Anda di halaman 1dari 20

Soal dan Jawaban PreTest Farmasi Klinik

Praktik Kerja Profesi Apoteker


di IFRS RSUD Kota Bandung

Disusun oleh:

Anindita
Resti Dwi Mulyati

Fadhila P

260112120567

260112120615

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013

A. UMUM
1. Apa yang dimaksud dengan yang tersebut di bawah ini, jelaskan kegunaannya
untuk keperluan praktek farmasi klinik.
a. Onset
: Waktu yang diperlukan suatu obat untuk mulai memberikan efeknya
setelah pemberian
Kegunaan : untuk mengetahui mulai kerja obat
b. Waktu Puncak : Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar puncak

Kegunaan

: Untuk menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi

sistemik mencapai puncak.


c. Waktu paruh eliminasi : waktu yang diperlukan kadar obat dalam sirkulasi
sistemik berkurang menjadi setengah dari nilai awal
Kegunaan : untuk memperkirakan berbagai kondisi kinetik, misalnya kapan obat
akan habis dari dalam tubuh, kapan sebaiknya dilakukan pemberian ulang
(interval pemberian) sehingga dilakukan pemilihan interval pemberian dosis yang
tidak menyebabkan kadar toksik dan kadar subterapeutik
d. Volume Distribusi : Volume yang menunjukan distribusi obat di seluruh tubuh
atau pada jaringan tertentu
Kegunaan : Untuk menghitung clearance obat, menggambarkan volume teoritis
dimana obat terdistribusi pada plasma darah
e. Durasi
: Lama kerja obat
Kegunaan : Untuk mengetahui lama suatu obat dalam tubuh bersifat teurapetik
f. Bioavailabilitas Oral : Ukuran kecepatan absorpsi obat dan jumlah obat tersebut
yang diabsorpsi secara utuh oleh tubuh, dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Untuk Rute oral bioavailabilitasnya kurang dari 100% dikarenakan obat
mengalami first pass elimination di hati sebelum memasuki sirkulasi sistemik
sehingga absorbsi tidak sempurna.
Kegunaan : Untuk menggambarkan perkiraan tercapai tidaknya efek terapi yang
dikehendaki menurut formulasinya
g. Obat dengan window terapi sempit : rentang/selisih antara dosis terapi dan
dosis toksis nya kecil.
Kegunaan : Obat dengan window terapi sempit akan mudah menimbulkan
keracunan bila dosis normalnya dilampaui.
h. Clearance Ginjal : kemampuan tubuh untuk membersihkan darah dari obat per
satuan waktu yang berasal dari kerja ginjal sebagai organ ekskresi utama
Kegunaan : untuk menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan per waktu /
kemampuan mengeliminasi (satuannya: volume/waktu)
2. Gambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi respon pasien terhadap obat !

DOSIS YANG DIBERIKAN


(RESEP)
- kepatuhan penderita
- tanpa ada kesalahan medikasi
DOSIS YANG DIMINUM
Faktor-faktor farmakokinetik akadar obat yg
diminum dapat mencapai reseptor
- absorpsi (jumlah dan kecepatan)
- distribusi
(ukuran dan komposisi tubuh, distribusi dalam
cairan-cairan tubuh, ikatan dengan protein plasma
dan jaringan)
3. Jelaskan apa yang engkau ketahui tentang Drug Related Problems
Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau situasi yang menyangkut
terapi obat, yang mempengaruhi secara potensial atau aktual hasil akhir pasien
DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan obat (drug needed)
o Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
o Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi
o Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non compliance)
2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)
o Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat
o Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada
o Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat

o Duplikasi terapi
o Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah
o Obat tidak ada diformularium
o Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien
3. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)
o Dosis terlalu tinggi
o Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)
o Dosis terlalu rendah
o Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)
o Ketidaktepatan interval dosis
4. Efek buruk obat (adverse drug reaction)
o Efek samping
o Alergi
o Obat memicu kerusakan tubuh
o Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium
5. Interaksi obat (drug interaction)
o Interaksi antara obat dengan obat/herbal
o Interaksi obat dengan makanan
o Interaksi obat dengan pengujian laboratorium
Suatu kejadian dapat disebut DRP bila memenuhi dua komponen berikut :

1. Kejadian yang tidak diinginkan


Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis penyakit, ketidakmampuan
(disability) atau sindrom, dapat merupakan efek dari kondisi psikologis, fisiologis,
2.

sosiokultural atau ekonomi.


Hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat
Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat maupun kejadian yang
memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun preventif.

Tanggung jawab apoteker terhadap adanya DRP yaitu :


1. Mengidentifikasi masalah
2. Menyelesaikan masalah
3. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya DRP

B. GAGAL JANTUNG
1. Dapatkah anda memberikan gambaran klinis yang terjadi pada gagal
jantung kiri dan kanan, dan mengapa itu terjadi
Gagal jantung terjadi akibat jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
Pada Gagal jantung kiri terjadi dyspneu deffort, fatig, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama derap, ventricular
heaving, bunyi derap S3 dan s4, pernapasan Cheyne Stokes, takikardi, pulsus
alternans, ronki dan kongesti vena pulmonalis
Pada Gagal Jantung kanan timbul fatig, edema, liver engorgement, anoreksia, dan
kembung, hipertrofi jantungkanan, heaving ventrikel, peningkatan tekanan vena.
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan atau
volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban
volume atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih
banyak semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan
yang meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan
atau gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas
dan oleh hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard )
Terlepasnya
2. Gambarkan diagram patofisiologi gagal jantung sistolik
dan plak
tentukan
arterosklerosis dari
tempat kerja berbagai obatnya
salah satu arteri
koroner dan
kemudian
tersangkut di bagian
hilir sehingga
menyumbat aliran
darah

3. Sebutkan Mekanisme dari obat-obat yang dipakai pada terapi gagal jantung.
Sebutkan pula kontra indikasinya.
Inhibitor ACE : Menurunkan beban pada jantung dengan mencegah peningkatan
angiotensin II yang sering ditemukan pada gagal jantung, meningkatkan ekskresi
Na+ dan H2O
Diuretik : Menurunkan volume dalam sirkulasi maka edema kakan berkurang
Beta Bloker : Menurunkan kontraktilitas miokard, memblok efek perusakan dari
aktivitas simpatik yang berlebihan.
Digoksin : Meningkatkan kalsium intraseluler, dengan menghambat Na +/K+ ATPase membran yang berperan dalam pertukaran Na +/K+ melalui membran sel
otot.
Obat simpatomimetik : Menstimulasi adrenoseptor beta 1 pada jantung dan
meningkatkan kontraktitilitas dengan sedikit efek pada frekuensi, kerja pada
reseptor beta 2 menyebabkan vasodilatasi. Contoh : Dobutamin
4. Apabila anda ditugaskan memberikan konseling tentang kepatuhan minum
obat kepada pasien gagal jantung, materi apa saja yang harus anda
sampaikan ?
- Menjelaskan nama obat beserta indikasi, cara pemakaian, dan cara
-

penyimpanannya
Menganjurkan pasien untuk membatasi aktivitas fisik, misal : tidak

melakukan olahraga berat.


Menganjurkan pasien untuk makan cukup dengan gizi baik dan mengurangi

konsumsi garam
Menganjurkan pasien untuk Menghentikan kebiasaan merokok (bila pasien

perokok)
- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
C. GINJAL
1. Jelaskan fungsi ginjal
a. Menyaring/Membersihkan Darah
Bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini adalah nefron.
b. Mengatur Volume Darah

Darah dapat mengatur jumlah cairan yang terlarut dalam darah sehingga
volume dipertahankan untuk selalu seimbang di dalam tubuh. Tanpa kontrol
dari ginjal ini, maka kemungkinan terburuk dalam tubuh akan terjadi, yaitu
tubuh menjadi kering karena kekurangan cairan tubuh atau tubuh tenggelam
karena kebanjiran akibat cairan dalam tubuh menumpuk tak terbuang.
c. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa, dan Gizi
Ginjal akan mempertahankan zat-zat penting yang ikut masuk ke dalam
nefron bersama cairan darah, lalu mengembalikannya ke peredaran darah.
Tapi ginjal tidak menyerap kembali zat-zat ini jika jumlahnya berlebih dalam
darah.
d. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah
Salah satu contoh fungsi pengatur ini adalah mengatur kadar garam dalam
darah. Garam cenderung mengikat air sehingga jika kadar dalam gula darah
berlebih mengakibatkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam darah
dan rongga sela antarsel tubuh. ginjal akan mengeluarkan kadar garam yang
berlebih dalam darah agar seimbang kembali. Ginjal juga mengatur kadar
kalium dalam darah. Apabila kadar kalium dalam darah berkurang, maka
ginjal akan menyerap kembali kalium tersebut. Sebaliknya, jika jumlah
kalium berlebih ginjal akan membuangnya. Zat lain yang perlu dijaga
keseimbangannya adalah urea yang merupakan limbah pencernaan protein,
karena urea yang berlebih dapat mengakibatkan keracunan yang disebut
penyakit uremia.
e. Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam
Ginjal berperan dalam menjaga pH darah agar tidak terlalu asam.
f. Penghasil Hormon
Hormon yang dihasilkan adalah hormon eritroprotein yang berfungsi untuk
merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum
tulang
2. Faktor farmakokinetik mana yang berubah jika fungsi ginjal terganggu
Faktor eliminasi, karena Jika fungsi ginjal sudah tidak berfungsi normal maka
akan terdapat penumpukan kotoran, zat-zat yang sudah tidak digunakan didalam
tubuh, sehingga menyebabkan toksik.
3. Konsep patofisiologis/problem medik apa saja yang terjadi pada pasien
dengan gangguan ginjal. Jelaskan penyebabnya masing-masing
1. Penurunan volume intravaskular yang berakibat hipotensi arterial disebabkan
oleh asupan cairan yang kurang, pendarahan, hipoalbuminemia

2. Hipoperfusi renal terisolasi disebabkan emboli (kolesterol, trombosis),


3.
4.
5.
6.
7.

stenosis arteri ginjal bilateral


Hipotensi arterial disebabkan anafilaksis, sepsis, antihipertensi berlebih
Kerusakan vascular disebabkan aterosklerosis, trombosis, hipertensi, vaskulitis
Kerusakan glomerular disebabkan Glomerulonefritis pasca streptococcus
Nekrosis tubulus disebabkan oleh iskemik, toksin eksogen dan endogen
Nefritis interstitial akut disebabkan oleh obat-obatan dan infeksi virus/bakteri.

