BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Wijdajakusuma dan Yusanto (2003) berpendapat bahwa analisis swot adalah suatu
instrumen eksternal dan internal perusahaan yang sudah banyak dipakai. Analisis ini fokus
pada basis data perkembangan organisasi atau perusahaan menggunakan pola 3-1-5. Arti dari
pola tersebut adalah analisa dilakukan berdasarkan data perkembangan perusahaan atau
organisasi tiga tahun sebelum analisis, kemudian tahun analisis dilakukan dan pasca analisis
untuk perkembangan lima tahun ke depan. Kegiatan analisis ini dilakukan agar strategi yang
diambil organisasi bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan fakta dan dasar yang kuat.
Menurut Robinson dan Pearce (1997) analisis SWOT merupakan salah satu komponen
penting dalam manajemen strategik. Analisis SWOT ini mencakup faktor intern perusahaan.
Dimana nantinya akan menghasilkan profil perusahaan sekaligus memahami dan
mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan organisasi. Kelemahan dan kekuatan ini
kemudian akan dibandingkan dengan ancaman ekstern dan peluang sebagai dasar untuk
menghasilkan opsi atau alternatif strategi lain.
Pendapat lain dikemukakan Rangkuti (1997) yang menyatakan bahwa pengertian swot
adalah proses identifikasi berbagai faktor yang dilakukan secara sistematis agar bisa
merumuskan strategi organisasi dengan tepat. Analisis dilakukan berdasarkan logika yang
bisa mengoptimalkan kekuatan atau Strengths serta peluang atau Opportunities. Tapi secara
beriringan, analisis ini juga harus bisa meminimalkan ancaman atau Threats dan kelemahan
atau Weaknesses. Proses dalam pengambilan keputusan strategis diketahui memang selalu
berhubungan langsung dengan kebijakan perusahaan, strategi, tujuan dan pengembangan misi.
Artinya, perencana strategis harus menganalisa berbagai faktor strategis organisasi atau
perusahaan mulai dari kekuatan, peluang, ancaman dan kelemahan. Tidak mengherankan jika
analisa swot juga disebut dengan nama Analisis Situasi.
2.2 Tujuan
a) Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman
perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan
objective dan strategi perusahaan dalam corporateplanning.
b) Untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi
yang kuat untuk design strategi yang sukses.
b. Material
Terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi
dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
c. Metode
Merujuk pada metode/prosedur sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
f. Visi misi
Langkah awal dalam perumusan strategi (Strategy Formulation) adalah penetapan visi.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistic dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu . Visi harus dapat memberi kepekaan yang kuat
tentang area focus bisnis. Hal ini lebih lanjut diungkapkan oleh Hax dan Majluf dalam
Akdon (2007 : 95), bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk :
1) Mengkomunikasikan alas an keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2) Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber
daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3) Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan.
Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema yang
mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan motivasi
semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Kriteria-kriteria
pembuatan visi meliputi:
1) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan idial masa depan yang ingin
diwujudkan.
2) Visi dapat memberikan arahan mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan
kinerja yang baik.
3) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan.
4) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
5) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Suatu visi akan menjadi realistik, dapat dipercaya, menyakinkan, serta mengandung
daya tarik, maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders. Selain
keterlibatan semua pihak, visi perlu secara intensif dikomunikasikan kesemua anggota
organisasi sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut. Selain itu visi dibuat
dalam kalimat yang singkat agar mudah diingat dan dijadikan komitmen.
Visi yang telah kita peroleh harus kita terjemahkan kedalam guidelines yang lebih
pragmatis dan kongkrit yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan strategi
dan aktivitas dalam organisasi. Untuk hal itu dibutuhkan misi. Pernyataan dalam misi lebih
tajam dan lebih detail, jika dibandingkan dengan visi. Misi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa
yang akan datang. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu penjelasan yang
akan ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk pencapaian misi.
Pernyataan misi memperlihatkan tugas utama yang harus dilakukan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi. Dalam pernyataan misi terkandung definisi yang jelas tentang
pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu organisasi dan yang diinginkan dalam
kurun waktu tertentu. Pernyataan misi menunjukkan dengan jelas arti penting eksistensi
organisasi, karena misi mewakili alasan dasar untuk berdirinya organisasi. Banyak
organisasi gagal karena pernyataan misi yang dirumuskan hanya memperhatikan
kepentingan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan masyarakat pelanggan maupun
stakeholder. Oleh karena itu, misi harus jelas menyatakan kepedulian organisasi terhadap
kepentingan pelanggan.
Pernyataan Misi harus :
1) Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan
bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2) Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3) Mengandung partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang
digeluti organisasi tersebut.
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga
memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Misi berubah apabila
kehendak organisasi berubah atau karena adanya validasi langkah/komponen manajemen
strategik yang lain. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu untuk
mencapai visi.
Kriteria pembuatan misi meliputi :
1) Penjelasan tentang bisnis/produk atau layanan yang ditawarkan yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat.
2) Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3) Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
4) Penjelasan aspirasi bisnis yang diinginkan pada masa datang juga manfaat dan
keuntungan bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.
g. Nilai
Ukuran Pembobotan Strenght : Ukuran Rating Kekuatan :
1 = sedikit penting 1 = sedikit kuat
2 = agak penting 2 = agak kuat
3 = penting 3 = kuat
4 = sangat penting 4 = sangat kuat
- Faktor politik mngurangi laba : aturan upah minimum, program pajak, kebijakan harga
serta kebijakan lain tentang perlindungan konsumen, karyawan, lingkungan dan
masyarakat umum
- Fungsi pemasok ijin terhadap perusahaan swasta ke sumber daya alam nasional)
b) Apa yang membuat perusahaan atau organisasi kita lebih baik dari perusahaan atau
organisasi lainnya?
e) Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelebihan?
Keterangan :
1) Sel A : Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat
2) Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
3) Sel C : Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dimanfaatkan karena kekuatan yang ada
tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap
peluang itu (investasi)
4) Sel D : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
Keterangan :
1) Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3) Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri..