Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Gangguan kepribadian sadistik adalah suatu tambahan yang kontroversial pada apendiks DSM III-R, dan tidak dimasukkan di dalam DSM IV. Orang dengan gangguan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang pervasif, merendahkan dan perilaku agresif, yang dimulai sejak anak-anak awal dan diarahkan kepada orang lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan menghina atau merendahkan orang lain dan biasanya telah mengancam atau menghukum orang lain dengan kasar yang tidak lazimnya, terutama anakanak. Pada umumnya, orang dengan gangguan kepribadian sadistik merasa tertarik dengan kekejaman, senjata, cidera, atau penyiksaan. Untuk dimasukkan dalam kategori ini, orang tersebut tidak termotivasi semata-mata oleh keinginan untuk mendapatkan rangsangan seksual dari perilaku mereka; jika termotivasi demikian, parafilia dari sadisme seksual harus didiagnosis. Meskipun sadisme merupakan suatu hal yang menjadi perhatian masanyarakat dan media, namun hanya sedikit literatur ilmiah yang membahasnya, Bahkan sejak diterbitkannya artikel klasik dari Britains the sadistic murderer pada tahun 1970 yang memperhatikan pelaku sadistik. Ada peningkatan perhatian dari para profesional terhadap pelaku sadistik dan agresive pada populasi normal (Gebhart et al, 1965). Kami mengambil judul ini sebagai judul meet the expert karena perilaku yang sedang berkembang sekarang ini tetapi pembahasan ilmiah mengenai gangguan kepribadian sadistik ini masih terbatas.

1.2 Rumusan Masalah Pembahasan meet the expert ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, faktor pencetus, gambaran klinis, diagnosis, diagnosis banding. Penatalaksaan, dan prognosis Gangguan Pesonal Sadistik.

1.3 Tujuan Penulisan Meet the expert ini bertujuan untuk menambah pengtahuan penulis dan pembaca tentang gangguan kepribadian sadistik.

1.4 Metode Penulisan Penulisan referat ini merupakan tinjauan kepustkaan berdasarkan rujukan dari berbagai literatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepribadian dan Gangguan Kepribadian Kepribadian adalah kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat manusia unik. Ini cara manusia melihat, memahami dan berhubungan dengan dunia luar, serta bagaimana melihat diri mereka. Kepribadian terbentuk selama masa kanak-kanak, dibentuk melalui interaksi dari dua faktor: 1. Faktor genetik. 2. Lingkungan, atau situasi kehidupan. Lingkungan ini Anda dibesarkan dalam, peristiwa yang terjadi, dan hubungan dengan anggota keluarga dan lain-lain. Ini mencakup hal-hal seperti jenis pengasuhan Anda miliki, apakah mencintai atau sewenang-wenang. Ini adalah "memelihara" bagian dari alam vs memelihara perdebatan. Gangguan kepribadian adalah suatu gangguan mental yang dikarakteristikkan dengan corak-corak maladaptif dari penyesuaian dirinya terhadap kehidupannya.Untuk dapat didiagnosis dengan gangguan dalam kategori ini, psikolog akan mencari kriteria berikut: 1. Gejala telah hadir untuk jangka waktu lama, tidak fleksibel dan menyebar luas, dan bukan merupakan hasil dari alkohol atau obat-obatan atau gangguan kejiwaan lainnya. Sejarah gejala dapat ditelusuri kembali ke masa remaja atau awal masa dewasa setidaknya. 2. Gejala-gejala telah menyebabkan dan terus menyebabkan penderitaan yang signifikan atau konsekuensi negatif dalam berbagai aspek kehidupan seseorang. 3. Gejala terlihat dalam setidaknya dua dari bidang berikut: Pikiran (cara memandang dunia, berpikir tentang diri sendiri atau orang lain, dan berinteraksi) Emosi (kesesuaian, intensitas, dan berbagai fungsi emosional) Impulse kontrol Berfungsi Interpersonal (hubungan dan keterampilan interpersonal)

