( PLB )
Diajukan oleh:
Agustiani
Awang Fanungky (5)
Brenda Amalia (7)
Gladysbet Diana Simanungkalit (15)
M. Rizky Fadhila (24)
Naufal Baehaki (27)
R. Yunan Andhara Hikam (29)
Riza Leyla Larasati (31)
1
DAFTAR ISI
2.2.3 Perdirjen Bea Cukai No.1 Tahun 2016 Tentang Tata Laksana
Pusat Logistik Berikat
Perdirjen Bea Cukai No.1 Tahun 2016 menjelaskan lebih detail
mengenai PLB. PLB merupakan Kawasan Pabean dan sepenuhnya
berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Penyelenggara PLB, pengusaha PLB dan PDPLB dapat diberikan
kemudahan pelayanan kepabeanan dan cukai berupa kemudahan
pelayanan perizinan, kegiatan operasional serta kepabeanan dan
cukai.
Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai PLB, izin
Penyelenggara PLB, izin Pengusaha PLB dan izin PDPLB, pihak
pemohon harus mengajukan permohonan kepada Direktur Fasilitas
Kepabeanan melalui Kepala Kantor Pabean yang mengawasi dengan
melengkapi dan memenuhi dokumen serta persyaratan yang
ditentukan. Kepala Kantor Pabean wajib mengirimkan berkas
permohonan yang telah lengkap kepada Direktur Fasilitas
Kepabeanan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari
sejak permohonan diterima. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama
Menteri memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan
dalam jangka waktu 10 hari kerja sejak softcopy berkas permohonan
diterima dari Kepala Kantor Pabean.
Perpindahan barang ke PLB harus disertai dengan pemasangan
tanda pengaman elektronik, kecuali apabila pemasangan tanda tidak
dapat dilakukan. Pemasukan barang asal luar daerah pabean ke PLB
dilakukan dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Pabean
Pengeluaran Barang Dari Kawasan Pabean Untuk Ditimbun di PLB
oleh penyelenggara PLB (khusus untuk keperluan pengusahaan
PLB), Pengusaha PLB, PDPLB, atau Penyelenggara Pos.
Pemasukan barang dari PLB lain atau dari TPB lain ke PLB dilakukan
dengan menggunakan dokumen pemberitahuan pengeluaran barang
untuk diangkut dari Tempat Penimbunan Berikat ke Tempat
Penimbunan Berikat lainnya. Apabila barang dipindahkan ke PLB
yang masih dalam 1 (satu) izin PLB maka dokumen yang digunakan
adalah dokumen pemberitahuan perpindahan barang antar tempat
penimbunan dalam satu PLB. Pemasukan barang dari tempat lain
dalam daerah pabean ke PLB hanya dapat dilakukan terhadap:
1. Barang untuk mendukung barang asal luar daerah pabean yang
ditimbun di PLB.
2. Barang yang dibutuhkan untuk kegiatan sederhana dalam PLB.
3. Barang untuk tujuan ekspor dalam rangka konsolidasi ekspor
atau penyediaan barang ekspor.
4. Barang untuk tujuan khusus di tempat lain dalam daerah pabean.
Pemasukan barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke
PLB dilakukan dengan dokumen pemberitahuan pemasukan barang
asal tempat lain dalam daerah pabean ke TPB. Untuk Pemasukan
barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke PLB dengan tujuan
ekspor, pemenuhan ketentuan ekspor dapat diselesaikan pada saat
pemasukan barang ke PLB dan dengan menggunakan dokumen
pemberitahuan pabean pemasukan barang asal tempat lain dalam
daerah pabean ke PLB dengan tujuan ekspor. Pemasukan barang dari
Kawasan Bebas ke PLB dilakukan dengan menggunakan dokumen
pemberitahuan pabean pengeluaran barang dari kawasan bebas ke
TPB. Barang tersebut harus sampai ke PLB dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak barang dikeluarkan dari
kawasan bebas.
Sedangkan pengeluaran barang asal luar daerah pabean dari
PLB untuk mendukung industri di kawasan bebas hanya dapat
ditujukan kepada pengusaha yang telah mendapat izin usaha industri
atau sejenisnya dari Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan
diberitahukan dengan dokumen pemberitahuan impor barang dari
PLB. Barang tersebut harus sampai ke Kawasan Bebas dalam jangka
waktu 30 hari sejak barang dikeluarkan dari PLB. Pengeluaran barang
asal luar daerah pabean dari PLB ke tempat lain dalam daerah pabean
dilakukan dengan menggunakan dokumen pemberitahuan impor
barang dari PLB. Atas pengeluaran barang tersebut dilakukan
pemeriksaan pabean dan berlaku ketentuan kepabeanan di bidang
impor. Pengeluaran barang dari PLB ke luar daerah pabean dilakukan
dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang yang
diajukan oleh Penyelenggara PLB, Pengusaha PLB dan PDPLB. Atas
pengeluaran barang tersebut berlaku ketentuan kepabeanan di
bidang ekspor.
Pengeluaran barang asal tempat lain dalam daerah pabean dari
PLB ke tempat lain dalam daerah pabean dilakukan menggunakan
dokumen pemberitahuan pengeluaran kembali barang asal tempat
lain dalam daerah pabean dari TPB. Barang yang dimasukan dari
tempat lain dalam daerah pabean ke PLB yang ditujukan untuk
ekspor, tujuan khusus dan mendukung kegiatan sederhana tidak
dipungut PPN dan PPnBM.
Untuk barang yang dimasukan ke dalam PLB diberikan fasilitas
penangguhan bea masuk, pembebasan cukai serta tidak dipungut
Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), PPN, dan PPnBM, kecuali untuk
barang modal konstruksi PLB/ perluasan PLB, peralatan kantor dan
barang untuk dikonsumsi di PLB. Sedangkan untuk barang asal luar
daerah pabean yang dikeluarkan dari PLB ke tempat lain dalam
daerah pabean dengan tujuan diimpor untuk dipakai, harus dilunasi
bea masuk, PDRI dan cukainya untuk barang yang kena cukai.
2.2.4 Perdirjen Bea Cukai No.2 Tahun 2016 Tentang Tata Laksana
Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean untuk Ditimbun
di Pusat Logistik Berikat
Dalam persyaratan penimbunan barang, barang impor dapat
dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang diperlakukan
sama dengan tempat penimbunan sementara untuk ditimbun di PLB
apabila penyelenggara PLB atau pengusaha PLB atau PDPLB
bertindak sebagai pembeli atau pihak pembeli mempunyai kontrak
penimbunan barang dengan penyelenggara PLB/pengusaha
PLB/PDPLB. Untuk pengeluaran barang impor dari kawasan pabean
atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan tempat penimbunan
sementara untuk ditimbun di PLB diberitahukan dengan
menggunakan Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Impor
Untuk Ditimbun di Pusat Logistik Berikat (BC 1.6) yang dibuat oleh
penyelenggara PLB, pengusaha PLB, PDPLB atau penyelenggara
pos berdasarkan Dokumen Pelengkap Pabean untuk disampaikan ke
kantor pengawas dengan menggunakan sistem PDE/MPDE. Barang
yang ditimbun di PLB dengan pemberitahuan BC 1.6 mendapatkan
fasilitas penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan/atau tidak
dipungut PDRI. Dokumen Pelengkap Pabean disampaikan kepada
pejabat yang menangani pemeriksaan dokumen dalam hal barang
impor akan menggunakan tarif preferensi pada saat dikeluarkan dari
PLB untuk diimpor untuk dipakai.
Terhadap BC 1.6 yang telah disampaikan, diterbitkan Surat
Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) PLB dan Surat
Pemberitahuan Pengawasan Pembongkaran dan Penimbunan (SP4)
PLB melalui Sistem Komputer Pelayanan Pabean (SKP) saat
melakukan pengawasan pemasukan barang ke PLB. Pengeluaran
barang impor dilakukan setelah diterbitkan SPPB PLB. Apabila
terdapat kekurangan jumlah barang yang diimpor dari BC 1.6, harus
dilakukan pengeluaran atas barang yang kurang dengan
menggunakan BC 1.6 semula dalam jangka waktu paling lama 60 hari
sejak tanggal SPPB PLB. Pemasukan barang impor ke PLB dari
kawasan pabean atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan
tempat penimbunan sementara dilakukan dengan menggunakan
SPPB PLB dan dengan dilakukan pengawasan pemasukan,
pelepasan tanda pengaman, dan pengawasan pembongkaran dan
penimbunan barang.
Apabila hasil pengawasan menunjukan ada ketidaksamaan
jumlah atau jenis kemasan, SKP meneruskan BC 1.6 kepada unit
pengawasan, apabila hasil penelitian lebih lanjut menunjukan
ketidaksesuaian terjadi bukan di luar kemampuannya, terhadap
kekurangan atau kelebihan barang dipungut bea masuk, cukai, PDRI
serta sanksi administrasi berupa denda. Setelah pungutan tersebut
dilunasi, pejabat menerbitkan Surat Tagihan di Bidang Cukai (STCK-
1). Penyelenggara PLB, pengusaha PLB, PDPLB harus melaporkan
kegiatan pengawasan pemasukan, pelepasan tanda pengaman,
pengawasan pembongkaran dan penimbunan dengan sistem
otomasi.
2.2.5 Perdirjen Bea Cukai No.3 Tahun 2016 Tentang Tata Laksana
Pengeluaran Barang Impor dari Pusat Logistik Berikat untuk Diimpor
untuk Dipakai
Untuk mengeluarkan barang impor dari PLB untuk dipakai,
importir harus menyampaikan pemberitahuan pabean berupa BC 2.8
atau Dokumen Pelengkap Pabean (apabila dibutuhkan pergerakan
barang secara cepat dan singkat, BC 2.8 dapat disampaikan setelah
pengeluaran barang impor paling lama 2 hari kerja). BC 2.8
disampaikan ke kantor pengawas setiap kali pengeluaran barang dari
PLB untuk diimpor untuk dipakai.
