PETUNJUK
TEKNIS
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH
SAKIT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
MENIMBANG
MENGINGAT
9.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pasal 2
Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
digunakan sebagai acuan bagi seluruh Rumah Sakit
baik milik Pemerintah Daerah maupun Swasta di
Provinsi dan Kabupaten/ Kota serta pihak lain yang
terkait dalam pengelolaan dan tata laksana Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Pasal 3
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundang- kan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengun- dangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan.
Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 3 Nopember 2009
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
Diundangkan di Makassar
Pada tanggal 3 Nopember 2009
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN,
TENTANG :
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan seperti di rumah sakit, tidak hanya bertujuan
untuk meningkatkan akses dan efisiensi pelaksanaan pelayanan
kesehatan namun juga untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan rumah sakit yang bermutu pada saat
ini sudah merupakan tuntutan karena masyarakat saat ini sudah
membutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, pasti dan aman.
Untuk melakukan peningkatan mutu pelayanan maka diperlukan alat ukur
yang dapat memonitor dan mengevaluasi peningkatan mutu pelayanan
yang akan dilakukan dan pencapaian yang telah dilaksanakan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah melakukan standarisasi pelayanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Dengan melakukan standarisasi tersebut
maka mutu rumah sakit dapat diukur baik profesionalismenya maupun
kinerja pelayanannya secara ilmiah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri daerahdaerah provinsi serta
kabupaten dan kota yang masing-masing
mempunyai kewenangan sebagai pemerintahan daerah untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan wajib dan urusan pilihannya menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Dalam undang- undang tersebut
ditetapkan pula bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
bersifat wajib harus berpedoman pada standar pelayanan minimal.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal yang menetapkan
bahwa untuk menjamin penyelenggaraan urusan wajib Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan
dengan pelayanan dasar maka diperlukan penyusunan dan penetapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Kabupaten/Kota.
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2102), Jo Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara dan Pembentukan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp.
Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan sebagai- mana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nornor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) Nasional 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4502);
11
12
BAB
II
KETENTUANKETENTUAN
A. Ketentuan Umum
1. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Kabupaten/Kota adalah pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
Selatan.
5. Rumah Sakit yang selanjutnya disebut rumah sakit adalah suatu
fasilitas pelayan- an kesehatan yang menyediakan pelayanan
kesehatan rawat inap, rawat jalan dan pelayanan rujukan serta
memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif.
6. Dinas Provinsi adalah dinas yang menangani bidang kesehatan.
7. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian SPM, berupa masukan, proses, keluaran,
hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
8. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur
prestasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
9. Definisi Operasional adalah penjelasan dan pengertian tiap-tiap
indikator.
10. Frekuensi Pengumpulan Data adalah frekuensi pengambilan data
dari sumber data untuk tiap indikator.
11. Periode Analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian
terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.
12. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang
dalam rumus indikator kinerja.
13. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi
dalam rumus
indikator
kinerja.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
13
14
dipertanggungjawabkan
4. Pengembangan,
SPM
Rumah
Sakit
merupakan
pengembangan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum;
dasar
15
BAB
III
PETUNJUK TEKNIS
PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT
A. Jenis-jenis Pelayanan Rumah Sakit
Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh
rumah sakit meliputi :
1. Pelayanan
gawat
darurat
2. Pelayanan
rawat
jalan
3. Pelayanan
rawat
inap
4. Pelayanan
bedah
5. Pelayanan
persalinan
dan
perinatologi
6. Pelayanan
intensif
7. Pelayanan
radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi
klinik
9. Pelayanan
rehabilitasi
medik
10.
Pelayanan
farmasi
11. Pelayanan
gizi
12. Pelayanan transfusi
darah
13. Pelayanan keluarga
miskin
14. Pelayanan rekam
medis
15.
Pengelolaan
limbah
16.
Pelayanan
administrasi
manajemen
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
16
17
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Indikato
r
Kemampuan menangani
life saving anak dan
dewasa
Jam buka pelayanan
Gawat
Darurat
(Kabupaten/Kota)
Pemberi pelayanan
Gawat Darurat yang
bersertifikat yang
masih berlaku BLS/
PPGD/GELS/ALS
Ketersediaan tim
penanggulangan
bencana
Waktu tanggap
pelayanan
Dokter di Gawat Darurat
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah kumulatif pasien
yang mendapat
pertolongan life saving di
Gawat Darurat
24
24
24
24
24
Jumlah kumulatif jam buka
Gawat Darurat dalam satu
bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien
yang membutuhkan
penanganan life saving di
Unit Gawat Darurat
Jumlah hari dalam satu bulan
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
Jumlah Tim
penanggulangan bencana
yang ada di rumah sakit
Defnisi Operasional
Life saving adalah upaya
penyelamatan jiwa manusia dengan
urutan airway, breath, circulation
Jam buka 24 jam adalah Gawat
Darurat selalu siap memberikan
pelayanan selama
24
jam penuh.
