Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia Pada Ibu Hamil
TINJAUAN PUSTAKA
A.
anemia
yang
disebabkan
oleh
penghancuran
atau
pemecahan sel darah merah yang lebih cepat pembuatannya. Gejala utama
dengan kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan serta gejala
komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
besi melalui ekskresi secara normal. Pada saat haid, kehilangan zat besi
bisa bertambah hingga 1 mg (Soeprono, 1998).
b. Mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
Tablet
zat
besi
(Fe)
adalah
tablet
untuk
suplementasi
zat besi (Fe) seperti makanan sumber hewani (daging, ikan) serta
makanan yang mengandung sumber nabati (sayuran hijau), serta
meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi (Fe) yaitu pada masa
hamil. Kebutuhan zat besi (Fe) meningkat karena zat besi (Fe)
diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri
(Depkes, 1998).
2) Anemia defisiensi zat besi (Fe)
Anemia defisiensi zat besi (Fe) merupakan anemia yang terjadi
karena kebutuhan zat besi (Fe) untuk erithopoetic tidak cukup,
biasanya ditandai dengan eritrosit mikrositik, kadar besi serum
rendah, satu rasi transferin mengurang dan tidak adanya zat besi (Fe)
pada sumsum tulang dan tempat cadangan zat besi (Fe) yang lain.
Pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Berkurangnya kadar haemoglobin pada
wanita hamil menurut WHO adalah, normal (11 gr%), anemia ringan
(10-11 gr%), anemia sedang (7-0 gr%), anemia berat (<7 gr%) (De
Meyer, 1995).
Pada ibu hamil jika terjadi anemia defisiensi zat besi (Fe) dapat
menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan, meningkatnya
risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR <2,5
kg). Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu atau
bayinya, untuk itu dibutuhkan suatu penangganan defisiensi zat besi
(Fe) melalui pencegahan dengan memberikan tablet zat besi (Fe) pada
ibu hamil yang dibagikan pada waktu memeriksakan kehamilan,
dimana suplemen tablet besi (Fe) merupakan salah satu cara yang
paling efektif meningkatkan kadar zat besi (Fe) dalam jangka pendek
(BPS, 2005).
5. Kadar Hemoglobin
a. Pengertian
Hemoglobin adalah protein majemuk yang tersusun atas protein
sederhana yaitu globin dan radikal prostetik yang berwarna, yang disebut
heme. Protein ini terdapat dalam butir-butir darah merah dan dapat
dipisahkan daripadanya dengan cara pemusingan. Berat molekulnya yang
ditentukan dengan ultrasentrifuge sebesar 68.000, merupakan protein
pertama yang diperoleh dalam bentuk hablur (Manuaba, 2001).
Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah. Tiap liter
darah mengandung kira-kira 150 gr hemoglobin. Kadar hemoglobin
adalah jumlah K3Fe (CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang
kemudian diubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN dengan
batas ambang berat bila Hb < 8 gr/dl, anemia ringan jika Hb > 8 11 gr/dl
dan normal pada ibu hamil Hb > 11 gr/dl (Manuaba, 2001).
Kadar hemoglobin pada darah dikatakan anemia apabila kadar Hb
dasar pada pria <13 gr/%, wanita < 12 gr/% dan pada ibu hamil < 11
gr/%.
ringan (8-11 gr/%) dan anemia berat (< 8 gr/% ) (Husaini, 1999).
6. Mengukur kadar Hb
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil dengan mengukur kadar Hb
dalam darahnya, bila kurang dari 11 gr% maka ibu hamil tergolong anemia.
Hal ini juga menyebabkan gangguan nutrisi yang salah satunya berakibat
berat bayi yang dilahirkan kurang dari normal (Polarto, 1999). Pada
pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan
mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan trimester III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat
digolongkan sebagai berikut (Manuaba, 2001) : a) Hb 11 gr% : tidak
anemia, b) Hb 9-10gr% : anemia ringan, c) Hb < 9 gr%.: anemia Hb < 7
gr%.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil
a. Umur
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator
dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu
pada setiap pengalamannya. Umur sangat berpengaruh pada kepatuhan
ibu mengkonsumsi tablet Fe (zat besi), dimana semakin muda umur yang
ibu
c. Pekerjaan
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan
sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan
sebagai timbulnya suatu masalah pada ibu hamil, tetapi kondisi kerja yang
menonjol, aktifitas yang berlebih dan kurangnya istirahat saat bekerja
berpengaruh pada kurangnya zat besi. Selain itu penyediaan makanan dari
perusahaan tempat ibu hamil bekerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi ibu hamil akan berisiko kekurangan anemia gizi, jika hal ini terjadi
dalam waktu panjang (Depkes, 2002)
d. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas
maupun kualitas makanan sehingga ada hubungan yang erat antara
pendapatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu
hamil. Pendapatan yang kurang dapat mempengaruhi daya beli ibu hamil
dalam membeli bahan makanan yang dibutuhkan selama kehamilan, Hal
ini berdampak pada asupan makan yang kurang dan berisiko terjadinya
anemia gizi selama kehamilan (Berg, 1996).
e. Pengetahuan Ibu Hamil
Pengetahuan merupakan hasil dari akibat proses penginderaan
terhadap suatu obyek baik meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
memprediksi
hasil
kehamilan,
beberapa
penelitian
KEK
< 23,5
Risiko
> 23,5
Tidak risiko
B.
Ibu Hamil
1. Pengertian
Ibu hamil adalah salah satu kelompok didalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan gizi, sehingga
pada masa kehamilan ibu hamil, memerlukan unsur-unsur gizi lebih banyak
dibandingkan dengan keadaan biasanya (Hall, 2000). Selama kehamilan, ibu
hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu keadaan kesehatan fisik dan
mental sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap keadaan janin dan
waktu persalinan.
2. Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Dimana
kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), bila
kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan
kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan
yang ditinjau dari umur kehamilan dibagi dalam tiga bagian, yaitu kehamilan
trimester I yaitu 0-12 minggu, trimester II adalah 12-28 minggu dan trimester
III mulai 28 - 40 minggu (Wiknjosastro, 1999).
3. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Wiknjosastro (1999) menyebutkan bahwa tanda-tanda awal
dari kehamilan yaitu sebagai berikut :
a. Siklus haid yang terhenti sementara atau siklus haid yang tidak normal
perubahan
komposisi
dan
metabolisme
tubuh
ibu.
Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan pada saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Zulhaida Lubis, 2003).
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan
kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti
perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari
selama hamil. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak
5180 Kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih
dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan
untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang
bisa dimetabolisme. Dengan demikian jumlah total energi yang harus
tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal. Untuk memperoleh
besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan
angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh
angka 300 Kkal (Nasoetion, 1998).
b. Tahap-tahap kebutuhan gizi ibu hamil
Terdapat beberapa tahap kebutuhan ibu hamil berdasarkan
trimester yaitu :
jaringan
ibu
seperti
penambahan
volume
darah,
Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan
tulang, gigi, jantung yang sehat, saraf dan otot. Kekurangan
kalsium akan menyebabkan pertumbuhan tulang dan gigi jadi
terhambat pada janin. Sumber pangan yang banyak mengandung
kalsium seperti susu, ikan, biji-bijian sayuran hijau dan kacangkacangan.
d) Magnesium
Magnesium merupakan zat gizi lainnya yang berperan
dalam membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Kekurangan magnesium akan menyebabkan preeklamsia, bayi
cacat dan kematian bayi. Sumber pangan yang banyak
mengandung magnesium seperti sayur-sayuran, sumber makanan
laut, ikan tawar segar, kacang-kacangan daging.
e) Zat Besi
Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan
hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel
C.
Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi anemi :
1 Umur
2 Pendidikan
3 Pekerjaan
4 Pendapatan
5 Pengetahuan
6 Paritas
7 Status gizi
Anemia
Pada Ibu Hamil Trimester III
1
2
3
Tidak anemia
Anemia ringan
Anemia
D.
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Anemia
Pada Ibu Hamil Trimester III
E.
Variabel Penelitian
1. Variabel Independen : Status gizi ibu hamil
2. Variabel Dependen : Anemia pada ibu hamil trimester III
F.
Hipotesis
Ha: Ada hubungan status gizi dengan anemia pada ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Mendenrejo Kabupaten Blora.