Sop Gizi RSD
Sop Gizi RSD
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
Dr.Marsiana Y. Halek
PROSEDUR
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Perencanaan anggaran belanja rumah sakit meliputi bahan makanan, peralatan,
pemeliharaan, perbaikan alat, dan bahan bakar.
2. Apabila harga pasar cukup stabil maka petunuk harga tahun sebelumnya dijadikan
patokan.
3. Apabila direncanakan peralatan yang baru, dipertimbangkan biaya yang tersedia
dengan macam dan model peralatan
4. Dalam perencanaan anggaran belanja diperlukan pencatatan dan pelaporan.
5. Apabila ada penggolongan atau klasifikasi konsumen, maka dalam pencatatan dan
pelaporan biaya dipisah menurut golongan.
6. Perhitungan unit harga per porsi makanan dilakukan untuk satu putaran menu
7. Apabila harga bahan makanan tidak stabil,maka harga per porsi perputaran menu, akan
memberikan perbandingan harga pada setiap putaran menu.
8. Dalam perencanaan anggaran belanja dibutuhkan data- data mengenai :
Macam dan jumlah bahan makanan yang ada
Macam dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan untuk berbagai golongan
konsumen
Jumlah taksiran bahan makanan yang akan dibeli
Jumlah konsumen yang makan menurut macamnya
Kalkulasi total biaya
Pengusulan anggaran belanja setahun
Unit terkait : Bidang pelayanan, Instalasi Gizi dan Bagian Perencanaan Keuangan
PERENCANAAN MENU
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
: Dengan menu yang terencana dengan baik, akan membuat petugas dapat
menyajikan variasi hidangan yang menyegarkan dan dapat membantu dalam
proses pemulihan pasien.
PROSEDUR
1. Perencanaan menu akan baik hasilnya bila dilakukan oleh suatu kelompok (panitia kerja)
yang terdiri dari mereka yang yang banyak berkaitan dalam penyelenggaraan makanan.
2. Dalam penyelenggaraan menu perlu diperhatikan hal- hal berikut :
Kebutuhan gizi orang /pasien yang dilayani, yang diperkirakan dengan
menggunakan Daftar Kecukupan Gizi
Peraturan dan macam rumah sakit, yang menyangkut kebijakan dan anggaran
belanja bahan makanan, prosedur, pembelian bahan makanan, penggunaan atau
pemakaian bahan makanan.
Kebiasaan makan, menu sedapat mungkin disesuaikan dengan kebiasaan makan
sebagian besar masyarakat yang dilayani.
Macam dan jumlah orang yang dilayani, sehingga semakin banyak pula variasi
menu yang akan disajikan.
Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
Macam dan jumlah pegawai , perhitungan ini dimaksud agar pekerjaan memasak
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Macam pelayanan yang diberikan
Musim/iklim dan keadaan pasar
Keuangan yang tersedia
3. Menulis bahan lauk pauk dari hewani, karena merupakan bagian yang penting dan
paling mahal harganya, diikuti pula dengan lauk pauk nabati, golongan sayuran, buah,
dan dipersiapkan pula makanan selingan.
4. Untuk perencanaan menu diperlukan buku- buku atau standar resep.
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y.Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Menggunakan standar makanan pasien yang tercantum dalam Buku Ahli Diit yang
dikeluarkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Bagian Gizi RSCM 1968.
2. Jumlah dan macam pasien atau pegawai yang duberi makan,diambil data 1-2 tahun
terakhir serta rata- rata jumlah porsi yang disajikan selama 3-6 bulan terakhir.
3. Menetapkan menu standar
4. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan menu
5. Mebuat petunjuk teknik porsi hidangan
6. Menetapkan standar resep
7. Petunuk penggelapan bahan makanan, dan sisa makanan matang yang tidak dapt
dimakan
8. Jumlah dan macam hari pelayanan
9. Ada ketetapan pada hari khusus.
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Berdasarkan ketentuan pemerintah bahwa proses pembelian bahan makanan di rumah
sakit dilakukan secara kontrak berdasarkan pelelangan.
2. Kebutuhan bahan makanan yang akan dilelangkan, sebelumnya dikonsultasikan dengan
direktur guna pengecekan dan ketepatan sesuai anggaran yang tersedia.
3. Pihak- pihak pelelangan mempersiapkan ketentuan- ketentuan yang jelas mengenai
pokok- pokok perjanjian dengan rekanan,persyaratan dan ketentuan tentang
pembayaran, persyaratan dan spesifikasi bahan makanan, harga standar, jangka waktu
penyelesaian kontrak, penetapan sanksi bila bila rekanan tidak memenuhi kewajiban,
status hukum, hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian kontrak.
4. Dalam menetapkan perjanjian dengan rekanan transportasi, jadwal pengiriman bahan
makanan, serta pembelian bahan makanan bila suatu waktu dibutuhkan.
5. Pihak instalasi gizi harus memberikan contoh atau spesifikasi bahan makanan yang
diharapkan dari rekanan.
6. Harus ada prosedur pelelangan yang jelas.
7. Persiapan- persiapan yang perlu dilakukan sebelum menghadapi penawaran pembelian
bahan makanan :
Mempersiapkan daftar kekuatan pasien selama 1-2 tahun terakhir
Mempersiapkan harga bahan makanan 1-2 tahun sebelumnya dan
memperhitungkan kenaikan harga
Daftar kebutuhan makanan pasien
Menu makanan pasien
Standar porsi yang ditetapkan
Daftar standar harga pasar pada saat itu
Laporan tentang kandite rekanan yang ada saat itu
Perencanaan pemesanan bahan makanan (harian.dua kali seminggu,satu kali
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Semua kelas rumah sakit harus memiliki ruang penyimpanan bahan makanan kering dan
ruang pendingin, serta ruang pembeku (freezer)
2. Prosedur penyimpanan bahan makanan kering adalah :
Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan
ataupun urutan pemakaian bahan makanan
Menggunakan bahan yang diterima lebih dahulu (FIFO)
Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan
dibagian penyimpanan bahan makanan kering.
Gudang harus selalu dikunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada
waktu- waktu yang ditentukan.
Semua bahan makanan terletak pada rak bertingkat, makanan yang berbobot
besar diatas rak yang cukup kuat, 15 cm dari lantai, 10 cm dari dinding,serta 50
cm dari langit- langit. Bahan makanan yang berat ini hendaknya disusun
berseling agar ada sirkulasi udara yang baik.
Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat yang tertutup dan
terbungkus rapat serta tidak berlubang.
Bahan makanan yang jatuh atau tumpah harus segera dibersihkan.
Sampah dari kertas harus segera dibuang
Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar pada 19-21 derajat selsius.
Pembersihan ruangan secara periodic, 2 kali seminggu
Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik
dengan mempertimbangkan keadaan ruangan
Semua lubang yang ada digudang harus berkasa.
3. Prosedur penyimpanan bahan makanan basah adalah :
Suhu tempat harus betul- betul sesuai dengan keperluan bahan makanan agar
tidak rusak
Pengecekan terhadap suhu harus dilakukan 2 kali sehari dan pembersihan
dilakukan setiap hari
Pencairan es pada lemari pendingin harus segera dilakukan setelah terjadi
pengerasan
Semua bahan makanan yang akan dimasukkan dalam lemari pendingin harus
dibungkus plastic atau kertas timah
Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan
makanan yang tidak berbau
Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul- betul diperhatikan,
khusus buah harus diperhatikan sifat/karakter buah tersebut sebelum
dimasukkab ke lemari pendinding sebab ada jenis makanan tertentu yang tidak
memerlukan pendinginan
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Kegiatan dalam penanganan bahan makanan meliputi proses mengumbah, meracik,
memotong tipis, mengupas, mengayak, mengocok, menepung, mengaduk,
memabnting, merendam, dan sebagainya.
2. Dalam teknik persiapan bahan makanan harus pula memperhatikan kualitas bahan
makanan, spesifikasi, bahan makanan yang dibeli serta perkiraan porsi bahan
makanan yang dapat dimakan.
3. Dalam pembuatan bumbu diperhatikan cara atau teknik mencampur bumbu
sehingga dapat menghasilkan bumbu yang tepat dan cara kerja yang benar.
4. Cara penanganan bahan makanan ini jelas tercantum dalam standar resep yang
dipakai
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
: Meningkatkan nilai gizi, rasa, rupa, flavor, nilai cerna dan keamanan
makanan yang dimakan.
PROSEDUR
1. Pemasakan makanan dilakukan dengan berbagai cara seperti membakar, merebus,
menggoreng, mengetim, menyemur, mengukus atau mengkombinasi cara- cara
tersebut diatas.
2. Dalam proses pemasakan perlu memperhatikan standar kualitas seperti penampilan
(warna, tekstur, porsi, bentuk bahan makanan, dan pengaturan) dan rasa (suhu,
bumbu, kerenyahan, keempukan, aroma, dan tingkat kematangan)
3. Standar resep juga diperlukan untuk mencapai standar kualitas makanan yang baik.
4. Pada proses pemasakan daging perlu memperhatikan sifat dan macam daging yang
digunakan, pada umunya pemasakan daging membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam,
tapi khusus untuk daging bagian paha dan bokong diperlukan waktu 1-2 jam.
5. Pemaskan unggas memerlukan waktu sekitar 1-2 jam dengan suhu 150- 163 derajat
selsius.
6. Proses pemasakan ikan dan kerang relative singkat yaitu sekitar 10-25 menit, tetapi
sebelum dilakukan proses pemasakan perlu direndam dalam air cuka dan garam
untuk mengurangi bau amis.
7. Pemasakan telur memerlukan waktu 2- 13 menit tergantung tebalnya lapisan kulit
telur.
8. Kacang- kacangan sebelum diolah lebih lanjut perlu dilakukan perendaman selama 624 jam agar proses pemasakan dapat dipercepat, sedangkan bahan makanan hasil
olahan kacang- kacangan masih diperlukan waktu pemasakan - 1 jam.
9. Proses pemasakan sayuran yang paling penting adalah jumlah cairan, suhu, serta
waktu pemasakan, sayuran hijau sebaiknya dimasak dlam air mendidih, dalam
jumlah cairan yang cukup, tempat tertutup, sehingga dihasilkan warna sayuran yang
hijau, sayuran kuning yang mengandung banyak karotin perlu sangat diperhatikan
lama waktu pemasakannya, sayuran merah yang banyak mengandung antocyanin
harus dimasak sendiri menggunakan sedikit cairan dengan waktu dan suhu yang
tepat, sedangkan untuk sayuran yang berbau kuat dimasak dalam tempat terbuka
agar bau yang keras dapat berkurang dan menguap.
Unit Terkait : Bidang pelayanan, Instalasi Gizi dan Perencanaan Keuangan
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Cara distribusi makanan di rumah sakit adalah dengan prose sentralisasi dan
desentralisasi, dimana proses sentralisasi makanan tiap pasien langsung dibagikan
pada tiap alat makan pasien di pusat penyelenggara makanan (instalasi gizi), dan
proses desentralisasi dimana semua makanan dibawah kedapur ruang perawatan
pasien dalam jumlah banyak/ besar, selanjutnya dibagikan kea lat makan masingmasing pasien.
2. Penyajian makanan yang banyak digunakan adalah :
Pelayanan makanan dalam piring, mangkok, piring lauk serta tempat buah
atatu snack dan minuman
Plato atau baki dari alumunium atatu stainlesstel yang bersekat enam buah,
sesuai dengan jenis hidangan
Rantang- rantang
Piring stainlesstel bulat bersekat enam buah sesuai jenis hidangan yang
dirancang.
Unit Terkait : Bidang pelayanan, Instalasi Gizi dan Perencanaan Keuangan
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
1. Pencatatan pelaporan ketenagaan/ personel instalasi gizi
Pencatatan harian daftar hadir pegawai, waktu masuk dan pulang kantor
Laporan tahunan DP3 yang harus dikirimkan kebagian kepegawaian
Laporan tahunan pegawai
2. Pencatatan pelaporan tentang perlengkapan peralatan instalasi gizi
Membuat kartu peralatan yang memuat tentang nama alat, model, tahun,
tanggal digunakan, dan perlakuan lain tentang alat tersebut
Buku besar tentang nama, jumlah, model, dan keterangan tentang
perlengkapan dan peralatan yang dimiliki
Formulir untuk melaporkan kerusakan peralatan atatu permohonan pergantian
peralatan, perlengkapan atau penambahan peralatan
Formulir pelaporan peralatan , perlengkapan dilakukan setiap 3 bulan atatu
tahunan
3. Pencatatan pelaporan tentang penggunaan anggaran belanja bahan makanan
Pencatatan dan tabulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan
harian untuk pasien selama satu putaran
Rekapitulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan bulanan,
tribulan, dan tahunan
Perhitungan harga pemakaian bahan makanan perorangan perhari rata- rata
dalam satu putaran menu
Pelaporan tentang konduite rekanan tahunan
4. Pencatatan pelaporan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap
Pencatatan harien pasien di ruang rawat atau buku catatan makan pasien
Formulir permintaan makanan pasien harian
Laporan bulanan tentang macam dan jumlah penyuluhan gizi yang diberikan
setiap bulan
Laporan tahunan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap tentang macam
kegiatan yang dicakup, macam dan jumlah penyuluhan gizi yang diberikan
selama setahun
5. Pencatatan pelaporan kegiatan penyuluhan/ konsultasi dan rujukan gizi
Pencatatn harian nama, diagnose, dan macam diit pengunjung atau yang
dirujuk
Formulir atau leaflet/ booklet berbagai diit khusus dan makanan sehat
Formulir rujukan kasus gizi
Unit terkait : Bidang pelayanan dan Instalasi Gizi
Breathing Management (Pengelolaan Fungsi Pernapasan)
Definisi
Tatalaksana
(dengan alat)
PEMBERIAN NAFAS BUATAN DENGAN ALAT
Memberikan pernafasan buatan dengan alat dauapat dilakukan dengan
bantuan pocket mask atau face mask yang ditiup dengan mulut penolong,
BMV (Bag Valve Mask ) atau Ambu Bag (self inflating bag) atau dengan alat
yang popular denga nama Jackson Rees(non self inflating bag).
Pada alat tersebut dapat ditambahkan oksigen dengan aliran (flow) tertentu.
Pernafasan buatan atau bantuan nafas yang berkepanjangan diberikan
dengan menggunakan alat ventilator mekanik (ventilator/respirator)
Hiperthemia
Nasal Kanula
Sungkup Berbalon
Masker Sederhana
Jackson Ress
PERALATAN
Nasal Kanula
Bag Valve mask
Face Mask
Flowmeter, regulator
Partial rebreater mask Oksigen
Non rebreater mask
Venturi mask
JENIS ALAT
Nasal kanula
Simple Face Mask
Partial Rebreater
Non - rebreater
Venturi
KONSENTRASI
OKSIGEN
24 % - 32 %
40 % - 60 %
60 % - 80 %
80 % - 100 %
24 % - 50 %
21 % (udara)
40 % - 60 %
100%
ALIRAN OKSIGEN
2
6
8
8
4
4 LPM
8 LPM
10 LPM
10 LPM
10 LPM
8 10 LPM
8 10 LPM
Nasal Kanula
Spontan
Sungkup Berbalon
nafas spontan
Definisi
KOMPONEN
VOL (LITER)
300
KONSTANTE
DURASI
0.16
DURASI/KECEPA
TAN ALIRAN
29 menit
Kecil
Sedang
650
0.28
50 menit
Besar
3000
1.56
4 Jam 41 menit
2. REGULATOR TEKANAN
DISABILITY
(EVALUASI NEUROLOGIK)
Definisi
A.Tatalaksa
na
Kita ketahui bahwa berat massa jaringan otak hanya 2 % - 3 % dari massa
tubuh, namun menerima 20 % dari curah jantung (cardiac output), yaitu 50
60 cc/100 gr jaringan otak/menit/ bila aliran darah otak turun misalnya
karena perdarahan hebat, shock, menjadi 10 cc/100 gram jaringan
otak/menit (menurun sampai dengan 70-80 % normal) akan menyebabkan
perubahan biokimia sel dan membrane yang menyebabkan perubahan fungsi
otak yang menetap.
Pada keadaan dimana karena berbagai sebab jantung berhenti (Cardiac
Arrest) berarti sirkulasi darah keseluruh tubuh berhenti, terjadi hipoksia yang
berlanjut anoksia tingkat jaringan (iskhemik) baik di otak maupun jaringan
tubuh lain dan berlanjut di tingkat sel. Selama aliran darah ke otak berhenti
terjadi keadaan iskhemik dan dalam waktu 2 3 menit maka sumber energy
otak hanya tersisa sekitar 10 %. Tanpa bantuan resusitasi maka oksigen otak
dengan cepat menurun hinga nol (anoksia) dan sel otak hanya mampu
bertahan sekitar 5 menit melalui pemanfaatan metabolisme anaerob dari
glucose endogen, glikogen dan keton bodies. Hal ini yang mendasari bahwa
pada kondisi gawat darurat, emergency, jiwa terancam kematian, maka
tindakan yang dilakukan harus cepat, tepat dan cermat dalam ukuran menit
dengan sistimatika Airway Breathing Circulation. Time saving is live
saving.
Keadaan tersebut sangat berlainan dengan yang dialami pada kebanyakan
sel jaringan tubuh, misalnya jaringan otot yang masih dapat tetap hidup
tanpa oksigen(anoksia) selama beberapa menit dan kadang-kadang sampai
selama 30 menit. Selama masa tersebut, jaringan sel mendapat energinya
melalui proses metabolisme anaerobic.
Dalam keadaan istirahat metabolism otak kira-kira sebesar 15 % dari seluruh
metabolism yang terjadi atau kira-kira sebanyak 7.5 kali metabloisme ratarata dalam tubuh yang istirahat dengan mengkonsumsi oksigen untuk 3.5 4
ml O2 /100 gr/menit. Sangat dimaklumi apabila kemampuan jaringan otak
melangsungkan metabolism an-aerobik sangat kecil (5 7 menit) selama
aliran darah berhenti. Salah satu penyebabnya adalah karena selain laju
metabolism sel otak (neuron) yang tinggi juga disebabkan karena jumlah
glikogen yang dipelukan untuk metabolism anaerob yang tersmpann dalam
sel otak sangat sedikit atau dapat dikatakan tidak ada. Dengan kata lain
lebih banyak energy yang dibutuhkan oleh setiap sel otak daripada yang
dibutuhkan oleh jaringan lain.
MENILAI DERAJAT KESADARAN DENGAN METODA AVPU
Dilakukan pada waktu pemeriksaan pertama (survey primer). Kontak
pertama petugas kesehatan dengan pasien. Saat akan memeriksa pasien
pertama kali yang harus dilakukan walaupun pasien dalam keadaan
memejamkan mata adalah tegur sapa : Bapak/ibu namanya siapa? dan
seterusnya baru kemudian memeriksa pasien.
Alert : awake
Pada manusia normal, sehat.
Verbal stimulation : responds to Verbal command
Kesadaran menurun, tampak mengantuk namun terbangun dengan
membuka mata ketika namanya dipanggil.
Contoh : kondisi pre shock, misalnya akibat perdarahan
Pain stimulation : responds to Pain
Kesadaran menurun, tampak mengantuk, tidak terbangun membuka mata
atau menggerakan anggota tubuhnya ketika dicubit atau disakiti.
B.MENILAI
DERAJAT
KESADARA
N DENGAN
METODA
GCS
GCS :
Glasgow
Coma Scale
- Score
PENILAIAN
Penilaian GCS meliputi respons mata, bicara dan gerak. Pemeriksaan
dilakukan dengan memberi rangsang nyeri yang dilakukan dengan cara
menekan titik glabella atau dengan menekan keras pada kuku jari tangan
pasien. Score total maksimal 15, dengan perincian E Eye Responses (4), V
Verbal Responses (5), M Motoric Responses (6) pada sisi yang paling kuat.
Perkecualian penilaian pada kondisi
Mata bengkak E = x
Intubasi V = x
Paraplegia M= x dan bedakan keadaan tidak bicara atau tidak ada kontak
karena tidak sadar (general dysfunction) atau aphasia (local dysfunction)
E Score (kemampuan membuka mata/eye opening responses)
Nilai
4 : membuka mata spontan (normal)
3 : dengan kata-kata kan membuka mata bila diminta
2 : membuka mata bila diberikan rangsangan nyeri
1 : tak membuka mata walaupun dirangsang
V Score (memberikan respon jawaban secara verbal/ verbal responses)
Nilai :
5 : memiliki orientasi baik karena memberi jawaban dengan baik dan benar
pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan (nama, umur dan lain-lain)
4 : memberikan jawaban pada pertanyaan tetapi jawabannya sepsrti bingung
(confused conversation)
3 : memberikan jawaban pada pertanyaan tetapi jawabannya hanya berupa
kata-kata yang tak jelas (inappropriate words)
2 : memberikan jawaban berupa suara yang tak jelas bukan merupakan kata
(incomprehensible sounds)
RSUD KOTA
KUPANG
Jl.Timor Raya No.134
Pasir panjangKupang
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
: Untuk menberikan terapi diit yang sesuai dengan kondisi pasien dalam
upaya mempercepat penyembuhan melalui penyediaan makanan khusus.
PROSEDUR
1. Mengumpulkan data pasien seperti :
Berat badan, tinggi badan, umur
Anamnesa diit
Kesulitan sehubungan makanan
Keluhan lain sehubungan makanan
Diit sebelum sakit
Pola kebiasaan makan
2. Merencanakan program diit bersama pasien
3. Pelaksanaan diit (pemesanan ke instalasi, penyuluhan gizi, penyajian makanan)
4. Monitoring dan evaluasi
5. Mengikuti kunjungan keliling dengan dokter
6. Mengikuti rapat/ diskusi tim kesehatan di ruang rawat bila ada
7. Melakukan perubahan diit sesuai dengan permintaan dokter
Unit terkait : Bidang keperawatan dan Instalasi Gizi
RSUD KOTA
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh
HALAMAN
KUPANG
STANDAR
OPERASIONAL
Pasir panjangKupang
PROSEDUR
Dr.Marsiana Y. Halek
Pengertian
Tujuan
: Menjadikan cara- cara hidup sehat sebagai kebiasaan sehari- hari pasien dan
masyarakat rumah sakit
PROSEDUR
1. Cara pendekatan dalam kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi adalah dengan cara
pendekatan perseorangan, kelompok, dan missal.
2. Metode yang dipakai adalah dengan wawancara, Tanya jawab, ceramah, konsultasi,
demonstrasi, pameran, simulasi, peragaan atau latihan
3. Alat peraga yang digunakan adalah food model, leaflet/ booklet, poster, dan alat lain
yang disediakan rumah sakit.
4. Waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan penyuluhan dan konsultasi giz adalah
secara berkala seminggu atau sebulan sekali secara kelompok, atau 1-2 hari sebelum
pasien pulang.
Unit terkait : Bagian keperawatan dan Instalasi Gizi
INSTALASI GIZI
TIM PENYUSUN :
IDA IMELDA DAMANIK
ENGELINA S JEHUMAN
LAETITIA R K KUMA
HERLINA