Tenaga
kompeten pada Gawat
Darurat adalah tenaga yang sudah
memiliki sertifikat pelatihan
BLS/PPGD/GELS/ ALS
Tim penanggulangan bencana
adalah tim yang dibentuk di RS
dengan tujuan untuk
penanggulangan akibat bencana
yang mungkin terjadi sewaktuKecepatan pelayanan dokter di
Gawat Darurat adalah kecepatan
pasien dilayani sejak pasien datang
sampai mendapat pelayanan
dokter (menit)
Kepuasan adalah pernyataan
tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang di
berikan
Kematian 24 jam adalah kematian
yang
terjadi dalam periode 24 jam sejak
pasien dapat
datang
Pasien
ditenangkan adalah
pasien dengan gangguan jiwa yang
dengan intervensi medis tidak lagi
menunjukkan gejala dan tanda
agresif yang dapat mencelakakan
diri sendiri maupun orang lain
sebagai akibat gangguan jiwa yang
diderita.
Uang muka adalah uang yang
diserahkan
kepada pihak rumah sakit sebagai
jaminan terhadap
Indikato
r
Dokter pemberi
pelayanan
di Poliklinik Spesialis
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah hari buka klinik
spesialis
yang ditangani oleh dokter
spesialis dalam waktu satu
bulan
2.
Ketersediaan
pelayanan rawat
jalan
3.
4.
5.
60
menit
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh hari buka
klinik
spesialis dalam waktu satu
bulan
Defnisi Operasional
Klinik spesialis adalah klinik pelayanan
rawat jalan di rumah sakit yang
dilayani oleh dokter spesialis (untuk
rumah sakit pendidikan dapat
dilayani oleh dokter PPDS sesuai
dengan special privilege yang
diberikan)
Pelayanan rawat jalan adalah
pelayanan rawat jalan spesialistik
yang dilaksanakan di rumah sakit.
Ketersediaan pelayanan rawat jalan
untuk rumah sakit khusus disesuaikan
dengan spesifikasi dari rumah sakit
tersebut.
Tidak ada
Indikato
r
Pemberi pelayanan rawat
inap
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter dan
perawat yang memberi
pelayanan diruang rawat
inap yang sesuai dengan
ketentuan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien dalam satu
bulan
yang mempunyai dokter
sebagai penanggung jawab
Penyebut
Defnisi Operasional
(denominator)
Jumlah seluruh tenaga dokter Pemberi pelayanan rawat inap adalah
dan perawat yang
dokter dan tenaga perawat yang
kompeten
bertugas dirawat inap
(minimal D3)
2.
Dokter penanggung
jawab
pasien rawat inap
3.
Ketersediaan
pelayanan rawat
inap
4.
Jam visite dokter spesialis 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah visite dokter
spesialis antara jam 08.00
sampai dengan
14.00 yang disurvei
5.
1,5
%
1,5
%
1,5
%
1,5
%
1,5
%
6.
Angka kejadian
infeksi nosokomial
1,5
%
1,5
%
1,5
%
1,5
%
1,5
%
7.
Tidak ada
No.
8.
Indikato
r
Kematian pasien >48 Jam
9.
10.
Kepuasan pelanggan
rawat inap
11.
12.
Ketersediaan
pelayanan rawat di
rumah sakit yang
memberikan pelayanan
jiwa
13.
14.
Kejadian (re-admision)
pasien gangguan jiwa
tidak kembali dalam
perawatan dalam
waktu 1 bulan
15.
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
1,5
%
1,5
%
1,5
%
90
%
90% 90
%
1,5
%
1,5
%
Pembilang
(numerator)
Jumlah kejadian kematian
pasien
rawat inap >48 jam dalam
satu bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien rawat
inap dalam satu bulan
90% 90
%
Jumlah
kumulatif
hasil
penilaian kepuasan pasien
yang
disurvey
(dalam
prosen)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah semua pasien rawat
inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi
DOTS
Defnisi Operasional
Kematian pasien >48 jam adalah
kematian
yang terjadi sesudah periode 48
jam setelah pasien rawat inap
masuk
sakit pulang atas
Pulang rumah
paksa adalah
permintaan pasien atau keluarga
pasien sebelum diputuskan boleh
pulang oleh dokter
Tidak ada
Tidak ada
4. Bedah Sentral
No.
1.
Indikato
r
Waktu tunggu operasi
elektif
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
2
hari
2
hari
1%
2
hari
3.
Tidak adanya
kejadian operasi
salah sisi
4.
5.
6.
7.
Komplikasi anastesi
karena
over dosis, reaksi
anastesi dan salah
penempatan
endotracheal tube
6%
6%
1%
2
hari
2.
6%
1%
2
hari
6%
1%
6%
Pembilang
(numerator)
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
operasi yang terencana
dari seluruh pasien yang
dioperasi dalam satu
Jumlah pasien yang
meninggal
di meja operasi dalam satu
bulan
Penyebut
Defnisi Operasional
(denominator)
Jumlah pasien yang dioperasi Waktu tunggu operasi elektif adalah
dalam satu bulan
tenggang waktu mulai dokter
memutuskan untuk operasi yang
terencana sampai dengan operasi
mulai dilaksanakan
Jumlah pasien yang
Kematian dimeja operasi adalah
dilakukan
kematian
tindakan pembedahan
yang terjadi di atas meja operasi pada
dalam satu bulan
saat operasi berlangsung yang
diakibatkan oleh tindakan anastesi
maupun tindakan pembedahan
Jumlah pasien yang
Jumlah pasien yang
Kejadian operasi salah sisi adalah
dioperasi dalam waktu
dioperasi dalam waktu
kejadian dimana pasien dioperasi
satu bulan dikurangi jumlah
pada sisi yang salah, misalnya yang
satu bulan
pasien yang dioperasi salah
semestinya dioperasi pada sisi
sisi dalam waktu satu bulan
kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau
sebaliknya
Jumlah pasien yang dioperasi Jumlah pasien yang dioperasi Kejadian
operasi salah orang adalah
dalam waktu satu bulan
dalam waktu satu bulan
kejadian dimana pasien dioperasi
dikurangi jumlah operasi
pada orang yang salah
salah orang dalam waktu
satu bulan
Jumlah pasien yang dioperasi Jumlah pasien yang dioperasi Kejadian salah satu tindakan pada
dalam waktu satu bulan
dalam waktu satu bulan
operasi
dikurangi jumlah pasien
adalah kejadian pasien mengalami
yang mengalami
tindakan operasi yang tidak sesuai
tertinggalnya benda asing
dengan yang direncanakan
dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan
Jumlah pasien yang
Jumlah pasien yang
Kejadian salah satu tindakan pada
dioperasi dalam waktu
dioperasi dalam satu
operasi adalah kejadian pasien
satu bulan dikurangi jumlah
bulan
mengalami tindakan operasi yang
pasien yang mengalami
tidak sesuai dengan yang
tertinggalnya benda asing
direncanakan
dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan
Jumlah pasien yang
mengalami
komplikasi anastesi dalam
satu bulan
5. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit Khusus diluar Rumah Sakit Ibu dan Anak)
No.
1.
Indikato
r
Kejadian kematian ibu
karena persalinan
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
Jumlah kematian pasien
persalinan karena
pendarahan, preeklampsia/eklampsia dan
sepsis
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter Sp.OG,
dokter umum terlatih
(asuhan persalinan
normal) dan bidan yang
memberikan pertolongan
persalinan normal.
Tersedianya tim dokter
Sp.OG, dokter umum,
bidan dan perawat
terlatih.
Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien-pasien
persalinan
dengan pendarahan, preeklampsia/eklampsia dan
sepsis.
Jumlah seluruh tenaga yang
memberi pertolongan
persalinan normal.
2.
Pemberi pelayanan
persalinan normal
3.
Pemberi pelayanan
persalinan dengan
penyulit
4.
Pemberi pelayanan
persalinan dengan
tindakan operasi
5.
Kemampuan menangani
BBLR 1500 gr-2500 gr
6.
Pertolongan persalinan
melalui seksio cesaria
7.
a. Keluarga Berencana
Mantap
Jumlah peserta KB
b. Konseling KB Mantap
Kepuasan pelanggan
>80
%
8.
>80
%
>80
%
>80
%
100
%
>80
%
Tidak ada
Defnisi Operasional
Kematian ibu melahirkan yang
disebabkan
karena perdarahan, preeklamsia, eklampsia, partus
lama dan sepsis.
Pemberi pelayanan persalinan normal
adalah dokter Sp,OG, dokter umum
terlatih
(asuhan persalinan normal) dan bidan
Pemberi pelayanan persalinan
dengan penyulit adalah Tim PONEK
yang terdiri dari dokter Sp,OG,
dengan dokter umum dan bidan
(perawat yang terlatih).
Pemberi pelayanan persalinan
dengan tindakan operasi adalah
dokter Sp,OG, dokter spesialis
anak, dokter spesialis anastesi
6. Pelayanan Intensif
No.
1.
2.
Indikato
r
Rata-rata pasien yang
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama <72 jam
Pemberi pelayanan unit
intensif
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
3% 3% 3% 3% 3% Jumlah pasien yang kembali
ke
perawatan intensif dengan
kasus yang sama <72 jam
dalam 1 bulan.
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter Sp.An
dan
spesialis yang sesuai
dengan kasus yang
ditangani, Perawat D3
dengan sertifikat Perawat
Mahir ICU/setara yang
melayani pelayanan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien yang
dirawat di ruang intensif
dalam 1 bulan.
Defnisi Operasional
Pasien kembali keperawatan intensif
dari
ruang rawat inap dengan kasus yang
sama dalam waktu <72 jam
7. Radiologi
No.
1.
Indikato
r
Waktu tunggu hasil
pelayanan thorax
foto
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
3% 3% 3% 3% 3% Jumlah kumulatif waktu
tunggu hasil pelayanan
thorax foto dalam satu
bulan.
Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang
difoto thorax dalam
bulan tersebut.
2.
Pelaksana ekspertisi
hasil pemeriksaan
3.
Kejadian
kegagalan
pelayanan
Kepuasan pelanggan
2%
2%
2%
2%
2%
>80
%
>80
%
>80
%
>80
%
>80
%
4.
Defnisi Operasional
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax
foto adalah tenggang waktu mulai
pasien di foto sampai dengan
menerima hasil yang sudah
diekspertisi
Pelaksana ekspertisi rontgen adalah
dokter Spesialis Radiologi yang
mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan foto
rontgen/hasil pemeriksaan radiologi.
Bukti pembacaan dan verifikasi
adalah dicantumkannya tanda
tangan dokter Spesialis Radiologi
pada
Kegagalan pelayanan rontgen
adalah kerusakan foto yang tidak
dapat dibaca
Kepuasan pelanggan adalah
pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan radiologi
Indikato
r
Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
14
0
menit
14
0
men
it
14
0
meni
t
14
0
menit
14
0
meni
t
Pembilang
(numerator)
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
hasil pelayanan
laboratorium pasien yang
disurvei dalam satu bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang diperiksa
di
laboratorium yang
disurvey dalam bulan
tersebut
Defnisi Operasional
Pemeriksaan laboratorium yang
dimaksud
adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium rutin dan kimia darah.
Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium adalah
tenggang waktu mulai pasien diambil
Pelaksana ekspertisi laboratorium
adalah dokter spesialis patologi
klinik yang mempunyai kewenangan
untuk melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan laboratorium. Bukti
dilakukan ekspertisi adalah adanya
tandatangan pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimk
2.
Pelaksana ekspertisi
hasil pemeriksaan
laboratorium
Jumlah seluruh
pemeriksaan
laboratorium dalam satu
bulan
3.
4.
Kepuasan pelanggan
9. Rehabilitasi Medik
No.
1.
2.
3.
Indikato
r
Kejadian drop out pasien
terhadap
pelayanan
rehabilitasi yang
direncanakan.
Tidak adanya kejadian
kesalahan
tindakan
rehabilitasi
medik
Kepuasan pelanggan
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<50
%
<50
%
<50
%
<50
%
<50
%
Pembilang
(numerator)
Jumlah seluruh pasien yang
drop
out dalam 3 bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien yang di
program rehabilitasi
medik dalam 3 bulan
>80
%
>80
%
>80
%
>80
%
>80
%
Defnisi Operasional
Drop out pasien terhadap pelayanan
rehabilitasi yang direncanakan
adalah pasien tidak bersedia
meneruskan program rehabilitasi yang
direncanakan.
Kesalahan tindakan rehabilitasi medik
adalah memberikan atau tidak
memberikan tindakan rehabilitasi
medik yang diperlukan yang tidak
sesuai dengan rencana asuhan
dan/atau tidak sesuai dengan
pedoman/standar pelayanan
rehabilitasi medik.
Kepuasan pelanggan adalah
pernyataan
puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rehabilitasi medik.
10. Farmasi
No.
1.
2.
Indikato
r
Waktu tunggu pelayanan
obat jadi
Waktu tunggu pelayanan
obat racikan
3.
4.
Kepuasaan pelanggan
5.
Penulisan resep
sesuai
formularium
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
<30
<30
<30
<30
<30% Jumlah kumulatif waktu
%
%
%
%
tunggu
pelayanan obat jadi pasien
yang disurvey
dalam
satu
<60
<60
<60
<60
<60% Jumlah
kumulatif
waktu
%
tunggu
pelayanan obat racikan
pasien yang disurvey
dalam satu bulan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien
instalasi
farmasi
yang
disurvey
dikurangi jumlah pasien
yang
kesalahan
>80
>80
>80
>80
>80
Jumlahmengalami
kumulatif hasil
%
%
%
%
%
penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei
(dalam prosen)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah resep yang
diambil sebagai sample
yang sesuai formularium
dalam satu bulan.
Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang disurvei
dalam bulan tersebut
Jumlah pasien yang disurvei
dalam bulan tersebut
Defnisi Operasional
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
adalah
tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan
sampai
dengan
Waktu
tunggu resep
pelayanan
obat
racikan
adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat
racikan
Kesalahan pemberian obat meliputi :
11. Gizi
No.
1.
Indikato
r
Ketepatan waktu
pemberian
makanan kepada pasien
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
>90
%
>90
%
>90
%
>90
%
>20
%
>20
%
>20
%
Pembilang
(numerator)
>90% Jumlah pasien rawat inap
yang
disurvei yang mendapat
makanan tepat waktu dalam
satu bulan.
>20
Jumlah kumulatif porsi sisa
makanan dari pasien
%
yang disurvei
2.
>20
%
3.
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien rawat
inap yang disurvei
Defnisi Operasional
Ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien adalah ketepatan
penyediaan makanan, pada pasien
sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Sisa makanan adalah porsi makanan
yang
tersisa yang tidak dimakan oleh pasien
(sesuai dengan pedoman asuhan gizi
Kesalahan dalam memberikan diet
adalah
kesalahan dalam memberikan jenis diet
Indikato
r
Pemenuhan kebutuhan
darah bagi setiap
pelayanan transfusi
2.
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah permintaan
kebutuhan darah yang
dapat dipenuhi dalam 1
bulan
<0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Jumlah kejadian reaksi
%
%
%
%
%
transfusi dalam satu bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh
permintaan darah
dalam 1 bulan
Jumlah seluruh pasien
yang mendapat transfusi
dalam satu bulan
Defnisi Operasional
Cukup jelas
Indikato
r
Pelayanan terhadap
pasien
gakin yang datang ke RS
pada setiap unit
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien gakin yang
dilayani rumah sakit dalam
satu bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien gakin
yang datang ke RS dalam
satu bulan.
Defnisi Operasional
Pasien keluarga miskin (gakin)
adalah pasien pemegang Kartu
Askeskin
2.
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Indikato
r
Kelengkapan pengisian
rekam medik 24 jam
setelah selesai
pelayanan
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah rekam medik yang
disurvei dalam 1 bulan yang
diisi lengkap
Penyebut
(denominator)
Jumlah rekam medik yang
disurvey dalam 1 bulan.
Kelengkapan
informed consent
setelah
mendapatkan
informasi yang jelas
15
menit
3.
Waktu penyediaan
dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan
4.
Waktu penyediaan
dokumen
rekam medik
pelayanan rawat
inap
15
men
it
15
meni
t
15
menit
15
meni
t
Defnisi Operasional
Rekam medik yang lengkap adalah,
rekam
medik yang telah diisi lengkap oleh
dokter dalam waktu <24 jam setelah
selesai pelayanan rawat jalan atau
setelah pasien rawat inap
diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien,
anamnesis,
rencana
asuhan
Informed
concent
adalah
persetujuan
yang diberikan pasien/keluarga
pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.
2.
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Indikato
r
Baku mutu limbah cair
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Hasil laboratorium
pemeriksaan limbah cair
rumah sakit yang sesuai
dengan baku mutu.
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh
pemeriksaan limbah cair
Pengolahan
limbah
padat
berbahaya
sesuai dengan aturan
Defnisi Operasional
Baku mutu adalah standar minimal
pada limbah cair yang dianggap aman
bagi kesehatan, yang merupakan
ambang batas yang ditolerir dan
diukur dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) 30
mg/l
COD (Chemical Oxygen Demand) 80
mg/l
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/l
Limbah padat berbahaya adalah
sampah pada akibat proses
pelayanan yang mengandung bahanbahan yang tercemar jasad renik
yang dapat menularkan penyakit
dan/atau dapat mencederai, antara
lain : 1. Sisa jarum suntik, 2. Sisa
ampul, 3. Kasa bekas
Pengolahan limbah padat berbahaya
harus dikelola sesuai dengan aturan
dan pedoman yang berlaku
Indikato
r
Tindak lanjut
penyelesaian hasil
pertemuan tingkat
direksi
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Hasil
keputusan
pertemuan direksi yang
ditindaklanjuti
dalam
satu bulan
Penyebut
(denominator)
Total hasil keputusan yang
harus ditindaklanjuti dalam
satu bulan
Defnisi Operasional
Tindak lanjut penyelesaian hasil
pertemuan tingkat direksi adalah
pelaksanaan tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh peserta pertemuan
terhadap kesepakatan atau
keputusan yang telah diambil dalam
pertemuan tersebut sesuai dengan
permasalahan pada bidang
Laporan akuntabilitas kinerja
minimal 3 bulan sekali.
No.
2.
3.
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Indikato
r
Kelengkapan laporan
akuntabilitas kinerja
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Laporan
akuntabilitas
kinerja
yang
lengkap
dan
dilakukan minimal 3
bulan dalam satu tahun
Penyebut
(denominator)
Jumlah laporan akuntabilitas
yang seharusnya disusun
dalam satu tahun
Ketepatan waktu
pengusulan
kenaikan pangkat
Jumlah pembelanjaan
operasional dalam satu
bulan
4.
Ketepatan waktu
pengurusan kenaikan
gaji berkala
5.
Karyawan
yang
mendapat
pelatihan
minimal
20
jam
pertahun
6.
Cost recovery
>40
%
7.
Ketepatan waktu
penyusunan
laporan
keuangan
8.
Kecepatan waktu
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap
9.
Ketepatan waktu
pemberian imbalan
(insentif) sesuai
kesepakatan waktu
>40
%
>40
%
>40
%
>40
%
Jumlah pendapatan
fungsional dalam satu
bulan
Defnisi Operasional
Akuntabilitas kinerja adalah
perwujudan
kewajiban rumah sakit untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan/ kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan melalui
pertanggung- jawaban secara
periodik.
Laporan
akuntabilitas
kinerja
Usulan kenaikan
pangkat
pegawai
dilakukan dua periode dalam satu
tahun yaitu bulan April dan
Oktober
Jumlah seluruh
karyawan di rumah
sakit
6 bulan
2.
Indikato
r
Waktu pelayanan
ambulans/kereta jenazah
Kecepatan
memberikan
pelayanan
ambulans/kereta
jenazah di rumah sakit
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
24
jam
24
jam
24
jam
24
jam
24
jam
Pembilang
(numerator)
Jumlah hari dalam bulan
tersebut
Penyebut
(denominator)
Instalasi gawat darurat
Jumlah seluruh
permintaan
ambulans/kereta jenazah
dalam satu bulan
Defnisi Operasional
Waktu pelayanan ambulans/kereta
jenazah adalah ketersediaan
waktu penyediaan
ambulans/kereta jenazah untuk
memenuhi kebutuhan
pasien/keluarga pasien
Kecepatan memberikan
pelayanan ambulans/kereta
jenazah adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan
ambulans/kereta jenazah diajukan
oleh pasien/keluarga pasien di
rumah sakit sampai tersedianya
ambulans/kereta jenazah.
Maksimal 30 menit.
Indikato
r
Waktu tanggap
pelayanan
pemulasaraan jenazah
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<2
jam
<2
jam
<2
jam
<2
jam
<2
jam
Pembilang
(numerator)
Total kumulatif waktu
pelayanan pemulasaraan
jenazah pasien yang
diamati dalam satu bulan
Penyebut
(denominator)
Total pasien yang diamati
dalam satu bulan
Pembilang
(numerator)
Jumlah laporan kerusakan
alat yang ditanggapi
kurang atau sama dengan
15 menit dalam satu
bulan.
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh laporan
kerusakan alat dalam satu
bulan
Defnisi Operasional
Waktu tanggap pelayanan
pemulasaraan jenazah adalah
waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan
jenazah mulai ditangani oleh
petugas.
Indikato
r
Kecepatan waktu
menanggapi kerusakan
alat
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<2
jam
<2
jam
<2
jam
<2
jam
<2
jam
Defnisi Operasional
Kecepatan waktu menanggapi alat
yang rusak adalah waktu yang
dibutuhkan mulai laporan alat rusak
diterima sampai dengan petugas
melakukan pemeriksaan terhadap
alat yang rusak untuk tindak lanjut
perbaikan, maksimal dalam waktu 15
menit harus sudah ditanggapi.
No.
2.
3.
Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
Indikato
r
Ketepatan waktu
pemeliharaan alat
Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah alat yang dilakukan
pemeliharaan (service)
tepat waktu dalam satu
bulan
Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh alat yang
seharusnya dilakukan
pemeliharaan dalam satu
bulan
Defnisi Operasional
Waktu pemeliharaan alat adalah waktu
yang menunjukkan periode
pemeliharaan/ service untuk tiap-tiap
alat sesuai ketentuan yang berlaku
Peralatan laboratorium
(dan alat ukur yang lain)
yang terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi
Penyebut
(denominator)
Jumlah linen yang
seharusnya ada pada hari
sampling tersebut
Tidak ada
2.
Indikato
r
Tidak adanya kejadian
linen yang hilang
Ketepatan waktu
penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah linen yang
dihitung dalam 4 hari
sampling dalam satu
tahun
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah hari dalam satu
bulan dengan penyediaan
linen tepat waktu
Defnisi Operasional
3.
Indikato
r
Tersedianya anggota tim
PPI
yang terlatih
Koordinasi APD (Alat
Pelindung Diri)
Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
75% 75% 75% 75% 75% Jumlah anggota tim PPI
yang sudah terlatih
Penyebut
(denominator)
Jumlah anggota tim PPI
75%
75%
75%
75%
75%
Jumlah instalasi
yang
menyediakan
75%
75%
75%
75%
75%
Defnisi Operasional
Anggota Tim PPI yang telah
mengikuti diklat dasar dan diklat
lanjut PPI
Alat terstandar yang berguna untuk
melin- dungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung
dari penularan penyakit di RS seperti
masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boot dan gaun
Kegiatan pengamatan faktor resiko
infeksi
nosokomial, pengumpulan data (check
list)
pada instalasi yang tersedia di RS,
No.
1.
2.
Laporan Bulanan
3.
Kepegawaian
Hasil Survei
6.
7.
Rekam Medik
8.
Rekam Medik
9.
Hasil Survei
4.
5.
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
Indikat
or
Kemampuan menangani life saving anak dan
dewasa
Pembilan
g
Sumber Data
Rekam Medik di Gawat
Darurat
Penanggun
g
jawab
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
1.
Indikat
or
Dokter pemberi pelayanan di Poliklinik Spesialis
2.
3.
4.
5.
Survei
6.
Survei
7.
Pembilan
g
Sumber Data
Register rawat jalan
poliklinik spesialis
Register rawat jalan
Penanggun
g
jawab
Rekam medik
3.
4.
Survei
5.
Rekam medik
6.
Survei
7.
8.
Laporan
keselamatan
pasien
Rekam medik
9.
Rekam medik
10.
Survei
11.
12.
13.
14.
15.
yang
memberikan
jiwa gangguan jiwa
Tidak adanyapelayanan
kematian pasien
karena bunuh diri
Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa
tidak
kembali
dalam
perawatan
dalam
waktu jiwa
1 bulan
Lama hari
perawatan
pasien
gangguan
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
Indikat
or
Pemberi pelayanan rawat inap
Pembilan
g
Sumber Data
Kepegawaian
Penanggun
g
jawab
4. Bedah Sentral
No.
1.
2.
Rekam medik
3.
Rekam medik
4.
Rekam medik
5.
Rekam medik
6.
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
Indikat
or
Waktu tunggu operasi elektif
Pembilan
g
Sumber Data
Rekam medik
Penanggun
g
jawab
Rekam medik
Rekam medik
5. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit Khusus diluar Rumah Sakit Ibu dan Anak)
No.
1.
2.
Rekam medik
3.
Rekam medik
4.
Rekam medik
5.
Rekam medik
6.
Rekam medik
7.
Rekam medik
b. Konseling KB Mantap
Rekam medik
Kepuasan pelanggan
Survei
8.
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
Indikat
or
Kejadian kematian ibu karena persalinan
Pembilan
g
Sumber Data
Rekam medik
Penanggun
g
jawab
6. Pelayanan Intensif
No.
1.
Indikat
or
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama <72 jam
2.
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Rekam medik
Penanggun
g
jawab
Kepegawaian
7. Radiologi
No.
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
1.
Indikat
or
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
2.
3.
Register Instalasi
Radiologi
Register Instalasi
4.
Kepuasan pelanggan
Radiologi
Survei
Pembilan
g
Sumber Data
Rekam medik
Penanggun
g
jawab
Indikat
or
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
3.
4.
pemeriksaan
laboratorium
Kepuasan pelanggan
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Register laboratorium
Rekam medik
Survei
Penanggun
g
jawab
9. Rehabilitasi Medik
No.
2.
Indikat
or
Kejadian drop-out pasien terhadap
pelayanan rehabilitasi yang
direncanakan
Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan
3.
rehabilitasi
medik
Kepuasan pelanggan
1.
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Register Rehabiltasi
Medik
Penanggun
g
jawab
Rekam medik
Survei
10. Farmasi
No.
1.
Indikat
or
a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Survei
2.
Survei
3.
Kepuasaan pelanggan
Survei
4.
Survei
Penanggun
g
jawab
11. Gizi
No.
2.
Indikat
or
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada
pasien
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
3.
1.
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Survei
Survei
Penanggun
g
jawab
Indikat
or
Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan transfusi
2.
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Penanggun
g
jawab
Rekam medik
Indikat
or
Pelayanan terhadap pasien keluarga miskin
yang datang ke rumah sakit pada setiap
unit pelayanan
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Register pasien
Penanggun
g
jawab
Indikat
or
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Penanggun
g
jawab
Survei
Survei
Survei
Indikat
or
Baku mutu limbah cair
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai
dengan
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Hasil pemeriksaan
Hasil pengamatan
Penanggun
g
jawab
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
1.
Indikat
or
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi
2.
3.
Kepegawaian
4.
Kepegawaian
5.
6.
jam
pertahun
Cost recovery
Bagian Keuangan
7.
Bagian Keuangan
8.
Hasil pengamatan
9.
Catatan bagian
keuangan
Pembilan
g
Sumber Data
Notulen rapat
Penanggun
g
jawab
Kepegawaian
Indikat
or
Waktu pelayanan ambulans/kereta jenazah
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
%
UGD
Penanggun
g
jawab
Catatan
penggunaan
ambulans
Indikat
or
Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Hasil pengamatan
Penanggun
g
jawab
Indikat
or
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
2.
3.
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Catatan laporan
kerusakan alat
Penanggun
g
jawab
Register pemeliharaan
alat register
Buku
Indikat
or
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Target
Tahun
Pembilan
g
Pencapaia
n
Penyebut
Sumber Data
Survei
Penanggun
g
jawab
Survei
Target
Tahun
Pencapaia
n
Penyebut
1.
Indikat
or
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
2.
Survei
3.
Survei
Pembilan
g
Sumber Data
Tata Usaha
Penanggun
g
jawab
BAB IV PROSEDUR
PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT
A. Pelayanan Gawat Darurat
1.
data
2.
Sakit maka
seperti pada
Rumah Sakit
data jumlah
3.
4.
rumah sakit.
c.
6.
7.
8.
9.
Tabel 10. Jumlah Pasien yang Tidak Membayar Uang Muka di UGD
2.
b.
3.
b.
Petugas penilai
Petugas
yang
melakukan
perhitungan
waktu
tanggap
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan waktu tanggap.
Perhitungan waktu tanggap dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.
Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tanggap
pelayanan dokter di UGD Rumah Sakit adalah Kepala Tata Usaha
Rumah Sakit.
Adapun format pengisian waktu tanggap pelayanan dokter di UGD
Rumah Sakit dapat dilihat pada pada Tabel 14.
Tabel 14. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan
6.
7.
2.
Pasien
yang
3.
4.
5.
6.
8.
9.
digunakan.
D. Bedah Sentral
1.
Waktu
Tunggu
Adapun
yang
bertanggungjawab
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah
Sentral.
untuk
mengumpulkan
data
2.
3.
4.
5.
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.
6.
7.
E.
e.
2.
Tabel
35.
Jumlah
Persalinan Normal
3.
Pemberi
Pelayanan
Pelayanan
Persalinan
Direktur Rumah
Dokter
Anggota
1. Dokter umum
:
2. Bidan
:
3. Perawat (terlatih)
4.
Ahli
Kebidanan
dan
:
:
Anggota
1. Dokter Ahli Anak :
2. Dokter Ahli Anestesi
2. Bidan
:
3. Perawat (terlatih) :
5.
Direktur Rumah
Dokter
Ahli
Kebidanan
dan
Adapun
yang
bertanggungjawab
tersebut adalah
Kepala
Instalasi
Anak
(Perinatologi).
untuk
mengumpulkan
data
6.
7.
Keluarga Berencana
Untuk mengetahui jumlah peserta KB Mantap, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 40.
8.
Konseling KB Mantap
Untuk mengetahui jumlah konseling untuk peserta KB Mantap yang
dilakukan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 41.
9.
Kepuasan Pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan persalinan, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan
digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment, atau cara lainnya.
b.
Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah
sakit.
c. Prosedur/tata
cara
survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.
E.
Pelayanan Intensif
1.
2.
F.
Pelayanan Radiologi
1.
2.
3.
3.
Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan rontgen, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan,
Servqual, Quality
Function Deployment, atau cara
lainnya.
misalnya
b.
G. Laboratorium Patologi
Klinik
1.
2.
4.
Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan laboratorium maka
hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b. Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah
sakit.
c. Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.
H. Rehabilitasi Medik
1.
2.
3.
Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan rehabilitasi medik,
maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b.
I. Farmasi
1.
2.
3.
4.
Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan farmasi, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
d. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara
lainnya.
e.
f.
5.
tanggap.
J.
Gizi
1.
c.
Prosedur perhitungan
Perhitungan waktu tunggu dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.
2.
3.
Tabel 57. Data Porsi Makanan Yang Tidak Termakan Oleh Pasien
K. Transfusi Darah
1.
L.
dibutuhkan
M. Rekam Medik
1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
Untuk mengetahui data kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah pelayanan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 62.
2. Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
Untuk menilai pelaksanaan informed consent pada pasien, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
86
a. Persetujuan
dan
penolakan
tindakan
kedokteran
harus
berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun
2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
b.
Format persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran dapat
dilihat pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 115
Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Regionalisasi Sistem Rujukan
Rumah Sakit Di Provinsi Sulawesi Selatan.
c. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara
random sampling pada hari yang sama atau pada hari yang
berbeda. d. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan resep ditetapkan
rumah sakit. e. Prosedur perhitungan
Penilaian ketepatan pelaksanaan informed consent dilakukan
sekali setiap bulan untuk sampel n=50 dengan menggunakan
alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama
melakukan penilaian tersebut.
f. Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data ini adalah
Kepala
Rekam Medik.
Adapun format penilaian pelaksanaan informed consent dapat dilihat
pada pada
Tabel 63.
Tabel 62. Jumlah Rekam Medik Lengkap 24 Jam Setelah Pelayanan
N. Pengolahan Limbah
1.
2.
2.
3.
4.
Waktu
Pengusulan
5.
6.
Cost recovery
Cost recovery adalah nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa
besar kemampuan rumah sakit menutup biayanya (cost) dibandingkan
dengan peneri- maannya (revenue). Untuk mengetahui data cost
recovery, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 73.
7.
Tabel 72. Data Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam per
Tahun
8.
9.
P. Pemulasaraan Jenazah
1.
2.
3.
R. Pelayanan Laundry
1.
2.
Tabel 82. Data Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Rawat Inap
S.
2.
BAB IV PENGEMBANGAN
KAPASITAS
Untuk mencapai target SPM Rumah Sakit yang telah ditetapkan setiap tahun,
maka pengembangan kapasitas harus dilakukan melalui peningkatan
kemampuan sistem, kelembagaan, SDM dan keuangan baik di tingkat
Pemerintah Daerah maupun di Kabupaten/Kota.
Olehnya itu, diperlukan perencanaan yang sistematik dalam rangka
pelaksanaan pengem- bangan kapasitas dimaksud yang didasarkan pada
masalah yang harus dipecahkan menyangkut pencapaian target disetiap
indikator SPM Rumah Sakit, yaitu :
a. Penyusunan regulasi pedoman setiap pelayanan, standar prosedur
operasional dan kebijakan internal rumah sakit.
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga yang memberikan
pelayanan di rumah sakit.
c. Peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana.
d.
Penyediaan anggaran untuk melaksanakan kegiatan point 1 dan 2
diatas melalui
APBD
masingmasing.
1.
Penyusunan
regulasi
Petunjuk teknis ini disusun sebagai penjelasan terhadap SPM Rumah
Sakit. Namun demikian, masih diperlukan penyusunan pedoman/standar
tersendiri untuk beberapa indikator SPM Rumah Sakit, seperti :
a. Pedoman pengukuran kepuasan
pasien b. Pedoman pengukuran
waktu tanggap
c. Standar
prosedur
operasional
Penetapan tersebut diperlukan dalam rangka keseragaman pengukuran
sehingga pengukuran indikator dimaksud memberikan hasil yang akurat
dan biasnya sedikit. Seperti diketahui bahwa survei/pengukuran dapat
memberikan hasil yang akurat jika instrumen yang dipakai yaitu cara
mengukur, alat ukur dan pengukurnya masing- masing sama.
2.
Peningkatan
kualitas tenaga
kuantitas
dan
SPM
harus
a.
3.
4.
Penyediaan anggaran
Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan, penetapan,
pelaporan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
serta pengembangan kapasitas untuk mendukung penyelenggaraan SPM
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
107
BAB
V
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT
BAB
VI
PENUTU
P
GUBERNUR SULAWESI
SELATAN,