Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FASILITAS KEPABEANAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepabeanan dan Ekspor Impor
Dosen Pengampu : Astri Warih Anjarwi

Disusun Oleh:
Resya Bramasta Putra Anwar
225030407111058

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN


DEPARTEMEN ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
DAFTAR ISI

MAKALAH FASILITAS KEPABEANAN .................................................................................0


BAB I ...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN ..........................................................................................................................2
A. Latar Belakang ......................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................................2
D. Manfaat .................................................................................................................................2
BAB II .............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................3
A. Fasilitas prosedural/pelayanan ..............................................................................................3
B. Fasilitas fiskal kepabeanan ....................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................5
PENUTUP .......................................................................................................................................5
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek dasar pembentukan Undang-undang nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2006,
adalah pemberian insentif terhadap perdagangan dan sektor industri. Pemberian insentif
tersebut diharapkan akan memberikan manfaat pertumbuhan perekonomian nasional.
Bentuk fasilitas kepabeanan yang diberikan oleh Undang-undang Kepabeanan secara
umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Fasilitas yang terkait dengan pelayanan, dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih cepat, lebih baik dan lebih murah.
2) Fasilitas yang terkait dengan fiskal kepabeanan, berupa pembebasan Bea Masuk,
keringanan Bea Masuk, pengembalian Bea Masuk dan penangguhan Bea Masuk.
Fasilitas pelayanan kepabeanan ditujukan untuk memperlancar arus barang, orang
maupun dokumen dalam sistem atau tata laksana kepabeanan di bidang impor. Umumnya
bentuk-bentuk fasilitas pelayanan telah diintegrasikan dalam sistem tata laksana
kepabeanan. Fasilitas fiskal kepabeanan merupakan suatu bentuk pemberian insentif yang
berkaitan dengan pungutan Bea Masuk. Bentuk-bentuk perlakuan yang diberikan dapat
berupa tidak dipungut Bea Masuk, pembebasan Bea Masuk, pembebasan atau keringanan
Bea Masuk, penangguhan Bea Masuk serta pengembalian Bea Masuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fasilitas prosedural/layanan kepabeanan?
2. Apa pengertian fasilitas fiskal kepabeanan
C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian fasilitas prosedural/layanan kepabeanan
2. Dapat memahami pengertian fasilitas fiskal kepabeanan
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca sebagai
sumber informasi yang mampu menambah wawasan atau pun pengetahuan terkait
fasilitas kepabeanan.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Fasilitas Prosedural/Layanan Kepabeanan
Pengertian fasilitas pelayanan adalah bentuk-bentuk perlakuan khusus dalam proses
penyelesaian formalitas kepabeanan dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
cepat, lebih baik dan lebih murah. Tujuan utamanya adalah untuk memperlancar arus
barang, orang atau dokumen. Agar produk Indonesia mampu bersaing, upaya-upaya
efisiensi di sektor industri maupun perdagangan harus diiringi pula dengan tingkat
pelayanan birokrasi yang semakin cepat dan murah. Beberapa bentuk fasilitas pelayanan
di bidang kepabeanan yang telah diaplikasikan dalam tata laksana kepabeanan
khsususnya di bidang impor.
1. Pembongkaran atau penimbunan diluar kawasan pabean
Pada dasarnya pembongkaran dan penimbunan barang impor wajib dilakukan di suatu
tempat dalam Kawasan pabean. Akan tetapi apabila barang impor karena sesuatu hal,
baik alasan yang menyangkut kondisi barang maupun kelayakan lokasi kawasan
pabean, dapat saja seorang Kepala Kantor memberikan suatu diskresi
(penyimpangan) yang mengizinkan pembongkaran dan penimbunan di luar kawasan
pabean. Perlakuan khusus ini merupakan salah satu bentuk pemberian fasilitas
pelayanan kepabeanan. Dalam pelaksanaannya, fasilitas kepabeanan ini seringkali
diberikan oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai di daerah-daerah yang sarana dan
prasarana pelabuhan dan/atau kawasan pabeannya belum lengkap.
2. Fasilitas Vooruitslag
Fasilitas vooruitslag adalah suatu bentuk perlakuan khusus berupa pemberian izin
untuk mengeluarkan terlebih dahulu barang impor yang masih terutang Bea Masuk
dan PDRI dengan mempertaruhkan jaminan. Fasilitas vooruitslag diberikan kepada
importir yang telah mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pembebasan
atau keringanan Bea Masuk dan pajak dalam rangka impor, dan/atau cukai, dan atas
permohonan dimaksud belum diterbitkan keputusan mengenai pemberian fasilitas
tersebut. Khusus terhadap barang impor untuk keperluan penanggulangan bencana
alam dapat diberikan persetujuan vooruitslag walaupun importir belum mengajukan