4. Apa yang dimaksud laju filtrasi glomerulus dan apa hubungannya dengan
clerance serum kreatinin? Mengapa kreatinin digunakan untuk penentuan
fungsi ginjal?
Laju Filtrasi Glomerulus : : jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam kapsula
Bowman per satuan waktu . Rata-rata LFG adalah : 125 ml/menit atau 180
liter/hari perhitungan LFG berdasarkan Klirens serum kreatinin. Kreatinin darah
meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap lebih
sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji
dengan kadar nitrogen urea darah (BUN).
5. Bagaimana memperoleh nilai clearance serum kreatinin
Rumus Cockroft dan Gault

( 140umur ) x BB
72 x Srcr
MDRD : Laju Filtrasi Glomerulus
= 186 x (Kreatinin Serum) -1,154 x (Umur) -0,203 x (0,742 jika wanita) x
(1,210, jika kulit hitam)
6. Bagaimana cara perhitungan penyesuaian dosis obat pada pasien gangguan
ginjal
Dengan mengetahui umur pasien, maka dihitung dengan metode Cockroft dan
Vd
Gault lalu, patokan penyesuaian dosis diperoleh dari T1/2 = 0,693x CL
7. Apa yang dimaksud dengan obat yang bersifat nefrotoksik dan sebutkan
obat-obat yang dimaksud.
obat
yang
bersifat
meracuni

atau

mengganggu

fungsi

ginjal.

Yang bersifat nefrotoksik antara lain obat-obatan antinyeri, antirematik, dan


antibiotik. Obat-obat ini bukan tidak boleh digunakan , namun harus selalu dalam
pengawasan dokter.
8. Bagaimana prinsip umum penggunaan obat pada gagal ginjal

Mengembalikan fungsi ginjal seperti sebelumnya dan mencegah kerusakan ginjal


yang lebih parah yaitu dengan penentuan dosis obat, pengaturan elektrolit, nutrisi
dan protein, mengurangi asupan sodium.
9. Apabila anda ditugaskan menjawab pertanyaan dokter Berapa dosis obat
digoksin yang harus saya berikan kepada pasien X? Apa yang harus
dilakukan ?
- Harus Mengetahui nama, umur, BB, luas permukaan pasien
- Harus Mengetahui kondisi pasien dan obat-obat yang telah digunakan beserta
-

penyakit lain yang mungkin diderita pasien melalui PMR pasien


Menghitung dosis digoksin

D. HATI
1. Jelaskan fungsi hati!
Jawaban:
Fungsi hati yaitu:

Menyaring darah
Membuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan lemak
Memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya (protein) termasuk kolesterol.
Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (Chylomicron, VLDL, LDL, HDL);

menyimpan gula dan membantu tubuh untuk mengangkut dan menghemat energi.
Membuat protein-protein penting, seperti kebanyakan yang terlibat pada pembekuan

darah
Memetabolisme zat-zat berbahaya dan banyak obat-obatan seperti barbiturat, sedatif,

dan amfetamin
Menyimpan besi, tembaga, vitamin A dan D, dan beberapa dari vitamin B
Membuat protein-protein penting seperti albumin yang mengatur pengakutan cairan di

dalam darah dan ginjal


Membantu mengurai dan mendaur ulang sel-sel darah merah
Mengubah ammonia menjadi urea (siklus urea)
Memecah insulin dan hormon lainnya
Membentuk angiotensinogen

2. Faktor farmakokinetika manakah yang berubah jika fungsi hati terganggu


Jawaban: Faktor farmakokinetika yang berubah jika fungsi hati terganggu adalah
metabolisme obat.
3. Konsep patofisiologis/problem medik apa saja yang terjadi pada pasien dengan gangguan
fungsi hati? Jelaskan penyebabnya masing-masing!
Jawaban:
- Perlemakan hati; terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai
lebih dari separuh jaringan se hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab

kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol
berlebihan, ang disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol
disebut NASH (Non-Alcoholic Steatohepatitis).
- Asites; pengumpulan cairan di dalam rongga perut. Penyebabnya alkoholisme, bisa juga
terjadi pada penyakit non-hati seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal, tuberkulosis. Pada
penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) hipertensi portal; 2) menurunnya kemampuan pembuluh
darah untuk menahan cairan; 3) tertahannya cairan oleh ginjal; 4) perubahan dalam berbagai
hormon dan bahan kimia yang mengatur cairan tubuh
- Kegagalan hati; suatu keadaan dimana terjadi penurunan/kemunduran fungsi hati yang
sangat berat. Penyebab: 1) hepatitis virus, 2) sirosis, 3) kerusakan hati karena alkohol atau
obat
- Abses hati; 1) Abses amuba hati yang disebabkan oleh Enthamuba histolitica, umumnya
ditemukan di negara berkembang, kawasan tropis dan subtropik akibat sanitasi lingkungan
yang buruk, 2) Abses pirogenik hati, jarang ditemukan, namun lebih sering ditemukan di
negara maju
- Karsinoma (Kanker) Hati; faktor predisposisi karsinomat hati adalah penyakit hati kronik
(penyakit hati alkoholik, defisiensi 1, antitripsin, hemokromatosis dan tirosinemia) karena
menyebabkan DNA hepatosit lebih rentan terhadap perubahan genetik. Hilangnya inaktivasi
atau mutasi gen p53. Selain itu, faktor hormonal (seperti pemberian jangka panjang steroid
androgen, terpapar torium dioksida atau vinil klorida), dan bahkan pajanan estrogen dalam
bentuk kontrasepsi oral.
- Sirosis; entitas patologi yang berkaitan dengan suatu spektrum manifestasi klinis yang khas;
1) sirosis alkoholik, dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah porta. Paling
sering disebabkan oleh alkoholisme kronis, 2) sirosis kriptogenik dan pascavirus. Dimana
terdapat pita jaringan parut yang lebar akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi
sebelumnya, 3) sirosis biliaris, dimana terjadi pembentukan jaringan parut dalam hati di
sekitar saluran empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat cidera pada obstruksi sistem bilier
intra hati atau ekstrahepatik yang kronis dan infeksi (kolangitis). Sirosis hepatik biliaris
primer berkaitan dengan penyakit autoimun, sirosis hepatik biliaris sekunder terjadi akibat
sumbatan jangka panjang duktus ekstrahepatik yang lebih besar, 4) sirosis kardiak terjadi
akibat gagal jantung kongestif sisi kiri-kanan yang berat dan memanjang, 5) sirosis
metabolik, keturunan dan terkait obat. Terjadi akibat kelainan metabolit dan pemakaian obatobatan.

4. Mengapa tidak dapat dilakukan penyesuaian dosis obat secara terbilang pada pasien
dengan gangguan fungsi hati?
Jawaban: karena pada umumnya penyakit hati disebabkan oleh virus, amuba dan atau
gangguan metabolisme akibat alkohol, sehingga tidak dapat dilakukan penyesuaian dosis obat
secara terbilang pada pasien dengan gangguan fungsi hati
5. Apa yang dimaksud dengan obat yang bersifat hepatotoksik dan sebutkan obat-obat yang
dimaksud yang engkau ketahui.
Jawaban: Obat yang bersifat hepatotoksik maksudnya adalah obat yang bersifat toksik atau
beracun atau dapat membahayakan fungsi hati. Obat-obat yang bersifat hepatotoksik
diantaranya adalah asetaminofen, allopurinol, amiodaron, asam aminosalisilat, dapson,
eritromisin, etanol, gliburid, isoniazid, ketokonazol, lovastatin, metotreksat, metildopa,
inhibitor monoamin oksidase, nevirapin, niasin, nifedipin, nitrofurantoin, fenazopiridin,
phenytoin, propyltiourasil, rifampin, salisilat, sulfonamida, telitromisin, tetrasiklin, asam
valproat, verapamil, warfarin, zidovudin
6. Bagaimana prinsip umum penggunaan obat pada pasien dengan gangguan fungsi hati?
Jawaban: Prinsip umum penggunaan obat pada pasien dengan gangguan fungsi hati adalah
dengan interferon dan turunannya, antibiotik untuk mencegah berkembang penyakit yang lain
7. Apabila anda ditugaskan untuk mengikuti visite medis terjadwal besok. Apa yang akan
anda lakukan hari ini?
- mempelajari riwayat pasien melalui PMR
- mempelajari kasus penyakit hati dan komplikasi serta penggunaan obatnya
E. PASIEN ANAK
1. Coba ceritakan bagaimana farmakokinetik obat pada anak-anak

Absorpsi
Pada saluran pencernaan, ada dua faktor yang mempengaruhi absorpsi obat, yaitu
difusi pasif yang dipengaruhi pH dan waktu pengosongan lambung. Pada bayi
prematur, kedua proses tersebut berbeda, pH lambung meningkat dikarenakan sekresi
asam yang belum matang. Sedangkan normalnya pada bayi normal, rentang pH
lambung dari 6 hingga 8 saat kelahiran tetapi turun 1-3 selama 24 jam. Pada bayi
prematur, waktu pengosongan lambung terjadi secara lambat. Obat dengan absorpsi
terbatas pada dewasa dapat diabsorbsi secara efisien pada bayi prematur dikarenakan
waktu kontak dengan mukosa saluran pencernaan yang lebih panjang.
Absorbsi obat pada daerah intramuskular telah dipelajari pada bayi prematur.
Perbedaan relatif massa otot, perfusi yang belum sempurna dibandingkan dengan
anak yang umurnya lebih tua dan dewasa dapat mempengaruhi absorbsi obat pada

daerah intramuskular. Efek net pada faktor-faktor ini terhadap absorbsi obat sulit
untuk diprediksi; fenobarbital telah dilaporkan dapat diabsorbsi secara cepat,
sedangkan diazepam lebih lambat. Oleh karena itu, dosis intramuskular jarang
digunakan pada neonatal keuali darurat atau saat jalur intravena tidak dapat
digunakan.
Absorpsi perkutan dapat meningkat secara signifikan pada bayi baru lahir dikarenakan
barier epidermis (stratum korneum) yang belum berkembang sepenuhnya dan
peningkatan hidrasi kulit. Peningkatan permeabilitas dapat menghasilkan efek toksik
setelah penggunaan topikal dari penggunaan sabun dan bedak heksaklorofen, salep

asam salisilat, dan kapas beralkohol.


Distribusi
Distribusi obat ditentukan berdasarkan sifat fisikokimia obat itu sendiri dan faktor
fisiologi spesifik apsien. Beberapa faktor fisiologi yang penting seperti volume
ekstraselular dan jumlah air tubuh, ikatan protein plasma dengan obat, dan konsisi
patologis yang memodifikasi fungsi fisiologi. Jumlah air tubuh diestimasi 94% pada
fetus, 85% pada bayi prematur, 78% pada bayi normal, dan 60% pada orang dewasa.
Volume cairan ekstraseluler juga berbeda antara bayi prematur dengan anak yang
berumur lebi tua dan dewasa. Volume cairan ekstraseluler pada 50% dari bobot badan
bayi prematur, 35% untuk bayi berumur 4-6 bulan, 25% pada balita 1 tahun, dan 19%
pada orang dewasa. Volume distribusi gentamisin adalah 1.48 L/kg pada neonatal dan
0.2 L/kg pada orang dewasa. Penilitian menunjukkan volume distribusi tobramisin
terbesar pada kebanyakan bayi prematur dan menurun dengan peningkatan umur
kelahiran dan bobot lahir dari bayi.
Ikatan obat dengan protein plasma juga menurun pada bayi baru lahir dikarenakan
penurunan konsentrasi protein plasma, kapasitas ikatan protein yang lebih rendah,
penurunan afinitas protein unuk ikatan obat, dan kompetisi pada beberapa daerah
ikatan seperti komponen endogen (misal bilirubin). Ikatan protein plasma pada
beberapa obat (termasuk fenobarbital, salisilat, dan fenitoin) jauh lebih keil pada
neonatal dibandingkan pada orang dewasa. Penurunan ikatan plasma beberapa obat
dapat meningkatkan volume distribusi. Oleh karena itu, bayi prematur memerlukan
loading dose yang lebih besar dibandingkan anak yang berumur lebih tua dan pada
orang dewasa untuk mencapai konsentrasi serum terapeutik untuk beberapa obat
seperti fenobarbilat dan fenitoin.
Konsekuensi peningkatan konsentrasi dari obat bebas atau tidak terikat dalam serum
dan jaringan perlu diperhatikan. Farmakologi dan efek toksik berhubungan langsung

dengan konsentrasi obat bebas dalam tubuh. Peningkatan konsentrasi obat bebas
merupakan hasil langsung dari penurunan ikatan protein plasma dan secara tidak
langsung dari pemindahan obat dari daerah ikatan. Peningkatan angka mortalitas dari
pengembangan kerniketerus sekunder akibat pemindahan bilirubin oleh sulfisoksazol
pada neonatal telah didokumentasi dengan baik. Bagaimana pun juga, akibat obat
yang terikat pada protein plasma tidak dapat dieliminasi oleh ginjal, peningkatan
konsesntrasi obat bebas dapat meningkatkan klirensnya. Jumlah lemak tubuh menurun
secara signifikan pada neonatal dibandingkan engan dewasa yang mempengaruhi
terapi obat. Beberapa obat mudah larut lemak didistribusi kurang luas pada bayi
dibandingkan pada orang dewasa. Volume distribusi diazepam 1.4-1.8 L/kg pada
neonatal dan dari 2.2-2.6 L/kg pada orang dewasa. Pada beberapa tahun ini, jumlah
ibu menyusui bayinya meningkat. Oleh karena itu, beberapa obat yang didistribusi
pada air susu dapat memberikan masalah pada bayinya. Akademi Pediatrik Amerika
merekomendasikan

bromokriptin,

siklofosfamid,

siklosporin,

doksorubisin,

ergotamin, litium, metrotreksat, fenindion dan semua obat abuse seperti amfematin,
kokain, heroin, marijuana dan fensiklidin atau PCP dikontraindikasikan selama
menyusui. Catatan untuk rekomendasi ini berdasarkan data yang terbatas; obat lain
yang berada lama pada ibu dapat berefek toksik pada sulfasalazin, dan asam 5aminosalisilat berhubungan dengan efek samping pada bayi. Beberapa obat yang

meningkatkan resiko harus dihindari oleh ibu selama kehamilan dan menyusui.
Metabolisme
Metabolisme obat secara signifikan berlangsung lebih lambat pada bayi dibandingkan
dengan anak yang lebih tua dan orang dewasa. Terdapat perbedaan penting dalam
pematangan beberapa jalur metabolisme pada bayi prematur. Contohnya pada bayi,
jalur sulfas yang berkembang baik, tetapi jalur glukorunidasi belum berkembang.
Walaupun metabolisme asetaminofen dengan glukorunidase masih belum sempurna
jika dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi secara parsial masih dapat
dikompensasi oleh jalur sulfas. Penyebab sindrom gray baby oleh kloramfenikol pada
bayi baru lahir adalah penurunan metabolisme kloramfenikol oleh glukoronil
transferase menjadi metabolit glukoronid tidak aktif. Jalur metabolisme berhubungan
dengan umur dan dapat membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan untuk
berkembang sempurna. Oleh karena itu, peningkatan klirens berlangsung hingga umur

1 tahun.
Eliminasi

Obat dan metabolitnya utamanya dieliminasi oleh ginjal. Kecepatan filtrasi


glomerulus bisa rendah (0.6-0.8 mL/menit tiap 1.73 m 2) pada bayi preterm dan
sekitar 2-4 mL/menit tiap 1.73 m2 pada bayi term. Proses filtrasi glomerulus, sekresi
tubulus, dan reabsorpsi tubulus menentukan efikasi eksresi renal. Proses-proses
tersebut dapat membutuhkan waktu beberapa minggu hingga 1 tahun setelah kelahiran
untuk berkembang sepenuhnya.
Penelitian pada bayi menunjukkan klires tobramisin setelah minggu kelahiran pertama
meningkat dengan meningkatnya umur. Pada bayi hingga 1 bulan, umur setelah
kelahiran juga berkorelasi langsung dengan klirens aminoglikosida. Oleh karena itu,
bayi prematur memerlukan dosis harian yang lebih kecil oba yang dieliminasi melalui
ginjal selama minggu pertama kelahiran dan dosis dapat ditingkatkan seiring dengan
umur.
Dikarenakan eliminasi renal yang belum matan, kloramfenikol suksinat dapat
terakumulasi pada tubuh bayi prematur. Walaupun kloramfenikol suksinat tidak aktif,
akumulasi ini menjadi penyebab peningkatan bioavailabilitas kloramfenikol pada bayi
prematur jika dibandingkan dengan anak yang lebih tua. Data ini mengindikasikan
bahwa toksisitas yang berhubungan dengan dosis merupakan hasil dari belum
berkembangnya jalur glukoronidasi.
2. Bagaimana pendapat anda apabila dokter RSUD Kota Bandung menulis resep obat off
label untuk pasien anak?
Off label merupakan obat-obat dengan indikasi yang tidak disetujui atau tidak disetujui dalam
3. Apabila anda ditugaskan memberikan konseling tentang kepatuhan minum obat kepada
orang tua anak yang sakit, materi apa saja yang harus anda sampaikan?
Jawaban:
Materi yang akan disampaikan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, indikasi & kontra
indikasi, takaran pemakaian (dosis), cara pemakaian (regimen dosis), interaksi obat, lama
pemakaian, mengenali hasil pemakaian apabila positif dan mengatasi apabila hasil pekin
negatif, cara penyimpanan dan pembuangan, peringatan (side effects, adverse effects, dan
interactions), interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan-minum.
F. LABORATORIUM
1. Apa artinya seorang pasien laki-laki dengan hasil pemeriksaan laboratorium sbb:
a. SGOT = 355 U/L SGPT = 30 U/L
b. Albumin serum = 2,1 g/dl
c. Creatinin serum = 3,2 mg/dl
d. Hb = 7 gr/dl
Coba terangkan arti angka tersebut dan apa kira-kira penyakitnya?

SGOT dan SGPT menunjukkan kadar enzim transaminase, kenaikan kadar SGOT dapat
menunjukkan adana kelainan atau kekacauan fungsi hati yang aktual. Nilai albumin serum
rendah menunjukkan bahwa kemampuan sel hati yang berkurang. Begitu juga dengan nilai
Hb yang rendah yang mengindikasikan adanya kelainan fungsi hepar. Berdasarkan data
laboratorium, pasien laki-laki ini mengalami gangguan fungsi hati, namun tidak dapat
dipastikan penyebabnya karena tidak ada data diagnosis dari dokter yang mendukung.
Soal-soal Pre-Test Apoteker
Instalasi Farmasi RSUD Kota Bandung
1. Sebutkan ketentuan yang menjadi dasar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit?
Jawaban: Yang menjadi dasar pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah
KEMENKES RI 1197/MENKES/SK/X/2004 untuk melindungi masyarakat dari
pelayanan yang tidak profesional, untuk menerapkan konsep pelayanan kefarmasian,
untuk meningkatkan mutu serta sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Apa yang dimaksud dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit?
Jawaban: Suatu bagian/unit/divisi/atau fasilitas rumah sakit, tempat penyelanggaran
semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit
itu sendiri
3. Sebutkan tugas pokok dan fungsi farmasi di Rumah Sakit?
Jawaban: tugas pokok dan fungsi farmasi di rumah sakit adalah menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan obat dan alat
kesehatan mulai dari pengelolaan, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan,
peracikan hingga pelayanan informasi obat (PIO)
4. Apa yang dimaksud dengan pharmaceutical care?
Jawaban: Pharmaceutical care adalah paradigma baru pelayanan kefarmasian yang
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan (health care) dan bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan obat yang rasional, aman, dan efisien demi mencapai
peningkatan kualitas hidup manusia.
5. Apa yang anda ketahui tentang pelayanan farmasi satu pintu? Jelaskan!
Jawaban: Sistem pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada satu tempat
yaitu instalasi farmasi. Seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai
baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan, disuplai
langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.
6. Jelaskan dengan lengkap sistem distribusi obat di Rumah Sakit? Sebutkan keuntungan
dan kerugiannya!
Jawaban:

Berdasarkan distribusi obat untuk pasien rawat inap, ada empat macam sistem
distribusi obat yang terdapat di rumah sakit, yaitu:
- Individual prescription order system
Sistem pengelolaan dan distribusi obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang
tertulis pada resep yang ditulis dokter untuk setiap penderita.
Keuntungan: semua resep dikaji langsung oleh apoteker yang dapat memberi
keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat yang dipakai,
memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien,
pengendalian perbekalan yang mudah, mempermudah penagihan biaya kepada
pasien.
Kerugian: kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai ke pasien, jumlah
kebutuhan personel IFRS meningkat, memerlukan jumlah perawat waktu yang
lebih banyak untuk penyimpanan obat di ruangan pada waktu konsumsi obat,
terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan sewaktu penyiapan
-

konsumsi.
Total floor stock system
Suatu sistem pengelolaan dan distribusi obat sesuai dengan yang ditulis oleh
dokter pada resep obat yang disiapkan oleh perawat dan persediaan obatnya juga
berada di ruang perawat dan langsung diberikan pada pasien di ruang rawat inap
tersebut.
Keuntungan: obat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien, peniadaan
pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS, pengurangan penyalinan resep,
pengurangan jumlah personel IFRS
Kerugian: kesalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak dikaji
langsung oleh apoteker, persediaan obat di ruang perawat meningkat dengan
fasilitas ruangan yang sangat terbatas, pencurian obat meningkat, meningkatnya
bahaya karena kerusakan obat, penambahan modal investasi untuk menyediakan
fasilitas penyimpanan obat sesuai di setiap daerah perawatan pasien, diperlukan
waktu tambahan bagi perawat untuk menangani obat, meningkatnya kerugian

karena kerusakan obat


Unit dose system
Obat yang dipesan oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa jenis
obat yang masing-masing dalam kemasana dosis unit tunggal dalam jumlah
persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Ada tiga metode sistem
distribusi obat dosis unit yaitu
Sistem distribusi obat unit sentralisasi; dilakukan oleh IFRS ke semua
daerah perawatan penderita rawat inap di RS secara keseluruhan

Sistem distribusi obat unit desentralisasi; dilakukan oleh beberapa cabang


IFRS di sebuah RS
Keuntungan: obat dapat segera tersedia untuk dikonsumsi pasien,
pengendalian obat dan akuntabilitas semakin baik, apoteker dapat
berkomunikasi langsung dengan dokter dan perawat, sistem distribusi obat
berorientasi pasien sangat berpeluang untuk diterapkan
Kerugian: lebih banyak alat yang diperlukan, komunikasi langsung dlm

IFRS keseluruhan lebih sulit, semua apoteker klinik harus cakap


Sistem distribusi obat unit kombinasi keduanya; biasanya hanya untuk
dosis mula dan dosis dalam keadaan darurat dilayani cabang IFRS.
Keuntungan: penderita menerima pelayanan IFRS 24 jam dan membayar
yang dikonsumsi saja, semua dosis diperlukan pada unit perawat telah
disiapkan IFRS, mengurangi kesalahan obat, peniadaan duplikasi resep
obat yang berlebihan, mengurangi kehilangan pendapatan, menghemat
ruangan di unit perawatan, meningkatkan penggunaan personel profesional

dan nonprofesionall yang lebih efisien


Automated dispensing and combination
Sistem kombinasi ini biasanya diadakan untuk mengurangi beban kerja IFRS.
Obat yang disediakan di ruang perawat adalah obat yang diperlukan oleh banyak
pasien, setiap hari diperlukan dan biasanya adalah obat yang harganya relatif
murah.
Keuntungan: semua resep individu dikaji langsung oleh apoteker, adanya
kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien, obat
yang diperlukan dapat segera terseia bagi pasien, beban IFRS dapat berkurang
Kerugian: kemungkinan keterlambatan sediaan obat samai ke pasien (obat resep

individu) dan kesalahan obat dapat terjadi (obat dari floor stock lengkap)
Berdasarkan ada/tidaknya satelit farmasi, ada 2 sistem distribusi obat, yaitu:
Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
Sistem pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada satu tempat yaitu
instalasi farmasi. Seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik
untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan, disuplai
langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Masalah: komunikasi yang terjadi
antara apoteker-dokter-perawat-pasien kecil, dan farmasis kurang dapat melihat

data riwayat pasien dengan cepat


Sistem pelayanan terbagi
Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang membunyai cabang didekat unit
perawatan/pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit. Pada

desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak


lagi dilayani oleh pusat pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini
bertanggung jawab terhadap keamanan dan efektivitas perbekalan farmasi yang
ada di depo farmasi.
7. Didalam pengkajian resep, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?
Jawaban: Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian resep adalah:
- Persyaratan administratif: (1) nama dokter, (2) SIP, (3) alamat dokter, (4) tanggal
penulisan resep, (5) tanda tangan/ paraf dokter/ penulis resep, (6) nama, alamat,
umur, jenis kelamin & berat badan pasien, (7) nama obat, potensi, dosis, jumlah
-

yang diminta, (8) cara pemakaian yang jelas, (9) informasi lainnya
Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis obat, potensi obat, stabilitas,

inkompatibilitas, cara & lama pemberian


Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,

durasi, jumlah obat, dll).


