Management Proyek
Management Proyek
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berkaitan dengan masalah pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Probolinggo
untuk memberikan suasana yang kondusif, aman, dan tentram serta menurunkan tingkat
kecelakaan lalu lintas, maka Instansi Kepolisian memberikan wujud nyata dalam hal
pelayanan kepada masyarakat dengan dibangunnya Gedung Polres di Kabupaten Probolinggo
yang letaknya strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.
Proyek ini mengalami keterlambatan dikarenakan masalah non teknis. Keterlambatan
tersebut berdampak pada pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Oleh karena itu dengan sisa waktu
yang ada diharapkan pembangunan gedung ini bisa selesai atau dengan kata lain proyek
tersebut dapat selesai sesuai dengan rencana awal.
Permasalahan
Dalam pembahasan penelitian ini akan dilakukan kajian: Bagaimana merencanakan
percepatan waktu pelaksanaan akibat perubahan tersebut?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang utama adalah:
1. Dapat merencanakan percepatan waktu pelaksanaan akibat agar sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan atau ditentukan (sesuai dengan kontrak ).
2. Dapat merencanakan kebutuhan biaya, bahan dan juga jumlah pekerja akibat waktu yang
pelaksanaan pekerjaan yang dipercepat.
17
Batasan Penelitian
Dalam perencanaan proyek pembangunan gedung Polres Kabupaten Probolinggo perlu dibuat
batasan permasalahan diantaranya :
1. Merencanakan jadwal pekerjaan akibat percepatan waktu pelaksanaan agar selesai sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
2. Perhitungan volume (BQ), Rencana Anggaran Biaya (RAB), penjadwalan kurva S,
perhitungan jumlah bahan dan pekerja, menggunakan Precendence Diagram Method
dengan aplikasi software MS Project untuk waktu yang dipercepat.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Proyek
Tujuan dari manajemen dalam rekayasa sipil adalah pencapaian beberapa sasaran
yang dikenal sebagai sasaran sekunder dan bersifat kendala. Adapun kendala-kendala yang
terlihat dalam proyek-proyek sipil biasanya berhubungan dengan kinerja, waktu pelaksanaan,
batasan biaya, mutu dan kualitas pekerjaan serta keselamatan pekerjaan.
Selain itu ada delapan fungsi dasar dari manajemen yang merupakan tahap yang harus
dipenuhi. Karena berhasil tidaknya suatu proyek tergantung dari berjalan tidaknya kedelapan
fungsi dasar tersebut. Delapan fungsi dasar tersebut kemudian dikelompokkan lagi menjadi
tiga kelompok kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Perencanaan
a. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
b. Perencanaan (Planning)
c. Pengorganisasian (Organizing)
2. Kegiatan pelaksanaan
a. Pengisian Staf (Staffing)
b. Pengarahan (Directing)
3. Kegiatan pengendalian
a. Pengawasan (Supervising)
b. Pengendalian (Controling)
c. Koordinasi (Coordinatting)
(Sumber: Ervianto, 2002:4)
Definisi
a. Manajemen Proyek merupakan
kegiatan merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran biaya yang ditetapkan
(Sumber: Reksohadipradjo, 1997:8)
b. Proyek
Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu yang dibatasi oleh biaya, mutu, dan waktu (Sumber: Suharto,1999:3)
Sehingga manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan,
mengorganisasi, mengkoordinasi, mengawasi kegiatan-kegiatan didalam proyek agar
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan biaya yang telah ditetapkan
(Sumber: Reksohadipradjo, 1997:8).
18
Pekerjaan
Fondasi
Dinding
Atap
Plesteran
Pipa Air
Listrik
Perlengkapan
Pekerjaan Halaman
Pembersihan
Bila kurva S dari rencana progress dan pelaksanaan (aktual) dibandingkan maka
dapat diketahui secara visual besarnya dan kecenderungan dari penyimpangan (progress)
yang terjadi, apakah pelaksanaan, lebih cepat atau lebih lambat dari rencana yang telah
disepakati.Dengan mengetahui hal ini tentu dapat dimulai tindakan-tindakan koreksi sehingga
pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan yang dikehendaki atau rencana (Sumber:
Trisnowardono, 2002)
Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Pada dasarnya anggaran biaya ini merupakan
bagian terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan itu. Membuat anggaran
biaya berarti menaksir atau memperkirakan harga dari suatu barang, bangunan atau benda
(Sumber: Ibrahim, 2001).
