Fermentasi Metabolit Sekunder
Fermentasi Metabolit Sekunder
yang
dihasilkan
oleh
fungi
meliputi
griseofulvin,
penisilin,
cephalosporin, dan asam fusidat dan lain sebagainya. Bakteri juga mampu
menghasilkan
cyclokeximide,
amphoserin,
pimaricin,
streptomisin,
tetrasiklin,
setiap
tahunnya
menghasilkan
50
100
antibiotik,
contoh
Bakteri
Cycloheximide
Amphosetrim
Pimarcin
Bacteria
Penisilin
Streptomisin
Cephalosporin
Tetrasiklin
Asam fusidat
Khloramfenicol
Novobiosin
Erythromisin
Polimysin
Nisin
2. Kondisi fermentasi
Suhu 24 C, pH : 5-7, 5, aerasi 400 cu/menit, antifolam tributyl citrat, 3 %
octadecanol.
B. Biopestisida
Kebanyakan antibiotik dengan konsentrasi antara (55-200 ppm) berdaya
insektisidal. Kemudian novobiocin dan cycloheximide (actidione) mempunyai spektrum
lebih luas terhadap insekta lain, tetapi apakah bersifat menghancurkan atau kontak
saja. Di Jepang telah banyak dilakukan seleksi dan akhirnya menemukan metabolit
sekunder baru mempunyai daya insektisida. Insektisida tersebut dihasilkan oleh
Streptomyces.
lnsektisida yang dihasilkan mikrobia :
Jenis mikrobia
Produk
Streptomyces factum
Pactomycin
Tinggi
Streptomyces mabaraence
Piericidins A dan B
Tingi
Metarhizium anisapliae
Dextrixin A dan B
Tinggi
Aspergillus ochraccus
Aspachchracin
Rendah
Aspergillus versicolor
Versimide
Dari fungi tingkat tinggi di Jepang digunakan untuk pengendalian lalat, yaitu
asam tricolomat yang dihasilkan oleh Tricholoma muscarium dan asam ibotenat dari
Amania muscaria
Bakteri yang berperanan sebagai pengendali hama adalah :
1. Bacillus thuringiensis : sporanya bersifat patogen terhadap larva Lipidoptera
2. Bacillus popilliae : sporanya bersifat patogen terhadap lebah (Popilllia japonica).
Nematoda berperanan sebagai vektor serangga patogen, kadang digunakan untuk
pengendalian hama, contohnya simbiose antara Achromobacter nematophilus dan
Neoplectana carpocapsae.
Pestisida dan fungi
Fungi menginfeksi integumen hospes. Spesien fungi yang paling baik yaitu
Beauveria bassiana mematikan penyakit pada ulat sutera (Bombyx mori), Jamur
Metarrhizium anisolphae.
Pokok Bahasan IX
BIOKONVERSI STEROID
Deskripsi singkat
Sterol dan steroid telah lama menjadi perhatian oleh ahli biokimia. Pada tahun
1920 ahli estrogenik dan androgenik untuk memenuhi kebutuhan steroid diperoleh
dengan ekstraksi bahan alami misalnya korteks adrenal hewan. Senyawa steroid
tersebut berupa cortico steroid.
Kemudian cortison berhasil disintesa secara kimiawi yang berguna untuk obat
rematoid arthritis dan rematik akut. Selanjutnya pada tahun 1952 Rhizopus nigricans
berperanan dalam mengubah progresteron menjadi hidroksiprogesrion yang bersifat
baik dan diproduksi secara komersil.
Pada tahun 1970 reaksi 11 origenan oleh fungi 16x hidroksilasi oleh Streptomyces
dehidrogenasi oleh Arthrobacter samplex, mycobacteria, nocardia dan kebanyakan
fungi dilakukan di dalam industri.
Namun demikian banyak kendala yang timbul dalam produksi steroid melalui
proses fermentasi, misalnya biaya operasional lebih mahal dibandingkan melalui reaksi
kimiawi. Sehingga dalam prakteknya di pabrik, biotransformasi/biokonversi steroid
digunakan untuk menggantikan sebagian reaksi secara kimiawi.
Struktur steroid kebanyakan mempunyai gugus methil pada atom karbon nomer
13 dan 10 (C-10 dan C-19). Steroid dapat dianalisa secara paper chromatography
(PC), khromatography lapis tipis (TLC) dan vapor-phase chromatography (VPC).
Ekstraksi produk steroid menggunakan methylene chloride dan bermacam-macam
solven non polar yaitu ethyl acetat, amyl acetat, ethelene chloride, chloroform hasil
ekstraksi steroid lalu dianalisa menggunakan cara hromatography.