8. Apa yang dimaksud PIO? Kegiatannya apa saja? Sebutkan!
Jawaban: PIO (Pelayan Informasi Obat) ialah kegiatan dari individu yang dilatih
secara khusus (farmasi klinik) untuk memberikan informasi dan konsultasi yang
akurat, tidak bias, dan faktual bagi dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya dan pasien
Kegiatan PIO:
- Memberikan informasi mengenai obat kepada pasien, dokter, perawat dan profesi
-

kesehatan lainnya secara akurat, tidak bias, dan faktual


Memberikan konsultasi mengenai obat kepada pasien, dokter, perawat, dan profesi

kesehatan lainnya secara akurat, tidak bias dan faktual


9. Sebutkan jenis-jenis literatur yang sodara ketahui, beserta contohnya!
Jawaban: Literatur terbagi kedalam 3 jenis yaitu primer, sekunder dan tersier.
Contoh literatur primer adalah jurnal penelitian; literatur sekunder contohnya adalah
skripsi; contoh literatur tersier adalah textbook
10. Apa yang dimaksud konseling? Metode yang sering digunakan? Tujuannya untuk
apa?
Jawaban: Konseling berasal dari kata counsel yang berarti nasehat atau saran.
Konseling adalah suatu proses yang sistemik untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan
obat.
Tujuan konseling: meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi,
meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness, dan
menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
Tahapan proses konseling:
- Pengenalan
Tujuan: pendekatan dan membangun kepercayaan

Teknik: memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling dan berapa lama
-

waktu yang diperlukan untuk konseling


Penilaian awal
Tujuan: menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi
Teknik: 3 Prime Questions (apakah dokter telah menjelaskan tentang kegunaan
obat? Apakah dokter telah menjelaskan tentang cara menggunakan obat? Apakah

dokter telah menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari penggunaan obat?)
Pelaksanaan
Tujuan: mendorong perubahan sikap/perilaku agar memahami dan mengikuti
regimen terapi
Teknik: show & tell
Pengujian (verifikasi)
Tujuan: untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah
disampaikan dan untuk mengulang hal-hal penting
Teknik: fill in the gaps
Penutup
Tujuan: mengikuti perkembangan pasien dan monitoring keberhasilan pengobatan
Teknik: membuat Patient Medication Record (PMR) dan komunikasi melalui

telepon
11. Konseling diprioritaskan untuk pasien apa saja?
Jawaban: pasien yang dirujuk oleh doker, pasien dengan kondisi penyakit tertentu
(penyakit jantung, diabetes, epilepsi, asma, penyakit kronik lain; pasien tidak patuh),
pasien yang menerima obat-obat tertentu (obat dengan indeks terapi sempit, obat
dengan penggunaan jangka lama, memerlukan teknik penggunaan tertentu, obat
dengan perhatian khusus) dan pasien geriatri, pediatri dan ibu hamil dengan regimen
yang rumit.
12. Apa yang dimaksud PTO dan visite? Maksud dan tujuannya untuk apa? Jelaskan!
Jawaban: PTO (Pemantauan Terapi Obat) merupakan tahapan terakhir dalam proses
penggunaan obat. PTO adalah suatu proses yang mencakup semua fungsi, diperlukan
untuk memastikan terapi obat secara tepat, aman, mujarab dan ekonomis bagi pasien.
PTO merupakan salah satu bentuk dari pelayanan farmasi klinik. Cakupan
pemantauan terapi obat adalah ketepatan terapi dan regimen obat pasien, ketepatan
penggunaan obat, ketepatan rute, jadwal, dan metode pemberian dosis obat, ketepatan
informasi yang diberikan kepada pasien, interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-uji
laboratorium, atau obat-penyakit, data laboratorium klinik dan mengevaluasi efikasi
terapi obat serta untuk mengantisipasi efek samping, toksisitas, atau efek merugikan,
tingkat kepatuhan pasien dengan regimen obat yang tertulis dan tanda fisik dan gejala
kilinik yang relevan dengan terapi obat pasien.

Tujuan PTO adalah untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling
sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, dimana waktu pemberian dan lamanya
terapi dapat dioptimalkan dan DRP diminimalkan.
Maksud PTO: sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan DRP, sebagai bahan
pertimbangan untuk drug product selection, sebagai bahan pertimbangan untuk
rekomendasi terapi, bagian dari pharmaceutical care, responsibilitas farmasis
Visite adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat
dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik.
Maksud dan tujuan: mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang optimal

Anda mungkin juga menyukai