TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian GEA
Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit (Bets,2002).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
yang encer atau cair (Suriadi, 2006).
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi
lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare
juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
2.2 Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua
golongan:
a.
Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri
basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
b.
Diare non spesifik : diare dietetis.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a.
Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang
ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
b.
Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus,
misalnya: diare karena bronkhitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a.
Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari.
Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu
b.
2.3 Etiologi
1.
Faktor infeksi
Infeksi bakteri
Infeksi virus
Infeksi parasit
Faktor malabsorbsi
Faktor makanan
Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
mengkonsumsi makanan.
5.
Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.7 Komplikasi
keluar cairan.
Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh
bengkak.
Pada wanita, diperiksa untuk adanya nyeri tekan abdominal dan rahim.
Mulut dan tenggorokkan diperiksa untuk mencari adanya peradangan atau
eksudat.
Pada pria, pemeriksaan uretritis akan tampak orifisium uretra eksternum
eritematosa, edematosa, dan ektropin.
dilatasi pupil)
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang, mengeluh)
Perubahan dalam nafsu makan
Faktor yang berhubungan : Agen cedera (biologi, psikologi, kimia, fisika)
NOC :
a. Kontrol nyeri
-
b. Tingkat Nyeri
-
c. Tingkat Kenyamanan
NIC :
a. Manajemen Nyeri
Aktivitas :
-
contohnya
penyebab
nyeri
Kolaborasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan metode dalam mengatasi nyeri.
b. Pemberian Analgesic
c. Pemberian obat penenang
NANDA 2
Gangguan eleminasi urin berhubungan dengan Infeksi traktus Urinarius
Defenisi: disfungsi eliminasi urin.
Batasan karakteristik :
-
Disuria
Frekuensi
Inkontinen
Nokturia
Retensi
Urgen
Factor yang berhubungan:
Obstruksi anatomi
Infeksi aliran urin
NOC
Kontinen urin p.435
Definisi
Indikator
Intake cairan
Mampu menghilangkan infeksi aliran urin
Tidak ada urin dengan meningkatnya tekanan abdominal
Pengosongan kandung kemih
Pengeluaran lebih dari 150 cc
NIC
Manajemen eliminasi urin p.586
Definisi
Aktivitas
dan warna
Monitor tanda dan gejala retensi urin
Ajarkan klien tentang tanda dan gejala infeksi saluran urin
Instruksikan pada klien dan kelurga tentang pengeluaran urin
Instruksikan untuk merespon segera tentang pengeluaran urin yang
mendesak
Anjurkan untuk memenuhi cairan yang cukup sebelum malam hari
Lihat kondisi tanda dan gejala infeksi saluran urin yang muncul
Ajarkan klien untuk melihat perkembangan rutinitas BAK
NANDA 3 :
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan penyakit dan resiko penyebaran
infeksi
Definisi : ketiadaan atau kekurangan informasi teori yang berhubungan yang
berhubungan dengan suatu topik tertentu/spesifik
Batasan Karakteristik :
-
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 Pengkajian
Tanggal MRS
: 1 April 2015
Jam Masuk
: 09.00
Tanggal Pengkajian
:1 April 2015
No. RM
: 140496
Jam Pengkajian
Hari Rawat
: 10.00
: Rabu
1.1.1
Identitas Klien
Nama Klien
: Tn. T
Umur
: 26 tahun
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Surabaya
1.1.2
Riwayat Kesehatan
: Tn. T
Umur
: 26 tahun
Ruang rawat
Diagnosa medik
: Gonore
10
No
1.
Tanggal/
Waktu
1 April
Data
Etiologi
2015
09.00
penis
Neisseria
gonorhea
Masalah
Keperawatan
Nyeri
Tujuan/Kriteria Hasil
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan
keperawatan 1x24 jam, pasien tidak
mengalami nyeri
Kriteria Hasil:
Mampu mengontrol nyeri
Intervensi
1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2.Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan
intervensi.
4.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
5.Tingkatkan istirahat
NIC :
11
infeksi
berkunjung meninggalkan pasien
Mendeskripsikan proses penularan o Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
penyakit,
factor
yang
tangan
o
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
mempengaruhi penularan serta
tindakan keperawatan
penatalaksanaannya,
Menunjukkan kemampuan untuk o Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
o Ganti letak IV perifer dan line central dan
dressing sesuai dengan petunjuk umum
o Gunakan
kateter
intermiten
untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
o Tingktkan intake nutrisi
o Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection
Protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
o Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
o
o
o
o
lokal
Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
o Pertahankan teknik isolasi k/p
o Berikan perawatan kuliat pada area epidema
o Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
o Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
o Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12
Diagnosa
Tanggal/
Keperawatan
Nyeri
berhubungan
Waktu
2 Juni
dengan
agen
injuri
(fisik).
2015
09.00
Implementasi
o Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif.
o Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menetukan intervensi.
o Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
o Tingkatkan istirahat
o Bersihkan lingkungan setelah dipakai
2.
Resiko penyebaran
3Juni
infeksi berhubungan
2015
dengan penurunan
09.00
pasien lain
o Pertahankan teknik isolasi
o Batasi pengunjung bila perlu
o Instruksikan pada pengunjung untuk
kronis penyakit
setelah
berkunjung
meninggalkan
pasien
o Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
tangan
o Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
o Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
o Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
o Dorong masukkan nutrisi yang cukup
13
minum
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Penyebab
14
pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat
patogen.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus,
konjungtiva dan farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas
deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene,
bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui
jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum,
komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh
neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan
berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum,
fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang
mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar,
lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah
daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra
pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.Infeksi
primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel
skuamosa dari vagina.
4.2 Saran
1. Berpola hidup sehat, karena hidup sehat langkah awal untuk menghindari
berbagai macam
2. Hindari melakukan aktifitas hubungan seks melalui mulut
3. Melakukan aktifitas seks dengan sehat dalam artian tidak menyimpan seperti
melakukan seks pada anus atau bergonta ganti pasangan
4. Apalagi terlanjur terjangkit segeralah pergi kerumah sakit untuk menangi
penyakit tersebut dan lakukanlah pemeriksaan rutin dalam proses pengobatan
kencing nanah tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Lachlan, MC. 1987. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah
Kedokteran: Yogyakarta.
Natadidjaja, hendarto. 1990. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara:
Jakarta.
16
Prof. DR. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta.
Wikinson, Judith M. 2006. Buku saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Penerbit
buku kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda J. 2001. Buku saku DIAGNOSA KEPERAWATAN Edisi 8.
Penerbit buku kedokteran EGC.
17