oleh: Surono
(Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai)
2)
keringanan
Bea
Masuk,
pengembalian
Bea
Masuk
dan
kepentingan
publik, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga perlakuan yang
lazim dalam tata pergaulan internasional.
Artikel ini secara khusus mendeskripsikan bentuk-bentuk pemberian
fasilitas kepabeanan, baik berupa fasilitas pelayanan maupun fasilitas fiskal
kepabeanan.
Fasilitas Pelayanan
Pengertian fasilitas pelayanan adalah bentuk-bentuk perlakuan khusus
dalam proses penyelesaian formalitas kepabeanan dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Tujuan utamanya adalah
untuk
memperlancar
arus
barang,
orang
atau
dokumen.
Pesatnya
mendorong
iklim
1)
dilakukan di suatu tempat dalam Kawasan pabean. Akan tetapi apabila barang
impor karena sesuatu hal, baik alasan yang menyangkut kondisi barang maupun
kelayakan lokasi kawasan pabean, dapat saja seorang Kepala Kantor
memberikan suatu diskresi (penyimpangan) yang mengizinkan pembongkaran
dan penimbunan di luar kawasan pabean. Kebijakan ini semata-mata memang
3
seringkali diberikan oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai di daerah-daerah yang
sarana dan prasarana pelabuhan dan/atau kawasan pabeannya belum lengkap.
Untuk pengamanan hak-hak negara, proses pembongkaran barang impor wajib
diawasi oleh petugas Bea dan Cukai serta dilakukan penyegelan terhadap
barang impor yang ditimbun.
2)
Fasilitas Vooruitslag
(Referensi: Pasal 37 ayat 2 Undang-undang Kepabeanan)
Pengertian fasilitas vooruitslag adalah suatu bentuk perlakuan khusus
berupa pemberian izin untuk mengeluarkan terlebih dahulu barang impor yang
masih terutang Bea Masuk dan PDRI dengan mempertaruhkan jaminan. Fasilitas
vooruitslag diberikan kepada importir yang telah mengajukan permohonan untuk
memperoleh fasilitas pembebasan atau keringanan Bea Masuk, Bea Masuk dan
pajak dalam rangka impor, dan/atau cukai, dan atas permohonan dimaksud
belum diterbitkan keputusan mengenai pemberian fasilitas tersebut. Khusus
terhadap barang impor untuk keperluan penanggulangan bencana alam dapat
diberikan
persetujuan
vooruitslag
walaupun
importir
belum
mengajukan
pabean. Bentuk jaminan yang dapat dipertaruhkan dapat berupa : jaminan tunai,
jaminan bank, jaminan perusahaan asuransi (Customs Bond) dan jaminan
lainnya. Jaminan yang diserahkan adalah sebesar Bea Masuk, PDRI dan/atau
cukai yang terutang.
Jangka waktu pemberian fasilitas vooruitslag atau batas waktu penyampaian
pemberitahuan pabean (PIB) paling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal
diserahkannya
dokumen
pelengkap
pabean.
Jangka
waktu
ini
dapat
diperpanjang oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai paling lama 30 (tiga puluh) hari.
Apabila proses fasilitas pembebasan belum selesai juga, maka permohonan
perpanjangan dapat diberikan paling lama 30 (tiga puluh) hari lagi oleh Direktur
Jenderal atau Pejabat yang ditunjuknya.
3)
khusus
atau
barang-barang
lain
yang
sangat
diperlukan
Organ tubuh manusia, antara lain: ginjal, kornea mata, atau darah;
Binatang hidup;
Tumbuhan hidup;
Dokumen (surat);
kriteria, importir harus mengajukan permohonan kepada pejabat bea dan cukai
yang dilampiri dengan dokumen pelengkap pabean dan jaminan, sebesar Bea
Masuk dan PDRI yang wajib dilunasi. Khusus terhadap kategori barang berupa
organ tubuh manusia dan jenazah,
4)
yaitu tidak dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen atas pemasukan
barang impor dalam sistem tatalaksana impor barang. Dalam implementasinya,
jalur prioritas dibedakan menjadi jalur MITA Prioritas dan jalur MITA Non
Prioritas.
Jalur MITA Prioritas adalah proses pelayanan dan pengawasan yang
diberikan kepada MITA Prioritas untuk pengeluaran Barang Impor tanpa
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen. Selain itu, MITA Prioritas
berhak atas fasilitas pembayaran berkala.
proses pelayanan dan pengawasan yang diberikan kepada MITA Non Prioritas
untuk pengeluaran barang impor tanpa dilakukan pemeriksaan fisik dan
penelitian dokumen, kecuali dalam hal-hal tertentu yaitu :
- barang ekspor yang diimpor kembali;
- barang yang terkena pemeriksaan acak; atau
- barang impor sementara.
