Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FILM FATAL ATTRACTION

Yobi Yusdita, 1701359972


BAB I. PENDAHULUAN
I.I Sinopsis
Film Fatal Attraction yang tayang pada tahun 1987 ini menceritakan tentang kisah
perselingkuhan yang terjadi antara Dan Gallagher dengan Alex Forest yang berujung teragis,
dimana Dan sudah memiliki istri dan satu orang putri yang berumur 7 tahun. Dan adalah seorang
pria yang memiliki pekerjaan sebagai pengacara pada sebuah perusahaan penerbit buku.
Kehidupan pria tersebut tampak bahagia dimana Dan memiliki istri dan satu orang anak yang
benar-benar menyayanginya.
Suatu hari ketika Dan bersama istrinya menghadiri sebuah pesta perayaan buku suatu
perusahaan yang berasal dari jepang, mereka bertemu dengan alex, pada kesan pertama
pertemuan mereka, Dan tampak memiliki ketertarikan pada Alex yang pada akhirnya
ketertarikan ini berujung terror dan keributan pada keluarga kecil Dan. Pertemuan ini berubah
menjadi sebuah cinta satu malam yang dilakukan oleh Alex bersama Dan pada hari yang lain.
Teragisnya cinta semalam ini dilakuka oleh Alex dan Dan pada saat istri Dan yaitu Beth dan
anaknya sedang melakukan kunjungan pada akhir pekan ke rumah orang tua Beth .
Pada awalnya cinta satu malam mini memang tampak bahagia, Dan dan Alex berdansa
semalaman dan melakukan hubungan intim.tetapi tidak lama dari kebahagian itu muncul suatu
keanehan pada diri Alex, Alex merasa cemas akan kepergian Dan di pagi hari yang tidak
mengabarkan bahwa Dan sedang terburu-buru, awalnya hal ini terlihat biasa saja, tetapi lama
kelamaan Dan merasa ada yang salah dengan diri Alex. Alex tidak terkendali seperti sering
menelpon dan, meminta dia untuk tidak pergi meninggalkan Alex dan bahkan memotong
pergelangan tangannya sendiri untuk mendapatkan perhatian Dan.
Dan mulai terganggu dengan tingkah laku Alex yang begitu implusif sehingga Dan
berusaha untuk menjauhkan dirinya dari Alex. Dengan Dan menjauhi Alex, hal tersebut sangat
membuat Alex cemas dan tidak henti-hentinya mengejar Alex dan meyakinkan bahwa dirinya
hamil dan Dan harus bertanggung jawab atasnya. Dengan Dan menjauh dari Alex, membuat diri
Alex sangat cemas dan terlihat hampa dan berujung pada peneroran keluarga Dan oleh Alex

Diakhir cerita Alex yang sudah menerror dan menguntit kehidupan keluarga Dan, berusaha untuk
membunih istri Dan dengan pisau, tetapi Dan dengan sigap menghalau perbuatan tersebu dan
akhirnya Alex pun terbunuh oleh Berth

I.II Gambaran Kepribadian


A. Pikiran
Dalam isi pikiran Alex, tampaknya Alex cemas akan kehilangan Dan, dia selalu berpikir
jika Dan akan meninggalkannya, hal ini dibuktikan dari potongan adegan saat pertama kali
mereka melakukan hubungan intim dan keesokan paginya Dan pergi tanpa diketahui Alex, juga
adegan ketika kedua kalinya Dan terbangun dan menyadari bahwa dirinya sudah terlambat untuk
datang ke kantor. Penggalan kalimat adegan tersebut antara lain :
Scene 1
Alex : Apa yang terjadi ?, saat aku bangun kau tidak ada disini, aku membenci hal itu
Scene 2
Dan : oh sial. Alex : Apa yang kau lakukan ?. Dan : aku harus pergi. Alex : Aku pikir kau
mengatakan pada mereka jangan kembali sampai besok pagi. Dan : Tidak, tapi ada yang harus
aku lakukan, aku harus pulang. Alex : Aku tidak berpikir, aku menyukai hal ini. Dan : tidak
menyukai apa?. Alex : cara kau pergi setiap kali kita bercinta
Kalimat aku

membenci hal itu atau aku tidak menyukai hal ini merupakan

representasi dari pikiran akan takut ditinggalkan sehingga Alex tidak menyukai Dan pergi setelah
bercinta dan memilih pekerjaannya atau keluarga Dan.
B. Perasaan atau Mood
Perasaan atau mood Alex yang bertahan lama cukup tidak stabil, beberapa penggalan
adegan memperlihatkan mood Alex yang sedang bahagia ketika kedua kalinya Dan sedang tidur
bersama Alex dan seketika mood Alex berubah menjadi kesal ketika Alex terburu-buru untuk
pergi kerumahnya. Beberapa potongan adegan juga memperlihatkan ketidak stabilan emosi Alex
ketika Dan datang ke apartemen Alex dan berusaha berbicara dengan Alex, suatu saat Alex
marah akan perilaku Dan yang tidak memberikan perhatian dan tidak mengangkat telpon juga
tidak ingin bertanggung jawab, dan disaat yang sama ketika Dan ingin pergi dikarenakan

perkataan Alex, tiba-tiba Alex memohon agar Dan tidak pergi meninggalkannya dan menyesali
perkataannya. Potongan adegan tersebut yaitu :
Scene 1 :
Dan : aku kasihan pada mu karena kau sangat sakit. Alex : Kenapa?, karena aku tidak bisa
mengikuti cara mu ?, kau bisa melakukannya berkali-kali dan membuangnya ketempat
sampah ?, aku akan menjadi ibu dari anakmu, aku hanya butuh sedikit perhatian. Dan :
Perhatian ?, (dan pergi meninggalkan Alex). Alex : tunggu, maafkan aku, aku tidak bermaksud
seperti itu.
Dapat diketahui bahwa tidak stabil mood Alex dikarenakan pikiran dia akan takut
ditinggalkan oleh Dan dan timbul sebagai suatu kecemasan yang berlebihan, yang membuat Alex
tidak bisa mengendalikan amarahnya, dan terkadang bahagia dan takut ditinggalkan
C. Perilaku
Dengan adanya pemikiran yang takut ditinggalkan dan membuat Alex tidak bisa
mengendalikan mood, kecemasan dan amarahnya, membuat prilaku Alex menjadi implusif, hal
ini dibuktikan dari beberapa potong adegan yang memperlihatkan prilaku alex yang terus
menerus menelpon Dan meskipun itu dikantor atau dirumahnya. Ketika Alex tidak bisa
menghubungi Dan, dia bahkan datang ke rumah Dan, dan bahkan berusaha mendapatkan nomer
telpon rumah Dan yang sudah diganti. Perilaku yang tidak bisa dikendalikan ini menyebabkan
Alex membuntuti Dan, menteror Dan, dan bahkan berusaha membunuh istri Dan.
Selain itu ketakutan akan kehilangan Dan membuat Alex berusaha mencari perhatian
dengan cara memotong tangannya sendiri
.
D. Pola relasi dengan orang lain
Pola relasi Alex dan Dan terlihat tidak cukup stabil. Hal ini dipicu oleh kelabilan emosi
Alex yang tiba-tiba marah akan perilaku Dan yang tidak memperhatikannya dan tiba-tiba dia
berusaha untuk memastikan Dan tidak pergi dari sisi Alex. Selain itu Kelabilan emosi Alex yang
terkadang bahagia dan terkadang cemas yang berujung marah dan perilaku implusif membuat
Dan menjadi bingung dan berusaha menjauh dari Alex.
Dari beberapa Bagian film terlihat dikotomi perasaan Alex kepada Dan yang berubahubah terkadang, tampak mencintai dan terkadang tampak membenci, hal ini mengindikasikan
ketidak stabilan pola relasi romance Alex . Potongan adegan itu antara lain :

Alex: (dalam rekaman), kau tahu siapa dirimu Dan ?, kau jalang, sialan
Alex : (adegan saat ingin membunuh istri Alex) : Dia berusaha mengucapkan selamat tinggal
padaku malam itu, tetapi dia tidak akan bisa, karena dia dan aku mersakan hal yang sama
(mencintai)
BAB II. LANDASAN TEORI
II.I Borderline Personality Disorder (BPD)
Borderline personality disorder adalah sebuah gangguan kepribadian yang dicirikan
dengan implusifitas dan ketidak stabilan hubungan dengan orang lain. Orang-orang dengan
gangguan kepribadian ini memiliki sikap dan perasaan yang dapat berubah-ubah dengan cepat,
suatu saat dia dapat memuja orang tersebut dan suatu saat dapat merendahakn orang tersebut.
Para individu yang mengalami gangguan kepribadian ini cenderung tidak memilki nilai
diri yang jelas, merasa tidak tahan dengan kesendirian, memiliki rasa takut diabaikan, dan
menuntut perhatian. Mereka juga mudah mengalami perasaan depresi, dan perasaan kosong yang
kronis, dan juga mudah melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
II.II Kriteria Gangguan Borderline Personality Menurut DSM V
Seseorang dianggap memiliki gangguan kepribadian ini jika memiliki simptom 4 atau lebih,
simptom atau gejalanya antara lain :

Berupaya keras untuk tidak diabaikan, baik benar diabaikan atau hanya dalam pemikiran

sendiri
Ketidak stabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai dengan
perpecahan, yaitu terkadang mengidealkan orang lain dan terkadang merendahkan orang

tersebut
Rasa diri yang tidak stabil
Perilaku implusif
Perilaku bunuh diri
Kelabilan emosional yang ekstrem
Perasaan kosong yang kronis
Sulit mengendalikan kemarahan
Pikiran paranoid dan simptom-simptom disasosiatif yang dipicu oleh stress
BAB III. ANALISIS

III.I Analisis Kepribadian


Berdasarkan film tersebut, Alex yang merupakan pemeran utama dalam film Fatal
Attraction menderita Borderline Personlaity disorder. Alex memiliki perilaku implusif dimana
dia tidak bisa mengendalikan amarahnya, beberapa potongan adegan menunjukkan saat Dan
ingin pergi untuk mengurus sesuatu dirumahnya, Alex marah dan tidak menyukai Dan yang ingin
pergi setelah bercinta, kemudian Alex berusaha merobek baju Dan untuk membuatnya tetap di
rumah Alex. Salah satu potongan adegan ini menggambarkan implusifitas dari perilaku Alex dari
sekian banyak adegan lainnya yang merepresentasi implusifitas perilaku Alex. Selain itu,Alex
juga menunjukkan perubahan pola kedekatan atau pola hubungan dia dengan Dan yang tidak
stabil, terkadang di suatu adegan Alex bahagia setelah bercinta dengan Dan, disuatu saat Alex
menjadi marah dan kesal ketika Dan pergi tanpa kabar, selain itu ketika Dan ingin menjauhi
Alex, perilaku Alex menunjukkan rasa benci dalam suatu adegan dengan Dan, tetapi setelah dia
benci dia malah meyakini bahwa Dan sebenarnya merasakan hal yang sama yaitu mencintai
dirinya, dikotomi ini (Baik atau Buruk) membuat pola relasi Alex tidak stabil. Adegan yang
merepresentasi pola ini yaitu :
Alex: (dalam rekaman), kau tahu siapa dirimu Dan ?, kau jalang, sialan
Alex : (adegan saat ingin membunuh istri Alex) : Dia berusaha mengucapkan selamat tinggal
padaku malam itu, tetapi dia tidak akan bisa, karena dia dan aku mersakan hal yang sama
(mencintai)
Selain Implusif dan Dikotomi perasaan, Alex juga menunjukkan beberapa simptom yang
sesuai dengan kriteria DSM V tentang Borderline Personality Disorder yaitu :

Berupaya keras untuk tidak diabaikan, baik benar diabaikan atau hanya dalam pemikiran
sendiri, hal ini terlihat dari perilaku implusif Alex yang terus, menerus menelpon dan
tidak ingin diabaikan, perilaku ini bisa muncul dikarenakan pemikiran alex yang takut

ditinggalkan dan menimbulkan kecemasan berlebihan.


Ketidak stabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai dengan
perpecahan, yaitu terkadang mengidealkan orang lain dan terkadang merendahkan orang
tersebut, Hal ini ditunjukkan dari penggalan adegan diatas, dimana terkadang Alex sangat

membenci Dan dan terkadang dia menganggap Dan mencintainya.


Rasa diri yang tidak stabil. Hal ini diperlihatkan saat Alex marah ketika tidak
mendapatkan perhatian, dan disaat yang sama ketika Dan muak dengan Alex dan ingin

pergi, Alex berusaha mencegahnya dan meminta maaf atas perbuatannya dan menyangkal
dia tidak bermaksud demikian, hal ini dikarenakan juga perasaan takut sendirian dan rasa

takut yang diabaikan membuat Alex memiliki rasa diri seperti ini.
Perilaku implusif. Hal ini diperlihatkan ketika Alex tidak bisa mengendalikan amarahnya
saat Dan pergi dan berusaha merobek baju Dan untuk mencegah Dan pergi. Selain itu
perilaku implusifnya terlihat ketika dia berusaha untuk tidak diabaikan dengan cara,

menguntitnya, menelponnya terus menerus, hingga berusaha membunuh istri Dan


Kelabilan emosional yang ekstrem. Kelabilan ini terlihat dari prilaku Alex yang tiba-tiba
dapat bahagia saat berada dekat Dan dan tiba-tiba menjadi kesal dan cemburu. Hal ini

dikarenakan Alex sangat sensitive terhadap perilaku dan takut akan ditinggalkan
Perasaan kosong yang kronis. Di salah satu potongan adegan terlihat Alex, menyendiri
dan sedih sambil memainkan saklar lampu yang berada ditangannya, saat melihat mata
Alex, pandangan matanya menunjukkan kekosongan dan kesedihan yang terlihat dari
matanya, adegan tersebut mengindikasikan Alex sedang merasakan perasaan kosong yang

kronis.
Sulit mengendalikan kemarahan. Beberapa adegan filim memperlihatkan kodnisi Alex
yang tidak bisa mengendalikan kemarahannya

Dilihat dari simptom yang dimiliki Alex, dia memilki delapan simptom dari Sembilan
simptom yang ada, serta usianya sudah memasuki usia dewasa menengah, yang artinya Alex
sudah memenuhi persyaratan untuk dapat di diagnosis Borderline Personality Disorder.
III.II Analisis Etiologi
Karena di film tidak dijelaskan bagaimana gangguan kepribadian ini bisa timbul, maka
ada kemungkinan gangguan kepribadian ini disebabkan keturunan yang memang sudah dimiliki
Alex yaitu bawaan genetik dimana Alex dari dulu sudah mendapatkan bawaan kesulitan untuk
mengatur mengendalikan emosi. Dan kemungkinan bawaan ini berinteraksi dengan lingkungan
dimana Alex dibesarkan. Keluarga Alex mungkin menginvalidasi Alex kecil dan mendorong
berkembangnya kepribadian ambang atau Boderline Personality Disorder.
Bentuk dari invalidasi ini adalah ketika anak yang sudah memiliki gangguan pengaturan
emosi menuntut sesuatu dari keluarganya, kemudian keluarganya tidak menghiraukannya atau
menghukum anak tersebut, respon yang diberikan orang tua dapat membuat anak memendam
amarahnya dan malah semakin membuat anak meledak pada saat yang lain, ledakan perasaan ini

kemudian membuat anak mendapatkan perhatian. Dengan kata lain anak mendapatkan penguatan
pada perilaku yang tidak seharusnya.
Respon yang terlihat tidak boleh tetapi tiba-tiba diperbolehkan atau pola lain yaitu aku
mencintaimun tetapi jangan sampai kamu berbuat nakal maka aku akan memukul mu, membuat
anak menjadi bingung dan kecemasaan akan apakah dia mendapatkannya atau tidak yang
kemudian membuat anak mengembangkan Borderline Personality Disorder.

