Anda di halaman 1dari 18

Meskipun masih usia balita, mengecek ukuran penisnya sangat penting.

Sebab pengaruh
terhadap tumbuh kembang anak, terutama bagi perkembangan organ reproduksinya.
Meskipun masih balita, namun ukuran penis jangan diabaikan lo bu. Umumnya saat usia
balita, ukuran penis memang masih terlihat kecil. Sehingga kerap kelainan bawaan pada penis
diabaikan. Alhasil, ibu tidak mengetahui kalau anaknya mengalami kelainan pada alat
kelaminnya. Baca Yuk Ketahui Jenis Kelainan Bawaan Pada Penis Anak
Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), Dokter Spesialis Urologi, menyebutkan sesuai standart
pengukuran penis, yang mengacu pada Strecthed Penile Length (SPL). Ukuran penis untuk
bayi baru lahir yang sudah cukup bulan 2,5 cm. Sementara usia balita, 1-2 tahun 4,7 cm, dan
usia 2-3 tahun panjangnya 5,1 cm.
Kalau ukuran penis anak ketika ditegakkan, kemudian di ukur dari pangkal penis hingga
ujung penis, lebih kecil dibandingkan ukuran rerata normal. Yakni normalnya lebih dari 2,5
senti meter. Maka dapat dikatakan anak memiliki kelainan genital ukuran penis kecil atau
mikropenis, begitu kata Irfan yang juga sebagai ahli urologi di RS Siloam ASRI.
Mikropenis, umumnya disebabkan adanya kelainan hormonal. Dipengaruhi oleh
pembentukan hormon sejak janin masih didalam kandungan. Dari berbagai hasil studi
menyebutkan adanya zat kimia yang mengganggu atau mengubah fungsi endokrin. Zat kimia
tersebut endocrine disrupter chemicals (EDC).
Zat yang terdapat dalam pestisida kimia ini, dapat menghambat kerja androgen. Terutama
dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan karakteristik sekunder pada laki-laki.
Sebagai suatu komponen, zat tersebut bisa berinteraksi dengan estrogen atau androgen
reseptor. Berakibat adanya kelainan dan perkembangan organ seksual.
Sehingga ketika lahir, anak memiliki penis yang berukuran kecil. Namun karena mikropenis
merupakan kelainan genital yang tidak berbahaya, maka seringkali diabaikan. Bahkan anak
dengan kelainan ini pun juga tidak akan mengeluhkan sakit, ujarnya. Baca Jangan Hanya
Tanya Jenis Kelamin, Setelah Bayi Lahir
Namun, untuk memastikan anak mengalami kelainan genital terhadap alat kelaminnya atau
tidak. Irfan menyarankan, agar ibu memeriksa penis anak. Misalnya saja ketika memandikan
si kecil.

Periksa penis anak

Dengan merabanya, kemudian menekan bagian kulitnya.

Lihat berapa panjang ukuran penisnya.

Pastikan ukuran panjang dengan mengukur dari pangkal hingga ujung penis.

Jika panjang penis sesuai ukuran normal, maka tidak perlu dikhawatirkan. Sementara kalau
kurang dari normal, sebaiknya ibu segera berkonsultasi ke dokter. Untuk ukuran normal penis

balita usia 1-2 tahun 4,7 cm dengan diameter 0,8. Kalau usia 2-3 tahun panjangnya 5,1 cm,
dengan diameter 0,9 cm.
Ibu, sebaiknya periksa penis anak segera, sebelum anak mengeluhkan penisnya. Kalau
nantinya memang terdapat perbedaan yang dirasakan anak dengan teman lainnya ketika usia
sekolah.

HIPOSPADIA
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus
uretra eksterna berada di bagian permukaan ventral penis
dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal
(ujung glanss penis). Kelainan
kongenital ini menunjukkan kelainan letak meatus uretra
terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. Untuk
mengetahui kelainan hipasdia diperlukan pemahaman
untuk mengetahui keadaan anatomi normal genitalia dan
penis.
Genetalia dan Penis Normal

Genetalia ekstrena pria terdiri daripenis dan skrotum.


Penis terdiri dariglans dan korpus. Korpus
penis dibentuk terutama oleh jaringan erektil. Glans
penis adalah struktur yang terbentuk seperti kerucut pada
ujung penis dan mengandung jaringan sensori dan
jaringan erektil. Korona adalah area seperti mahkota
dimana glans menonjol dari korpus penis. Kulit ini
dipotong pada saat sirkumsisi. Uretra terletak
didalamkorpus penis, dengan meatus uretra yang terletak
ditengah ujung glans
Penis Anatomi normal penis terdiri dari sepasang korpora
kavernosa yang dibungkus oleh tunika albugenia yang tebal dan

fibrous denganseptum dibagian tengahnya. Uretra melintasi penis


di dalam korpus spongiosum yang terletak dalam posisi ventral
pada alur diantara kedua korpora kavernosa. Uretra muncul pada
ujung distal dari glan penis yang berbentuk
konus. Fascia spermatika atau tunika dartos adalah suatu lapisan
longgar penis yang terletak pada fascia tersebut. Dibawah tunika
dartos terdapat fascia Bucks yang mengelilingi korpora kavernosa
dan kemudian memisah untuk menutupi korpus spongiosum secara
terpisah. Berkas neurovaskuler dorsal terletak dalam fascia Bucks
diantara kedua kavernosa.
Skrotum merupakan kantung yang longgar dan berkerut yang
terletak di dasar penis. Skrotum mempunyai dua kompartemen,
setiap kompartemen berisi testis, epididimis, dan bagian vas
deferens merupakan organ-organ seksinternal pria.
Testis berbentuk seperti telur dan seperti karet. Panjang testis
pada bayi adalah1,5 cm. panjang testis ini tetap tidak berubah
secara nyata sampai masa pubertas. Kemudian testis membesar
secara bertahap panjang testis orang dewasa, yaitu 4-5 cm. testis
kiri agak lebih rendah dari pada testis kanan. Fungsi utama dari
testis adalah menghasilkan sperma dan hormone. Selama ejakulasi
sperma mengalir ke dalam epididimis, dan kemudian ke dalam vas
deferens sebelum melewati uretra.
Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium
uretra interna dibagian buli-bulisampai orifisium uretra eksterna
glans penis, dengan panjang yang bervariasi. Uretra pria dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior.
Uretra posterior dibagi uretra pars prostatika dan uretra pars
membranasea. Uretra anterior dibagi menjadi meatus uretra
pendulare uretra dan bulbus uretra.
Uretra bagian anterior Uretra anterior memiliki panjang 1825 cm (9-10 inchi). Saluran ini dimulai dari meatus uretra,

pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini berupa


tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau
memerlukan operasi atau reparasi relatif mudah.
Uretra bagian posterior Uretra posterior memiliki panjang 36 cm (1-2 inchi). Uretra yang dkelilingi
kelenjarprostate dinamakan prostatika. Bagian selanjutnya adalah
uretra membransea yang memiliki panjang terpendek dari semua
bagian uretra, sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat
otot yang membentuk sfingter. Sfingter ini bersifat volunter
sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti pada waktu
berkemih. Uretra membransea terdapat dibawah dan dibelakang
simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat
mencederai uretra membransea
Hipospadia
Laporan medis awal menggambarkan hipospadia sudah dikenal
sejak abad kedua Masehi dan Galen adalah orang pertama
menggunakan istilah itu. Selama milenium pertama, pengobatan
utama untuk hipospadia adalah amputasi penis distal ke meatus.
Sejak saat itu, yang telah berkontribusi dalam pengembangan
perbaikan hipospadia modern. Lebih dari 300 jenis perbaikan telah
dijelaskan dalam literatur medis. Meskipun laporan sebagian besar
telah dalam 60 tahun terakhir, teknik yang paling dasar
digambarkan lebih dari satu abad yang lalu. Tehnik anestesi
modern, perkembangan peralatan bedah, kemajuan pengetahuan
ilmu kedokteran modern khususnya tehnik bedah, dan penemuan
antibiotik telah meningkatkan hasil klinis dan telah banyak kasus,
diperbolehkan perawatan bedah dengan perbaikan satu tahap
dalam tahun pertama kehidupan secara rawat jalan.
Hipospadia terjadi pada sekitar 1 dari setiap 250 kelahiran laki-laki.
Pada beberapa negara insidensi hipospadia semakin meningkat.
Laporan saat ini, terdapat peningkatan kejadian hipospadia pada

bayi laki-laki yang lahir prematur, kecil untuk usia kehamilan, dan
bayi dengan berat badan rendah. Hipospadia lebih sering terjadi
pada kulit hitam daripada kulit putih, dan pada keturunan Yahudi
dan Italia. Di beberapa negara, kejadian hipospadia dapat naik. Di
Amerika Serikat, tingkat hipospadia dua kali lipat 1970-1993.
Meskipun beberapa telah menyarankan bahwa kejadian meningkat,
dalam kenyataannya, peningkatan pelaporan nilai kecil dari
hipospadia, peningkatan hipospadia berat juga telah dicatat.
Meningkatkan sensitivitas sistem surveilans saja tidak dapat
menjelaskan hal ini peningkatan dua kali lipat. Namun, laporan
terbaru mengaitkan tingkat peningkatan hipospadia pada anak laki
lahir prematur dan kecil untuk usia kehamilan dan anak laki-laki
dengan berat lahir rendah.
Di beberapa negara, kejadian hipospadia dapat naik tetapi
tampaknya agak konstan yaitu sekitar 0,26 per 1000 kelahiran
hidup di Meksiko dan Skandinavia dan 2,11 per 1000 kelahiran
hidup di Hongaria.
Perawatan untuk hipospadia adalah dengan koreksi bedah.
Hipospadia umumnya diperbaiki untuk alasan fungsional dan
kosmetik. Posisi yang lebih proksimal ektopik dari meatus uretra,
semakin besar kemungkinan aliran kemih adalah untuk dibelokkan
ke bawah, yang mungkin memerlukan buang air kecil dalam posisi
duduk. Setiap unsur chordee bisa memperburuk kelainan ini.
Kesuburan mungkin akan terpengaruh. Defleksi abnormal ejakulasi
dapat mencegah inseminasi efektif, dan chordee signifikan dapat
mencegah penyisipan vagina penis atau dapat dikaitkan dengan
ereksi inheren menyakitkan. Meskipun bentuk yang paling kecil
dari hipospadia secara fisiologis tidak signifikan, mereka juga
mungkin merit memperbaiki berdasarkan potensi stres psikologis
memiliki anomali kelamin.

Kejadian hipospadia lebih besar dalam putih daripada orang kulit


hitam, dan lebih umum pada mereka dari keturunan Yahudi dan
Italia. Sebuah komponen genetik mungkin ada dalam keluarga
tertentu; tingkat keluarga dari hipospadia adalah sekitar 7%
Penyebab
Hipospadia terjadi karena gangguan perkembangan uretra anterior
yang tidak sempurna sehingga uretra terletak dimana saja
sepanjang batang penis sampai perenium. Semakin proksimal
muara meatus maka semakin besar kemungkinan ventral penis
memendek dan melengkung karena adanya chordee. Ada banyak
faktor penyebab hipospadia dan banyak teori yang menyatakan
tentang penyebab hipospadia antara lain :
Pembesaran tuberkulum kelamin dan perkembangan selanjutnya
dari penis dan uretra tergantung pada tingkat testosteron selama
embriogenesis. Jika testis gagal untuk menghasilkan jumlah yang
cukup dari testosteron atau jika sel-sel struktur genital kekurangan
reseptor androgen yang memadai yaitu enzim konversi androgen-5
alpha-reductase dapat menyebabkan hipospadia. Genetik dan
faktor nongenetik terlibat dalam penyebab hipospadia dimana
angka kejadian keluarga dari hipospadia ditemukan pada sekitar
28% pasien.
Mekanisme genetik yang tepat mungkin rumit dan variabel.
Penelitian lain adalah turunan autosomal resesif dengan
manifestasi tidak lengkap. Kelainan kromosom ditemukan secara
sporadis pada pasien dengan hipospadia. Faktor nongenetik utama
yang terkait dengan hipospadia adalah pemberian hormon seks.
Peningkatan insiden hipospadia ditemukan di antara bayi yang
lahir dari ibu dengan terapi estrogen selama kehamilan.
Prematuritas juga lebih sering dikaitkan dengan hipospadia.

Embriologi Hipospadi Pada embrio yang berumur 2 minggu


baru terdapat 2 lapisan yaitu eksoderm dan endoderm. Baru
kemudian terbentuk lekukan di tengah-tengah yaitu mesoderm,
sedangkan di bagian kaudalnya tetap bersatu membentuk
membrane kloaka. Pada permulaan minggu ke-6, terbentuk
tonjolan antara umbilical cord dan tail yang disebut genital
tubercle. Dibawahnya pada garis tengah terbentuk lekukan dimana
di bagian lateralnya ada 2 lipatan memanjang yang disebut genital
fold. Selama minggu ke-7, genital tubercle akan memanjang dan
membentuk glans. Ini adalah bentuk primordial dari penis bila
embrio adalah laki-laki, bila wanita akan menjadi klitoris. Bila
terjadi agenesis dari mesoderm, maka genital tubercle tak
terbentuk, sehingga penis juga tak terbentuk. Bagian anterior dari
membrane kloaka, yaitu membrane urogenitalia akan rupture dan
membentuk sinus. Sementara itugenital fold akan membentuk sisisisi dari sinus urogenitalia. Bila genital fold gagal bersatu diatas
sinus urogenitalia. Adanya fusi digaris tengah dari lipatan uretra
tidak lengkap sehingga lewat meatus uretra terbuka pada sisi
ventral dari penis dan kelainan letak pada meatus ini menyebabkan
sedikit pergeseran pada glans diperinium, yang akhirnya prepisium
tidak ada pada sisi ventral dan terjadi kurvatura (lengkungan)
ventral dari penis. Keadaan gangguan perkembangan embriologi
tersebut mengakibatkan terjadi hipospadia.
Faktor Genetika Terjadi karena gagalnya sintesis androgen.
Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen yang mengode
sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak
terjadi. 12 % berpengaruh terhadap kejadian hipospadia bila punya
riwayat keluarga yang menderita hipospadia. 50 % berpengaruh
terhadap kejadian hipospadia bila bapaknya menderita hipospadia.
Faktor hormon Faktor hormon androgen sangat berpengaruh
terhadap kejadian hipospadia karena berpengaruh terhadap proses

maskulinisasi masa embrional. Androgen dihasilkan oleh testis dan


placenta karena terjadi defisiensi androgen akan menyebabkan
penurunan produksi dehidrotestosterone (DHT) yang dipengaruhi
oleh 5 reduktase, ini berperan dalam pembentukan penis sehingga
bila terjadi defisiensi androgen akan menyebabkan kegagalan
pembentukan bumbung uretra yang disebut hipospadia. Hormon
yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor
hormone androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau
tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri telah
terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap
saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau
enzim yang berperan dalam sintesis hormon androgen tidak
mencukupi pun akan berdampak sama.
Faktor Lingkungan Biasanya faktor lingkungan yang menjadi
penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang
dapat mengakibatkan mutasi. Pencemaran limbah industri
berperan sebagai Endocrin discrupting chemicals baik bersifat
eksogenik maupun anti androgenik seperti polychorobiphenyls,
dioxin, furan, peptisida, organochlorin, alkiphenol
polyethoxsylates dan phtalites. Sudah diketahui bahwa setelah
tingkat indefenden maka perkembangan genital eksterna laki-laki
selanjutnya dipengaruhi oleh estrogen yang dihasilkan testis
primitif. Suatu hipotesis mengemukakan bahwa
kekurangan estrogen atau terdapat anti androgen akan
mempengaruhi pembentukan genetalia eksterna laki-laki.
Patofisiologi Hypospadia Hipospadia terjadi dari
pengembangan tidak lengkap uretra dalam rahim. Penyebab pasti
cacat di tidak tahu tetapi diperkirakan terkait dengan pengaruh
lingkungan dan hormonal genetik (sugar, 1995). Perpindahan dari
meatus uretra biasanya tidak mengganggu kontinensia kemih.

Namun, stenosis pembukaan dapat terjadi, yang akan


menimbulkan obstruksi parsial outflowing urin. Hal ini dapat
mengakibatkan ISK atau hidronefrosis (kumor, 1992). Selanjutnya,
penempatan ventral pembukaan urethral bisa mengganggu
kesuburan pada pria dewasa, jika dibiarkan tidak terkoreksi
Pemeriksaan Fisik
Penampilan Hipospadia proksimal. Perhatikan kekurangan kulup
ventral , lubang uretra salah posisi di tingkat glanular, dan uretra
memanjang sampai meatus benar pada tingkat poros proksimal.
Perhatikan kap punggung khas kulup dan defisiensi kulit ventral
penis. Perhatikan chordee ventral terkait dan meatus uretra sejati
terletak pada tingkat skrotum.

Diagnosis Banding
Ambiguous Genitalia and Intersexuality
Circumcision
Genital Anomalies
Klasifikasi
Barcat(1973) berdasarkan letak ostium uretra eksterna maka
hipospadia dibagi 5 tipe, yaitu :
Anterior (60-70%)
Hipospadia tipe glans
Hipospadia tipe coronal
Midle (10-15%)
Hipospadia tipe penil
Posterior (20%)
Hipospadia tipe penoscrotal
Hipospadia tipe perineal
Semakin ke proksimal letak meatus, semakin berat kelainan yang
diderita dan semakin rendah frekuensinya.Pada kasus ini, 90%
terletak di distal, dimana meatus terletak di ujung batang penis atau

