Frestea Green Honey adalah salahsatu varian dari produk minuman
Frestea. Frestea merupakan minuman non karbonasi dengan bahan utama ekstrak the yang diproduksi oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java. Proses produksi frestea dilakukan dengan ekstraksi daun teh ke dalam air yang telah melewati proses soft treated water, lalu ditambahkan konsentrat dan sirup. Soft treated water merupakan proses treated water dialirkan ke cation exanger untuk menurunkan kesadahan (< 5 ppm) dengan media resin (Sari, 2007). Produk ini terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dengan nomor registrasi MD 250110110349. Komposisi produk Frestea Green Honey antara lain air, gula, ekstrak teh hijau, pengatur keasaman (natrium bikarbonat), antioksidan natrium askorbat, perisa dan madu. Penelitian ini meninjau kandungan senyawa na-bikarbonat atau natrium bikarbonat dalam minuman Frestea Green Honey. Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Senyawa ini termasuk kedalam golongan garam anorganik dan merupakan mineral. Nama dagang yang paling umum dari senyawa ini adalah bicarbonatedesodium (bicbat) dan juga sering disebut dengan baking soda. Dalam tubuh manusia, senyawa ini diproduksi oleh organ pankreas dengan fungsi untuk menetralisir asam. Senyawa ini (di alam atau sintesis) memiliki bentuk fisik padat berupa granula, kristal, dan serbuk, berwarna putih, tidak berbau dan terasa dingin. Natrium bikarbonat memiliki titik leleh 270 o C (518 F), berat jenis 2,159 gram/cm3, dan termasuk asam dengan pH 8,3. Bahan ini bersifat higroskopis, sedikit larut dalam air (kelarutan dalam air 10%, 8,6 gram/100 ml dalam suhu 20o C). Menurut Sentra Informasi Keracunan Nasional (2012), natrium bikarbonat dapat mengiritasi mata, kulit, saluran napas, dapat menyebabkan efek merugikan pada ginjal. Organ sasaran dari tinjauan toksik senyawa ini antara lain organ mata, kulit, sistem saraf pusat, ginjal, darah, jantung, hati. Rute paparan jangka pendek oleh senyawa ini jika terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan; jika terjadi kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit kering, dan dermatitis; kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi mata, dan; jika tertelan dapat menyebabkan efek merugikan pada ginjal, iritasi saluran cerna, mual, muntah, dan diare. Data toksikologi senyawa natrium bikarbonat menurut data dari Sentra Informasi Keracunan Nasional (2012) antara lain data iritasi senyawa ini menyebabkan iritasi ringan pada kulit manusia pada paparan 30 mg/3 hari secara intermittent. Konsentrasi TDLo oral infant (dosis terendah yang dapat menyebabkan efek pada bayi dibawah 24 bulan dengan paparan melalui mulut atau pencernaan) adalah 1260 mg/kg, sedangkan TDLo oral pada pria sebesar 20 mg/kg/5 hari dengan paparan secara intermittent. Nilai LD 50 natrium bikarbonat pada manusia sebesar >4000 mg/kg melalui oral.
Efek akut senyawa natium bikarbonat pada keracunan melalui saluran
cerna mempunyai efek toksisitas sedang. Namun demikian, kondisi tersebut memiliki kemungkinan dapat lebih buruk pada kondisi medis tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal. Keracunan akut senyawa natrium bikarbonat dengan paparan melalui inhalasi dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan batuk. Debunya dapat menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru. Kontak langsung dengan mata dapat menyebabkan iritasi disertai kemerahan dan nyeri. Keracunan akut melalui mulut dapat menyebabkan iritasi pada mulut, kerongkongan, dan perut. Keracunan akut dalam perut akan menyebabkan proses dilepaskan gas karbondioksida dari senyawa natrium bikarbonat, yang menyebabkan penggelembungan (distention), sendawa, dan kemungkinan pecah pada perut. Dosis yang lebih besar dari 5 gram/kg dapat menyebabkan alkalosis (penurunan keasaman darah) dan edema (pembengkakan karena meningkatnya cairan diluar sel). Efek dalam kasus keracunan jangka panjang atau keracunan kronis senyawa ini jika tertelan hingga 140 gram/hari selama 3 minggu dapat menyebabkan penambahan berat badan akibat retensi cairan, alkalosis yang disertai dengan peningkatan karbondioksida pada plasma dan pH serta satu kasus albuminuria dan hematuria. Peningkatan keasaman, kadar natrium, volume urin, dan pembentukan kristal pada urin. Penggunaan senyawa natrium bikarbonat dalam produk minuman Frestea Green Honey berfungsi sebagai pengatur keasaman dari natrium askorbat (senyawa pembentuk vitamin c secara sintesis) yang lebih bersifat asam. Oleh karena itu, kandungan natrium bikarbonat dalam produk tidak akan menimbulkan dampak toksik dalam konsumsi produk. Namun demikian, tidak direkomendasikan konsumsi berlebihan dengan intensitas sering karena natrium karbonat memiliki dampak paparan kronis yang dominan melalui pencernaan. Sari D F. 2007. Evaluasi bahan minuman karbonasi (air, gula, konsentrat dan CO 2) PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret Surakarta. [BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan, Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2012. Natrium Bikarbonat. (Sodium Carbonate). Jakarta (ID): BPOM RI.