Penemuan penting dibidang mikrobiologi industri adalah mikrobia yang mampu
melakukan aktivitas biokimia. Contoh spora Penicellium roqueforii mampu merubah
asam kapilat (asam oktanoat) menjadi 2 heptanone.
1. Definisi dan peranan steroid
Steroid adalah senyawa mempunyai kerangka perhydro 1,2-cyclo-pentanophenanthene. Knight memperoleh 11- -hydroxyl derivat progesteron rnenggunakan
Aspergillus chraceus.
Pembentukan 11- -hydroxyl dari progesteron steroid yang dibentuk oleh mikrobia
yaitu ergosterol, diosgenin pada tumbuhan, kholesterol terdapat pada hewan,
kortisosteroid, hormon sex. Steroid penting sebagai agensia therapeutik,
dihasilkan selama regulasi metabolism.
Steroid corteson berguna untuk penyakit rheumatoid arthritis dan rheumatic akut.
Progestin dan estrogen untuk agensia mengurangi kesuburan (antifertility). Steroid
juga berperanan sebagai agensia therapeutic bagi manusia dan hewan misalnya
estrogen, progestin dan androgen.
2. Struktur steroid
Kebanyakan steroid mempunvai gugus methyl pada rantai karbon nomer 13
dan 10 (C-18 dan C-19). Bentuk dasar steroid (trans, anti, trans, anti , trans)
tergantung pada ikatan cincin karbon nomor 4 dari rantaian karbon dalam Chair
Shape. Contoh bentuk dasar steroid adalah sebagai berikut :
Pada garis tebal yang diberi nomor 18 dan 19 dapat berikatan dengan gugus metyl
17B konfigurasi.
Adapun nama beberapa steroid baik nama perdagangan dan nama kimia dapat
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :
Nama perdagangan
Nama kimia
Androstenedione
Androst-yene-3, 17 dione
Testosterone
17B-Hydroryandrost-4-en-3 ane
Progesteron
Pregn-4-enc-3,2 adio ne
Predmisone A-1 E
Predmisolone--1-F
Ekstraksi steroid dan miselium jamur benang atau semua steroid menggunakan
aseton. Sesudah steroid diekstraksi, akan mendapatkan hasil berwarna kecoklatan,
lalu, didecolorasi dengan karbon dan kristalisasi dari solven aseton - metanol atau
methelene chloride. Banyak solven yang dapat digunakan untuk ekstraksi steroid yaitu
ethyl asetat, amyl asetat, ethy-lene chlorida, chloroform.
3. Metoda analisis steroid
Steroid hasil fermentasi Iebih cocok dianalisis secara khromatograli kertas
(Paper chromatography, sedang chromatography) sering digunakan untuk
penelitian, tetapi untuk kebanyakan penelitian yang spesifik analisis steroid
memakai cara Vapor. Phase chromatography (VPC) karena sangat sensitiv untuk
identifikasi steroid menggunakan resonansi nuclear magnetic, dan spektrofotometri
massa.
Setelah
steroid
dianalisis
secara
khromatograti
maka
noda
dideteksi
11- -hydroksilasi
11- -hydroksi progesteron diperoleh dari progesteron yang dihasilkan oleh
Aspergillus ochroceus, 11- -hydroksi progesteron merupakan hasil antara
pembuatan cortison.
11- -hydroksilasi
Steroid hidrokartison (cortisol) Iangsung oleh Curvularia hinata atau ensim
hewan mammalia
16- -hydroksilasi
Hidroksilasi ini dilakukan oleh Streptomyces. Reaksi ini menjadi penting
karena mampu membentuk 16 hidroksi 9 -fluoroprednison yang sangat
cocok untuk obat anti inflammantory.
21-hydroksilasi
Reaksi ini sangat mudah terutama dilakukan oleh AspergiIlus niger dan
Opphiobolus
herpotricus
untuk
transformasi
progesteron
menjadi
deoxycortison
Dehidrogenasi
Arthrobacter simplex dapat melakukan sintesa prednisolon dari cortison.
air
dan
kelembaban
relatif
sangat
menentukan
sporulasi.
Pengaruh aktivitas air (aw) pada produksi spora fungi (produksi sebesar 1011)
konidia / Erlenmeyer
Ml air /
erlenmeyer
Aspergillus
ochraceus
NRRL 405
A.niger
ATCC9142
Mucor
Penicellium
gricocyanus
chrysogenum
ATCC1207 A
WIS 53-414
40
<1
60
3,2
2,1
1,8
80
3,8
2,0
2,0
100
3,0
1,0
120
6,3
140
4,5
160
Media :
Setelah memperoleh spora banyak lalu diunduh, atau disimpan dalam refrigerator pada
suhu -20 C. Spora lalu digunakan dengan dimasukkan ke dalam larutan buffer
phosphat, asetat atau sitrat. Kemudian sitrat ditambahkan, lalu dilarutkan kedalam
0,01% Tween 80, pada akhirnya terjadi biokonversi. Biokonversi kadang-kadang terjadi
bila tersedia gula dengan konsentrasi 0,2 - 0,4 % glukosa dengan spora A. ochraceus
atau Mucor griseocyanus.
Pokok Bahasan X
PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL
Deskripsi singkat
Di negara yang sedang berkembang anak-anak kekurangan protein. Untuk
mengatasi hal ini Protein Advisory Group bersama-sarna WHO (World health
Organization) perlu memenuhi kekurangan makanan pada umumnya, khususnya
protein. Maka mikrobia digunakan untuk produksi makanan bagi manusia telah
dilakukan seperti roti, keju, yogurt, kecap dan lain sehagainya.
Sumber protein yang berasal dari mikrobia uniseluler dan multiseluler telah
diproduksi sejak perang dunia pertama. Kualitas suatu protein ditentukan oleh
kandungan asam amino. Kandungan asam amino protein sel tunggal perlu diketahui
mengingat sangat berhubungan dengan fungsi protein sel tunggal sebagai makanan
tambahan dan sumber protein utama.
Nutrien Protein Sel Tunggal (PST) harus memenuhi kebutuhan gizi baik untuk
manusia dan hewan. Kandungan asam nukleat Protein Sel Tunggal tidak boleh lebih
dari 8,5% karena bila manusia kelebihan asam nukleat akan mengakibatkan timbulnya
gangguan pencernaan, ginjal, gangguan kulit dengan terakumulasinya senyawa
karsinogenik. Asam nukleat pada protein sel tunggal dapat diturunkan dengan cara
diekstraksi rnenggunakan 10% sodium clorida, dengan pH 9,5 dan panas untuk
menurunkan sampai konsentrasi 2 %. Kualitas protein dapat dibedakan berdasarkan
uji layak yaitu PER (Protein Efficiency Ratio (PER) dan BV (Biological Value) serta
protein digestivility.
tidak
tergantung
musim,
lahan,
pengairan
dan
sebagainya.
Kelemahan protein sel tunggal adalah kandungan asam nukleat tinggi, padahal
manusia bila mengkonsumsi protein sel tunggal berlebihan, maka asam nukleat
akan terakumulasi sehingga menimbulkan gangguan pencernaan, ginjal, kulit.
B. Substrat dan mikrobia untuk PST
Substrat untuk produksi PST dapat rnenggunakan Iimbah industri, limbah
pertanian baik bentuk padat dan cair. Limhah cair meliputi melase, cairan whey susu,
sulfite liquor. Limbah pertanian berbentuk padat misalnya limbah pabrik tahu, limbah
pertanian yang mengandung selubiosa, gula.
CO2 dapat digunakan sebagai sumber karbon bagi algae dan hidrogen bakteri.
Bakteri dan fungi tertentu (Graphium, Trichoderma) dapat menggunakan methan dan
methanol. Pati dari hasil sisa pembuatan kertas dapat ditumbuhi Endomycopsis
fibuliger dan Candida utilis dapat rnenghasilkan amilase.
Hidrokarbon digunakan sebagai substrat produksi PST oleh kebanyakan khamir dan
fungi (Tabel).
Genera
khamir
yang
mampu
menggunakan
hidrokarbon
alifatik
pertumbuhan
n-alkana (paraffin)
1-alkena (olefin)
Candida, Debaryomyces,
Hasenula, Rhodotorula
Endomycopsis, Rhodotorula,
Saccharomyces, Hasenula
untuk
Gliocladum
Acremonium
Graphium
AspergilIus
Hellicostylum
Botrytis
Helminthosporium
Cephalosporium
Monilia
Chaetomium
Mucor
Chloridium
Oidiodendron
Cladosporium
Paecilomyces
Colletotricum
Penicellium
Cunninghamella
Rhizopus
Dematium
Scolecobasidium
Epicoccum
Spicaria
Fusarium
Syncephalastrum
1-alkena (olefin)
Aspergillus
Cephalosporium
Cunninghamella
Fusarium
Helminthosporium
Spicaria
Trichoderma
C. Kondisi Kultur
Garam ammonium atau nitrat biasanva digunakan untuk mempelajari
kebutuhan sumber nitrogen oleh mikrobia. Kemudian pH medium untuk pertumbuhan
khamir perlu diatur asam (4,5-5,5), untuk bakteri membutuhkan pH netral (6,0-9,5),
sedang untuk bakteri hijau biru, Spirulina maxima memerlukan pH basa (9-11).
Temperatur optimum untuk pertumbuhan mikrobia bervariasi, ada yang tumbuh
baik pada suhu antara 28-40 C.
Produksi khamir ada media minyak gas dipreparasi dalam kondisi tidak steril,
demikian juga algae yang ditumbuhkan di dalam danau terbuka, selalu terjadi
kontaminasi bakteri dan protozoa.
Apabila produksi protein sel tunggal menggunakan substrat hidrokarbon akan
timbul banyak masalah karena kemungkinan bersifat karsinogenik. Problemnya antara
lain solubilitas hidrokarbon rendah.
Heksana
1,1 x 10-4
Oktana
5,8 x 10-6
Dekana
3,3 x 10-7
Dodekana
1,7 x 10-8
Tetradekana
9,8 x 10-10
c. Pertumbuhan sel
b. Kelarutan hidrokarbon
Produk
Kebutuhan oksigen
sel (gr/l)
gr/100gr sel
Kcal/100 gr sel
Kj/100 gr sel
KH
0,5
67
30
1591
Khamir
n-alkana
1,0
197
799
3345
Bakteri
n-alkana
1,0
172
780
3266
Mikrobia
Substrat
Khamir
Susunan kimia sel yang dipanen dipengaruhi oleh sifat medium dan kondisi kultur
Iainnya, misaInya perbandingan protein dan lemak dipengaruhi oleh perbandingan
antar karbon dan nitrogen (C : N) dalam suatu medium.
Apabila kandungan nitrogen mendium rendah maka pertumbuhan terbatas, tetapi
lemak terakumulasi di dalam sel. Sebagai contoh kandungan lemak pada media yang
mengandung nitrogen terbatas Rhodoturula mempunyai 60% lemak, Nocardia 70%,
Chlorella 80 %.
Algae
Khamir
Bakteri
Nitrogen
5-8
7,5 - 10
7,5 - 85
11,5 - 2,5
Lemak
2-8
7,0 - 20
2,0 - 6,0
1,5 - 3
Abu
9 - 14
8,0 - 10
5,0 - 9,5
3,0 - 7
3,0 - 8
6,0 - 12
8,0 - 16
Asam nukleat
Kandungan asam amino mikrobia sebesar 70-80 % dan seluruh N sel mikrobia.
Mikrobia dapat bersintesa asam amino essensial yang sangat berguna untuk
pertumbuhan dan sumber nutrisi bagi manusia.
Asam
amino
essensial
dari
bermacarm-macam
mikroorganisrne
bila
dibandingkan dengan gandum dan albumen telur dapat diamati pada tabel di bawah
ini:
Kandungan asam amino essensial dari jagung, albumin telur dan makanan dari
mikrobia (gr/16 gr N)
Asam amino
Jagung
Albumin telur
Lisin
2,8
Threonin
6,5
4,6
7,7
7,8
5,3
8,6
3,9
2,9
5,1
4,6
4,8
5,4
4,5
4,5
Sitein
2,5
2,4
0,4
0,9
0,3
Methionin
1,5
3,2
1,4
1,7
1,6
1,8
2,7
1,0
Tryptophan
1,1
1,6
1,4
1,0
1,3
1,1
1,25
Isoleucine
3,3
6,7
6,0
1,6
5,3
3,9
4,6
3,2
Keterangan:
1. Spirulina maximum
2. Saccharomyces cereviceae
3. Candida lipolytica
4. Psedomonas methanol
5. Alcaligenes europhus
6. Penicellium notatum
Candida
hortensis
utilis
Thiamin
0,54
0,53
5,0 - 36
1,81
Riboflavin
1,31
4,50
3,6 - 4,2
4,82
Niacin
12,40
41,73
32,0 - 100
15,90
Piridoksin
2,62
3,34
2,5 - 100
14,30
As.Pantotenat
2,60
3,72
10,0
2,42
Kholin
4.61
968,00
As. Folat
1,09
2,15
1,5 - 8
Inositol
1,78
Biotin
0,015
0,23
0,5 - 1,8
Vitamin B12
0,96
As.
1,7
0,9 - 10
Vitamin
amino
S.cerevisiae
Methylomonas
methanica
benzoat
Konsumsi asam nukleat sebesar 2 gram/hari merupakan batas aman, mengingat bagi
orang yang diberi asam nukleat dengan dosis aman setelah dilakukan uji klinis dan
dibandingkan dengan penderita kencing batu, kandungan asam urat lebih besar dari
pasien.
Hubungan konsumsi asam nukleat dengan asam urat dalam serum dan air
kencing
As. Nukleat
Serum (mg/100ml)
4,9
375
6,0
667
7,7
933
9,4
1.393
4,5
510
2,9
7,9
1.190
5,8
8,8
1.850
8,7
9,4
1.871
Catatan :