Anda di halaman 1dari 37

Etika

Siswo
Siswo P
P Santoso
Santoso

HUKUM
Hukum
Hukum merupakan
merupakan kaidah sosial yang diperlukan dalam masyarakat
masyarakat
untuk
untuk

1.
1. Menciptakan
Menciptakan kedamaian dalam
dalam masyarakat.
masyarakat.

2.
2. Menyelesaikan
Menyelesaikan sengketa
sengketa yang
yang terjadi
terjadi didalam masyarakat.
masyarakat.

3.
3. Merekayasa
Merekayasa masyarakat (sebagai tool
tool of
of social
social engineering).
engineering).

MORAL (Catalano,
(Catalano, J,
J, T.)
T.)
Standar
Standar tentang benar dan salah, yang dipelajari lewat proses
hidup
hidup bermasyarakat.
bermasyarakat.
Biasanya
Biasanya didasarkan
didasarkan pada keyakinan agama.
Umumnya
Umumnya dikaitkan
dikaitkan dengan
dengan individu-individu
individu-individu ataukelompokkelompok
kelompok kecil.
kecil.
Diwujudkan
Diwujudkan sebagai
sebagai prilaku yang diselaraskan dengan
dengan
kebiasaan-kebiasaan
kebiasaan-kebiasaan kelompok
kelompok atau
atau tradisi.
tradisi.

Moral (Franz
(Franz Magnis
Magnis Suseno
Suseno SJ,
SJ, dkk.)
dkk.)
Ajaran
Ajaran moral
moral memuat nilai-nilai
nilai-nilai dan norma-norma moral yang
terdapat
terdapat diantara
diantara sekelompok
sekelompok manusia.
manusia.
Moralitas
Moralitas dapat
dapat berasal
berasal dari
dari satu
satu sumber
sumber atau
atau
sumber
sumber tradisi / adat, agama
agama atau
atau
ideologi

lebih,
lebih, yaitu
yaitu

Etika

Istilah
Istilah dari
dari bahasa
bahasa yunani kuno ethos,
bentuk
bentuk tunggal punya banyak arti:
tempat
tempat tinggal yang biasa
padang
padang rumput
rumput
kandang
kandang
kebiasaan
kebiasaan
adat
adat akhlak
akhlak
watak
watak
perasaan
perasaan
sikap
sikap
cara
cara berpikir
berpikir
5

Etika
Dalam
Dalam bentuk
bentuk jamak
jamak (ta etha)
etha) ;
adat
adat kebiasaan.
kebiasaan.
Arti
Arti adat
adat kebiasaan
kebiasaan menjadi
menjadi latar belakang
terbentuknya
terbentuknya istilah
istilah etika
etika

Etika - Moral
Aristoteles
Aristoteles (384-322
(384-322 sM)
sM) filsuf
filsuf Yunani
memakainya
memakainya untuk menunjukkan filsafat moral.
Moral
Moral dari
dari bahasa
bahasa latin
latin mos (jamak
(jamak mores)
mores) yang
yang
berarti
berarti kebiasaan,
kebiasaan, adat.
adat.
Etimologi
Etimologi
Kata
Kata Etika
Etika (yunani)
(yunani) = Moral
Moral (latin) adalah
adalah adat
kebiasaan
kebiasaan

Etika
Etika
Etika mempunyai tiga arti yaitu (KBBI - Depdikbud,1988)
1.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2.
2. Kumpulan
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
berkenaan dengan
dengan
akhlak
3.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau
atau masyarakat.
masyarakat.

Etiket & Etika


Etiket
Etiket menyangkut
menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan
dilakukan manusia
manusia
misal;
misal; memberi
memberi dengan
dengan tangan
tangan kanan
kanan kepada
kepada atasan
atasan
atau
atau orang
orang lebih
lebih tua,
tua,
Etika
Etika tidak
tidak terbatas
terbatas pada
pada cara
cara dilakukannya
dilakukannya suatu
suatu
perbuatan;
perbuatan;
Etika
Etika memberi
memberi norma
norma tentang
tentang perbuatan
perbuatan itu
itu sendiri.
sendiri.
misal;jangan
misal;jangan mencuri
mencuri

Etiket & etika


Etiket
Etiket hanya
hanya berlaku
berlaku dalam
dalam pergaulan
(misal;
(misal; tidak ada
ada saksi
saksi mata
mata etiket tidak berlaku)
berlaku)
Etika
Etika tetap
tetap berlaku
berlaku meskipun
meskipun tanpa
tanpa pergaulan.
pergaulan.
(misal;mengembalikan
(misal;mengembalikan barang pinjaman)
Etiket
Etiket bersifat
bersifat relatif
relatif
misal;
misal; makan
makan dengan
dengan tangan.
Etika
Etika bersifat
bersifat absolut
absolut
misal;
misal; jangan
jangan membunuh.
membunuh.

10

Etiket - Etika - Nilai


Etiket
Etiket hanya
hanya memandang
memandang manusia
manusia dari
dari segi
segi lahiriah
lahiriah
saja
saja tetapi
tetapi Etika menyangkut manusia
manusia dari segi dalam.
Nilai
Nilai berkaitan
berkaitan dengan
dengan subyek,
subyek, harus
harus ada
ada subyek
subyek yang
yang
menilai
menilai
Nilai
Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, dimana
dimana subyek
subyek
ingin
ingin membuat
membuat sesuatu,
sesuatu, pendekatan
pendekatan teoritis semata
tidak
tidak akan ada nilai
Nilai
Nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek
pada
pada sifat-sifat
sifat-sifat yang
yang dimiliki
dimiliki obyek, nilai tidak
tidak dimiliki
dimiliki
obyek
obyek pada
pada dirinya.
dirinya.

11

E T I K A (Catalano,
(Catalano, J,
J, T.)
T.)
Sistem
Sistem penilaian
penilaian prilaku
prilaku dan
dan keyakinan
keyakinan guna
guna menentukan
menentukan
perbuatan
perbuatan yang
yang pantas untukmenjamin adanya perlindungan
terhadap
terhadap hak-hak
hak-hak individu.
Etika
Etika mencakup
mencakup cara-cara
cara-cara pembuatan
pembuatan keputusanguna
keputusanguna membantu
membantu
membedakan
membedakan yang baik
baik dari
dari yangburuk
yangburuk atau
atau mengarahkan
mengarahkan
bagaimana
bagaimana yang seharusnya.
Etika
Etika berlaku
berlaku bagi
bagi individu-individe,
individu-individe, kelompok-kelompok kecil atau
masyarakat.
masyarakat.

Etika (Franz
(Franz Magnis
Magnis Suseno,
Suseno, SJ.)
SJ.)
Etika
Etika merupakan
merupakan filsafat yang merefleksikanajaran-ajaran
merefleksikanajaran-ajaran moral.
moral.
Etika
Etika mengandung
mengandung pemikiran rasional, kritis, mendasar,
mendasar, sistematis
sistematis
dan
dan normatif.
normatif.
Etika
Etika merupakan
merupakan sarana guna memperoleh orientasi
orientasi kritis
sehubungan
sehubungan dengan pelbagai
pelbagai masalah
masalah moralitas
moralitas yang
yang
membingungkan
membingungkan

Etika (Gene
(Gene Bloker)
Bloker)
Etika
Etika dalah
dalah cabang
cabang ilmu
ilmu filsafat
filsafat moral
moral yang mencoba mencari
mencari
jawaban
jawaban untuk menentukan
menentukan dan
dan mempertahankan
mempertahankan secara rasional
rasional
teori
teori yang
yang berlaku
berlaku secara
secara umum
umum tentang
tentang apa
apa yang
yang benar
benar dan
dan salah,
salah,
baik
baik dan
dan buruk
buruk sebagai suatu
suatu perangkat
perangkat prinsip
prinsip moral
moral yang dapat
dipakai
dipakai sebagai
sebagai pedoman
pedoman bagi
bagi tindakan
tindakan manusia
manusia

Etika (W
(W Banning
Banning dlm
dlm Sociale
Sociale Ethiek,1949)
Ethiek,1949)
Etika
Etika adl
adl Teori
Teori ttg kelakuan/perbuatan manusia, yaitu ditimbang
menurut
menurut baik
baik dan
dan buruknya

