Anda di halaman 1dari 36

Pertemuan 6

Agama dan Etika


Pergaulan
Tujuan Pembelajaran

• Mahasiswa mampu menjelaskan agama


dan perannya dalam kehidupan manusia
• Mahasiswa mampu memahami unsur-
unsur yang dibutuhkan dalam
membangun relasi dengan sesama
manusia.
• Mahasiswa mampu membangun relasi
dengan memperhatikan etika pergaulan.
• Mahasiswa mampu memahami dan
menghargai etika seksual dan
problematika kekerasan seksual.
AGAMA DAN PERANNYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

• Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi


kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.
Agama dan beragama adalah satu kesatuan namun memiliki makna
yang berbeda.
• Agama merupakan sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia
kembali kepada hakekat kemanusiaannya. Beragama artinya kita
berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap
aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis
antar sesama, alam semesta maupun dengan Tuhan.
Peran Agama
1. Sarana memuaskan keingintahuan manusia
• Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas, termasuk dalam hal
intelektual. Tidak semua permasalahan ternyata mampu dijawab oleh
ilmu pengetahuan, seperti dari mana asal manusia, apa makna hidup
manusia, ke mana tujuan manusia, dan bagaimana nasib manusia
setelah mati, tidak terjawab tuntas oleh ilmu pengetahuan.
• Berkaitan dengan itu, agama tampil memberi perspektif berbeda. Agama
menjadi panduan bagi perjalanan hidup manusia. Manusia
membutuhkan orientasi dalam hidupnya dan agama menjawab
kebutuhan tersebut.
• Agama menyatakan bahwa hidup manusia itu bermakna, bukan sia-sia.
Hidup manusia itu punya arah dan tujuan.
2. Sarana menjaga kesusilaan dan tertib sosial
Agama merupakan sarana untuk menjaga ketertiban sosial
dan moral. Hal itu dimungkinkan karena agama mengajarkan
nilai-nilai moral dalam masyarakat.

3. Sarana mengatasi frustasi


Suatu kenyataan bahwa manusia dapat frustasi dalam
hidupnya karena berbagai masalah yang dihadapi. Berkaitan
dengan hal itu, agama dapat membantu individu-individu
untuk mengurangi ancaman-ancaman tersebut.
Membangun Relasi Antar Manusia

• Manusia adalah makhluk sosial yang selalu


membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya. Setiap hari manusia saling
bersosialisasi untuk memenuhi kebutuhan
relasional dalam hidupnya. Setidaknya ada
empat unsur yang digunakan sebagai
panduan dalam hubungan manusia dengan
sesamanya. Tujuannya adalah agar terjadi
relasi yang sehat dan harmonis. Keempat
unsur itu tertuang dalam Etika, Norma, Nilai
dan Moral.
Etika

• Dalam kehidupan, etika membahas tentang


persoalan baik atau buruknya suatu hal.
Etika sangat berhubungan erat dengan
kehidupan sosial masyarakat. Berasal dari
Bahasa Yunani “ethos” artinya: “custom”
atau kebiasaan yang berkaitan dengan
tindakan atau tingkah laku manusia.
• Fungsi etika adalah sarana untuk
memperoleh orientasi kritis berhadapan
dengan berbagai moralitas.
Etika Etiket

Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus
sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan
Misal: Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya
izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya
sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap
merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan melanggar etiket.
apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan
atau tangan kiri.

Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak
orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada
sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka
dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama
barang sudah lupa. bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja
makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau
saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka
saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara
demikian.
Norma

• Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-


ketentuan yang mengikat warga masyarakat
atau kelompok tertentu dan menjadi panduan,
tatanan, pandangan dan pengendali sikap dan
tingkah laku manusia.
• Fungsi norma dalam masyarakat secara umum
sebagai:
a. pedoman dalam berperilaku
b. Pengikat dan pengendali dalam hidup
bermasyarakat
• Jenis-jenis norma yaitu norma agama, hukum,
kebiasaan, kesusilaan, dan kesopanan.
Nilai

• Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang


bermanfaat bagi kehidupan manusia.
• Nilai dijadikan landasan, alasan dan
motivasi dalam bersikap dan berperilaku
baik disadari maupun tidak.
• Nilai memuat harga manusia sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran,
kemanusiaan, kesantunan, keadilan, dll.
Nilai

• Clyde Kluckhohn, seorang antropolog


menyatakan, nilai sosial dipengaruhi oleh
kebudayaan masyarakat itu sendiri. Hal
inilah yang menyebabkan adanya
perbedaan tata nilai di antara kelompok
masyarakat. Oleh karena itu nilai dipahami
sebagai segala sesuatu yang dianggap baik
dan buruk di dalam masyarakat. Nilai
dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap
individu dalam menentukan sikap serta
mengambil keputusan.
Nilai
Prof Dr. Notonegoro membagi nilai sosial menjadi tiga
bagian yaitu:

1. Nilai material
• Nilai material merupakan segala sesuatu
yang berguna bagi tubuh manusia. Contohnya,
barang-barang kebutuhan pokok, pakaian, obat-
obatan, dsb.
2. Nilai vital
• Nilai vital merupakan segala sesuatu yang berguna
bagi manusia untuk melaksanakan aktivitasnya.
Contohnya, buku dan perlengkapan alat tulis bagi
pelajar, komputer bagi orang yang bekerja di bidang
IT, barang-barang perkakas untuk orang pekerja
bangunan, dsb.
Nilai
3. Nilai kerohanian
• Nilai kerohanian merupakan segala sesuatu
yang berguna bagi batin (rohani) manusia. Nilai ini
terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
• Nilai kebenaran yang bersumber dari akal manusia
dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi.
• Nilai keindahan yang berhubungan dengan ekspresi
(perasaan) seseorang mengenai keindahan suatu hal,
seperti karya seni.
• Nilai moral yang bersumber dari perilaku baik dan
buruknya seseorang.
• Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan atau
keyakinan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Moral

• Moral berasal dari kata mos (mores) yang


artinya kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral
adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk,
yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia.
• Moral dalam perwujudannya dapat berupa
peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik,
terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan
norma, moral pun dapat dibedakan seperti
moral ketuhanan atau agama, moral, filsafat,
moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan
sebagainya.
Etika Pergaulan

• Ada banyak jenis etika yang dapat ditemui. Salah satu contohnya
etika pergaulan. Etika ini digunakan untuk menjalin pergaulan
atau hubungan dengan masyarakat lainnya dalam kehidupan
sosial.
• Etika Pergaulan dibuat agar dalam interaksinya manusia
memiliki hubungan yang sehat dengan sesamanya.
• Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
mendefinisikan pergaulan sehat sebagai proses menjalin
hubungan sosial yang dilakukan antar individu atau individu
dengan kelompok, yang dilakukan secara sadar.

• Pergaulan yang sehat tentu diharapkan oleh setiap orang, termasuk muda mudi.
Dalam membangun pergaulan yang sehat dibutuhkan kesadaran terhadap etika,
norma, nilai dan moral yang berlaku dalam hidup setiap orang di lingkungan di
mana ia tinggal dan berinteraksi dengan orang lain.
SUARA HATI
• Diambil dari bahasa latin: “conscientia” (bhs latin) lalu
diterjemahkan ke bahsa Inggeris: conscience. Dalam
Bahasa Indonesia, diterjemahkan sebagai “suara hati atau
keputusan suara hati”.
• Suara hati adalah keputusan praktis akal budi yang
membantu seseorang dalam menjalankan atau
membatalkan suatu tindakan.
• Salah satu definisi yang cukup memadai tentang suara hati
berasal dari Prof. Dr. Magnis Suseno, SJ. Menurutnya,
suara hati adalah “kesadaran dalam batin saya bahwa
saya berkewajiban mutlak untuk selalu menghendaki apa
yang menjadi kewajiban dan tanggungjawab saya, bahwa
dari kehendak itulah tergantung kebaikan saya sebagai
manusia, dan bahwa hanya saya sendirilah dapat –dan
berhak untuk- mengetahui apa yang menjadi kewajiban
dan tanggungjawab saya itu”.
HATI NURANI
• Berbeda dengan suara hati, hati nurani
diambil dari kata bahasa Latin: “synderesis”
yaitu kecenderungan kodrati manusia
kepada apa yang baik. Synderesis itu
kapasitas kodrati untuk menghendaki yang
baik.
• Dalam Bahasa Indonesia kata synderesis
dimengerti sebagai hati nurani, yaitu hati
yang dicahayai (bhs Arab: “nur”=cahaya)
oleh Tuhan atau Allah sehingga selalu
terarah kepada yang baik (Prof. Dr. Yong
Ohoitimur).
PERBEDAAN SUARA HATI DAN HATI NURANI

Meskipun perbedaan antara suara hati dan hati nurani agak sulit untuk
dipahami, namun kita sudah bisa melihat beberapa perbedaan, yaitu:
1. Suara hati adalah kesadaran dalam diri kita tentang apa yang harus
dilakukan sebagai kewajiban dan tanggungjawab, sedangkan hati nurani
adalah kodrat manusia untuk terarah kepada kebaikan yakni Tuhan.
2. Suara hati muncul ketika seseorang mengalami konflik atau dilema, lalu
membuat pertimbangan-pertimbangan moral dari dalam dirinya untuk
memutuskan apa yang baik dan benar sedangkan hati nurani semacam
bisikan kebaikan yang telah ada dalam diri setiap manusia.
PERBEDAAN SUARA HATI DAN HATI NURANI

3. Sebagai kodrat maka umat beriman percaya bahwa hati nurani berasal dari Tuhan,
sementara suara hati adalah upaya kesadaran atau nalar manusia untuk bisa
berpihak pada kebenaran dan kebaikan. Jadi, hati nurani membutuhkan proses
berpikir (rasio) untuk membuat keputusan yang baik dan benar, dan ketika
keputusan itu diambil maka ia dikatakan telah mengikuti hati nurani.
4. Oleh karena itu, suara hati merupakan wujud konkrit dari hati nurani dalam situasi
tertentu, yaitu keputusan tentang apa yang mesti dilakukan sebagai kewajiban
moral saat ini dan di sini.
Menurut Prof Dr. Yong, secara sederhana dapat dibedakan bahwa, hati nurani lebih
punya hubungan dengan kapasitas kodrati manusia yang terarah kepada kebaikan,
punya hubungan dengan kehendak. Suara hati menunjuk pada proses pertimbangan
dan keputusan yang diambil dalam situasi dilematis yang konkret.
SUARA BATIN
• Suara batin berbeda dengan hati nurani dan suara
hati, meskipun ketiganya adalah proses internal
dalam diri manusia.
• Suara batin lebih dikenal sebagai hasil
internalisasi atau hasil pembatinan dari norma-
norma yang diterima dari masyarakat, atau
keluarga, atau sekolah dan agama.
• Suara batin ini biasa muncul dalam bentuk
perasaan bersalah. Misalnya karena melakukan
suatu pelanggaran atau melalaikan nasehat orang
tua muncul perasaan bersalah karena dalam batin
kita ada penilaian bahwa pelanggaran aturan itu
tidak baik.
Seks dan Seksualitas
• Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga adalah mahluk seksual karena
diciptakan memiliki jenis kelamin. Seks pada manusia selalu dihubungkan dengan
konsep tentang pembedaan jenis kelamin manusia berdasarkan faktor-faktor
biologis, hormonal, dan patologis.
• Karena dominannya pengaruh paradigma patriarkhis dan hetero-normativitas
dalam masyarakat, secara biologis manusia hanya dibedakan secara kaku ke dalam
dua jenis kelamin (seks), yaitu laki-laki (male) dan perempuan (female). Demikian
pula konsep jenis kelamin yang bersifat sosial, manusia juga hanya dibedakan dalam
dua jenis kelamin sosial (gender), yakni laki-laki (man) dan perempuan (woman).
• Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis
melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan
senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan
tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
• Seksualitas dipengaruhi juga oleh budaya dan bersifat individual, karena
dipengaruhi oleh kepribadian dan karakter seseorang, penampilan biologis, serta
perasaan terhadap dirinya secara utuh.
Seksualitas Dalam Perspektif Agama
• Dalam agama-agama langit atau agama wahyu, seksualitas dikaitkan dengan penciptaan
manusia. Adam sang manusia pertama mendapatkan pasangan untuk hidup di dunia,
yang bernama Hawa. Di dalam kebersamaan itulah mereka berdua kemudian
memperoleh keturunan. Jadi di sini, fungsi seksual adalah sebagai sebuah tindakan
prokreasi atau penciptaan kembali manusia-manusia atas kehendak Allah sendiri.
• Di dalam kitab Kejadian (agama Kristen) di sebutkan “Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28).
• Sementara itu di dalam Islam juga ditemukan mengenai seksualitas pada surah Aruum:
21 yang berbunyi “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia ciptakan untukmu
Istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram dan
dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu
menjadi tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.”
• Dalam agama-agama wahyu seksualitas memang merupakan hal yang sakral, sehingga
seks sebenarnya tidak menjadi hal yang kotor dalam pelaksanaan yang bertanggung
jawab. Seks baru menjadi hal yang kotor, jika dilakukan tanpa komitmen terhadap
pasangan atau berganti-ganti pasangan tanpa adanya ikatan pernikahan. Oleh karena
itulah umat agama Yahudi, Kristen dan juga Islam diperintahkan untuk menjaga
kesakralan seksualitas manusia yang juga merupakan kuasa Allah.
Seksualitas Dalam Perspektif Agama
• Di dalam agama-agama bumi, seksualitas juga merupakan hal yang juga
diperhatikan. Di dalam kitab Manawa Dharmasastram misalnya. Dalam kitab
tersebut diatur kesucian dalam berhubungan seks. Oleh karena itu seks tanpa
ikatan pernikahan merupakan dosa.
• Seks di dalam Hindu tidak melulu soal reproduksi semata melainkan sesuatu
yang suci adanya. Lebih jauh, terdapat aturan soal hubungan seks antara suami
istri. Hubungan seks dilakukan secara sakral yang harus dimulai dengan
membersihkan badan/mandi, kemudian sembahyang memohon restu dewa-
dewi. Agama Hindu juga memiliki pustaka seksologi, Kama Sutra. Dalam pustaka
ini hubungan seks yang dikendalikan kesadaran dan rasa ketuhanan akan
menghindarkan manusia dari hubungan seks yang sadistis dan erotis.
• Dalam Buddhisme seksualitas terkait erat dengan Pancasila Buddhis. Pancasila
Buddhis sendiri merupakan aturan yang harus dijalani umat agar sedapat
mungkin beroleh pencerahan. Seksualitas manusia terkait pada sila ke tiga
Pancasila, yaitu tidak melakukan perbuatan asusila. Dalam Buddhisme, mereka
yang bukan petapa dapat melakukan hubungan seks dalam kehidupan berumah
tangga dengan berpedoman pada sila ketiga. Namun demikian, menghindari
hubungan seksual merupakan hal yang harus dilakukan oleh para Bhikku.
Orientasi Seksual
• Seksualitas merupakan suatu realitas manusiawi. Sesuatu yang bukan berada
di luar manusia dan bukan juga sebagai sesuatu yang hanya merupakan
tambahan pada manusia.
• Orientasi seksual atau kecenderungan seksual adalah pola ketertarikan
seksual, romantis, atau emosional (atau kombinasi dari keseluruhan) kepada
orang-orang dari lawan jenis atau gender, jenis kelamin yang sama, atau untuk
kedua jenis kelamin atau lebih dari satu gender. Umumnya digolongkan dalam
heteroseksual, homoseksual, dan biseksual sementara aseksual (kurangnya
ketertarikan seksual kepada orang lain) kadang-kadang diidentifikasi sebagai
kategori keempat. Ada juga kategori lain seperti pansexual atau
polysexual.
• Orientasi seksual sering juga dikaitkan dengan identitas seseorang
berdasarkan pada atraksi, perilaku terkait, dan keanggotaan dalam komunitas
mereka. Androphilia dan gynephilia adalah istilah yang digunakan dalam ilmu
perilaku untuk menggambarkan orientasi seksual sebagai alternatif gender
konseptualisasi biner. Androphilia menggambarkan daya tarik seksual untuk
maskulinitas; gynephilia menggambarkan daya tarik seksual untuk feminitas.
Seksualitas dalam Peradaban Modern

• Berkembangnya minat manusia pada tubuhnya, tidak berjalan sendiri.


Dalam era kemajuan yang bernama modernitas, minat tersebut juga
ditunjang oleh kemajuan jaman seperti mesin-mesin publikasi mulai dari
yang sederhana seperti mesin cetak di masa lalu hingga media digital dan
internet.
• Seksualitas kemudian menjadi komoditas yang dipasarkan untuk dikonsumsi
umum, meski biasanya terdapat peringatan 17+. Meski demikian, seks
seakan sudah mulai kehilangan kesakralannyya dan hanya menjadi sebuah
produk untuk diperjual-belikan. Seks yang tadinya mulia sebagai bagian dari
kreasi sang ilahi, kini melepaskan jubah mulianya dan berganti menjadi
barang dagangan belaka.
• Seks kini dipandang serupa dengan pembicaraan yang porno. Padahal porno
dan seks merupakan hal yang berbeda. Porno berarti aktivitas seksual yang
vulgar dan tidak bertanggungjawab, tanpa didasari pada cinta kasih dan juga
komitmen. Sementara seks memiliki arti yang lebih luas dari sekedar
hubungan seks belaka. Seks berbicara soal martabat manusia sebagai laki-
laki dan perempuan yang setara, dan juga berbicara mengenai bagaimana
perlakuan atas sesama manusia yang dilingkupi cinta kasih.
Seksualitas dalam Peradaban Modern

• Seks di masyarakat modern telah menjadi komoditas yang dikembangkan


melalui industri pornografi. Bisnis ini sukses mendulang keuntungan besar.
Mulai dari buku-buku erotis hingga film-film (yang kini bisa diakses melalui
internet) mendatangkan keuntungan yang menggiurkan para produsen.
• Bisnis pornografi kian lama kian diminati. Ini tentu bukan hal yang
menyenangkan karena pornografi merubah paradigma kaum muda akan
seksualitas yang sakral menjadi aktivitas seksual belaka, tanpa komitmen dan
tanpa tanggung jawab terhadap pasangan. Menurut survey angka prilaku seks
diantara remaja pun sungguh tinggi.
• Seks sebagai bagian dari prokreasi berubah makna menjadi hanya sekedar
rekreasi belaka. Ini tentu jauh dari norma yang berlaku di mana seks
semestinya menggambarkan tindakan sakral bagi manusia untuk melahirkan
keturunan. Melalui seks Tuhan memakai manusia untuk menciptakan
kehidupan baru. Itulah sebabnya seksualitas dipahami sebagai bagian dari
prokreasi, Tuhan mencipta melalui perantaraan manusia.
Perilaku Seksualitas yang Tidak Bertanggungjawab

• Seks sebagai rekreasi memang tidak salah. Namun memandang seks


hanya sekedar rekreasi atau kesenangan justru salah besar. Kesenangan
dalam seksualitas haruslah memperhatikan dampaknya bagi manusia.
Seorang yang belum mapan secara emosi dan ekonomi kerap tidak
sanggup menanggung konsekwensi dari tindak seksualitas yang tak
bertanggungjawab. Misalnya:
a. Kehamilan remaja yang dapat membuat hilangnya kesempatan
untuk mewujudkan cita-cita.
b. Pernikahan yang terlalu dini
c. Bisa mendatangkan penyakit seksual seperti HIV
d. Kekerasan dalam rumah tangga
e. Kekerasan Seksual
Problem Kekerasan Seksual
• Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina,
melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang,
karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat
berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu
kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan
pendidikan dengan aman dan optimal.
• Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun (2001- 2012), sedikitnya ada 35
perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap hari. Pada tahun 2012,
setidaknya telah tercatat 4,336 kasus kekerasan seksual, dimana 2,920 kasus
diantaranya terjadi di ranah publik/komunitas, dengan mayoritas bentuknya
adalah perkosaan dan pencabulan (1620). Sedangkan pada tahun 2013, kasus
kekerasan seksual bertambah menjadi 5.629 kasus. Ini artinya dalam 3 jam
setidaknya ada 2 perempuan mengalami kekerasan seksual. Usia korban yang
ditemukan antara 13-18 tahun dan 25-40 tahun. Data terkini pada tahun 2021,
dari total 4,323 kasus kekerasan di ranah personal dan publik yang dilaporkan ke
lembaga layanan, 2,638 atau 63 persen adalah kasus perkosaan dan pemaksaan
hubungan seksual lainnya
• Kekerasan Seksual menjadi lebih sulit untuk diungkap dan ditangani dibanding
kekerasan terhadap perempuan lainnya karena sering dikaitkan dengan konsep
moralitas masyarakat.
Problem Kekerasan Seksual

• Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan, karenanya ia


kemudian dipandang menjadi aib ketika mengalami kekerasan seksual, misalnya
perkosaan. Korban juga sering disalahkan sebagai penyebab terjadinya kekerasan
seksual. Ini membuat perempuan korban seringkali bungkam.
• Korban sering merasa tidak berdaya, dengan memberinya pelukan hangat
diharapkan dapat menyadarkan korban bahwa ia tidak sendirian. Dengan pelukan
sedikit banyak dapat diartikan bahwa kita menghargai korban, yang memiliki
dampak besar terhadap pemulihan perasaan pengandilian diri korban. 95%
korban pemerkosaan mengalami PTSD (Post Traumatic Disorder) Dukungan bagi
korban sangat dibutuhkan untuk melewati masa traumatiknya.
• Berdasarkan jenisnya, kekerasan seksual dapat digolongkan menjadi kekerasan
seksual yang dilakukan secara:
1. verbal,
2. nonfisik,
3. fisik, dan
4. daring atau melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Jenis-jenis Kekerasan Seksual

• Selain pemerkosaan, perbuatan-perbuatan di bawah ini termasuk kekerasan


seksual.
1. berperilaku atau mengutarakan ujaran yang mendiskriminasi atau
melecehkan penampilan fisik, tubuh ataupun identitas gender orang lain
(misal: lelucon seksis, siulan, dan memandang bagian tubuh orang lain);
2. menyentuh, mengusap, meraba, memegang, dan/atau menggosokkan
bagian tubuh pada area pribadi seseorang;
3. mengirimkan lelucon, foto, video, audio atau materi lainnya yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan penerimanya dan/atau meskipun
penerima materi sudah menegur pelaku;
4. menguntit, mengambil, dan menyebarkan informasi pribadi termasuk
gambar seseorang tanpa persetujuan orang tersebut;
5. memberi hukuman atau perintah yang bernuansa seksual kepada orang
lain (seperti saat penerimaan siswa atau mahasiswa baru, saat
pembelajaran di kelas atau kuliah jarak jauh, dalam pergaulan sehari-hari,
dan sebagainya);
Jenis-jenis Kekerasan Seksual

6. mengintip orang yang sedang berpakaian;


7. membuka pakaian seseorang tanpa izin orang tersebut;
8. membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam
seseorang untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang sudah
tidak disetujui oleh orang tersebut;
9. memaksakan orang untuk melakukan aktivitas seksual atau melakukan
percobaan pemerkosaan; dan
10. melakukan perbuatan lainnya yang merendahkan, menghina, melecehkan,
dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena
ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat
berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu
kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan
pendidikan dengan aman dan optimal.
Jenis-jenis
Kekerasan
Seksual
Penanganan Terhadap Problem Kekerasan Seksual

• Akar kekerasan seksual bukan moralitas (yang kerap dimaknai oleh


kelompok dominan) dan penghukuman. Ada masalah yang lebih mendasar:
relasi kuasa, yaitu pandangan mengenai hubungan antara yang dominan
dan yang lemah. Masalahnya bukan pada korban, melainkan pada pelaku
yang melihat korban tak berdaya, sehingga dapat dijadikan obyek pemuas
nafsu seks.
• Maka tak mengherankan bila korban kekerasan seksual bukan hanya
perempuan, tapi juga anak-anak dan laki-laki yang berada dalam situasi
kalah-kuasa. Namun, dalam masyarakat yang patriarkis, perempuan
berposisi rentan karena dianggap tak berdaya. Kerentanan bahkan makin
tinggi bagi penyandang disabilitas.
• Pemerintah sedang mengupayakan terwujudnya undang-undang anti
kekerasan seksual yang saat ini masih berbentuk Rancangan Undang-
Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS).
KESIMPULAN
• Hidup bersama manusia, berelasi dan berinteraksi adalah suatu realita kompleks yang bagaimana pun juga
membutuhkan panduan agar dapat berlangsung harmonis dan bertanggung jawab. Etika, Norma, Nilai dan Moral
menjadi panduan bersama dalam memenuhi keberlangsungan hidup manusia dan sesamanya juga semua ciptaan di
muka bumi ini.
• Seksualitas adalah realitas manusia. Di dalamnya manusia menemukan realitas dirinya sebagai laki-laki atau
perempuan serta panggilannya kepada cinta kasih. Kesadaran pemahaman yang demikian merupakan suatu
pengakuan kembali akan realitas seksual sebagai kenyataan manusiawi. Suatu kenyataan yang mengandung
panggilan: undangan dan sekaligus tuntutan untuk memanusiakan seksualitas.
• Perihal seks dalam hidup manusia tidak bisa dilihat sebelah mata hanya sebagai aktivitas biologis antarpasangan.
Selain memiliki unsur kesenangan, aktivitas seks juga tidak bisa dipisahkan dari unsur sosial manusia. Oleh karena
itulah dibutuhkan tanggungjawab saat melakukan aktivitas seksual karena seks bukan hanya masalah sensasi dan
kenikmatan atau hukum dan larangan melainkan juga pertaruhan masalah benar dan salah.
• Perihal benar atau salah dalam urusan seks tentu tidak hanya merupakan masalah moral belaka, melainkan juga
masalah tanggungjawab pada masa depan. Pada generasi-generasi yang akan dilahirkan. Bagaimana mungkin kita
dapat membuat sebuah kebahagiaan bagi generasi mendatang melalui kekacauan hidup yang kita ciptakan saat ini?
Baiklah kita memikirkan segala sesuatu sebelum kita bertindak lebih jauh.
Sumber Pustaka
Website:
1. http://martilahpuvi.blogspot.com/2016/03/pengertian-etika-norma-nilai-dan-moral.
html#:~:text=Etika%20bersifat%20lebih%20umum%2C%20konseptual,(saat%20ada%20orang%20lain).&text=Norma%20adalah%20aturan%
2Daturan%20dan,sikap%20dan%20tingkah%20laku%20manusia.
2. https://media.neliti.com/media/publications/282740-seksualitas-manusia-sebagai-realitas-dan-4c9af186.pdf
3. https://www.ruangguru.com/blog/nilai-dan-norma-di-
masyarakat#:~:text=Kesimpulannya%20adalah%20nilai%20merupakan%20sesuatu,untuk%20mewujudkan%20nilai%2Dnilai%20tersebut
4. https://web.archive.org/web/20130808032050/http://www.apa.org/helpcenter/sexual-orientation.aspx
5. https://blog.angsamerah.com/seks-seksual-dan-seksualitas/
6. https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id/kekerasan-
seksual/#:~:text=Kekerasan%20Seksual%20adalah%20setiap%20perbuatan,mengganggu%20kesehatan%20reproduksi%20seseorang%20da
n
7. https://komnasperempuan.go.id/instrumen-modul-referensi-pemantauan-detail/15-bentuk-kekerasan-seksual-sebuah-pengenalan
8. https://www.jentera.ac.id/publikasi/kekerasan-seksual-bukan-jalan-tiada-ujung/

Artikel:
1. Sabari, Henry, Problem Seksualitas
2. https://media.neliti.com/media/publications/282740-seksualitas-manusia-sebagai-realitas-dan-4c9af186.pdf

Anda mungkin juga menyukai