Anda di halaman 1dari 40

Kista Dermoid

Definisi
Kista adalah suatu organ yang membesar dan di dalamnya berisi cairan,
seperti sebuah balon yang berisi air. Pada wanita, organ yang paling
sering menjadi kista adalah indung telur. T i d a k a d a k e t e n t u a n a p a k a h
indung telur kiri atau kanan yang sering menjadi kista. Pada
kebanyakan kasus kista justru tidak memerlukan operasi. Kista ovarium sering
terjadi

pada

wanita

dimasa

reproduksinya.

Sebagian

besar

kista

terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama


s i k l u s h a i d , p r o d u k s i d a n pelepasan sel telur dari ovarium.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang jinak di mana struktur-struktur
ektodermal dengan differensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi
dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak
nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Etiologi
Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu (Ignativicius, Bayne,
1991):
1.

Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen


dan progesteron, diantaranya adalah:

Kista non fungsional: kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam kortek.

Kista fungsional: kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi
ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun. Kista
korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah ovulasi.
Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola

hidatidosa. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang


menyebabkan hiperstimulasi ovarium.
2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999) Kistoma ovarii simpleks. Adalah suatu
jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan
cairan dalam kista. Kistadenoma ovarii musinosum, asal kista ini belum pasti,
mungkin

berasal

dari

suatu

teratoma

yang

pertumbuhannya

satu

elemen

mengalahkan elemen yang lain. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal ovarium). Kista endometroid. Belum diketahui
penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan endometrioid. Kista dermoid.
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
Ciri-ciri
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain
padat. Sepintas lalu terlihat seperti kista berongga satu, tetapi bila dibelah,
biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada
umunya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam, yang menonjol
dan padat. Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal,
dan entodermal. Maka

dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar

s e b a s e , g i g i , t u l a n g r a w a n , s e r a t o t o t jaringan ikat, dan mukosa


traktus gastrointestinal, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid.
Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar
sebasea berupa massa lembek sperti lemak, bercampur dengan rambut. Pada
kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut b a g i a n b a w a h . A d a k e m u n g k i n a n p u l a t e r j a d i n y a s o b e k a n
d i n d i n g k i s t a d e n g a n akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.

Etiologi (Penyebab)
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium. Oleh sel telur melalui proses patologis.
Peran Indung Telur
Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Ukuran normalnya sebesar
biji kenari. Setiap indung telur berisi ribuan telur yang masih muda, sering disebut
juga follicle. Setiap bulan follicle tersebut membesar dan satu di antaranya
membesar sangat cepat dan menjadi telur yang matang. Pada peristiwa ovulasi, telur
yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui saluran telur.
Apabila sel telur yang matang ini tidak dibuahi, follicle akan mengecil dan
menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada
seorang wanita. Jikalau ada gangguan proses siklus ini maka akan terjadi apa yang
disebutkista.
Jenis Kista
Ada 4 macam kista indung telur. Kista fungsional, dermoid, cokelat
(endometriosis) dan kista kelenjar (cystadenoma). Sampai saat ini masih
belum diketahui bagaimana terjadinya kista. Biasanya tumbuh sangat
pelan dan sering terjadi keganasan pada umur lebih 45 tahun. Dari
keempat kista ini yang paling banyak dan justru sering mengecil
s e n d i r i s e i r i n g d e n g a n membaiknya keseimbangan hormonal adalah kista
fungsional.
Kista Dermoid.

Kista

ini

terjadi

karena

jaringan

dalam

telur

yang

tidak

dibuahi.

Kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang dan lemak.
Kista dapat terjadi pada dua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul
gejala rasa sakit apabila kista terpuntir atau pecah. Bentuk cairan ini seperti
mentega, kandunganya tidak hanya cairan tapi juga partikel lain seperti rambut,
gigi, tulang atau sisa-sisa kulit. Asal tahu saja kista ini merupakan
bawaan sejak lahir dan bisa dialami pria dan wanita. Seperti kista
mosinosum juga sama dengan kista dermoid memerlukan hati-hati pada ibu
hamil karena bila meletus akan mengakibatkan cairan lengket isi cairannya seperti
rambut, gigi atau tulang bisa masuk perut akan mengakibatkan dan menimbulkan
sakit luar biasa.
Gejala-gejala
Pada

umumnya

kista

bersifat

jinak,

berukuran

kecil,

dan

tidak

berpengaruh terhadap kesuburan. Tetapi, kista bisa berbahaya mana kala sudah
berukuran besar. Lebih diperjelas lagi, kista merupakan neoplasma atau
pertumbuhan

sel baru yang

liar. Kista bisa dikatakan

berisiko jika

neoplasmanya ganas dan bisa mengakibatkan kanker ovarium. Sebagian besar kista
ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak
berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain
seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim)
atau kanker ovarium. Meski d e m i k i a n , p e n t i n g u n t u k m e m p e r h a t i k a n
s e t i a p g e j a l a a t a u p e r u b a h a n d i t u b u h A n d a u n t u k mengetahui gejala
mana yang serius..

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kista ovarium antara lain:
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan
segera: nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba, nyeri bersamaan dengan demam rasa
ingin muntah.

Adapun manifestasi klinis kanker ovarium antara lain:


1. Perubahan menstruasi.
2. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).
3. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.
4. Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang air besar (= sembelit,
konstipasi, obstipasi)
5. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
6. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa sesak.
7. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut terasa penuh).
8. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
9. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).

Meskipun kista tidak mengganggu kesuburan, dianjurkan untuk selalu melakukan


deteksi d i n i b e r u p a p e m e r i k s a a n u l t r a s o n o g r a f i ( U S G ) . K a r e n a , a d a
k e m u n g k i n a n k i s t a t e r s e b u t neoplasma ganas dan bisa mengakibatkan
kanker ovarium. Seperti diketahui, kanker ovarium merupakan kanker nomor
tiga penyebab wanita dengan kista di rahimnya tetap bisa hamil. Lagi pula organ
ovarium itu ada sepasang, jika salah satunya terganggu dan tidak berfungsi, masih
ada satu lagi sehingga kehamilan masih dapat terjadi. Kista berukuran
besar dapat mengganggu kehamilan, bukan kesuburan kaum wanita. Kista yang
memiliki diameter lebih dari 5 cm dapat melintir pada saat terjadi kehamilan.
Akibatnya, kista pecah dan menimbulkan nyeri sangat hebat. Bila hal itu terjadi,
dapat menjadi nekrotik dan bisa mengakibatkan emboli hingga kematian. Itulah
sebabnya kista berukuran besar harus diangkat agar tidak mengganggu dan dapat
didiagnosis secara petologi. Dengan diagnosis dapat diketahui apakah kista itu
jinak atau ganas.
Potensi kista dermoid menjadi ganas relatif kecil, cuma sekitar 1-3%.
Penyakit yang mengganggu kesuburan dan sering disalah artikan sebagai kista adalah
endometriosis. Endometriosis memang ada yang berbentuk kista, karena itu sering
disebut

kista.

Padahal,

kista

endometriosis berupa k e l e n j a r

merupakan
dinding

neoplasma,

rahim

yang

dan tumbuh di luar rahim. Biasanya penyakit

sementara
abnormal

endometriosis

bisa mempengaruhi kesuburan dan dapat memicu terbentuknya kista di


indung telur. Jika terjadi kanker ovarium, ada kemungkinan organ reproduksi
seperti indung telur atau rahim harus dibuang sehingga penderita tidak bisa hamil.

Diagnosa Pemeriksaan Penunjang

1. Laparaskopi. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah


tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor
kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pulaa ntara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam
colon disebut di atas.
4. Parasentesis. Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab
asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum
peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk.(Wiknjosastro, et.all, 1999)
5. Kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda
tumor).
6. MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena
pertimbangan
Pemeriksaan

biaya.
Laboratorium

Di dalam praktek, jika diperlukan dokter kandungan akan menganjurkan untuk


melakukan pemeriksaan sekret (yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri
batang, bakteri kokus,epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi,
misalnya: Hb (Hemoglobin).

Komplikasi

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum
jelas namun dianjurkan pada w a n i t a y a n g b e r u s i a d i a t a s 4 0 t a h u n u n t u k
m e l a k u k a n s k r i n i n g a t a u d e t e k s i d i n i t e r h a d a p kemungkinan terjadinya
kanker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan
kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka
dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

Terapi:
1. Metode Laparoskopi
Terapi bedah atau operasi merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien apabila
kista tidak menghilang, memiliki ukuran besar, menimbulkan keluhan- keluhan
seperti rasa nyeri perut, nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas.
Dibandingkan dengan metode konvensional, dimana pasien dibedah dengan sayatan
yang lebar di sekitar perut untuk pengangkatan kista, metode laparoskopi
merupakan metode terkini (Gold Standard) dalam dunia kedokteran. Laparoskopi
merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua
atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu
lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera
untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua
lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain. Teknik ini disebut juga teknik
operasi minimal invansif (Minimal Invansive Surgery). Namun, teknik ini tetap
memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan operasi tersebut,
dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut sehingga memerlukan

gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan rongga perut, antara lain risiko
yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pembuluh
darah.
2. Kista Tidak Harus Selalu Dioperasi
Seorang ibu yang pernah mempunyai kista berukuran 65 x 60 mm, dan
disarankan oleh dokter untuk mengangkat kistanya melalui prosedur
operasi, setelah menggunakan Hydroxygen Plus selama 3 minggu ternyata
kistanya telah menghilang. Ini adalah berita gembira karena dia tidak harus operasi
untuk membuang kistanya. Pada kasus lainnya, kista berukuran 4,2 cm menghilang
dalam waktu 12 hari setelah menggunakan Hydroxygen Plus. Beberapa wanita yang
mengalami nasib sama juga mengungkapkan kegembiraannya setelah mengetahui
kistanya hilang.