5)
- Bagi importir MITA Prioritas tanpa harus mengajukan permohonan; Dalam hal
ini Importir MITA Prioritas wajib menyampaikan rekapitulasi PIB dalam bentuk
softcopy kepada client coordinator, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
- Bagi importir lainnya, fasilitas prenotification dapat dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk.
pada
hal-hal
yang
bersifat
komersial,
diberikan
perlakuan
1)
bahwa barang yang dimasukkan ke Daerah Pabean untuk diangkut terus atau
diangkut lanjut ke luar Daerah Pabean tidak dipungut Bea Masuk.
pertimbangan
perlakuan
tidak
dipungut
Bea
Masuk
pada
Dasar
hakekatnya
dikenakan
2)
berupa pembebasan Bea Masuk terhadap barang impor yang digunakan untuk
keperluan tertentu. Antara lain sebagai bentuk tata krama dalam pergaulan
internasional berupa pembebasan terhadap barang impor yang digunakan untuk
keperluan perwakilan negara asing dan pejabat pada Badan Internasional.
Disamping itu, pembebasan Bea Masuk diberikan pula terhadap barang-barang
yang digunakan untuk kepentingan publik yang bersifat nonkomersial, kemajuan
10
pembebasan
Kepabeanan
adalah
yang
diatur
pembebasan
dalam
mutlak.
pasal
25
Pengertiannya
undang-undang
bahwa
bentuk
wajib
memenuhi
persyaratan-persyaratan
yang
ditentukan
11
3)
berupa pembebasan atau keringanan Bea Masuk terhadap barang impor yang
digunakan untuk keperluan tertentu. Fokus pemberian fasilitas ini terutama
ditujukan terhadap sektor industri dan perdagangan. Antara lain pembangunan
dan pengembangan sektor indsutri baik dalama skema penananaman modal
maupun swasta murni. Disamping itu, fasilitas pembebasan atau keringanan Bea
Masuk diberikan sebagai insentif sektor pertanian, pencegahan pencemaran
lingkungan, keperluan olah raga, kepentingan publik yang dikelola pemerintah,
proyek pembangunan yang dibiayai hibah, serta sektor industri yang berorientasi
ekspor.
Sifat
pembebasan
yang
diatur
dalam
pasal
26
Undang-undang
berlakunya
176/PMK.04/2009,
Peraturan
perlakuan
Menteri
fasilitas
Keuangan
terhadap
(PMK)
pembangunan
nomor
atau
12
4)
berupa pengembalian Bea Masuk atas bea-bea yang telah dibayar sebelumnya
oleh importir. Dalam hal ini undang-undang kepabeanan telah memberikan
batasan terhadap kategori barang atau subyek mana yang dapat menerima
pengembalian Bea Masuk. Berdasar ketentuan pasal 27 tersebut, pengembalian
dapat diberikan terhadap seluruh atau sebagian Bea Masuk yang telah dibayar
atas:
-
kelebihan pembayaran Bea Masuk yang timbul akibat penetapann tarif dan
nilai pabeana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5), Pasal 17
ayat (3), atau karena kesalahan tata usaha;
impor barang yang oleh sebab tertentu harus diekspor kembali atau
dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai;
13
5)
14
kendaraan atau sarana pengangkut yang masuk melalui lintas batas dan
penggunaannya tidak bersifat regular;
barang yang dibawa oleh penumpang dan akan dibawa kembali ke luar
negeri; dan/atau
berupa mesin dan peralatan untuk kepentingan produksi atau pengerjaan proyek
infrastruktur. Atas kegiatan impor sementara terhadap barang tersebut, importir
akan dikenakan pungutan berupa :
-
Bea Masuk sebesar 2% untuk setiap bulan atau bagian dari bulan dari
jumlah Bea Masuk yang seharusnya dipungut;
15
Selain kewajiban membayar Bea Masuk, PPN dan PPn BM, Importir diwajibkan
mempertaruhkan jaminan sebesar selisih antara Bea Masuk yang seharusnya
dibayar dengan yang telah dibayar ditambah dengan Pajak Penghasilan Pasal
22.
6)
Penimbunan Berikat (TPB) berupa penangguhan Bea Masuk dan tidak dipungut
pajak-pajak dalam rangka impor maupun pajak-pajak dalam negeri. Fasilitas
tempat penimbunan berikat merupakan bentuk fasilitas yang bersifat institusional
terhadap subyek pajak. Pengertiannya bahwa
melekat terhadap institusi atau subyek pajak tertentu dan bukan terhadap obyek
pajaknya.
masih terutang Bea Masuk dan apabila dikeluarkan dari TPB selain untuk
diekspor maka wajib dipungut Bea Masuk dan PDRI.
Pada prinsipnya tujuan pengadaan Tempat Penimbunan Berikat adalah
untuk memberikan insentif berupa penangguhan pembayaran Bea Masuk, atas
kegiatan menyimpan, menimbun, memamerkan, menjual, mengemas dan
mengolah barang yang berasal dari impor di dalam tempat penimbunan berikat.
Pelaksanaannya, TPB dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Kawasan Berikat,
Gudang Berikat, Entrepot Tujuan Pameran, Toko Bebas Bea, Tempat
Pelelangan Berikat dan Tempat Daur Ulang Berikat.
16
Perlakuan
Tarif
Preferensi
dan
Bea
Masuk
Ditanggung
Pemerintah
Alternatif pemberian insentif fiskal bagi sektor industri dan perdagangan di
luar konteks fasilitas fiskal kepabeanan yang diatur oleh Undang-undang
Kepabeanan, adalah perlakuan tarif preferensi dan Bea Masuk ditanggung
Pemerintah. Perlakuan tarif preferensi didasarkan atas kerjasama perdagangan
internasional yang memberikan keringanan terhadap tarif Bea Masuk,
baik
industri sektor tertentu yang memenuhi kriteria BMDTP sesuai dengan kebijakan
pengembangan industri nasional. Dengan kata lain, skema pemberian insentif
fiskal BMDTP hanya berlaku selama masa tahun anggaran (APBN) berjalan,
yaitu periode 1 Januari sampai 31 Desember.
Kriteria sektor industri tertentu yang dapat menerima BMDTP adalah:
- memenuhi penyediaan barang dan atau/jasa untuk kepentingan umum,
dikonsumsi
oleh
masyarakat
luas
dan/atau
melindungi
kepentingan
konsumen;
- meningkatkan daya saing;
- meningkatkan penyerapan tenaga kerja;
- meningkatkan pendapatan negara;
Disamping kriteria sektor industri tersebut, barang dan bahan yang diimpor
juga harus memenuhi kriteria :
- barang dan bahan belum diproduksi di dalam negeri;
- barang dan bahan sudah dapat diproduksi di dalam negeri namun belum
memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;
- barang dan bahan sudah dapat diproduksi di dalam negeri, namun jumlahnay
belum mencukupi kebutuhan di dalam negeri
Beberapa sektor industri yang pernah mendapatkan skema BMDTP pada tahun
2010 yang lalu, antara lain:
-
industri
pembuatan
peralatan
telekomunikasi
(sesuai
PMK
54/PMK.011/2010);
18
industri
pembuatan
alat
tulis
berupa
ballpoint
(sesuai
PMK
52/PMK.011/2010);
-
2)
19
- Barang impor yang dikenakan tarif Bea Masuk berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan internasional (preferential tariff);
- Barang bawaan penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, atau
barang kiriman melalui pos atau jasa titipan.
Berdasarkan referensi aturan yang dijelaskan dimuka tentunya anda dapat
menyimpulkan bahwa kebijakan perlakuan tarif preferensi oleh Pemerintah pada
hakekatnya merupakan konsekuensi adanya kerjasama internasional baik secara
bilateral maupun multilateral. Dengan adanya perlakuan tarif preferensi maka
kedua belah pihak, baik negara importir maupun eksportir dapat mengambil
keuntungan yang optimal. Sebagai contoh, perlakuan tarif AFTA (ASEAN Fre
Trade Area) maka terhadap barang impor yang masuk dari sesama anggota
ASEAN akan diberlakukan tarif preferensi (Skema tarif CEPT).
Bentuk-bentuk kerjasama internasional yang melibatkan Indonesia dengan
negara-negara
lainnya,
baik
secara
bilateral
maupun
multilateral
dan
20
kawasan
perdagangan
bebas antara
ASEAN-Korea.
Kerangka
kesepakatan kerjasama ekonomi menyeluruh antara Pemerintah negaranegara anggota ASEAN dan Republik Korea dilakukan pada tanggal 13
Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia dan mulai berlaku sejak tanggal 1
Januari 2006.
- ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) yaitu kerjasama ekonomi dan
pendirian suatu kawasan perdagangan bebas antara ASEAN-India. Kerangka
kesepakatan kerjasama ekonomi menyeluruh antara Pemerintah negaranegara anggota ASEAN dan Republik India dilakukan pada tanggal 13
Agustus 2009 di Bangkok, Thailand dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari
2010.
Persyaratan utama yang harus dilengkapi oleh para importir yang ingin
mendapatkan skema tarif preferensial adalah kewajiban melampirkan sertifikat
keterangan asal barang (SKA) atau lazim disebut sebagai certificate of origin
(COO). SKA diterbitkan pada saat barang diekspor atau segera setelah tanggal
21
pengapalan, dan berlaku selama 1 (satu) tahun. Dalam hal terdapat alasan
khusus yang menyebabkan SKA tidak dapat diterbitkan pada saat pengapalan
atau 3 (tiga) hari setelahnya, maka atas permintaan ekspotir atau agen yang
ditunjuknya SKA dapat diterbitkan dan berlaku mundur selama satu tahun sejak
tanggal pengapalan dan pada SKA diberi cap ISSUED RETROACTIVELY.
Tabel 1
Daftar SKA Tarif Preferensi
SKEMA
Jenis SKA
Jumlah
CEPT
Form D
JI-EPA
Form
3 lembar :
IJ-EPA
Lembar-1
Ukuran
Peruntukan
Lembar
asli
AK-FTA
Form AK
dikirim
BC
negara
pengimpor
(asli/original)
Lembar-2
untuk
instansi
Lembar-2 (duplicate)
penerbit
Lembar-3 (triplicate
Form E
AI-FTA
Form AI
negara
pengekspor.
ISO A4
AC-FTA
di
4 lembar :
dikirim
Eksportir
kepada
untuk
instansi
Lembar- 2 (duplicate)
penerbit
di
negara
Lembar- 3 (triplicate)
pengekspor.
Lembar-4
(quadruplicate)
22
Simpulan
Fasilitas kepabeanan pada hakekatnya merupakan suatu bentuk insentif
kepada masyarakat usaha, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal yang
ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan pemerintah.
Fasilitas pelayanan kepabeanan ditujukan untuk memperlancar arus barang,
orang maupun dokumen dalam sistem atau tata laksana kepabeanan di bidang
impor. barang, orang maupun dokumen. Fasilitas fiskal kepabeanan utamanya
ditujukan untuk memberikan insentif fiskal yang bersifat meringankan beban para
pelaku usaha. Fokus utama pemberian insentif fiskal antara lain adalah untuk
kepentingan sektor industri dan perdangangan, kepentingan publik, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga perlakuan yang lazim dalam tata
pergaulan internasional.
Yang termasuk kriteria fasilitas pelayanan, antara lain: izin membongkar di
luar kawasan pabean, vooruitslag, rush handling, jalur mita prioritas, pre
notification, dan lain-lain. Karakteristik dari fasilitas pelayanan biasanya sudah
terintegrasi di dalam sistem tata laksana kepabeanan baik impor maupun ekspor.
Secara umum kewenangan pemberian izin atas fasilitas non fiskal ini telah
diserahkan kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai setempat walaupun masih ada
beberapa kewenangan perizinan yang masih dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal cq. Direktur teknis terkait.
Yang termasuk kriteria fasilitas fiskal kepabeanan, antara lain: tidak
dipungut Bea Masuk, pembebasan Bea Masuk, pembebasan atau keringanan
Bea Masuk, pengembalian Bea Masuk, penangguhan Bea Masuk, pembebasan
atau keringanan Bea Masuk atas impor sementara, perlakuan tarif preferensi Bea
23
Masuk dan Bea Masuk ditanggung pemerintah. Dari beberapa kriteria fasilitas
fiskal kepabeanan tersebut, perlakuan tarif preferensi mengacu kepada
keterikatan Indonesia dalam perjanjian kerjasama ekonomi dan pendirian suatu
kawasan perdagangan bebas baik secara bilateral maupun multilateral. Fasilitas
Bea Masuk Ditanggung Pemerintah merujuk kepada Undang-undang APBN
yang setiap tahun disusun oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.
24
Sumber Bacaan:
Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan (Vooruitslag).
Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera.
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK140/PMK.04/2007 tentang Impor
Sementara.
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK148/PMK.04/2007 tentang
Pengeluaran.
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK160/PMK.04/2007 tentang
Pengeluaran.
Surono dan Jafar, Mohamad. (2009). Fasilitas Kepabeanan. Jakarta: LPPK
Widya Bakti.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007.
25