Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik terganggu adalah termasuk kehamilan dengan risiko tinggi yang dapat

ditandai oleh perdarahan baik berupa bercak maupun sedang yang dapat mengancam jiwa ibu,
Hal yang harus di tekankan adalah pentingnya deteksi dan penanganan setelah di ketahui bahwa
ibu mengalami kehamilan ektopik terganggu. Resiko kehamilan ektopik ini sangat besar,
biasanya akan terjadi perdarahan yang menjadi penyebab angka kematian ibu di Indonesia.
Kehamilan ektopik ini harus segera di akhiri dengan cara di operasi untuk menyelamatkan
penderita dari resiko yang sangat besar (Wiknjosastro, 2007).
Insiden kehamilan ektopik terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama
pada mereka yang berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecendrungan pada kalangan
wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut menyebabkan angka
kejadiannya semakin berlipat ganda. Penelitian Cunningham di Amerika Serikat melaporkan
bahawa kehamilan ektopik terganggu lebih sering dijumpai pada wanita kulit hitam dari pada
kulit putih karena prevalensi penyakit peradangan pelvis lebih banyak pada wanita kulit hitam.
Frekuensi kehamilan ektopik terganggu yang berulang adalah 1-14,6%. (Cunningham, 2006)
Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan
tercatat bahwa jumlah penderita kehamilan ektopik terganggu tahun 2003-2008 terdapat 63
kasus, dengan rincian tahun 2003 sebanyak 8 orang, tahun 2004 sebanyak 11 orang, tahun 2005
sebanyak 10 orang, tahun 2006 sebanyak 13 orang , tahun 2007 sebanyak 12 orang, dan tahun
2008 sebanyak 9 orang.
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa
ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu (Rachimhadhi, 2005). Salah satu tanda dan
gejala dari kehamilan ektopik terganggu adalah adanya perdarahan vaginal, hal ini menunjukkan
kematian pada janin (Arnolu, 2006). Dampak psikis yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik
terganggu adalah gangguan mental. Gangguan mental pasca abortus merupakan masalah yang
sering diabaikan. Berbagai gangguan mental yang muncul pasca abortus adalah kecemasan,
depresi, gangguan psikotik, duka cita (Soge, 2010).

Wanita yang mengalami abortus dan kehilangan janin sering menunjukkan perasaan
sedih, duka cita, dan depresi yang semua itu merupakan perasaan yang berbeda dan diungkapkan
dengan cara yang berbeda pula. Kedukaan dapat berubah menjadi suatu yang tidak normal atau
penyakit yaitu kedukaan bisa menjadi sumber stress dan depresi (Totok, 2007). Oleh karena itu,
kelompok kami memilih sebuah evidence based yang berjudul A randomized controlled trial
of the effect of a stress management programme during pregnancy yang dapat dijadikan
salah satu intervensi untuk mengatasi duka cita pada wanita yang mengalami kehamilan ektopik
terganggu.
1.2
1.2.1

TUJUAN
Tujuan Umum
Mengetahui konsep dasar penyakit Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) dan proses
asuhan keperawatannya.

1.2.2

Tujuan Khusus
-

Mengetahui konsep dasar penyakit Kehamilan Ektopik Terganggu (pengertian,


epidimiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik

dan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis).


Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan penyakit Kehamilan Ektopik

Terganggu (KET)
Mengetahui evidence base nursing yang bisa diterapkan pada penyakit Kehamilan

Ektopik Terganggu (KET)


Mengetahui kemungkinan penerapan evidence base nursing yang diperoleh pada
tatanan klinik

1.3

MANFAAT
1.3.1

Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) sehingga masyarakat memahami dengan baik mengenai proses
penatalaksanaan pasien dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) dan
diharapkan masyarakat dapat kooperatif dalam pengobatannya.

1.3.2

Bagi Tenaga Kesehatan

Menambah informasi dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) berdasarkan evidence base nursing terbaru yang telah
diperoleh.
1.3.3

Bagi Mahasiswa
Menambah informasi dan pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET) dan evidence base nursing terbaru yang dapat
diterapkan pada pasien Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF. Kehamilan Ektopik. Dalam: Obstetri William
(Williams Obstetri). Edisi XVIII. Jakarta: EGC
Arnolu, RI., 2006. Risk Factors for Ectopic Pregnancy in Logos, Nigeria, 1999. Jurnal Obtetricia
et Gynecologica Scandinavica, Vol 84, No 2, hal 184-188
Rachimhadhi T. (2005). Kehamilan Ektopik. Dalam: Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi I. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Soge P (2010). Hukum Aborsi Tinjauan Politik Hukum Pidana Terhadap Perkembangan Hukum
Aborsi di Indonesia. Yogyakarta : Universitas Atmajaya
Totok. S. Wiryasaputra. (2007). Mengapa Berduka : Kreatif Mengelola Perasaan Duka.
Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai