Anda di halaman 1dari 21

JAHITAN PADA KULIT

A. PENGERTIAN
Penjahitan luka ( hecting )

Tindakan menjahit luka ( hecting ) dengan alat yang telah disterilkan dan
membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka ( luka bersih dengan Betadin dan
luka kotor dengan H2O2, cairan steril serta Betadin ).Penjahitan luka membutuhkan
beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain.
Alat, bahan dan perlengkapan yang di butuhkan
Alat yang dibutuhkan :
Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
Gunting benang satu buah.
Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.
Bahan yang dibutuhkan :Benang jahit Seide atau silk,Benang Jahit Cat gut
chromic dan plain.Lain-lain :Doek lubang steri, Kasa steril,Handscoon steril.

Operasi teknik
- Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)
- Persiapan alat dan bahan
- Persiapan asisten dan operator
- Desinfeksi lapangan operasi
- Anestesi lapangan operasi
- Debridement dan eksisi tepi luka
- Penjahitan luka
- Perawatan luka
Perawatan Luka

Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk kontrol kembali 2 hari
lagi.
Pemberian Antibiotika dan Analgetik.

Pemberian ATS

Penyuntikan. ATS disesuaikan dengan

Sifat luka
Kondisi luka
Status Imunisasi.
PROSEDUR PENJAHITAN LUKA
- Pasien luka dibawa ke Ruang Tindakan ( R. Pengobatan ).
- Petugas menyiapkan anestesi lokal dan alat hecting steril.
- Petugas mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.
- Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya dengan kain
steril.
- Petugas melakukan anestesi dengan lidocain pada sekitar tepi luka.
- Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang bersih dan dengan
H2O2, cairan steril serta betadin pada luka yang kotor..
- Petugas menjahit luka dengan alat hecting yang telah disterilkan.
- Petugas merapikan jahitan dengan pinset cirurgis.
- Petugas membersihkan jahitan dengan betatin.
- Petugas menutup luka dengan kasa steril dan drekatkan dengan plester.
- Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat luka, kondisi luka
dan status imunisasi sebelumnya.
- Petugas menganjurkan kepada pasien agar kontrol kembali setelah 2 hari lagi.
- Petugas memberikan resep antibiotika dan analgetik untuk diambil di apotik
Puskesmas.

Penatalaksanaan

Antisepsis sekitar luka


Cuci dengan betadine
Pada fraktur terbuka : cuci dengan NaCl 0,9%
Antisepsis luka
Untuk luka kotor : cuci dengan H2O2 (perhidrol) kemudian NaCl 0,9%
Untuk fraktur terbuka : cuci dengan NaCI 0,9%
Untuk luka bersih : cuci
Selanjutnya beri betadine -> untuk semua jenis luka

2
Hecthing (Jahit) kalau memang diperlukan
Perhatikan :
Luka dengan fraktur/ruptur tendon jangan dijahit, tetapi dicuci dengan NaCl 0,9% ->
tutup dengan kasa steril, bila ada perdarahan -> ditampon / verban -> rujuk ke
RSUD.
Pengobatan :
Bila luka kotor/lebar/dalam beri ATS 1.500 IU (tes dulu) atau TT 0,5 ml
Inj. PP (tes dulu) atau inj Ampisilin 4500mg-1gr per hari
Amoksisilin 3-4500 mg
Analgesik -> jika perlu
Catatan Penting
Luka lecet cukup diolesi betadine tanpa ditutup, tanpa ATS, tanpa AB
Luka kecil yang hanya membutuhkan 1 jahitan boleh tanpa anestesi

Anestesi lokal diberikan sebelum luka dibersihkan, untuk mengurangi rasa sakit
Luka pada kepala, cukur dulu sekitar luka sebelum dijahit. Jahitan pada kepala
dapat diangkat pada hari kelima atau kurang
Luka yang cukup dalam harus dijahit berlapis, bagian dalam memakai cut gat dan
bagian luar memakai silk
Luka yang cukup panjang, jahitan sebaiknya mulai dari tengah
Luka berbentuk V, sudut dasar V dijahit terdahulu
Luka yang banyak mengeluarkan darah, terlebih dahulu klem dan jahit yang rapat
pada sumber darah. Jika darah berhenti -> jahitan dilanjutkan.
Setelah selesai dijahit ternyata masih merembes -> bongkar -> Jahit ulang -> bekas
jahitan didep agak kuat. Jika masih merembes -> rujuk ke RSUD
Pada kondisi terputusnya pembuluh darah besar -> klem/dep/ tampon yang kuat
dengan kasa steril -> rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Selesai menjahit, dengan pinset sirurgi tepi kulit dibuat ektropion (membuka keluar)
Kontrol sebaiknya pada hari 3-4 setelah dijahit -> angkat jahitan pada hari ke 6-7
Pada luka yang terlalu panjang atau terjadi infeksi -> jahitan diangkat selang-seling
(tidak sekaligus)
Pada waktu mengangkat jahitan, benang yang dipotong yaitu pada ujung yang
berlawanan dengan simpul (untuk menghindari benang bagian luar ikut menyusup
ke dalam)
Kalau pada jahitan terdapat PUS -> buka -> bersihkan, kompres dengan Revanol 2
kali.
3
MACAM-MACAM JAHITAN LUKA
Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.
Teknik : - Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1
cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan
menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan


- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
Jahitan terputus banyak dipakai untuk menjahit luka di kulit, karena apabila ada pus
(cairan) dapat dilepas satu atau dua jahitan dan membiarkan yang lain.

Jahitan matras Horizontal


Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan
dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.Memberikan hasil
jahitan yang kuat. Jahitan matras horizontal untuk menautkan fascia, tetapi tidak
boleh digunakan untuk menjahit subkutis karena kulit akan bergelombang

4
Teknik jahitan sama seperti pada jahitan matras vertikal akan tetapi dengan arah
horizontal,
seperti pada gambar.

Jahitan Matras Vertikal


Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan
dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang
cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. Jahitan matras vertikal
berguna untuk mendapatkan tepi luka secara tepat, tetapi tidak boleh dipakai di
tempat-tempat yang vaskularisasinya kurang.

Langkah-langkah penjahitan matras vertikal pada prinsipnya sama seperti pada


jahitan kulit terputus, perbedaan beberapa jenis jahitan adalah pada arah lintasan
benangnya dan mungkin juga letak simpulnya. Pada jahitan ini jarak antara kedua
penusukan lebih lebar karena akan dipakai untuk dua kali penusukan, dan sebelum
dilakukan pembuatan simpul jarum kembali ditusukkan pada kulit dekat tepi luka,
kemudian di arahkan keluar ke tepi luka dengan tidak terlalu dalam.

Selanjutnya dengan bantuan pinset chirurgis tepi kulit di seberangnya diangkat


untuk dilakukan penusukan dari arah dalam tepi luka sejajar dengan tempat
keluarnya jarum dari kulit seberangnya dan menembus ke arah kulit luar dekat tepi
luka dengan jarak sama dengan tempat penusukan kedua pada tepi luka
seberangnya. Pembuatan simpul dilakukan dengan mempertemukan dua ujung
benang panjang dan pendek, dengan teknik sama dengan pada jahitan kulit
terputus.
Jahitan Matras Modifikasi
Sinonim : Half Burried Mattress Suture
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada
daerah subkutannya.
Jahitan Jelujur sederhana
Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada
jaringan ikat yang longgar. Jahitan jelujur, lebih cepat dibuat serta lebih kuat tetapi
kalau terputus seluruhnya akan terbuka.

Untuk mengerjakan jahitan jelujur, pertamakali adalah dengan membuat satu


jahitan seperti pada jahitan kulit terputus dan dibuat simpul, selanjutnya benang
panjang tidak dipotong tetapi melanjutkan dengan penusukan pada tepi luka
selanjutnya dengan tempat penusukan dan keluarnya benang yang sejajar,
sehingga tampak dari luar arah benang miring, tetapi dalam posisi tegak lurus di
dalam jaringan, seperti pada gambar.

6
Jahitan Kulit Terputus
Pasang jarum lengkung jenis tapercut untuk kulit no. 3/0 dengan klem pemegang
jarum pada 1/3 bagian belakang kemudian klem dikunci.
Pilih benang untuk kulit (silk/nylon) dan dipasangkan pada jarum pada tempatnya
sesuai dengan jenisnya.
Tepi luka diangkat dengan menggunakan pinset chirurgis, untuk menentukan
tempat daan kedalaman penususkan jarum.
Jarum ditusukkan pada kulit dengan posisi tegak lurus, tangan pronasi penuh, siku
membentuk sudut 90 derajat dekat pinset.
Penusukan dilakukan dengan memperhitungkan kedalaman luka (jarak antara
tempat penusukan dengan tepi luka sama dengan kedalaman penusukan,
sedangkan jarak antara tempat penusukan dengan jahitan selanjutnya adalah dua
kali jarak tersebut).
Jarum didorong dengan gerakan supinasi pergelangan tangan dan adduksi bahu
yang serentak, arah sesuai dengan kelengkungan jarum.
Setelah ujung jarum muncul menembus kulit, ujung jarum ditarik dengan klem
pemegang jarum sampai ujung benang tersisa 3 - 4 cm dari kulit.
Tusukkan ujung jarum pada kulit di tepi luka dengan cara dan kedalaman yang
sama.
Benang yang lebih panjang dipegang dengan tangan kiri, tangan kanan memegang
klem pemegang jarum.
Buat lilitan benang panjang pada klem pemegang jarum, dengan gerakan aktif klem
pemegang jarum.
Ujung benang pendek dijepit dengan klem pemegang jarum, benang panjang ditarik
sehingga menutup luka dan terjadi simpul, tempatkan pangkal simpul pada bagian
benang pendek.
Lakukan gerakan no. 10 dan 11 untuk menutup simpul, pastikan simpul berada di
tepi luka.

Kedua ujung benang disatukan, tempatkan gunting dengan posisi terbuka, dekatkan
ke arah kedua benang, kemudian gunting dikatubkan.
Jahitan Jelujur Feston
Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa
sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.
Jahitan jelujur terkunci, ini merupakan jahitan jelujur yang menyelipkan benang di
bawah jahitan yang telah terpasang.
7
Cara ini efektif untuk menghentikan perdarahan, tetapi kadang-kadang jaringan
mengalami iskemia.

Pada jahitan ini tekniknya hampir sama dengan jahitan jelujur di atas, akan tetapi
dilakukan kuncian pada setiap satu jahitan, untuk kemudian dilakukan penusukan
selanjutnya, seperti pada gambar.

Jahitan Jelujur horizontal


Sinonim : Running Horizontal suture
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
Jahitan Simpul Intrakutan
Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted
dermal stitch.Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk
menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan
simpul sederhana.
Jahitan Jelujur Intrakutan
Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular.Jahitan jelujur
yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik.

8
PEMILIHAN BENANG
Setiap jahitan merupakan benda asing di dalam luka.Karena alasan ini,maka
untuk mendapatkan aposisi jaringan yang adekuat,pennjahitan harus dilakukan
dengan ukuran sekecil mungkin dan jumlah jahiatn sedikit mungkin.Pada luka
terkontaminasi,tidak boleh dilakukan penjahitan kecuali bila sangat diperlukan
untuk mempertahankan kedudukan jaringan.
Pemilihan ukuran jarum dan benang tergantung dari ukuran,lokasi luka serta
ketelitian penutupan yang diinginkan.
Jarum-jarum atraumatik (bulat atau runcing) digunakan untuk menjahit
fasia,otot,jaringan subkutan dan memperbaiki laserasi pembuluh darah dan
saraf.jarum tajam biasanya digunakan untuk penutupan dermis dan epidermis
diaman jaringan kolagen yang liat harus ditusuk dengan jarum sehingga penjahitan
lebih mudah.
Benang berdiameter besar (2-0,3-0) sangat baik digunakan untuk menjahit
jaringan dan lapisan fasia utama di daerah dengan regangan kuat (misalnya,luka di
lutut atau siku).Kekuatan efektif dari benang tersebut harus sama dengan kekuatan
jaringan yang dijahit,bila benang halus digunakan untuk menjahit luka dengan
peregangan mekanis,dapat menimbulkan gangguan jika benang tersebut tertarik ke
dalam luka.
Biasanya,benang halus digunakan untuk menjahit luka-luka (atau
bagiannya) yang perlu dirapatkan secara tepat,untuk menutup laserasi di wajah

digunakan benang berukuran 5-0 dan 6-0.Untuk menutup lapisan-lapisan luka


(fasia,dermis) dapat digunakan benang epidermis halus di setiap bagian tubuh.Daya
regang dari epidermis sendiri biasanya rendah dan tujuan penjahitan disini
hanyalah agar tepi-tepi luka dirapatkan dengan baik.
Penutupan perkutan dari epidermis dan dermis di setiap bagian tubuh selain
wajah,sebaiknya menggunakan benang berukuran 3-0 atau 4-0. Bekas jahitan
merupakan hasil tekanan ikatan dan lamanya jahitan dibiarkan di tempat tersebut.

MACAM-MACAM BENANG DAN JARUM JAHIT


1. Macam-macam benang jahit
Benang jahit untuk pembedahan dikenal dalam bentuk yang dapat diserap Tubuh
(absorbable) dan tidak diserap oleh tubuh.
A. Diserap oleh tubuh: catgut, cromic catgut, kelompok polyglactin (misalnya
Vicryl).
1)

Catgut polos

Dibuat dari pita murni usus binatang yang dipintal menjadi jalinan diukur
secara elektronik dan kemudian dipulas.
Benang ini sangat popular, tetapi ada kecenderungan digantikan oleh benang
sintetik yang dapat diserap pada tahun belakangan ini.
2)

Cromic catgut

Dibuat dari pita usus binatang, dipintal menjadi jalinan tepatnya menjadi
catgut polos.
Dibuat sedemikian rupa sehingga kekuatan dari benang tersebut
dipertahankan untuk waktu yang lebih lama daripada catgut polos.
Absorbsi benang dapat melalui 2 mekanisme ialah melalui pencernaan oleh enzim
jaringan, misalnya Vicryl dan Dexon.
-

Dexon

Benang ini tidak menghasilkan reaksi jaringan karena mereka larut, bila
dibandingkan dengan reaksi jaringan yang terjadi pada calgut.
Tingkat penyerapannya lebih lambat mungkin membutuhkan waktu beberpa
minggu.
Merupakan benang yang ideal untuk semua jahitan subnukleus, subkutikular, dan
penutupan luka. Melalui proses rejeksi immunologis, misalnya pada catgut.
1.

Degradasi

Asam poliglikolik dan poliglaktin akan mengalami degradasi dengan cara hidrolisis
dan kehilangan 50% dari daya regangnya dalam 14-20 hari serta 90% pada minggu
ke empat (sebanding dengan chromic catgut).
Polidioksanon,suatu generasi ketiga benang sintesis yang diserap,kehilangan 50%
keregangannya dalam 5 minggu dan 90% dalam 2 bulan.

2.

Kualitas ikatan

Walaupun cirri-ciri sama dengan sutera tetapi daya ikatnya tidak sebaik
sutera.Polidioksanon tampak terasa dan digunakan seperti monofilament atau
polipropilen.
3.

Penggunaan pada luka akut

Benang sintesis yang dapat diserap mungkin baik digunakan untuk luka akut karena
sedikit menimbulkan reaksi jaringan dan tahan degradasi bila terdapat infeksi.Ciriciri monofilament polidioksanoon tersebut membuatnya sebagai benang jahit ideal
yang dapat diserap.

B. Tidak diserap oleh tubuh: sutera, katun, nylon, polypropilena (prolene), benangbenang baja yang dibuat dari komponen besi, nikel, dan chronium.
1)

Benang sutera

Terbentuknya menjadi jalinan yang padat yang dapat diikat dengan mudah.

Benang ini sangat populer dan digunakan secara luas dalalm penutupan luka.

2)

Polipropilen

keuntungannya : lemas, dapat diikat dengan aman dan dapat digunakan


dengan mudah.
Seperti benang monofilamen sintetik lainnya, simpul perlu diperkuat denagn
simpul tambahan dan sebagai tambahan.
Kerusakan yang didapat dari forsep dan pemegang jarum harus dihindarkan
untuk mencegah putusnya benang.
-

Benang ini sangat halus dan cocok untuk jahitan subkutikular.

Bentuk benang bisa dibuat dalam bentuk monofilamen atau barded multifilamen.
Pada luka infeksi hendaknya jangan dipakai benang-benang yang reaktif
(absorbable) dan yang multifilamen karena bakteri-bakteri yang dapat bersarang di
sela-sela anyaman. Pada keadaan ini lebih baik dipakai benang monofilamen dan
yang tidak dapat diserap.
11
3) Baja tahan karat dan penjepit atau Staples logam
Jahitan baja tahan karat dan penjepit logam telah digunakan bertahun-tahun
karena sifanya kaku.Pada luka terkontaminasi,bahan ini akan meningkatkan

kemungkinan infeksi.Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh iritasi mekanis dari


kekuatannya dan bukan karena korosi.Sifat kaku dari benang metalik ini
mempersulit tindakan penjahitan.
Berjenis-jenis staples kulit disposable dapat digunakan.Konfigurasi staples
ini bervariasi tetapi terutama dirancang untuk menyatukan tepi-tepi luka dengan
sedikit trauma jaringan.Beberapa staples dirancang pada permukaan kulit untuk
menghindari staples mark.Seperti pada plester luka,dengan staples kulit ini sulit
untuk merapatkan kulit secara tepat dan alat ini tidak digunakan untuk keperluan
kosmetik.Karena luka staples tidak mengenai jaringan dermis,maka daya regangnya
tergantung dari keberadaannya.
4) Dakron
Merupakan poliester yang kurang menimbulkan reaksi jaringan
dibandingkan dengan sutera.Karena koefisien gesekannya tinggi,bahan ini sulit
digunakan untuk menjahit. Luka gesekan yang ditimbulkan dakron terhadap
jaringan ini dapat diatasi dengan melapisinya dengan teflon.
5) Nilon.
Kurang menimbulkan reaksi pada jaringan bila dibandingkan dengan dakron
dan bila digunakan pada luka kontaminasi akan menimbulkan kemungkinan infeksi
lebih rendah.
a. Benang nilon monofilamen akan kehilangan daya regangnya kurang lebih sebesar
20% setelah digunakan 1 tahun.Bentuk nilon monofilamen ini cukup kaku sehingga
tidak membentuk simpul dengan baik.
b. Benang nilon multufilamen akan kehilangan daya regangnya setelah 6 bulan
tetapi lebih mudah untuk mengikatnya dibadingkan benang monofilamen.
Pada luka infeksi hendaknya jangan di pakai benang-benang yang reaktif
(absorbable) dan yang multifilamen karena bakter-bakteri dapat bersarang di selasela anyaman.
12
Pada keadaan ini lebih baik dipakai benang monofilamen dan yang tidak dapat
diserap.
Jangan mengubur benang dalam luka infeksi karena itu tembuskan jahitan dari
kulit untuk seluruh tebalnya luka,dan pada saatnya nanti benangnya akan diangkat
(dibuang).
3) Macam-macam jarum jahit

Jarum tajam (cutting)

Ditandai dengan gambar segitiga.

Jarum bulat (round)

Ditandai dengan bulatan.

Jarum ceper

Ditandai dengan gambaran bulat sabit.


Untuk jarum tajam hamper selalu dipakai untuk semua jaringan, kecuali untuk
organ yang berlubang.
MACAM-MACAM PENYEMBUHAN LUKA
a. First intention (primary union= Per primam).
Pada luka tajam yang bersih dan dijahit tanpa komplikasi nantinya menghasilkan
hair line scar.
b. Second intention (second union= Per secondam).
Ada gap luka yang diisi jaringan granulasi,epitel merambat dari tepi luka ke atas
jaringan granulasi.Penyembuhan berjalan lama hasilnya suatu cicatrix yang jelek
dan kontraksinya banyak.
c. Third intention (delayed suture=Per tertiam).
Luka yang terjadi karena suatu hal tidak dijahit atau hanya dilakukan jahitan
situasi,misalnya karena sudah lewat waktu kontraminasi atau pada penderita shock
baru 2-3 hari kemudian masih dalam waktu lag phase kalau sudah bersih dan bebas
infeksi dilakukan penjahitan yang sesungguhnya.Menghasilkan cicatrix yang lebih
baik daripada penyembuhan luka per secundam.
d. Penyembuhan dengan cara-cara lain,misalnya diperlukan: skingraft atau flap.

13
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEMBUHNYA LUKA
A. Faktor Sistemik
1. Usia
Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama dibandingkan dengan
usia muda.Hal ini karena kemungkinan adanya degenerasi,tidak adekuatnya
pemasukan,menurunnya kekebalan dan menurunnya sirkulasi.

2. Nutrisi
Pada pasien yang mengalami penurunan tingakat diantaranya serum
albumin,total limfosit dan transferin adalah resiko terhambatnya proses
penyembuhan luka.Selain vitamin A,E,C juga mempengaruhi dalam proses
penyembuhan luka.
Kekurangan Vitamin A menyebabkan kekurangan produksi macrophag yang
konsekuensinya rentan terhadap infeksi,retardasi epitelialisasi dan sintesis kolagen.
-

Kekurangan Vitamin E mempengaruhi pada produksi kolagen.

Kekurangan Vitamin C menyebabkan kegagalan fibrolast untuk memproduksi


kolagen,mudahnya terjadi infeksi.
3. Insufisiensi vascular.
Merupakan faktor penghambat pada proses penyembuhan luka.Seringkali
pada kasus luka ekstrimitas bawah seperti luka diabetik dan pembuluh arteri dan
atau vena kemudian decubitus,semuanya akan berdampak pada penurunan atau
gangguan sirkulasi darah.
4. Obat-obatan.
Terutama pada pasien yang menggunakan terapi steroid,kemoterapi dan
imunosupresi.
B.Faktor Lokal
1. Suplai darah.
2. Infeksi
Infeksi sistemik atau lokal dapat menghambat penyembuhan luka.
3. Nekrosis
Luka dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan eskar akan dapat menjadi
faktor penghambat penyembuhan luka.
4. Adanya benda asing pada luka.
WAKTU PENGANGKATAN JAHITAN
Pengangkatan jahitan,cepat/lambatnya sangat erat hubungannya dengan
baik/buruknya vascularisasi daerah tempat jahitan.Semakin baik vascularisasi
semakin cepat dapat diangkat.

Jahitan di daerah muka dan leher dapat diangkat pada hari ke-4 sampai ke6,rata-rata hari ke-5.
-

Jahitan di daerah perut pada hari ke-7 sampai ke-10.

Jahitan di telapak tangan dan jari pada hari ke-10.

Jahiatn pada tungkai atas pada hari ke-10.

Jahitan pada tungkai bawah pada hari ke-14.

Apabila luka tersebut terjadi infeksi atau terdapat hal-hal yang memperlambat
proses penyembuhan luka,maka pengangkatan jahitan mungkin harus ditunda atau
mungkin pula harus disisipkan drain,dll.
Waktu pengangakatan jahitan
Lokasi

Waktu(hari)

1.Kelopak mata

2. Pipi

3-5

3. Hidung,dahi,leher.

4. Telinga,kulit kepala

5-7

5. Lengan,tungkai,tangan,kaki.

7-10+

6. Dada,punggung,abdomen

7-10+

Luka-luka dengan regangan kuat.


Penutupan luka lapis demi lapis berguna untuk mengatasi tekanan kulit yang
tinggi.Dermis dirapatkan dengan penjahitan biasanya menggunakan benang
sintesis yang dapat diserap.Jahitan ini tidak boleh mengenai epidermis,karena
adanya risiko pembentukan kista epitel.Lalu lapisan epidermis dirapatkan dengan
benang halus yang tidak dapat diserap atau plester.Metode penutupan kulit ini
sering digunakan untuk laserasi pada wajah.

15
Luka dengan regangan lemah.
Penjahitan perkutan dilakukan untuk luka di tempat lainnya.Untuk mendapatkan
hasil yang baik,sangat penting untuk meratakan tepi-tepi luka sehingga epidermis

dapat dirapatkan.Untuk penutupan jenis ini digunakan benang sintesis monofilamen


yang tidak dapat diserap.Ukuran benang tidak begitu penting,tetapi lebih penting
adalah kekuatan ikatan dan lamanya benang berada di tempat tersebut.Pada hari
ke-7 benang tersebut dilepaskan untuk menghindari epitelisasi.Bila luka belum
menutup rapat,gunakan plester kuit.

PROSEDUR PENGANGKATAN JAHITAN

MENGANGKAT JAHITAN
Pengertian
Mengangkat jahitan adalah suatu tindakan melepaskan jahitan yang biasanya
dilakukan hari ke 5-7 (atau sesuai dengan penyembuhan luka yang terjadi).

Tujuan
-

Mempercepat proses penyembuhan luka.

Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus alenium.

Persiapan Alat
Set angkat jahitan steril berisi pinset sirugis 2,anatomis 1,gunting hatting up,lidi
waten,kasa dalam bak instrumen steril.
Bengkok berisi lisol 2-3%
Kapas bulat.
Korentang.
Gunting plester.
Plester
Bensin
Alkohol 70%
16
Prosedur Pelaksanaan

9. Betadine 10%
10. Kantung balutan kotor/bengkok.

Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan


dilakukan.
Mendekatkan alat ke pasien.
Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan,sehingga luka mudah dirawat.
Perawat mencuci tangan.
Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau daerah yang mudah dingkau.
Membuka set angkat jahit secara steril.
Memakai sarung tangan.
Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dimasukkan ke dalam kantung
balutan kotor/bengkok.
Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin.
Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70% dan mengolesi luka operasi
dengan betadine 10%.
Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul
jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting
benang tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain
yang tidak ada simpul.
Mengolesi luka dan sekitarnya dengan betadine 10%.
Menutup luka dengan kasa steril kering dan diplester.
Merapikan pasien.
Merapikan alat-alat dan mengembalikan ke tempat semula.
Melepas sarung tangan.
Perawat mencuci tangan.
Mencatat pada catatan perawatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat :
Cermat dalam menjaga kesterilan.
Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan.
Peka terhadap privasi klien.
Tehnik pengangkatan jahitan disesuaikan dengan tipe jahitan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Penjahitan luka ( hecting )

Tindakan menjahit luka ( hecting ) dengan alat yang telah disterilkan dan
membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka ( luka bersih dengan Betadin dan
luka kotor dengan H2O2, cairan steril serta Betadin ).Penjahitan luka membutuhkan
beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain.
Untuk jahitan kulit dikenal beberapa teknik jahitan simpul, matras vertikal, matras
horizontal, jelujur, jelujur intra dermal.
Pengangkatan jahitan,cepat/lambatnya sangat erat hubungannya dengan
baik/buruknya vascularisasi daerah tempat jahitan.Semakin baik vascularisasi
semakin cepat dapat diangkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Http://google.com

Marzoeki, Djohansyah. 1994. Ilmu Bedah Luka dan Perawatannya. Surabaya :


Airlangga University Press.

R.L.Walton. 1994. Perawatan Luka Penderita Perlukaan Ganda. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai