LP Hamil Dengan Anemia
LP Hamil Dengan Anemia
Oleh :
Yuke astari
P1337424820002
Mengetahui
Pembimbing Institusi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah keadaan tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan
tubuh (Proverawati, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 anemia
dalam kehamilan dalah kondisi Ibu dengan kadar haemoglobin <11 gr%
pada trimester I dan III,sedangkan pada trimester II kadar haemoglobin ibu
hamil <10,5 gr%. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel
darah merah atau penurunan konsentrasi Hb di dalam sirkulasi darah.
Anemia adalah kadar turunnya haemoglobin kurang dari 12 gr/dl untuk
wanita tidak hamil dan kurang dari 10gr/dl untuk wanita hamil (Varney,
2010). Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan pendarahan akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi.
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di
negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-
rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan
sebesar 72,6%. Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil merupakan
masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013).
Anemia terjadi karena kadar hemoglobin dalam sel darah merah
kurang. Normalnya, kadar hemoglobin dalam darah sekitar 12g/100 ml.
Kadar hemoglobin antara 9-11g/100ml (anemia ringan), kadar hemoglobin
6-8g/100ml (anemia sedang), dan kadar hemoglobin kurang dari 6
(anemia berat). Jumlah kadar hemoglobin dalam setiap sel darah merah
akan menentukan kemampuan darah mengangkut oksigen dari paru – paru
ke seluruh tubuh termasuk ke pembuluh darah yang memberi asupan
makanan dan oksigen pada janin. Oksigen diperlukan demi kelancaran
seluruh fungsi organ tubuh ibu dan proses tumbuh kembang janin
(Muliarini,2010). Faktor-faktor penyebab utama anemia adalah gizi dan
infeksi. Faktor gizi yang berkontribusi terhadap anemia adalah kekurangan
zat besi. Hal ini karena konsumsi makanan yang monoton, dan kaya akan
zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga zat besi tidak
dapat dimanfaatkan oleh tubuh dengan baik (Kementerian Kesehatan RI,
2016). Faktor yang mengakibatkan semakin meningkatnya angka anemia
pada ibu hamil antara lain yaitu umur ibu hamil, paritas, tingkat
pendidikan (Dafroyati, 2012). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya anemia kehamilan diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat
pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe ( Yanti,
dkk, 2015).
Keadaan anemia akan menyebabkan ibu mengalami banyak
gangguan seperti mudah pusing, pingsan, mudah keguguran atau
mengalami proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi
yang tidak maksimal serta perdarahan setelah persalinan. Kondisi anemia
pada ibu hamil akan menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, lahir
prematur dan lahir dengan cacat bawaan. Untuk mencegah anemia
dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung
zat besi, asam folat, juga vitamin B seperti hati, daging, kuning telur, ikan
teri, susu. Kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, edamame,
sayuran berwarna hijau seperti bayam serta katuk. Selain itu baik
mengkonsumsi makanan yang memudahkan penyerapan zat besi, misalnya
vitamin C dalam bahan alami. Menghindari makanan/minuman yang
menghambat penyerapan zat besi seperti kopi serta teh (Muliarini, 2010).
Berdasarkan data WHO 2011 angka kejadian anemia tertinggi ibu hamil
secara global sebanyak 28-36 juta orang, sedangkan jumlah anemia
tertinggi di Asia yaitu sebanyak 12-22 juta orang, dan terendah di Oceania
atau kawasan di Samudera Pasifik sekitar 100-200 orang (Ayu, 2017)
WHO menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil secara global
mencapai 41,8 % atau sekitar 56 juta ibu hamil (Rukiyah, dkk, 2010). Data
World Bank 2005 dalam Febriana (2012) menyatakan bahwa 63% ibu
hamil di Indonesia mengalami anemia. Menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 anemia pada ibu hamil meningkat, yaitu
dari tahun 2013 sebanyak 37,1% dan pada tahun 2018 menjadi 48,9%. Ibu
hamil yang anemia didominasi pada rentang umur 15-24 tahun
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Menurut profil kesehatan DIY tahun
2018 Anemia pada dua trimester pertama akan meningkatkan risiko
persalinan prematur atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Selain itu,
anemia akan meningkatkan risiko pendarahan selama persalinan dan
membuat ibu lebih sulit melawan infeksi. Hasil penelitian Fakultas
Kedokteran di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi anemia
ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%. Sementara itu, penelitian
Pusponegoro dan Anemia World Map pada waktu yang sama
menyebutkan 51% wanita hamil menderita anemia sehingga menyebabkan
kematian hingga 300 jiwa perhari (Dinkes DIY, 2018)
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul
laporan “Asuhan Kebidanan Kolaborasi Ibu Hamil Patologis Pada Ny.Y
31 Tahun G2P1A0 Dengan Anemia Ringan Di Puskesmas Pudakpayung
Kota Semarang”
B. Rumusan masalah
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen yang tepat pada Ibu Hamil Patologis
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data
yang terkumpul dari Asuhan Kebidanan Kolaborasi Ibu Hamil
Patologis
b. Mampu menginterpretasikan data yang terkumpul baik dalam
bentuk diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada Ibu hamil
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial terhadap
ibu hamil
d. Mampu membuat rencana manajemen terhadap ibu hamil
e. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat untuk
ibu hamil
f. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai terhadap ibu hamil
g. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan
SOAP.
D. Ruang Lingkup
1. Anamnesa
Dengan tanya jawab langsung antara tenaga kesehatan dengan ibu
untuk mendapatkan data subyektif.
2. Observasi TTV dan Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan langsung dengan pasien meliputi inspeksi,
palpasi, auskultasi untuk mendapatkan data obyektif.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer : dari data tanya jawab dengan ibu
b. Sumber Data Sekunder : diperoleh dari status pasien
4. Tinjauan Pustaka
Mencari informasi melalui teks book, e-book dan beberapa situs internet
yang dapat dijadikan landasan teori dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
8. Pathways
9. Komplikasi
a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut Pratami kondisi anemia sanggat menggangukesehatan
ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.Anemia yang
terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkanabortus,
persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janindalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancamandekompensasi jantung
jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,hiperemis gravidarum,
perdarahan antepartum, atau ketuban pecahdini. Anemia juga dapat
menyebabkan gangguan selama persalinanseperti gangguan his,
gangguan kekuatan mengejan, kala I lama, kala kedua yang lama
hingga dapatmelelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan
operasi, retensio plasenta, serta perdarahan post partum primer
maupun sekunder akibat atoniauterus (Pratami, 2016).
b. Komplikasi Anemia pada Janin
Anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin
yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi berkurang, serta suplai
oksigen dalam plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga
menimbulkan beberapa resiko pada janin seperti kematian intra-uteri,
berat badan lahir rendah (BBLR), resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau
tingkat inteligensi bayi rendah (Pratami, 2016).
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemberian zat besi oral
dapat mengatasi kejadian anemia pada kehamilan karena
defesiensizat besi, pemberian zat besi oral dimulai trimester II
kehamilan dampaknya dapat meningkatkan kadar Hb dan firitin
serum dibandingkan dengan pemberian plasebo. Penelitian lain juga
membuktikan pemberian zat besi oral harian selama empat minggu
memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kadar Hb rata-
rata 19,5 g/dl (Pratami, 2016) tetapi pemberian suplemen zat besi
oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
Sekitar 10-20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis
pengobatan mengalami efek saamping seperti mual, muntah,
konstipasi atau diare(Pratami, 2016).
Terapi oral merupakan pemberian preparat besi : fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg per
hari dapat meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) sebanyak 1 gr/dl
per bulan. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 µg asam folat untuk profilaksis anemia. Pemberian
preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg
(20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus dapat
meningkatkan hemoglobin (Hb) lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian
parenteral ini mempunyai indikasi intoleransi besi pada traktus
gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek
samping utama yaitu reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat
diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan
seluruh dosis (Prawirohardjo, 2009).