permohonan fasilitas pembebasan. Peraturan pelaksanaan fasilitas vooruitslag diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK160/PMK.04/2007.
3. Pelayanan Segera (Rush Handling)
Rush Handling adalah pelayanan kepabeanan yang diberikan atas barang impor
tertentu yang karena karakteristiknya memerlukan pelayanan segera untuk
dikeluarkan dari kawasan pabean. Pelayanan segera diberikan untuk barang yang
terikat waktu (peka waktu), memerlukan penanganan khusus atau barang-barang lain
yang sangat diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala Kantor.
4. Fasilitas jalur prioritas
Pengertian fasilitas jalur prioritas adalah suatu bentuk perlakuan khusus yaitu tidak
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen atas pemasukan barang impor
dalam sistem tatalaksana impor barang. Dalam implementasinya, jalur prioritas
dibedakan menjadi jalur MITA Prioritas dan jalur MITA Non Prioritas.
5. Fasilitas Pemberitahuan Pendahuluan (Prenotification)
Pengertian fasilitas prenotification adalah pengajuan pemberitahuan Impor Barang
(PIB) sebelum pihak pengangkut menyerahkan inward manifest.
B. Pelayanan Fiskal Kepabeanan
Fasilitas fiskal dalam konteks Undang-undang Kepabeanan mengandung pengertian
sebagai bentuk-bentuk insentif perpajakan yang diberikan kepada industri, perdagangan,
dan pihak-pihak tertentu. Pada dasarnya fasilitas fiskal kepabeanan yang diberikan oleh
Undangundang nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2006 bertujuan untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan juga bentuk perlakuan yang
lazim terhadap tata pergaulan internasional. Untuk kepentingan industri dan perdagangan,
pemerintah memberikan insentif terhadap industri yang sedang membangun atau
melakukan pengembangan.
1. Tidak dipungut biaya masuk
Sesuai dengan ketentuan pasal 24 undang-undang Kepabeanan diatur bahwa barang
yang dimasukkan ke Daerah Pabean untuk diangkut terus atau diangkut lanjut ke luar
Daerah Pabean tidak dipungut Bea Masuk. Pada dasarnya asas pemungutan Bea
Masuk di Indonesia menerapkan asas domisili
2. Pembebasan Bea Masuk
Pasal 25 Undang-undang Kepabeanan memberikan bentuk fasilitas fiskal berupa
pembebasan Bea Masuk terhadap barang impor yang digunakan untuk keperluan
tertentu. Antara lain sebagai bentuk tata krama dalam pergaulan internasional berupa
pembebasan terhadap barang impor yang digunakan untuk keperluan perwakilan
negara asing dan pejabat pada Badan Internasional. Sifat pembebasan yang diatur
dalam pasal 25 undang-undang Kepabeanan adalah pembebasan mutlak.
3. Pembebasan atau keringanan Bea Masuk
Pasal 26 Undang-Undang Kepabeanan memberikan bentuk fasilitas fiskal berupa
pembebasan atau keringanan Bea Masuk terhadap barang impor yang digunakan
untuk keperluan tertentu. Fokus pemberian fasilitas ini terutama ditujukan terhadap
sektor industri dan perdagangan.
4. Pengembalian Bea Masuk
Pasal 27 undang-undang Kepabeanan memberikan bentuk fasilitas fiskal berupa
pengembalian Bea Masuk atas bea-bea yang telah dibayar sebelumnya oleh importir.
Dalam hal ini undang-undang kepabeanan telah memberikan batasan terhadap
kategori barang atau subyek mana yang dapat menerima pengembalian Bea Masuk.
5. Fasilitas Pembebasan atau Keringanan Bea Masuk atas Barang Impor Sementara
Barang impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor sementara jika pada waktu
importasinya benar-benar dimaksudkan untuk diekspor kembali paling lama 3 (tiga)
tahun. Terhadap barang impor sementara dapat diberikan pembebasan Bea Masuk
atau keringanan Bea Masuk. Ketentuan operasional yang mengatur impor sementara
adalah Peraturan Menteri Keuangan nomor 140/PMK.04/2007 tentang Impor
Sementara.
6. Fasilitas Penangguhan Bea Masuk terhadap Tempat Penimbunan Berikat
Bentuk insentif yang diterima oleh pihak yang menyelenggarakan Tempat
Penimbunan Berikat (TPB) berupa penangguhan Bea Masuk dan tidak dipungut
pajak-pajak dalam rangka impor maupun pajak-pajak dalam negeri.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Fasilitas kepabeanan pada hakekatnya merupakan suatu bentuk insentif kepada
masyarakat usaha, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal yang ditujukan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan pemerintah. Fasilitas pelayanan
kepabeanan ditujukan untuk memperlancar arus barang, orang maupun dokumen dalam
sistem atau tata laksana kepabeanan di bidang impor. barang, orang maupun dokumen.
Fasilitas fiskal kepabeanan utamanya ditujukan untuk memberikan insentif fiskal yang
bersifat meringankan beban para pelaku usaha. Yang termasuk kriteria fasilitas
pelayanan, antara lain: izin membongkar di luar kawasan pabean, vooruitslag, rush
handling, jalur mita prioritas, pre notification, dan lain-lain. Karakteristik dari fasilitas
pelayanan biasanya sudah terintegrasi di dalam sistem tata laksana kepabeanan baik
impor maupun ekspor. Yang termasuk kriteria fasilitas fiskal kepabeanan, antara lain:
tidak dipungut Bea Masuk, pembebasan Bea Masuk, pembebasan atau keringanan Bea
Masuk, pengembalian Bea Masuk, penangguhan Bea Masuk, pembebasan atau
keringanan Bea Masuk atas impor sementara, perlakuan tarif preferensi Bea Masuk dan
Bea Masuk ditanggung pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Surono. (2015). Fasilitas Kepabeanan: Suatu Upaya Pemberian Kemudahan Dan Insentif Fiskal
Bagi Industri Dan Perdagangan. Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai , 1-25.

Anda mungkin juga menyukai