2.2 Gangguan Kepribadian Sadistik Pengertian sadism didapatkan dari nama seorang penulis berkebangsaan Prancis yang hidup pada tahun 1740 hingga tahun 1814, yaitu Donatien-Alphonse-Francois de Sade, yang lebih dikenal sebagai Marquis de Sade. Hasil karyanya oleh banyak pihak dianggap sebagai literature eksotis yang sangat penting, Karena karyanya dengan cukup efektif, cerdas dan tak dapat dibantah bahwa dapat menggambarkan peningkatan nafsu seksual yang diperoleh dengan cara penyiksaan seksual. Bagian ini diambil dari Justine (de Sade, 1990), sebagai contohnya, menggambarkan pemerkosaan sadistik yang dilakukan oleh seorang rahib demi kepentingan kepuasan seksual yang diperoleh dengan cara perlakuan sadis dan mempermalukan korbannya. Berdasarkan Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder, Third Edition, Revised (DSM-III-R), gangguan kepribadian sadistik merupakan gangguan kepribadian yang menunjukkan pola kekejaman yang pervasif, merendahkan dan perilaku agresif yang dimulai sejak masa anak-anak awal, dan diarahkan kepada orang lain. Kekejaman dan kekerasan fisik digunakan untuk menyababkan sakit pada orang lain, dan bukan untuk mencapai suatu tujuan lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan menghina atau merendahkan orang dihadapan orang lain dan biasanya telah mengancam atau menghukum orang lain dengan kasar yang tidak sesuai, terutama anak-anak. Pada umumnya, orang dengan ganguan kepribadian sadistic merasa tertarik dengan kekejaman, senjata, cedera, atau penyiksaan. Untuk tidak dimasukkan kedalam kategori ini, orang tersebut tidak termotivasi semata-mata oleh keinginan untuk mendapatkan rangsangan seksual dari perilaku mereka.

2.3. Epidemiologi Meskipun sadisme merupakan suatu hal yang menjadi perhatian masanyarakat dan media, namun hanya sedikit literatur ilmiah yang membahasnya, disebabkan sedikitnya informasi perilaku sadistik karena sedikitnya kasus yang ditemukan. Karena perilaku ini relativ langka pada populasi umum. Sedikit keluhan secara langsung mengenai perilaku sadistik ini. Pelaku tidak semuanya mengunjungi psikiater . pelaku sadist baru diketahui psikiater setelah adanya masalah hukum.

Menurut penelitian Myers, Burket, and Husted di rumah sakit Universitas Florida didapatkan 14% sampel memenuhi kriteria gangguan kepribadian sadistik. Ini merupakan hal yang mengejutkan. Sampel yang memenuhi kriteria diagnostik ini biasanya terkait dengan sampel dari kasus kriminal atau sampel forensik dibandingkan pasien rawat inap. Gangguan kepribadian ini sering dimulai di masa kecil dan terakhir pada dewasa. Ada keengganan untuk mendiagnosis gangguan kepribadian pada anak, meskipun, karena pola-pola perilaku dan pemikiran hanya bisa mencerminkan eksperimen remaja atau fase perkembangan sementara. Sebuah prevalensi yang tinggi gangguan perilaku pada remaja dengan gangguan kepribadian sadistik telah dilaporkan sebelumnya. Dalam sebuah studi dari 14 remaja pelaku pembunuhan.

2.4. Penyebab dan Faktor Pencetus Gangguan kepribadian dianggap disebabkan oleh kombinasi pengaruh-pengaruh genetik dan lingkungan. Mereka mungkin memiliki kerentanan genetik untuk

mengembangkan gangguan kepribadian dan situasi kehidupan mereka mungkin memicu perkembangan aktual dari gangguan kepribadian. Faktor pencetus : Meskipun penyebab yang tepat dari gangguan kepribadian tidak diketahui, faktorfaktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko atau memicu gangguan kepribadian, termasuk: Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau penyakit mental lainnya Rendah status sosial ekonomi Kekerasan verbal, fisik atau seksual selama masa kanak-kanak Penelantaran masa kanak-kanak Kehidupan keluarga yang tidak stabil atau kacau masa kanak-kanak Menjadi anak yang didiagnosis dengan gangguan perilaku Kehilangan orang tua melalui kematian atau perceraian traumatis masa kanak-kanak Berdasarkan jurnal Britains menyimpulkan bahwa pelaku sadistik mengalami bebeberapa hal dalam perkembangannya diantaranya, selalu bertentangan dengan ibunya, memiliki ayah yang otoriter dan sering menghukum, selalu diasingkan dan tidak cocok dengan sosial
5

2.5. Diagnosis Berdasarkan DSM-III-R, gangguan kepribadian sadistik dapat didiagnosis jika memiliki minimal 4 kriteria dari kriteria di bawah ini : A. Gangguan kepribadian yang menunjukkan pola kekejaman yang pervasif, merendahkan dan perilaku agresif yang dimulai sejak masa anak-anak awal, dan diarahkan kepada orang lain. 1. Menggunakan kekejaman fisik atau kekerasan untuk mendominasi di dalam hubungan (tidak hanya untuk mencapai beberapa tujuan non-interpersonal) 2. Menghina atau merendahkan orang lain di hadapan orang lain 3. Mengancam atau menghukum orang lain dengan kasar yang tidak lazim 4. Berbohong untuk tujuan merugikan atau menimbulkan rasa sakit pada orang lain. 5. Memaksa orang lain untuk melakukan apa yang dia inginkan dengan menakut-nakuti mereka (melalui intimidasi atau bahkan teror) 6. Membatasi hubungan seseorang dengan orang-orang dekatnya, misalnya tidak akan membiarkan pasangan meninggalkan rumah tanpa pendamping atau melarang anak remaja untuk berhubungan sosial. 7. Menyukai kekerasan, senjata, seni bela diri, cedera, penyiksaan. B. Sikap yang terdapat pada poin A, tidak hanya ditujukan pada 1 orang dan tidak memiliki tujuan seksual (Sexual sadism)

Pasien dengan Gangguan Kepribadian Sadistik memiliki lima karakter kepribadian : 1. High Neuroticsm Mendapatkan pengaruh negatif yang lama, termasuk kecemasan, rasa ketakutan, ketegangan, lekas marah, kemarahan, keputusasaan, rasa bersalah, malu, kesulitan dalam mengendalikan diri, contohnya untuk makan, minum, menghabiskan uang, keyakinan yang irrasional misalnya harapan yang tidak realistis, perfeksionis, pesimis yang tidak beralasan, ketidakberdayaan, dan ketergantungan kepada orang lain untuk dukungan emosional dan pengambilan keputusan. 2. High Extraversion Berbicara berlebihan, ketidaksesuaian dirinya dengan orang lain,

ketidakmampuan untuk menghabiskan waktu sendirian, mencari perhatian dan ekspresi


6

emosi yang terlalu dramatis, berani mencari kebahagiaan, upaya untuk mendominasi dan mengendalikan orang lain. 3. High Openness Senang berfantasi dan melamun, berpikir eksentrik (percaya dengan UFO, reinkarnasi, hantu), menyamarkan identitas, dan pembangkakan sosial. 4. Low Agreeableness Sinis, berpikir paranoid, ketidakmampuan untuk percaya dengan orang lain bahkan teman-teman atau keluarga, suka berkelahi, eksploitatif dan manipulatif, berbohong, kasar, kurangnya kesopanan terhadap orang lain, kebiasaan untuk melanggar hukum. 5. High Conscientiousness Memiliki target hidup yang tinggi, gila kerja, kompulsif, (termasuk berlebihan terhadap kebersihan, kerapian, perhatian terhadap detail), kekakuan disiplin diri, tidak mampu mengatur kegiatan sampingan dan istirahat, kurangnya spontanitas.

Gangguan kepribadian sadistik sering berhubungan dengan depresi. Biasanya terjadi pada anak-anak dengan orang tua yang otoriter. Orang dengan sadistik ingin menyakiti orang lain karena mereka merasa senang menemukan penderitaan orang lain, baik jasmani dan psikologi.Mereka menyiksa binatang dan manusia karena, bagi mereka, pemandangan dan suara dari makhluk menggeliat kesakitan yang lucu dan menyenangkan. Mereka memiliki banyak akal untuk menyakiti orang lain, mereka berbohong, menipu, melakukan kejahatan, dan bahkan membuat pengorbanan pribadi semata,sehingga menikmati saat menyaksikan penderitaan orang lain. Mereka meneror dan mengintimidasi bahkan orang terdekat dan tersayang untuk melakukan keinginan mereka.Mereka menciptakan aura dan suasana ketakutan dan kekhawatiran. Ini mereka capai dengan menyebarkan kompleks "aturan rumah" yang membatasi otonomi tanggungan mereka (pasangan, anak-anak, karyawan, pasien, klien,dll). Mereka memiliki kata akhir dan hukum tertinggi. Mereka harus dipatuhi, tak peduli betapa sewenang-wenang dan tidak masuk akal keputusan mereka.Berdasarkan jurnal Britains terdapat kesimpulan deskripsi dari sindrome pada sadistik:

Perkembangan: Selalu bertentangan dengan ibunya. Ayah yang otoriter dan sering menghukum Selalu diasingkan dan tidak cocok dengan sosial

Personaliti Introspektif, suka menyendiri, penyelidik, obsesif, terlalu sopan sombong, hipokondria. Jarang menunjukkan kekasaran Penyerangan yang tiba-tiba

