Anda di halaman 1dari 127

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI


SELATAN NOMOR 139 TAHUN 2009
TENTAN
G

PETUNJUK
TEKNIS
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH
SAKIT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
MENIMBANG

a. bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah


Sakit telah melalui Keputusan Menteri Kesehatan
ditetapkan
Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 sebagai pedoman untuk
menentu- kan tolok ukur kinerja pelayanan
kesehatan rumah sakit yang diselenggarakan
b. bahwa dalam rangka memudahkan pengelolaan
dan tata laksana Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit dimaksud maka dipandang perlu
menetapkan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah Sakit;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang
Petunjuk Teknis Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi
Selatan.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
1

MENGINGAT

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang


Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
2. 100,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pemben- tukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
4. 2004
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah- an Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
5. Undang-Undang Nornor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbang- an Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP)
Nasional
2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
7. Tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum


(Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2005
Nomor 48,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
2

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005


tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor
4585);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
antara Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia tahun
2007
Nomor
82,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b Tahun
1988 tentang Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun
2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
15. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
512
Tahun
2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 Tahun
2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2
Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewe- nangan Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
3

Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi


Sulawesi
Selatan Nomor
235);

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
4

19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor


12 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 20082013 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008 Nomor 12);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
2 Tahun
2009
tentang
Kerja
Sama
Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Gratis (Lembaran Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 244);
21. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 33
Tahun 2007 tentang Sistem Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1);
22. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 15
Tahun 2008 tentang Regionalisasi Sistem Rujukan
Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Selatan (Berita Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 5);
23. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 115
Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Regionalisasi
Sistem Rujukan Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2009 Nomor 115).
MEMPERHATIKAN

Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi


Selatan
20082013.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN

PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK


TEKNIS
PENERAPAN
STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL RUMAH SAKIT DI PROVINSI SULAWESI
SELATAN
Pasal
1
Petunjuk Teknis Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
5

Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana


tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
6

Pasal 2
Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
digunakan sebagai acuan bagi seluruh Rumah Sakit
baik milik Pemerintah Daerah maupun Swasta di
Provinsi dan Kabupaten/ Kota serta pihak lain yang
terkait dalam pengelolaan dan tata laksana Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Pasal 3
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundang- kan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengun- dangan Peraturan Gubernur ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan.

Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 3 Nopember 2009
GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, S.H., M.Si.,


M.H.

Diundangkan di Makassar
Pada tanggal 3 Nopember 2009
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN,

H.A. MUALLIM, S.H., M.Si.


BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 139
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
7

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN


NOMOR 139 TAHUN 2009
TANGGAL 3 NOPEMBER 2009

TENTANG :

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN STANDAR PELAYANAN


MINIMAL RUMAH SAKIT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan seperti di rumah sakit, tidak hanya bertujuan
untuk meningkatkan akses dan efisiensi pelaksanaan pelayanan
kesehatan namun juga untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Pelayanan rumah sakit yang bermutu pada saat
ini sudah merupakan tuntutan karena masyarakat saat ini sudah
membutuhkan pelayanan yang cepat, tepat, pasti dan aman.
Untuk melakukan peningkatan mutu pelayanan maka diperlukan alat ukur
yang dapat memonitor dan mengevaluasi peningkatan mutu pelayanan
yang akan dilakukan dan pencapaian yang telah dilaksanakan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah melakukan standarisasi pelayanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Dengan melakukan standarisasi tersebut
maka mutu rumah sakit dapat diukur baik profesionalismenya maupun
kinerja pelayanannya secara ilmiah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri daerahdaerah provinsi serta
kabupaten dan kota yang masing-masing
mempunyai kewenangan sebagai pemerintahan daerah untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan wajib dan urusan pilihannya menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Dalam undang- undang tersebut
ditetapkan pula bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
bersifat wajib harus berpedoman pada standar pelayanan minimal.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal yang menetapkan
bahwa untuk menjamin penyelenggaraan urusan wajib Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan
dengan pelayanan dasar maka diperlukan penyusunan dan penetapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

Mengingat bahwa bidang kesehatan yang merupakan salah satu bidang


pemerintah- an yang wajib dilaksanakan Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota maka Standar Pelayanan Minimal
harus disusun dan ditetapkan di bidang kesehatan termasuk di rumah
sakit yang merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada mayarakat.
Sehubungan maksud tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah
Sakit telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 sebagai pedoman untuk menentukan tolok ukur
kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang diselenggarakan daerah.
Dalam keputusan tersebut ditetapkan bahwa peran Pemerintah Provinsi
adalah memfasilitasi penyelenggaraan pelaksanaan SPM Rumah Sakit
dalam bentuk pemberian pedoman pelaksanaan, petunjuk teknis dan
penyusunan standar kinerja pencapaian target SPM Rumah sakit.
Olehnya itu, disusun Petunjuk Teknis Penerapan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit yang akan digunakan sebagai pedoman bagi rumah
sakit di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan penyusunan petunjuk teknis ini maka diharapkan penyelenggaraan
urusan wajib Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan di rumah sakit dapat
dimonitoring dan dievaluasi pelaksanaannya. Selain itu, dengan penetapan
petunjuk teknis ini yang merupakan tolok ukur untuk menentukan capaian
jenis dan mutu pelayanan dasar termasuk di rumah sakit maka pelayanan
dasar yang diberikan rumah sakit dapat bermutu sesuai standar yang
ditetapkan sehingga daya saing rumah sakit dapat meningkat sesuai
yang diharapkan masyarakat.

B. Tujuan dan Sasaran


1.
Tujuan
a. Tersedianya petunjuk teknis penerapan Standar Pelayanan Minimal
di Rumah Sakit yang merupakan jaminan penyelenggaraan urusan
wajib Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan di rumah sakit.
b. Tersedianya pedoman bagi rumah sakit dalam melaksanakan
perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawab-an penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
c. Tersedianya tolok ukur untuk menentukan capaian jenis dan mutu
pelayanan dasar di rumah sakit.
2.
Sasaran
Seluruh rumah sakit baik milik Pemerintah Daerah maupun Swasta di
Provinsi dan
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan

Kabupaten/Kota.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2102), Jo Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara dan Pembentukan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tengah dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp.
Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan sebagai- mana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nornor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) Nasional 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4502);

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Peme- rintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b Tahun 1988 tentang Rumah
Sakit;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman
Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 Tahun 2007 tentang Izin
Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
17.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 Tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan
Nasional;
19. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 235);
20. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun
2008 tentang
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
10
Selatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi


Selatan
2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008
Nomor 12);
21. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2009
tentang Kerja
Sama Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gratis (Lembaran
Daerah Provinsi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

11

Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah


Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 244);
22. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 33 Tahun 2007
tentang Sistem Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Berita Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1);
23. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Selatan
(Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5);
24. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 115 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit Provinsi
Sulawesi Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009
Nomor 115).

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

12

BAB
II
KETENTUANKETENTUAN
A. Ketentuan Umum
1. Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Kabupaten/Kota adalah pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
Selatan.
5. Rumah Sakit yang selanjutnya disebut rumah sakit adalah suatu
fasilitas pelayan- an kesehatan yang menyediakan pelayanan
kesehatan rawat inap, rawat jalan dan pelayanan rujukan serta
memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif.
6. Dinas Provinsi adalah dinas yang menangani bidang kesehatan.
7. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian SPM, berupa masukan, proses, keluaran,
hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar.
8. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur
prestasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
9. Definisi Operasional adalah penjelasan dan pengertian tiap-tiap
indikator.
10. Frekuensi Pengumpulan Data adalah frekuensi pengambilan data
dari sumber data untuk tiap indikator.
11. Periode Analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian
terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.
12. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang
dalam rumus indikator kinerja.
13. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi
dalam rumus
indikator
kinerja.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan

13

14. Sumber Data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat


dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan
perumahsakitan.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

14

B. Prinsip Penyusunan dan Penetapan SPM


Petunjuk Teknis SPM Rumah Sakit ini disusun dan ditetapkan
berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut :
1. Terbuka, SPM Rumah Sakit dapat diakses oleh seluruh warga
atau lapisan masyarakat;
2. Bertahap,
pencapaian SPM Rumah Sakit dilakukan secara
bertahap
yang disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
tersedia masing-masing Rumah Sakit Provinsi dan Kabupaten/Kota;
3. Akuntabel, SPM Rumah Sakit dapat
sebagai kinerja rumah sakit kepada publik;

dipertanggungjawabkan

4. Pengembangan,
SPM
Rumah
Sakit
merupakan
pengembangan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum;

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

dasar

15

BAB
III
PETUNJUK TEKNIS
PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT
A. Jenis-jenis Pelayanan Rumah Sakit
Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh
rumah sakit meliputi :
1. Pelayanan
gawat
darurat
2. Pelayanan
rawat
jalan
3. Pelayanan
rawat
inap
4. Pelayanan
bedah
5. Pelayanan
persalinan
dan
perinatologi
6. Pelayanan
intensif
7. Pelayanan
radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi
klinik
9. Pelayanan
rehabilitasi
medik
10.
Pelayanan
farmasi
11. Pelayanan
gizi
12. Pelayanan transfusi
darah
13. Pelayanan keluarga
miskin
14. Pelayanan rekam
medis
15.
Pengelolaan
limbah
16.
Pelayanan
administrasi
manajemen
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan

16

17. Pelayanan ambulans/kereta


jenazah
18. Pelayanan pemulasaran
jenazah
19.
Pelayanan
laundry
20.
Pelayanan pemeliharaan sarana
rumah sakit
21. Pencegahan dan pengendalian
infeksi

B. Petunjuk Teknis SPM Setiap Jenis Pelayanan Rumah Sakit


Adapun format Standar Pelayanan Minimal untuk setiap pelayanan di
rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan format pencapaian SPM
Rumah Sakit setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 2.

C. Batas Waktu Pencapaian


SPM
Batas waktu pencapaian SPM Rumah Sakit mengacu pada batas waktu
pencapaian
SPM Rumah Sakit yang ditentukan secara
nasional.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan

17

TABEL 1. STANDAR PELAYANAN MINIMAL UNTUK SETIAP PELAYANAN


1. Pelayanan Gawat Darurat
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Indikato
r
Kemampuan menangani
life saving anak dan
dewasa
Jam buka pelayanan
Gawat
Darurat
(Kabupaten/Kota)
Pemberi pelayanan
Gawat Darurat yang
bersertifikat yang
masih berlaku BLS/
PPGD/GELS/ALS
Ketersediaan tim
penanggulangan
bencana
Waktu tanggap
pelayanan
Dokter di Gawat Darurat

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah kumulatif pasien
yang mendapat
pertolongan life saving di
Gawat Darurat
24
24
24
24
24
Jumlah kumulatif jam buka
Gawat Darurat dalam satu
bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien
yang membutuhkan
penanganan life saving di
Unit Gawat Darurat
Jumlah hari dalam satu bulan

100% Jumlah tenaga yang


bersertifikat
BLS/PPGD/GELS/ALS

Jumlah tenaga yang


memberikan pelayanan
kegawat daruratan
1 Tim

1 tim

1 tim

1 tim

1 tim

1 tim

Jumlah Tim
penanggulangan bencana
yang ada di rumah sakit

Jumlah kumulatif waktu


yang diperlukan sejak
kedatangan semua pasien
yang di sampling secara
acak sampai dilayani
dokter
Kepuasan Pelanggan pada 65
75
80
85
90
Jumlah kumulatif rerata
Gawat Darurat
penilaian kepuasan pasien
Gawat
Darurat yang di survei
Kematian pasien<24 Jam
Jumlah pasien yang
di
meninggal
Gawat Darurat
dalam periode 24 jam
sejak pasien
Khusus untuk RS Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah
pasiendatang
gangguan
pasien dapat
jiwa yang dapat
ditenangkan dalam
ditenangkan
waktu 48 Jam

Jumlah seluruh pasien yang


di sampling (minimal n=50)
dalam satu bulan

Tidak adanya pasien yang


diharuskan membayar
uang muka

Jumlah seluruh pasien yang


datang di Gawat Darurat

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien gawat darurat


yang tidak membayar
uang muka

Jumlah seluruh pasien


Gawat Darurat yang di
survei (minimal n=50)
Jumlah seluruh yang ditangani
di
Gawat Darurat
Jumlah seluruh pasien
gangguan jiwa yang
menunjukkan gejala dan
tanda agresif yang ditangani
di Gawat Darurat

Defnisi Operasional
Life saving adalah upaya
penyelamatan jiwa manusia dengan
urutan airway, breath, circulation
Jam buka 24 jam adalah Gawat
Darurat selalu siap memberikan
pelayanan selama
24
jam penuh.
Tenaga
kompeten pada Gawat
Darurat adalah tenaga yang sudah
memiliki sertifikat pelatihan
BLS/PPGD/GELS/ ALS
Tim penanggulangan bencana
adalah tim yang dibentuk di RS
dengan tujuan untuk
penanggulangan akibat bencana
yang mungkin terjadi sewaktuKecepatan pelayanan dokter di
Gawat Darurat adalah kecepatan
pasien dilayani sejak pasien datang
sampai mendapat pelayanan
dokter (menit)
Kepuasan adalah pernyataan
tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang di
berikan
Kematian 24 jam adalah kematian
yang
terjadi dalam periode 24 jam sejak
pasien dapat
datang
Pasien
ditenangkan adalah
pasien dengan gangguan jiwa yang
dengan intervensi medis tidak lagi
menunjukkan gejala dan tanda
agresif yang dapat mencelakakan
diri sendiri maupun orang lain
sebagai akibat gangguan jiwa yang
diderita.
Uang muka adalah uang yang
diserahkan
kepada pihak rumah sakit sebagai
jaminan terhadap

2. Pelayanan Rawat Jalan


No.
1.

Indikato
r
Dokter pemberi
pelayanan
di Poliklinik Spesialis

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah hari buka klinik
spesialis
yang ditangani oleh dokter
spesialis dalam waktu satu
bulan

2.

Ketersediaan
pelayanan rawat
jalan

3.

Waktu tunggu di rawat


jalan

4.

Kepuasan pelanggan pada 90


rawat jalan
%

5.

Pasien rawat jalan


tuberkulosis yang
ditangani dengan
Strategi DOTS

60
menit

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh hari buka
klinik
spesialis dalam waktu satu
bulan

Defnisi Operasional
Klinik spesialis adalah klinik pelayanan
rawat jalan di rumah sakit yang
dilayani oleh dokter spesialis (untuk
rumah sakit pendidikan dapat
dilayani oleh dokter PPDS sesuai
dengan special privilege yang
diberikan)
Pelayanan rawat jalan adalah
pelayanan rawat jalan spesialistik
yang dilaksanakan di rumah sakit.
Ketersediaan pelayanan rawat jalan
untuk rumah sakit khusus disesuaikan
dengan spesifikasi dari rumah sakit
tersebut.

Jenis-jenis pelayanan rawat


jalan spesialistik yang ada
(kualitatif)

Tidak ada

Jumlah kumulatif waktu


tunggu
pasien rawat jalan yang
disurvei
Jumlah kumulatif rerata
penilaian kepuasan pasien
rawat jalan yang disurvei

Jumlah seluruh pasien rawat


jalan yang disurvei

Waktu tunggu adalah waktu yang


diperlukan mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh dokter spesialis

Jumlah seluruh pasien rawat


jalan yang disurvey
(minimal n=50)

Kepuasan adalah pernyataan tentang


persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan

Jumlah seluruh pasien rawat


jalan tuberkulosis yang
ditangani di rumah sakit
dalam waktu tiga bulan

Pelayanan rawat jalan tuberkulosis


dengan
Strategi DOTS adalah pelayanan
tuberkulosis dengan 5 strategi
penanggulangan tuberkulosis
nasional. Penegakan diagnosis dan
follow up pengobatan pasien
tuberkulosis harus melalui
pemeriksaan mikroskopis
tuberculos.

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah semua pasien rawat


jalan
tuberkulosis yang
ditangani dengan
Strategi DOTS

3. Pelayanan Rawat Inap


No.
1.

Indikato
r
Pemberi pelayanan rawat
inap

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter dan
perawat yang memberi
pelayanan diruang rawat
inap yang sesuai dengan
ketentuan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien dalam satu
bulan
yang mempunyai dokter
sebagai penanggung jawab

Penyebut
Defnisi Operasional
(denominator)
Jumlah seluruh tenaga dokter Pemberi pelayanan rawat inap adalah
dan perawat yang
dokter dan tenaga perawat yang
kompeten
bertugas dirawat inap
(minimal D3)

2.

Dokter penanggung
jawab
pasien rawat inap

3.

Ketersediaan
pelayanan rawat
inap

4.

Jam visite dokter spesialis 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah visite dokter
spesialis antara jam 08.00
sampai dengan
14.00 yang disurvei

Jumlah pelaksanaan visite


dokter spesialis yang
disurvei

5.

Kejadian infeksi pasca


operasi

1,5
%

1,5
%

1,5
%

1,5
%

1,5
%

Jumlah pasien yang


mengalami
infeksi pasca operasi dalam
satu bulan

Jumlah seluruh pasien yang


dalam satu bulan

6.

Angka kejadian
infeksi nosokomial

1,5
%

1,5
%

1,5
%

1,5
%

1,5
%

Jumlah pasien rawat inap


yang terkena infeksi
nosokomial dalam satu
bulan

Jumlah pasien rawat inap


dalam satu bulan

Tidak adanya kejadian


pasien jatuh yang
berakibat
kecacatan/kematian

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien dirawat


dalam
bulan tersebut dikurangi
jumlah pasien yang jatuh
dan berakibat kecacatan
atau kematian

7.

Jenis-jenis pelayanan rawat


inap spesialistik yang ada
(kualitatif)

Jumlah seluruh pasien rawat


inap dalam satu bulan

Penanggung jawab rawat inap adalah


dokter yang mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan rawat inap
sesuai kebutuhan pasien

Tidak ada

Pelayanan rawat inap adalah


pelayanan rumah sakit yang
diberikan tirah baringdi rumah sakit.
Untuk rumah sakit khusus
disesuaikan dengan spesifikasi rumah
sakit
Visite dokter spesialis adalah
kunjungan dokter spesialis setiap
hari kerja sesuai dengan ketentuan
waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, yang
dilakukan antara jam 08.00 sampai
dengan 14.00

Jumlah pasien dirawat dalam


bulan tersebut

Infeksi pasca operasi adalah adanya


infeksi
nosokomial pada semua kategori
luka sayatan operasi bersih yang
dilaksanakan di rumah sakit yang
ditandai oleh rasa panas (kalor),
kemerahan (color), pengerasan
(tumor) dan keluarnya nanah (pus)
dalam
lebih adalah infeksi
Infeksi waktu
nosokomial
yang dialamioleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumah
sakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka
operasi
Kejadian pasien jatuh adalah kejadian
pasien jatuh selama dirawat baik
akibat jatuh dari tempat tidur, di
kamar mandi, dsb, yang berakibat
kecacatan atau kematian

No.
8.

Indikato
r
Kematian pasien >48 Jam

9.

Kejadian pulang paksa

10.

Kepuasan pelanggan
rawat inap

11.

Pasien rawat inap


tuberkulosis yang
ditangani dengan
strategi DOTS

12.

Ketersediaan
pelayanan rawat di
rumah sakit yang
memberikan pelayanan
jiwa

13.

Tidak adanya kematian


pasien gangguan
jiwa karena bunuh
diri

14.

Kejadian (re-admision)
pasien gangguan jiwa
tidak kembali dalam
perawatan dalam
waktu 1 bulan

15.

Lama hari perawatan


pasien gangguan jiwa

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

1,5
%

1,5
%

1,5
%

90
%

90% 90
%

1,5
%

1,5
%

Pembilang
(numerator)
Jumlah kejadian kematian
pasien
rawat inap >48 jam dalam
satu bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien rawat
inap dalam satu bulan

Jumlah pasien pulang


paksa dalam satu bulan

Jumlah seluruh pasien


yang dirawat dalam satu
bulan

90% 90
%

Jumlah
kumulatif
hasil
penilaian kepuasan pasien
yang
disurvey
(dalam
prosen)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah semua pasien rawat
inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi
DOTS

Jenis-jenis pelayanan rawat


inap rumah sakit jiwa

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien yang


dirawat dalam satu bulan
dikurangi jumlah kejadian
kematian pasien gangguan
jiwa bunuh diri dalam satu
bulan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien
gangguan yang dipulangkan
dalam 1 bulan dikurangi
jumlah kejadian pasien
gangguan jiwa yang
kembali dirawat dalam
Jumlah rerata perawatan
6
6
6
6
6
mingg mingg mingg mingg mingg pasien gangguan jiwa 6
minggu
u
u
u
u
u

Defnisi Operasional
Kematian pasien >48 jam adalah
kematian
yang terjadi sesudah periode 48
jam setelah pasien rawat inap
masuk
sakit pulang atas
Pulang rumah
paksa adalah
permintaan pasien atau keluarga
pasien sebelum diputuskan boleh
pulang oleh dokter

Jumlah total pasien


yang disurvei (n
minimal 50)

Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan rawat inap

Jumlah seluruh pasien


rawat
inap
tuberculosis
yang
ditangani di rumah sakit
dalam waktu tiga bulan

Pelayanan rawat inap tuberkulosis


dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5
strategi penanggulangan
tuberculosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan
pasien tuberculosis harus melalui
pemeriksaan mikroskopis
tuberculosi

Tidak ada

Pelayanan rawat inap adalah


pelayanan rumah sakit jiwa yang
diberikan kepada pasien tidak
gaduh gelisah tetapi memerlukan
penyembuhan aspek psiko
patologis.
Kematian pasien jiwa karena bunuh diri
adalah kematian yang terjadi pada
pasien gangguan jiwa karena
perawatan rawat inap yang tidak
baik

Jumlah seluru pasien yang


dirawat dalam satu bulan

Jumlah seluru pasien


yang gangguan jiwa
yang dipulangkan
dalam 1 bulan

Lamanya waktu pasien gangguan jiwa


yang sudah dipulangkan tidak
kembali keperawatan di rumah sakit
jiwa

Tidak ada

Lamanya waktu perawatan


pasien gangguan jiwa di
rumah sakit jiwa

4. Bedah Sentral
No.
1.

Indikato
r
Waktu tunggu operasi
elektif

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
2
hari

2
hari

1%

2
hari

Kejadian kematian di meja 1%


operasi

3.

Tidak adanya
kejadian operasi
salah sisi

100% 100% 100% 100% 100%

4.

Tidak adanya kejadian


operasi salah orang

100% 100% 100% 100% 100%

5.

Tidak adanya kejadian


salah
tindakan pada operasi

100% 100% 100% 100% 100%

6.

Tidak adanya kejadian


tertinggalnya benda
asing pada tubuh
pasien setelah operasi

100% 100% 100% 100% 100%

7.

Komplikasi anastesi
karena
over dosis, reaksi
anastesi dan salah
penempatan
endotracheal tube

6%

6%

1%

2
hari

2.

6%

1%

2
hari

6%

1%

6%

Pembilang
(numerator)
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
operasi yang terencana
dari seluruh pasien yang
dioperasi dalam satu
Jumlah pasien yang
meninggal
di meja operasi dalam satu
bulan

Penyebut
Defnisi Operasional
(denominator)
Jumlah pasien yang dioperasi Waktu tunggu operasi elektif adalah
dalam satu bulan
tenggang waktu mulai dokter
memutuskan untuk operasi yang
terencana sampai dengan operasi
mulai dilaksanakan
Jumlah pasien yang
Kematian dimeja operasi adalah
dilakukan
kematian
tindakan pembedahan
yang terjadi di atas meja operasi pada
dalam satu bulan
saat operasi berlangsung yang
diakibatkan oleh tindakan anastesi
maupun tindakan pembedahan
Jumlah pasien yang
Jumlah pasien yang
Kejadian operasi salah sisi adalah
dioperasi dalam waktu
dioperasi dalam waktu
kejadian dimana pasien dioperasi
satu bulan dikurangi jumlah
pada sisi yang salah, misalnya yang
satu bulan
pasien yang dioperasi salah
semestinya dioperasi pada sisi
sisi dalam waktu satu bulan
kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau
sebaliknya
Jumlah pasien yang dioperasi Jumlah pasien yang dioperasi Kejadian
operasi salah orang adalah
dalam waktu satu bulan
dalam waktu satu bulan
kejadian dimana pasien dioperasi
dikurangi jumlah operasi
pada orang yang salah
salah orang dalam waktu
satu bulan
Jumlah pasien yang dioperasi Jumlah pasien yang dioperasi Kejadian salah satu tindakan pada
dalam waktu satu bulan
dalam waktu satu bulan
operasi
dikurangi jumlah pasien
adalah kejadian pasien mengalami
yang mengalami
tindakan operasi yang tidak sesuai
tertinggalnya benda asing
dengan yang direncanakan
dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan
Jumlah pasien yang
Jumlah pasien yang
Kejadian salah satu tindakan pada
dioperasi dalam waktu
dioperasi dalam satu
operasi adalah kejadian pasien
satu bulan dikurangi jumlah
bulan
mengalami tindakan operasi yang
pasien yang mengalami
tidak sesuai dengan yang
tertinggalnya benda asing
direncanakan
dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan
Jumlah pasien yang
mengalami
komplikasi anastesi dalam
satu bulan

Jumlah pasien yang


dioperasi dalam waktu
satu bulan

Komplikasi anastesi adalah kejadian


yang
tidak diharapkan sebagai akibat
komplikasi anastesi antara lain karena
over dosis,
reaksi anantesi dan salah

5. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit Khusus diluar Rumah Sakit Ibu dan Anak)
No.
1.

Indikato
r
Kejadian kematian ibu
karena persalinan

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
Jumlah kematian pasien
persalinan karena
pendarahan, preeklampsia/eklampsia dan
sepsis
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter Sp.OG,
dokter umum terlatih
(asuhan persalinan
normal) dan bidan yang
memberikan pertolongan
persalinan normal.
Tersedianya tim dokter
Sp.OG, dokter umum,
bidan dan perawat
terlatih.

Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien-pasien
persalinan
dengan pendarahan, preeklampsia/eklampsia dan
sepsis.
Jumlah seluruh tenaga yang
memberi pertolongan
persalinan normal.

Jumlah seluruh tenaga


yang
melayani
persalinan
dengan
tindakan operasi

Jumlah seluruh persalinan


dalam
1 bulan

2.

Pemberi pelayanan
persalinan normal

3.

Pemberi pelayanan
persalinan dengan
penyulit

4.

Pemberi pelayanan
persalinan dengan
tindakan operasi

5.

Kemampuan menangani
BBLR 1500 gr-2500 gr

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter


Sp.OG, dokter spesialis
anak, dokter spesialis
anastesi yang memberi- kan
pertolongan persalinan
dengan tindakan operasi.
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr
yang berhasil ditangani

6.

Pertolongan persalinan
melalui seksio cesaria

100 100 100 100


%
%
%
%

7.

a. Keluarga Berencana
Mantap

100% 100% 100% 100% 100% Jenis pelayanan KB mantap

Jumlah peserta KB

b. Konseling KB Mantap

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah konseling layanan


KB Mantap

Jumlah peserta KB Mantap

Kepuasan pelanggan

>80
%

Jumlah total pasien


yang disurvei (n
minial 50)

8.

>80
%

>80
%

>80
%

100
%

>80
%

Jumlah persalinan dengan


seksio
cesaria dalam 1 bulan

Jumlah kumulatif hasil


penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei
(dalam prosen)

Tidak ada

Jumlah seluruh BBLR 1500 gr2500 gr yang ditangani

Defnisi Operasional
Kematian ibu melahirkan yang
disebabkan
karena perdarahan, preeklamsia, eklampsia, partus
lama dan sepsis.
Pemberi pelayanan persalinan normal
adalah dokter Sp,OG, dokter umum
terlatih
(asuhan persalinan normal) dan bidan
Pemberi pelayanan persalinan
dengan penyulit adalah Tim PONEK
yang terdiri dari dokter Sp,OG,
dengan dokter umum dan bidan
(perawat yang terlatih).
Pemberi pelayanan persalinan
dengan tindakan operasi adalah
dokter Sp,OG, dokter spesialis
anak, dokter spesialis anastesi

BBLR adalah bayi yang lahir dengan


berat
badan 1500 gr-2500 gr
Seksio cesaria adalah tindakan
persalinan
melalui pembedahan abdominal
baik elektif maupun
Keluarga berencana yang
menggunakan
metode operasi yang aman dan
sederhana pada alat reproduksi
manusia dengan tujuan
menghentikan fertilitas oleh tenaga
Proses konsultasi antara pasien
dengan bidan terlatih untuk
mendapatkan pilihan pelayanan KB
mantap yang sesuai dengan pilihan
status kesehatan pasien.
Kepuasan pelanggan adalah
pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan persalinan.

6. Pelayanan Intensif
No.
1.

2.

Indikato
r
Rata-rata pasien yang
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama <72 jam
Pemberi pelayanan unit
intensif

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
3% 3% 3% 3% 3% Jumlah pasien yang kembali
ke
perawatan intensif dengan
kasus yang sama <72 jam
dalam 1 bulan.
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah tenaga dokter Sp.An
dan
spesialis yang sesuai
dengan kasus yang
ditangani, Perawat D3
dengan sertifikat Perawat
Mahir ICU/setara yang
melayani pelayanan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien yang
dirawat di ruang intensif
dalam 1 bulan.

Defnisi Operasional
Pasien kembali keperawatan intensif
dari
ruang rawat inap dengan kasus yang
sama dalam waktu <72 jam

Jumlah seluruh tenaga dokter Pemberi pelayanan intensif adalah


dan perawat yang
dokter
melayani perawatan
Sp.An dan dokter spesialis sesuai
intensif
dengan kasus yang ditangani,
Perawat
D3
dengan
sertifikat
Perawat Mahir ICU/setara

7. Radiologi
No.
1.

Indikato
r
Waktu tunggu hasil
pelayanan thorax
foto

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
3% 3% 3% 3% 3% Jumlah kumulatif waktu
tunggu hasil pelayanan
thorax foto dalam satu
bulan.

Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang
difoto thorax dalam
bulan tersebut.

2.

Pelaksana ekspertisi
hasil pemeriksaan

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah foto rontgen yang


dibaca dan diverifikasi oleh
dokter Spesialis Radiologi
dalam 1
bulan.

Jumlah seluruh pemeriksaan


foto rontgen dalam 1
bulan.

3.

Kejadian
kegagalan
pelayanan
Kepuasan pelanggan

2%

2%

2%

2%

2%

Jumlah seluruh pemeriksaan


foto dalam 1 bulan

>80
%

>80
%

>80
%

>80
%

>80
%

4.

Jumlah foto rusak yang


tidak dapat dibaca dalam
1 bulan
Jumlah pasien yang
disurvei yang
menyatakan puas

Jumlah total pasien


yang disurvei (n
minimal 50)

Defnisi Operasional
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax
foto adalah tenggang waktu mulai
pasien di foto sampai dengan
menerima hasil yang sudah
diekspertisi
Pelaksana ekspertisi rontgen adalah
dokter Spesialis Radiologi yang
mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan foto
rontgen/hasil pemeriksaan radiologi.
Bukti pembacaan dan verifikasi
adalah dicantumkannya tanda
tangan dokter Spesialis Radiologi
pada
Kegagalan pelayanan rontgen
adalah kerusakan foto yang tidak
dapat dibaca
Kepuasan pelanggan adalah
pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan radiologi

8. Laboratorium Patologi Klinik


No.
1.

Indikato
r
Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
14
0
menit

14
0
men
it

14
0
meni
t

14
0
menit

14
0
meni
t

Pembilang
(numerator)
Jumlah kumulatif waktu
tunggu
hasil pelayanan
laboratorium pasien yang
disurvei dalam satu bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang diperiksa
di
laboratorium yang
disurvey dalam bulan
tersebut

Defnisi Operasional
Pemeriksaan laboratorium yang
dimaksud
adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium rutin dan kimia darah.
Waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium adalah
tenggang waktu mulai pasien diambil
Pelaksana ekspertisi laboratorium
adalah dokter spesialis patologi
klinik yang mempunyai kewenangan
untuk melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan laboratorium. Bukti
dilakukan ekspertisi adalah adanya
tandatangan pada lembar hasil
pemeriksaan yang dikirimk

2.

Pelaksana ekspertisi
hasil pemeriksaan
laboratorium

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah hasil lab. yang


diverifikasi hasilnya oleh
dokter spesialis patologi
klinik dalam satu bulan.

Jumlah seluruh
pemeriksaan
laboratorium dalam satu
bulan

3.

Tidak adanya kesalahan


penyerahan hasil
pemeriksa- an
laboratorium

Jumlah pasien yang


diperiksa di laboratorium
dalam bulan tersebut

Kesalahan penyerahan hasil


laboratorium adalah penyerahan
hasil laboratorium pada salah orang.

4.

Kepuasan pelanggan

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien


yang diperiksa
laboratorium dalam satu
bulan dikurangi jumlah
penyerahan hasil
laboratorium salah orang
dalam satu
bulanhasil
>80
>80
>80
>80% >80% Jumlah
kumulatif
%
%
%
penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei
(dalam prosen)

Jumlah total pasien


yang disurvei (n
minimal 50)

Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan laboratorium.

9. Rehabilitasi Medik
No.
1.

2.

3.

Indikato
r
Kejadian drop out pasien
terhadap
pelayanan
rehabilitasi yang
direncanakan.
Tidak adanya kejadian
kesalahan
tindakan
rehabilitasi
medik

Kepuasan pelanggan

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<50
%

<50
%

<50
%

<50
%

<50
%

Pembilang
(numerator)
Jumlah seluruh pasien yang
drop
out dalam 3 bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien yang di
program rehabilitasi
medik dalam 3 bulan

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien yang


deprogram rehabilitasi
medik dalam 1 bulan
dikurangi jumlah pasien
yang mengalami
kesalahan tindakan
rehabilitasi medik dalam 1
bulan.

Jumlah seluruh pasien yang


deprogram rehabilitasi
medik dalam 1 bulan

>80
%

Jumlah total pasien yang


disurvei (n minimal 50)

>80
%

>80
%

>80
%

>80
%

Jumlah kumulatif hasil


penilaian
kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam

Defnisi Operasional
Drop out pasien terhadap pelayanan
rehabilitasi yang direncanakan
adalah pasien tidak bersedia
meneruskan program rehabilitasi yang
direncanakan.
Kesalahan tindakan rehabilitasi medik
adalah memberikan atau tidak
memberikan tindakan rehabilitasi
medik yang diperlukan yang tidak
sesuai dengan rencana asuhan
dan/atau tidak sesuai dengan
pedoman/standar pelayanan
rehabilitasi medik.
Kepuasan pelanggan adalah
pernyataan
puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rehabilitasi medik.

10. Farmasi
No.
1.

2.

Indikato
r
Waktu tunggu pelayanan
obat jadi
Waktu tunggu pelayanan
obat racikan

3.

Tidak adanya kejadian


kesalahan pemberian
obat

4.

Kepuasaan pelanggan

5.

Penulisan resep
sesuai
formularium

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
<30
<30
<30
<30
<30% Jumlah kumulatif waktu
%
%
%
%
tunggu
pelayanan obat jadi pasien
yang disurvey
dalam
satu
<60
<60
<60
<60
<60% Jumlah
kumulatif
waktu
%

tunggu
pelayanan obat racikan
pasien yang disurvey
dalam satu bulan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh pasien
instalasi
farmasi
yang
disurvey
dikurangi jumlah pasien
yang
kesalahan
>80
>80
>80
>80
>80
Jumlahmengalami
kumulatif hasil
%
%
%
%
%
penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei
(dalam prosen)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah resep yang
diambil sebagai sample
yang sesuai formularium
dalam satu bulan.

Penyebut
(denominator)
Jumlah pasien yang disurvei
dalam bulan tersebut
Jumlah pasien yang disurvei
dalam bulan tersebut

Jumlah seluruh pasien


instalasi
farmasi yang disurvei

Defnisi Operasional
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
adalah
tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan
sampai
dengan
Waktu
tunggu resep
pelayanan
obat
racikan
adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat
racikan
Kesalahan pemberian obat meliputi :

Jumlah total pasien


yang disurvei (n
minimal 50)

Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan farmasi.

Jumlah seluruh resep yang


diambil sebagai sampel
dalam satu bulan (n
minimal 50)

Formularium obat adalah daftar obat


yang digunakan di rumah sakit.

11. Gizi
No.
1.

Indikato
r
Ketepatan waktu
pemberian
makanan kepada pasien

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
>90
%

>90
%

>90
%

>90
%

>20
%

>20
%

>20
%

Pembilang
(numerator)
>90% Jumlah pasien rawat inap
yang
disurvei yang mendapat
makanan tepat waktu dalam
satu bulan.
>20
Jumlah kumulatif porsi sisa
makanan dari pasien
%
yang disurvei

2.

Sisa makanan yang tidak


termakan oleh pasien

>20
%

3.

Tidak adanya kesalahan


dalam pemberian diet

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pemberian makanan


yang disurvei dikurangi
jumlah pemberian
makanan yang
salah diet.

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien rawat
inap yang disurvei

Jumlah pasien yang disurvei


dalam satu bulan
Jumlah pasien yang disurvei
dalam satu bulan

Defnisi Operasional
Ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien adalah ketepatan
penyediaan makanan, pada pasien
sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Sisa makanan adalah porsi makanan
yang
tersisa yang tidak dimakan oleh pasien
(sesuai dengan pedoman asuhan gizi
Kesalahan dalam memberikan diet
adalah
kesalahan dalam memberikan jenis diet

12. Transfusi Darah


No.
1.

Indikato
r
Pemenuhan kebutuhan
darah bagi setiap
pelayanan transfusi

2.

Kejadian reaksi transfusi

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah permintaan
kebutuhan darah yang
dapat dipenuhi dalam 1
bulan
<0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Jumlah kejadian reaksi
%
%
%
%
%
transfusi dalam satu bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh
permintaan darah
dalam 1 bulan
Jumlah seluruh pasien
yang mendapat transfusi
dalam satu bulan

Defnisi Operasional
Cukup jelas

Reaksi transfusi adalah Kejadian


Tidak Diharapkan (KTD) yang terjadi
akibat transfusi darah, dalam bentuk
reaksi alergi, infeksi akibat transfusi,
hemolisi akibat golongan darah tidak
sesuai, atau ganggu- an sistem imun
sebagai akibat pemberian transfusi
darah

13. Pelayanan Gakin


No.
1.

Indikato
r
Pelayanan terhadap
pasien
gakin yang datang ke RS
pada setiap unit

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien gakin yang
dilayani rumah sakit dalam
satu bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh pasien gakin
yang datang ke RS dalam
satu bulan.

Defnisi Operasional
Pasien keluarga miskin (gakin)
adalah pasien pemegang Kartu
Askeskin

14. Rekam Medik


No.
1.

2.

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Indikato
r
Kelengkapan pengisian
rekam medik 24 jam
setelah selesai
pelayanan

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah rekam medik yang
disurvei dalam 1 bulan yang
diisi lengkap

Penyebut
(denominator)
Jumlah rekam medik yang
disurvey dalam 1 bulan.

Kelengkapan
informed consent
setelah
mendapatkan
informasi yang jelas

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pasien yang


mendapat tindakan medik
yang disurvei yang
mendapat informasi
lengkap sebelum
memberikan persetujuan
tindakan medik dalam 1
bulan.
10
10
10
10
10 Jumlah kumulatif waktu
penyediaan rekam medis
menit men meni
menit meni
sampel rawat jalan yang
it
t
t
diamati

Jumlah pasien yang


mendapat tindakan medik
yang disurvei dalam 1
bulan

Total sampel penyediaan


rekam medis yang diamati
(n tidak kurang dari 100).

Dokumen rekam medis rawat jalan


adalah dokumen rekam medis pasien
baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik mulai dari pasien
mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.

15
menit

Total sampel penyediaan


rekam medis rawat inap
yang diamati

Dokumen rekam medis rawat inap


adalah
dokumen rekam medis pasien baru
atau pasien lama yang digunakan
pada pelayanan rawat inap. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap adalah waktu
mulai pasien diputuskan untuk rawat
inap oleh dokter

3.

Waktu penyediaan
dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan

4.

Waktu penyediaan
dokumen
rekam medik
pelayanan rawat
inap

15
men
it

15
meni
t

15
menit

15
meni
t

Jumlah kumulatif waktu


penyediaan rekam medis
sampel rawat inap yang
diamati

Defnisi Operasional
Rekam medik yang lengkap adalah,
rekam
medik yang telah diisi lengkap oleh
dokter dalam waktu <24 jam setelah
selesai pelayanan rawat jalan atau
setelah pasien rawat inap
diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien,
anamnesis,
rencana
asuhan
Informed
concent
adalah
persetujuan
yang diberikan pasien/keluarga
pasien atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.

15. Pengolahan Limbah


No.
1.

2.

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Indikato
r
Baku mutu limbah cair

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Hasil laboratorium
pemeriksaan limbah cair
rumah sakit yang sesuai
dengan baku mutu.

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh
pemeriksaan limbah cair

Pengolahan
limbah
padat
berbahaya
sesuai dengan aturan

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah limbah padat yang


dikelola sesuai dengan
standar prosedur
operasional yang diamati

Jumlah total proses


pengolahan limbah padat
yang diamati

Defnisi Operasional
Baku mutu adalah standar minimal
pada limbah cair yang dianggap aman
bagi kesehatan, yang merupakan
ambang batas yang ditolerir dan
diukur dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) 30
mg/l
COD (Chemical Oxygen Demand) 80
mg/l
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/l
Limbah padat berbahaya adalah
sampah pada akibat proses
pelayanan yang mengandung bahanbahan yang tercemar jasad renik
yang dapat menularkan penyakit
dan/atau dapat mencederai, antara
lain : 1. Sisa jarum suntik, 2. Sisa
ampul, 3. Kasa bekas
Pengolahan limbah padat berbahaya
harus dikelola sesuai dengan aturan
dan pedoman yang berlaku

16. Administrasi dan Manajemen


No.
1.

Indikato
r
Tindak lanjut
penyelesaian hasil
pertemuan tingkat
direksi

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Hasil
keputusan
pertemuan direksi yang
ditindaklanjuti
dalam
satu bulan

Penyebut
(denominator)
Total hasil keputusan yang
harus ditindaklanjuti dalam
satu bulan

Defnisi Operasional
Tindak lanjut penyelesaian hasil
pertemuan tingkat direksi adalah
pelaksanaan tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh peserta pertemuan
terhadap kesepakatan atau
keputusan yang telah diambil dalam
pertemuan tersebut sesuai dengan
permasalahan pada bidang
Laporan akuntabilitas kinerja
minimal 3 bulan sekali.

No.
2.

3.

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Indikato
r
Kelengkapan laporan
akuntabilitas kinerja

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Laporan
akuntabilitas
kinerja
yang
lengkap
dan
dilakukan minimal 3
bulan dalam satu tahun

Penyebut
(denominator)
Jumlah laporan akuntabilitas
yang seharusnya disusun
dalam satu tahun

Ketepatan waktu
pengusulan
kenaikan pangkat

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pegawai yang


diusulkan tepat waktu
sesuai periode kenaikan
pangkat dalam satu
tahun.
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pegawai yang
diusulkan tepat waktu
sesuai periode kenaikan
pangkat dalam satu
tahun.
>60
>60
>60
>60
>60
Jumlah karyawan yang
%
%
%
%
%
mendapat pelatihan
minimal 20 jam per tahun

Jumlah seluruh pegawai


yang seharusnya
diusulkan kenaikan pangkat
dalam satu tahun.

Jumlah pembelanjaan
operasional dalam satu
bulan

4.

Ketepatan waktu
pengurusan kenaikan
gaji berkala

5.

Karyawan
yang
mendapat
pelatihan
minimal
20
jam
pertahun

6.

Cost recovery

>40
%

7.

Ketepatan waktu
penyusunan
laporan
keuangan

8.

Kecepatan waktu
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap

9.

Ketepatan waktu
pemberian imbalan
(insentif) sesuai
kesepakatan waktu

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah laporan keuangan


yang diselesaikan sebelum
tanggal setiap bulan
berikutnya dalam tiga
bulan
>2
>2
>2
>2
>2
Jumlah kumulatif waktu
jam
jam
jam
jam
jam
pemberian informasi
tagihan pasien rawat inap
yang diamati dalam satu
bulan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah bulan dengan
kelambatan pemberian
insentif

>40
%

>40
%

>40
%

>40
%

Jumlah pendapatan
fungsional dalam satu
bulan

Defnisi Operasional
Akuntabilitas kinerja adalah
perwujudan
kewajiban rumah sakit untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan/ kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan melalui
pertanggung- jawaban secara
periodik.
Laporan
akuntabilitas
kinerja
Usulan kenaikan
pangkat
pegawai
dilakukan dua periode dalam satu
tahun yaitu bulan April dan
Oktober

Jumlah seluruh pegawai


yang seharusnya
diusulkan kenaikan pangkat
dalam satu tahun.

Usulan kenaikan berkala adalah


kenaikan gaji secara periodik sesuai
peraturan kepegawaian yang berlaku
(UU No. 8/1974, UU No. 43/1999)

Jumlah seluruh
karyawan di rumah
sakit

Pelatihan adalah semua kegiatan


peningkatan kompetensi karyawan
yang dilakukan baik dirumah sakit
ataupun di luar rumah sakit yang
bukan merupakan pendidikan
formal. Minimal per karyawan
20 jam per tahun.
Cost recovery adalah jumlah
pendapatan fungsional dalam
periode waktu tertentu dibagi
dengan jumlah pembelanjaan
operasional dalam periode waktu
Laporan keuangan meliputi
realisasi anggaran dan arus kas

Jumlah laporan keuangan


yang harus diselesaikan
dalam tiga bulan
Jumlah total pasien rawat
inap yang diamati dalam
satu bulan

Informasi tagihan pasien rawat


inap meliputi semua tagihan
pelayanan yang telah diberikan.

6 bulan

Insentif adalah imbalan yang


diberikan kepada karyawan
sesuai dengan kinerja yang dicapai
dalam satu bulan

17. Ambulans/Kereta Jenazah


No.
1.

2.

Indikato
r
Waktu pelayanan
ambulans/kereta jenazah

Kecepatan
memberikan
pelayanan
ambulans/kereta
jenazah di rumah sakit

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
24
jam

24
jam

24
jam

24
jam

24
jam

Pembilang
(numerator)
Jumlah hari dalam bulan
tersebut

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah penyediaan


ambulans/kereta jenazah
yang tepat waktu dalam 1
bulan

Penyebut
(denominator)
Instalasi gawat darurat

Jumlah seluruh
permintaan
ambulans/kereta jenazah
dalam satu bulan

Defnisi Operasional
Waktu pelayanan ambulans/kereta
jenazah adalah ketersediaan
waktu penyediaan
ambulans/kereta jenazah untuk
memenuhi kebutuhan
pasien/keluarga pasien
Kecepatan memberikan
pelayanan ambulans/kereta
jenazah adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan
ambulans/kereta jenazah diajukan
oleh pasien/keluarga pasien di
rumah sakit sampai tersedianya
ambulans/kereta jenazah.
Maksimal 30 menit.

18. Pemulasaraan Jenazah


No.
1.

Indikato
r
Waktu tanggap
pelayanan
pemulasaraan jenazah

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<2
jam

<2
jam

<2
jam

<2
jam

<2
jam

Pembilang
(numerator)
Total kumulatif waktu
pelayanan pemulasaraan
jenazah pasien yang
diamati dalam satu bulan

Penyebut
(denominator)
Total pasien yang diamati
dalam satu bulan

Pembilang
(numerator)
Jumlah laporan kerusakan
alat yang ditanggapi
kurang atau sama dengan
15 menit dalam satu
bulan.

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh laporan
kerusakan alat dalam satu
bulan

Defnisi Operasional
Waktu tanggap pelayanan
pemulasaraan jenazah adalah
waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan
jenazah mulai ditangani oleh
petugas.

19. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit


No.
1.

Indikato
r
Kecepatan waktu
menanggapi kerusakan
alat

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013
<2
jam

<2
jam

<2
jam

<2
jam

<2
jam

Defnisi Operasional
Kecepatan waktu menanggapi alat
yang rusak adalah waktu yang
dibutuhkan mulai laporan alat rusak
diterima sampai dengan petugas
melakukan pemeriksaan terhadap
alat yang rusak untuk tindak lanjut
perbaikan, maksimal dalam waktu 15
menit harus sudah ditanggapi.

No.
2.

3.

Target Tahunan
2009 2010 2011 2012 2013

Indikato
r
Ketepatan waktu
pemeliharaan alat

Pembilang
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah alat yang dilakukan
pemeliharaan (service)
tepat waktu dalam satu
bulan

Penyebut
(denominator)
Jumlah seluruh alat yang
seharusnya dilakukan
pemeliharaan dalam satu
bulan

Defnisi Operasional
Waktu pemeliharaan alat adalah waktu
yang menunjukkan periode
pemeliharaan/ service untuk tiap-tiap
alat sesuai ketentuan yang berlaku

Peralatan laboratorium
(dan alat ukur yang lain)
yang terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi

100% 100% 100% 100% 100% Jumlah seluruh alat


laboratorium yang dikalibrasi
tepat waktu dalam satu
tahun

Jumlah alat laboratorium


yang perlu dikalibrasi
dalam 1 tahun

Jumlah seluruh alat laboratorium


yang dikalibrasi tepat waktu dalam
satu tahun

Penyebut
(denominator)
Jumlah linen yang
seharusnya ada pada hari
sampling tersebut

Tidak ada

20. Pelayanan Laundry


No.
1.

2.

Indikato
r
Tidak adanya kejadian
linen yang hilang
Ketepatan waktu
penyediaan linen untuk
ruang rawat inap

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah linen yang
dihitung dalam 4 hari
sampling dalam satu
tahun
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah hari dalam satu
bulan dengan penyediaan
linen tepat waktu

Jumlah hari dalam satu bulan

Defnisi Operasional

Ketepatan waktu penyediaan linen


adalah ketepatan penyediaan linen
sesuai dengan ketentuan waktu yang
ditetapkan

21. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


No.
1.
2.

3.

Indikato
r
Tersedianya anggota tim
PPI
yang terlatih
Koordinasi APD (Alat
Pelindung Diri)

Kegiatan pencatatan dan


pelaporan infeksi
nosokomial di rumah
sakit

Target Tahunan
Pembilang
2009 2010 2011 2012 2013
(numerator)
75% 75% 75% 75% 75% Jumlah anggota tim PPI
yang sudah terlatih

Penyebut
(denominator)
Jumlah anggota tim PPI

75%

75%

75%

75%

75%

Jumlah instalasi
yang
menyediakan

Jumlah instalasi di rumah


sakit

75%

75%

75%

75%

75%

Jumlah instalasi yang


melakukan
pencatatan dan pelaporan

Jumlah instalasi yang


tersedia

Defnisi Operasional
Anggota Tim PPI yang telah
mengikuti diklat dasar dan diklat
lanjut PPI
Alat terstandar yang berguna untuk
melin- dungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung
dari penularan penyakit di RS seperti
masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boot dan gaun
Kegiatan pengamatan faktor resiko
infeksi
nosokomial, pengumpulan data (check
list)
pada instalasi yang tersedia di RS,

TABEL 2. PENCAPAIAN SPM RUMAH SAKIT PER TAHUN


1.

Pelayanan Gawat Darurat

No.
1.
2.

Jam buka pelayanan gawat darurat

Laporan Bulanan

3.

Pemberi pelayanan gawat darurat yang


bersertifikat yang masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS
Ketersediaan tim penanggulangan bencana

Kepegawaian

Hasil Survei

6.

Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat


darurat pelanggan pada gawat darurat
Kepuasan

7.

Kematian pasien <24 jam di gawat darurat

Rekam Medik

8.

Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat


ditenangkan dalam waktu 48 jam

Rekam Medik

9.

Tidak adanya pasien yang diharuskan


membayar
uang muka

Hasil Survei

4.
5.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

Indikat
or
Kemampuan menangani life saving anak dan
dewasa

Pembilan
g

Sumber Data
Rekam Medik di Gawat
Darurat

Penanggun
g
jawab

Instalasi gawat darurat


Hasil Survei

2. Pelayanan Rawat Jalan


No.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

1.

Indikat
or
Dokter pemberi pelayanan di Poliklinik Spesialis

2.

Ketersediaan pelayanan rawat jalan

3.

Ketersediaan pelayanan rawat jalan di RS Jiwa

Register rawat jalan

4.

Buka pelayanan sesuai ketentuan

Register rawat jalan

5.

Waktu tunggu di rawat jalan

Survei

6.

Kepuasan pelanggan pada rawat jalan

Survei

7.

Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani


dengan
Strategi DOTS

Register rawat jalan

Pembilan
g

Sumber Data
Register rawat jalan
poliklinik spesialis
Register rawat jalan

Penanggun
g
jawab

3. Pelayanan Rawat Inap


No.
1.
2.

Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

Rekam medik

3.

Ketersediaan pelayanan rawat inap

Register rawat inap

4.

Jam visite dokter spesialis

Survei

5.

Kejadian infeksi pasca operasi

Rekam medik

6.

Angka kejadian infeksi nosokomial

Survei

7.

Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang


berakibat kecacatan/kematian

8.

Kematian pasien >48 jam

Laporan
keselamatan
pasien
Rekam medik

9.

Kejadian pulang paksa

Rekam medik

10.

Kepuasan pelanggan rawat inap

Survei

11.

Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani


dengan
Strategi DOTS
Ketersediaan
pelayanan rawat di rumah sakit

Register rawat inap

12.
13.
14.
15.

yang
memberikan
jiwa gangguan jiwa
Tidak adanyapelayanan
kematian pasien
karena bunuh diri
Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa
tidak
kembali
dalam
perawatan
dalam
waktu jiwa
1 bulan
Lama hari
perawatan
pasien
gangguan

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

Indikat
or
Pemberi pelayanan rawat inap

Pembilan
g

Sumber Data
Kepegawaian

Register rawat inap


Register rawat inap
Register rawat inap
Register rawat inap

Penanggun
g
jawab

4. Bedah Sentral
No.
1.
2.

Kejadian kematian di meja operasi

Rekam medik

3.

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

Rekam medik

4.

Tidak adanya kejadian operasi salah orang

Rekam medik

5.

Tidak adanya kejadian salah tindakan pada


operasi
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda

Rekam medik

6.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

Indikat
or
Waktu tunggu operasi elektif

Pembilan
g

Sumber Data

Rekam medik

Penanggun
g
jawab

Rekam medik

asing pada tubuh pasien setelah operasi


7.

Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi


anantesi
dan salah penempatan endotracheal tube

Rekam medik

5. Persalinan dan Perinatologi (kecuali Rumah Sakit Khusus diluar Rumah Sakit Ibu dan Anak)
No.
1.
2.

Pemberi pelayanan persalinan normal

Rekam medik

3.

Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit

Rekam medik

4.

Pemberi pelayanan persalinan dengan


tindakan operasi

Rekam medik

5.

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr

Rekam medik

6.

Pertolongan persalinan melalui sectio caesaria

Rekam medik

7.

a. Keluarga Berencana (KB) Mantap

Rekam medik

b. Konseling KB Mantap

Rekam medik

Kepuasan pelanggan

Survei

8.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

Indikat
or
Kejadian kematian ibu karena persalinan

Pembilan
g

Sumber Data
Rekam medik

Penanggun
g
jawab

6. Pelayanan Intensif
No.
1.

Indikat
or
Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama <72 jam

2.

Pemberi pelayanan unit intensif

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Rekam medik

Penanggun
g
jawab

Kepegawaian

7. Radiologi
No.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

1.

Indikat
or
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

2.

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan

3.

Kejadian kegagalan pelayanan rontgen

Register Instalasi
Radiologi
Register Instalasi

4.

Kepuasan pelanggan

Radiologi
Survei

Pembilan
g

Sumber Data
Rekam medik

Penanggun
g
jawab

8. Laboratorium Patologi Klinik


No.
1.
2.

Indikat
or
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

3.

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan


laboratorium
Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil

4.

pemeriksaan
laboratorium
Kepuasan pelanggan

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei
Register laboratorium
Rekam medik
Survei

Penanggun
g
jawab

9. Rehabilitasi Medik
No.

2.

Indikat
or
Kejadian drop-out pasien terhadap
pelayanan rehabilitasi yang
direncanakan
Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan

3.

rehabilitasi
medik
Kepuasan pelanggan

1.

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Register Rehabiltasi
Medik

Penanggun
g
jawab

Rekam medik
Survei

10. Farmasi
No.
1.

Indikat
or
a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei

b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan

Survei

2.

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat

Survei

3.

Kepuasaan pelanggan

Survei

4.

Penulisan resep sesuai formularium

Survei

Penanggun
g
jawab

11. Gizi
No.

2.

Indikat
or
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada
pasien
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien

3.

Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet

1.

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei
Survei
Survei

Penanggun
g
jawab

12. Transfusi Darah


No.
1.

Indikat
or
Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan transfusi

2.

Kejadian reaksi transfusi

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei

Penanggun
g
jawab

Rekam medik

13. Pelayanan Gakin


No.
1.

Indikat
or
Pelayanan terhadap pasien keluarga miskin
yang datang ke rumah sakit pada setiap
unit pelayanan

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Register pasien

Penanggun
g
jawab

14. Rekam Medik


No.
1.
2.
3.

Indikat
or
Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei

Kelengkapan informed concent setelah


mendapatkan
informasi
yang jelas
Waktu penyediaan
dokumen rekam medik

Penanggun
g
jawab

Survei
Survei

pelayanan rawat jalan


4.

Waktu penyediaan dokumen rekam medik


pelayanan
rawat inap

Survei

15. Pengolahan Limbah


No.
1.
2.

Indikat
or
Baku mutu limbah cair
Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai
dengan

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Hasil pemeriksaan
Hasil pengamatan

Penanggun
g
jawab

16. Administrasi dan Manajemen


No.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

1.

Indikat
or
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi

2.

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Bagian Tata Usaha

3.

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Kepegawaian

4.

Kepegawaian

5.

Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji


berkala
Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20

6.

jam
pertahun
Cost recovery

Bagian Keuangan

7.

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

Bagian Keuangan

8.

Kecepatan waktu pemberian informasi


tentang tagihan pasien rawat inap

Hasil pengamatan

9.

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif)


sesuai kesepakatan waktu

Catatan bagian
keuangan

Pembilan
g

Sumber Data

Notulen rapat

Penanggun
g
jawab

Kepegawaian

17. Ambulans/Kereta Jenazah


No.
1.
2.

Indikat
or
Waktu pelayanan ambulans/kereta jenazah

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data

%
UGD

Kecepatan memberikan pelayanan


ambulans/kereta jenazah di rumah sakit

Penanggun
g
jawab

Catatan
penggunaan
ambulans

18. Pemulasaraan Jenazah


No.
1.

Indikat
or
Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Hasil pengamatan

Penanggun
g
jawab

19. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit


No.
1.

Indikat
or
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

2.

Ketepatan waktu pemeliharaan alat

3.

Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain)


yang
terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi.

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Catatan laporan
kerusakan alat

Penanggun
g
jawab

Register pemeliharaan
alat register
Buku

20. Pelayanan Laundry


No.
1.
2.

Indikat
or
Tidak adanya kejadian linen yang hilang

Target
Tahun

Pembilan
g

Pencapaia
n
Penyebut

Sumber Data
Survei

Penanggun
g
jawab

Survei

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk


ruang rawat inap

21. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


No.

Target
Tahun

Pencapaia
n
Penyebut

1.

Indikat
or
Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih

2.

Koordinasi APD (Alat Pelindung Diri)

Survei

3.

Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi


nosokomial di rumah sakit

Survei

Pembilan
g

Sumber Data
Tata Usaha

Penanggun
g
jawab

BAB IV PROSEDUR
PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT
A. Pelayanan Gawat Darurat
1.

Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa


Untuk mengetahui jumlah penanganan life saving yang mampu
ditangani di Unit Gawat
Darurat
(UGD)
maka
dibutuhkan
pengumpulan data di UGD dengan format seperti pada Tabel 3.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan
penanganan life saving di UGD adalah Kepala UGD.

data

Tabel 3. Jumlah Penanganan Life Saving di Unit


Gawat Darurat

2.

Jam buka pelayanan gawat darurat


Untuk mengetahui jumlah jam buka UGD Rumah
dibutuhkan pengumpulan data di UGD dengan format
Tabel 4. Untuk itu diperlukan penetapan oleh Direktur
tentang Jam Buka UGD.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan
jam buka
UGD Rumah Sakit adalah Kepala
UGD.

Sakit maka
seperti pada
Rumah Sakit
data jumlah

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
26

Tabel 4. Jumlah Jam Buka Unit Gawat Darurat

3.

Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang


bersertifkat
BLS/PPGD/GELS/ALS
Untuk mengetahui jumlah tenaga yang bersertifikat
BLS/ALS/PPGD/GELS di UGD, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 5.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data jumlah
tenaga ber- sertifikat UGD Rumah Sakit adalah Kepala Tata Usaha
Rumah Sakit.
Hal yang perlu diperhatikan pada indikator jumlah tenaga
bersertifikat di UGD Rumah Sakit ini adalah :
a. Semua tenaga yang bertugas di UGD ditetapkan melalui Keputusan
Direktur
Rumah Sakit.
b. Tenaga dimaksud adalah dokter, perawat dan bidan.
c. Fotokopi bukti sertifikat yang masih berlaku harus tersimpan di
UGD Rumah
Sakit.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
27

Tabel 5. Jumlah Tenaga Bersertifkat di UGD

4.

Ketersediaan Tim Penanggulangan


Bencana
Untuk mengetahui adanya Tim Penanggulangan Bencana di Unit
Gawat Darurat, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Tim Bencana di Unit Gawat Darurat

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
28

Struktur Tim Bencana di UGD

Penanggungjawab : Direktur Rumah Sakit


Ketua
: Kepala Unit Gawat Darurat
Sekretaris
: Kepala Tata Usaha
Anggota
1. Dokter spesialis
:
2. Dokter umum
:
3. Perawat UGD
:
4. Bidan UGD
:
5. Sopir ambulans
:
6. Apotek
:
7. Survailans rumah sakit
:
8. Sistem informasi dan
komunikasi
:
9. Kepala bangsal/perawatan
:
10. Brigade Siaga Bencana (jika
ada)
:
11. Security rumah sakit
:

Hal yang perlu diperhatikan pada indikator jumlah tenaga


bersertifikat UGD Rumah Sakit ini adalah :
a. Tim Bencana yang dibentuk harus ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit. b. Tim dimaksud telah mendapatkan pelatihan
ATLS/BTLS/PPGDT.
c. Fotokopi bukti sertifikat yang masih berlaku harus tersimpan di
UGD rumah
sakit
.
5.

Waktu tanggap pelayanan dokter di UGD


Untuk menghitung waktu tanggap pelayanan dokter di UGD, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang di UGD.
b. Petugas penilai
Petugas
yang
melakukan
perhitungan
waktu
tanggap
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
29

rumah sakit.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
30

c.

Prosedur perhitungan waktu tanggap


Perhitungan waktu tanggap dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.

Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tanggap


pelayanan dokter di UGD Rumah Sakit adalah Kepala UGD Rumah
Sakit.
Adapun format pengisian waktu tanggap pelayanan dokter di UGD
Rumah Sakit dapat dilihat pada pada Tabel 7.
Tabel 7. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter di UGD

6.

Kepuasan pelanggan pada Unit Gawat


Darurat
Untuk menghitung tingkat kepuasan pasien di UGD, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara
lainnya.
b. Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
31

c. Prosedur/tata cara survei


Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang
digunakan.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
32

7.

Kematian pasien 24 jam di Unit Gawat Darurat


Untuk mengetahui jumlah kematian 24 jam di UGD maka dibutuhkan
pengum- pulan data di UGD dengan format seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Kematian 24 Jam di UGD

8.

Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu 48 jam


Indikator ini bagi rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa
dan datanya dikumpulkan dengan menggunakan format seperti pada
Tabel 9.

9.

Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka


Untuk mengetahui data tidak adanya keharusan untuk membayar
uang muka di
UGD maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 10.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
33

Tabel 9. Jumlah Pasien Jiwa yang dapat Ditenangkan dalam Waktu


48 jam di UGD

Tabel 10. Jumlah Pasien yang Tidak Membayar Uang Muka di UGD

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
34

B. Pelayanan Rawat Jalan


1.

Pemberi pelayanan di Klinik Spesialis


Untuk mengetahui jumlah hari buka pelayanan Klinik Spesialis
(Poliklinik) Rumah
Sakit maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 11.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data hari
buka Klinik
Spesialis adalah Kepala Instalasi
Rawat Jalan.
Tabel 11. Jumlah Hari Buka Klinik
Spesialistik

2.

Ketersediaan pelayanan rawat jalan


Jumlah spesialis di rumah sakit disesuaikan dengan kelas rumah sakit
masing- masing sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
983 Tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum dan
Buku Pedoman Penyeleng- garaan Pelayanan di Rumah Sakit yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI Tahun 2007.
Adapun jenis pelayanan rawat jalan sesuai kelas rumah
sakit, yaitu :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Umum yang
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
35

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis


luas dan sub-spesialis luas.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
36

b.

Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang


mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurangkurangnya 14 spesialis dan 4 sub-spesialis.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan 2 pelayanan medis dasar
(dokter umum dan dokter gigi) dan 4 medis spesialis dasar dan 4
pelayanan spesialis penunjang, yaitu Spesialis Penyakit Dalam,
Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Bedah, Spesialis
Anak, Spesialis Anestesi, Spesialis Radiologi, Spesialis Patologi
Klinik dan Pelayanan Rehabilitasi Medik.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan 2 pelayanan medis dasar dan
2 pelayanan medis spesialis dasar.
Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat jalan rumah
sakit, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 12.
Tabel 12. Data Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan

3.

Ketersediaan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa


Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat jalan Rumah
Sakit Jiwa, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 13.
Jenis pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Jiwa, minimal terdiri dari :
a. Polik NAPZA
b. Polik Gangguan
Psikotik c.
Polik
Gangguan Neurotik d.
Polik Gangguan Organik
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
37

Tabel 13. Data Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit


Jiwa

4. Buka pelayanan rawat jalan sesuai ketentuan


Untuk menghitung waktu pelayanan rawat jalan maka diperlukan
penetapan waktu/jam buka pelayanan rawat jalan oleh Direktur Rumah
Sakit.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu
pelayanan rawat jalan adalah Kepala Tata Usaha Rumah Sakit.
5.

Waktu tunggu di Rawat Jalan


Untuk menghitung waktu tunggu pasien rawat jalan, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a.

Tatacara pengambilan sampel


Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang berobat rawat jalan.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
38

b.

Petugas penilai
Petugas
yang
melakukan
perhitungan
waktu
tanggap
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan waktu tanggap.
Perhitungan waktu tanggap dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.
Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tanggap
pelayanan dokter di UGD Rumah Sakit adalah Kepala Tata Usaha
Rumah Sakit.
Adapun format pengisian waktu tanggap pelayanan dokter di UGD
Rumah Sakit dapat dilihat pada pada Tabel 14.
Tabel 14. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
39

6.

Kepuasan pelanggan pada rawat jalan


Untuk menghitung tingkat kepuasan pasien rawat jalan, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b. Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit. c. Prosedur/tata cara survei
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur
yang telah ditetapkan sesuai metode survey yang digunakan.

7.

Pasien rawat jalan TB yang ditangani dengan Strategi DOTS


Untuk mengetahui jumlah pasien TB yang ditangani menggunakan
Strategi DOTS, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 15.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data pasien
rawat jalan penderita TB adalah Pengelola Program TB Rumah Sakit.
Tabel 15. Jumlah Pasien Rawat Jalan TB Menggunakan Strategi DOTS

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
40

C. Pelayanan Rawat Inap


1.

Pemberi pelayanan rawat inap


Untuk mengetahui jumlah dokter dan perawat di pelayanan rawat inap
rumah sakit, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 262 Tahun
1979 tentang Standarisasi Ketenagaan Rumah Sakit Pemerintah.
Perhitungan jumlah dokter dan perawat di pelayanan rawat inap
rumah sakit dilakukan sekali dalam 6 (enam) bulan.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data hari
buka klinik spesialis adalah Kepala Instalasi Rawat Inap.

2.

Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Untuk menghitung jumlah pasien yang mempunyai dokter sebagai
penanggung- jawab perawatan setiap pasien, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 16.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu
pelayanan rawat jalan adalah Kepala Instalasi Rawat Inap.
Tabel
16.
Jumlah
Mempunyai Dokter

Pasien

yang

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
41

3.

Ketersediaan pelayanan rawat inap


Jumlah spesialis di rumah sakit disesuaikan dengan kelas rumah sakit
masing- masing sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
983 Tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum dan
Buku Pedoman Penyeleng- garaan Pelayanan di Rumah Sakit yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI Tahun 2007.
Adapun jenis pelayanan rawat inap sesuai kelas rumah
sakit, yaitu :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis
luas dan sub-spesialis luas.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurangkurangnya 14 spesialis dan 4 sub-spesialis.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan 2 pelayanan medis dasar
(dokter umum dan dokter gigi) dan 4 medis spesialis dasar dan 4
pelayanan spesialis penunjang, yaitu Spesialis Penyakit Dalam,
Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Bedah, Spesialis
Anak, Spesialis Anestesi, Spesialis Radiologi, Spesialis Patologi
Klinik dan Pelayanan Rehabilitasi Medik.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan 2 pelayanan medis dasar
dan 2 medis spesialis dasar.
Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat jalan rumah
sakit, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 17.
Tabel 17. Data Ketersediaan Pelayanan
Rawat Inap

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
42

4.

Jam visite dokter spesialis


Untuk menghitung jam visite dokter spesialis maka diperlukan
penetapan waktu/
jam visite oleh Direktur Rumah Sakit dengan ketentuan waktu visite
pada jam
08.00
sampai
14.00.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu
pelayanan rawat jalan adalah Kepala Tata Usaha Rumah Sakit.

5.

Kejadian infeksi pasca operasi


Untuk menghitung jumlah kejadian infeksi pasca bedah, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 18.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu
pelayanan rawat inap adalah Kepala Instalasi Rawat Inap.

6.

Angka kejadian infeksi nosokomial


Penilaian angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Buku
Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI Tahun 2007.
Tabel 18. Data Kejadian Infeksi Pasca
Operasi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
43

Untuk menghitung angka kejadian infeksi nosokomial, maka hal


yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei.
b.
Petugas yang akan melakukan survei harus ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari laboratorium rumah sakit
atau komite/panitia tersendiri.
c. Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menghitung angka kejadian infeksi
nosokomial adalah prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode
survei yang digunakan.
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
Untuk menghitung jumlah kejadian infeksi pasca bedah, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 19.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu
pelayanan rawat jalan adalah Kepala Instalasi Rawat Inap.
Tabel 19. Data Tidak Terjadinya Pasien Jatuh yang Berakibat
Kecacatan/Kematian

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
44

8.

Kematian pasien >48 Jam


Untuk mengetahui jumlah kematian 48 jam di rawat inap rumah
sakit, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 20.
Tabel 20. Data Kematian 48 Jam Rawat Inap

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
45

9.

Kejadian pulang paksa


Untuk mengetahui jumlah kejadian pulang paksa di rawat inap rumah
sakit, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 21.
Tabel 21. Jumlah Pasien Pulang Paksa Rawat Inap

10. Kepuasan pelanggan rawat inap


Untuk menghitung tingkat kepuasan pasien rawat jalan maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b. Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah
sakit.
c. Prosedur/tata cara survei
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
46

digunakan.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
47

11. Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan Strategi


DOTS
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap penderita TB yang
ditangani dengan Strategi DOTS, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 22.
Tabel 22. Jumlah Pasien Rawat Inap TB Menggunakan Strategi DOTS

12. Ketersediaan pelayanan rawat di rumah sakit yang


memberikan pelayanan jiwa
Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat inap Rumah
Sakit Jiwa, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 23.
Jenis pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Jiwa, minimal terdiri dari :
a. Polik NAPZA
b. Polik Gangguan
Psikotik c.
Polik
Gangguan Neurotik d.
Polik Gangguan Organik

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
48

Tabel 23. Jenis Pelayanan Rawat Inap Jiwa

13. Tidak adanya kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh


diri
Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat inap Rumah
Sakit Jiwa, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 24.
Tabel 24 . Data Tidak Terjadinya Kejadian Kematian Pasien Gangguan
Jiwa Bunuh

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
49

14. Kejadian (re-admision) pasien gangguan jiwa tidak


kembali dalam perawatan dalam waktu 1 bulan
Untuk mengetahui data ketersediaan pelayanan rawat inap Rumah
Sakit Jiwa maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 25.
Tabel 25. Jumlah pasien gangguan jiwa yang tidak kembali
dirawat dalam waktu 1 bulan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
50

15. Lama hari perawatan pasien


gangguan jiwa
Untuk mengetahui lama perawatan pasien jiwa, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 26.
Tabel 26. Jumlah Minggu Rawat Pasien Jiwa

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
51

D. Bedah Sentral
1.

Waktu tunggu operasi elektif


Untuk mengetahui lama waktu tunggu untuk operasi elektif maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 27.
Operasi elektif yang dihitung adalah operasi elektif yang dilakukan
oleh semua spesialis yang melakukan operasi seperti Bagian Bedah,
Obgyn, THT, Mata dan lain-lain.
Tabel 27. Lama
Operasi Elektif

Waktu

Tunggu

Adapun
yang
bertanggungjawab
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah
Sentral.

untuk

mengumpulkan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
52

data

2.

Kejadian kematian di meja operasi


Untuk mengetahui jumlah kejadian kematian di meja operasi, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 28.
Kejadian kematian yang dihitung adalah kejadian kematian di meja
operasi yang dilakukan oleh semua spesialis yang melakukan operasi
seperti Bagian Bedah, Bagian Obgyn, THT, Mata, dan lain-lain.
Adapun
yang
bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah
Sentral.
Tabel 28. Jumlah Kejadian Kematian di
Meja Operasi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
53

3.

Tidak adanya kejadian operasi salah sisi


Untuk mengetahui tidak adanya kejadian operasi salah sisi, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 29.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.
Tabel 29. Data Tidak Terjadinya Operasi Salah Sisi

4.

Tidak adanya kejadian operasi salah orang


Untuk mengetahui tidak adanya kejadian operasi salah orang, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 30.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.

5.

Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi


Untuk mengetahui tidak adanya kejadian salah tindakan operasi,
maka dibutuh- kan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 31.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
54

tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
55

Tabel 30. Data Tidak Terjadinya Operasi Salah Orang

Tabel 31. Data Tidak Terjadinya Salah Tindakan pada Operasi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
56

6.

Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada


tubuh pasien setelah operasi
Untuk mengetahui tidak adanya kejadian tersebut, maka dibutuhkan
pengumpul- an data dengan format seperti pada Tabel 32.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.
Tabel 32. Data Tidak Terjadinya Benda Asing Tertinggal Pada Tubuh
Pasien

7.

Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi


anentesi dan salah penempatan endotracheal
tube
Untuk mengetahui jumlah pasien yang mengalami komplikasi akibat
anestesi, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 33.
Adapun yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala Instalasi Bedah Sentral.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
57

Tabel 33. Jumlah Komplikasi Anestesi

E.

Persalinan dan Perinatologi


Indikator pada Persalinan dan Perinatologi ini untuk Rumah Sakit Umum
dan Rumah
Sakit Ibu dan Anak
1.

Kejadian kematian ibu karena persalinan


Untuk menghitung angka kematian ibu karena perumah
sakitalinan maka terdapat ketentuan yang perlu diperhatikan adalah :
a. Kematian ibu melahirkan yang dihitung adalah kematian yang
disebabkan oleh perdarahan, pre-eklamsia, eklampsia, partus lama
dan sepsis.
b.

Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan,


semua skala persalinan dan nifas.
c. Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan
Trimester Kedua,
d. Pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari
tiga tanda, yaitu :
Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
Protein uria >5 gram/24 jam 3+/4- pada pemeriksaan kualitatif
Oedem tungkai
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
58

e.

Eklampsia adalah tanda pre-eklampsia yang disertai dengan


kejang dan atau penurunan kesadaran.
f. Sepsis
adalah
tanda-tanda
sepsis
yang
terjadi
akibat
penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani
dengan tepat oleh pasien atau penolong.
g. Jumlah standar kematian adalah pendarahan <1%, pre-eklampsia
<30% dan sepsis <0,2%.
Untuk menghitung jumlah kematian ibu ini maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 34.
Adapun
yang
bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data
tersebut adalah
Komite
Medik.
Tabel 34. Jumlah Kematian Ibu Karena
Persalinan

2.

Pemberi pelayanan persalinan normal


Untuk mengetahui jumlah tenaga kesehatan yang berkompetensi
memberikan pelayanan persalinan normal, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 35.
Adapun
yang
bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data
tersebut adalah
Kepala
Instalasi
Kamar
Bersalin.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
59

Tabel
35.
Jumlah
Persalinan Normal

3.

Pemberi

Pelayanan

Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit


Untuk mengetahui jumlah tim medis yang memberikan pelayanan
persalinan dengan penyulit maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 36.
Tabel 36. Pemberi
dengan Penyulit

Pelayanan

Persalinan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
60

Adapun struktur Tim Pelayanan Persalinan dengan Penyulit di


Rumah Sakit sebagai berikut :
Penanggungjawab
Sakit
Ketua
Kandungan

Direktur Rumah

Dokter

Anggota
1. Dokter umum
:
2. Bidan
:
3. Perawat (terlatih)
4.

Ahli

Kebidanan

dan

Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi


Untuk melakukan pelayanan persalinan dengan tindakan operasi maka
diperlukan tim medis yang terdiri dari dokter ahli kebidanan dan
kandungan, dokter ahli anak dan dokter ahli anestesi. Untuk
mengetahui jumlah tim medis yang memberikan pelayanan persalinan
dengan tindakan operasi, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 37.
Adapun Struktur Tim Pelayanan Persalinan Dengan Tindakan Operasi
di Rumah
Sakit
sebagai
berikut :
Penanggungjawab
Sakit
Ketua
Kandungan

:
:

Anggota
1. Dokter Ahli Anak :
2. Dokter Ahli Anestesi
2. Bidan
:
3. Perawat (terlatih) :

5.

Direktur Rumah
Dokter

Ahli

Kebidanan

dan

Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr


Untuk mengetahui jumlah BBLR yang telah ditangani, maka
dibutuhkan pengum- pulan data dengan format seperti pada Tabel 38.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
61

Adapun
yang
bertanggungjawab
tersebut adalah
Kepala
Instalasi
Anak
(Perinatologi).

untuk

mengumpulkan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
62

data

Tabel 37. Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Operasi

Tabel 38. Jumlah BBLR yang Berhasil Ditangani

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
63

6.

Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria


Untuk mengetahui jumlah sectio cesaria yang telah dilakukan, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 39.
Tabel 39. Jumlah Sectio Cesaria yang Dilakukan

7.

Keluarga Berencana
Untuk mengetahui jumlah peserta KB Mantap, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 40.

8.

Konseling KB Mantap
Untuk mengetahui jumlah konseling untuk peserta KB Mantap yang
dilakukan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 41.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
64

Tabel 40. Jumlah Peserta KB Mantap

Tabel 41. Jumlah Konseling KB Mantap

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
65

9.

Kepuasan Pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan persalinan, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan
digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment, atau cara lainnya.
b.
Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah
sakit.
c. Prosedur/tata
cara
survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.

E.

Pelayanan Intensif
1.

Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif


dengan kasus yang sama <72 jam
Untuk mengetahui jumlah pasien yang kembali ke ICU dengan kasus
yang sama pada <72 jam, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 42.
Adapun
yang
bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data
tersebut adalah
Komite
Mutu.
Tabel 42. Jumlah Pasien Kembali ke ICU <72 Jam Pada
Kasus Yang Sama

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
66

2.

Pemberi pelayanan unit intensif


Untuk mengetahui jumlah tenaga di Intensive Care Unit (ICU), maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 43.
Tabel 43. Jumlah Tenaga ICU

F.

Pelayanan Radiologi
1.

Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto


Untuk menghitung waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto, maka
hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.

Tatacara pengambilan sampel


Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara
random sampling pada hari yang sama atau pada hari yang
berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang untuk di foto thorax.
b. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan waktu tunggu ditetapkan
oleh Direktur
Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan waktu tanggap
Perhitungan waktu tanggap dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
67

perhitungan waktu tanggap.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
68

Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tunggu


ini adalah
Kepala Instalasi Radiologi.
Adapun format pengisian waktu tunggu pelayanan foto thorax rumah
sakit dapat dilihat pada pada Tabel 44.
Tabel 44. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto Thorax

2.

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan


Untuk mengetahui jumlah foto rontgen yang diperiksa dokter ahli,
maka dibutuh- kan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 45.

3.

Kejadian kegagalan pelayanan rontgen


Untuk mengetahui kejadian kegagalan pelayanan rontgen yang
dilakukan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 46.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
69

Tabel 45. Jumlah Hasil Pemeriksaan Foto Rontgen

Tabel 46. Jumlah Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
70

3.

Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan rontgen, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan,
Servqual, Quality
Function Deployment, atau cara
lainnya.

misalnya

b.

Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus ditetapkan


oleh Direk- tur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
c. Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.

G. Laboratorium Patologi
Klinik
1.

Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium


Untuk menghitung waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium maka
hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang untuk pemeriksaan laboratorium.
b. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan waktu tunggu ditetapkan
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan waktu tunggu
Perhitungan waktu tunggu dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.
Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tunggu
ini adalah
Kepala Instalasi Laboratorium.
Adapun format pengisian waktu tunggu Pelayanan Laboratorium
Rumah Sakit dapat dilihat pada pada Tabel 47.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
71

Tabel 47. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan


Laboratorium

2.

Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium


Untuk mengetahui jumlah pemeriksaan laboratorium yang diperiksa
dokter ahli Patologi Klinik, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 48.

3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan


laboratorium
Untuk mengetahui data tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 49.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
72

Tabel 48. Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Oleh Dokter Ahli

Tabel 49. Jumlah Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil


Laboratorium

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
73

4.

Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan laboratorium maka
hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b. Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus
ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah
sakit.
c. Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.

H. Rehabilitasi Medik
1.

Kejadian drop-out pasien terhadap pelayanan


rehabilitasi yang direncanakan
Untuk mengetahui data drop-out pasien terhadap pelayanan
rehabilitasi medik, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 50.
Tabel 50. Jumlah Drop-Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi
Medik

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
74

2.

Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik


Untuk mengetahui data tidak adanya kesalahan tindakan rehabilitasi
medik, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 51.
Tabel 51. Jumlah Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan
Rehabilitasi Medik

3.

Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan rehabilitasi medik,
maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya.
b.

Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus ditetapkan


oleh Direk- tur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
c. Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah
prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
75

I. Farmasi
1.

Waktu tunggu pelayanan obat jadi


Untuk menghitung waktu tunggu pelayanan obat jadi maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang untuk pemeriksaan mendapatkan
obat jadi.
b. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan waktu tunggu ditetapkan
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan waktu tunggu
Perhitungan waktu tunggu dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang
sama selalu dipakai selama melakukan perhitungan waktu
tanggap.
Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tunggu
ini adalah
Kepala Instalasi Farmasi.
Adapun format pengisian waktu tunggu pelayanan obat jadi rumah
sakit dapat dilihat pada pada Tabel 52.
Tabel 52. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
76

2.

Waktu tunggu pelayanan obat racik


Prosedur yang dilakukan untuk menilai waktu tunggu obat racik
sama dengan prosedur pada obat jadi.
Adapun format pengisian waktu tunggu pelayanan obat jadi rumah
sakit dapat dilihat pada pada Tabel 53.
Tabel 53. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racik

3.

Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Untuk mengetahui data tidak adanya kesalahan pemberian obat,
maka dibutuh- kan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 54.

4.

Kepuasan pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan farmasi, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
d. Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya
Servqual, Quality
Function Deployment atau cara
lainnya.
e.

Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus ditetapkan


oleh Direk- tur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi
rumah sakit.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
77

f.

Prosedur/tata cara survei.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
78

Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah


prosedur yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.
Tabel 54. Data Tidak Adanya Kesalahan Pemberian Obat

5.

Penulisan resep sesuai


formularium

Untuk menghitung penulisan resep sesuai formularium, maka hal


yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang datang untuk pemeriksaan mendapatkan
obat jadi.
b. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan waktu tunggu ditetapkan
rumah sakit.
c. Prosedur perhitungan
Perhitungan waktu tunggu dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang
sama selalu dipakai selama melakukan perhitungan waktu
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
79

tanggap.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
80

Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tunggu


ini adalah
Kepala Instalasi Farmasi.
Adapun format pengisian jumlah resep sesuai formularium di rumah
sakit dapat dilihat pada pada Tabel 55.
Tabel 55. Data Resep Sesuai Formularium

J.

Gizi
1.

Ketepatan waktu pemberian makan pada pasien


Untuk menghitung ketepatan waktu pemberian makan pada pasien,
maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara random sampling pada hari yang sama atau pada hari
yang berbeda. Sampel dapat juga diambil dengan menetapkan 50
pasien pertama yang diberikan makanan.
b. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan waktu pemberian makan
pada pasien ditetapkan rumah sakit.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
81

c.

Prosedur perhitungan
Perhitungan waktu tunggu dilakukan sekali setiap bulan untuk
sampel n=50 dengan menggunakan alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama melakukan
perhitungan waktu tanggap.

Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data waktu tunggu


ini adalah
Kepala Instalasi Gizi.
Adapun format pengisian ketepatan waktu ini dapat dilihat pada pada
Tabel 56.
Tabel 56. Data Ketepatan Waktu Pemberian Makan Pada Pasien

2.

Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien


Untuk mengetahui data makanan yang tidak termakan oleh
pasien, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 57.

3.

Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet


Untuk mengetahui data tidak adanya kesalahan pada pemberian
diet, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 58.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
82

Tabel 57. Data Porsi Makanan Yang Tidak Termakan Oleh Pasien

Tabel 58. Data Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Diet

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
83

K. Transfusi Darah
1.

Pemenuhan kebutuhan darah bagi pelayanan transfusi


Untuk mengetahui jumlah pemenuhan kebutuhan darah, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 59.
Tabel 59. Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Darah Bagi Pelayanan
Transfusi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
84

2. Kejadian reaksi transfusi


Untuk mengetahui jumlah kejadian reaksi transfusi, maka dibutuhkan
pengum- pulan data dengan format seperti pada Tabel 60.
Tabel 60. Jumlah Kejadian Reaksi Transfusi

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
85

L.

Pelayanan Keluarga Miskin (Gakin)

Pelayanan terhadap pasien keluarga miskin (gakin)


yang datang ke rumah sakit pada setiap unit pelayanan
Untuk mengetahui jumlah pelayanan gakin, maka
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 61.

dibutuhkan

Tabel 61. Jumlah Pelayanan Terhadap Gakin


Yang Datang

M. Rekam Medik
1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
Untuk mengetahui data kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah pelayanan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 62.
2. Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
Untuk menilai pelaksanaan informed consent pada pasien, maka hal
yang perlu diperhatikan adalah :
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
86

a. Persetujuan
dan
penolakan
tindakan
kedokteran
harus
berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun
2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
b.
Format persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran dapat
dilihat pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 115
Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Regionalisasi Sistem Rujukan
Rumah Sakit Di Provinsi Sulawesi Selatan.
c. Tatacara pengambilan sampel
Pengambilan sampel sebanyak 50 pasien (n=50) dapat dilakukan
dengan cara
random sampling pada hari yang sama atau pada hari yang
berbeda. d. Petugas penilai
Petugas yang melakukan perhitungan resep ditetapkan
rumah sakit. e. Prosedur perhitungan
Penilaian ketepatan pelaksanaan informed consent dilakukan
sekali setiap bulan untuk sampel n=50 dengan menggunakan
alat ukur yaitu stopwatch.
Diharapkan stopwatch yang sama selalu dipakai selama
melakukan penilaian tersebut.
f. Sebagai penanggungjawab untuk mengumpulkan data ini adalah
Kepala
Rekam Medik.
Adapun format penilaian pelaksanaan informed consent dapat dilihat
pada pada
Tabel 63.
Tabel 62. Jumlah Rekam Medik Lengkap 24 Jam Setelah Pelayanan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
87

Tabel 63. Jumlah Ketepatan Pelaksanaan Informed Consent

3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat


jalan
Untuk mengetahui waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 64.
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat
inap
Untuk mengetahui waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 65.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
88

Tabel 64. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik di Rawat Jalan

Tabel 65. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik di Rawat Inap

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
89

N. Pengolahan Limbah
1.

Baku mutu limbah cair


Untuk mengetahui data baku mutu limbah cair, maka dibutuhkan
pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 66.
Tabel 66. Data Pemeriksaan Baku Mutu Limbah Cair

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
90

2.

Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan


Untuk mengetahui data pengolahan limbah padat, maka dibutuhkan
pengumpul- an data dengan format seperti pada Tabel 67.
Tabel 67. Data Pengolahan Limbah Padat

O. Pelayanan Administrasi dan Manajemen


1.

Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi


Untuk mengetahui data tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 68.

2.

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja


Untuk mengetahui data kelengkapan akuntabilitas kinerja, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 69.

3.

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat


Untuk mengetahui data ketepatan waktu pengusulan kenaikan
pangkat, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 70.
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
91

Tabel 68. Data Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Direksi

Tabel 69. Data Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
92

Tabel 70. Data Ketepatan


Kenaikan Pangkat

4.

Waktu

Pengusulan

Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala


Untuk mengetahui data ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji
berkala, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 71.

5.

Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun


Untuk mengetahui data karyawan yang mendapat pelatihan
minimal 20 jam pertahun, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 72.

6.

Cost recovery
Cost recovery adalah nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa
besar kemampuan rumah sakit menutup biayanya (cost) dibandingkan
dengan peneri- maannya (revenue). Untuk mengetahui data cost
recovery, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 73.

7.

Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan


Untuk mengetahui data ketepatan waktu penyusunan laporan
keuangan, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
93

pada Tabel 74.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
94

Tabel 71. Data Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Gaji Berkala

Tabel 72. Data Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam per
Tahun

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
95

Tabel 73. Data Cost Recovery

Tabel 74. Data Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
96

8.

Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan


pasien rawat inap

Untuk mengetahui data kecepatan waktu pemberian informasi tentang


tagihan pasien rawat inap, maka dibutuhkan pengumpulan data
dengan format seperti pada Tabel 75.
Tabel 75. Data Kecepatan Waktu Pemberian Informasi
Tentang Tagihan
Pasien Rawat Inap

9.

Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai


kesepakatan waktu

Untuk mengetahui Data ketepatan waktu pemberian imbalan sesuai


kesepakatan waktu maka dibutuhkan pengumpulan data dengan
format seperti pada Tabel 76.
Tabel 76. Data Ketepatan Waktu Pemberian Imbalan Sesuai
Kesepakatan Waktu

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
97

P. Pemulasaraan Jenazah
1.

Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah


Untuk mengetahui data waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 77.
Tabel 77. Data Waktu Tanggap Pelayanan Pemulasaraan Jenazah

Q. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit


1.

Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat


Untuk mengetahui data kecepatan waktu menanggapi kerusakan
alat, maka di- butuhkan pengumpulan data dengan format seperti
pada Tabel 78.

2.

Ketepatan waktu pemeliharaan alat


Untuk mengetahui data ketepatan waktu pemeliharaan alat, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 79.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
98

Tabel 78. Data Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat

Tabel 79. Data Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
99

3.

Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang


terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan
kalibrasi
Untuk mengetahui data kalibrasi peralatan laboratorium, maka
dibutuhkan pengumpulan data dengan format seperti pada Tabel 80.
Tabel 80. Data Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
100

R. Pelayanan Laundry
1.

Tidak adanya kejadian linen yang hilang


Untuk mengetahui data tidak adanya kejadian linen yang hilang,
maka dibutuh- kan pengumpulan data dengan format seperti pada
Tabel 81.
Tabel 81. Data Tidak Adanya Kejadian Linen Yang Hilang

2.

Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap


Untuk mengetahui data ketepatan waktu penyediaan linen untuk
rawat inap, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 82.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
101

Tabel 82. Data Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Rawat Inap

S.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


1.

Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Untuk mengetahui data adanya Tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI), maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 83.

2.

Koordinasi Alat Pelindung Diri (APD)


Untuk mengetahui data adanya alat pelindung diri, maka dibutuhkan
pengum- pulan data dengan format seperti pada Tabel 84.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
102

Tabel 83. Data Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Tabel 84. Data Koordinasi Alat Pelindung Diri

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
103

3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di


rumah sakit
Untuk mengetahui kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 85.
Tabel 85. Data Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan Infeksi Nosokomial

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
104

BAB IV PENGEMBANGAN
KAPASITAS
Untuk mencapai target SPM Rumah Sakit yang telah ditetapkan setiap tahun,
maka pengembangan kapasitas harus dilakukan melalui peningkatan
kemampuan sistem, kelembagaan, SDM dan keuangan baik di tingkat
Pemerintah Daerah maupun di Kabupaten/Kota.
Olehnya itu, diperlukan perencanaan yang sistematik dalam rangka
pelaksanaan pengem- bangan kapasitas dimaksud yang didasarkan pada
masalah yang harus dipecahkan menyangkut pencapaian target disetiap
indikator SPM Rumah Sakit, yaitu :
a. Penyusunan regulasi pedoman setiap pelayanan, standar prosedur
operasional dan kebijakan internal rumah sakit.
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga yang memberikan
pelayanan di rumah sakit.
c. Peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana.
d.
Penyediaan anggaran untuk melaksanakan kegiatan point 1 dan 2
diatas melalui
APBD
masingmasing.

1.
Penyusunan
regulasi
Petunjuk teknis ini disusun sebagai penjelasan terhadap SPM Rumah
Sakit. Namun demikian, masih diperlukan penyusunan pedoman/standar
tersendiri untuk beberapa indikator SPM Rumah Sakit, seperti :
a. Pedoman pengukuran kepuasan
pasien b. Pedoman pengukuran
waktu tanggap
c. Standar
prosedur
operasional
Penetapan tersebut diperlukan dalam rangka keseragaman pengukuran
sehingga pengukuran indikator dimaksud memberikan hasil yang akurat
dan biasnya sedikit. Seperti diketahui bahwa survei/pengukuran dapat
memberikan hasil yang akurat jika instrumen yang dipakai yaitu cara
mengukur, alat ukur dan pengukurnya masing- masing sama.

2.
Peningkatan
kualitas tenaga

kuantitas

dan

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
105

Faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan mutu pelayanan


kesehatan adalah sumber daya manusia baik kuantitas maupun
kualitasnya. Dengan kata lain, pencapai- an indikator SPM Rumah Sakit
yang merupakan gambaran mutu rumah sakit sangat

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
106

dipengaruhi oleh seberapa besar intervensi yang dilakukan pada SDM


yang dimiliki rumah sakit.
Olehnya
itu,
perencanaan
terhadap
pencapaian
memperhitungkan keada- an SDM Rumah Sakit dari sisi :

SPM

harus

a.

Jumlah tenaga disetiap pelayanan yang diukur mutunya


atau pelayanan yang mempunyai indikator penilaian.
Untuk mendapatkan waktu tanggap dokter 5 menit di Pelayanan
UGD (Tabel 7)
misalnya, maka upaya yang dilakukan bukan semata-mata diarahkan
pada bagaimana agar dokter di UGD dipaksa untuk mencapai
target pelayanan
5 menit, namun upaya yang harus dilakukan adalah melakukan
perencanaan secara sistematik. Untuk mencapai waktu tanggap 5
menit maka yang harus
dianalisa penyebabnya adalah apakah jumlah dokter di UGD kurang
sehingga waktu tanggap lebih 5 menit. Olehnya itu, salah satu upaya
penting yang harus dilakukan untuk mencapai target SPM di UGD
adalah penambahan tenaga
dokter. Untuk mencapai target SPM di pelayanan lainnya, maka
pendekatan ini
harus
juga
dilakukan.
b.
Kualitas/kemampuan yang dimiliki tenaga di
rumah sakit
Untuk mencapai target adanya tenaga yang bersertifikat di UGD
(Tabel 4)
misalnya, maka upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan
bersertifikat bagi tenaga di UGD. Dengan demikian indikator jumlah
tenaga yang bersertifikat di UGD dapat dicapai. Untuk mencapai target
SPM di pelayanan lainnya, maka pendekatan ini harus juga dilakukan.

3.

Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana


Pemenuhan standar pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan fasilitas baik sarana maupun prasarana. Olehnya itu, untuk
mencapai target SPM Rumah Sakit di setiap pelayanan, maka
perencanaan pengadaan fasilitas harus dilakukan di setiap unit pelayanan.

4.

Penyediaan anggaran
Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan, penetapan,
pelaporan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
serta pengembangan kapasitas untuk mendukung penyelenggaraan SPM
Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
Selatan
107

Rumah Sakit dibebankan pada anggaran/APBD masing-masing.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
108

BAB
V
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH
SAKIT

Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di daerah melaksanakan


monitoring dan evaluasi atas penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit pada Kabupaten/ Kota serta Swasta.
Sedangkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit pada Pemerintahan Daerah
(Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan) dilakukan oleh Pemerintah dalam
rangka menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat.
Hasil monitoring dan evaluasi penerapan dan pencapaian Standar
Pelayanan Minimal
(SPM) Rumah Sakit dipergunakan
sebagai :
a. Bahan masukan perencanaan peningkatan mutu rumah sakit dalam
bentuk penca- paian SPM Rumah Sakit.
b.

Bahan pertimbangan dalam memberikan anggaran pengembangan


rumah sakit setiap tahun di daerah masing-masing.
c. Bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan
SPM Rumah Sakit, termasuk pemberian penghargaan bagi Pemerintah
Daerah yang berprestasi sangat baik.
Olehnya itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan perlu menyusun Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SPM
Rumah Sakit serta hal-hal lain yang bersifat koordinasi operasional yang
akan ditetapkan dalam Peraturan Gubernur.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
109

BAB
VI
PENUTU
P

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit pada hakekatnya merupakan


jenis-jenis pelayanan
rumah
sakit
yang
wajib
dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dan Kabupaten/Kota dengan standar
kinerja yang ditetapkan.
Penyusunan Petunjuk Teknis Penerapan SPM Rumah Sakit ini sebagai upaya
untuk memperjelas pelaksanaan SPM Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi
Selatan. Selain itu, petunjuk teknis ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta serta unsur terkait dalam melaksanakan
perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan rumah
sakit di Provinsi Sulawesi Selatan sesuai jenis, mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
Semoga Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit ini
bermanfaat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang
merupakan urusan wajib daerah.

GUBERNUR SULAWESI
SELATAN,

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, S.H.,


M.Si., M.H.

Juknis SPM Rumah Sakit Provinsi Sulawesi


Selatan
110

Anda mungkin juga menyukai