Unsur etika (Purwadianto,


(Purwadianto, 2000)
2000)
Nilai
Nilai ::
Pra-moral
Pra-moral : tidak/belum merujuk pada suatu norma konkrit
perilaku
perilaku manusia;
manusia; misal
misal : kesehatan, kehidupan, integritas
integritas fisik,
fisik,
seksualitas.
seksualitas.
Moral
Moral :: mengharuskan
mengharuskan manusia
manusia melakukan/merujuk
melakukan/merujuk sesuatu
tindakan
tindakan konkrit
konkrit pada
pada suatu
suatu norma
norma konkrit;
konkrit; misal
misal :: kesetiaan
kesetiaan
yakni
yakni utk
utk menepati
menepati janji,
janji, keadilan
keadilan yakni
yakni kesediaan
kesediaan menghargai
menghargai
hak
hak orang
orang lain.
lain.
Norma
Norma = prinsip
prinsip dasar
dasar ::
Proposisi
Proposisi (dalil) pemindah nilai ke tingkat kehidupan konkrit,
baik
baik fungsi positif atau
atau negatif.
negatif.
Ungkapan
Ungkapan teknis
teknis pengalaman
pengalaman etis
etis manusia
manusia
Generalisasi
Generalisasi relevan tentang apa yang secara
secara normal
normal relevan.
relevan.

MORAL (Purwadianto,
(Purwadianto, 2000)
2000)
Etika
Etika merupakan
merupakan bagian
bagian filsafat yang meliputi hidup baik,
menjadi
menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan
menginginkan hal
hal
baik
baik dalam
dalam hh
Perbedaan
Perbedaan etika
etika dengan moralitas,
moralitas, bahwa
bahwa moralitas
moralitas adalah
adalah
pandangan
pandangan tentang
tentang kebaikan/kebenaran
kebaikan/kebenaran dalam masyarakat.
idup.
idup.

Ciri khusus moralitas (Purwadianto,


(Purwadianto, 2000)
2000)
Norma
Norma sangat penting (prinsipiil, kekuatannya "lebih bernilai"
mengatasi
mengatasi segala
segala pertimbangan).
pertimbangan). Esensiil bagi kebahagiaan
masyarakat.
masyarakat. Esensiil
Esensiil bagi
bagi tradisi
tradisi budaya.
budaya.
Hukum
Hukum universal
universal (berlaku
(berlaku prinsip
prinsip "dimana
"dimana saja,
saja, kapan
kapan saja,
saja,
siapa
siapa saja).
saja). Tatabahasa perintahnya universal. Mengikat (ada
kata-kata
kata-kata : "harus"). Terjadi, harus terjadi dan dapat
diaplikasikan
diaplikasikan secara universal.
Normal
Normal rasional
rasional (ada alasan masuk akal) dan obyektif
(kebenarannya
(kebenarannya melingkupi
melingkupi seluruh
seluruh masyarakat). Dasarnya
Dasarnya
adalah
adalah penalaran,
penalaran, tidak
tidak memihak,
memihak, merupakan
merupakan kebijakan
kebijakan akhir,
akhir,
prinsipnya
prinsipnya benar,
benar, oleh
oleh pelaku
pelaku otonom,
otonom, dapat
dapat dibenarkan.
dibenarkan.
Menyangkut
Menyangkut (kebahagiaan) orang lain (misal : Golden Rule).
Memberi
Memberi perhatian
perhatian pada orang lain (altruisme), kasih/simpati,
harapan
harapan timbal
timbal balik,
balik, perhatian
perhatian berdasar
berdasar maksud
maksud baik
baik terhadap
terhadap
orang
orang lain
lain dan
dan tindakan
tindakan penghasil
penghasil kebaikan
kebaikan orang
orang lain.
lain.

KODE ETIK (Catalano,


(Catalano, JT,
JT, 1991)
1991)
Merupakan
Merupakan ketentuan
ketentuan tertulis
tertulis (written
(written list)
list) yang
yang memuat
memuat nilainilai
nilai dalam profesi, sekaligus sebagai standar berprilaku.
Merupakan
Merupakan kerangka
kerangka acuan
acuan dalam
dalam mengambil
mengambil keputusan.
keputusan.
Selalu
Selalu dilakukan
dilakukan revisi
revisi secara
secara periodik,
periodik, disesuaikan dengan
perkembangan
perkembangan masyarakat atau perkembangan profesi.
Biasanya
Biasanya lebih
lebih luas,
luas, tetapi
tetapi tidak pernah berbenturan
berbenturan dengan
dengan
ketentuan
ketentuan hukum.
Setiap
Setiap anggota profesi bertanggungjawab terhadap
terhadap tegaknya
tegaknya
nilai-nilai
nilai-nilai serta standar yang ada dalam kode etik.
Kode
Kode etik
etik tidak
tidak bersifat
bersifat paksaan.
paksaan.

