Perilaku Batuan
Perilaku Batuan
PERILAKU BATUAN - 4
Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
Pendahuluan
Elastik linier
reversible
Kurva t
Hookean Materials
Elastik
St. Venen
Plastik Materials
Newtonian Materials
Viscous perfect/pure
0
o = W
E
Spring
Dashpot
Kurva
& -t
Perilaku Batuan Elasto-Plastik
>
1
E
1
=0
Perilaku Kurva
Bieniawski (1967)
Kurva
UCS
Tegangan
Strength failure
l
Crack closure
A
1. Penutupan rekahan
Regangan
a= regangan aksial
Bieniawski (1970)
s1
s2
s3
s5 s4
s6
E1
E2
E3
E4
E5
E6
e1 e2
e3
e4
e5 e6
Creep Pada
Failure
II Creep stabil
O
Uji Creep Kuat Tekan
Relaksasi Pada
II Relaksasi stabil
I Tdk ada relaksasi
Rayapan
Primer
II
III
Rayapan Sekunder
Rayapan
Tersier
D
C
Rayapan
A
F
Model Reologi
Reologi Sederhana
1. Hookean - Elastik
=G ,
G= modulus geser
E - Spring
Reologi Sederhana
2. Newtonian - Plastik Sempurna
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
o = W
t
Dashpot
Suatu material plastik sempurna adalah material yang tidak akan terdeformasi sama
sekali selama tegangan yang diterimanya lebih kecil dari tegangan batas o.
Jika tegangan yang diterima sama atau lebih besar dari batas tersebut ( o) , material
akan terus terdeformasi tanpa penambahan tegangan.
Model material tersebut adalah sebuah beban W diletakkan pada permukaan yang
memiliki koefisien gesekan tetap
Reologi Sederhana
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
t
3
(
1
Viscocitytetap)
0.5
Shearstress m ax
1
3
2
3
3 1
2
d
3
dt
2
1
Reologi Sederhana
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
E
W
Material St. Venant adalah material yang berperilaku elastik sempurna pada
aplikasi tingkat tegangan di bawah o , dan plastik sempurna ketika o tersebut
tercapai.
Jadi, material ini adalah kombinasi dari suatu elemen elastik sempurna E dan
elemen plastik sempurna W yang disusun secara seri.
Reologi Kompleks
4. Maxwell Elasto viscous
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
/E
E
t
1
k
1
E
System
0 t
t
Reologi Kompleks
4. Kelvin Firm Viscous
o
/E
1 e
Et
3
t
E
= +
=E +3
Reologi Kompleks
4. Generalized Kelvin
( E1 E 2 )
E1 E 2
E1
E2
/E
= E2
1 1
+ E1
( /E1) + k1
+ (E1 + E2)
= E2(
( /E2)
1
+ E1 )
Reologi Kompleks
4. Burger
TA 3111 Mekanika Batuan Perilaku Batuan
E1
E2
k2
1 (t )
k1
2 1
9k
E
3(1- 2 )
1 e
t
t1
2
G1t
1
3G 2
3G1
3G1
Model Reologi
Perilaku
Sumber
Batuan keras
Hookean
Elastik
Kelvin
Viskoelastik
Salustowicz, 1958
Maxwell
Viskoelastik
Salustowicz, 1958
Viskoelastik
Nakamura, 1940
Viskoelastik
Batubara
Modified Burger
Viskoelastik
Hardy, 1959;
Bobrov, 1970
Viskoelastik
Batuan Carboniferous
Kelvin
Viskoelastik
Kidybinski, 1966
Batuan Carboniferous
Elastoviskoplastik
Simbol
= tegangan
= regangan geser
= regangan
= koefisien gesek
E = Modulus Young
= koefisien viskositas
W = beban Kuznetsov dan Vashcillin
Model
Reologi
Hubungan regangan-waktu
Model mekanik
Rumus
Grafik
Diskripsi Model
Hooke
E
Newton
3
(t )
Rayapan sekunder
t
3
t
Kelvin
(t )
/E
E
t
3
1 e
Rayapan primer
Maxwell
(t )
t
/
E
Burger
E1
E2
(t )
3
E2
t
2
E1
E1
t
3 1
2.5
KURVA RAYAPAN SAMPEL C 02
1.5
REG AKSIAL
1.0
0.5
0.0
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
Waktu (jam)
Kurva Creep
Regangan (x 0,001)
Regangan (%)
2.0
1,80
1,60
1,40
1,20
1,00
0,80
0,60
y = 0,0006x + 1,2542
R2 = 0,8509
y = 0,2549x 0,3465
R2 = 0,9967
y = 0,0261x
R2 = 1
0,40
0,20
0,00
0
100
200
300
Waktu (jam )
400
500
+ (t) + At +
T(t)
= regangan total
e
Penutupan rekahan
Rayapan primer
Rayapan sekunder
Rayapan tersier
[ 1,
2,
3]
= f [ 1,
L/D=2
0.5 L
D+ D
2
2,
3]
1
2
1
3
2
2
3
2
2
3
E
1
total
total
total
E
3
1.
1
E
N
E
2. Jika tidak pada arah prinsipal maka hubungan regangan tegangan adalah:
i bervariasi dari 1 sampai 3
j bervariasi dari 1 sampai 3
ij
1
E
Straintensor : i
Stresstensor : i
N
E
ij
ij
11
12
13
21
22
23
31
32
33
11
12
13
21
22
23
31
32
33
dij = 0 jika i j
dij = 1 jika i = j
=
=
(arah prinsipal)
ModulusGeser
E
2(1 )
E
)(1 2 )
(1
dan
= 2
ij
ij
& :
Symmetrical revolution
sehingga :
=0
yz
=0 (
yz
23)
xz
=0 (
xz
13)
(
E
E
z
E
1
1
( x
)
( x
y
z
y
E
E
1
1
( y
)
( y
x
z
x
E
E
(1 ) E
E
x
(1 )(1 2 )
(1 )(1 2 )
(1 ) E
E
y
(1 )(1 2 )
(1 )(1 2 )
E
xy dengan xy
12 dan
2(1 )
xy
xy
2
x
y)
2
x
2 )
2 )
xy
12
xy
(1
x
y
xy
(1
(1
)E
)(1 2 )
E
)(1 2 )
0
E
(1 )(1 2 )
(1 ) E
(1 )(1 2 )
0
1
(1
E
1
(1
E
0
x
0
E
2(1 )
y
xy
(1
(1
z = 0, xz = 0, yz = 0.
Z z=0& z=0
1
(
E
1
(
E
xy
xy
G
0
)
z
#0
E
xz
yz
(1
E
y
xy
(1
G
xy
( x
( y
Symmetrical Revolution
Jika sebuah benda berbentuk silinder diputar pada sumbunya
maka benda tsb dapat diwakili oleh sebuah bidang.
Karena sumbunya merupakan sumbu simetri maka benda tsb
cukup diwakili oleh bidang yang diarsir
Model Analisis
Model Axisymmetric
Model Plainstrain
Model Axisymmetric
Load
Load
Load
Load
Bentuk Original
Load
Potongan Model
Load
Lubang
Kepundan
Kepundan
Kepundan
Lubang
Lubang
Pembawa
Lumpur
Pembawa
Lumpur
Model Axisymmetric
Keseluruhan
Potongan Model
Axisymmetric
Model Axisymmetric
Yang DIanalisis
0
-0.2 0
-0.4
Penurunan (m)
200
400
600
800
-0.6
-0.8
-1
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
-2
Jarak (m)
1000
1200
1400