Hydroxygen Plus adalah produk terapi oksigen unik yang akan menyuplai
tubuh

anda

dengan

oksigen

dan

nutrisi

yang

dibutuhkan

untuk

membersihkan tubuh anda dari sampah dan racun. Ketiadaan oksigen di sel
kita melemahkan sistem kekebalan tubuh, memungkinkan infeksi olehv i r u s ,
kerusakan sel, pertumbuhan bakteri, penuaan dini, dan berbagai
m a s a l a h k e s e h a t a n lainnya. Tanpa pasokan oksigen yang cukup ke dalam darah,
memungkinkan sel-sel yang rusak untuk memperbanyak diri dan terus bertumbuh
dalam tubuh kita karena sel-sel kita kekurangan o k s i g e n . J i k a s e l - s e l t u b u h
kita

kaya

oksigen,

u n t u k berkembang.

sel-sel

yang

Hydroxygen

Plus

telah
juga

bermutasi
telah

akan

dilengkapi

sulit
dengan

enzim-enzim, asam amino, tracemineral, dan probiotik agent.


3.

Tindakan

operasi

Pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan
mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. A k a n t e t a p i

jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan


pengangkatan
pengangkatan
Asuhan
keadaan

post

ovarium,
tuba

bisanya

disertai

dengan

(zalpingo-oovorektomi) (Wiknjosastro, et.all, 1999).

operatif

merupakan

hal

keputusan

untuk

y a n g mencakup

yang

berat

melakukan

karena
operasi,

s e p e r t i h e m o r a r g i a t a u infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui


tanda-tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena,
antibiotik dan analgesik biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan
pemberiaan

rasa

aman,

perhatian

terhadap

eliminasi,

p e n u r u n a n r a s a s a k i t d a n p e m e n u h a n kebutuhan emosional Ibu


(Hlamylton, 1995).

Tindakan antisipasi

Jika anda mempunyai kista yang berukuran kecil, anda perlu melakukan observasi,
terutama jika anda sudah memasuki usia pramenopause. Anda perlu melakukan
pemeriksaan USG berikutnya setelah 1 bulan, meskipun sebagian besar kista
telah menghilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Untuk
wanita yang telah melewati masa menopause juga perlu memeriksa kadar
protein CA-125. Bagaimanapun, hal ini tergantung dari berbagai faktor
seperti ukuran kista dan bagaimana kista berubah sepanjang waktu. Follow up
diperlukan dalam jangka waktu 4 bulan setelah kista menghilang. Pada
kasus kista y a n g b e r u k u r a n b e s a r , d i m a n a p e r u t t a m p a k s e p e r t i
orang

hamil,

atau

muncul

gejala-gejala

seperti yang disebutkan

diatas, kemungkinan kista perlu diangkat melalui prosedur laparatomi.


Kadang kala dokter tetap menganjurkan untuk mengangkat kista meskipun anda
tidak merasakan gejala, hal ini berguna untuk menurunkan risiko kista berubah

menjadi ganas. Kista yang berukuran tidak terlalu besar bisa diangkat
dengan menggunakan laparoskopi, yaitu
dimana

ahli

bedah

bagian bawah

dan

membuat
dengan

suatu

buah

bantuan

berbentuk tabung yang dimasukkan ke

tehnik

robekan

pembedahan

kecil

laparoscope

di

perut

(mikroskop

dalam robekan untuk melihat

organ internal), ahli bedah membuat lubang kecil pada kista untuk mengeringkan
cairan di dalamnya.

Daftar Literaturnya nanti menyusul ya...

PENGERTIAN KISTA DERMOID

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium. Salah satu kista ovarium yang bersifat abnormal adalah kista dermoid. Tapi
tetap harus diawasi terus untuk menghindari risiko.

Kista ini merupakan tumor jinak yang sering juga disebut dengan teratoma kistik matang (mature
cystic teratoma). Tumor jinak ini berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
Kista dermoid dapat berisi jenis pertumbuhan jaringan tubuh yang lain -lain seperti lemak,
tulang, rambut, dan tulang rawan serta Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kista ini
biasanya terbentuk pada wanitra muda dan dapat membesar hingga mencapai diameter 15 cm
dan menimbulkan nyeri. Nyeri ini disebabkan karena kista dapat membesar dan pecah sehinga
menimbulkan rasa sakit yang mengganggu. Ini karena kista dermoid merubah bentuk ovarium
yang berefek pada tidak lancarnya aliran darah ke ovarium.
Dan perlu kita tahu bahwa kista ini bisa merupakan bawaan sejak lahir bahkan mungkin sudah
dibawa dalam kandungan ibunya dan bisa dialami pria dan wanita. Kista ini dapat terjadi sejak
masih kecil,
Wanita hamil yang memiliki kista ini harus berhati-hati karena apabila kista ini pecah dan
mengeluarkan cairannya yang seperti mentega dan lengket kejaringan perut akan menimbulkan
rasa sakit pada wanita tersebut. Selain itu kista in dapat meradang dan menyebabkan posisi tuba
fallopi terlilit.
Hasil pemeriksaan USG dari jenis kista ini bisa bervariasi karena tergantung dari spektrum
isinya. Tapi, pemeriksaan CT scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) bisa menunjukkan
adanya lemak dan kalsifikasi yang padat (dense calcifications).

Kebanyakan perawatan dari kista ini tidaklah menghilangkan kistanya sepenuhnya, tapi hanya
mengurangi gejalanya. Alternatif pembedahan pun tidak menjamin kista tidak muncul kembali.
Metode holistik dapat digunakan untuk menghilangkan kista ini langsung ke sumbernya. Dilansir
dari articlesurfing.com, keuntungan metode holistik adalah:

Tidak menimbulkan efek samping karena bersifat alami

Langsung menyerang ke sumber kista

Tidak perlu adanya operasi

Metode holistik juga mampu menyembuhkan emosional wanita

Anda dapat mengontrol pengobatan dan perawatan secara langsung

Pada Umumnya penyakit kista memang berbahaya, salah satunya adalah kista dermoid. Kista
dermoid merupakan suatu kista teratoma jinak (choristoma) yang bersifat kongenital dilapisi oleh
keratinizing epidermis dengan struktur dermis di dalamnya, seperti folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea. Kista dermoid berisi cairan sebasea, keratin, calcium dan kristal
kolesterol. Sekitar 10-50% kista dermoid merupakan kista dermoid orbital.

Tumor ini umumnya terjadi pada usia muda, dibawah 20 tahun. Hampir 85% teratoma matur
terdapat pada usia 16-55 tahun, dengan rerata umur 32-35 tahun 1,2 Gejala yang sering timbul
adalah adanya masa tumor disertai nyeri perut, gangguan miksi, kadang-kadang nyeri pada
punggung. Karakteristik tumor ini berkapsul, tebal, serta berlapiskan epithelial skuamosa dengan
ketebalan yang bervariasi. Dinding kista dermoid kadang-kadang ditemukan lekosit endothelial
(pseudoxanthoma cells).
Lapisan atau jaringan isi kista dermoid dapat berupa:
1. Lapisan ektoderm: Kelenjar keringat, kelenjar apokrin, kelenjar sebasea, rambut, kadangkadang
ditemukan sel-sel debris pada lapisan epithelium.
2. Lapisan mesoderm: Gigi, kartilago, stuktur trakea
3. Lapisan endoderm: Membran mukosa saluran pencernaan.
Dalam pemeriksaan histopatologis 100 % teratoma matur terdiri lapisan ektodermal, struktur
mesodermal 93%, struktur endodermal sekitar 71%.1,2,3 Kista dermoid sering menimbulkan
berbagai komplikasi, adapun komplikasi yang sering timbul adalah:
1. Torsi kista
Torsi kista ini sering menimbulkan keluhan akut abdomen yang menetap. Ukuran kista yang
bisa menyebabkan torsi adalah kista dengan ukuran yang kecil dan sedang. Menurut Peterson
insidensi torsi kista sekitar 16% dan umumnya arah torsi sesuai arah jarum jam.
2. Ruptur kista
Terjadinya ruptur atau perforasi tergantung ketebalan kapsul kista, hal yang mempermudah
terjadinya ruptur adalah adanya torsi kista dan bila terjadi ruptur akan menimbulkan peritonitis.
3. Keganasan
Keganasan terjadi primer berasal dari kista dermoid. Proporsi tipe epidermoid paling sering
timbul, sekitar 1-3% kemudian diikuti oleh tipe sarkoma dan melanoma malignan. Prognosis
tergantung intak atau tidak intaknya kapsul kista dermoid, bila kapsul kista masih intak dan tidak
ada metastase ekstra ovaium maka prognosis umumnya baik (80%, 5 year salvage). Tumor
carcinoid bisa timbul berasal dari sel saluran pencernaan dan bermetastase ke ovarium.
4. Anemia
Menurut Adcock dkk, anemia hemolitik pernah dilaporkan terdapat pada 15 kasus kista dermoid,
hal ini berhubungan dengan pengangkatan masa tumor.2,3,4,
Penatalaksanaan teratoma matur
Tindakan laparoskopi atau laparotomi merupakan pilihan penanganan teratoma matur ini, namun
harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Beberapa peneliti menyebutkan tindakan
laparoskopi dapat menyebabkan terjadi tumor spill dan bisa menyebabkan peritonitis 0,2% serta
meningkatkan terjadinya perlengketan. Risiko terjadi rekurensi 4% dan risiko keganasan sekitar
0,17-2%.2,3
Pada kehamilan dengan teratoma matur, penanganannya sebaiknya dilihat ukuran tumor tersebut
serta umur kehamilan. Pada kehamilan kemungkinan terjadi torsi kista 19%, ruptur atau
pecahnya kista teratoma sekitar 3%, 14% menimbulkan obstruksi. Kemungkinan terjadi
keganasan sekitar 5%. Beberapa peneliti merekomendasikan bila besar tumor lebih 6 cm dan
umur kehamilan 16 minggu, maka sebaiknya tindakan laparoskopi lebih aman dikerjakan

dibandingkan tindakan laparotomi, bahkan pada satu penelitian menyebutkan bisa terjadi abortus
spontan serta kemungkinan terjadi peningkatan persalinan preterm.2,3,6,7
Sedangkan penanganan teratoma matur pada anak-anak yaitu dengan cara tradisional
(ooforektomi) versus laparotomi pernah dilaporkan oleh Mahour dkk,1976. Pada usia dewasa
penanganannya laparoskopi-kistektomi juga dilaporkan oleh Bollen dkk, sedangkan untuk kasus
tumor yang ukurannya lebih besar dan dicurigai ada keganasan, maka pendekatan lebih kepada
tindakan laparotomi (Lien dkk,1995).2,6,7
obgynmag.blogspot.com

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada
ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel
telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan
kanker ovarium.1,2

Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista
ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang
menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas,
dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. 1,3,4
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian
oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium,
rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).5 Di Amerika
insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988
sampai 1991.6
Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi tidak semua kista
ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain
sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan
apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas. 1,2,7
Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista, ada 2 cara yang selama ini sudah
dilaksanakan dan dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan ultrasonografi
vaginal dilanjutkan pemeriksaan sitologi cairannya, cara ini invasif, memakan waktu lama dan
biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih
murah , cepat, dan tidak invasif.1,7
Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan pengangkatan massa
tumor yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding yang akurat antara
tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam manajemen intraoperasi maupun
pasca operasi pada setiap kasus.8
A.Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan
lain.9,10 Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi
semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.11
B.Klasifikasi
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang neoplastik dan
nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous) dan tidak
pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat
menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya.12,13 Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak
dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada umumnya, tumor ovarium dinamai
sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe
utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan ovarium (epithelial tumors), dimulai
dari sel yang melindungi permukaan luar ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai
dari sel yang menghasilkan ova dan tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).12,13,14.
Tumor Nonneoplastik
kista Folikel
Kista Korpus Luteum
Kista Lutein
Kista Inklusi Germinal
Kista Endometrium

Kista Stein-Leventhal
Tumor Neoplastik Jinak
Kistik
Kistoma Ovarii Simpleks
Kistadenoma Ovarii Serosum
Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista Endometroid
Kista Dermoid
Solid
Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma.
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah kista ovarium yang
paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein, keduanya dapat hilang dengan
sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal dari jaringan ektoderm,
mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan lemak, rambut, gigi, tulang, dan
kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk endometriosis eksterna, yaitu adanya
jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium. Adanya kista ini sangat mempengaruhi
fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat
an-ovulasi, yang paling sering adalah sindroma ovarium polikistik.1,3,4
C. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff.
Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.15
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang
berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang
disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.15
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat
terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari
3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.15

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari
pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm,
seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi
tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini.15
D. Gejala dan tandanya
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda adalah akibat
dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat
berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul
yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. 16
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites (penimbunan cairan
dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ di dalam rongga
perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada
rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak napas. 16
E. Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga
panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah
dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium
biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis
tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan
adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih
cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.16
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar,
sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan
apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. 16
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat
peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital,
dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu
waktu biasanya menghilang sendiri. 16
F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis. 16
16 Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.

2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3.Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk
G. Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak,
jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista
folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika
selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.16
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih
tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa
radikal.16
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya15 :
Torsi
Ruptur
Perdarahan
Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah dipostulasikan,
kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi dalam persentase
yang relative sedikit.

I. Prognosis:
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan :
Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium
atau di ovarium kontralateral.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium
FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa
yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang
sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik
dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat yang
lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan
angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%
DAFTAR PUSTAKA
1. Marret H. Doppler ultrasonography in the diagnosis of ovarian cyst:
indication, pertinence and diagnosis criteria. J Gynecol Obstet Biol Reprod
(Paris). 2001;30:20-33.
2. Disorders of the ovary: early diagnosis can lead to succesful treatment.
Future medicine.
http://12.31.13.50/healthnews/MedicineontheHorizon/moth052003.htm.
3. Arthur CF. Sonographic assesment of the morphology and vascularity of
ovarian masses.
4. Robin E. Transvaginal ultrasound-guided ovarian cyst aspiration.
http://cumc.columbia.edu/news/journal/journal
o/archives/jour_v14n2_0008.html.
5. Laurvick CL, Semmens JB. Ovarian cancer in Western Australia, 1982-98:
A population-based review of the rends and outcomes. Proceedings
Simposium on Health Data Linkage, ( cited 2003 December 10 ).
Available at http://www.publichealth.gov.au
6. Howe HL. Epidemiology of Ovarian Cancer in Illinois 1988-1991. ( cited
2003 December 10 ). Available at http://www.idph.state.il.us
7. Pascual MA, Hereter L, Tresserra F, et al. Transvaginal sonographic
appearance of functional ovarian cyst. Human Reprod.1997;12:1246-9.
8. Boriboonhirunsarn D, Sermboon A. Accuracy of frozen section in the
diagnosis of malignant ovarian tumor. J. Obstet.Gynaecol.Res. 2004; 30:
394-399.
9. Poppy Kumala, dr., Kamus Saku Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 1998
10. Anonim Republika.co.id

11 Anonim Cybermed.cbn.net.id
12. Rich WM. Ovarian cancer. 2004, Oktober;
http://www.gyncancer.com/ovarian-cancer.html.
13. American cancer society. Ovarian cancer.2004, Desember;
http://www.nlm.nih. Gov/medlineplus/ovarian-cancer.html.
14. Nasdaldy. Bom waktu kanker ovarium. 2004, Agustus; http://www.
majalahfarmacia.com.
15 William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005 American College of Obstetricians
and Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at
http://emedicine.com
16 Sutoto, M.S.J. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1994, p : 346-365.
17 . Anonim. Ovarian Cancer in Ohio, 1999. The Ohio Cancer Incidence
Surveillance System. ( cited 2003 December 10 ). Available at
http://www.iodh.state.oh.us
18 . Santoso JT, Coleman RL. Handbook of Gyn oncology. McGraw Hill,
2001
19 . Henderson J, Seagroatt, Goldacre M. Ovarian cancer and ABO groups.
JECM 1993 vol 47,287-289
20. Mahdy NH, Fattah MA, Ghanem H. Ovarian Cancer in Alexandria from
1988 to 1997: trends and survival. Eastern Mediterranean Health 1999.vol 5, no 4 p:727-739

Kasus

KISTA ENDOMETRIOSIS
KISTA ENDOMETRIOSIS
BAB IPENDAHULUAN
Endometriosis adalah suatu penyakit yang lazim menyerang wanita di usia reproduksi.
1
Penyakit ini merupakan kelainan ginekologis yang menimbulkan keluhan nyeri haid, nyeri
saatsenggama, pembesaran ovarium dan infertilitas.
2
Endometriosis terjadi ketika suatu jaringannormal dari lapisan uterus yaitu endometrium
menyerang organ-organ di rongga pelvis dantumbuh di sana. Jaringan endometrium yang salah
tempat ini menyebabkan iritasi di rongga pelvis dan menimbulkan gejala nyeri serta infertilitas.
1
Jaringan endometriosis memiliki gambaran bercak kecil, datar, gelembung atau flek-flek yang
tumbuh di permukaan organ-organ di rongga pelvis. Flek-flek ini bisa berwarna bening, putih,
coklat, merah, hitam, atau biru. Jaringan endometriosis dapat tumbuh di permukaanrongga
pelvis, peritoneum, dan organ-organ di rongga pelvis, yang kesemuanya dapat berkembang
membentuk nodul-nodul. Endometriosis bisa tumbuh di permukaan ovarium ataumenyerang
bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah yang disebut sebagai
kistaendometriosis atau kista coklat. Kista ini disebut kista coklat karena terdapat penumpukan