TEORI ETIKA (Catalano,


(Catalano, J,
J, T,
T, 1991)
1991)
Teori
Teori etika
etika mencoba
mencoba memberikan
memberikan suatu sistem yang
mengandung
mengandung prinsip-prinsip
prinsip-prinsip dan
dan aturan-aturan
aturan-aturan untuk
menyelesaikan
menyelesaikan dilemma
dilemma etik.
Dilemma
Dilemma etik
etik adalah
adalah suatu
suatu situasi
situasi yang memerlukan
memerlukan keputusan
keputusan
dari
dari dua
dua alternatif
alternatif yang sama-sama
sama-sama tidak menyenangkan
menyenangkan atau
atau
berselisihan.
berselisihan.
Banyak
Banyak keputusan
keputusan di bidang pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan yang
yang
mengandung
mengandung dilemma
dilemma etik.
etik.
Teori
Teori etika
etika mengandung
mengandung keyakinan-keyakinan
keyakinan-keyakinan dasar
dasar mengenai
mengenai
benar
benar tidaknya
tidaknya secara
secara moral
moral serta
serta memberikan
memberikan alasan-alasan
alasan-alasan
guna
guna mendukung keyakinan-keyakinan tersebut.
Teori
Teori etika
etika memberikan
memberikan dasar-dasar
dasar-dasar bagi
bagi penyusunan
penyusunan kode
kode etik
etik
profesi.
profesi.

NILAI (VALUE) (Catalano,


(Catalano, J,
J, T,
T, 1991)
1991)
1.
1. Nilai
Nilai adalah
adalah suatu
suatu konsep
konsep / cita-cita ideal, yang memberi arti
kepada
kepada kehidupan
kehidupan seseorang
seseorang dan
dan sekaligus
sekaligus merupakan
merupakan
kerangka
kerangka acuan dalam membuat
membuat keputusan
keputusan ataupun
ataupun bertindak.
2.
2. Nilai
Nilai biasanya lebih dihubungkan dengan individu-individu
individu-individu dari
pada
pada kelompok;
kelompok; yang
yang dapat
dapat meliputi
meliputi kepercayaan
kepercayaan agama,
agama,
orientasi
orientasi seks,
seks, hubungan
hubungan famili
famili atau
atau aturan
aturan permainan.
permainan.
3.
3. Konflik
Konflik nilai
nilai dapat
dapat timbul
timbul manakala
manakala seseorang
seseorang terpaksa
terpaksa
berhadapan
berhadapan dengan
dengan sesuatu yang bertentangan
bertentangan dengan
dengan
keyakinannya;
keyakinannya; misalnya
misalnya dokter
dokter yang anti aborsi (pro life) harus
merawat
merawat pasien yang melakukan aborsi

NORMA (NORM) C)C)


Berbeda
Berbeda dengan
dengan nilai
nilai maka
maka norma adalah wujud konkrit dan
objektif
objektif dari suatu nilai.
Karena
Karena konkrit
konkrit dan
dan objektif maka norma
norma dapat
dapat digunakan
digunakan untuk
untuk
menentukan
menentukan seseorang melanggar nilai-nilai yang telah
ditentukan
ditentukan atau
atau tidak
tidak

Teori Etika
1.
1. deontologi:
deontologi: baik
baik buruk
buruk perbuatan
perbuatan harus
harus dilihat
dilihat dari
dari perbuatan
perbuatan
itu
itu sendiri
sendiri (Immanuel
(Immanuel Kant)
Kant) didasari ajaran agama, tradisi dan
budaya
budaya
2.
2. teleologi:
teleologi: baik
baik buruk
buruk tindakan
tindakan dari
dari hasilnya
hasilnya atau
atau akibatnya
akibatnya (D
(D
Hume,J
Hume,J Bentham,JS
Bentham,JS Mills) didasari penalaran
penalaran dan
dan
pembenaran
pembenaran azas
azas manfaat
manfaat (utilitarian)

