Askep Post Partum Normal (Kelompok)
Askep Post Partum Normal (Kelompok)
A. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta
sampai
dengan
minggu
(42
hari)
setelah
itu
(Hadijono,2008:356).
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2004:492).
Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan
segera setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali
B. Anatomi Fisiologis
Alat Reproduksi Bagian Dalam
Alat reproduksi bagian dalam wanita terdiri atas ovarium (kandung
telur), tuba fallopi atau oviduk (saluran telur), dan vagina (saluran kelamin).
1. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut,
yaitu tepatnya di sebelah kiri dan kanan daerah pinggang. Fungsi
ovarium ini untuk menghasilkan sel telur atau ovum dan hormonhormon kelamin wanita, seperti progesteron dan . Ovarium dilindungi
oleh suatu kapsul pelindung yang mengandung folikel-folikel. Setiap
folikel berisi sebuah sel telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan
sel-sel folikel. Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk
bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit, berguna sebagai
penyedia makanan dan pelindung bagi sel telur yang sedang mengalami
pematangan.
2. Tuba Fallopi
Tuba
fallopi
ini
merupakan
suatu
saluran
yang
lengkungan
yang
terletak
di
atas
ovarium,
yaitu perimetrium,
(tertanam).
Uterus
ini
merupakan
tempat
untuk
sebagai leher rahim adalah bagian paling bawah dan tersempit, yang
memanjang sampai vagina.
4. Vagina
merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk seperti
tabung dilapisi dengan otot yang arahnya membujur ke arah bagian
belakang dan atas. Bagian dinding vagina lebih tipis dibandingkan
dengan dinding rahim dan terdapat banyak lipatan-lipatan. Lipatanlipatan tersebut berguna untuk mempermudah jalannya proses kelahiran
bayi. Di samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang dikeluarkan
oleh
dinding
vagina
dan
sepasang
kelenjar
yang
dikenal
dengan
factor
hormonal,struktur
rahim,sirkulasi
dan
progesterone
masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3
jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
3. Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat
implantasi plasenta. Pada hari-hari pertama, endometrium setebal
12,5 mm akibat pelepasan desidua dan selaput janin
4. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea
rubra atau lochea cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
a) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
b) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
e) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah
berbau busuk.
f) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
5. Sistem Endokrin
Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen),
estrogen dan kortisol serta plasenta enzyme insulinase sehingga kadar
gula darah menurun pada masa puerperium. Kadar estrogen dan
progesteron menurun setelah plasenta keluar. Kadar terendahnya
dicapai kira-kira 1 minggu post partum. Penurunana ini berkaitan
dengan pembengkakan dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih
yang terakumulasi selama hamil. Pada wanita yang tidak menyusui
estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih
tinggi dari pada wanita yang menyusui pada post partum hari ke17.
6. Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluhpembuluh darah yang besar, karena setelah persalinan tidak
diperlukan lagi peredaran darah yang banyak. Bila pembuluh darah
5
laktogen
placenta
menurun
cepat,
keadaan
ini
yang
dengan
pembentukan
dan
pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan
pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi
yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron
merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron
merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas
dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang
merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah
reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting
susu oleh bayi. Rangsang ini
menghasilkan
oxtocin
yang
buah
dada
Penemuan normal
Penemuan abnormal
Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 3
hari post partum.
disebabkan
oleh
efek
dehidrasi
dari
b. Perubahan Psikologis
Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam
3 periode yaitu sebagai berikut :
1) Periode Taking In
a) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan.
b) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
c) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan
segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
d) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan
perubahan
tubuhnya.
e) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika
melahirkan secara berulang-ulang.
f) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan
tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.
g) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan
nutrisi,
dan
kurangnya
nafsu
makan
menandakan
Therapy
a. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
b. Memberikan antibiotik bila ada indikasi
G. Komplikasi
1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi).
2. Infeksi
a.
Endometritis (radang edometrium).
b.
Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus.)
c.
Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus).
d.
Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi,
e.
10
pemulihan
kondisinya
setelah
proses
persalinan
yang
mobilisasi
dini
adalah
melancarkan
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara
lain adalah
persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
c. Fisik
: tekanan darah, nadi dan suhu
11
d. Fundus uteri
e. Payudara
f. Patrun lochia
12
mengandung zat
menstruasi
sulit
13
6. Nyeri/ketidaknyamanan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
2. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses
menyusui.
3. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
4. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan
peristaltik, nyeri episiotomi, penurunan aktivitas.
6. Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi
tentang penanganan postpartum.
C. Intervensi Keperawatan
No.
Dx
Hasil
Setelah
Intervensi
Rasional
1. Mengidentifikasi
asuhan keperawatan
yang tepat.
2.
berkurang.
Kriteria hasil :
-
indikasi.
ibu mengatakan
nyerinya
sampai hilang.
tidak merasa
nyeri
yang dirasakan.
3. Memperlancar pengeluaran
mempercepat
saat
mobilisasi.
tanda
vital
dalam
lochea,
berkurang
-
mengalihkan
pada perineum.
5. Melonggarkan system saraf
perifer sehingga rasa nyeri
berkurang.
batas
normal . S = 37
C . N = 80
x/menit , TD =
120/80 mmHG ,
R = 18 20 x /
2
menit.
setelah
diberikan
asuhan keperawatan
mengidentifikasi kebutuhan
sebelumnya.
mencapai
kepuasan menyusui
Kriteria hasil
-
ibu
teknik menyusui.
mengungkapkan
proses
menyusui,
bayi
mendapat
ASI
Setelah
mencegah
luka/pecah
situasi
yang cukup.
3
dalam
3. Agar
kelembapan
pada
diberikan
asuhan keperawatan
16
diharapkan
infeksi
episiotomi.
dan
Dapat
dengan tepat.
2. Sarankan pada ibu agar mengganti
pembalut tiap 4 jam.
yang
lembab
banyak
darah
an teknik untuk
resiko
2. Pembalut
dan
mendemonstrasik
menurunkan
mengintervensi
menjadi
3. Pantau tanda-tanda vital.
tempat
berkembangbiaknya
infeksi,
kuman.
tidak
terdapat
tanda-
menandakan infeksi.
tanda infeksi.
5. Sarankan
ibu
membersihkan
4. Untuk
memperlancar
Setelah
dilakukan
tindakan
kemampuan
klien
dalam 1. Mengetahui
keperawatan
maka
kebutuhan ADL-nya
dapat
1. Kaji
terpenuhi
dengan
2. Bantu
klien
dalam
pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
kriteria
Klien
dapat
aktivitas
sehari-hari.
dalam perawatan.
memenuhi
kebutuhan
dan
sehari-hari tanpa
bantuan
hasil :
-
kemampuan
orang
lain, keadaan
bekerja
memenuhi
sama
kebutuhan
umum
baik, kekuatan
17
otot baik.
5
Setelah
diberikan
asuhan keperawatan
Diastasis
diharapkan
menurunkan
Gangguan eliminasi
teratasi.
berat
tonus
otot
Kritenia hasil :
-
recti
Klien
pengosongan.
secara
2. Hemoroid
verbal
akan
menyebabkan
mengatakan
mampu
BAB
normal
tanpa
keluhan
sesuai
pola.
gangguan
eliminasi.
peningkatan cairan.
3. Makanan tinggi serta dan
4. Anjurkan peningkatan aktivitas dan
ambulasi sesuai toleransi.
5. Kolaborasi
pemberian
peningkatan
cairan
merangsang eliminasi.
laksantif,
4. Membantu
peningkatan
peristaltik gastrointestinal.
5. Meningkatkan
kembali
untuk
ke
defekasi
kebiasaan
normal
dan
perianal
selama
pengosongan.
6
setelah
askep
diberikan
diharapkan
infeksi,
penyembuhan
istirahat, KB.
berperan
pada
yang
positif
pengetahuan
tentang
dini
ibu
perawatan
dan
bayi
bertambah
2. Berikan informasi tentang perawatan
Mengungkapkan
kebutuhan
mencegah
mempercepat
perubahan
Kriteria hasil :
-
1. Membantu
ibu
dan
adaptasi
fisik
dari
dan
emosional.
2. Menambah
ibu
tentang
pengetahuan
perawatan
18
bayi
3. Sarankan agar mendemonstrasikan
apa
yang
sudah
dipelajari.
yang
perlu
dilakukan
dan
alasannya
sehingga
bayi
tentang
apa
sudah dipelajari.
seperti perawatan
bayi, menyusui,
perawatan
perinium.
D. Implementasi
Implementasi adalah melaksanakan strategi dan kegiatan sesui dengan
rencana keperawatan. Dalam melaksanakan implementasi seorang perawat
harus mempunyai kemampuan kognitif. Proses implementasi mencakup
pengkajian ulang kondisi klien. Memvalidasi rencana keperawatan yang
telah disusun, menentukan kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan,
melaksanakan strategi keperawatan dan mengkomunikasikan kegiatan baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Didalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya pada klien post
partum perawat harus mampu bekerja sama dengan klien, keluarga serta
anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga asuhan keperawatan yang
diberikan dapat optimal dan komprehensif.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Evaluasi yang digunakan adalah SOAP. Evaluasi pada ibu post
partum meliputi : dimulainya ikatan keluarga, berkurangnya nyeri, ibu dapat
mencapai kepuasan menyusui, infeksi pada ibu tidak terjadi, kebutuhan
ADL-nya terpenuhi dengan baik, gangguan eliminasi teratasi dan
pengetahuan ibu dalam perawatan dini bayi dapat bertambah.
19
yang
A. IDENTITAS / BIODATA
: Ny. R. M
Nama Suami : Tn. I. D
: 25 Tahun
Umur
: 35 Tahun
: Gorontalo/Indonesia
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
: Islam
Agama
: Islam
: SD
Pendidikan
: SMP
: IRT
Pekerjaan
: Buru
: Titiwungen Selatan
Alamat Rumah : Titiwungen Selatan
:Telp
:-
Berat : 300
gram
: 25 Cm
Kelainan
:-
Perineum
: 2 jahitan simpul
Perdarahan
: Kala I
:10 ml
Kala IV : 50 ml
Tindakan lain
Jam
35
menit
Kala II :
Jam
menit
Dipimpin meneran :
Jam
menit
Kala III :
Jam
menit
Ketuban pecah :
jam
menit
B.B
: 2800
Kg
P.B : 49 Cm
minggu
Kontraksi uterus
: Baik, keras
Posisi uterus
: ditengah - tengah
Pengeluaran lochea warna : Agak kemerahan ( Lochia Rubra)
Jumlah : 50 cc
Bau : Anyir
Konsistensi : Encer
Perineum :
Keadaan
: Rupture tingkat 1I
Kebersihan : daerah perineum nampak kotor
Hemoroid
: Tidak ada
Kandung kemih : tidak ada distensi kandung kemih.
Ekstremitas : Oedema : tidak
Refleks : baik
6.
7.
8.
9.
Kemerahan: tidak
UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium :
Haemoglobin : 12,00 g/dl
Lekosit
: 10.000 10^3/ul
10^3/ul)
Limfosit
: 29 %
(Normal : 20 40 %)
Monosit
:4%
(Normal : 2 8 %)
Haemmotokrit : 37 %
(Normal : 35 47 %)
Eritrosit
: 4,52 10^3/ul
Trombosit
: 418,0 10^3/ul
22
C. ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
DS :
- Ibu mengatakan nyeri
pada daerah bekas
robekan perineum.
DO :
- Ada
bekas
luka
robekan perineum
- Luka perineum derajat
II, sudah dijahit dan di
rawat dengan kompres
bethadin.
- Nampak
meringis
pada saat bergerak.
- TFU : 2 jari dibawah
pusat.
Posisi : Ditengahtengah
Kontraksi : Baik,
keras
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20x/menit
S : 36 C
Post Partum
Masalah
keperawatan
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Robekan Perineum
( Terputusnya continuitas jaringan
perineum )
DS :
- Ibu mengeluh jam
tidurnya kurang yaitu
hanya 5 jam/24 jam.
- Ibu mengeluh sering
terbangun pada malam
hari, karena anaknya
sering
terbangun
untuk disusui atau
karena
popoknya
basah.
Post partum
Gangguan pola
istirahat (Tidur)
Perubahan psikis
DO :
23
Stress psikologis
Merangsang RAS
DS :
Post Partum
Klien mengatakan ia
merasa lemah.
Klien mengatakan ia
tidak dapat bergerak
Gangguan
Pemenuhan ADL
Proses Parenting
Mekanis
bebas.
Tak Terpenuhi
DO :
- Klien tampak lemah.
- Setiap aktivitas klien
tampak harus dibantu oleh
suami.
Kelemahan Fisik
Gangguan Pemenuhan ADL
- TTV :
TD
N
P
S
4
: 100/70 mmHg
: 80 x/menit
: 20x/menit
: 36 C
DS : -
Post Partum
Resiko infeksi
DO :
-
Kurangnya kebersihan
pada daerah perineum.
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
Robekan Perineum
( Terputusnya continuitas jaringan
perineum )
24
P
S
: 20x/menit
: 36 C
25
RM : 027493
: 25 Tahun
Tujuan dan
Intervensi
Kriteria Hasil
Setelah
1.
kebutuhan
tindakan
Implementasi
Evaluasi
Rabu,
Rabu, 10/12/2014
dan 10/12/214
20.00 WITA
keperawatan
jam
diharapkan nyeri
klien berkurang.
2. Untuk
mengalihkan
perhatian
atau
rasa
ibu
nyeri
mobilisasi
DS
indikasi.
Memperlancar
pengeluaran lochea,
mempercepat
15.25
2. Mengajarkan
klien
penggunaan
pernafasan
3.
S:
yang
untuk
sesuai
15.00
dan
dirasakan.
hasil :
Ibu
mengatakan
tekhnik
pernafasan
Jam
1. Mengidentifikasi
dilakukan
3x6
Hari/Tgl/
Rasional
dalam
tekhnik
atau
relaksasi -
yang tepat.
Hasil :
- Klien mulai mengerti cara
melakukan tehnik pernafasan
yaitu 0-10.
Nyeri terjadi
dibagian
luka perineum.
Klien mengatakan merasa
nyerinya mulai berkurang
26
nyerinya
berkuranng
pada daerah
4.
Lakukan perawatan
bekas
robekan
luka perineum.
perineum.
5.
DO
- Wajah ibu tidak
lagi
tampak
meringis
apabilah
bergerak.
- TTV
kembali
Observasi tanda
tanda vital klien.
involusi
dan
mengurangi
4. Untuk
mencegah 15.50
3. Memotivasi
untuk O :
mengetahui
Klien
tampak
melakukan
-
saraf
perifer
system
sehingga
melakukan
6. Melonggarkan
setelah
perineum.
terjadinya infeksi.
5. Untuk
segar
secara bertahap.
normal.
nyeri
dan
yang benar.
Mampu memposikan duduk
santai.
18.30
lahan
perineum.
Hasil :
tehnik
perlahan
dengan
meringis.
Klien sangat
wajah
antusias
dalam
ingin belajar.
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
R : 22 x/mnt
perawatan
27
dan
SB : 36,7 C
A : Masalah belum teratasi
5. Mengobservasi tanda tanda
19.00
vital klien.
Hasil :
P : Intervensi dilanjutkan
-
Menganjurkan
klien
TD : 100/70, N : 88, R : 22
SB : 36,7 C
perawatan
luka
perineum.
Melakukan
sesuai indikasi.
Observasi TTV klien.
mobilisasi
11/12/2014
20.30
O:
1. Mengkaji skala nyeri.
28
2. Menganjurkan
klien
Hasil
klien
melakukannya
mampu
sendiri
dengan
hati hati.
mampu
melakukannya
sendiri
klien
meringis.
TTV :
TD : 110/70 mmHG
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
SB : 36,2 C
A : Masalah teratasi
21.25
3. Menganjurkan
melakukan
mobilasi
atau
pergerakan.
Hasil
dengan
klien
melakukannya
baik
tanpa
wajah
meringis.
Jumat,
12/12/201
4
4. Mengobservasi TTV
29
06.00
Setelah
1. Kaji
dilakukan
perubahan
tindakan
istirahat klien.
pola
sebelum
keperawatan
3x6
jam 2.
Anjurkan
kepada
diharapkan pola
klien
istirahat
klien
terpenuhi.
Denga
hasil :
DS
-
kriteria
perubahan
untuk
tidur
untuk
pola
dan
tidur 10/12/201
sesudah 4
melahirkan.
2. Agar pola tidur
klien 15.10
dapat terpenuhi.
minuman
Rabu, 10/12/2014
dapat
meningkatkan
relaksasi
dengan
perasaan
Hasil
Klien
mengatakan
S:
-
Klien
mengatakan
mengikuti
akan
anjuran
tersebut.
sehari.
Ibu mengatakan
O:
-
30
jarang
terbangun
pada
malam hari.
DO :
Klien tidak
pucat lagi.
- Klien
nampak
segar.
-
untuk
menyusui
bayinya
atau
pada
sore
malam
hari
disusui.
nganggukkan
kepalah
saat
setuju.
-
terganggu
terpenuhi.
yang diberikan.
dan
untuk
16.00
berkurang
mengkonsumsi
suami
waktu
mulai
dan
serta
pertamanya
kunjungan
Pengunjung
hanya
anak
yang
sebelum tidur.
sakit.
mencobanya.
Klien
masih
tampak
teratasi
P : intervensi dilanjutkan.
bayi tidur.
mengikuti anjuran tersebut.
Masalah
sebagian.
Mengobservasi
apakah
rutin.
31
datang,
16.30
dengan
memberi
waktu kunjungan.
Hasil : Ibu mengatakan akan
memberi
pengertian
kepada
besuk
yang
sudah
ditetapkan.
11/12/2014
20.05
S:
Ibu mengatakan jam
tidurnya
sudah
mencukupi yaitu 6-8 jam
sehari.
32
jam sehari.
Klien
mengatakan
Ibu
sudah
jarang
terbangun pada malam
hari, sebab ada suaminya
dan
keluarga
yang
menemani
bergantian untuk
mengganti popok pada
malam hari.
telah
O:
- Klien tidak pucat lagi.
diberikan dan ibu merasa pola - Klien nampak segar
"
istihatnya menjadi baik.
A : Gangguan pola istirahat
(tidur) dapat teratasi.
mengikuti
anjuran
yang
P :
Intervensi dihentikan
3
Setelah
1. Kaji
dilakukan
klien
tindakan
memenuhi kebutuhan
memenuhi
keperawatan
sehari-hari.
kebutuhannya.
dalam
klien
dan
dapat 10/12/201
4
teratur
Rabu, 10/12/2014
membiasakan
20.00
1. Mengkaji kemampuan klien S:
14. 20
33
kebutuhan
kebutuhan
ADL-nya dapat
hari.
sehari-
klien
melakukan
aktivitas sehari-hari.
terbatas
terpenuhi
dalam
memenuhi
dapat
Klien
mengatakan
ia merasa
tidak lemah
lgi.
Klien
3. Anjurkan
untuk
keluarga 3. Keluarga
kooperatif
dalam perawatan.
dapat
BAK
memenuhi
klien
mempercepat
2. Membantu
14.40
dan
bergerak
bebas.
DO
-
Klien tampak
segar.
Klien dapat
klien
walau
proses
menyusui
O:
-
penyembuhan.
dan
bayinya.
dalam
hari.
berdiri,
BAK
menyusui
mengatakan
ia dapat
bergerak
ia
dengan kriteria
hasil :
membantu klien.
Klien mengatakan
3. Menganjurkan
16.05
untuk
kooperatif
keluarga
dalam
perawatan.
Hasil : suami klien mengatakan
akan membantu klien dalam
dan
bayinya
sendiri.
TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
R : 22 x/mnt
SB : 36,7 C
perawatan.
A : Masalah teratasi
P:-
34
melakukan
Intervensi dihentikan
aktivitas
sendiri.
- TTV normal.
Setelah
diberikan
bau,
tindakan
dan
keperawatan
kondisi
dengan tepat.
perineum.
diharapkan
infeksi pada ibu
tidak
terjadi.
jumlah)
jahitan
mengintervensi 4
14.50
mengganti
banyak
hasil :
berkembangbiaknya
DS : -
kuman.
perineum
tampak
infeksi.
suhu
menandakan
jam.
Hasil
ibu
16.15
perineum
keras.
2. Menyarankan pada ibu agar
>
Daerah
berbau
3. Peningkatan
38C
merahan
tempat
3. Pantau tanda-tanda
Daerah
S:-
vital.
kemerah
darah
Dengan kriteria
DO
ibu
mengangguk
nganggukkan
menandakan setuju.
nyaman
atau
kepalah
A : masalah teratasi
35
bersih.
TTV
kembali
normal.
4. Sarankan
ibu
P : intervensi dihentikan.
membersihkan
perineal dari depan
ke belakang.
4. Bantu
mencegah
kontaminasi
vital.
rektal
melalui vaginal.
19.00
TD : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
R : 22 x/mnt
SB : 36,7 C
4. Menyarankan
KOLABORASI
5. Kolaborasi dengan
dokter
pemberian
dalam
5. Untuk
Hasil TTV :
menghindari
terjadinya infeksi.
ibu
antibiotic.
depan ke belakang.
19.40
dalam
pemberian
antibiotic.
Hasil : obat antibiotic yang
diberikan adalah ceftriaxone 3x1
bentuk tablet.
36
37