung Selatan
32
MPJ
Lampung
Bandar Lampung
33
MPJ
Lampung
Lampung Timur
34
MPJ
Lampung
BD. LPG
Semen
35
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
35
MPJ
Karbon Aktif
Lampung
Lampung Selatan
36
PEM
Migas Distribusi
Lampung
Kota Bandar
Lampung
37
PEM
Energi PLTD
Lampung
Lampung Selatan
36
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Pengalengan
Ikan
Maluku
Kab. Maluku
Tengah
Agroindustri
Pengalengan
Ikan
Maluku
Kota Tual
Agroindustri
Cold Storage
Maluku
Maluku Tengah
Agroindustri
Kayu Lapis
Maluku
Kab. Buru
MPJ
Rumah Sakit
Maluku
Ambon
Maluku
Maluku
Tambang
Tembaga
Tambang
Emas
PEM
PEM
PEM
Migas
Maluku
Maluku Tenggara
Barat
PEM
Tambang Nikel
Maluku
37
14. Daftar Industri Peserta PROPER Dekonsentrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Agar-Agar
NTB
Amanwana Resort
MPJ
Hotel
NTB
Sumbawa
Holiday Resort
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
MPJ
Hotel
NTB
Mataram
MPJ
Hotel
NTB
Mataram
MPJ
Hotel
NTB
Mataram
MPJ
Hotel
NTB
Mataram
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
Novotel
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Tengah
10
Qunci Villas
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
11
MPJ
RS
NTB
Mataram
12
MPJ
RS
NTB
Mataram
13
Sanggigi Beach
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
14
Sheraton
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
15
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
16
The Oberoi
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Utara
17
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Barat
18
Villa Ombak
MPJ
Hotel
NTB
Lombok Utara
19
PEM
Energi
NTB
Sumbawa
20
PEM
Energi
NTB
Kota Bima
21
PLTD Taman
PEM
Energi
NTB
Mataram
22
PEM
Energi
NTB
Mataram
23
PEM
Pertambangan
NTB
Sumbawa Barat
24
PEM
Migas Distribusi
NTB
Ampenan
25
PEM
Migas Distribusi
NTB
Badas
26
PEM
Migas Distribusi
NTB
Bolo
38
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
PMKS
Riau
Pelelawan
Agroindustri
PMKS
Riau
Rohul
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hilir
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
Agroindustri
Sawit
Riau
Siak
Agroindustri
PMKS
Riau
Kampar
Agroindustri
Riau
Kuansing
Agroindustri
Riau
Rokan Hulu
Agroindustri
Karet
Riau
Kampar
10
Agroindustri
Minyak Goreng
Riau
Dumai
11
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
12
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
13
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
14
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
15
Agroindustri
Sawit
Riau
Siak
16
Agroindustri
Riau
Siak
17
Agroindustri
Riau
Pelalawan
18
Agroindustri
Riau
Siak
19
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hulu
20
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hulu
21
Agroindustri
Sawit
Riau
Siak
22
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hulu
23
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hilir
24
Agroindustri
Sawit
Riau
Kampar
25
Agroindustri
Minyak Kelapa
Riau
Indragiri Hilir
26
Agroindustri
Riau
Kampar
27
Agroindustri
Sawit
Riau
Rokan Hilir
28
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
29
Agroindustri
Riau
Rokan Hulu
30
Agroindustri
Sawit
Riau
Pelalawan
31
Agroindustri
Sawit
Riau
Kampar
32
Agroindustri
Karet
Riau
Indragiri Hulu
33
Agroindustri
Sawit
Riau
Indragiri Hulu
34
Agroindustri
Minyak Goreng
Riau
Kota Dumai
35
Agroindustri
PMKS
Riau
Kampar
36
MPJ
Riau
Siak
Sawit
39
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
37
PT. Indofood
MPJ
Riau
Pekanbaru
38
MPJ
Riau
Pelalawan
39
MPJ
Rumah Sakit
Riau
Pekanbaru
40
MPJ
Rumah Sakit
Riau
Pekanbaru
41
PEM
Migas EP
Riau
42
PEM
Migas EP
Riau
Kota Pekanbaru
43
PEM
Migas EP
Riau
Kota Pekanbaru
44
PEM
Migas EP
Riau
Meranti
45
PEM
Migas EP
Riau
46
Petro Selat
PEM
Riau
Siak
47
PEM
Riau
Bengkalis
48
PEM
Riau
Rokan Hilir
49
PEM
Riau
Siak
50
PEM
Migas EP
Riau
Indragiri Hulu
51
PEM
Migas UP
Riau
Dumai
52
PT. Patra SK
PEM
Migas UP
Riau
Kota Dumai
53
PEM
Migas Distribusi
Riau
Kota Dumai
54
PEM
Migas UP
Riau
Kota Dumai
55
PEM
Migas UP
Riau
Bengkalis
56
PEM
Migas Distribusi
Riau
Pekanbaru
57
PEM
Migas EP
Riau
Indragiri Hulu,
Pelalawan, dan Siak
58
PEM
Energi PLTD
Riau
Pekanbaru
59
PEM
Tambang
Batubara
Riau
Indragiri Hulu
40
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
PT. Berdikari
Agroindustri
Tepung terigu
Sulawesi Selatan
Makassar
Agroindustri
Karet
Sulawesi Selatan
Bulu Kumba
Agroindustri
Gula Rafinasi
Sulawesi Selatan
Makassar
Agroindustri
Gula
Sulawesi Selatan
Bone
MPJ
Rumah Sakit
Sulawesi Selatan
Makassar
Hotel Sahid
MPJ
Hotel
Sulawesi Selatan
Makassar
MPJ
Kawasan Industri
Sulawesi Selatan
Kota Makassar
PT. Barawaja
MPJ
Baja
Sulawesi Selatan
Makassar
MPJ
Mebel
Sulawesi Selatan
Makassar
10
MPJ
Semen
Sulawesi Selatan
Maros
11
MPJ
Semen
Sulawesi Selatan
Pangkep
12
MPJ
Pelapisan logam
Sulawesi Selatan
Kota Makassar
13
PEM
Migas EP
Sulawesi Selatan
Wajo
14
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Selatan
Makassar
15
PEM
Energi PLTGU
Sulawesi Selatan
Wajo
16
PEM
Tambang
Sulawesi Selatan
Pangkep
17
PEM
Tambang Mineral
Sulawesi Selatan
Luwu Timur
18
PEM
Energi PLTD
Sulawesi Selatan
Pinrang
19
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Selatan
Kota Palopo
20
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Selatan
Pare pare
21
PEM
Energi PLTD
Sulawesi Selatan
Makassar
41
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Sawit
Sulawesi Tengah
Kab. Buol
Agroindustri
Pengolahan Udang/Ikan
Sulawesi Tengah
Luwuk
Agroindustri
Sawit
Sulawesi Tengah
Morowali
RSUD Undata
MPJ
RS
Sulawesi Tengah
Palu
PEM
Migas EP
Sulawesi Tengah
Luwuk
PEM
Tambang Nikel
Sulawesi Tengah
Morowali
42
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
IKAN BEKU
Provinsi
Sulawesi Utara
Kab./Kota
Agroindustri
Agroindustri
Bitung
Agroindustri
IKAN BEKU
Sulawesi Utara
Bitung
PT. AKE
Agroindustri
Air Mineral
Sulawesi Utara
Minahasa Utara
PT. Cargill
Agroindustri
Minyak Goreng
Sulawesi Utara
Minahasa Selatan
Agroindustri
Sulawesi Utara
Minahasa Utara
Agroindustri
Sulawesi Utara
Agroindustri
Sulawesi Utara
Bitung
Agroindustri
Minyak Kelapa
Sulawesi Utara
Kota Bitung
10
Agroindustri
Air Mineral
Sulawesi Utara
Minahasa Utara
11
Agroindustri
Minyak Goreng
Sulawesi Utara
Bitung
12
SARI CAKALANG, PT
Agroindustri
IKAN KAYU
Sulawesi Utara
Bitung
13
MPJ
HOTEL
Sulawesi Utara
14
MPJ
Hotel
Sulawesi Utara
Manado
15
MPJ
Hotel
Sulawesi Utara
Manado
16
MPJ
HOTEL
Sulawesi Utara
17
MPJ
HOTEL
Sulawesi Utara
18
MPJ
HOTEL
Sulawesi Utara
19
Peninsula Hotel
MPJ
Hotel
Sulawesi Utara
Manado
20
MPJ
Manufaktur
Sulawesi Utara
Minahasa Utara
21
RSU Kandau
MPJ
Rs
Sulawesi Utara
Manado
22
Sedona Hotel
MPJ
Hotel
Sulawesi Utara
Manado
23
MPJ
Hotel
Sulawesi Utara
Manado
24
Depot Bitung
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Utara
Bitung
25
PEM
HOTEL
Sulawesi Utara
26
PEM
Tambang Mineral
Sulawesi Utara
Bolaang
Mongondow
27
PEM
Mineral
Sulawesi Utara
Minahasa
28
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Utara
Kab. Kepulauan
Sangihe
29
PEM
Migas Distribusi
Sulawesi Utara
Manado
30
PEM
Energi
Geothermal
Sulawesi Utara
Minahasa
danTomohon
31
PEM
Energi PLTD
Sulawesi Utara
Bitung
Sulawesi Utara
43
Nama Perusahaan
Sektor
AMP Plantation, PT
Agroindustri
Sawit
Sub Sektor
Sumatera Barat
Provinsi
Kota Padang
Kab./Kota
PT. Agrowiratama
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Sawalunto Sijunjung
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Dharmasraya
Agroindustri
Karet
Sumatera Barat
Kota Padang
Agroindustri
Tapioka
Sumatera Barat
Kab. Agam
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Pasaman
10
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Kab. Agam
11
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
12
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Dharmasraya
13
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Dharmas Raya
14
Agroindustri
Karet
Sumatera Barat
Kota Padang
15
Agroindustri
Sawit
Sumatera Barat
Dharmasraya
16
MPJ
Hotel
Sumatera Barat
Kota Padang
17
MPJ
Hotel
Sumatera Barat
Kota Bukittinggi
18
MPJ
Semen
Sumatera Barat
Kota Padang
19
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Barat
Kota Padang
20
RS Yos Sudarto
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Barat
Kota Padang
21
PEM
Batubara
Sumatera Barat
Kab. Sawahlunto
22
PEM
Energi PLTG
Sumatera Barat
Kota Padang
23
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Barat
Kota Padang
24
PEM
Energi PLTU
Sumatera Barat
44
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
Kota Palembang
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
Kota Palembang
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Muara Enim
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Rawas
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
10
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
11
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
Kota Palembang
12
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
13
Agroindustri
Gula
Sumatera Selatan
Ogan Ilir
14
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
15
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
Musi Rawas
16
Agroindustri
Karet
Sumatera Selatan
Kota Palembang
17
Agroindustri
Sawit
Sumatera Selatan
18
MPJ
Hotel
Sumatera Selatan
Palembang
19
MPJ
Sumatera Selatan
20
Pupuk Sriwijaya
MPJ
Pupuk
Sumatera Selatan
21
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Selatan
22
RS RK Charitas
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Selatan
23
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Selatan
24
Semen Baturaja
MPJ
Semen
Sumatera Selatan
25
PEM
Energi PLTGU
Sumatera Selatan
26
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
27
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
28
PEM
Energi PLTG
Sumatera Selatan
Kota Palembang
29
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Muara Enim
30
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
31
PEM
Energi PLTG
Sumatera Selatan
Lahat
32
PEM
Batubara
Sumatera Selatan
33
PEM
Tambang
Batubara
Sumatera Selatan
Muara Enim
34
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Muara Enim
45
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
35
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
36
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Musi Rawas
37
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
38
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Selatan
39
PEM
Migas UP
Sumatera Selatan
Kab. Banyuasin
40
PEM
Migas UP
Sumatera Selatan
41
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Muara Enim
42
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
43
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Muara Enim
44
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Muara Enim
45
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Selatan
46
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Selatan
Kota Palembang
47
PEM
Energi PLTG
Sumatera Selatan
Kota Palembang
48
PEM
Energi PLTU
Sumatera Selatan
Muara Enim
49
PEM
Energi PLTG
Sumatera Selatan
Kota Palembang
50
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Lahat
51
PEM
Migas EP
Sumatera Selatan
Musi Banyuasin
46
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
Provinsi
Kab./Kota
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Asahan
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Simalungun
Agroindustri
Tapioka
Sumatera Utara
Kota Pematang
Siantar
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Simalungun
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Labuhan Batu
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Langkat
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Batubara
Agroindustri
Minyak Goreng
Sumatera Utara
Batubara
10
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Simalungun
11
Agroindustri
Gula
Sumatera Utara
Langkat
12
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Langkat
13
Agroindustri
Gula
Sumatera Utara
Langkat
14
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Langkat
15
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Labuan Batu
16
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Labuan Batu
17
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Asahan
18
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Simalungun
19
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Langkat
20
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Deli Serdang
21
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Labuan Batu
22
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Labuhan Batu
23
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Batubara
24
Agroindustri
Sawit
Sumatera Utara
Serdang Begadai
25
Agroindustri
Pulp
Sumatera Utara
Toba Samosir
26
PTPN IV RAMBUTAN
Agroindustri
Karet
Sumatera Utara
Serdang Begadai
27
MPJ
Sumatera Utara
28
MPJ
Sumatera Utara
29
MPJ
Sumatera Utara
30
MPJ
Sumatera Utara
31
MPJ
Sumatera Utara
32
Hotel JW Marriott
MPJ
33
MPJ
34
MPJ
35
36
37
Sumatera Utara
Sumatera Utara
Medan
Sumatera Utara
Medan
MPJ
Kawasan Industri
Sarung Tangan
Karet
Asbes
Sumatera Utara
Medan
MPJ
Industri Kimia
Sumatera Utara
Medan
MPJ
Oleocemical
Sumatera Utara
Medan
38
MPJ
Peleburan Logam
Sumatera Utara
Medan
39
MPJ
Peleburan Logam
Sumatera Utara
Batubara
40
MPJ
Peleburan Logam
Sumatera Utara
Medan
41
MPJ
Hotel
Sumatera Utara
Medan
47
No
Nama Perusahaan
Sektor
Sub Sektor
MPJ
43
MPJ
44
MPJ
Kertas
Sumatera Utara
45
RS Adam Malik
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
46
RS Dr. Pirngadi
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
47
RS Herna
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
48
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
49
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
Medan
50
MPJ
Rumah Sakit
Sumatera Utara
Medan
51
PEM
Migas EP
Sumatera Utara
Langkat
52
PEM
Energi PLTD
Sumatera Utara
Medan
53
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Utara
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Utara
Kota Binjai
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Utara
Langkat
PEM
Pemasaran
Sumatera Utara
Kota Pematang
Siantar
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Utara
Medan
PEM
Migas EP
Sumatera Utara
Langkat
Sumatera Utara
Karo
Sumatera Utara
Kota Medan
55
56
57
58
Sumatera Utara
Kab./Kota
54
Oleocemical
Provinsi
42
Medan
Sumatera Utara
Medan
59
PEM
60
PEM
Energi
Geothermal
Migas Distribusi
61
PEM
Migas Distribusi
Sumatera Utara
Kota Pematang
Siantar
62
PEM
Pembangkit
Listrik
Sumatera Utara
Kota Medan
63
PEM
Energi
PLTU/PLTGU
Sumatera Utara
Kota Medan
48
LAMPIRAN 3
FORMAT BERITA ACARA HASIL PENGAWASAN PROPER
BERITA ACARA
PENGAWASAN PENAATAN LINGKUNGAN HIDUP
Pada hari ini, ........ tanggal ....... bulan ........... tahun ............., pukul ........ Waktu Indonesia Bagian ........, di
Desa .........., Kecamatan ..........., Kabupaten ............, Provinsi .........., kami yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama
: .........................................
Instansi
: .........................................
NIP./No. PPLH
: ..................../ ..........
Pangkat/Gol.
: ............ ....../ ...........
Jabatan
: ...............................................................................................................
...............................................................................................................
NIP./No. PPLH
Jabatan
Alamat
Nama
Jabatan
:
:
Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pengawasan
Pengendalian Pencemaran Air dan Udara yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan verifikasi teknis.
Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran
Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.
Pejabat Pengawas LH - KLH
Nama :
Perusahaan
Nama : .......................
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd:
49
: ................................................
Hari/Tanggal
: ................................................
A. UMUM
Nama Perusahaan
Tahun Berdiri/beroperasi :
Jenis Industri :
Luas Area :
Jumlah Karyawan :
Terpasang (Izin) :
Riil :
Bahan Baku :
Bahan Penolong :
Dokumen Lingkungan :
Inspeksi Terakhir :
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
50
B. AMDAL/UKL-UPL
Berisi tentang informasi persetujuan kelayakan lingkungan, instansi yang memberikan persetujuan dan
hasil evaluasi kesesuaian antara pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan di dalam
AMDAL/UKL-UPL dengan kondisi operasi kegiatan saat ini.
Contoh :
Persetujuan Kelayakan Lingkungan telah diperoleh melalui surat Keputusan Bupati AA
no.660.5/K.205/2010 tertanggal 15 Maret 2010, perihal Kelayakan Lingkungan Kegiatan Pertambangan
Batubara Kapasitas Produksi Hingga 70 Juta Ton/Tahun oleh PT. AAA Luas Areal kurang lebih 90.938
ha, di Kecamatan BB, Kabupaten CC, Provinsi FF.
1. Status perizinan pembuangan air limbah. Cantumkan Nomor Surat Izin Pembuangan Air Limbah,
instansi yang mengeluarkan, tanggal disahkan dan masa berlaku izin
Contoh:
PT. AAA sudah memiliki izin pembuangan air limbah domestik dari Bupati AAA dengan Nomor:
2106 Tahun 2006 dan berlaku selama 5 tahun.
2. Sumber air limbah beserta titik koordinat penaatan. Cantumkan nama outlet, lokasi pembuangan, titik
koordinat penaatan dan sumber air limbah berasal dari mana?
Contoh:
No
Nama Outlet
Lokasi
1.
Outlet A
AAA
2.
Outlet B
BBB
Koordinat
Sumber
S: 02 4921,9
E: 104 o0459,7
S: 02o4925,5
E: 104 o0446,6
Keterangan
3. Status ketaatan terhadap pemenuhan baku mutu. Evaluasi hasil pelaporan data swapantau Perusahaan
dengan cara membuat table hasil swapantau, apakah memenuhi baku mutu atau tidak?
Contoh:
Outlet WWTP
pH
COD
Mei
7,03
Juni
8,29
Juli
7
Tahun 2010
Agust
Sept
7,57
8,37
Okt
8,15
Nov
8,02
Des
8,04
BML
6-9
36
200 mg/L
8,49
1,5
4,9
0,06
0,01
0,22
0,34
0,51
25 mg/L
Amonia
H2S
0,03
0,02
0,02
0,01
0,01
0,04
0,05
0,02
0,06
0,02
0,06
0,01
0,02
0,01
0,02
0,03
5 mg/L
0,5 mg/L
Phenol Total
0,02
0,05
0,09
0,06
0,05
0,05
0,01
0,52
2 mg/L
Suhu
20
10
15
25
30
35
25
20
45 oC
TDS
50
20
49
30
88
77
65
78
400 mg/L
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
Ket.
51
4. Status ketaatan terhadap parameter baku mutu. Evaluasi baku mutu apa yang digunakan Perusahaan
untuk memantau kualitas air limbah apakah sudah sesuai dengan peraturan lingkungan atau izin
pembuangan air limbah yang berlaku.
Contoh:
PT. AAA sudah mengukur kualitas air limbah dengan menggunakan parameter Baku Mutu air
limbah terproduksi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010 di outletoutlet bak kontrol (Oil Catcher) di masing-masing Stasiun Pengumpul yaitu parameter pH, Suhu,
Minyak dan Lemak, H2S, NH3-N, Phenol Total, TDS dan COD.
5. Status ketaatan terhadap pelaporan. Evaluasi ketaatan terhadap pelaporan apakah frekuensi
pengukuran dan pelaporan yang dilakukan oleh Perusahaan sudah sesuai dengan peraturan
lingkungan atau izin pembuangan air limbah yang berlaku.
Contoh:
PT. AAA sudah melakukan pengukuran kualitas air limbah terproduksi yang dibuang ke lingkungan
pada outlet-outlet IPAL di masing-masing Stasiun Pengumpul. Pengukuran kualitas air limbah
tersebut dilakukan oleh Laboratorium XX yang terakreditasi setiap 1 bulan sekali dan sudah
melaporkannya tiap 3 bulan sekali kepada BLH Kabupaten AAA, BLH Provinsi BBB dan
Kementerian Lingkungan Hidup.
6. Status ketaatan terhadap ketentuan teknis. Evaluasi dan verifikasi lapangan apakah perusahaan sudah
menggunakan laboratorium yang terakreditasi atau rujukan Gubernur dalam pengambilan sampel air
limbah, apakah sudah memisahkan saluran air limbah dnegan saluran limpasan air hujan, apakah
IPAL dan saluran air limbah yang kedap air, apakah ditemukan saluran by pass (tanpa melalui
pengolahan air limbah) dan apakah ada proses pengenceran air limbah?
Contoh:
1. PT. AAA sudah menggunakan laboratorium yang terakreditasi untuk pengukuran kualitas air
limbah yaitu PT. CCC Provinsi XX.
2. PT. AAA sudah memisahkan saluran air limbah dan saluran limpasan air hujan.
3. PT. AAA Asset sudah membuat saluran air limbah yang kedap air.
4. Pada saat pemantauan di lokasi SP A, Tim Pengawas PROPER menemukan air limbah yang
tidak dikelola di IPAL.
7. Informasi Lain
Cantumkan seluruh informasi/fakta/temuan yang berkaitan dengan ketentuan Pengendalian
Pencemaran Air.
Lampirkan data analisis swapantau perusahaan yang dilakukan oleh Laboratorium yang
terakreditasi atau rujukan Gubernur.
Status Ketaatan terhadap titik penaatan. Cantumkan nama sumber emisi, bahan bakar emisi,
kapasitas atau daya pengemisi, apakah memiliki cerobong dan penempatan lubang sampel sudah
sesuai Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
52
Contoh:
Emisi udara dari kegiatan PT. AAA berasal dari sumbersumber sebagai berikut:
No.
Nama
Sumber
Emisi (Kode
Cerobong)
Bahan
Bakar
Kapasitas
1.
2.
KKJ-DR#1
KKJ-DR#2
Gas
Gas
860 HP
860 HP
Diameter
Stack
(inch)
Tinggi
Stack
(m)
Tinggi
Lubang
Sampling
dari
elbow
(m)
Memiliki
Sarana
Sampling
Keterangan
8
8
20
20
1,7
1,7
Ya
Ya
Stack Horizontal
Stack Horizontal
2.
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu. Evaluasi baku mutu apa yang digunakan Perusahaan untuk
memantau kualitas udara emisi apakah sudah sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku
Contoh:
PT. AAA sudah mengukur kualitas udara emisi dengan menggunakan parameter Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 di seluruh cerobong pengemisi.
3.
Status ketaatan terhadap pelaporan. Evaluasi ketaatan terhadap pelaporan apakah frekuensi
pengukuran dan pelaporan yang dilakukan oleh Perusahaan sudah sesuai dengan peraturan
lingkungan yang berlaku.
Contoh:
a. PT. AAA sudah menghitung Beban Pencemaran Udara Emisi, sebagaimana ketentuan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi.
b. PT. AAA sudah melakukan pengukuran kualitas udara emisi di seluruh cerobong pengemisi.
Pengukuran kualitas udara emisi tersebut dilakukan oleh Laboratorium XX dan sudah
melaporkannya kepada BLH Kabupaten BBB, BLH Provinsi XX dan Kementerian Lingkungan
Hidup setiap 6 bulan sekali.
4.
Status ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu. Evaluasi hasil pelaporan data swapantau
Perusahaan dengan cara membuat table hasil swapantau, apakah memenuhi baku mutu atau tidak?
Contoh:
Status pemantauan dan hasil pemantauan saat ini adalah sebagai berikut:
No.
Nama
Sumber
Emisi
KKJ-DR#1
KKJ-DR#2
Lokasi
Kaji
Kompressor
Kaji
Kompressor
Pemantauan Total
Partikulat (150 mg/Nm3)
2010
Semester 1
Semester 2
1,32
1,12
Pemantauan SO2
(800 mg/Nm3)
2010
Semester 1
Ssemester 2
0,48
0,70
Keterangan
Memenuhi
Baku Mutu
Memenuhi
Baku Mutu
5.
Status ketaatan terhadap ketentuan teknis. Evaluasi apakah memiliki cerobong dan penempatan
lubang sampel sudah sesuai Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
Contoh:
Seluruh cerobong pengemisi sudah dilengkapi dengan lubang sampling dan sarana pendukung
sebagaimana ketentuan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
6.
Informasi Lain
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
53
1. Status Perijinan
Jenis Perizinan
No. Izin
Masa Berlaku
Lingkup
Penyimpanan LB3
dst
Catatan:
a. Kolom Jenis Perijinan berisi tentang Jenis izin Limbah B3 yang dimiliki.
b. Kolom No. Izin berisi tentang No SK Perizinan, tanggal diterbitkan, dan instansi yang
mengeluarkan izin.
c. Kolom Masa Berlaku berisi tentang masa berlakunya izin.
Dihasilkan
Dikelola
Tersimpan
(ton)
(ton)
(ton)
Tipe
Pengelolaan
Pelaku
Pengelolaan
Kode Manifest
Catatan:
a. Kolom Jenis Limbah berisi tentang Jenis seluruh limbah B3 yang dihasilkan baik di TPS maupun di
tempat lain.
b. Kolom Dihasilkan adalah jumlah limbah B3 yang dihasilkan dalam satuan tonase.
c. Kolom Dikelola adalah jumlah limbah B3 yang dikelola dalam satuan tonase.
d. Kolom Tersimpan adalah jumlah limbah B3 yang tersimpan di Tempat Penyimpanan Semesntara
Limbah B3 dalam satuan tonase.
e. Kolom Tipe Pengelolaan berisi tentang Jenis pengelolaan: dimanfaatkan, diinsinerasi, Bioremediasi,
landfill, atau diserahkan kepada pihak ke-3 yang memiliki izin dari KLH.
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
54
f. Kolom Pelaku Pengelolaan berisi tentang apakah limbah B3 dikelola internal perusahaan atau
oleh pihak ke-3 (dicantumkan nama Perusahaan pihak ke-3nya).
g. Kolom Kode Manifest berisi tentang kode surat manifest Limbah B3.
3. Evaluasi Fasilitas Tempat Penyimpanan Limbah B3
No
1
Aspek Kelengkapan
Ketaatan
Dimensi bangunan
(dalam m)
Kapasitas penyimpanan
Ya/Tidak
Atap
Ya/Tidak
Dinding
Lantai
Ya/Tidak
10 Penerangan
11 Ventilasi
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Penataan Penyimpanan
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
55
Ya/Tidak
13
Ya/Tidak
14
15
16
Ya/Tidak
Ya/Tidak
17 Logbook/catatan
masuk limbah B3
18
19
20
21
22
23
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
56
c. Memenuhi (seluruh) persyaratan yang ditetapkan dalam ijin pengelolaan limbah B3 yang
dimiliki (disesuaikan dengan list evaluasi masing-masing perijinan yang dimiliki);
a. Melakukan pengelolaan dokumen limbah B3 (manifest) sesuai dengan ketentuan yang berlaku:
(memiliki dua salinan manifest untuk setiap pengiriman limbah B3; menyampaikan salinan
kepada KLH; menggunakan kode dokumen yang sah, dan tujuan pengiriman yang legal)
b. Melakukan pelaporan khusus sesuai dengan ketentuan (izin) yang berlaku secara teratur (sesuai
dengan periode pelaporan yang ditetapkan; menggunakan format yang benar; disampaikan
kepada pihak-pihak sesuai persyaratan izin);
c. Catatan temuan lainnya: (data impor limbah untuk bahan baku).
d. Lampirkan pelaporan Neraca Limbah B3 dan Manifest Limbah B3.
RENCANA TINDAK :
1. Mencantumkan hal-hal yang harus ditindaklanjuti oleh perusahaan atas hasil temuan lapangan (yang
tidak sesuai ketentuan) dengan batas waktu yang disepakati bersama.
2. Mencantumkan kewajiban pelaporan data swapantau dan hasil perbaikan kepada instansi yang berkaitan
(BLH Kabupaten, BLH Provinsi, Pusat Pengelolaan Ekoregion dan Kementerian Lingkungan Hidup).
Mengetahui:
Petugas Perusahaan : (.............................................)
Cap Perusahaan
57
BERITA ACARA
PENGAMBILAN FOTO/VIDEO
Pada hari ini, ......... pukul ......... Waktu Indonesia Bagian ..............., tanggal .............. bulan ........... tahun
..............., kami Tim Pengawas Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan
Hidup telah mengambil gambar/foto/video di lokasi :
Perusahaan
: .....................................................
Alamat
: .....................................................
Telp.
Fax
: .........................
: .........................
: ...................................................
Instansi
: ...................................................
Tanda Tangan :
Pengambilan Foto/Video disaksikan dan diketahui oleh pihak perusahaan:
Nama
: .................................................
Jabatan
: ................................................
Perusahaan
Nama :
Nama :
Nama :
Nama : .......................
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd:
58
Pangkat/Gol.
...............................
...............................
...............................
Jabatan
................................
................................
................................
NIP/PPLH
......................./........
......................./........
......................./........
: .
Alamat perusahaan
: .
Jenis Industri
: .
Pengambilan contoh limbah ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Pencemaran
Lingkungan yang dilakukan oleh Tim Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Petugas Pengambil Sampel :
Nama
:
.
Instansi
: .
NIP
: .
Pangkat/Golongan
: .
Jabatan
: .
Tanda tangan
: ......................
Lokasi
Kode
Sampel
pH
Debit
Jenis
Limbah
Waktu
Keterangan
Demikian Berita Acara Pengambilan Sampel dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah
jabatan.
Saksi-Saksi :
Pejabat Pengawas LH - KLH
Perusahaan
Nama :
Nama :
Nama :
Nama : .......................
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd:
Cap Perusahaan
59
60
61
2.
62
LAMPIRAN 4
FORMAT PENGISIAN DATA SWAPANTAU PERUSAHAAN
Outlet
Kotabatak
8.5
8.02
8.13
8.32
7.89
7.28
7.1
7.02
7.12
7.35
7.41
8.73
Outlet
Petapahan
8.07
7.43
8.1
8.38
7.98
7.35
7.55
7.53
7.41
7.12
7.45
8.3
Outlet
Suram
7.58
7.53
7.99
7.97
7.58
7.17
7.2
7.24
7.33
7.08
7.83
7.75
Outlet
Lindai
7.64
7.34
7.98
7.75
7.49
7.89
7.92
7.95
7.87
7.63
7.62
7.82
BM
BM
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
63
Semester I 2010
Semester II 2010
1
1
1
1
1
1
1
1
225
0
150
150
Semester I 2011
1
1.7
1
2.42
1
3.79
2.94
1
2.14
150
64
PENGELOLAAN LIMBAH B3
CONTOH
NAMA PERUSAHAAN
SEKTOR
INDUSTRI :
LOKASI :
TIM PENILAI :
4
5
ASPEK PENILAIAN
Pendataan Jenis dan volume limbah
yang dihasilkan
Status Perizinan Pengelolaan Limbah
B3
HASIL PENAATAN
YA
SEBAGIAN
TIDAK
C. CATATAN
65
CONTOH
FORM I B
email :
asdepplb3@yahoo.com
NAMA PERUSAHAAN
N
o
ASPEK PENILAIAN
SEKTOR
INDUSTRI
:
LOKASI :
TIM
PENILAI :
YA
dilengkap
i dgn
manifest
LB3
HASIL PENAATAN
SEBAGIAN
TIDAK
dilengkapi dgn
manifest LB3
izin habis
masa berlaku
dan tidak
melakukan
perpanjangan
izin
90 %
< 50%
66
Frekuensi
tidak sesuai
izin
E
10
11
12
Frekuensi
tidak sesuai
izin
F
13
15
14
Pengelolaan Limbah B3 dengan cara tertentu, antara lain : Dumping, Re- Injeksi, dll.
16
17
18
belum
menyelesaika
n persyaratan
teknis dan
ditemukan
penyimpanga
n dalam
pelaksanaan
kegiatan
tidak sesuai
dengan
67
rencana
19
20
I
21
23
24
25
26
J
27
100% > x
50%
100%
29
< 50%
habis masa
berlaku
tidak memiliki
kontrak
kerjasama
yang sah
sedang dalam
masalah
pencemaran
lingkungan
tidak sesuai
tidak memiliki
izin
pengangkutan
LB3 di Internal
Perusahaan yg
melintas
sarana publik
> 1 bulan
28
x
22
tidak tercatat
dengan baik
tidak melakukan
pencatatan
tidak sesuai
dengan
rencana
pengelolaan
68
30
31
tidak sesuai
dengan
rencana detil
penyelesaian
dalam kurun
waktu
tertentu
69
CONTOH
FORM 3
1. TPS LIMBAH B3
NO
KETENTUAN
1
2
3
4
5
6
7
PENGEMASAN
pengemasan dilakukan sesuai dengan bentuk limbah
pengemasan dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah
pengemasan dilengkapi dengan simbol label limbah B3
penempatan sesuai jenis karakteristik limbah
kondisi kemasan bebas karat
kondisi kemasan tidak bocor
kondisi kemasan tidak meluber
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
PEMANTAUAN
memiliki logbook/catatan keluar masuk limbah
jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan logbook/catatan
20
PENGELOLAAN LANJUTAN
melakukan pengelolaan lanjutan
YA
TIDAK
KETERANGAN
ya
ya
tidak
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
tidak
ya
ya
tidak
ya
ya
tidak
ya
70
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
LAIN-LAIN
tersedia alat tanggap darurat
tersedia fasilitas P3K
memiliki SOP penyimpanan
memiliki SOP tanggap darurat
tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi
kebersihan / housekeeping baik
ya
ya
ya
ya
ya
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
20
5
tidak
80%
71
CONTOH
FORM 3
1
2
3
4
5
6
7
KETERANGAN
YA
TIDAK
KETERANGAN
PENYIMPANAN
memiliki rancang bangun sesuai dg jumlah
memiliki rancang bangun mencegah luapan limbah
lantai bangunan kedap air (10-7 cm/dtk)
dilengkapi sistem penerangan
memiliki sumur pantau upstream & downstream
bagian luar bangunan diberi simbol limbah B3
memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah
PEMANTAUAN
8 melakukan pencatatan sludge yg disimpan/bulan
9 melakukan pencatatan sludge yg dikelola/bulan
PENGELOLAAN LANJUTAN
10 melakukan pengelolaan lanjutan (SOR, kirim ke pihak
pengumpul, dll)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
LAIN-LAIN
tersedia alat tanggap darurat
tersedia fasilitas P3K
memiliki SOP penyimpanan
memiliki SOP tanggap darurat
tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi
kebersihan / housekeeping baik
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
0
20
0%
72
CONTOH
FORM 3
3. INSINERATOR
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KETENTUAN
YA
TIDAK
KETERANGAN
PENAATAN UMUM
tidak terjadi ceceran selama pengangkutan
uji limbah yang dibakar 3 bulan sekali
limbah yang dibakar sesuai izin
pengoperasian insinerator sesuai izin
PENAATAN KHUSUS
mengukur suhu gas bakar di burning chamber
mencatat jumlah dan komposisi limbah yang dibakar
suhu ruang bakar I 600-800 C (atau sesuai izin)
suhu ruang bakar II 900-1100 C (atau sesuai izin)
dilakukan proses heating up
jumlah limbah yang dibakar sesuai izin
komposisi limbah yang dibakar sesuai izin
mengukur emisi gas buang sesuai izin
memenuhi BME insinerator sesuai izin
memenuhi efisiensi pembakaran sesuai izin
PEMANTAUAN
15 memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
LAIN-LAIN
tersedia alat tanggap darurat
tersedia fasilitas P3K
memiliki SOP pengoperasian insinerator
memiliki SOP tanggap darurat
tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi
kebersihan / housekeeping baik
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
0
25
0%
73
CONTOH
Dokumen Bantu Untuk Pengisian Form 1 no. C6
FORM 3
4. BIOREMEDIASI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
KETERANGAN
YA
TIDAK
KETERANGAN
PENAATAN UMUM
Dilakukan pengujian awal (TPH,TCLP & Total logam
berat)
TPH sebelum diolah memenuhi persyaratan
desain sesuai persyaratan
permeabilitas lapisan dasar sesuai persyaratan
drainase dan pond air luapan mampu menampung
sel sesuai dengan timbulan limbah yang diolah
memiliki sumur pantau upstream & downstream
PENAATAN KHUSUS
jenis microrganism bukan merupakan rekayasa
genetic
pencampur bukan merupakan material yang
terkontaminasi LB3
sampel yang dianalisis sesuai persyaratan
sampel air tanah dan sumur pantau dilakukan
sesuai izin
PENANGANAN HASIL OLAHAN (jika ada yang sudah
selesai diolah)
uji toksikologi material hasil olahan & hasil sesuai
izin
material hasil olahan dikelola sesuai dengan
rencana kelola
material hasil olahan dimanfaatkan/ditempatkan
internal
lokasi penempatan material hasil olahan
teridentifikasi dgn baik
lokasi penempatan material hasil olahan aman,
bebas banjir
material hasil olahan diuji TPH, air tanah, sampel
tanaman dan badan sungai sesuai izin
74
PEMANTAUAN
memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah
18 kegiatan bioremediasi
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
LAIN-LAIN
tersedia alat tanggap darurat
tersedia fasilitas P3K
memiliki SOP pengoperasian bioremediasi
memiliki SOP tanggap darurat
tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi
kebersihan / housekeeping baik
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
0
28
0%
75
CONTOH
FORM 3
6. LANDFILL / PENIMBUNAN
NO
KETERANGAN
YA
TIDAK
KETERANGAN
DATA PENAATAN
1 Jenis limbah B3 yang ditimbun sesuai dengan izin
2 Mengutamakan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Recovery)
sebelum ditimbun
3 Memiliki sumur pantau minimal 3 buah (1 upstream dan
2 downstream)
RANCANG BANGUN FASILITAS PENIMBUNAN
4 Lapisan dasar (sub base) adalah tanah lempung yang
dipadatkan dengan permeabilitas 1 x 10-9 m/det
5 Permeabilitas sistem pendeteksi kebocoran (k) = 1 x 10-4
m/det
6 Ketebalan minimum lapisan geomembran HDPE 1,5 mm
7 Lapisan tanah penghalang k = 1 x 10-9 m/det dan 30 cm
8 Memiliki sistem pengumpul lindi
9 Permeabilitas pengumpul lindi 1 x 10-4 m/detik
10 Lapisan pelindung adalah tanah setempat dg tebal 20 cm
dan dilapisi geotextile
11
12
13
14
15
16
17
18
19
0
23
0%
77
LAMPIRAN 5
FORMAT RAPOR SEMENTARA
Nama Perusahaan
PT ...
Jenis Industri
Minyak Goreng
Lokasi Kegiatan
KABUPATEN LOMBOK
TENGGARA BARAT
Peringkat Sementara
TIMUR,
PROVINSI
NUSA
:
:
:
PT ...
Minyak Goreng
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
I. AMDAL
No.
1.
Penaatan
Taat
2.
Tidak
Taat
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Nomor :117/UKLUPL/2008 disetujui oleh
Kepala Dinas
Lingkunga Hidup,
Pertambangan dan
Energi Kabupaten
Lombok Timur
Belum melaporkan
secara rutin
pelaksanaan UKL-UPL
4.
5.
6.
Penaatan
Keterangan
100%
Perusahaan mempunyai satu titik outlet
IPAL sudah dilakukan pemantauan
Sepanjang masa evaluasi parameter
87%
TSS dua bulan tidak dilaporkan
Ketaatan terhadap parameter Baku
100% Parameter yang dipantau sudah lengkap
Mutu
sesuai dengan Permen LH No 04 Tahun
2010
Ketaatan terhadap pemenuhan Baku
Hasil swapantau yang dilaporkan
87%
Mutu
memenuhi baku mutu namun hasil
pemantauan KLH melebihi baku mutu >
500%BMAL untuk parameter minyak
lemak
Izin pembuangan No
Tidak
660.31/2875/203.2/2010 namun sudah
Ketaatan terhadap Izin
Taat
habis masa berlakunya pada tanggal 29
Maret 2012 dan belum memperpanjang
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Ditemukan bypass dari saluran
Tidak
sebelum masuk ke kolam IPAL dan
Taat
belum memasang alat ukur debit
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
79
79
B.
Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan taat terhadap titik penaatan, dan
parameter baku mutu namun perusahaan tidak taat terhadap pelaporan, pemenuhan bakumutu
limbah, izin dan ketentuan teknis, sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku
C. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan
1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam
IPAL
2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten
Lombok Timur
3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar
memenuhi BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan industri minyak goreng
4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter
yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan
memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi.
1. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas
limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan.
2. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian,
kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga
bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Kementerian Lingkungan Hidup.
III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara
Penaatan
100%
No.
1.
2.
100%
3.
100%
4.
100%
5.
Taat
Keterangan
Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
heather, 2 Unit dryer, 3 unit
deporasi gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah
dipantau
Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
Parameter yang dipantau dari semua
sumber emisi sudah sesuai
peraturan
Hasil pemantauan emisi seluruh
sumber emisi telah memenuhi baku
mutu emisi
Semua cerobong sudah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana
sampling
PT .....
80
Status
Perizinan
No. Surat
Masa Berlaku
Keterangan
3 Tahun
Satuan
Limbah
Dihasilkan
Limbah
Dikelola
Limbah
Belum
Dikelola
30.15
11.72
30.89
30.15
11.72
30.89
0
0
0
Perlakuan
PT .....
81
pengelolaan limbah B3
Ket : Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan terendah
pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.
4.
5.
6.
7.
Taat
Belum Taat
-
Keterangan
E. Kesimpulan
PT. Angin Ribut, secara umum telah melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
F. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan
1. Agar tetap menempatkan seluruh limbah B3 yang dihasilkan pada TPS limbah B3 yang telah
memilki izin
2. Agar memastikan bahwa pihak pengangkut/pengumpul/pengolah limbah B3 memiliki izin yang
masih berlaku
3. Tetap melakukan pencatatan dan melaporkan neraca seluruh limbah B3 yang meliputi :
o Jumlah / berat limbah yang dihasilkan
o Jumlah / berat limbah yang dikelola
o Pengelolaan lanjutan limbah B3 yang disimpan (dimanfaatkan, dikirim ke pihak ke-III,
dll)
o Waktu tinggal limbah B3 di Tempat penyimpanan limbah B3
Secara rutin triwulanan ke KLH u.p. Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah,
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi NTB Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Timur, dan Pusat Pengelolaan Ekoregional Balinusra
4. Memprioritaskan upaya 4R (reduce, reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
82
Tahapan
1.
Penambangan
2.
3.
4.
Lokasi
Blok Lanut
(Rasik;Riska)
Waste Dump
Penimbunan
Olimpic
Penimbunan
Waste Dump Nala
Reklamasi
Blok Lanut
JUMLAH DATA
Nilai
Total
X 80
98
96
96
96
4
1
1
4
55 < x < 80
X 55
Keterangan
Taat
Taat
Taat
Taat
Taat
PT .....
83
LAMPIRAN 6
FORMAT REKAPITULASI RAPORT SEMENTARA
A. MATRIKS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Nama Perusahaan
Jenis Industri
Lokasi kegiatan
Periode Evaluasi
PT. AAA
Kab./Kota .. ,Provinsi .
1 Juli 2010 - 30 Juni 2011
I.
a.
b.
Tingkat Ketaatan
.%
Keterangan:
1. Row Jumlah Outlet Air Limbah berisi jumlah seluruh outlet pembuangan air limbah yang dimiliki perusahaan.
2. Row Jumlah Outlet yang dipantau berisi jumlah outlet pembuangan air limbah yang dipantau oleh perusahaan.
3. Row Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah outlet yang dipantau dibagi dengan jumlah outlet air limbah yang dimiliki perusahaan.
II.
PARAMETER
No.
1
2
3
PELAPORAN
Jumlah
Parameter
yang
dipantau
sesuai
peraturan
/ izin
Jumlah
Paramater
Pemantauan
Jumlah data
yang tidak
memenuhi
baku mutu (
x > 500%)
Tingkat
Ketaatan
COD
50%
100%
TDS
100%
100%
H2S
100%
Tingkat
Ketaatan
Jumlah data
pemantauan
sesuai
peraturan /
izin
Jumlah
data yang
dilaporkan
Tingkat
Ketaatan
100%
12
12
100%
100%
12
12
100%
12
12
100%
100%
Parameter
50%
84
Ket.
KETERANGAN:
A. KOLOM PARAMETER
1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah.
2. Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin berisi jumlah parameter yang sesuai dengan peraturan / izin.
3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan dibagi dengan
jumlah parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin.
5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.
B. KOLOM PELAPORAN
1. Kolom Jumlah data pemantauan sesuai peraturan / izin berisi jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin
dan sesuai dengan periode penilaian PROPER.
2. Kolom Jumlah data yang dilaporkan berisi tentang jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian
PROPER.
3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan
periode penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan
periode penilaian PROPER.
4. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.
C. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU
1. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi baku
mutu paling tinggi untuk tiap outlet).
2. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang
melebihi baku mutu antara 100 % < x < 500%.
3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku
mutu lebih dari 500%.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu dengan jumlah data
yang dilaporkan.
5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.
85
TINGKAT KETAATAN
Ketaatan Terhadap Pemantauan
100%
100%
50%
KETERANGAN:
1. Row Ketaatan Terhadap Pemantauan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemantauan terendah.
2. Row Ketaatan Terhadap Pelaporan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pelaporan terendah.
3. Row Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemenuhan baku mutu terendah.
III.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengukur pH harian
Sudah
Taat
Belum
Taat
Keterangan
Tidak diwajibkan
Tidak diwajibkan
Tidak diwajibkan
KETERANGAN:
Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.
86
IV.
No.
Parameter
PEMANTAUAN II
Jumlah data yang tidak
memenuhi baku mutu
(100 % < x < = 500%)
Jumlah
KETERANGAN:
Matriks ini digunakan apabila pihak KLH/BLH melakukan pengambilan sampel air limbah:
1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi
baku mutu paling tinggi untuk tiap outlet).
2. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu.
3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi
baku mutu antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan I.
4. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu
lebih dari 500% untuk pemantauan I.
5. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi
baku mutu antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan II.
6. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu
lebih dari 500% untuk pemantauan II.
87
Jenis Industri
Lokasi kegiatan
Periode Evaluasi
PT. AAA
.
Kab./Kota ..., Provinsi ..
I.
A.
No.
Sumber Emisi
Tingkat Ketaatan
a.
Jumlah Cerobong
b.
c.
d.
B.
Keterangan
No.
Sumber Emisi
Tingkat Ketaatan
a.
Jumlah Genset
b.
c.
d.
e.
Keterangan
88
II.
No.
TIPE EMISI
NAMA
CEROBONG
Genset
Proses
PELAPORAN
JUMLAH PARAMETER
PERATURAN
PERATURAN
PELAPORAN
TINGKAT
KETAATAN
PELAPORAN
NOx
TINGKAT
KETAATAN
CO
TINGKAT
KETAATAN
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
SOx
TINGKAT
KETAATAN
TINGKAT
KETAATAN
NOx
NOx
SOx
Opa
sitas
TINGKAT
KETAATAN
SOx
Opa
sitas
Engine/Genset
100%
Proses
100%
KETERANGAN:
A. KOLOM PARAMETER
1. Kolom Tipe Emisi berisi tentang Tipe Emisi (mesin pembakaran dalam/proses produksi).
2. Kolom Nama Cerobong yang dipantau berisi nama/kode cerobong yang dipantau.
3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan berdasarkan peraturan dan data
yang dilaporkan.
4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang
dipantau oleh perusahaan dibagi dengan Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin.
B. KOLOM PELAPORAN
1. Kolom peraturan berisi jumlah data parameter pemantauan yang dilaporkan berdasarkan peraturan dan sesuai dengan periode
penilaian PROPER.
2. Kolom pelaporan berisi tentang jumlah data parameter yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian
PROPER.
89
3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan
periode penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan
periode penilaian PROPER.
4. Row Tingkat Ketaatan menampilkan prosentase tingkat ketaatan.
D. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU
1. Kolom Parameter berisi jumlah parameter emisi yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter emisi udara yang melebihi
baku mutu paling tinggi untuk tiap cerobong dalam prosentase).
2. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase data yang tidak memenuhi baku mutu.
III.
No.
TIPE EMISI
NAMA CEROBONG
Engine
Partikulat
> 500 %
NOx
CO
NOx
CO
Opasitas
TINGKAT
KETAATAN
Partikulat
Opasitas
Proses
Boiler
Glycol Dehydrator
Engine
Proses
100%
0
0
100%
KETERANGAN:
Isi kolom data parameter yang tidak memenuhi baku mutu apakah melebihi 100 % < x < 500% atau lebih dari 500%.
90
IV.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sudah Taat
Belum Taat
Keterangan
Tidak diwajibkan
Tidak diwajibkan
KETERANGAN:
Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.
91
LAMPIRAN 7
FORMAT RAPOR FINAL
Nama Perusahaan
PT ...
Jenis Industri
Minyak Goreng
Lokasi Kegiatan
KABUPATEN LOMBOK
TENGGARA BARAT
Peringkat
TIMUR,
PROVINSI
NUSA
:
:
:
PT ...
Minyak Goreng
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
I. AMDAL
No.
1.
Penaatan
Taat
2.
Tidak
Taat
Keterangan
Dokumen UKL-UPL
Nomor :117/UKLUPL/2008 disetujui oleh
Kepala Dinas
Lingkunga Hidup,
Pertambangan dan
Energi Kabupaten
Lombok Timur
Belum melaporkan
secara rutin
pelaksanaan UKL-UPL
4.
5.
6.
Penaatan
Keterangan
100%
Perusahaan mempunyai satu titik outlet
IPAL sudah dilakukan pemantauan
Sepanjang masa evaluasi parameter
87%
TSS dua bulan tidak dilaporkan
Ketaatan terhadap parameter Baku
100% Parameter yang dipantau sudah lengkap
Mutu
sesuai dengan Permen LH No 04 Tahun
2010
Ketaatan terhadap pemenuhan Baku
Hasil swapantau yang dilaporkan
87%
Mutu
memenuhi baku mutu namun hasil
pemantauan KLH melebihi baku mutu >
500%BMAL untuk parameter minyak
lemak
Izin pembuangan No
Tidak
660.31/2875/203.2/2010 namun sudah
Ketaatan terhadap Izin
Taat
habis masa berlakunya pada tanggal 29
Maret 2012 dan belum memperpanjang
Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
Ditemukan bypass dari saluran
Tidak
sebelum masuk ke kolam IPAL dan
Taat
belum memasang alat ukur debit
PT .....
93
93
No.
1.
2.
100%
3.
100%
4.
100%
5.
Taat
Keterangan
Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit
heather, 2 Unit dryer, 3 unit
deporasi gliserin, 2 unit genset
Seluruh sumber emisi sudah
dipantau
Semua parameter dari hasil
pemantauan semua sumber emisi
sudah dilaporkan sesuai peraturan
Parameter yang dipantau dari semua
sumber emisi sudah sesuai
peraturan
Hasil pemantauan emisi seluruh
sumber emisi telah memenuhi baku
mutu emisi
Semua cerobong sudah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana
sampling
PT .....
94
Status
Perizinan
No. Surat
Masa Berlaku
Keterangan
3 Tahun
Satuan
Limbah
Dihasilkan
Limbah
Dikelola
Limbah
Belum
Dikelola
30.15
11.72
30.89
30.15
11.72
30.89
0
0
0
Perlakuan
PT .....
95
pengelolaan limbah B3
Ket : Penilaian penaatan terhadap izin pengelolaan limbah B3 dilakukan berdasarkan % penaatan terendah
pelaksanaan ketentuan Pengelolaan Limbah B3.
4.
5.
6.
7.
Taat
Belum Taat
-
Keterangan
E. Kesimpulan
PT. Angin Ribut, secara umum telah melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
F. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan
5. Agar tetap menempatkan seluruh limbah B3 yang dihasilkan pada TPS limbah B3 yang telah
memilki izin
6. Agar memastikan bahwa pihak pengangkut/pengumpul/pengolah limbah B3 memiliki izin yang
masih berlaku
7. Tetap melakukan pencatatan dan melaporkan neraca seluruh limbah B3 yang meliputi :
o Jumlah / berat limbah yang dihasilkan
o Jumlah / berat limbah yang dikelola
o Pengelolaan lanjutan limbah B3 yang disimpan (dimanfaatkan, dikirim ke pihak ke-III,
dll)
o Waktu tinggal limbah B3 di Tempat penyimpanan limbah B3
Secara rutin triwulanan ke KLH u.p. Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah,
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi NTB Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Timur, dan Pusat Pengelolaan Ekoregional Balinusra
8. Memprioritaskan upaya 4R (reduce, reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
96
Tahapan
1.
Penambangan
2.
3.
4.
Lokasi
Blok Lanut
(Rasik;Riska)
Waste Dump
Penimbunan
Olimpic
Penimbunan
Waste Dump Nala
Reklamasi
Blok Lanut
JUMLAH DATA
Nilai
Total
X 80
98
96
96
96
4
1
1
4
55 < x < 80
X 55
Keterangan
Taat
Taat
Taat
Taat
Taat
PT .....
97