DEONTOLOGI
1.
1. Teori
Teori pengambilan
pengambilan keputusan
keputusan yang
yang bersifat
bersifat etik
etik untuk
untuk
menyelesaikan
menyelesaikan dilema etik.
2.
2. Deontologi
Deontologi mencoba
mencoba menentukan
menentukan benar
benar atau
atau salah
salah lebih
lebih
didasarkan
didasarkan pada
pada perbuatan
perbuatan (yang
(yang menjadi
menjadi tugas
tugas dan
dan
kewajiban
kewajiban seseorang)
seseorang) daripada akibat
akibat suatu
suatu perbuatan
perbuatan itu.
itu.
3.
3. Karena
Karena menekankan
menekankan pada
pada tugas
tugas dan
dan kewajiban
kewajiban maka
maka
deontologi
deontologi merupakan
merupakan satu-satunya
satu-satunya teori
teori pengambilan
pengambilan
keputusan
keputusan etik
etik yang
yang lebih
lebih dapat
dapat diterima
diterima di
di dalam
dalam bidang
bidang
pelayanan
pelayanan kesehatan.
kesehatan.

DEONTOLOGI
4.
4. Deontologi
Deontologi didasarkan
didasarkan pada
pada prinsip-prinsip
prinsip-prinsip yang tetap dan
absolut,
absolut, yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai
nilai-nilai
universalagama-agama
universalagama-agama besar.
5.
5. Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip dasarnya
dasarnya dimaksudkan
dimaksudkan untuk
untuk
menjaminkelestarian
menjaminkelestarian spesies, dengan memberikan tugas
kewajiban.
kewajiban.

KERBATASAN DEONTOLOGI
Tugas
Tugas dan kewajiban
kewajiban mungkin
mungkin saja menimbulkan konflik
tersendiri
tersendiri yang
yang memerlukan pemecahan tentang tugas dan
kewajiban
kewajiban mana
mana yang seharusnya didahulukan.
Dipertanyakan
Dipertanyakan tentang
tentang asal
asal usul timbulnya
timbulnya tugas
tugas dan
dan
kewajiban,
kewajiban, misalnya
misalnya Siapa
Siapa yang
yang menentukan
menentukan tugas
tugas dan
dan
kewajiban?
kewajiban? dan
dan Siapa pula
pula yang
yang mengidentifikasi
mengidentifikasi tugas
tugas dan
dan
kewajiban
kewajiban itu?
itu?
Deontologi
Deontologi dinilai
dinilai tidak
tidak fleksibel.
fleksibel.

TELEOLOGI

(Catalano,
(Catalano, J,
J, T,
T, 1991)
1991)

Teleologi
Teleologi merupakan teori
teori pengambilan
pengambilan keputusan etik
etik dengan
dengan
menetapkan
menetapkan benar
benar dan
dan salah
salah berdasarkan
berdasarkan akibat dari
perbuatan.
perbuatan.
Teleologi
Teleologi kadang-kadang disebut situation-ethics atau calculus
morality.
morality.
Prinsip
Prinsip utility (manfaat) adalah dasar teleologi.
Utilarianism
Utilarianism merupakan
merupakan contoh
contoh dari
dari teleologi,
teleologi, yg
yg menentukan
menentukan
berguna
berguna tidaknya
tidaknya suatu
suatu perbuatan
perbuatan dilihat
dilihat dari
dari akibatnya,
sehingga
sehingga perbuatan
perbuatan yang benar akan menghasilkan kebaikan
dan
dan perbuatan
perbuatan yang
yang salah
salah adalah
adalah menghasilkan
menghasilkan kerugian.
kerugian.

IDE KUNCI TELEOLOGI


Baik
Baik (good)
(good) didefinisikan sebagai kebahagiaan atau
kesenangan.
kesenangan.
Suatu
Suatu tindakan
tindakan dianggap
dianggap benar (right) apabila dapat membawa
kebaikan
kebaikan sebesar-besarnya
sebesar-besarnya dan
dan kerugian
kerugian sekecil-kecilnya.
sekecil-kecilnya.
Teleologi
Teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode moral,
tugas
tugas dan
dan kewajiban
kewajiban atau
atau peaturan-aturan
peaturan-aturan untuk
untuk memenyelesaikan
nyelesaikan situasi yang
yang khusus.
khusus.

IDE KUNCI TELEOLOGI


Asumsi
Asumsi dasarnya adalah bahwa good and harm dapat
dikalkulasi
dikalkulasi seperti formula matematika sehingga seseorang
dapat
dapat menilai
menilai tingkat
tingkat good
good and
and evil
evil terhadap
terhadap kasus spesifik.
Pembuat
Pembuat keputusan mempertimbangkan tindakannya untuk
kesejahteraan
kesejahteraan umum segaimana yang dilakukan oleh
kebanyakan
kebanyakan orang
orang ketika
ketika menghadapi
menghadapi situasi
situasi yang
yang sama
sama

KETERBATASAN TELEOLOGI
Beberapa
Beberapa ahli
ahli menganggap
menganggap teleologi
teleologi lebih
lebih membantu
membantu tercapainya
tercapainya
kebahagiaan
kebahagiaan maksimum bagi beberapa orang dari pada
kebahagiaan
kebahagiaan kebanyakan orang.
orang.
Karena
Karena prinsipnya
prinsipnya utility
utility maka
maka orang
orang dapat mengalami
mengalami konflik yang
yang
tidak
tidak terselesaikan
terselesaikan ketika
ketika harus
harus menentukan
menentukan benar
benar dan salah.
Pertanyaan
Pertanyaan yang
yang sering
sering muncul
muncul adalah,
adalah, tindakan
tindakan mana
mana yang
yang lebih
lebih
menghasilkan
menghasilkan kebaikan
kebaikan sebesar-besarnya dan
dan kerugian
kerugian sekecilsekecilkecilnya.
kecilnya.
Teleologi
Teleologi cenderung
cenderung mengabaikan
mengabaikan hak-hak
hak-hak dan
dan kebutuhankebutuhankebutuhan
kebutuhan individu.
individu.
Mengukur
Mengukur nilai
nilai kebaikan
kebaikan relatif
relatif dan kerugian
kerugian relatif
relatif dari suatu
tindakan
tindakan sangat
sangat sulit,
sulit, bahkan
bahkan sering
sering tidak
tidak mungkin.
mungkin.
Penentuan
Penentuan the
the greatest
greatest good sangat subjektif
subjektif dan dapat
menghasilkan
menghasilkan inkonsistensi
inkonsistensi keputusan

TOPIK-TOPIK DALAM PENERAPAN ETIKA


KLINIK (Jonsen,
(Jonsen, Siegler,
Siegler, Winslade,
Winslade, 1998)
1998)
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.

INDIKASI
INDIKASI MEDIK
MEDIK
PREFERENSI
PREFERENSI (PILIHAN)
(PILIHAN) PASIEN.
PASIEN.
MUTU
MUTU HIDUP
HIDUP (QUALITY
(QUALITY of
of LIFE)
LIFE) PASIEN.
PASIEN.
FAKTOR
FAKTOR KONTEKSTUAL
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL
(CONTEXTUAL FEATURES).
FEATURES).

Topik-topik
Topik-topik tersebut
tersebut harus
harus selalu menjadi pertimbangan dalam
menangani
menangani setiap pasien.

INDIKASI MEDIK
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.

(Samsi
(Samsi Jacobalis,
Jacobalis, 2000.)
2000.)

Meningkatkan
Meningkatkan derajat
derajat kesehatan
kesehatan dan
dan mencegah
mencegah penyakit.
penyakit.
Meringankan
Meringankan gejala,
gejala, rasa
rasa nyeri
nyeri // sakit
sakit dan
dan penderitaan.
penderitaan.
Menyembuhkan
Menyembuhkan penyakit.
penyakit.
Mencegah
Mencegah kematian
kematian yang
yang belum
belum saatnya.
Meningkatkan
Meningkatkan / mempertahankan
mempertahankan // mengganti
mengganti fungsi
fungsi organ
organ
atau
atau sistem
sistem tubuh agar tidak bertambah mundur.
Mempertahankan
Mempertahankan atau
atau meningkatkan
meningkatkan mutu
mutu hidup.
hidup.
Mencegah
Mencegah mudharat
mudharat pada pasien.

Setiap
Setiap intervensi
intervensi medik
medik seharusnya
seharusnya didasarkan
didasarkan atas
atas adanya
adanya
indiksi
indiksi medik
medik (Evidence
(Evidence based medicine).

PREFERENSI PASIEN (Samsi


(Samsi Jacobalis,
Jacobalis, 2000)
2000)
Pasien
Pasien menolak
menolak intervensi
intervensi medik
medik karena
karena ::
1.
1. Kepercayaan
Kepercayaan atau agama.
agama.
2.
2. Tidak
Tidak mampu
mampu membayar
membayar biaya.
3.
3. Alasan
Alasan yang tak rasional (takut).
(takut).
4.
4. Tidak
Tidak percaya
percaya pada
pada kemampuan
kemampuan dokter.
5.
5. Keluarga
Keluarga tak setuju.
6.
6. Tidak
Tidak mampu
mampu menerima
menerima atau
atau memahami
memahami penjelasan
penjelasan dokter.
7.
7. Sudah
Sudah membuat
membuat advance
advance directives,
directives, misalnya
misalnya do
do not
not
resuscitate
resuscitate (DNR).
(DNR).

MUTU HIDUP PASIEN

(Samsi
(Samsi Jacobalis,
Jacobalis, 2000)
2000)

Penilaian
Penilaian hidup
hidup pasien
pasien sifatnya
sifatnya bisa:
bisa:
A.
A. Subjektif
Subjektif (sebab
(sebab didasarkan pada puas tidaknya menurut
menurut
penilaian
penilaian seseorang),
seseorang), yaitu:
menurut
menurut pasien sendiri.
menurut
menurut keluarga, teman, dokter atau perawat.
B.
B. Objektif
Objektif berdasarkan kriteria
kriteria atau skala tertentu,
misalnya
misalnya Activities
Activities Daily
Daily Living
Living (ADL).
(ADL).
Penilaian
Penilaian tersebut
tersebut meliputi
meliputi kondisi
kondisi fisik,
fisik, mental
mental dan
dan sosial
sosial pasien.
pasien.
Mutu
Mutu hidup yang
yang sudah
sudah sangat
sangat rendah
rendah dapat dijadikandasar
dijadikandasar
menghentikan
menghentikan pengobatan

FAKTOR KONTEKSTUAL

(Samsi
(Samsi Jacobalis,
Jacobalis, 2000.)
2000.)

1.
1. Peran
Peran keluarga,
keluarga, teman, majikan dsbnya.
2.
2. Biaya
Biaya pengobatan.
3.
3. Alokasi
Alokasi dan distribusi sumber daya kesehatan
kesehatan oleh
pemerintah.
pemerintah.
4.
4. Peran
Peran dan
dan perkembangan
perkembangan asuransi
asuransi kesehatan
kesehatan // JPKM.
JPKM.
5.
5.
6.
6.

Perkembangan
Perkembangan teknologi
teknologi kedokteran.
kedokteran.
Peraturan
Peraturan hukum.

7.
7.
8.
8.

Pendidikan
Pendidikan dan
dan penelitian.
penelitian.
Tingkat
Tingkat kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat.
masyarakat.

9.
9. Keamanan
Keamanan dan
dan ketertiban
ketertiban dalam
dalam masyarakat.

ISU - ISU ETIKA DALAM KLINIK


1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.

Intervensi
Intervensi medik
medik bertentangan
bertentangan dengan
dengan moral
moral princples.
princples.
Tujuan
Tujuan intervensi
intervensi medik
medik tidak tercapai.
tercapai.
Intervensi
Intervensi medik
medik tidak
tidak sejalan
sejalan dengan
dengan preferensi
preferensi pasien.
pasien.
Intervensi
Intervensi medik
medik tidak
tidak bakal
bakal menaikkan
menaikkan mutu
mutu hidup
hidup
pasien.
pasien.
Intervensi
Intervensi medik
medik tidak
tidak sesuai
sesuai dengan
dengan faktor
faktor kontekstual.
kontekstual.
Preferensi
Preferensi pasien
pasien tidak
tidak mendukung
mendukung mutu
mutu hidup pasien.
Preferensi
Preferensi pasien
pasien tidak
tidak sesuai
sesuai dengan
dengan faktor
faktor kontekstual.
kontekstual.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai