Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Cedera serebrovaskuler atau stroke terjadi akibat iskemik


atau perdarahan (Tambayong, 2000). Stroke dibedakan menjadi strokehemoragik yaitu adanya perdarahan
otak karena pembuluh darah yang pecah dan stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan
pada pembuluh darah otak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu tahun di sebuahrumah sakit di Amerika,
menyebutkan bahwa dari 757 pasien penderitastroke yang terdiri dari 41,9% stroke hemoragik dan 58,1%
strokeiskemik. Hal ini menunjukkan peningkatan angka penderita strokehemoragik yang sangat tinggi
bila dibandingkan pada tahun 1970 dan1980, yaitu 73% hingga 86% stroke iskemik daan 8% sampai 18%
strokehemoragik (Shiber dkk, 2008).Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di
negaramaju, setelah penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008).
Lajumortalitas pada stroke hemoragik sangat tinggi, pada perdarahanintraserebrum hipertensif
mendekati 50%, sedangkan untuk perdarahansubarakhnoid sekitar 50% pada bulan pertama setelah
perdarahan (Price,2006).Di Indonesia sendiri, stroke merupakan penyebab kematian dankecacatan
neurologis yang utama (Mansjoer, 2000). Kira-kira 200.000kematian dan 200.000 orang dengan gejala
sisa akibat stroke pada setiaptingkat umur, tetapi yang paling sering pada usia 75-85 tahun
(Muttaqin,2008).

Saat ini, stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namuncenderung menyerang generasi
muda yang masih produktif. Stroke jugatak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan, namun
juga dialamioleh warga pedesaan yang hidup dengan keterbatasan. Hal ini dapat terjadikarena life style
atau gaya hidup yang berhubungan dengan faktor pencetus stroke, seperti makan makanan yang
banyak mengandung lemakdan kolesterol tinggi serta malas berolahraga.

Mengingat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit stroke sangat berbahaya, maka penderita
stroke memerlukan penanganan dan perawatanyang bersifat umum, khusus, rehabilitasi, serta rencana
pemulangan klien.Usaha yang dapat dilakukan mencakup pelayanan kesehatan secaramenyeluruh, mulai
dari promotif, preventif, kuratif, sampai dengan rehabilitatif.
B. Rumusan Masalah
1.Apa saja yang menjadi konsep dasar dari penyakit Stroke?
2.Apa saja yang perlu diidentifikasi dalam konsep keperawatan pada pasien dengan Stroke?

C. Tujuan
1.Mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi konsep dasar dari penyakit Stroke
2.Mengidentifikasi hal-hal yang terdapat pada konsep keperawatan pada pasien dengan Stroke

D. Manfaat
1.Untuk MahasiswaMakalah ini dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam hal pemahaman
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke
2. Untuk Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk dapat menambahwawasan tentang Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Stroke.
3. Untuk Pembaca
Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan bagi para pembac
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR.

1. Pengertian
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berapa
defisit neurologis fokal dan atau globalyang 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematiandan semata-mata disebabkan oleh gangguan pendarahan darahotak nontraumatik (Arif
Mansjoer, 2000)
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilanganfungsi otak yang diakibatkan oleh
terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer C. Suzanne, 2001)
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilanganfungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002).
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yangterjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melaluisistem suplai arteri otak (Price & Wilson, 2006)
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darahke suatu bagian otak tiba-tiba
terganggu. Dalam jaringan otak,kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian
reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak(Wikipedia Indonesia, 2008)Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strokeatau cedera serebrovaskuler (CVA)
adalah defisit neurologis yangterjadi akibat terhentinya suplai darah ke otak yang dapat
berakibatkerusakan dan kematian sel-sel otak yang menimbulkan gejala klinisantara lain kelumpuhan
wajah atau anggota badan yang lain, gangguan sensibilitas, perubahan mendadak status mental,
gangguan penglihatandan gangguan bicara.Stroke dibedakan menjadi dua
yaitu stroke infark(nonhemoragik) dan stroke hemoragik.
Pada stroke infark , alirandarah ke otak terhenti karena arterosklerotik atau bekuan darah
yangtelah menyumbat suatu pembuluh darah, melalui prosesarterosklerosis..Kurangnya aliran darah
ke otak akan menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-
sel otak, kematian jaringan otak ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi yangdikendalikan oleh
jaringan tersebut.
2. Penyebab / Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan darisalah satu empat kejadian yaitu :
a) Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atauleher.
b) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain
c) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak.Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentiansuplai
darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir,
memori, bicara, atau sensasi.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:
a) Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,riwayat stroke, penyakit
jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
b) Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan
obat, kontrasepsi oral, dan hematokritmeningkat.

3. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksiaseperti yang terjadi pada stroke di
otak mengalami perubahanmetabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam
3sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang palingsering terkena ialah arteri
serebral dan arteri karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejasatau cedera pada otak melalui empat
mekanisme, yaitu :
a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitansehingga aliran darah dan
suplainya ke sebagian otak tidakadekuat, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-
perubahaniskemik otak.
b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornyadarah ke kejaringan (hemorrhage).
c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yangmenekan jaringan otak.
d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruanginterstitial jaringan otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran darah dan
baru setelah stenosis cukup hebat danmelampaui batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis
dancepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu areadimana jaringan otak normal
sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang
baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur- jalur anastomosis yang ada.
Perubahan awal yang terjadi pada korteksakibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna
darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri sertaarteriole. Selanjutnya akan
terjadi edema pada daerah ini.
Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsisehingga aliran darah mengikuti
secara pasif segala perubahan tekanandarah arteri. Berkurangnya aliran darah serebral sampai
ambangtertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadikerusakan jaringan secara
permanen.

4. Tanda dan Gejala / Manifestasi Klinis


Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006)tanda dan gejala penyakit stroke
adalah kelemahan atau kelumpuhanlengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya
sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitanmelihat pada satu atau kedua
mata, pusing dan pingsan, nyeri kepalamendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo),
sulitmemikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampumengenali bagian dari tubuh,
ketidakseimbangan dan terjatuh danhilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

5. Pengobatan
a) Membatasi atau memulihkan infark akut yang sedang berlangsungdengan menggunakan
trombolisis dengan rt-PA (recombinanttissue-Plasminogen Activator)
b) Mencegah perburukan neurologis :
1) Edema yang progresif dan pembengkakan akibat infark yaituterapi dengan manitol.
2) Ekstensi teritori infark yaitu dengan pemberian heparin.
3) Konversi hemoragik yaitu jangan memberikan antikoagulan
c) Mencegah stroke berulang dini yaitu dengan heparin.
B. KONSEP KEPERAWATAN1.

a. Pengkajiana.

Riwayat keperawatan
- Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakitkardiovaskuler, transient ischemic attacks (TIA)
- Merokok sigaret
- Menggunakan kontrasepsi oral
- Gangguan sensorik/motorik
- Gangguan penglihatan
b. Pemeriksaan fisik
- Tingkat kesadaran dan status mental
- Gangguan sensorik dan motorik
- Aphasia
- Penglihatan
- Fungsi saraf cranial
- Tanda-tanda vital
- Pemeriksaan darah (pembekuan darah, hitung sel darah,Trigliserida, kolesterol, gula darah)
- CT Scan, angiogram; EKG, EEG
- Kegemukan/obesitas
c. Psikososial
- Usia
- Jenis kelamin
- Sistem dukungan
- Gaya hidup
- Strategi koping yang biasa digunakan
- Pekerjaan
- Peran dan tanggung jawab selama ini
- Reaksi emosional terhadap penyakitnya
d. Pengetahuan klien dan keluarga tentang :
- Penyebab stroke
- Faktor resiko
- Prognosa
- Tingkat pengetahuan
- Kemampuan membaca dan belajar

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d aliran darah sekunder akibat peningkatan tekanan
intrakranial.
b. Gangguan komunikasi verbal b/d kehilangan kontrol otot facial atau oral
c. .Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuscular
d. Hambatan religiositas b/d penyakitnya,krisis akhir kehidupan

4. Intervensi Keperawatan
1. Dx. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d aliran darah sekunder akibat peningkatan tekanan
intrakranial
Tujuan : diharapkan perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
Kriteria Hasil :
- Klien tidak gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala,mual kejang
Intervensi
- Beri penjelasan klien/keluarga ttg sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya
- Beri klien bed rest total
- Observasi TTV
- Beri posisi kepala lebih tinggi dari letak jantung
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
2. Dx : Gangguan komunikasi verbal b/d kehilangan kontrol otot facial atau oral
Tujuan : Kerusakan komunikasi verbal klien teratasi
Kriteria hasil :
- Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan berkomunikasi
- Mampu berbicara yang koheren
- Mampu menyusun kata-kata
Intervensi :
- Kaji tipe/derajat disfungsi n
- Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
- Beri metode alternatif seperti menulis di papan tulis
- Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk ke ahli therapis

3. Dx : Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuscular


Tujuan : mobilisasi klien mengalami peningkatan atau perbaikan
Kriteria hasil :
- Mempertahankan posisi optimal
- Mempertahankan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang mengalami hemiparese.
Intervensi :
- Kaji kemampuan secara fungsional
- Ubah posisi minimal setiap 2 jam
- Latih rentang gerak /ROM
- Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ekstensi.

4. Dx : Hambatan religiositas b/d penyakitnya,krisis akhir kehidupan

Tujuan : Hambatan religiositas teratasi


Kriteria Hasil : - Klien dapat menjalankan ritual keagamaan dengan mudah dan tenang
-Klien bisa ikhlas menerima kondisi penyakitnya
Intervensi
- Beri kesempatan klien untuk menjalankan ritual keagamaannya dengan bimbingan keluarga
- Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan dan praktik
religius atau spiritual klien

- Beri prifasi agar klien dapat beribadah dengan tenang.


- Pendekatan dengan keluarga untuk mendatangkan tokoh agama atau orang yang dipercaya
klien untuk membimbing dalam beribadah

Anda mungkin juga menyukai