Diakhir cerita Alex yang sudah menerror dan menguntit kehidupan keluarga Dan, berusaha untuk
membunih istri Dan dengan pisau, tetapi Dan dengan sigap menghalau perbuatan tersebu dan
akhirnya Alex pun terbunuh oleh Berth
membenci hal itu atau aku tidak menyukai hal ini merupakan
representasi dari pikiran akan takut ditinggalkan sehingga Alex tidak menyukai Dan pergi setelah
bercinta dan memilih pekerjaannya atau keluarga Dan.
B. Perasaan atau Mood
Perasaan atau mood Alex yang bertahan lama cukup tidak stabil, beberapa penggalan
adegan memperlihatkan mood Alex yang sedang bahagia ketika kedua kalinya Dan sedang tidur
bersama Alex dan seketika mood Alex berubah menjadi kesal ketika Alex terburu-buru untuk
pergi kerumahnya. Beberapa potongan adegan juga memperlihatkan ketidak stabilan emosi Alex
ketika Dan datang ke apartemen Alex dan berusaha berbicara dengan Alex, suatu saat Alex
marah akan perilaku Dan yang tidak memberikan perhatian dan tidak mengangkat telpon juga
tidak ingin bertanggung jawab, dan disaat yang sama ketika Dan ingin pergi dikarenakan
perkataan Alex, tiba-tiba Alex memohon agar Dan tidak pergi meninggalkannya dan menyesali
perkataannya. Potongan adegan tersebut yaitu :
Scene 1 :
Dan : aku kasihan pada mu karena kau sangat sakit. Alex : Kenapa?, karena aku tidak bisa
mengikuti cara mu ?, kau bisa melakukannya berkali-kali dan membuangnya ketempat
sampah ?, aku akan menjadi ibu dari anakmu, aku hanya butuh sedikit perhatian. Dan :
Perhatian ?, (dan pergi meninggalkan Alex). Alex : tunggu, maafkan aku, aku tidak bermaksud
seperti itu.
Dapat diketahui bahwa tidak stabil mood Alex dikarenakan pikiran dia akan takut
ditinggalkan oleh Dan dan timbul sebagai suatu kecemasan yang berlebihan, yang membuat Alex
tidak bisa mengendalikan amarahnya, dan terkadang bahagia dan takut ditinggalkan
C. Perilaku
Dengan adanya pemikiran yang takut ditinggalkan dan membuat Alex tidak bisa
mengendalikan mood, kecemasan dan amarahnya, membuat prilaku Alex menjadi implusif, hal
ini dibuktikan dari beberapa potong adegan yang memperlihatkan prilaku alex yang terus
menerus menelpon Dan meskipun itu dikantor atau dirumahnya. Ketika Alex tidak bisa
menghubungi Dan, dia bahkan datang ke rumah Dan, dan bahkan berusaha mendapatkan nomer
telpon rumah Dan yang sudah diganti. Perilaku yang tidak bisa dikendalikan ini menyebabkan
Alex membuntuti Dan, menteror Dan, dan bahkan berusaha membunuh istri Dan.
Selain itu ketakutan akan kehilangan Dan membuat Alex berusaha mencari perhatian
dengan cara memotong tangannya sendiri
.
D. Pola relasi dengan orang lain
Pola relasi Alex dan Dan terlihat tidak cukup stabil. Hal ini dipicu oleh kelabilan emosi
Alex yang tiba-tiba marah akan perilaku Dan yang tidak memperhatikannya dan tiba-tiba dia
berusaha untuk memastikan Dan tidak pergi dari sisi Alex. Selain itu Kelabilan emosi Alex yang
terkadang bahagia dan terkadang cemas yang berujung marah dan perilaku implusif membuat
Dan menjadi bingung dan berusaha menjauh dari Alex.
Dari beberapa Bagian film terlihat dikotomi perasaan Alex kepada Dan yang berubahubah terkadang, tampak mencintai dan terkadang tampak membenci, hal ini mengindikasikan
ketidak stabilan pola relasi romance Alex . Potongan adegan itu antara lain :
Alex: (dalam rekaman), kau tahu siapa dirimu Dan ?, kau jalang, sialan
Alex : (adegan saat ingin membunuh istri Alex) : Dia berusaha mengucapkan selamat tinggal
padaku malam itu, tetapi dia tidak akan bisa, karena dia dan aku mersakan hal yang sama
(mencintai)
BAB II. LANDASAN TEORI
II.I Borderline Personality Disorder (BPD)
Borderline personality disorder adalah sebuah gangguan kepribadian yang dicirikan
dengan implusifitas dan ketidak stabilan hubungan dengan orang lain. Orang-orang dengan
gangguan kepribadian ini memiliki sikap dan perasaan yang dapat berubah-ubah dengan cepat,
suatu saat dia dapat memuja orang tersebut dan suatu saat dapat merendahakn orang tersebut.