Sexualiti Merasa lebih rendah dibanding laki-laki lain dalan bidang seksual Sering impoten Homoseksual, memiliki fantasi yang tinggi

Kebiasaan Senang memiliki posisi kekuasaan lebih dari orang dan binatang. Menarik terhadap kekejaman di buku dan film Ketertarikan terhadap sesuatu yang tidak lazim seperti vampir, ilmu hitam, NAZI, penganiayaan. Tertarik pada senjata. Sering ada riwayat menganiaya binatang. Biasanya tidak peminum alkohol

Riwayat Medis Sedikit / sebelumnya tidak pernah kontak dengan psikiater. Bukan skizofrenia Dapat berkembang menjadi anxietas dan depresi sebagai bentuk perlawan keinginan untuk membunuh. Kriminal Mudah tersinggung jika harga diri terusik. Merencanakan kejahatan membuat dia merasa menjadi orang besar. Ferasa lebih baik dan dpat berperilaku normal setelah melakukan tindakan kriminal.

Membunuh dengan asfiksia mekanik, menikam dalam jumlah banyak, melukai payudara payudara, genitali, dan rektum. Hubungan sexualnya tidak tetap, dia dapat melakukan masturbasi disebelah korbannya

2.6. Penatalaksanaan Gangguan kepribadian cenderung menjadi kronis dan kadang-kadang dapat bertahan lebih dari usia dewasa. Sehingga diperlukan pengobatan yang jangka panjang. Tim yang terlibat dalam perawatan yaitu dokter keluarga, psikiater, psikoterapis, anggota keluarga. Beberapa perawatan yang tersedia untuk gangguan kepribadian. Mereka termasuk: a. Psikoterapi Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian. Psikoterapi adalah istilah umum untuk proses mengobati gangguan kepribadian dengan berbicara tentang kondisi dan isu-isu terkait dengan psikoterapis. Selama psikoterapi, kita belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran dan perilaku pasien. Menggunakan wawasan dan pengetahuan yang kita peroleh dalam psikoterapi, kita dapat mempelajari cara-cara untuk mengelola gejala. Jenis psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian dapat meliputi: Cognitive behavioral therapy Ini menggabungkan fitur dari kedua kognitif dan terapi perilaku untuk membantu kita mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif pasien dan menggantinya dengan yang benar dan positif. Dialectical behavior therapy Ini adalah jenis terapi perilaku kognitif yang mengajarkan keterampilan perilaku untuk membantu menoleransi stres, mengatur emosi dan meningkatkan hubungan dengan orang lain. Psychodynamic psychotherapy Terapi ini berfokus pada peningkatan kesadaran pikiran bawah sadar dan perilaku, mengembangkan wawasan baru ke dalam motivasi, dan menyelesaikan konflik untuk hidup lebih bahagia.
9

Psychoeducation Terapi ini mengajarkan pasien, keluarga dan teman tentang penyakit pasien, termasuk perawatan, strategi, dan kemampuan memecahkan masalah.

b. Obat-obatan Tidak ada obat khusus untuk mengobati gangguan kepribadian. Namun, beberapa jenis obat-obatan psikiatri dapat membantu dengan gejala berbagai gangguan kepribadian. Obat antidepresan. Antidepresan mungkin berguna jika pasien memiliki mood depresi, kemarahan, impulsif, mudah marah atau putus asa, yang mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian sadistik. Mood Stabilizer. Mood stabilizer dapat membantu perubahan suasana hati atau mengurangi sikap cepat marah, impulsif dan agresi. Obat anti kecemasan. Ini mungkin membantu jika pasien memiliki kecemasan, agitasi atau insomnia. Obat antipsikotik. Disebut juga neuroleptik, ini mungkin membantu jika gejala pasien termasuk kehilangan reality testing ability (psikosis) c. Rawat Inap Dalam beberapa kasus, gangguan kepribadian dapat menjadi begitu parah sehingga pasien memerlukan rawat inap psikiatri. Rumah sakit psikiatris umumnya direkomendasikan hanya bila pasien tidak mampu merawat diri dengan benar atau ketika membahayakan diri sendiri atau orang lain

2.7. Prognosis Gangguan kepribadian cenderung menjadi kronis. Pada beberapa kasus, pelaku sadistik cenderung melakukan kembali tindakan sadistiknya setelah pengobatan ataupun penjara.

10

Anda mungkin juga menyukai