Dalam menyusun anggaran biaya dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
anggaran biaya teliti. Anggaran biaya teliti ialah bangunan atau proyek yang dihitung dengan
teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
19
Penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti didasarkan/didukung oleh bestek,
gambar bestek dan harga satuan pekerjaan
Perhitungan anggaran biaya biasanya terdiri dari 5 hal pokok, yaitu :
a. Menghitung banyaknya bahan yang dipakai dan harganya (Sumber: Lock, 1990)
b. Menghitung jam kerja buruh (jumlah dan harga) yang diperlukan (Sumber: Austen
dan Neale, 1984)
c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan (Sumber: Austen dan Neale, 1984)
d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga perlu diadakan (Sumber: Lock, 1990)
e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan (Sumber:
Suharto,1999:3)
Tahap-tahap penyusunan RAB
Dalam penyusunan RAB proyek terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Penjadwalan
Penjadwalan adalah suatu proses yang mengurutkan tugas/jenis-jenis pekerjaan pada
suatu rangkaian pekerjaan yang akan dilaksanakan. Penentuan jadwal dimulai dari mulainya
pekerjaan, durasi pekerjaan dan tanggal penyelesaian dari suatu kegiatan.
Precendence Diagram Method (PDM)
Diagram precedence merupakan salah satu cara penjadwalan proyek yang
menunjukkan visualisasi dari suatu rencana kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk
segi empat sebagai suatu kegiatan, panah sebagai ketergantungan.
20
2
3
Keterangan :
1. Waktu paling awal untuk memulai suatu kegiatan (Earliest start)
2. Waktu paling akhir untuk memulai suatu kegiatan (Latest start)
3. Nama kegiatan
4. Nomor kegiatan
5. Waktu
Untuk mempercepat suatu rangkaian kegiatan proyek perlu melihat metode
penjadwalan yang digunakan. Apabila menggunakan metode precedence diagram maka
langkah-langkah untuk mempercepat rangkaian kegiatan proyek adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk percepatan dengan
mempertimbangkan :
Kemampuan percepatan untuk masing-masing pekerjaan, khususnya pekerjaan yang
terletak pada lintasan kritis.
Waktu penyelesaian pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan pelaksanaannya
sekaligus penetapan besarnya percepatan yang diijinkan
2. Meninjau jalur kritis dan mempercepat secara maksimum sesuai dengan batasan yang
diperkenankan.
3. Meninjau dan mengontrol pada setiap percabangan yang terkena pengaruh khususnya
EET nya.
4. Mengontrol pada setiap pertemuan antara jalur kritis dengan yang tidak kritis
5. Kontrol kembali semua rangkaian yang sudah dipercepat dan jumlahkan biaya
percepatan maka kita akan dapat melihat besarnya biaya percepatan yang paling murah /
optimal dengan cara membandingkan dibeberapa alternatif.
Kurva S
Diambil contoh waktu bar chart pada pekerjaan jalan. Untuk dapat menghitung
progress kita perlu mengetahui biaya yang diperlukan tiap kegiatan. Kemudian prosentase
setiap kegiatan dihitung dengan cara membagi harga tiap kegiatan dengan jumlah total.
Misalnya untuk kegiatan pembuatan direksi keet.
1000
Harga Kegiatan
=
= 0,51387 % dibulatkan 0,514 %
Total biaya Konstruksi 1946
Jadi prosentase untuk pekerjaan tersebut 0,514 ditulis (0,514) dibelakang bar chart.
Nilai tersebut dibagi dengan jumlah minggu, maka kita dapat mengetahui kegiatan dalam
minggu. Prosentase tersebut tiap minggu dijumlahkan. Kemudian progress rencana tiap
mingguan dapat diketahui yaitu jumlah komulatif dari prosentase mingguan diatas. Jika
panjang kolom dari gambar bar chart dibagi 100 (0% sampai dengan 100%) maka kita akan
melakukan plotting untuk setiap minggu progress untuk dapat menggambarkan kurva S
(Sumber: Trisnowardono, 2002).
21
Biaya
A (Titik Normal)
Normal
Waktu
Waktu
Waktu
dipersingkat
Normal
22
METODE PENELITIAN
IDENTIFIKASI
MASALAH
PENGUMPULAN
DATA
Analisa BOW
dan SNI
ANALISIS DATA
Volume
Pekerjaan
Waktu Normal:
Kebutuhan Bahan
Jumlah Pekerja
Anggaran Biaya
Waktu Dipercepat:
Kebutuhan Bahan
Jumlah Pekerja
Anggaran Biaya
KESIMPULAN
DAN SARAN
23
PEMBAHASAN
Analisa Kurva S Rencana
Di dalam kurva S rencana jadwal pelaksanaan proyek selama 6 bulan, Akan tetapi 3
minggu awal pelaksanaan proyek masih belum ada realisasi dikarenakan masalah non teknis
maka pemilik proyek menginginkan adanya suatu percepatan sehingga harus dilakukan
penjadwalan ulang. Berikut analisa yang dilakukan:
1. Pekerjaan Tanah dan Urugan
Pada pekerjaan ini waktu pelaksanaan selama 3 minggu dan akan dipercepat menjadi 2
minggu.
2. Pekerjaan Beton
Waktu pelaksanaan pekerjaan juga dipercepat menjadi 6 minggu dari rencana awal
selama 8 minggu.
3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pada pekerjaan ini waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan pekerjaan sebelumnya.
Percepatan juga dilakukan pada pekerjaan ini, khususnya pada lantai I.
Tabel 1: Pekerjaan yang Mengalami Percepatan Waktu
Uraian Pekejaan
Waktu Awal
(Minggu)
Waktu Setelah
Dipercepat
(Minggu)
Pecepatan
(Minggu)
A. PEKERJAAN LANTAI I
1. PEK. PERSIAPAN
2. PEK. TANAH/URUGAN
3. PEK. PASANGAN DAN PLESTERAN
4. PEK. BESI & BETON
5. PEK. BESI
6. PEK. PLAFON
7. PEK. PENUTUP LANTAI (KERAMIK)
8. PEK. PINTU & JENDELA
9. PEK. CAT DAN PLITURAN
10. PEK. FIXTURE DAN SANITAIR
11. PEK. MECHANICAL & ELECTRICAL
1
3
4
8
2
2
3
4
2
4
3
1
2
3
6
2
2
3
4
2
4
3
1
1
2
-
B. PEKERJAAN LANTAI II
1. PEK. TANAH/URUGAN
2. PEK. PASANGAN DAN PLESTERAN
3. PEK. BESI & BETON
4. PEK. BESI
5. PEK. RANGKA TAP & PLAFON
6. PEK. PENUTUP LANTAI (KERAMIK)
7. PEK. PINTU & JENDELA
8. PEK. CAT DAN PLITURAN
9. PEK. FIXTURE DAN SANITAIR
10. PEK. MECHANICAL & ELECTRICAL
11. PEK. LAIN - LAIN
1
3
4
1
4
3
4
2
3
3
1
1
3
4
1
4
3
4
2
3
3
1
24
Contoh :
Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biayadipercepat BiayaNormal
Waktunormal Waktudipercepat
Contoh :
Pekerjaan
Waktu normal
Waktu dipercepat
Biaya normal
Biaya dipercepat
Cost slope
( Rp766.665.462 Rp153.333.092,44)
(35 7)
= Rp 21.904.727,49
=
25
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan Anggaran Biaya Percepatan Pembangunan Gedung Polres
Kabupaten Probolinggo, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pemilihan pekerjaan yang akan dipercepat harus dilakukan dengan teliti sehingga
kenaikan biaya yang ditimbulkan akibat percepatan waktu penyelesaian masih
dalam batas yang dianggap ekonomis.
2.
Penambahan tenaga kerja dan jam kerja merupakan usaha untuk mempercepat
pelaksanaan pekerjaan.
3.
Dari hasil perhitungan dan penjadwalan, pekerjaan yang dipercepat: pekerjaan
tanah & urugan, pekerjaan pasangan dan plesteran, dan pekerjaan besi dan beton.
4.
Setelah pekerjaan dipercepat 3 minggu dari 23 minggu menjadi 20 minggu
diperoleh kenaikan biaya sebesar Rp. 116.987.086,- atau naik 2,91% dari biaya
normal, sehingga anggaran biaya percepatan adalah Rp. 4.126.078.341,61 dari
anggaran biaya normal sebesar Rp. 4.009.091.255,-.
Tabel 2: Perbandingan Biaya Waktu Normal dgn Waktu yang Dipercepat
URAIAN
NORMAL
PERCEPATAN
SELISIH
Waktu
23 minggu
20 minggu
3 minggu
Tenaga
23.722 orang
28.767 orang
5.045 orang
Biaya
Rp 4.009.091.255,00
Rp 4.126.078.341,61
Rp 116.987.086,00
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2002), Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan,
Bandung: Badan Standardisasi Nasional
Soeharto, Iman (1999), Manajemen Proyek: Dari Koseptual Sampai Operasional, Bandung:
PT. Gelora Aksara Pratama
Zainal (2001), Menghitung Rencana Anggaran Biaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Istimawan Dipohusodo (1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1, Cetakan ke-1,
Yogyakarta: Penerbit PT. Kanisius
Reksohadipradjo, Sukanto (1997), Manajemen Proyek, Yogyakarta: BPFE
Ervianto, Wufram I (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta: Penerbit Andi
Trisnowardono, Nono (2006), Menuju Usaha Jasa Konstruksi yang Handal, Jakarta:
Penerbit Abdi Tandur
Austen, RH Neale (1994), Memanajemeni Proyek Konstruksi, Pedoman, Proses dan
Prosedur, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo
Ibrahim, Bahtiar (2003), Rencana dan Estimate Real of Cost, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Lock, Dennis (1990), Manajemen Proyek, Berikut Kepres 29/30 Tahun 1984, Edisi ke 3,
Jakarta: Penerbit Erlangga
Nugraha, Paulus, Ishak Natan dan R. Sutjipto (1986), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid I
& II, Jakarta: Kartika Yudha.