1.
Sifat fisik Fuida (Pb, Densitas, SG, Bg, Viskositas, Rs, Co, FVF,Bo),
Pb
Tekanan Bubble Point (Pb)
Tekanan bubble point (titik gelembung) suatu sistem hidrokarbon didefinisikan sebagai
tekanan tertinggi dimana gelembung gas mulai pertama kali terbebaskan dari minyak. Harga ini
ditentukan secara eksperimen terhadap minyak mentah dengan melakukan test ekspansi constantcomposition (test flash liberation ).
Apabila pengukuran laboratorium tidak tersedia untuk menentukan tekanan bubble point,
maka dapat digunakan korelasi Standing. Secara matematis, tekanan bubble point dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan :
Pb 18.2 C pb 1.4
Rs
C pb
g
0.83
(2-32)
API
141.5
131.5
API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 API untuk minyak
ringan sampai 10 API untuk minyak berat.
Solution Gas Oil Ratio (Korelasi Lasater, Standing), Water Oil Ratio (WOR) beda WOR
dgn GOR
Gas Ideal (Boyle, Charles, Avogadro)
SG
Bg
Viskositas
- Tahanan / hambatan fluida untuk mengalir sekaligus menyatakan derajat kekentalan
fluida
- memberikan defenisi sebagai kelonggoran daya tahan internal (hambatan internal) dari
fuida untuk mengalir
Densitas didefinisikan sebagai masa dari satuan volume suatu fluida (minyak) pada kondisi
tekanan dan temperatur tertentu. Dari definisi tersebut dapat dirumuskan sebagai beikut :
m
V
Dimana :
o
m
V
o
w
Dimana :
o
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri
perminyakan, namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini merupakan
spesifik grafiti yang dinyatakan dengan rumus :
Viskositas Minyak ( o )
Viskositas fluida merupakan sifat fisik suatu fluida yang sangat penting yang
mengendalikan dan mempengaruhi aliran fluida didalam media berpori maupun didalam pipa.
Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk mengalir.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas yang terlarut
dalam minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan viskositas minyak dan dengan
bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak maka viskositas minyak juga akan turun. Hubungan
antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan pada Gambar 2.6.
V is c o s ity , c p
Co
daya tekan terhadap batuan / fluida akibat adanya gaya berat kulit bumi (Over Burden
Pressure)
Kompressibilitas Minyak ( Co )
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak akibat adanya
perubahan tekanan. Secara matematis didefinisikan sebagai berikut:
B .P
4
3
B .P
C
D
1000
1 V
V p
Co
B .P
C o
Bo
1
C o
B .P
2000
3000
P r e s s u re , p s ig
Gambar 2.6. Hubungan Viskositas terhadap Tekanan
Gambar 2.6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung (P b),
dengan penurunan tekanan sampai (P b), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini
akibat adanya pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari P b sampai
pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi
tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
Rs
Kelarutan Gas : banyaknya Cuft gas yang di ukur pada keadaan standar didalam larutan
minyak sebanyak 1 stb minyak pada saat minyak + gas berada pada tekanan dan temperatur
res
Bo
p
o
Co
1
Bo
Bo
p
Rs
B g
Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh dengan
persamaan :
Co
C pr
Ppr
Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang
dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak
dan gas makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.
FVF
Kelarutan Gas ( Rs )
Kelarutan gas bumi didefinisikan sebagai cuft gas yang diukur pada keadaan standar (14.7
Psi ; 60 F) didalam larutan minyak sebanyak satu barrel stock tank minyak pada saat minyak dan
gas berada pada tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi minyak
dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas tertentu akan bertambah pada
setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap
kenaikan temperatur.
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada tekanan dan
temperatur reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas dalam larutan.
SGmin yak
1.25 T
BJ min yak
BJ air
Sedangkan alat yang digunakan untuk menentukan densitas minyak adalah Hydrometer dan untuk
densitas gas digunakan metode Effusiometer.
Penentuan berat jenis minyak dengan hydrometer dapat ditunjukkan secara langsung pada
pembacaan alat. Untuk temperatur yang lebih tinggi dari 60F perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak baik minyak berat maupun minyak ringan
ditentukan salah satunya dari gravitynya, sedangkan temperatur dapat mempengaruhi viscositas
atau kekentalan minyak tersebut. Hal ini menjadikan perlunya koreksi terhadap temperatur standar
60 F.
Dalam dunia perminyakan, SG minyak sering dinyatakan dalam satuan API, hubungan Sg
minyak dengan API dapat dirumuskan sebagai berikut :
SC
F o r m a t i o n - V o lu m e F a c t o r, B o
Dimana :
Bo
T
Rs
C
0.5
Densitas minyak atau berat jenis minyak umumnya dinyatakan dengan spesific gravity
(SG). Hubungan antara berat jenis dengan SG didasarkan pada berat
jenis air dengan persamaan sebagai berikut :
Bo b
API
141,5
131,5
SG
Semakin kecil harga SG minyak berarti semakin besar harga API gravitynya, maka harga
minyak tersebut akan semakin mahal.
Pb
0
R e s e r v o ir p re s s u re , p s ia
Dd
V C.
(3-39)
dimana :
C
D
d
=
=
=
=
...............................................................................................................................
Bila dikehendaki viscositas relatif, maka alat ini harus dikalibrasikan dengan viscositas
cairan yang telah diketahui. Dalam hal ini persamaan (3-39) dapat dinyatakan menjadi :
2 D d1 .t2
1 D d 2 .t1
(3-40)
dimana,
t
d1
d2
............................................................................................................................