ANTHONY
160414011
UNIVERSITAS SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
I.
II.
Ideologi Politik
III
Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan
bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat
tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur
kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Ideologi adalah seperangkat tujuan dan ide-ide yang mengarahkan pada satu
tujuan, harapan, dan tindakan. Jadi, ideologi politik dapat diartikan sebagai seperangkat
tujuan dan ide yang menjelaskan bagaimana suatu rakyat bekerja, dan bagaimana cara
mengatur kekuasaan.
A. Liberialisme
Kebebasan telah muncul sejak adanya manusia di dunia, karena pada
hakikatnya manusia selalu mencari kebebasan bagi dirinya sendiri. Bentuk
kebebasan dalam politik pada zaman dahulu adalah penerapan demokrasi di
Athena dan Roma. Tetapi, kemunculan liberalisme sebagai sebuah paham pada
abad akhir abad 17.
Liberalisme berasal dari kata liberalis yang berarti bebas. Dalam
liberalisme, kebebasan individu, pembatasan kekuasaan raja (pemerintah), dan
persaingan pemilik modal (kapital). Karena itu, liberalisme dan kapitalisme
terkadang dilihat sebagai sebuah ideologi yang sama.
Liberalisme muncul pada abad ke akhir abad 17, berhubungan dengan
runtuhnya feodalisme di Eropa dan dimulainya zaman Renaissance, lalu diikuti
dengan gerakan politik masa Revolusi Prancis. Liberalisme pada zaman ini terkait
dengan Adam Smith, dikenali sebagai liberalisme klasik. Pada masa ini, kerajaan
(pemerintahan) bersifat lepas tangan, sesuai dengan konsep Laissez-Faire. Konsep
ini menekankan bahwa kerajaan harus memberi kebebasan berpikir kepada rakyat,
tidak menghalang pemilikan harta indidvidu atau kumpulan, kuasa kerajaan yang
terbatas dan kebebasan rakyat.
B. Kapitalisme
IV
capitalism
(kapitalisme
komersial).
Kapitalisme
komersial
berkembang ketika pada zaman itu perdagangan lintas suku dan kekaisaran sudah
berkembang dan membutuhkan sistem hukum ekonomi untuk menjamin keadilan
perdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang, tuan tanah, kaum
rohaniwan.
Kapitalisme berlanjut menjadi sebuah hukum dan kode etik bagi kaum
pedagang. Karena terjadi perkembangan kompetisi dalam sistem pasar, keuangan,
dan lain-lain, maka diperlukan hukum dan etika yang relatif mapan. Para
pedagang membuka wacana baru tentang pasar. Setiap membicarakan pasar,
mereka membicarakan tentang komoditas, dan nilai lebih yang akan menjadi
keuntungan bagi pedagang.
C. Sosialisme
VI
Memang hanya dua partai besar yang mendominasi sementara partaipartai lain terlalu kecil untuk memiliki signifikansi politik. Adanya dua partai dimana
salah satu berperan sebagai partai berkuasa sedangkan yang lain menjadi oposisi
secara bergantian. Adanya satu partai dominant yang biasanya memerintah sendiri
dengan sebuah partai lain yang selalu menjadi kekuatan oposan.
C. Sistem Multi Partai
Sistem banyak partai ini sering ditemukan dalam Negara-negara yang
memakai system pemilihan berdasarkan perwakilan berimbang (proportional
representation). Sistem ini memberi kesempatan kepada partai kecil untuk
memenangakan beberapa kursi. Partai kecil dapat menarik keuntungan jika dapat
membentuk pemerintahan koalisi. Secara proporsional mereka dapat ikut menentukan
terbentuknya pemerintah yang akan membuat kebijakan umum. Kelemahan system
banyak partai yang paling utama adalah bahwa banyaknya partai yang merupakan
wakil kelompok dan golongan menyulitkan terbentuknya consensus nasional.
BAB II
VII
PEMBAHASAN
Setiap organisasi yang dibentuk oleh manusia tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Demikian pula organisasi yang disebut Partai Politik (Parpol). Tujuan pembentukan suatu parpol,
disamping yang utama adalah merebut, mempertahankan ataupun menguasai kekuasaan dalam
pemerintahan suatu mempertahankan ataupun menguasai kekuasaan dalam pemerintahan suatu
Negara-juga dapat diperlihatkan dari aktivitas yang dilakukannya. Rusadi Kantaprawira
mengemukakan, aktivitas yang dilakukan parpol pada umumnya mengandung tujuan:
1. Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam arti mendudukkan orang-orangnya
menjadi pejabat pemerintah sehingga dapat turut serta mengambil atau menentukan
keputusan politik atau output pada umumnya.
2. Berusaha melakukan pengawasan, bahkan oposisi bila perlu tehradap kelakuan, tidakan,
kebijksanaan para pemegang otoritas ( terutama dalam keaaan mayoritas pemerintahan
tidak berada dalam tangan parpol yang bersangkutan).
3. Berperan untuk dapat memadu (streamlining) tuntutuan-tuntutan yang masih mentah (raw
opinion), sehingga parpol bertindak sebagai penafsir kepentingan dengan merancangkan
isu-isu politik (political issue) yang dapat dicerna dan diterima masyarakat secara luas.
4. Dengan melihat aktivitas dari parpol tersebut di atas, maka rakyat sebagai subyek dalam
system ketatanegaraan dapat melakukan pilihan-pilihan alternative, yakni parpol mana
yang akan diikuti atau menjadi saluran politik mereka.
Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik pada pasal
10 ayat 1 dan 2 diatur akan tujuan umum dan tujuan khusus partai politik sebagai berikut:
Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Menjaga dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengembangkan kehidupan demokrasi
berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia; danMewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
VIII
Pertama, partai sebagai sarana komunikasi politik. Salah satu tugas dari partai politik
adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya
sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang.
Kedua, partai sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik
diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap
fenomena politik. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari masa kanakkanak sampai dewasa. Selain itu sosialisasi politik juga mencakup proses melalui mana
masyarakat menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Ketiga, partai politik sebagai sarana rekrutmen. Partai politik melakukan seleksi dan
pemilihan serta pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah
peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
Keempat, partisipasi politik. Partai politik sebagai wadah bagi warga negara dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan dalam ikut menentukan
pemimpin pemerintahan.
Kelima, partai politik sebagai pemandu kepentingan. Partai politik melakukan kegiatan
menampung, menganalisis dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan
bertentangan menjadi beberapa alternatif kebijakan umum, kemudian diperjuangkan dalam
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik
Keenam, komunikasi politik, yaitu proses penyampaiaan informasi mengenai politik dari
pemerintah kepada rakyat atau sebaliknya.
BAB III
IX
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan fungsi parpol menurut saya sendiri berdasarkan artikel di
atas, terbagai menjadi dua belas pembahasan yakni : (1) Komunikasi politik. (2) Perwakilan. (3)
Konvensi, artikulasi kepentingan, dan agregasi. (4) Pendidikan politik. (5) Integrasi (partisipasi
politik, sosialisasi politik, dan mobilisasi politik). (6) Persuasi dan represi. (7) Kaderisasi. (8)
Rekrutmen politik. (9) Membuat pertimbangan, perumusan, kebijakan dan control terhadap
pemerintah. (10) Mengkoordinasi lembaga-lembaga pemerintah. (11) Alat pengontrol
kepentingan pribadi politisi yang duduk sebagai wakil rakyat maupun pejabat public. (12) Fungsi
dukungan (Supportive function). Dalam konstitusi NRI telah diatur lima fungsi partai politik
memberikan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara
Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara; b. penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
untuk kesejahteraan masyarakat; c. penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik
masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara; d. partisipasi politik warga
negara Indonesia; dan e. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.Suatu
perkembangan dan kemajuan untuk konstitusi Negara Republik Indonesia karena telah diatur
dalam konstitusi akan fungsi partai politik yang mempertimbangkan kesetaraan, keadilan dan
peran serta perempuan dalam keterwakilan politik. Intinya parpol dibentuk untuk menciptakan
kerukunan rakyat bukan membuat rakyat menjadi gelisah atau was was an karena tingkah laku
mereka dalam persaingan memperebutkan sesuatu yang ada di parlemen. Tujuan utama parpol
harusnya dapat mensejaterakan rakyat dan membuat NRI menjadi maju.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Eman Hermawan, Politik Membela Yang Benar; teori, kritik, dan nalar, Klik R,
Jogjakarta, 2002). Soelistyati Ismail Gani, Pengantar Ilmu Politik, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1984).
http://www.negarahukum.com/hukum/fungsi-partai-politik.html
http://www.sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/290-teras-sumbar/artikel/1481-
peranan-partai-politik-dalam-penyelenggaraan-pemerintahan.html
Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta,
2007
http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik#Ideologi_politik
DAFTAR ISI
XI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
PEMBAHASAN
viii
BAB III
KESIMPULAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
xi
II