Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERENCANAAN

GEOMETRIK JALAN

WORKSHOP PEKERASAN JALAN


Pengajar :
Eka Sasmita Mulya, MT, MSi.
Drs. Yuwono
Oleh :
Fathon Darmawan
4113110012
Mochamad Iqbal Syaiful Ghani
4113110018
2 KONSENTRASI JALAN TOL
TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015

A. PENDAHULUAN
Jalan raya merupakan prasarana transportasi. Jalan ini memegang peranan
penting dalam menghubungkan antar daerah satu dengan daerah lain. Sehingga
antar daerah satu dengan daerah yang lain terjadi hubungan silaturrahmi. Jalan
juga berfungsi sebagai sarana pengembangan wilayah dan sarana pembangunan.
Dunia yang kian hari kian moderen mempengaruhi perkembangan sosial
masyarakat yang semakin menuntut manusia untuk lebih maju dalam banyak hal.
Perkembangan masyarakat yang demikian menyebabkan meningkatnya kebutuhan
masyarakat, Sehingga masyarakat secara sadar / tidak selalu dituntut untuk
memenuhi kebutuhan itu.
Aktifitas berjangkauan luas mengharuskan pemindahan barang maupun
manusia. Apabila keadaan yang demikian telah tercipta, mutlak diperlukan alat
angkut sebagai sarana lalu lintas dan lahan sebagai prasarana lalu lintas.

B. KRITERIA PERENCENAAN GEOMETRIK JALAN


Perencanaan geometri adalah bagian dari perancangan jalan raya, dimana
geometri suatu jalan dan bagian harus diselesaikan sesuai dengan tuntutan serta
sifat lalu lintas. Dalam perencanaan tersebut diharapkan memperoleh hubungan
yang baik antara waktu dan ruang sehubungan dengan kendaraan yang akan
melewatinya.
Tuntutan diharapkan adalah tercapainya suatu keadaan yang aman, nyaman
dan ekonomis. Hal ini selain ditentukan dari perencanaan Geometriknya juga
ditentukan oleh konstruksi lapis perkerasan Pavement, juga oleh pengaturan
lalu lintas yang ada. Akan tetapi disini hanya ditinjau dari segi perancangan
geometris saja.

a. Aman
Aman dimaksudkan bahwa perancangan trase jalan didasarkan pada
kecepatan tertentu / design speed, sehingga dapat memberikan jaminan
keselamatan bagi pemakai jalan. Perencanaan tikungan, tanjakan dan
turunan harus dirancang sebaik baiknya dengan dasar kecepatan rencana
tersebut. Maka harus dihindari tikungan tajam, tanjakan yang curam dan
turunan yang curam.
b. Nyaman
Selain memberikan keamanan, jalan harus memberikan kenyamanan
bagi pemakainya. Hal ini berarti menyajikan rancangan yang estetika,
sehingga pemakai jalan tidak merasakan kejenuhan dalam Perjalanan.
c. Ekonomis
Pembangunan jalan baru maupun yang sudah rusak membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Oleh karena itu perancang geometrik jalan selain
ditujukan untuk keamanan dan kenyamanan yang semaksimal mungkin tetap
dibatasi dengan biaya yang ada.
Perencanaan biaya harus seminimal dan seefisien mungkin tanpa
mengurangi keamanan dan kenyamanan yang direncanakan. Dalam
perencanaan

geometrik

jalan,

usaha

meminimalkan

biaya

dengan

menurunkan jumlah volume pekerjaan tanah yang meliputi pekerjaan galian


dan timbunan serta pemadatan.

C. PERHITUNGAN DATA GEOMETRIK JALAN


Adapun perhitungan data geometrik jalan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah mengenai alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, dan
superelevasi.
a. Alinyemen Horizontal
alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang
horizontal dikenal juga dengan sebutan "situasi jalan". Alinyemen
horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garisgaris lengkung. Garis-garis lengkung tersebut terdiri dari busur lingkaran
ditambah busur peralihan, busur peralihan saja, ataupun busur lingkaran
saja.
Bentuk lengkung horizontal:
a.1. Full Circle

dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

a.2. Spiral - Circle - Spiral

dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

a.3. Spiral - Spiral

dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

b. Alinyemen Vertikal
Tujuannya adalah untuk merubah secara bertahap pergantian 2 macam
kelandaian sehingga mengurangi shock dan menyediakan jarak pandang
henti yang dapat menyebabkan aman,. Nyaman serta kemudahan sistem
pengaliran air.
Jenisnya dapat dilihat dari letak titik perpotongan ke2 bagian lurus
atau tangen, sebagai berikut:
1

Lengkung vertikal cekung


Titik perpotongan antara ke 2 tangen berada di bawah permukaan
jalan

Lengkung vertikal cembung


Titik perpotongan antara ke 2 tangen berada di atas permukaan jalan.

-g1
+g2
+g1

-g2

+g1_g2
+g2

-g1+g2

-g1

g2
-g2

+g1

Bentuk lengkung vertikal adalah parabola dengan asumsi sederhana


sehingga elevasi sepanjang lengkung didapat dengan perbandingan dari
offset vertikal dari PPV yang bernilai tertentu.
Parabola memiliki turunan ke 2 konstan, sehingga jika terdapat pers.
Garis, garis singgungnya berubah secara konstan.. Sebagai ilustrasi
sebagai berikut:

PPV
G2
EvPTV
y
+g1
Y
PLV L
L
X

Dimana :
PLV

: Peralihan lengkung vertikal

PPV

: Pusat perpotongan vertikal

PTV

: Peralihan tangen verikal

: Panjang proyeksi lengkung pada bidang horisontal


(panjang lengkung vertikal)

G1,g2

: kelandaian bagian tangen (%)

Ev

: Pergeseran vertikal dari PPV ke lengkung

D2y

= r

: perubahan garis singgung tetap

Dx2
Rumus umum parabola

D2y
Dx

= r

Dy = r x + c.(1)
Dx
Pada x = 0, maka

Dy = g1C= g1 ...(2)

Dx
Pada x = L, maka

Dy = g2rL + g1 = g2 ...(3)

Dx
Dari ke 2 persamaan tersebut :

r = (g2 g1)
L

Sehingga persamaan (1 ) ==== Dy = (g2 g1) x + g1


Dx

Y = (g2 g1) x 2+ g1x + c


L

Jika y = 0, x = 0, maka C = 0. Dan persamaan tersebut menjadi :


Y = (g2 g1) x 2+ g1x
2L

Dengan perbandingan segitiga sebangun :


(y + Y ) : g1. L = x : L
y + Y = g1.x
y = -Y + g1. X
y = - (g2 g1) x 2- g1x + g1.x
2L
y = (g1 g2) x 2
2L

Sehingga persamaan umum untuk lengkung vertikal adalah :


y = (g1 g2) x 2

atau y = A x 2

2L

2L

jika dinyatakan dalam persen dari A (g1 g2) maka :


y= Ax2
200 L
dan untuk x = L dan y = Ev, maka Ev = AL
800
tanda +, menunujukkan lengkung cembung, dan tanda
menunjukkan lengkung cekung.

c. Superelevasi
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan
yangberfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan
pada saatberjalan melalui tikungan pads kecepatan VR.
Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 10%.Pencapaian superelevasi :
a.) Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang
normalpada bagian jalan yang lurus sampai ke kemiringan penuh
(superelevasi)pada bagian lengkung.

b.) Pada tikungan SCS, pencapaian superelevasi dilakukan secara


linear(lihat Gambar II.21), diawali dari bentuk normal sampai awal
lengkungperalihan (TS) yang berbentuk pada bagian lurus jalan, 'lalu
dilanjutkansampai superelevasi penuh pada akhir bagian lengkung
peralihan (SC).
c.) Pada tikungan fC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear
(lihatGambar 11.22), diawali dari bagian lurus sepanjang 213 LS
sampai denganbagian lingkaran penuh sepanjang 113 bagian panjang
LS.
d.) Pada tikungan S-S, pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan
padabagian spiral.

Gambar 3.5 Metode pencapaian superelevasi pada tikungan tipe S-S


Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan antar kota (1997)

Gambar 3.6 Metode pencapaian superelevasi pada tikungan tipe SCS


Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan antar kota (1997)

Anda mungkin juga menyukai