Transfusi darah juga digunakan dalam menangani anemia
berat padaibu hamil, namun penanganan ini juga menimbulkan
resiko seperti infeksi, penularan virus atau bakteri yang dapat
membahayakan ibu dan janin (Pratami, 2016).Dalam menangani
anemia, tenaga kesehatan harus menerapkan strategi yang sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil tersebut.
b. Penatalaksanaan Dirumah
Selain pemberian zat besi dan asam folat, upaya yang perlu
dilakukan tenaga kesehatan terhadap ibu hamil yang mengalami
anemia dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
pentingnya zat besi, asam folat, serta kebutuhan nutrisi selama
kehamilan. Dengan diberikan pendidikan kesehatan diharapkan ibu
hamil dapat mengetahui kondisi apa saja yang dapat terjadi selama
kehamilanya sehingga lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan
janin yang dikandungnya (Proverawati, 2011).
11. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium hematologis dilakukan secara bertahap sebagai
berikut
a. Test penyaring : test ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap
kasus anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya
anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini
meliputi pengkajian pada komponen komponen berikut ini ;
1) Kadar hemoglobin
2) Indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)
3) Apusan darah tepi
b. Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan
pada sistem leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan
meliputi laju endap darah (LED) , hitung diferensial, dan hitung
retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini harus dikerjakan pada
sebagian besar kasus anemia untuk mendapatkan diagnosis definitif
meskipun ada beberapa kasus yang diagnosisnya tidak memerlukan
pemeriksaan sumsum tulang.
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini akan dikerjakan jika
telah mempunyai dugaan diagnosis awal sehingga fungsinya adalah
untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosis tersebut. Pemeriksaan tersebut
meliputi komponen berikut ini :
1) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan
feritin serum.
2) Anemia megaloblastik : asam folat darah atau eritrosit, vitamin B12.
3) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, test coombs, dan elektroforesis
Hb.
4) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sito
kimia.
e. Pemeriksaan laboratorium non hematologis meliputi :
1) Faal ginjal
2) Faal endokrin
3) Asam urat
4) Faal hati
5) Biakan kuman
f. Pemeriksaan penunjang lain
1) Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi.
2) Radiologi : toraks, bone survay, USG, atau limfangiografi.
3) Pemeriksaan sitogenetik
4) Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = Polymerasechain reaction,
FISH = Fluorescence in situ hybrydization )
g. Penatalaksanaan Terapi
Pada setiap kasus anemia perlu diperhatikan prinsip sebagai berikut :
1) Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan
2) Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional, dan efisien
Jenis-jenis terapi yang dapat diberikan adalah :
Terapi gawat darurat
Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah
jantung, maka harus segera diberikan terapi darurat dengan
transfusi darah merahyang dimampatkan (PRC) untuk mencegah
perburukan payah jantung tersebut.
Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang dijumpai,
misalnya preparat besi untuk anemia defisiensi besi.
Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar
yang menjadi penyebab anemia misalnya anemia defisiensi besi
yang disebabkan oleh infeksi cacaing tambang harus diberikan
obat anti cacing tambang.
Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat
dipastikan, jika terapi ini berhasil berarti diagnosis dapat
dikuatkan. Terapi ini hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas
diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini
penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respon yang
baik, terapi diteruskan, tetapi jika tidak terdapat respon maka
harus dilakukan evaluasi kembali.
Landasan Hukum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2017 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Menteri
Kesehatan sebelumnya tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan,
yaitu (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2017) :
a. Pasal 18
Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
1) Pelayanan Kesehatan Ibu
2) Pelayanan Kesehatan Anak
3) Pelayanan Kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
b. Pasal 19
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan:
a) konseling pada masa sebelum hamil;
b) antenatal pada kehamilan normal;
c) persalinan normal;
d) ibu nifas normal;
e) ibu menyusui; dan
f) konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
a) episiotomi;
b) pertolongan persalinan normal;
c) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan;
e) pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
f) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air
susu ibu eksklusif;
h) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
i) penyuluhan dan konseling;
j) bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
g) pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
C. Teori Sistem Rujukan
1. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai kewenangannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mewujudkan kesehatan
keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan
menjadi :
a. Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
b. Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan
atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan.
c. Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima
rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat / fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Asuhan kebidanan meliputi meliputi asuhan pra konsepsi,
antenatal, intranatal, neonatus, nifas, keluarga berencana, ginekologi,
premenopause dan asuhan primer. Dalam pelaksanaannya bidan bekerja
dalam sistem pelayanan yang memberi konsultasi, manajemen
kolaborasi, dan rujukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan
klien. Pelayanan kebidanan merupakan perpaduan antara kiat dan ilmu.
Bidan membutuhkan kemampuan untuk memahami kebutuhan wanita
dan mendorong semangatnya untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya
menghadapi kehamilan, persalinan maupun perannya sebagai ibu.
Dalam tugasnya, bidan membutuhkan ilmu dan kemampuan untuk
mengambil keputusan (Patimah, Astuti and Tajmuati, 2016).
PENGKAJIAN :
Tanggal : 13 Mei 2021
Jam : 10.00 WIB
IDENTITASPASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. Y 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 31 tahun 2. Umur : 39 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : S1 4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : Guru 5. Pekerjaan : Karyawan swasta
6. Suku bangsa : Jawa/ Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
7. Alamat : Pudak Payung RT 7. Alamat : Pudak Payung RT 01
01 RW 08 RW 08
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
KELUHAN UTAMA
Ibu mengeluh pusing
URAIAN KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan sejak kemarin sore merasakan pusing, terkadang seperti
gelap dan berkunang-kunang saat langsung berdiri dari duduk.
RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit/kondisi yang pernah diderita atau sedang diderita :
Ibu mengatakan saat ini tidak pernah/sedang menderita tanda dan gejala
penyakit seperti :
Jantung:Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak mengalami nyeri dan
berdebar-debar saat melakukan aktivitas ringan seperti nonton tv,
berjalan santai, dan beristirahat. Tidak pernah mengalami sesak
napas/terengah-engah saat melakukan aktifitas fisik ringan seperti
berjalan kaki beberapa meter saja.
Asma:Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas setelah makan
sesuatu misalnya atau setelah terpapar debu.
TBC: Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu lama lebih dari 3
bulan.
Hepatitis B: Ibu mengatakan bagian mata, kulit dan kuku tidak berwana
kekuningan.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami BAK dengan warna kuning
kecokelatan dan BAB pucat.
DM:Ibu mengatakan tidak pernah mengalami mudah haus, mudah lapar,
dan sering BAK di malam hari; penurunan berat badan yang drastis; dan
luka yang sulit kering.
Hipertensi: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan misalnya
pusing yang tidak hilang saat dibawa istirahat, dan tengkuk terasa kaku
serta tegang.
HIV/AIDS: Ibu mengatkan tidak pernah mengalami penyakit sperti
sariawan yang tidak kunjung sembuh, diare lebih dari 1 bulan, dan berat
badan yang menurun drastis.
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit jantung,
paru-paru, DM, Hipertensi, Asma, dan TBC, PMS, Hepatitis B. Tidak
ada riwayat keturunan kembar dalam keluarga.
RIWAYAT OBSTETRI
1) Riwayat haid
Menarche : Usia 12 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Warna darah : Merah
Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 3-4 kali sehari ganti pembalut
c. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 2 usia 20 mg
2) HPHT : 13-01-2020
3) HPL : 20-10-2021
4) Gerak janin :
a) Pertama kali : ibu mengatakan belum merasakan gerak janin
b) Frekuensi dalam 12 jam : -
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada.
7) Imunisasi TT :T3
8) ANC : 1x
Suplement
ANC Tindakan/
Tanggal Tempat dan Fe (Jenis Masalah
ke Pendkes
dan Jumlah)
Asam folat, Fe Telat Konseling gizi
1 16 Feb 2021 Bidan
10 tab mens ibu hamil
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil :
a) Buang Air Kecil:
Frekuensiperhari : 4-5x, warna kuning jernih
Keluhan/masalah: tidak ada
b) Buang Air Besar:
Frekuensi perhari : 1x; warna kuning kecoklatan
Keluhan/masalah: tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
BAK menjadi lebih sering dan tidak ada keluhan.
BAB tidak ada perubahan
c. Personalhygiene
1) Sebelum hamil :
Mandi 2xsehari
Keramas 3x seminggu
Gosok gigi 2xsehari
Ganti pakaian 2x sehari;celanadalam 2x sehari
Kebiasaan memakai alas kaki : ya
2) Perubahan selama hamil ini: tidak ada perubahan
d. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil:
Frekuensi: 2x seminggu
Contact bleeding: tidak ada
Keluhan lain: tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini: Frekuensi berhubungan seksual selama
hamil 2 minggu sekali.
e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil:
Tidur malam 8 jam
Tidur siang 0 jam
Keluhan/masalah: tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini: tidak ada perubahan
f. Aktivitas fisik dan olahraga
1) Sebelum hamil: pekerjaan rumah
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) melakukan pekerjaan rumah
tangga sehari – hari.
Olah raga : jarang
2) Perubahan selama hamil ini : tidak ada perubahan
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan:
1) Merokok : tidak pernah
2) Minumanberalkohol : tidak pernah
3) Obat-obatan : tidak pernah
4) Jamu : tidak pernah
d. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah/tidak menikah
Umur waktu menikah :23 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah/tidak
Lamanya 8tahun
3) Hubungan dengan suami : baik/ada masalah
a. Kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami:
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : bahagia
b. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah):
ibu mengkomunikasikan semua permasalah dengan suami
c. Ibu tinggal serumah dengan :suami
d. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat/tidak mengambil keputusan
sendiri.
e. Orang terdekat ibu :suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC: suami
f. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan:
tidak ada
g. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan: di
Puskesmas Bendan
h. Penghasilan perbulan : cukup/tidak cukup
i. Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan: tidak ada
praktik agama khusus, ibu beribadah seperti biasa
1) Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil ini?
Tidak ada
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:
Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
Boleh menerima tranfusi darah
Boleh diperiksa genetalia
II. DATAOBYEKTIF
1. PemeriksaanFisik:
a. PemeriksaanUmum:
1) Keadaanumum :Baik
2) Kesadaran :Composmentis
3) Tensi :110/70 mmHg
4) Nadi :78x/menit
5) Suhu : 36,5°C
6) RR :20 kali per menit
7) BB sebelum/sekarang : 44kg/ 45kg
8) TB : 153 cm
9) LILA : 23 cm
10) IMTsebelum/sekarang : 18,8 kg/m2 /19,2 kg/m2(IMT normal)
b. Status Present
Kepala : mesochepal, bersih, tidak ada luka
Muka : simetris, tidak pucat, tidak oedema
Mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung
Mulut : tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada benjolan
Perut : ada striae gravidarum, tidak ada linea nigra,tidak
ada bekas luka operasi
Lipatan paha : normal dan tidak ada benjolan
Vulva : tidak ada varises
Ekstremitas : simetris, tidak odema, tidak ada varises
Punggung : tidak ada kelainan bentuk
Reflek Patela : +/+
Anus : tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum
Mamae :putting menonjol
Abdomen :terdapat striae gravidarum, tidak ada bekas luka
operasi
Vulva : tidak ada varises
2) Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari di bawah pusat.
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
3) TFU : 16 cm
4) TBJ : 775 gram (Johnson-Toshack)
5) Auskultasi : DJJ : 146 x/menit
d. Pemeriksaan Penunjang:
-
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan : Ny. Y, G1P0A0 usia 31 tahun hamil 20 minggu
janin tunggal, hidup intrauterine dengan anemia ringan
Masalah :
- KEK
Kebutuhan :
- ANC Terpadu
- Kolaborasi cek laboratorium
- Pendidikan kesehatan tentang anemia
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal: 13 Mei 2020 Jam : 10.20 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara umumkeadaan ibu hamil sehat,
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun hasil pemeriksaan fisikpada
konjungtiva ibu agak pucat yang kemungkinan ibu mengalami anemia.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menjelaskan kondisi anemia pada ibu hamil dapat terjadi karena
kekurangan beberapa zat gizi tertentu seperti zat besi, asam folat, atau
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Nama Pasien:
No RM :
Ny. Y
Umur: Tanggal: 20 Mei 2021
31 tahun
Tanggal/ Catatan Perkembangan Nama
Jam: SOAP dan Paraf
20 Mei S:
2021 Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
08.00
Ibu mengatakan pusingnya sudah berkurang
Ibu mengatakan tadi pagi sudah mengkonsumsi tablet
Fe yang diberikan sesuai anjuran
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.30 C
Pernapasan : 20x/menit
A:
Ny.Y, 31 tahun G2P1A0 hamil 21 minggu janin
tunggal, hidup intrauterine dengan anemia ringan
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi
ibu dalam keadaan baik.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Menjelaskan kembali pada ibu untuk menjaga
kebersihan atau personal hygiene, rajin mencuci
tangan dengan langkah yang benas dengan sabun
dan air mengalir,menjaga kebersihan seperti mandi
2x sehari, menjelaskan cara cebok yang benar yaitu
dari depan ke belakang (dari lubang kencing ke arah
anus).
Hasil : Pasien mengerti dan dapat melakukan cuci
tangan dengan langkah yang benar
3. Mengingatkan ibu untuk makan minum dengan gizi
seimbang, memperbanyak asupan protein dan
sumber zat besi baik hewani maupun nabati. Sumber
hewani antara lain hati ayam, sapi, telur ayam, telur
bebek, daging ayam, daging sapi, daging kambing
dan berbagai macam ikan. Sedangkan sumber nabati
seperti tempe, tahu, kacang kedelai, bayam,
kangkung, dan sayur-sayuran hijau lainnya.
Menghindari makan bersamaan penghambat zat besi
seperti susu atau produk olahan susu lainnya,
mengatur pemberian jarak / waktu minum susu dan
kalsium dengan makan/ minum vit Fe kurang lebih 2
jam. Menghindari konsumsi penghambat zat besi
lainnya seperti teh atau kopi.
Hasil: ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
bidan
4. Menganjurkan ibu untuk Kunjungan ulang 1 bulan
lagi atau bila ada keluhan
Hasil: Ibu bersedia dikunjungi 1 bulan lagi atau ada
keluhan
13 Juni S:
2021 Ibu mengatakan ingin periksa kehamilan
09.00
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan enjoy dengan
kehamilannya
Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan sesuai
anjuran bidan
O:
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/70
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36.50 C
Pernapasan : 20x/menit
Palpasi : TFU 2 jari atas pusat
DJJ : 148x/ menit
A:
Ny.Y, 31 tahun G2P1A0 hamil 25 janin tunggal hidup
intrauterine
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi
ibu dalam keadaan baik. Denyut jantung janin sudah
terdengar dan dalam batas normal
Hasil : ibu mengerti dan senang denyut jantung janin
sudah terdengar
2. Melakukan evaluasi pola makan, dan apakah vitamin
dikonsumsi oleh ibu
Hasil : Ibu mengatakan sudah makan teratur dan
bergizi seimbang sesuai anjuran bidan,vitamin dan
susu sudah dikonsumsi ibu
3. Menjelaskan pada ibu mengenai USG, kapan dan
dimana saja dapat dilakukan. USG atau
ultrasonografi pada kehamilan merupakan alat yang
digunakan untuk melihat gambaran janin dalam
kandungan pada layar monitor, selama hamil
setidaknya 4 kali selama kehamilan. Yaitu satu kali
saat trimester pertama, satu kali saat trimester kedua,
dan dua kali saat trimester ketiga. Namun, jumlah ini
bisa berubah, tergantung dengan kondisi kehamilan
dan indikasi tertentu. USG pada kehamilan TM 1-2
awal, dapat untuk mengidentifikasi adanya kelainan
pada janin, mengidentifikasi adanya kelainan genetik
pada janin, seperti sindrom down.Memeriksa
kelainan kongenital atau risiko cacat lahir dan
masalah pada rahim (seperti tumor pada masa
kehamilan)
Hasil: ibu mengerti dan berencana melakukan USG
dalam waktu dekat ini.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan cek
laboratorium hb ulang 1 bulan lagi untuk memantau
apakah kadar hb ibu
Hasil : Ibu bersedia datang untuk cek laboratorium
hb ulang
PEMBAHASAN