Para individu yang mengalami gangguan kepribadian ini cenderung tidak memilki nilai
diri yang jelas, merasa tidak tahan dengan kesendirian, memiliki rasa takut diabaikan, dan
menuntut perhatian. Mereka juga mudah mengalami perasaan depresi, dan perasaan kosong yang
kronis, dan juga mudah melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
II.II Kriteria Gangguan Borderline Personality Menurut DSM V
Seseorang dianggap memiliki gangguan kepribadian ini jika memiliki simptom 4 atau lebih,
simptom atau gejalanya antara lain :
Berupaya keras untuk tidak diabaikan, baik benar diabaikan atau hanya dalam pemikiran
sendiri
Ketidak stabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai dengan
perpecahan, yaitu terkadang mengidealkan orang lain dan terkadang merendahkan orang
tersebut
Rasa diri yang tidak stabil
Perilaku implusif
Perilaku bunuh diri
Kelabilan emosional yang ekstrem
Perasaan kosong yang kronis
Sulit mengendalikan kemarahan
Pikiran paranoid dan simptom-simptom disasosiatif yang dipicu oleh stress
BAB III. ANALISIS
Berupaya keras untuk tidak diabaikan, baik benar diabaikan atau hanya dalam pemikiran
sendiri, hal ini terlihat dari perilaku implusif Alex yang terus, menerus menelpon dan
tidak ingin diabaikan, perilaku ini bisa muncul dikarenakan pemikiran alex yang takut
pergi, Alex berusaha mencegahnya dan meminta maaf atas perbuatannya dan menyangkal
dia tidak bermaksud demikian, hal ini dikarenakan juga perasaan takut sendirian dan rasa
takut yang diabaikan membuat Alex memiliki rasa diri seperti ini.
Perilaku implusif. Hal ini diperlihatkan ketika Alex tidak bisa mengendalikan amarahnya
saat Dan pergi dan berusaha merobek baju Dan untuk mencegah Dan pergi. Selain itu
perilaku implusifnya terlihat ketika dia berusaha untuk tidak diabaikan dengan cara,
dikarenakan Alex sangat sensitive terhadap perilaku dan takut akan ditinggalkan
Perasaan kosong yang kronis. Di salah satu potongan adegan terlihat Alex, menyendiri
dan sedih sambil memainkan saklar lampu yang berada ditangannya, saat melihat mata
Alex, pandangan matanya menunjukkan kekosongan dan kesedihan yang terlihat dari
matanya, adegan tersebut mengindikasikan Alex sedang merasakan perasaan kosong yang
kronis.
Sulit mengendalikan kemarahan. Beberapa adegan filim memperlihatkan kodnisi Alex
yang tidak bisa mengendalikan kemarahannya
Dilihat dari simptom yang dimiliki Alex, dia memilki delapan simptom dari Sembilan
simptom yang ada, serta usianya sudah memasuki usia dewasa menengah, yang artinya Alex
sudah memenuhi persyaratan untuk dapat di diagnosis Borderline Personality Disorder.
III.II Analisis Etiologi
Karena di film tidak dijelaskan bagaimana gangguan kepribadian ini bisa timbul, maka
ada kemungkinan gangguan kepribadian ini disebabkan keturunan yang memang sudah dimiliki
Alex yaitu bawaan genetik dimana Alex dari dulu sudah mendapatkan bawaan kesulitan untuk
mengatur mengendalikan emosi. Dan kemungkinan bawaan ini berinteraksi dengan lingkungan
dimana Alex dibesarkan. Keluarga Alex mungkin menginvalidasi Alex kecil dan mendorong
berkembangnya kepribadian ambang atau Boderline Personality Disorder.
Bentuk dari invalidasi ini adalah ketika anak yang sudah memiliki gangguan pengaturan
emosi menuntut sesuatu dari keluarganya, kemudian keluarganya tidak menghiraukannya atau
menghukum anak tersebut, respon yang diberikan orang tua dapat membuat anak memendam
amarahnya dan malah semakin membuat anak meledak pada saat yang lain, ledakan perasaan ini
kemudian membuat anak mendapatkan perhatian. Dengan kata lain anak mendapatkan penguatan
pada perilaku yang tidak seharusnya.
Respon yang terlihat tidak boleh tetapi tiba-tiba diperbolehkan atau pola lain yaitu aku
mencintaimun tetapi jangan sampai kamu berbuat nakal maka aku akan memukul mu, membuat
anak menjadi bingung dan kecemasaan akan apakah dia mendapatkannya atau tidak yang
kemudian membuat anak mengembangkan Borderline Personality Disorder.
Penerimaan ini tidak seutuhnya penerimaan, seperti misalnya dia berusaha bunuh diri dan
saya menerimanya, tetapi saya menerima keadaan dirinya seperti ini apa adanya. Dan yang perlu
diingat penerimaan bukanlah alat untuk mencapai tujuan, tetapi penerimaan dengan sungguhsungguh dapat membuatnya berubah.
Dengan saya memberikan penerimaan, maka secara tidak langsung saya akan membantu
keluarga saya yang terkena BPD untuk menghapus pikiran dikotomi (baik saja atau buruk saja)
dan mengadopsi pemikiran yang dialektikal (ralitas merupakan hasil ketegangan konstan).
Dengan kata lain penerimaan sepenuhnya dapat memvalidasi kontradiksi kepura-puraan mereka
melalui empati dengan sikap sebagai suatu fakta.
Setelah memiliki pemikiran dialektikal, saya bisa berusaha membantu dirinya dengan
cara membantu bagaimana cara penyelesaian masalah yang sesuai dengan norma sosial,
mengendalikan emosi, meningkatkan keterampilan sosial dan bagaimana cara meredakan
kecemasan dan pengendalian rasa marah (terapi kognitif behavioral)
V. REFRENSI
Gerlad C. John M, N. (2012). Psikologi Abnormal. Depok: PT RAJA GRAFINDO.
L, A. M. (2014). Abnormal Psychology. USA: Wileyplus.