BAB IV. PENUTUP


IV.I Kesimpulan
Berdasarkan analisis film Fatal Attraction, pemeran Alex dalam film tersebut menderita
Borderline Personality Disorder, dimana Alex memiliki simptom-simptom seperti Berupaya
keras untuk tidak diabaikan, Ketidak stabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan
interpersonal, Rasa diri yang tidak stabil, Perilaku implusif, Perasaan kosong yang kronis, Sulit
mengendalikan kemarahan.
Alex memiliki delapan simpton dari Sembilan simptom yang ditegagkan untuk gangguan
ini, dan Alex sudah berusia 36 tahun. Dengan kata lain simptom sudah dapat ditegakkan pada
Alex, dan Alex memenuhi kriteria Borderline Personality Disorder yaitu harus memiliki 4 atau
lebih simptom dari kriteria DSM V.
IV.II Saran
Jika saya memiliki keluarga yang menderita gangguan ini, maka saya akan
memperlakukan dia dengan lembut atau menunjukkan empati, dan menggunakan komunikasi
yang menunjukkan penerimaan. Pendekatan yang saya lakukan adalah pendekatan yang diambil
dari konsep Penerimaan dalam kerangka terapi Perilaku Dialektikal yang dikembangkan oleh
Marhsa Linehan, dimana saya harus berusaha mengubah perilaku BPD dan disaat yang sama
saya juga harus berusaha menerima salah satu keluarga saya pengidap BPD seakan-akan dirinya
tidak akan berubah sama sekali.
Penerimaan dan empati bertujuan agar orang dengan BPD tidak tersinggung dan berubah
menjadi membenci, hal ini dikarenakan orang dengan BPD memiliki perasaan yang sangat
sensitive dengan penolakan dan kritik sehingga emosinya tidak stabil. Hal ini menyebabkan
dorongan secara halus pun untuk berperilaku dan berpikir secara berbeda dapat memicu
ketegangan emosi yang sangat tinggi dan kesalahan menginterpretasikan saran menjadi celaan.
Contohnya jika salah satu keluarga saya menderita BPD dan sedang membenci saya, saya
akan mengatakan bahwa saya akan sangat sedih jika dia marah, dan saya meminta dia untuk
tidak marah. Tunjukkan bahwa saya menerima dirinya bahkan jika dia mengacaukan kehidupan
saya.

Penerimaan ini tidak seutuhnya penerimaan, seperti misalnya dia berusaha bunuh diri dan
saya menerimanya, tetapi saya menerima keadaan dirinya seperti ini apa adanya. Dan yang perlu
diingat penerimaan bukanlah alat untuk mencapai tujuan, tetapi penerimaan dengan sungguhsungguh dapat membuatnya berubah.
Dengan saya memberikan penerimaan, maka secara tidak langsung saya akan membantu
keluarga saya yang terkena BPD untuk menghapus pikiran dikotomi (baik saja atau buruk saja)
dan mengadopsi pemikiran yang dialektikal (ralitas merupakan hasil ketegangan konstan).
Dengan kata lain penerimaan sepenuhnya dapat memvalidasi kontradiksi kepura-puraan mereka
melalui empati dengan sikap sebagai suatu fakta.
Setelah memiliki pemikiran dialektikal, saya bisa berusaha membantu dirinya dengan
cara membantu bagaimana cara penyelesaian masalah yang sesuai dengan norma sosial,
mengendalikan emosi, meningkatkan keterampilan sosial dan bagaimana cara meredakan
kecemasan dan pengendalian rasa marah (terapi kognitif behavioral)

V. REFRENSI
Gerlad C. John M, N. (2012). Psikologi Abnormal. Depok: PT RAJA GRAFINDO.
L, A. M. (2014). Abnormal Psychology. USA: Wileyplus.

Anda mungkin juga menyukai