Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gawat Darurat


Dosen Pembimbing : Noor Faidah, S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun Oleh :
Fatma Suryani (2012011427)
Semester: PSIK VI C

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus


Progam Studi Ilmu Keperawatan
2014

Analisa Jurnal
INTERVENTION IN ACUTE CORONARY SYNDROMES: DO PATIENTS UNDERGO
INTERVENTION ON THE BASIS OF THEIR RISK CHARACTERISTICS? THE
GLOBAL REGISTRY OF ACUTE CORONARY EVENTS (GRACE)
A. Latar Belakang Masalah/ Kesesuaian dengan Lingkup Keperawatan Kritis
Sindrom koroner akut (acute coronary syndrome/ACS) meliputi spektrum penyakit
dari infark miokard akut (MI) sampai angina tak stabil (unstable angina). Penyebab
utama penyakit ini adalah trombosis arteri koroner yang berakibat pada iskemi dan
infark miokard. Derajat iskemik dan ukuran infark ditentukan oleh derajat dan lokasi
trombosis.
Sejak 1960an, ketika terapi standard menjadi istirahat penuh (bed rest) dan
defibrilasi (jika diperlukan), angka kematian infark miokard akut menurun terus.
Keberhasilan terapi ACS bergantung pada pengenalan dini gejala dan transfer pasien
segera ke unit/instalasi gawat darurat. Terapi awal untuk semua ACS, yang diberikan
oleh tenaga paramedik ataupun pada unit/instalasi gawat darurat sebenarnya sama.
Manifestasi unstable angina dan MI akut seringkali berbeda. Umumnya, gejala MI akut
bersifat parah dan mendadak, sedangkan infark miokard nonST elevasi (NSTEMI) atau
unstable angina berkembang dalam 2472 jam atau lebih. Pada kedua kasus tersebut
tujuan awal terapi adalah untuk menstabilkan kondisi mengurangi rasa nyeri dan
kecemasan pasien.
B. Analisis Jurnal
1. Judul
Penulisan judul menurut Setiadi (2007) tidak boleh lebih dari 20 kata karena untuk
meminimalkan kerancuan. Pada jurnal ini judul terdiri dari 16 kata sehingga sudah
memenuhi dalam penulisan judul. Judul menggambarkan penelitian deskriptif.
Namun peneliti tidak menyampaikan ruang lingkup tempat penelitian dengan jelas.
2. Masalah relevan dengan keperawatan gawat darurat
Penelitian ini sudah sesuai dengan ranah keperawatan gawat darurat. Tujuan
penelitian ini sudah tertulis yaitu bertujuan untuk menentukan apakah

revascularisasi lebih mungkin dilakukan higher-risk dan apakah dipengaruhi oleh


rumah sakit dengan revascularisasi agresif
3. Permasalahan dianalisa dengan tajam kekurangan dan kelebihan
Keseriusan permasalahan sudah dipaparkan dengan jelas namun kurang detail.
Peneliti hanya memaparkan data kasus STEMI dan Non STEMI tanpa menjelaskan
bagaimana patofisiologi STEMI dan Non STEMI hingga menyebabkan kematian.
Peneliti tidak memaparkan kebijakan pemerintah terhadap keseriusan masalah yang
dihadapi serta tangggapan masyarakat atau tuntutan masyarakat terhadap
penatalaksanaan atau tindakan keperawatan pada pasien dengan STEMI dan Non
STEMI tersebut.
4. Metodologi riset dianalisis kekurangan dan kelebihannya dengan menggunakan
teori yang relevan.
Design peneliti ini dilakukan dengan rancangan studi observasional kasus/kohort
dengan cara mengamati dari ACS berdasarkan tingkat resiko. Pengumpulan data
dilakukan secara prospektif dengan mengamati semua pasien STEMI dan Non
STEMI. Pada penelitian ini peneliti dijelaskan jumlah populasi dan sampel yang
diambil. Peneliti hanya menyampaikan subjek penelitian dimana subyek penelitian
adalah pasien dengan acut ischaemia yang terjadi pertama kali, EKG tetap ACS,
kekurangan serum yang menyebabkan nekrosis jantung, dokumentasi penyakit
arteri coroner. Periode penelitian dilakukan selama 5 tahun yaitu dari bulan April
1999 sampai bulan September 2004. Peneliti tampak menggunakan sampel jenuh
tetapi tidak memaparkan secara jelas alasan dalam pengambilan sampel tersebut.
Adapun uji validitas juga tidak disebutkan oleh penulis. Begitupula metode
pengolahan dan analisa data tidak disebutkan dengan jelas.
5. Pembahasan
Hal terpenting pada hasil penenelitian adalah karakteristik lokasi penelitian(Setiadi,
2007). Pada penelitian ini sudah dipaparkan mengenai karakteristik lokasi
penelitian. Peneliti juga memaparkan karakteristik subyek penelitian yang terdiri
dari 24.189 pasien ACS dari 106 RS yang mempunyai fasilitas angiographic selama
5 tahun terdiri dari 32,5 % pasien non ST elevasi, 53,7% ST elevasi, 7,2 % Bypass

grafting dengan umur >18 tahun. Dalam penelitian ini karakteristik resiko terdiri
dari usia, kelas perawatan, tekanan darah, ST segment deviasi, HR, serum creatinin.
Dalam penelitian ini pembahasan tidak ditunjang dengan teori yang ada tetapi
hanya memaparkan hasil yang ditemukan.
6. Rekomendasi
Penulis sudah memberikan saran, namun saran yang diberikan tidak spesifik dan
juga kurang aplikatif.
7. Pustaka
Penulisan daftar pustaka telah sesuai dengan jumlah minimal pada penelitian yaitu
15 sumber (Setiadi, 2007). Peneliti menggunakan 17 referensi yang tahun
penerbitannya semua kurang dari 10 tahun sehingga sudah sesuai dengan
ketentuan. Penulisan daftar pustaka belum sesuai dengan kaidah penulisan, dimana
penulis menuliskan nomor di depan daftar pustaka yang ditulis.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO SEPSIS OBSTETRI DENGAN KEJADIAN


SEPSIS BERAT DAN SYOK SEPSIS DI DEPARTEMEN OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
A. Latar Belakang Masalah/ Kesesuaian dengan Lingkup Keperawatan Gawat Darurat
Sepsis merupakan penyebab tersering kesakitan dan kematian akibat infeksi di
seluruh dunia. Di Amerika Serikat, sepsis penyebab kematian utama di ruang
perawatan intensif . Hingga saat ini lebih dari 750.000 kasus sepsis telah
didentifikasi dan diperkirakan pada tahun 2010 terdapat 934.000 kasus ditemukan.1
Di Inggris sepsis yang memerlukan perawatan intensif sebanyak 27,7%, dari
23.211 kasus setiap tahun. Laporan terakhir tahun 2000-2002 terdapat 13 kasus
kematian akibat urosepsis dan 14 kasus kematian penyebab non obstetric.2 Di
Obstetri dan Ginekologi RSU dr.Soetomo Surabaya angka kejadian sepsis 28,13%
tertinggi kedua setelah kejadian preeklampsia/eklampsia sebesar 36,54% .3
Tingginya angka kejadian sepsis memerlukan perhatian serius karena berdampak
tingginya angka kematian ibu hamil atau pasca salin. Bertambahnya jumlah
tindakan

seksio

sesaria

tanpa

didasari

standar

operasional

prosedur

memadaimerupakan faktor yang meningkatkan kejadian infeksi dan sepsis.


B. Analisis Jurnal
1. Judul
Penulisan judul menurut Setiadi (2007) tidak boleh lebih dari 20 kata karena
untuk meminimalkan kerancuan. Pada jurnal ini judul terdiri dari 14 kata
sehingga sudah memenuhi dalam penulisan judul.
2. Masalah relevan dengan keperawatan gawat darurat
Penelitian ini belum sesuai dengan ranah keperawatan gawat darurat. Tetapi
tujuan penelitian ini sudah tertulis yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan
infeksi saluran kemih, endometritis, korioamnionitis, infeksi luka operasi
dengan kejadian syok sepsis dan untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan
trauma berat dengan kejadian sepsis berat.
3. Permasalahan dianalisa

Keseriusan permasalahan sudah dipaparkan dengan jelas dan detail. Peneliti


memaparkan data kasus serta menjelaskan bagaimana patofisiologi penyakit
hingga menyebabkan kematian. Peneliti tidak memaparkan tangggapan
masyarakat atau tuntutan masyarakat terhadap tindakan keperawatan pada
pasien infeksi saluran kemih dengan kejadian penyakit Sepsis berat.
4. Metodologi riset dianalisis kekurangan dan kelebihannya dengan menggunakan
teori yang relevan.
Penelitian ini menggunakan rancang bangun observasional analitik retrospektif
dengan studi kasus kontrol (case control study). Pada penelitian ini peneliti
menjelaskan jumlah populasi dan sampel yang diambil serta telah memaparkan
secara jelas alasan dalam pengambilan sampel tersebut. Uji validitas, metode
pengolahan, analisa data juga telah disebutkan oleh penulis.
5. Pembahasan
Pengambilan sampel kontrol dilakukan secara matching dengan mengendalikan
variable usia ibu, paritas dan waktu kejadian sesuai dengan sampel kasus. Usia
ibu pada kelompok kasus mempunyai rerata simpangan baku sebesar
29,33+6,54 tahun dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 42 tahun, pada
kelompok kontrol 29,28+6,58 tahun dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 42
tahun. Dari semua penderita baik kasus maupun kontrol terdapat 11 penderita
kontrol (25,6%) dan 11 penderita kontrol(25,6%) yang berusia > 35 tahun.
Sedangkan 32 (74,4%) penderita baik kasus maupun kontrol berusia < 35 tahun.
Jumlah paritas < 2 sebanyak 18 (41,9%) penderita pada kasus dan 22 (51,2%)
penderita pada kontrol, sedangkan jumlah paritas > 2 sebanyak 25 (58,1%)
penderita pada kasus dan 21 (48,8%) penderita pada kontrol. Dalam penelitian
ini pembahasan ditunjang dengan teori yang ada sehingga hasil yang didapatkan
benar-benar valid.
6. Rekomendasi
Penulis tidak memberikan saran dan kesimpulan yang diberikan tidak spesifik
serta tidak ada alternatif tindakan untuk mencegah kejadian penyakit Sepsis
berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih. Namun penulis telah

memaparkan data kasus serta menjelaskan patofisiologis penyakit hingga


menyebabkan kematian.
7. Pustaka
Penulisan daftar pustaka telah sesuai dengan jumlah minimal pada penelitian
yaitu 15 sumber (Setiadi, 2007). Peneliti menggunakan 14 referensi yang
beberapa tahun penerbitannya lebih dari 10 tahun sehingga belum sesuai dengan
ketentuan. Penulisan daftar pustaka juga belum sesuai dengan kaidah penulisan,
dimana penulis menuliskan nomor di depan daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai