BAB II (Stroke)
BAB II (Stroke)
A. Stroke
1. Definisi
2. Klasifikasi
Stroke adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor atau yang
sering disebut multifaktor. Faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang tidak dapat
4. Diagnosis Stroke
a. CT scan
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan
stroke hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar
untuk menegakan diagnosis stroke. (Rahmawati, 2009)
10
mampu melihat adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam
setelah onset stroke non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan
medulla spinalis. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi
adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur.
Kelemahan lainnya adalah tidak bisa memeriksa pasien yang
menggunakan protese logam dalam tubuhnya, preosedur pemeriksaan
yang lebih rumit dan lebih lama, serta harga pemeriksaan yang lebih
mahal (Notosiswoyo, 2004).
6. Pemeriksaan Laboratorium
11
1. Definisi
2. Etiologi
12
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler, setiap
proses yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan suatu
kaskade iskemik, yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan
infark otak (Rahmawati, 2009).
a. Emboli
Sumber emboli dapat terletak di arteri karotis maupun vertebralis akan
tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskular sistemik (Mardjono,
1988).
1) Embolus yang dilepaskan oleh arteri karotis atau vertebralis,
dapat berasal dari plaque atherosclerotique yang berulserasi
atau thrombus yang melekat pada intima arteri akibat trauma
tumpul pada daerah leher.
2) Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada: Penyakit jantung
dengan shunt yang menghubungkan bagian
kanan dengan
b. Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah
besar (termasuk sistem arteri karotis dan percabanganya) dan pembuluh
darah kecil. Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik
13
3. Patofisiologi
14
15
C. Stroke hemoragik
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
16
Perdarahan
intraserebral
biasanya
timbul
karena
pecahnya
17
18
mengandung bahan yang lebih bersifat trombogenik, dan lebih mungkin untuk
terjadi agregasi dibandingkan dengan trombosit yang lebih kecil. MPV telah
ditemukan meningkat pada pasien dengan infark miokard dan penyakit
serebrovaskular (Berger et al, 2010).
1. Sistim Trombosit/Platelet
19
2. Adhesi Trombosit
3. Agregasi
20
yang
stabil
dan
inaktif.
Tromboksan
A2
juga
merupakan
21
4. Reaksi Pelepasan
22
5. Kaskade Koagulasi
23
6. Sistim Fibrinolisis
24
25
26
trombosit/platelet
dapat
berperan
untuk
menghentikan
menginduksi
pembentukan
agregat
trombosit
berikutnya.
27
28
stroke, MPV dan CRP lebih tinggi pada pasien stroke iskemik yang
meninggal dibandingkan pada pasien yang selamat dimana MPV dan CRP
ini mungkin merupakan indikasi tanda kematian pada pasien stroke
(Arikanogulu et al, 2013).