Anda di halaman 1dari 71

STRUKTUR KAYU

BERDASARKAN STANDAR TATA CARA PERENCANAAN KONSTRUKSI KAYU UNTUK


BANGUNAN GEDUNG (SNI KAYU) TAHUN 2002

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
KALIMANTAN SELATAN
Arie Febry Fardheny, MT
afebry@teknikunlam.ac.id

SAMBUNGAN

PENAMPANG BERGANDA
TTerhadap
h d Sumbu
S b XX
A = (2b). H
Ix = (1/12) (2b) h^3

Terhadap Sumbu Y Y
A = (2b). H
Ix = (1/12) (2b)
(2b)^3
3

PENAMPANG BERGANDA

PENAMPANG BERGANDA

PENAMPANG BERGANDA
A = 4 b. h
Ix = 4 . (1/12) b. h^3

4
4

PENAMPANG BERGANDA

PENAMPANG BERGANDA

CONTOH 1

CONTOH SOAL (a)

CONTOH SOAL (b)

CONTOH 2

SAMBUNGAN

Terdiri dari 2 Jenis yaitu :


Sambungan

Mekanis

Sambungan

Sambungan

yang hanya menggunakan material kayu.


kayu

Non Mekanis (Baut, Paku dan Pasak)

Sambungan

yang menggunakan tambahan

SAMBUNGAN

Tujuan Sambungan :
Menyambung

2 Batang Kayu menjadi satu


Memperbesar penampang kayu
Estetika
Kemudahan Pelaksanaan

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

APLIKASI SAMBUNGAN PENAMPANG

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Menerus

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Tegak Lurus

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Menyudut

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Kombinasi

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Tegak Lurus

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan Gigi Tunggal dan Ganda

SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan pada komponen struktur kayu atau dari satu komponen struktur
k
kayu
k komponen
ke
k
struktur
t kt kau
k lainnya
l i
t di i atas
terdiri
t elemen
l
penyambung
b
(pelat buhul, pelat penyambung, pelat pengikat, siku dan pelat pendukung)
dan alat sambung (cincin belah, pelat geser) atau alat pengencang (paku,
jjepretan,
p
,p
pasak,, sekrup,
p, baut,, sekrup
p kunci,, dan sistem alat p
pengencang
g
g
sejenis).
Sambungan harus direncanakan sedemikian sehingga:
Zu < z Z
Z
dimana Zu adalah tahanan perlu sambungan, adalah faktor waktu yang
berlaku sesuai dengan Tabel 6.3-2, z = 0,65 adalah faktor tahanan
sambungan, dan Z
Z adalah tahanan terkoreksi sambungan

Faktor Koreksi Sambungan


Kondisi
Terkoreksi =

Kondisi
Acuan x

Z =
Zw =

Z
Zw

Z =
Zw =

Z
Zw

FK Diafragma

FK Aksi
Kelompok

FK Geometri

Paku,
pasak

Cdi

FK Kedalaman
Penetrasi

FK Serat
Ujung

Cd

Cog
Ceg

Cd

Ceg

Cd

Ceg
Ceg

FK Pelat
Sisi

Cm
Cm

Sekrup

Z =

Cg

Z =
Zw =

Z
Zw

Cg

Z// =
Z =

Z// =
Z =

Cg
Cg

Baut
C
Sekrup kunci
kunci,
pen
C
Pelat geser,
cincin belah
C
C

Cd
Cd

FK Paku
Miring

Cst

SAMBUNGAN MEKANIS

Desain Sambungan Gigi Tunggal


Pada sambungan gigi tunggal, dalamnya gigi, tm,
tidak boleh melebihi sesuatu batas, yaitu (lihat
Gambar C1) tm < 1/3 h, yang mana h adalah
tinggi komponen struktur mendatar. Panjang kayu
muka lm harus memenuhi lm > 1,5
, h,, tetapi
p jjuga
g lm
> 200 mm.

SAMBUNGAN MEKANIS
Tahanan geser pada bagian kayu muka dapat dihitung sebagai berikut,

N u cos v

lmbFv'
1 + 0 ,25

lm
em

Nu

adalah gaya tekan terfaktor,

adalah sudut antara komponen struktur diagonal terhadap komponen struktur mendatar,

adalah faktor tahanan (lihat tabel di depan)

adalah faktor waktu (lihat tabel di depan)

lm

adalah panjang kayu muka,

adalah lebar komponen struktur mendatar,

Fv

adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi,

em

adalah eksentrisitas pada penampang neto akibat adanya coakan sambungan.

SAMBUNGAN GIGI TUNGGAL

tm
em

Lm

SAMBUNGAN MEKANIS
Langkah Perhitungan :
1. Tentukan tm (tm 1/3 h) ambil tm = 1/3 h
2. Tentukan lm dengan syarat
lm 1.5 h atau lm 200 mm (ambil yang terbesar )
3. Hitung Kekuatan Geser
N u cos v

lmbFv'
1 + 0 ,25

lm
em

Contoh Soal
RRencanakanlah
k l h Sambungan
S b
Gi i
Gigi
Tunggal dengan Sudut 40 derajat ,
Grade Kayu E 15 dengan ukuran
Ka yang
Kayu
ang akan menumpu
men mp
berukuran :
H = 120 mm
B = 80 mm
Gaya Tekan = 40 KN

Jawab :
1. Menentukan tm
tm = 1/3 h = 1/3 . 120 = 40 mm
2. Menentukan lm
lm = 1.5 h = 1.5 x 120 = 180 mm
lm = 200 mm
diambil 200 mm
3 Cek Gaya Geser

Contoh Soal

Data Grade E 15

Fv = 5.1 Mpa

v (tekan ) = 0.9
= 0.8 ((ruang
g umum))

Perhitungan Geser :
Nu cos = 40000 . Cos 40 = 30641 N
Menghitung em (eksentrisitas)
em = h tm = .120 . 40 = 40 mm

lm bFv'
1 + 0,25

lm
em

= (0.8) x(0.9) x

Nu cos > NOT OK

200.(80).(5.1)
= 26112
200
1 + 0.25
40

Contoh Soal

Untuk itu lm akan direvisi

Direvisi menjadi

Lm = 300 mm

lmbFv'
1 + 0,25

lm
em

= (0.8) x(0.9) x

Nu cos < OK

300.(80).(5.1)
= 30653.2
300
1 + 0.25
40

SAMBUNGAN MEKANIS

Desain Sambungan Gigi Majemuk

Pada sambungan gigi majemuk, terdapat dua gigi dan dua panjang muka
yang masing-masing diatur sebagai berikut (lihat Gambar C2),
dalamnya gigi pertama,
tm1 > 30 mm
dalamnya gigi kedua,
tm2 > tm1 + 20mm, namun tm2 < 1/3 h
panjang kayu muka pertama, lm1 > 200 mm dan lm1 > 4 tm1
yang
ya
g mana
a a h ada
adalah
a tinggi
gg komponen
o po e sstruktur
u u mendatar.
e da a .

SAMBUNGAN MEKANIS

Tahanan geser pada bagian


kayu muka yang pertama
dihitung sebagai berikut,

1,25 N u cos

Fm1
lm1bFv'
v
l
Fm1 + Fm 2
1 + 0 ,25 m1
em1

dan, tahanan geser pada bagian


kayu muka yang kedua dihitung
berikut ini,

N u cos v

lm 2bFv'
l
1 + 0 ,25 m
em

Nu

Im
Im1
Im2
Fm

adalah g
gaya
y tekan terfaktor,,
adalah sudut antara komponen
struktur diagonal terhadap
komponen struktur mendatar,
adalah faktor tahanan
adalah faktor waktu
adalah panjang kayu muka rerata,
adalah panjang kayu muka yang
pertama,
adalah panjang kayu muka yang
kedua,
adalah luas bidang tumpu

SAMBUNGAN MEKANIS

em adalah eksentrisitas rerata pada penampang neto akibat


adanya
d
coakan
k sambungan,
b
em1 adalah eksentrisitas bagian kayu muka pertama pada
penampang neto akibat adanya coakan sambungan,
Fm1 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang pertama,
Fm2 adalah luas bidang tumpu bagian kayu yang kedua,
b
adalah lebar komponen
p
struktur mendatar,,
Fv adalah kuat geser sejajar serat terkoreksi.

S b
Sambungan
gigi
i i majemuk
j
k hanya
h
di j k digunakan
dianjurkan
di
k bila
bil > 45.
45

GIGI MAJEMUK
tm1
tm2

em1
em

lm1

lm2

SAMBUNGAN MEKANIS
Langkah
g
Perhitungan
g :
1. Tentukan tm1 (tm1 30 mm)
2. Tentukan tm2
tm 2 tm1 + 20
tm2 1/3 h
ambil yang terkecil
3. Tentukan lm1 dengan syarat
Lm1 200 mm
lm1 4 tm
4. Tentukan lm2
lm 2 2. lm1

Hitung Geser Muka 1


Fm1
lm1bFv'
1,25 N u cos
v
l
Fm1 + Fm 2
1 + 0 ,25 m1
em1
Dan Geser Muka 2

lm 2bFv'
N u cos v
l
1 + 0 ,25
25 m
em

Contoh Soal

Rencanakanlah
Sambungan Gigi
Tunggal dengan Sudut
60 derajat , Grade
Kayu E 15 dengan
ukuran Kayu yang akan
menumpu berukuran :
H = 120 mm
B = 80 mm

Gaya Tekan = 40 KN

1. Menentukan tm1 = 30 mm
1
2. Menentukan tm2
1. Tm2 = 20 + 20 = 40 mm
2. Tm2 = 1/3 h = 1/3 . 120 = 40 mm
Tm2 = 40 mm
3. Menentukan lm1
1. Lm1 = 200 mm
2. Lm1 = 4.40 = 160 mm
Lm1 = 300 mm
4. Menentukan lm2
lm2 = 2. 300 = 600 mm

Contoh Soal

Cek Geser Muka 1


1,25 N u cos

Fm1
lm1bFv'
v
l
Fm1 + Fm 2
1 + 0 ,25 m1
em1

FFm1
1 = b.
b tm1
1 = 80x30
80 30 =240
240
mm
Fm2 = b . Tm2 =
80x 40 = 320

1,25 N u cos

Fm1
240
= (1.25) x(40000). cos(60)
= 10714
Fm1 + Fm 2
(240 + 320)

lm1bFv'
300.80.(5.1)
= (0.8)(0.9)
= 33006
300
l
1 + 0.25
1 + 0,25 m1
45
em1

OK

Cek Geser Muka 2


lm 2bFv'
N u cos v
l
1 + 0,25 m
em

em1 = 1/2h-1/2tm1 = 45 mm

N u cos = 40000. cos(60) = 20000

em =1/2
/2 h tm2
2 = 40

lm 2bFv'
600.80.(5.1)
v
= (0.8).(0.9)
= 37106
lm
600
1 + 0,25
1 + 0.25
40
em

OK

SAMBUNGAN NON MEKANIS

SAMBUNGAN BAUT
SAMBUNGAN PAKU
SAM NGAN PASAK
SAMBUNGAN
ASA
Ketentuan

berikut ini berlaku untuk perencanaan


sambungan menggunakan alat pengencang dari jenis
pasak baja termasuk baut, sekrup kunci, pen, dan
pasakk berdiameter
b di
6 3 mm < D < 25 mm
6,3

SAMBUNGAN BAUT
Kelemahan
K
l
h Baut
B
:
Efisiensi Rendah
Deformasi Besar

SAMBUNGAN BAUT
LLubang
b
penuntun
t harus
h
dib t
dibuat
dengan seksama.
Untuk baut, lubang penuntun tidak
boleh lebih besar daripada
D + 0,8 mm bila D < 12,7 mm,
D + 1,6 mm bila D > 12,7 mm.
Lubang penuntun untuk pen harus
dibuat antara D hingga (D 0,8
mm), dimana D adalah diameter pen

Lubang penuntun untuk sekrup kunci harus dibor dengan cara


sebagai berikut:
Lubang untuk daerah tak berulir harus memiliki
diameter yang sama dengan diameter batang takberulir dan kedalaman yang sama dengan daerah takberulir.
Lubang
L b
penuntun
t
untuk
t k daerah
d
h berulir
b li harus
h
memiliki
iliki
panjang minimum sepanjang batang berulir dari sekrup
kunci dan berdiameter sama dengan fraksi diameter
batang berulir berikut ini:
G > 0,60
0 60
0,50 < G < 0,60
G < 0,50

= (0,65)
(0 65) D hingga
hi
(0 85) D
(0,85)
= (0,60) D hingga (0,75) D
= (0,40) D hingga (0,70) D

dimana G adalah berat jenis kayu dan D adalah diameter


batang berulir dari sekrup kunci.

SAMBUNGAN BAUT

Bila baut atau kepala sekrup kunci atau mur menumpu pada material kayu atau material yang berasal dari
kayu maka harus dipasang ring standar,
kayu,
standar pelat baja,
baja atau jenis ring baja lainya di antara material kayu
tersebut dan kepala baut atau kepala sekrup kunci atau mur. Diameter luar minimum ring harus 2,5 kali
diameter batang baut atau sekrup kunci. Ketebalan minimum ring adalah 3,2 mm.

SAMBUNGAN BAUT

SAMBUNGAN BAUT
Beban Sejajar Arah Serat
Jarak Tepi (bopt)
Im / D < 6 (lihat Catatan 1)
Im / D > 6
Jarak Ujung (aopt)
Komponen Tarik
Komponen Tekan
S
Spasi
i ((sopt)
Spasi dalam baris alat pengencang
Jarak antar baris alat pengencang
Beban Tegak Lurus Arah Serat
Jarak Tepi (bopt)
Tepi yang dibebani
Epi yang tidak dibebani
Jarak Ujung (aopt)
Spasi (sopt)
Spasi dalam baris alat pengencang
Jarak antar baris alat pengencang:
Im / D < 2
2 < Im / D < 6
Im / D > 6

Ketentuan Dimensi Minimum


1,5 D
yang terbesar dari 1,5 D atau jarak antar
baris alat pengencang tegak lurus serat
7D
4D
4D
1,5 D < 127 mm (lihat Catatan 2 dan 3)
Ketentuan Dimensi Minimum
4D
1,5 D
4D
Lihat Catatan 3
2,5 D (lihat Catatan 3)
(5 Im + 10 D) / 8 (lihat Catatan 3)
5 D (lihat Catatan 3)

Im adalah panjang pasak pada


komponen utama pada suatu
sambungan atau panjang total
pasak pada komponen sekunder
pada sua
suatuu sa
sambungan.
bu ga .
Diperlukan spasi yang lebih besar
untuk sambungan yang
menggunakan ring.
Untuk alat p
pengencang
g
g sejenis
j
pasak, spasi tegak lurus arah serat
antar alat-alat pengencang terluar
pada suatu sambungan tidak boleh
melebihi 127 mm,, kecuali bila
digunakan pelat penyambung khusus
atau bila ada ketentuan mengenai
perubahan dimensi kayu

SAMBUNGAN BAUT

SAMBUNGAN BAUT

Contoh Soal
Desain
D
i lah
l h jumlah
j l h Baut
B
yang digunakan,
diameter baut yang
dig nakan adalah 27.9
digunakan
27 9
mm atau 1.1

Contoh Soal
Sehingga Kekuatan Baut :

Diameter Baut = 27,9 mm


b = b/d = 120/27.9 = 4.30
Lihat Tabel rumus terdekat b =4.3

Sudut 0 derajat (Kg)


S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 0) = 3348
S = 200 x 2.79
2 79 x 12 x (1-0.6
(1 0 6 sin 0) = 6696
S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 0) = 3347
Ambil
A
bil P reaksi
k i Terbesar=
T b
= 1326
1326,57
57 Kg
K
Ambil S Baut Terkecil = 3347 Kg
N = P/S = 1326
1326.57
57 / 3347 = 0.39
0 39 buah
Pakai 1 Buah Baut

Contoh Soal
Sehingga Kekuatan Baut :
Sudut 34.99 derajat (Kg)
S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 34.99) = 2196
S = 200 x 2.79
2 79 x 12 x (1-0.6
(1 0 6 sin 34
34.99)
99) = 4392
S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 34.99) =2675
Ambil P reaksi Terbesar= 1251.48 Kg
Ambil S Baut Terkecil = 2196 Kg
N = P/S = 1251.48 / 2196 = 0.56 buah
Pakai 1 Buah Baut

Contoh Soal
Sehingga Kekuatan Baut :
Sudut 90 derajat (Kg)
S = 100 x 2.79 x 12 x (1-0.6 sin 90) = 1339.2
S = 200 x 2.79
2 79 x 12 x (1-0.6
(1 0 6 sin 90) = 2678.4
2678 4
S = 430 x 2.79^2 x (1-0.35 sin 90) =2175
Ambil P reaksi Terbesar= 1440.94 Kg
Ambil S Baut Terkecil = 1339.2 Kg
N = P/S = 1440.94 / 1339.2 = 1.08 buah
Pakai 2 Buah Baut

Contoh Soal

Contoh Soal

SAMBUNGAN PAKU

SAMBUNGAN PAKU

Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari


baja yang digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan
baja,
menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan pada bahan
dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh
udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku
terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya
tegangan pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk
mencegah paku keluar.

SAMBUNGAN PAKU

SAMBUNGAN PAKU
S =1/2 b d Fc
S =3.5d^2 Fc

untuk b 7d
untuk b 7d

S = b d Fc untuk b 7d
S =7d^2 Fc untuk b 7d

b = tebal kayu
d = diameter paku
Fc = Kuat Tekan Tegak Lurus
Serat

SAMBUNGAN PAKU

SAMBUNGAN PAKU

SAMBUNGAN PAKU

Contoh Soal
Tentukanlah Jumlah Paku yyang
g
digunakan untuk menyambung Kayu
menjadi 1 sejajar. Grade Kayu E 15
ukuran kayu 120 x 80 mm. Gaya
Tekan yang terjadi : 10 KN. Paku
yang ada berdiameter 3.4 mm

p
E 15 Fc = 13 Mpa
Jenis Tampang : Tampang 1
1. Cek Ketebalan
B = 80 mm
7d = 7 x 3.4 = 23.8 mm (b > 7d)
2. Tentukan kuat 1 Paku
S =1/2 b d Fc = . 80 . (3.4) . 13 =
1768 N
3. N paku = 10000// 1768
6 =5.65
6 = 6 buah

Contoh Soal
Tentukanlah Jumlah Paku yyang
g
digunakan untuk menyambung Kayu
menjadi tampang 2 Grade Kayu E 15
ukuran kayu 120 x 80 mm. Gaya
Tekan yang terjadi : 10 KN. Paku
yang ada berdiameter 3.4 mm

p
E 15 Fc = 13 Mpa
Jenis Tampang : Tampang 2
1. Cek Ketebalan
B = 80 mm
7d = 7 x 3.4 = 23.8 mm (b > 7d)
2. Tentukan kuat 1 Paku
S =b d Fc = 80 . (3.4) . 13 = 3536 N
3. N paku = 10000/ 3536 =2.82 = 3 buah

BAUT ATAU PAKU ?

Sekrup Bentuk ulir pada batangnya berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada kayu. Untuk hasil terbaik, kayu
induk harus dilubangi dengan ukuran sebesar diameter inti sekrup dan kayu tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter
sekrup
k
bagian
b i lluar. Dengan
D
adanya
d
ulir
li tersebut,
b aplikasi
lik i sekrup
k
membutuhkan
b hk waktu
k lebih
l bih lama
l
d
daripada
i d paku.
k yang hharus
diperhatikan pada aplikasi sekrup adalah lubang obeng kepala sekrup. Kepala sektup harus tetap utuh dan baik sehingga
bisa dipakai pada waktu membuka atau menutup sekrup kembali.
Paku Hanya terdapat guratan pada leher paku dan penampang kepala paku. Guratan pada kepala paku berfungsi agar
martil tidak tergelincir pada waktu memasukkan paku dan guratan pada leher paku berfungsi untuk menambah daya ikat
paku ke dalam kayu setelah seluruh badan paku terbenam
terbenam. Aplikasi paku jauh lebih cepat daripada sekrup dengan daya
ikat yang lebih rendah. Dan dengan alat bantu tangan saat ini, dalam hitungan detik kita bisa membenamkan beberapa
paku sekaligus. Tidak perlu dibuat lubang 'pre-drilling' karena paku lebih mudah dibenamkan.
Kekurangan paku berada pada daya ikatnya terhadap kayu. Ketika terjadi penyusutan kayu, ikatan antara paku dan kayu
menjadi berkurang. Selain itu paku jarang bisa digunakan kembali ketika dicabut dari kayu karena bengkok atau
permukaan kepala paku mnjadi lebih licin. Hal ini tidak terjadi pada sekrup.
Untuk jenis pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan pekerjaan tersebut tidak akan ada perubahan, maka paku adalah
alat pengikat yang paling tepat. Atau sebagai alat pengikat sementara, paku bekerja sangat baik dan praktis. Jika anda
membutuhkan konstruksi yang membutuhkan daya ikat lebih baik maka sekrup adalah pilihan yang lebih baik daripada paku
dengan konsekuensi waktu lebih lama. Kerapihan hasil kerja bisa dibilang sama karena jika melihat dari lubang yang
dihasilkan p
paku justru
j
lebih kecil dan lebih mudah ditutupi
p dengan
g wood filler. (tersadur
(
dari Tentang
g Kayu)
y )

SAMBUNGAN PASAK

SAMBUNGAN PASAK

SAMBUNGAN PASAK

Anda mungkin juga menyukai