Pengeluaran barang dari PLB untuk diimpor untuk dipakai
dimana harus dilakukan pemeriksaan fisik, dokumen pelengkap
pabean harus disampaikan paling lama 3 hari sejak Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Fisik. Untuk dapat mengeluarkan
barang menggunakan dokumen pelengkap pabean, importir
mengajukan permohonan kepada kepala kantor pengawas dengan
melampirkan daftar jenis barang, nomor HS, perkiraan jumlah dan
jenis barang serta contoh bentuk dokumen pelengkap pabean.
Persetujuan penggunaan dokumen pelengkap pabean diberikan oleh
kepala kantor pengawas dan berlaku sampai dengan dilakukan
pencabutan oleh kepala kantor pengawas.
Importir wajib menyerahkan jaminan sebesar bea masuk, cukai,
dan/atau pajak dalam rangka impor sebelum melakukan pengeluaran
barang impor. Importir melakukan pembayaran bea masuk, cukai dan PDRI
berdasarkan BC 2.8 yang dibuat oleh importir dan telah diajukan
ke kantor pengawas. Pembayaran bea masuk dan PDRI dilakukan
secara tunai atau berkala. Berdasarkan BC 2.8 pejabat Bea dan
Cukai/SKP menerbitkan kode billing untuk pembayaran. Pembayaran
harus dilunasi paling lambat akhir bulan setelah bulan pendaftaran BC
2.8. kewajiban pembayaran tersebut dikecualikan untuk barang impor
yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk, PDRI dan cukai.
Nilai pabean adalah nilai transaksi dari barang yang
bersangkutan pada saat diimpor untuk dipakai dan dihitung
berdasarkan Cost Insurance Freight (CIF). Penghitungan bea masuk,
cukai dan PDRI dipergunakan NDPBM yang berlaku saat BC 2.8 atau
dokumen pelengkap pabean disampaikan ke kantor pengawas.
Barang impor yang dilarang atau dibatasi hanya dapat
dikeluarkan dari PLB untuk diimpor untuk dipakai setelah persyaratan
yang diwajibkan terpenuhi, hal tersebut harus dicantumkan dalam BC
2.8. Penelitian ketentuan pembatasan dan jumlah barang dilakukan
oleh SKP atau pejabat Bea dan Cukai. Hasil penelitian tersebut
disampaikan ke portal INSW. Apabila BC 2.8 telah melakukan
pembayaran bea masuk, cukai, PDRI atau jaminan serta telah
memenuhi persyaratan ketentuan pembatasan maka dapat diberikan
nomor pendaftaran. Setelah mendapatkan nomor dan tanggal
pendaftaran, SKP atau pejabat Bea dan Cukai melakukan
pemeriksaan pabean secara selektif melalui penelitian dokumen dan
pemeriksaan fisik barang.
Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan metode acak atau
informasi intelijen. Pengeluaran barang dari PLB untuk diimpor untuk
dipakai dilakukan setelah mendapat persetujuan berupa SPPB PLB
dari SKP atau pejabat Bea dan Cukai. Pelaksanaan pengeluaran
barang dilakukan oleh pejabat yang mengawasi pengeluaran barang,
penyelenggara PLB, Pengusaha PLB, atau PDPLB. Perubahan dan
pembatalan BC 2.8 dapat dilakukan dengan persetujuan Kepala
Kantor Pengawas.
A. Simpulan
1) Dalam kurun waktu 1 tahun sejak diresmikannya PLB hingga saat ini
telah terdapat 41 perusahaan PLB (berdasarkan data yang kami dapatkan),
dimana pada saat diresmikan baru
terdapat 11. Kondisi demikian menunjukan bahwa potensi
pemanfaatan PLB oleh industri/perusahaan akan terus diminati
kedepannya karena dapat memberikan manfaat bagi
industri/perusahaan yang melakukan impor bahan baku dan atau
bahan penolongnya untuk menghasilkan produknya.
2) Sampai saat ini perusahaan yang sudah terdaftar menjadi PLB
sebanyak 41 PLB dalam kurun waktu satu tahun dan perusahaan yang
terdaftar untuk memanfaatkan fasilitas PLB untuk mendukung
kelancaran operasionalnya lebih dari 300 perusahaan. Dengan
banyaknya industri/perusahaan yang terdaftar akan memanfaatkan
PLB, maka PLB tersebut diyakini mampu memberikan manfaat
terhadap industri/perusahaan tersebut baik terhadap biaya maupun
waktu perolehan bahan baku dan atau bahan penolong yang diimpor.
Sehingga tujuan memindahkan tempat penyimpanan sementara bahan
baku dan atau bahan penolong di negara lain seperti; Singapura,
Thailand, Malaysia atau Vietnam, bisa dipindahkan ke PLB yang
berada di Indonesia
38
39
DAFTAR PUSTAKA