pada glans penis. Sisanya yang 10% terletak lebih proksimal yaitu
ditengah batang penis, skrotum, atau perineum. Kebanyakan
komplikasinya kecil, fistula, skin tag, divertikulum, stenosis meatal
atau aliran kencang yang menyebar. Komplikasi ini dapat dikoreksi
dengan mudah melalui prosedur minor.
Penanganan Bedah
Kasus-kasus hipospadia ringan , di mana meatus terletak ke arah
ujung glans, mungkin tidak memerlukan operasi perbaikan dan
hanya dapat ditangani dengan observasi. Tujuan mengobati
hipospadia adalah untuk membuat penis yang lurus dengan
memperbaiki setiap lengkungan (orthoplasty), untuk membuat
uretra dengan meatus tersebut pada ujung penis (urethroplasty),
untuk membentuk kembali kelenjar ke dalam konfigurasi
berbentuk kerucut lebih alami (glansplasty ), untuk mencapai
cakupan kulit kosmetik diterima penis, dan untuk menciptakan
skrotum terlihat normal. Penis yang dihasilkan harus sesuai untuk
melakukan hubungan seksual di masa depan, harus memungkinkan
pasien untuk membatalkan sambil berdiri, dan harus menyajikan
penampilan kosmetik diterima.
Waktu operasi
Sebelum tahun 1980, perbaikan hipospadia dilakukan pada anakanak lebih dari 3 tahun karena ukuran yang lebih besar dari lingga
dan prosedur yang secara teknis lebih mudah, namun, operasi
kelamin pada usia ini (kesadaran genital terjadi pada sekitar usia 18
bulan) dapat berhubungan dengan morbiditas psikologis yang
signifikan, termasuk perilaku abnormal, rasa bersalah, dan
kebingungan identitas gender.
Saat ini, kebanyakan dokter mencoba untuk memperbaiki
hipospadia ketika anak berusia 4-18 bulan, tren ke arah intervensi
sebelumnya. Ini telah dikaitkan dengan hasil yang emosional dan
psikologis yang bisa diintervensi.

Satu manfaat dalam penyembuhan luka dengan perbaikan


sebelumnya juga telah dirasakan dan mungkin memiliki dasar
dalam produksi sitokin proinflamasi mencatat penurunan pada usia
lebih muda.
Akhir perbaikan hipospadia, pada periode pubertas dan
pascapubertas, terkait dengan komplikasi, terutama fistula
urethrocutaneous, dalam hampir setengah dari pasien. Laporan
terbaru menunjukkan tingkat yang lebih tinggi komplikasi dalam 5
tahun dari pasien dalam 1 tahun pasien, menunjukkan bahwa
perbaikan sebelumnya umumnya lebih baik
Jenis Tehnik Tindakan bedah
Teknik-teknik khusus untuk perbaikan hipospadia dapat
dikelompokkan secara umum, dan pendekatan untuk memperbaiki
relatif standar.
Setelah sepenuhnya menilai anatomi penis, kulit batang penis
degloved untuk menghilangkan penarikan kulit, dan ereksi buatan
dilakukan untuk menyingkirkan kelengkungan apapun. Ringan
sampai sedang chordee dapat diperbaiki oleh excising setiap
jaringan fibrosa penarikan ventral atau dengan plicating dengan
tunik dorsal tubuh fisik, kompensasi untuk setiap disproporsi
ventral ke punggung. Lebih chordee parah mungkin memerlukan
grafting tubuh kopral ventral menggunakan jaringan sintetis,
hewan (subunit usus kecil), kadaver, atau autologous (tunika
vaginalis atau cangkok kulit) untuk menghindari pemendekan
berlebihan panjang penis. Pada kesempatan langka, lempeng uretra
dapat ditambatkan dan transeksi piring mungkin diperlukan,
menghalangi penggunaan jaringan uretra asli untuk urethroplasty.
Urethra dapat diperpanjang dengan menggunakan berbagai teknik.
Teknik ini umumnya dikategorikan sebagai tubularizations primer,
lokal flaps kulit pedicled, teknik grafting jaringan, atau prosedur
kemajuan meatus.

Pelat tubularized menorehkan (TIP) perbaikan telah menjadi


perbaikan yang paling umum digunakan untuk hipospadia kedua
distal dan midshaft. Teknik ini merupakan tubularization utama
dari pelat uretra, dengan sayatan pada dinding posterior dari pelat,
yang memungkinkan untuk bergantung ke depan . Hal ini
menciptakan lumen diameter lebih besar dari yang akan mungkin,
menghindarkan penggunaan rutin flap atau graft untuk
menjembatani segmen sempit singkat piring uretra. Prosedur ini
telah terbukti mudah beradaptasi dengan berbagai pengaturan, dan
survei saat ini menunjukkan bahwa ini adalah prosedur pilihan
untuk perbaikan oleh urolog.
Teknik Tubularized incised plate (TIP) . Pelat uretra diincisi di
garis tengah punggung, memperluas lebar piring dan
memungkinkan untuk bergantung ke depan untuk tubularization.
onsep umum bahwa peningkatan lapisan jaringan antara uretra dan
atasnya hasil liputan di kulit kemungkinan lebih rendah dari
perkembangan selanjutnya dari fistula urethrocutaneous telah
didukung oleh studi terbaru. [15] stent uretra Sementara adalah
tambahan umum untuk perbaikan hipospadia dan dirasakan
mengurangi kemungkinan pembentukan fistula. Berbagai tabung
drainase yang berbeda telah digunakan untuk tujuan ini.
Untuk perbaikan berulang setelah operasi berhasil untuk
hipospadia ketika jaringan lokal tidak tersedia, mukosa bukal telah
digunakan untuk mencangkok uretra. Jaringan ini cocok untuk
tujuan ini karena ketersediaan, karakteristik yang mendukung
keberhasilan cangkok, dan ketahanan terhadap lingkungan yang
lembab. Stent uretra biasanya digunakan untuk drainase kandung
kemih sementara penyembuhan terjadi pada semua tapi yang
paling distal hipospadia perbaikan.
Langkah perbaikan Glans

flaps umumnya dikerahkan untuk menutupi perbaikan uretra


distal, sehingga komponen ventral berbeda untuk garis tengah dan
menciptakan konfigurasi yang lebih berbentuk kerucut. Kulit
punggung kelebihan dimobilisasi untuk aspek ventral kekurangan
dari penis untuk cakupan kulit akhir.
Perbaikan transposisi penoscrotal sering dilakukan sebagai
prosedur dipentaskan karena sayatan yang diperlukan dapat
mengganggu gagang bunga vaskular untuk flaps kulit yang
digunakan dalam urethroplasty primer. Perbaikan transposisi
penoscrotal biasanya ditunda minimal 6 bulan untuk
memungkinkan pembentukan memadai pasokan jaminan darah.
Perbaikan hipospadia umumnya direncanakan sebagai prosedur
satu tahap, tetapi chordee berlebihan (terutama jika transeksi dari
pelat uretra diperlukan), ketersediaan kulit miskin, dan ukuran
phallic kecil mungkin lebih baik didekati dengan cara bertahap.
Chordee tersebut diperbaiki dan kulit digerakkan ke ventral batang
penis selama tahap pertama, dan urethroplasty dan glansplasty
diperbaiki setelah tahap pertama telah sembuh sepenuhnya.
Terapi hormonal adjuvant: Meskipun ada terapi medis untuk
koreksi hipospadia diketahui, terapi hormonal telah digunakan
sebagai pengobatan ajuvan untuk bayi dengan ukuran phallic yang
sangat kecil. Pengobatan dengan suntikan testosteron presurgical
atau krim, serta suntikan HCG, telah digunakan untuk
meningkatkan pertumbuhan penis, dan beberapa telah melaporkan
perbaikan dalam chordee dengan mengurangi tingkat keparahan
dari hipospadia. Fakta bahwa sebelum pubertas androgen terapi
dapat membatasi pertumbuhan kelamin normal pada pubertas
adalah kekhawatiran tetapi belum dikonfirmasi secara klinis.
Persiapan Operasi
Evaluasi preoperatif yang diperlukan termasuk ultrasonografi
(untuk meyakinkan sistem urinari atas normal) dan standar

prosedur pemeriksaan darah dan urin lengkap. Sebelum dilakukan


operasi pasien diberikan antibiotik profilaksis. Sebelum dioperasi
dilakukan uretroskopi untuk memastikan tidak ada anomali urinary
tract seperti veromontanum, valve uretra atau striktur uretra.
Jahitan traksi diletakkan di dorsal glans sehingga tekanan yang
konstan ditempatkan pada penis sehingga mengurangi perdarahan.
Penatalaksanaan
Cangkok kulit pertama pada uretroplasti ditemukan oleh NoveJoserand. Teknik ini terdiri dalam penggunaan splitthickness graft untuk mengisi saluran di penis untuk membangun
uretra. eknik ini membutuhkan stenting selama berbulan-bulan
karena kontraktur melekat pada graft split-thickness. Multiple
stenosis berganda dan striktur dapat terjadi dengan teknik ini, dan
sudah ditinggalkan. Teknik ini kemudian dipopulerkan oleh
McIndoe, yang merekomendasikan stent yang dibiarkan di tempat
selama 6 sampai 12 bulan untuk mengatasi kecenderungan untuk
kontraktur. Teknik ini memiliki banyak komplikasi dan tidak
digunakan untuk kasus-kasus rutin.
Thiersche dan Duplay memberikan hasil yang memuaskan untuk
perbaikan hipospadia pertama yang berhasil yang diikuti oleh orang
lain. Meskipun JP Mettauer dari Virginia melaporkan perbaikan
pertama yang berhasil hipospadia dan pembebasan dari jaringan
menyebabkan chordae. Ia tidak memiliki penggunaan kateter
untuk diversi urin dan tekniknya tidak diikuti oleh orang lain.
Thiersche dan Duplay melakukan perbaikan dua tahap di mana
mereka pertama reseksi jaringan yang menyebabkan chordae dan
meluruskan penis. kulit penis ditutup, dan bulan kemudian urethra
dibangun dengan membuat insisi longitudinal bawah permukaan
ventral saluran penis ke uretra, merusak kulit flaps lateral dan
menutupi salurannya.Kekurangan dari operasi ini adalah tidak
adekuat memperpanjang uretra ke ujung dari glans penis.
T

Suatu teknik untuk perbaikan hipospadia diperkenalkan oleh Cecil


selama pertengahan tahun 1940, yang dianggap sebagai fakta
bahwa kulit penis yang cukup sulit untuk didapatkan dalam kasuskasus.Oleh karena itu setelah cordae dirilis dan meluruskan penis,
pada tahap kedua (6 bulan kemudian) uretra itu dibuat dari kulit
saluran ventral penis dengan membuat sayatan memanjang paralel.
sayatan kemudian dibuat di skrotum, dan penis itu dijahit ke dasar
skrotum, penjahitan kulit skrotum untuk tutupi penis lateral. Penis
ditinggalkan di posisi ini selama 6 sampai 8 minggu selama uretra
yang baru terbentuk dijahit.Pada tahap ketiga skrotum dibebaskan
dari penis, meninggalkan normal vaskularisasi dari kulit skrotum
pada permukaan ventral penis untuk menutup neurouretra.
Tujuan repair hipospadia yaitu untuk memperbaiki kelainan
anatomi baik bentuk penis yang bengkok karena pengaruh adanya
chordae maupun letak osteum uretra eksterna. Sehingga dua hal
pokok dalam repair hipospadia yaitu :
1. Chordectomi, melepaskan chordae sehingga penis bisa lurus
kedepan saat ereksi.
2. Urethroplasty, membuat osteum uretra eksterna diujung glans
penis sehingga pancaran urin dan semen bisa lurus ke depan
Apabila chordectomi dan urethroplasty dilakukan dalam satu waktu
operasi yang sama disebut satu tahap, bila dilakukan dalam waktu
berbeda disebut dua tahap. Hal yang harus diperhatikan dalam
operasi hipospadia yaitu usia, tipe hipospadia, besarnya penis dan
ada tidaknya cordae.Pada semua teknik operasi tersebut tahap
pertama adalah dilakukannya eksisi chordae. Penutupan luka
operasi dilakukan dengan menggunakan prepusium bagian dorsal
dari kulit penis. Tahap pertama ini dilakukan pada usia 1,5 tahun
2 tahun bila ukuran penis sesuai untuk usianya. Setelah eksisi
cordae maka penis akan menjadi lurus, tapi meatus masih pada
4

tempat yang abnormal. Pada tahap kedua dilakukan uretroplasti


yang dikerjakan 6 bulan setelah tahap pertama.
Teknik Hipospadia bagian Distal
Reparasi hipospadia jenis ini dilakukan jika v flap dari jadingan
glans mencapai uretra normal setelah koreksi cordae, dibuat uretra
dari flip flop kulit. Flap ini akan membentuk sisi ventral dan
lateral uretra dan dijahit pada flap yang berbentuk v pada jaringan
glans, yang mana akan melengkapi bagian atas dan bagian sisi
uretra yang baru. Beberapa jahitan ditempatkan dibalik v flap
granular dipasangkan pada irisan permukaan dorsal uretra untuk
membuka meatus aslinya. Sayap lateral dari jaringan glans ini
dibawah kearah ventral dan didekatkan pada garis tengah.
Permukaan ventral penis ditutup dengan suatu prepusium.Ujung
dari flap ini biasanya berlebih dan harus dipotong. Di sini sebaiknya
mempergunakan satu flap untuk membentuk permukaan dibagian
belakang garis tengah
Desain granular flap berbentuk Z dapat dilakukan untuk
memperoleh meatus yang baik secara kosmetik dan fungsional
pemotongan berbentuk 2 dilaksanakan pada ujung glans dalam
posisi tengah keatas.Rasio dimensi dari Z terhadap dimensi glanss
adalah 1 : 3, dua flap ini ditempatkan secara horisontal pada posisi
yang berlawanan. Setelah melepaskan cordae, sebuah flap dua sisi
dipakai untuk membentuk uretra baru dan untuk menutup
permukaan ventral penis.Permukaan bagian dalam prepusium
dipersiapkan untuk perpanjangan uretra. Untuk mentransposisikan
uretra baru, satu saluran dibentuk diatas tunika albuginea sampai
pada glans.Meatus uretra eksternus dibawa mwnuju glans melalui
saluran ini. Bagian distal dari uretra dipotong pada bagian anterior
dan posterior dengan arah vertikal kedua flap Trianggular
dimasukkan ke dalam fisura dan dijahit dengan menggunakan
6

benang 6 0 poli glatin. Setelah kedua flap dimasukkan dan dijahit


selanjutnya anastomosis uretra pada glans bisa diselesaikan.
Teknik Hipospadia bagian Proksimal
Bila flap granular tidak bisa mencapai uretra yang ada, maka suatu
graft kulit dapat dipakai untuk memperpanjang uretra. Selanjutnya
uretra normal dikalibrasi untuk menentukan ukurannya (biasanya
12 french anak umur 2 tahun). Segmen kulit yang sesuai diambil
dari ujung distal prepusium. Graft selanjutnya dijahit dengan
permukaan kasar menghadap keluar, diatas kateter pipa atau tube
ini dibuat dimana pada ujung proksimalnya harus sesuai dengan
celah meatus uretra yang lama dan flap granular dengan jahitan tak
terputus benang kromic gut 6 0. Sayap lateral dari jaringan
granular selanjutnya dimobilisasi kearah distal untuk menutup
saluran uretra dan untuk membentuk glans kembali diatas uretra
yang baru yang akan bertemu pada ujung glans.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul paska repair hipospadia sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor usia pasien, tipe
hipospadia, tahapan operasi, ketelitian teknik operasi, serta
perawatan pasca repair hipospadia.Macam komplikasi yang terjadi,
yaitu :
Perdarahan
Infeksi
Fistel urethrokutan
Striktur uretra, stenosis uretra
Divertikel uretra
Komplikasi paling sering dari reparasi hipospadia adalah fistula,
divertikulum, penyempitan uretral, dan stenosis meatus.Penyebab
paling sering dari fistula adalah nekrosis dari flap yang disebabkan
oleh terkumpulnya darah dibawah flap. Fistula itu dapat dibiarkan
sembuh spontan dengan reparasi sekunder 6 bulan
6

sesudahnya. Untuk itu kateter harus dipakai selama 2 minggu


setelah fistulanya sembuh, dengan harapan tepi-tepinya akan
menyatu kembali, sedangkan kegunaannya untuk terus diversi lebih
lama dari dua minggu.
Penyempitan uretra adalah suatu masalah. Bila penyempitan ini
padat, maka dilatasi uretra akan efektif. Pada penyempitan yang
hebat, operasi sekunder diperlukan. Urethrotomy internal akan
memadai untuk penyempitan yang pendek. Sedang untuk
penyempitan yang panjang uretra harus dibuka disepanjang daerah
penyempitan dan ketebalan penug dari graft kulit yang
dipakaiuntuk menyusun kembali ukuran uretra. Suatu kateter
dapat dipakai untuk mendukung skin graft.
Perawatan Pasca Operasi
Setelah operasi, pasien diberikan kompres dingin pada area operasi
untuk dua hari pertama. Metode ini digunakan untuk mengurangi
edema dan nyeri dan menjaga bekas luka operasi tetap bersih. Pada
pasien dengan repair flip flop diversi urinari dilakukan dengan
menggunakan kateter paling kecil dan steril yang melewati uretra
sampai ke kandung kemih. Pasien dengan kateter suprapubic
dilepas pada hari ke lima post operatif dan di evaluasi ada tidaknya
fistula.
6

Anda mungkin juga menyukai