darah berwarna merah coklat hingga gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan
bisatumbuh lebih besar dari buah anggur. Endometriosis dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya
dandapat menyebabkan perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya.
1
Endometriosis terjadi pada 10-14% wanita usia reproduksi dan mengenai 40-60% wanitadengan
dismenorhea dan 20-30% wanita subfertil. Saudara perempuan dan anak perempuan dariwanita
yang menderita endometriosis berisiko 6-9 kali lebih besar untuk berkembang
menjadiendometriosis.
3
Endometriosis menyebabkan nyeri panggul kronis berkisar 70%. Risiko untuk menjadi tumor
ovarium adalah 15-20%, angka kejadian infertilitas berkisar 30-40%, dan risiko berubah menjadi
ganas 0,7-1%. Endometriosis sekalipun sudah mendapat pengobatan yangoptimum memiliki
angka kekambuhan sesudah pengobatan berkisar 30%.
2
Penanganan endometriosis baik secara medikamentosa maupun operatif tidak memberikan hasil
yang memuaskan disebabkan patogenesis penyakit tersebut belum terungkapsecara tuntas.
Keberhasilan penanganan endometriosis hanya dapat dievaluasi saat ini dengan mempergunakan
laparoskopi. Laparoskopi merupakan tindakan yang minimal invasif tetapimemerlukan
keterampilan operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi komplikasi dariyang ringan
sampai berat. Alasan yang dikemukakan tadi menyebabkan banyak penderitaendometriosis yang
tidak mau dilakukan pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui apakahendometriosis sudah
berhasil diobati atau tidak.
2
Berikut ini akan disampaikan kasus seorang pasien yang datang ke Poliklinik GinekologiRSUD
Arifin Achmad dengan keluhan benjolan di perut bawah disertai keluhan tambahan berupa nyeri
haid yang hebat. Pasien ini didiagnosis sebagai kista endometriosis berdasarkananamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, serta diperkuat oleh temuan operasilaparatomi
yang dilakukan pada pasien ini.
BAB II
KASUSI.IDENTITAS PASIEN
Nama: Ny.SNama suami: SUmur: 36 tahunUmur: 43 tahunPendidikan: SLTAPendidikan:
SLTAPekerjaan: IRTPekerjaan: WiraswastaAgama: IslamAgama: IslamSuku: MelayuSuku:
MelayuAlamat: Jl. Yos Sudarso No. MR: 57 02 57
II.ANAMNESIS (dilakukan tanggal 6 Juni 2009 pukul 07.00 WIB secara autoanamnesis)
Seorang pasien masuk melalui Poliklinik Ginekologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
dandirawat di ruang Camar III pada tanggal 5 Juni 2009, pukul 17.00 WIB dengan diagnosis
kistaendometriosis dan direncanakan operasi keesokan harinya.
Keluhan Utama :
Benjolan di perut bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 10 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri haid yang hebat, seperti ditusuk-tusuk, terus
menerus selama haid, haid berlangsung selama 7 hari, ganti duk tiga kali perhari, pasien tidak
mampu beraktifitas seperti biasa, nyeri saat bersenggama tidak ada, riwayat perdarahan di luar
haid tidak ada, tidak ada teraba benjolan, tidak ada demam, mual muntah tidak ada, tidak ada
perubahan pada pola BAB dan BAK. Pasien rujukan dari RS Santa Maria dengandiagnosis kista

ovarium dan hidronefrosis dari hasil USG. Pasien di rawat selama 1 minggu.Selama perawatan
pasien dianjurkan untuk USG ulang dan dikonsulkan ke bagian urologi.Bbagian urologi
menganjurkan untuk dilakukan BNO-IVP dan menunggu jadwal BNO-IVP pasien diperbolehkan
pulang
5 bulan yang lalu pasien mengeluhkan teraba benjolan pada perut bagian bawah sebesar telur
puyuh, lunak, tidak dapat digerakkan, licin, tidak nyeri, semakin lama benjolan
semakinmembesar hingga sekarang sebesar telur ayam. Pasien rutin berobat ke Poli dan selama
rawat jalan telah dilakukan pemeriksaan USG ulang (tanggal 25 Mei 2009) dengan diagnosis
kistaendometriosis dengan ukuran 9 x 7,4 cm. Pasien juga melakukan pemeriksaan BNO-IVP
denganhasil ureterolitiasis kiri dan hidronefrosis kanan. Konsul ke bagian urologi (tanggal 27
Mei 2009)memberi jawaban tidak ditemukan kelainan pada foto BNO-IVP pasien. Pasien
kemudiandirencanakan operasi tanggal 6 Juni 2009.Pasien tidak ada mengeluhkan demam,
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,mual muntah, maupun gangguan pada BAK dan
BAB. Tidak ada riwayat perdarahan di luar haid.
Riwayat Haid:

Menarche usia 14 tahun.

Siklus haid teratur 28 haid, lama 7 hari, ganti duk 3x/ hari, dismenorhea (+) sejak 1,5tahun yang
lalu.

Perdarahan di luar siklus haid tidak ada.

HPHT: 26-05-2009
Riwayat Perkawinan:

Menikah 1 kali usia 18 tahun.


Riwayat Kehamilan/ Persalinan/ Abortus:

P
2
A
1
H
2
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi:

Memakai KB suntik setelah kelahiran anak pertama selama 3 bulan.

Sejak 3 tahun yang lalu, pasien tidak ada menggunakan kontrasepsi.


Riwayat Penyakit Dahulu:

DM (-), hipertensi (-), asma (-),

Riwayat tumor di tempat lain (-).

Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada anggota keluarga yang menderita tumor.


Riwayat Operasi Sebelumnya

Riwayat kuretase atas indikasi abortus 3 tahun yang lalu.


III.PEMERIKSAAN FISIK (6 Juni 2009 Pukul 07.00 WIB)
Keadaan umum: Baik Edema: (-)Kesadaran: KomposmentisAnemis: (-)Tekanan Darah: 120/70
mmHgSianosis: (-) Nadi: 80x/ menitGizi: Baik Suhu: 36,5CTB: 156 cm Nafas: 20x/ menitBB:
48 kgSupraklavikula: KGB tidak terabaDada: Paru dan jantung dalam batas normalAbdomen:
Status GinekologiGenitalia: Status GinekologiInguinal: KGB tidak terabaEkstremitas: Edema
tungkai (-)
IV.STATUS GINEKOLOGIS
Abdomen:Inspeksi: Perut datar, tidak tampak benjolan, striae (-)Palpasi: Teraba massa di regio
suprapubis sebesar telur ayam, dengan konsistensi kistik permukaan licin, batas tegas, terfiksir,
nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)Perkusi: Pekak daerah massa, shifting dullness (-)Auskultasi:
Bising usus (+) normalGenitalia:Inspeksi: Vulva dan uretra tenangInspekulo: Vulva dan vagina
tenangPortio kenyal, permukaan licin, OUE tertutup, fluksus (-), erosi (-), laserasi(-), polip (-),
massa (-), fluor albus (-)Pemeriksaan Dalam/Bimanual:-Vagina tenang-Portio kenyal, permukaan
licin, OUE tertutup-Korpus uteri tidak teraba
Teraba massa kistik di parametrium sinistra
Kavum Douglass: menonjol
V.PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium darah (5 Juni 2009):
Hb: 11,3 gr%Leukosit: 7.600/ mm
3
Trombosit: 250.000/ mm
3
Hematokrit: 34 vol%BT: 2CT: 4Hasil USG
Kesan: Kista endometriosis (kista coklat) dengan ukuran 9 x 7,4 cmDD/: Kista dermoid
VI.DIAGNOSIS KERJA
Kista endometriosis
VII. PENATALAKSANAAN
Rencana laparatomi
IX.PROGNOSIS
Dubia ad bonamPada pukul 08.45 WIB dilakukan laparatomi pada pasien ini. Berikut ini adalah
laporanoperasinya:

Diagnosis pre-operatif: Kista ovarium

Diagnosis post-operatif: Post Salphingo-Ooforektomi Sinistra + Adhesiolisis a/i


KistaEndometrium Sinistra + Perlengketan hebat ileum et kolon

Jaringan yang dieksisi/insisi : Kista ovarium sinistra


Macam operasi: SOS (Salphingo-Ooforektomi Sinistra)

Temuan operasi: tampak perlengketan hebat antara tuba fallopi dan ovarium sinistra(massa
berwarna putih keabu-abuan) dengan ileum dan kolon. Konsul duranteoperationum dengan
dokter SpB, dilakukan adhesiolisis untuk membebaskan perlengketan. Kista pecah berwarna
merah kecoklatan, kesan: kista coklat. Setelah itudilakukan SOS. Jaringan tumor dilakukan
pemeriksaan PA.

Terapi :-IVFD D5% : RL = 2 : 1 28 gtt/i-Cefotaxim 2 x 1 gr -Transfusi PRC bila Hb < 10 gr%


X.FOLLOW UP7 Juni 2009

Keluhan: nyeri di tempat bekas operasi (+), mual muntah (-), mobilisasi (-)

Pemeriksaan Fisik :TD : 120/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, nafas : 20x/menit, suhu : 37 C

Konjungtiva tidak anemis

Abdomen :Inspeksi : tampak verban bekas operasi pada linea mediana, tidak tampak darah dan
cairanmerembes pada verban.Palpasi : nyeri tekan di sekitar luka operasiPerkusi :
timpaniAuskultasi : BU (+) normal

Diuresis : 50 cc/jam

Laboratorium darah rutin (tanggal 6 Juni 2009):Hb: 11,5 gr%Leukosit: 14.300/ mm


3
Trombosit: 212.000/ mm
3
Hematokrit: 34 vol%

Diagnosis :Post Salphingo-Ooforektomi Sinistra + Adhesiolisis a/i Kista Endometriosis Sinistra


+Perlengketan hebat ileum et kolon hari I

Terapi :
IVFD D5% : RL = 2 : 1 28 gtt/i-Cefotaxim 2 x 1 gr
8 Juni 2009

Keluhan: nyeri di tempat bekas operasi (+), mual muntah (-), mobilisasi (+)

Pemeriksaan Fisik :TD : 110/70 mmHg, Nadi : 84x/menit, nafas : 20x/menit, suhu : 37 C

Konjungtiva tidak anemis

Abdomen :Inspeksi : tampak verban bekas operasi pada linea mediana, tidak tampak darah dan

cairanmerembes pada verban.Palpasi : nyeri tekan di sekitar luka operasiPerkusi :


timpaniAuskultasi : BU (+) normal

Diagnosis :Post Salphingo-Ooforektomi Sinistra + Adhesiolisis a/i Kista Endometriosis Sinistra


+Perlengketan hebat ileum et kolon hari I

Terapi :-Folley katheter aff -IVFD aff


Metronidazol 3x500mg
Ketorolac 3x1
Ciprofloxazin 2x500mg
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsiterdapat
di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma.
4
Kistaendometriosis adalah suatu jenis kista yang berasal dari jaringan endometrium. Ukuran
kista bisa bervariasi antara 0.4-4 inchi. Jika kista mengalami ruptur, isi dari kista akan mengisi
ovariumdan rongga pelvis.
5
Gambar 1. Kista endometriosis
3.2 Etiologi
Teori tentang terjadinya endometriosis adalah sebagai berikut:1. Teori retrograde menstruasiTeori
pertama yaitu teori retrograde menstruasi, juga dikenal sebagai teori implantasi jaringan
endometrium yang
viable
(hidup) dari Sampson. Teori ini didasari atas 3 asumsi:
1.
Terdapat darah haid berbalik melewati tuba falopii
2.
Sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut hidup dalam rongga peritoneum
3.
Sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut dapat menempel ke peritoneumdengan
melakukan invasi, implantasi dan proliferasi.
6,7
Teori diatas berdasarkan penemuan:1.Penelitian terkini dengan memakai laparoskopi saat pasien
sedang haid, ditemukan darahhaid berbalik dalam cairan peritoneum pada 75-90% wanita dengan
tuba falopii paten
2.Sel-sel endometrium dari darah haid berbalik tersebut diambil dari cairan peritoneum
dandilakukan kultur sel ternyata ditemukan hidup dan dapat melekat serta menembus permukaan
mesotelial dari peritoneum.3.Endometriosis lebih sering timbul pada wanita dengan sumbatan
kelainan muleriandaripada perempuan dengan malformasi yang tidak menyumbat saluran keluar
dari darahhaid.

4.
Insiden endometriosis meningkat pada wanita dengan permulaan menars, siklus haidyang pendek
atau menoragia.
6,7
2. Teori metaplasia soelomik
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-20 oleh Meyer. Teori ini menyatakan bahwa
endometriosis berasal dari perubahan metaplasia spontan dalam sel-sel mesotelial yang berasal
dari epitel soelom (terletak dalam peritoneum dan pleura). Perubahan metaplasia inidirangsang
sebelumnya oleh beberapa faktor seperti infeksi, hormonal dan rangsangan induksilainnya. Teori
ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan pada laki-laki, sebelum pubertas dan gadis
remaja, pada wanita yang tidak pernah menstruasi, serta yang terdapat ditempat yang tidak
biasanya seperti di pelvik, rongga toraks, saluran kencing dan saluran pencernaan, kanalis
inguinalis, umbilikus, dimana faktor lain juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari
sel endometrium.
6,7
3. Teori transplantasi langsung
Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang hati-hatiseperti
saat seksio sesaria, operasi bedah lain, atau perbaikan episiotomi, dapat mengakibatkantimbulnya
jaringan endometriosis pada bekas parut operasi dan pada perineum bekas perbaikanepisiotomi
tersebut.
5
4. Teori genetik dan imun
Semua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita yang mengalamihaid
menderita endometriosis, kenapa pada wanita tertentu penyakitnya berat, wanita lain tidak, dan
juga tidak dapat menerangkan beberapa tampilan dari lesi. Penelitian tentang genetik danfungsi
imun wanita dengan endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab pertanyaandiatas.
6,7
Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan anak
dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu dasar genetik.
Matriksmetaloproteinase (MMP) merupakan enzim yang menghancurkan matriks ekstraseluler
danmembantu lepasnya endometrium normal dan pertumbuhan endometrium baru yang
dirangsangoleh estrogen. Tampilan MMP meningkat pada awal siklus haid dan biasanya ditekan
oleh progesteron selama fase sekresi. Tampilan abnormal dari MMP dikaitkan dengan penyakitpenyakit invasif dan destruktif. Pada wanita yang menderita endometriosis, MMP yang
disekresioleh endometri-um luar biasa resisten (kebal) terhadap penekanan progesteron.
Tampilan MMPyang menetap didalam sel-sel endometrium yang terkelupas dapat
mengakibatkan suatu potensiinvasif terhadap endometrium yang berbalik arah sehingga
menyebabkan invasi dari permukaan peritoneum dan selanjutnya terjadi proliferasi sel.
6,7
Pada penderita endometriosis terdapat gangguan respon imun yang menyebabkan pembuangan
debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. Makrofag merupakan bahankunci untuk
respon imun alami, bagian sistem imun yang tidak antigen-spesifik dan tidak mencakup memori
imunologik. Makrofag mempertahankan tuan rumah melalui pengenalan,fagositosis, dan
penghancuran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak sebagai pemakan,membantu untuk
membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris. Makrofag mensekresi berbagaimacam sitokin,
faktor pertumbuhan, enzim dan prostaglandin dan membantu fungsi-fungsi faktor diatas

disamping merangsang pertumbuhan dan proliferasi tipe sel yang lain. Makrofag terdapatdalam
cairan peritoneum normal dan jumlah serta aktifitasnya meningkat pada wanita
denganendometriosis. Pada penderita endometriosis, makrofag yang terdapat di peritoneum dan
monosityang beredar teraktivasi sehingga penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor
pertumbuhandan sitokin yang merangsang proliferasi dari endometrium ektopik dan
menghambat fungsi pemakannya.
Natural killer
juga merupakan komponen lain yang penting dalam prosesterjadinya endometriosis, aktifitas
sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat pada wanita denganstadium endometriosis yang lanjut.
6,7
5. Faktor endokrin Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada estrogen (
estrogen-dependent disorder
). Penyimpangan sintesa dan metabolisme estrogen telah diimplikasikan daam patogenesa
endometriosis. Aromatase, suatu enzim yang merubah androgen, androstenedion dantestosteron
menjadi estron dan estradiol. Aromatase ini ditemukan dalam banyak sel manusiaseperti sel
granulosa ovarium, sinsisiotrofoblas di plasenta, sel lemak dan fibroblas kulit.
6,7
Lihatgambar 2.Gambar 2. Biosintesa estrogen wanita usia reproduksiKista endometriosis dan
susukan endometriosis diluar ovarium menampilkan kadar aromatase yang tinggi sehingga
dihasilkan estrogen yang tinggi pula. Dengan kata lain, wanitadengan endometriosis mempunyai
kelainan genetik dan membantu perkembangan produksiestrogen endometrium lokal. Disamping
itu, estrogen juga dapat merangsang aktifitassiklooksigenase tipe-2 lokal (COX-2) yang
membuat prostaglandin (PG)E
2
, suatu perangsang poten terhadap aromatase dalam sel stroma yang berasal dari endometriosis,
sehingga produksiestrogen berlangsung terus secara lokal.
6,7
Lihat gambar 3.
Gambar 3. Sintesis estrogen pada susukan endometriosisEstron dan estradiol saling dirubah oleh
kerja 17-hidroksisteroid dehidrogenase(17HSD), yang terdiri dari 2 tipe: tipe-1 merubah
estron menjadi estradiol (bentuk estrogenyang lebih poten) dan tipe-2 merubah estradiol menjadi
estron. Dalam endometrium eutopik normal, progesteron merangsang aktifitas tipe-2 dalam
kelenjar epitelium, enzim tipe-2 inisangat banyak ditemukan pada kelenjar endometrium fase
sekresi. Dalam jaringanendometriotik, tipe-1 ditemukan secara normal, tetapi tipe-2 secara
bersamaan tidak ditemukan.Progesteron tidak merangsang aktiftas tipe-2 dalam susukan
endometriotik karena tampilanreseptor progesteron juga abnormal. Reseptor progesteron terdiri
dari 2 tipe: PR-A dan PR-B,keduanya ini ditemukan pada endometrium eutopik normal,
sedangkan pada jaringanendometriotik hanya PR-A saja yang ditemukan.
6,7
3.3 Klasifikasi
Endometriosis dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan lokasi dan tipe lesi,yaitu:
8
1.
Peritoneal endometriosis
Pada awalnya lesi di peritoneum akan banyak tumbuh vaskularisasi sehinggamenimbulkan

perdarahan saat menstruasi. Lesi yang aktif akan menyebabkan timbulnya perdarahan kronik
rekuren dan reaksi inflamasi sehingga tumbuh jaringan fibrosis dan sembuh.Lesi berwarna merah
dapat berubah menjadi lesi hitam tipikal dan setelah itu lesi akan berubahmenjadi lesi putih yang
miskin vaskularisasi dan ditemukan debris glandular
2.
Ovarian Endometrial Cysts (Endometrioma)
Ovarian endometrioma diduga terbentuk akibat invaginasi dari korteks ovarium setelah
penimbunan debris menstruasi dari perdarahan jaringan endometriosis. Kista endometrium bisa
besar (>3cm) dan multilokus, dan bisa tampak seperti kista coklat karena penimbunan darah
dandebris ke dalam rongga kista.
3. Deep Nodular Endometriosis
Pada endometriosis jenis ini, jaringan ektopik menginfiltrasi septum rektovaginal ataustruktur
fibromuskuler pelvis seperti uterosakral dan ligamentum utero-ovarium. Nodul-noduldibentuk
oleh hiperplasia otot polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang menginfiltrasi.Jaringan
endometriosis akan tertutup sebagai nodul, dan tidak ada perdarahan secara
klinisyangberhubungan dengan endomeriosis nodular dalam.Ada banyak klasifikasi stadium
yang digunakan untuk mengelompokkan endometriosisdari ringan hingga berat, dan yang paling
sering digunakan adalah sistem American FertilitySociety (AFS) yang telah direvisi (Tabel 1).
Klasifikasi ini menjelaskan tentang lokasi dankedalaman penyakit berikut jenis dan perluasan
adhesi yang dibuat dalam sistem skor. Berikutadalah skor yang digunakan untuk
mengklasifikasikan stadium:
9
- Skor 1-5: Stadium I (penyakit minimal)- Skor 6-15: Stadium II (penyakit sedang)- Skor 16-40:
Stadium III (penyakit berat)- Skor >40: Stadium IV (penyakit sangat berat)Tabel 1. Derajat
endometriosis berdasarkan skoring dari
Revisi AFS
Endometriosis <1 cm 1-3 cm >3 cm
P e r i t o n e u m
Permukaan 1 2 4
Dalam
246
O v a r i u m
Kanan Permukaan 1 2 4
Dalam
4 16 20Kiri Permukaan 1 2 4Dalam 4 16 20Perlekatan kavum Douglasi
Sebagian Komplit
4 40
O v a r i u m
Perlekatan
<1/3 1/3-2/3 >2/3
KananTipis
124
Tebal
4 8 16

Kiri KiriTipis
124
Tebal
4 8 16
T u b a
KananTipis
124
Tebal
4 8 16
Kir KiriTipis
124
Tebal
4 8 16
Martin pada tahun 2006 mengusulkan sistem kalsifikasi stadium untuk mengetahuitingkat
kepercayaan dari tindakan laparaskopi diagnostik terhadap endometriosis. Tingkatkepercayaan
laparaskopi terdiri atas 4 tingkatan:
10
Tingkat 1: Mungkin endometriosis Vesikel peritoneal, polip merah, polip
kuning,hipervaskularisasi, jaringan parut, adhesiTingkat 2: Diduga endometriosis Kista coklat
dengan aliran bebas dari cairan coklat
Tingkat 3: Pasti endometriosis Lesi jaringan parut gelap, lesi merah dengan latar belakang
jaringan ikat sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area
mottle
merah dan gelap denganlatar belakang putih.Tingkat 4: Endometriosis Lesi gelap dan jaringan
parut pada pembedahan pertama.Gambar 4. Adhesi akibat endometriosis
3.4 Histogenesis
Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak dianut adalah teori dariSampson.
Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali(regurgitasi) melalui
tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah dibuktikan bahwa dalam darah haiddidapati sel-sel
endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup inikemudian dapat
mengadakan implantasi di pelvis.
4
Teori lain dikemukakan oleh Robert Meyer bahwa endometriosis terjadi karenarangsangan pada
sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya didaerah pelvis.
Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasia dari sel-sel epitel itu sehinggaterbentuk jaringan
endometrium.
4
Teori hormonal bermula dari kenyataan bahwa kehamilan dapat menyembuhkanendometriosis.
Rendahnya kadar FSH, LH dan E
2
dapat menghilangkan endometriosis.Pemberian steroid seks dapat menekan sekresi FSH, LH dan
E
2
. Pendapat yang sudah lamadianut ini mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat
tergantung dari kadar estrogen dalam tubuh. Pendapat ini mulai diragukan karena pada tahun

1989 Baziad dan Jacoebmenemukan kadar E


2
yang cukup tinggi pada kasus-kasus endometriosis. Jacoeb pada tahun 1990 pun menemukan
kadar E
2
serum pada setiap kelompok derajat endometriosis hampir semuanya tinggi. Keadaan ini juga
tidak bergantung pada beratnya derajat endometriosis. Kalaumemang dianggap perkembangan
endometriosis bergantung pada kadar estrogen dalam tubuh,seharusnya terdapat hubungan
bermakna antara beratnya derajat endometriosis dengan kadar E
2
di lain pihak, apabila kadar E
2
dalam tubuh maka senyawa ini akan diubah kembali menjadiandrogen melalui proses
aromatisasi. Akibatnya, kadar testosterone pun akan meninggi. Tetapikenyataannya pada
penelitian ini, kadar T tidak berubah secara bermakna menurut beratnya penyakit.
11
Sedangkan teori terakhir, endometriosis dikaitkan dengan aktivitas imun. Teoriimunologis
menerangkan bahwa secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum parietal dan
permukaan ovarium memiliki asal yang sama, oleh karena itu sel-sel endometriosisakan sejenis
dengan mesotel. Telah diketahui bahwa CA-125 merupakan suatu antigen permukaan sel yang
semula diduga khas untuk ovarium. Karena endometriosis merupakan proses proliferasi sel yang
bersifat destruktif, maka lesi ini tentu akan meningkatkan kadar CA-125.Banyak yang
berpendapat bahwa endometriosis adalah suatu penyakit autoimun karena memilikikriteria yang
cenderung lebih banyak pada wanita, bersifat familiar, menimbulkan gejala klinik,melibatkan
multiorgan dan menunjukkan aktivitas sel B-poliklonal.
11
3.5 Patologi
Gambaran mikroskopik dari endometrium sangat variabel. Lokasi yang sering terdapatialah pada
ovarium dan biasanya bilateral. Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai besar berisi
darah tua menyerupai coklat. Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka padadinding
kista dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus,sigmoid dan
dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak kedalam
rongga peritoneum karena robekan dinding kista dan menyebabkan akut abdomen. Tuba pada
endometriosis biasanya normal.
4
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri-ciri khas bagi endometriosis yaknikelenjarkelenjar dan stroma endometrium dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen
hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel
radang dan jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya.
Jaringanendometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi
olehestrogen dan progesteron. Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian
besar sarang endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan
sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.
4
Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidual jaringan endometriosis. Apabilakehamilannya

berakhir, reaksi desidual menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis.Pengaruh baik
dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormonuntuk mengadakan
apa yang dinamakan kehamilan semu
(pseudopregnancy)
.
4
3.6 Gejala Klinis
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada kista endometriosis adalah:
1,4

Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid(dismenore).
Sebab dari dismenore ini tidak diketahui tetapi mungkin ada hubungannyadengan vaskularisasi
dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelumdan semasa haid. Nyeri tidak
selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainansudah luas sebaliknya kelainan ringan
dapat menimbulkan gejala nyeri yang hebat. Nyeriyang hebat dapat menyebabkan mual, mntah,
dan diare. Dismenore primer terjadi selamatahun-tahun awal mestruasi, dan semakin meningkat
dengan usia saat melahirkan anak,dan biasanya hal ini tidak berhubungan dengan endometriosis.
Dismenore sekunder terjadi lebih lambat dan akan semakin meningkat dengan pertambahan usia.
Hal ini bisamenjadi tanda peringatan akan terjadinya endometriosis, walaupun beberapa
wanitadengan endometriosis tidak terlalu merasakannya.

Dispareunia merupakan gejala yang sering dijumpai disebabkan oleh karena


adanyaendometriosis di kavum Douglasi.

Nyeri waktu defekasi, terjadi karena adanya endometriosis pada dinding rekstosigmoid.Kadangkadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut

Poli dan hipermenorea, dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovariumsangat
luas sehingga fungsi ovarium terganggu.

Infertilitas, hal ini disebabkan apabila motilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan
jaringan disekitarnya. Sekitar 30-40% wanita dengan endometriosis menderitainfertilitas.
3.7 Diagnosis
Tidak ada pemeiksaan yang sederhana untuk mendiagnosis endometriosis. Dalamkenyataannya,
satu-satunya cara untuk mendiagnosis pasti endometriosis adalah denganmelakukan laparoskopi
dan melakukan biopsi jaringan. Pemeriksaan ini merupakan standar emasdalam mendiagnosis
endometriosis.
12
Endometriosis dicurigai bila ditemukan adanya gejala nyeri di daerah pelvis dan adanya
penemuan-penemuan yang bermakna selama pemeriksaan fisik. Melalui
pemeriksaanrektovaginal (satu jari di dalam vagina dan satu jari lagi di dalam rectum) akan
teraba nodul(jaringan endometrium) di belakang uterus dan di sepanjang ligamentum yang
menyerangdinding pelvis. Suatu saat bisa saja nodul tidak teraba, tetapi pemeriksaan ini sendiri
dapatmenyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman.
13

3.8 Penatalaksanaan
Endometriosis bisa diterapi dengan medikamentosa dan/atau pembedahan.
Pengobatanendometriosis juga bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan/atau memperbaiki
fertilitas.
6,13,14

Endometriosis dan subfertilitas


o
Adhesi peritubal and periovarian dapat menginterferensi dengan transportasiovum secara
mekanik dan berperan dalam menyebabkan subfertilitas.Endometriosis peritoneal telah terbukti
berperan dalam menyebabkan subfertilitas
dengan cara berinterferensi dengan motilitas tuba, follikulogenesis, dan fungsikorpus luteum.
Aromatase dipercaya dapat meningkatkan kadar prostaglandin Emelalui peningkatan ekspresi
COX-2. Endometriosis juga dapat menyebabkansubfertilitas melalui peningkatan jumlah sperma
yang terikat ke epitel ampullasehingga mempengaruhi interaksi sperm-endosalpingeal.
o
Pemberian medikamentosa pada endometriosis minimal atau sedang tidak terbuktimeningkatkan
angka kehamilan. Endometriosis sedang sampai berat harusdioperasi.
o
Pilihan lainnya untuk mendapatkan kehamilan ialah inseminasi intrauterin,superovulasi, dan
fertilisasi invitro. Pada suatu penelitian
case-contol
, rata-ratakehamilan dengan injeksi sperma intrasitoplasmik tidak dipengaruih olehkehadiran
endometriosis. Lebih jauh, analisi lainnya menunjukkan peningkatankejadian kehamilan akibat
fertilisasi in vitro dengan preterapi endometriosistingkat 3 dan 4 dengan agonis gonadotropinreleasing hormone (GnRH).

Terapi interval
o
Beberapa peneliti percaya bahwa endometriosis dapat ditekan dengan pemberian profilaksis
berupa kontrasepsi oral kombinasi berkesinambungan, analog GnRH,medroksiprogesteron, atau
danazol sebagai upaya untuk meregresi penyakit yangasimtomastik dan mengatasi fertilitas
subsekuen.
o
Ablasi melalui pembedahan untk endometriosis simptomatik juga dapatmeningkatkan kesuburan
dalam 3 tahun setelah follow-up.

Tidak ada hubungan antara endometriosis dengan abortus rekuren dan tidak ada penelitian yang
menunjukkan bahwa terapi medikamentosa atau pembedahan dapatmengurangi angka kejadian
abortus.

Terapi medis: pil kontrasepsi oral kombinasi, danazol, agen progestational, dan analogGnRH.
Semua obat ini memiliki efek yang sama dalam mengurangi nyeri dan durasinya.
o

Pil kontrasepsioral kombinasi berperan dalam supresi ovarium danmemperpanjang efek


progestin.
o
Semua agen progesteron berperan dalam desidualisasi dan atrofi endometrium.

Medroksiprogesteron asetat berperan dalam mengurangi nyeri.

Megestrol asetat juga memiliki efek yang sama

The levonorgestrel intrauterine system


(LNG-IUS) berguna dalammengurangi nyeri akibat endometriosis.
o
Analog GnRH berguna untuk menurunkan gejala nyeri, namun tidak berefek dalam
meningkatkan angka fertilitas. Terapi dengan GnRH menurunkan gejalanyeri pada 85-100%
wanita dengan endometriosis.
o
Danazol berperan untuk menghambat siklus
follicle-stimulating hormone
(FSH)and
luteinizing hormone
(LH) dan mencegah steroidogenesis di korpus luteum.
Terapi Bedah
Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif jika fungsi reproduksi
berusaha dipertahankan, semikonservatif jika kemampuan reproduksi dikurangi tetapi
fungsiovarium masih ada, dan radikal jika uterus dan ovarium diangkat secara keseluruhan.
Usia,keinginan untuk memperoleh anak lagi, perubahan kualitas hidup, adalah hal-hal yang
menajdi pertimbangan ketika memutuskan suatu jenis tindakan operasi.
6, 13,14

Pembedahan konservatif
o
Tujuannya adalah merusak jaringan endometriosis dan melepaskan perlengketan perituba dan
periovarian yang menjadi sebab timbulnya gejala nyeri danmengganggu transportasi ovum.
Pendekatan laparoskopi adalah metode pilihanuntuk mengobati endometriosis secara konservatif.
Ablasi bisa dilakukan dengandengan laser atau elektrodiatermi. Secara keseluruhan, angka
rekurensi adalah19%. Pembedahan ablasi laparoskopi dengan diatermi bipolar atau laser efktif
dalam menghilangkan gejala nyeri pada 87%. Kista endometriosis dapat diterapidengan drainase
atau kistektomi. Kistektomi laparoskopi mengobati keluhan nyerilebih baik daripada tindakan
drainase. Terapi medis dengan agonis GnRHmengurangi ukuran kista tetapi tidak berhubungan
dengan hilangnya gejala nyeri.
o
Flushing
tuba dengan media larut minyak dapat meningkatkan angka kehamilan pada kasus infertilitas
yang berhubungan dengan endometriosis.
o
Untuk dismenorhea yang hebat dapat dilakukan neurektomi presakral. Bundelsaraf yang

dilakukan transeksi adalah pada vertebra sakral III, dan bagiandistalnya diligasi
o
Laparoscopic Uterine Nerve Ablation
(LUNA) berguna untuk mengurangi gejaladispareunia dan nyeri punggung bawah.
o
Untuk pasien dengan endometriosis sedang, pengobatan hormonal adjuvant postoperative efektif
untuk mengurangi nyeri tetapi tidak ada berefek padafertilitas. Analog GnRH, danazol, dan
medroksiprogesteron berguna untuk hal ini.

Pembedahan semikonservatif
o
Indikasi pembedahan jenis ini adalah wanita yang telah melahirkan anak denganlengkap, dan
terlalu muda untuk menjalani pembedahan radikal, dan merasaterganggu oleh gejala-gejala
endometriosis. Pembedahan yang dimaksud adalahhisterektomi dan sitoreduksi dari jaringan
endometriosis pelvis. Kistaendometriosis bisa diangkat karena sepersepuluh dari jaringan
ovarium yang berfungsi diperlukan untuk memproduksi hormon. Pasien yang
dilakukanhisterektomi dengan tetap mempertahankan ovarium memiliki risiko enam kalilipat
lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan dengan wanita yangdilakukan histerektomi
dan ooforektomi.
o
Terapi medis pada wanita yang telah memiliki cukup anak yang juga memilikiefek dalam
mereduksi gejala.

Pembedahan radikal
o
Histerektomi total dengan ooforektomi bilateral dan sitoreduksi dari endometriumyang terlihat.
Adhesiolisis ditujukan untuk memungkinkan mobilitas danmenormalkan kembali hubungan
antara organ-organ di dalam rongga pelvis.
o
Obstruksi ureter memerlukan tindakan bedah untuk mengeksisi begian yangmengalami
kerusakan. Pada endometriosis dengan obstruksi usus dilakukanreseksi anastomosis jika
obstruksi berada di rektosigmoid anterior.
Gambar 5. Algoritma Penatalaksanaan Endometriosis
3.9 Diagnosis Banding
Adenomiosis uteri, radang pelvik, dengan tumor adneksa dapat menimbulkankesukaran dalam
diagnosis. Pada kelainan di luar endometriosis jarang terdapat perubahan- perubahan berupa
benjolan kecil di kavum Douglasi dan ligamentum sakrouterina.Kombinasi adenomiosis uteri
atau mioma uteri dengan endometriosis dapat pula ditemukan.Endometriosis ovarii dapat
menimbulkan kesukaran diagnosis dengan kista ovarium.Sedangkan endometriosis yang berasal
dari rektosigmoid perlu dibedakan dari karsinoma.
4
3.10 Prognosis

Endometriosis dapat mengalami rekurensi kecuali telah dilakukan dengan histerektomidan


ooforektomi bilateral. Angka kejadian rekurensi endometriosis setelah dilakukan terapi
pembedahan adalah 20% dalam waktu 5 tahun. Ablasi komplit dari endometriosis efektif dalam
menurunkan gejala nyeri sebanyak 90% kasus. Beberapa ahli mengatakan eksisi lesi
adalah metode yang baik untuk menurunkan angka kejadian rekurensi dari gejalagejalaendometriosis.
Pada kasus infertilitas, keberhasilan tindakan bedah berhubungan dengan tingkat beratringannya
penyakit. Pasien dengan endometriasis sedang memiliki peluang untuk hamilsebanyak 60%,
sedangkan pada kasus-kasus endometriosis yang berat keberhasilannya hanya35%.
BAB IVPEMBAHASAN4.1Resume Kasus
Sejak 10 bulan yang lalu pasien mengeluhkan nyeri haid yang hebat, seperti ditusuk-tusuk, terus
menerus selama haid, haid berlangsung selama 7 hari, ganti duk tiga kali perhari, pasien tidak
mampu beraktifitas seperti biasa, nyeri saat bersenggama tidak ada, riwayat perdarahan di luar
haid tidak ada, tidak ada teraba benjolan, tidak ada demam, tidak ada mual
muntah, tidak ada perubahan pada pola BAB dan BAK. Pasien rujukan dari RS Santa
Mariadengan diagnosis kista ovarium dan hidronefrosis dari hasil USG.5 bulan yang lalu pasien
mengeluhkan teraba benjolan pada perut kiri bagian bawahsebesar telur puyuh yang teraba
lunak, tidak dapat digerakkan, licin, tidak nyeri, semakin lama benjolan semakin membesar
hingga sekarang sebesar telur ayam, Pasien rutin berobat ke Polidan selama rawat jalan telah
dilakukan pemeriksaan USG ulang dengan kesan kistaendometriosis dengan ukuran 9 x 7,4 cm.
Pasien juga melakukan pemeriksaan BNO-IVP denganhasil ureterolitiasis kiri dan hidronefrosis
kanan. Konsul ke bagian urologi memberi jawabantidak ditemukan kelainan pada foto BNO-IVP
pasien. Pasien kemudian direncanakan operasitanggal 6 Juni 2009.Pasien tidak ada mengeluhkan
demam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,mual muntah, maupun gangguan pada
BAK dan BAB. Tidak ada riwayat perdarahan di luar haid.Dari pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan di regio iliaca sinistra berukuran terabamassa di regio suprapubis sebesar telur ayam,
konsistensi kistik, permukaan licin, batas tegas,terfiksir, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-). Perkusi
pekak daerah massa
,
bising usus (+) normal.Dari pemeriksaan ginekologi, teraba massa kistik di parametrium sinistra
dan kavum Douglasstampak menonjol. Dari pemeriksaan penunjang USG tampak massa kistik
dengan ukuran 9 x 7,4cm dengan kesan kista endometriosis dan diagnosis bandingnya adalah
kista dermoid.Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasiendidiagnosis kista endometriosis. Pasien direncanakan untuk dilaksanakan laparatomi.
4.2Permasalahan
Beberapa permasalahan pada pasien ini adalah:1.Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
2.
Apakah penatalasanaan pasien ini sudah tepat?
4.3Pembahasan
a.Diagnosis
Diagnosis kerja pada pasien ini sudah tepat, karena berdasarkan anamnesis, pemeriksaanfisik dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan, penyakit pasien ini mengarah ke kistaendometriosis,


meskipun pada awalnya pasien didiagnosis sebagai kista ovarium.Dari anamnesis diperoleh data
timbulnya benjolan pada perut bagian bawah yangmembesar secara perlahan-lahan, disertai
adanya keluhan nyeri hebat saat haid yang berlangsung terus-menerus. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyebutkan bahwa gejalakista endometriosis adalah nyeri perut bawah yang
progresif yang terjadi selama haid(dismenorhea). Sebab dari dismenorhea ini tidak diketahui
tetapi mungkin adahubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang
endometriosis padawaktu sebelum dan semasa haid.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan
massa tumor di regio suprapubis, sebesar telur ayam, permukaan licin, kistik, terfiksir, batas
tegas, tidak nyeri. Dari pemeriksaanginekologi, teraba massa kistik di parametrium sinistra dan
kavum Douglass tampak menonjol. Hal ini menunjukkan bahwa massa tersebut merupakan suatu
kista, tapi untuk menentukan identifikasi asal kista dan jenis kista perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaanUSG.
Hasilnya adalah tampak massa kistik dengan ukuran 9 x 7,4 cm yang memberikesan kista
endometriosis.
b.
Penatalaksanaan
Pada pasien ini dilakukan tindakan bedah berupa laparatomi. Penatalaksanaan pasien inikurang
tepat, karena menurut algoritma penatalaksanaan endometriosis, pasienseharusnya menjalani
prosedur laparoskopi terlebih dulu. Pendekatan laparoskopi adalahmetode pilihan untuk
mengobati endometriosis secara konservatif. Kista endometriosisdapat diterapi dengan drainase
atau kistektomi. Kistektomi laparoskopi mengobatikeluhan nyeri lebih baik daripada tindakan
drainase
Pada pasien ini dilakukan salphingo-ooforektomi sinistra dan adhesiolisis.Adapun pemilihan
tindakan bedah pada pasien ini sudah tepat karena berdasarkankepustakaan, kista endometriosis
yang ukurannya lebih dari 2 cm atau yang sudah terjadi perlengketan lebih baik diobati dengan
pembedahan, yang bertujuan untuk mengangkatkista endometriosis dan membebaskan
perlengketan endometriosis. Pengangkatanadneksa dari endometriosis yang berat dilakukan bila
adneksa sebelahnya normal. Padawanita yang usianya kurang dari 40 tahun, perlu
dipertimbangkan untuk meninggalkansebagian jaringan ovarium yang sehat. Adhesiolisis pada
pasien ini sudah tepat karena bertujuan untuk memungkinkan mobilitas dan menormalkan
kembali hubungan antaraorgan-organ di dalam rongga pelvis.Pada pasien ini ditemukan kista
pecah berwarna merah kecoklatan yang memberikesan kista coklat. Selain itu juga tampak
perlengketan hebat antara tuba fallopi sinistradan ovarium sinistra (massa berwarna putih keabuabuan) dengan ileum dan kolon. Halini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa
gambaran kista endometriosisakan tampak kista-kista biru kecil sampai kista besar (kadangkadang sebesar tinju) berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat). Pada kista coklat, darah
tua keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista dan dapat menyebabkan perlekatan
antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Sebagai akibat
daritimbulnya perdarahan pada waktu haid dari jaringan endometriosis, mudah sekali timbul
perlekatan antara alat-alat di sekitar kavum Douglasi.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan
Kesimpulan kasus ini terdiri dari:1.Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu USG.
2.Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu tindakan bedah.
5.2 Saran

1.
Diperlukan deteksi dini terhadap semua penyakit kandungan terutama kistaendometriosis karena
dapat menyebabkan infertilitas, oleh karena itu tenagakesehatan hendaknya meningkatkan
kemampuannya dalam mendiagnosis penyakit kista endometriosis terutama bila dijumpai
gangguan berupa nyeri haiddan nyeri saat senggama.
2.
Pada pasien ini sebaiknya diberikan pengobatan hormonal adjuvant postoperative untuk
mencegah endometriosis rekuren. Analog GnRH, danazol,dan medroksiprogesteron dapat
menjadi pilihan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
American Society. Endometriosis a guide for
patienthttp://www.asrm.org/Patients/patientbooklets/endometriosis.pdf [diakses 7 Juni 2009]
2.
Oepomo TD. Concentration of TNF- in the peritoneal fluid and serum of endometrioticpatients.
http://www.unsjournals.com/DD0703D070302.pdf [diakses 7 Juni2009]
3.
NHS Evidence, Annual Evidence Update on Endometriosis Epidemiology
andaetiology.http://www.library.nhs.uk/womenshealth/ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&catID=11472[diakses 7 Juni 2009]
30
4.Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP, 2002. p.314-36
5.
Lee BM, The Endometriosis cyst.http://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-theWalls-of-the-Womb&id=1794678[diakses 7 Juni 2009]
6.
Wellbery C. Diagnosis and Treatment of Endometriosis
1999;http://www.aafp.org/afp/991015ap/contentshtml[diakses 7 Juni 2009]
7.
Overton C, Davis C, McMillanL, Shaw R. An Atlas Of Endometriosis, 3
rd
ed. London:Informa Healthcare, 2007. p.2-3, 36
8.
Sud S, Tulandi T. Endometriosishttp://www.obgyn.net/medical.asp?
page=/english/pubs/features/mcgill-student-projects/endometriosis. london.1999[diakses7 Juni
2009]
9.
Kandeel M, Endometriosis: An
updatehttp://www.gfmer.ch/GFMER_members/pdf/Endometriosis_Kandeel_2008.pdf [diakses7
Juni 2009]
10.
Martin DC. Endometriosis staging.http://www.memfert.com/endostage.htm[diakses 7Juni 2009]
11.
Farid. Endometriosis di Sekitar Kita
.

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=201[diakses 06 Juni 2009]


12.
Endometriosis Research Foundation. Diagnosing
endometriosis,.http://www.endometriosis.org/endometriosis.html[diakses 7 Juni 2009]
13.
Stoppler MC, Endometriosishttp://www.medicinenet.com/endometriosis/page3.htm#tocg
[diakses 7 Juni 2009]
14.
Kapoor D, Davila. Endometriosis: Treatment & Medication. http//www.emedicine.com[diakses 7
Juni 2009]

Dalam kasus kista endometriosis ovarium , ada jaringan kecil endometrium yang
diperkirakan bermigrasi ke luar rahim melalui saluran telur. Di tempat barunya itu,
jaringan tersebut mengambang dengan bebas dan menempel (transplantasi) ke
jaringan lain. Jaringan yang tumbuh menempel itu, atau disebut endometrium
implan, bereaksi setiap bulan menanggapi hormonestrogen seolah-olah masih
berada dalam rahim, menebal dan mengelupas pula. Penampilan endometrium
implan pun mirip dengan yang aslinya, berupa jariingan kantung berwarna cokelat
(chocolate cysts)-disebut demikian karena mengandung cairan berwarna cokelat
dari darah yang teroksidasi yang menyebar pada selaput perut (peritonium).
Namun, dalam banyak kasus implan tersebut tidak berwarna sama sekali
(nonpigmanted endometrisis), yang dapat mengelabi pada waktu pembuangannya
melalui pembedahan, karena dokter cenderung hanya membuang yang berwarna
gelap (powder burn) saja.

Anda mungkin juga menyukai