Paper 5
Paper 5
4/2012
Program Studi Teknik, Fakultas Sains dan Teknik, Geologi Universitas Jenderal Soedirman
Sari
Studi mengenai lingkungan pengendapan Formasi Tapak di Daerah Rajawana dan sekitarnya, Kecamatan Karangmoncol,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah masih sangat jarang dilakukan. Studi lingkungan pengendapan ini menjadi penting,
karena Formasi Tapak mempunyai ciri yang hampir sama dengan Formasi Kalibiuk di lapangan. Hal lainnya, kedua unit
batuan ini menurut beberapa peneliti memiliki hubungan menjari atau berubah fasies dengan interval umur yang sama,
yaitu Pliosen Awal sampai Pliosen Tengah. Ciri utama litologi kedua satuan batuan ini adalah: terdiri dari batupasir halus
berwarna abu-abu terang sampai kehijauan dengan sisipan lempung dan di beberapa tempat berupa perselingan,
mengandung cangkang fosil moluska baik utuh maupun pecah-pecah dan pada beberapa tempat terdapat fosil jejak berupa
Thalasinoides, Planolites, dll. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan lapangan pada
daerah penyebaran Formasi Tapak menurut peta geologi yang dikeluarkan oleh Pusat Survey Geologi, Bandung (PSG).
Pengamatan lapangan meliputi pengamatan: ciri litologi, struktur sedimen, pengukuran penampang stratigrafi serta
kandungan makro fosil. Pengamatan laboratorium juga dilakukan selain pengamatan lapangan, yaitu berupa analisis
foraminifera bentonik untuk penentuan lingkungan batimetri. Berdasarkan kenampakan struktur sedimen wavy, flasher, dan
lenticular serta suksesi Satuan Batulempung Batupasir Formasi Tapak yang memperlihatkan penghalusan ke atas, serta
hasil analisis lingkungan batimetri, dapat disimpulkan bahwa Satuan Batulempung Batupasir Formasi Tapak pada daerah
penelitian diendapkan pada Zona Intertidal (Tidal Mixed Flat.)
Kata kunci : Karangmoncol, lingkungan pengendapan, formasi tapak, tidal mixed flat
Abstract
Few of the paleodepositional study of Tapak Formation around Rajawana area and surroundings, Karangmoncol District,
Purbalingga Regency, Central Jawa have been done. Paleodepositional study is necessary due to the almost similar field
characteristics of Tapak Formation and Kalibiuk Formation. Moreover, some authors concluded that these two lithologic
units are interfiguring with the same age interval of early Pliocene to middle Pliocene. The main characteristic of these
lithologic units are: light into greenish grey of fine sandstone with claystone interbedded, and also locally intercalation,
content of mollusks shell fossils where spottedly fragmented and trace fossils such as Thalasinoides, Planolites, etc. Method
performed in this study were field observation around Tapak Formation distribution area based on geological map
published by Geological Survey Institute, Bandung (PSG). Field study concerned about observation of lithologic
characteristics, sedimentary structure, stratigraphic measuring section, and macro fossils content. Laboratory analysis also
done to predict paleodepositional bathymetric zone based on benthic foraminifers analysis. According to appearance of
wavy, flasher, and lenticular sedimentary structures, and fining upward succession of Tapak Formation Claystone
Sandstone unit, supported by bathymetric analysis, concluded that Tapak Formation Claystone Sandstone in this area
deposited in Tidal Mixed Flat Zone.
Keywords : Karangmoncol, paleodepositional, tapak formation, tidal mixed flat
*Jl. Jalan Ganesa 10 Bandung 40132, Tel. (022) 250 2197, Fax. (022) 250 2201, Email: aswan_gl@gc.itb.ac.id
207
I.
PENDAHULUAN
Saat ini bidang ilmu geologi mulai memiliki
peranan sangat penting dikalangan masyarakat,
khususnya informasi mengenai kondisi geologi
yang berkembang di daerah tersebut. Dari
perkembangan dan kemajuan ilmu ini akan
mendorong para ahli untuk melakukan penelitian
secara regional.
Daerah Rajawana dipilih karena daerah ini pada
umumnya di dominasi oleh batuan sedimen yang
dibagi menjadi beberapa formasi, khususnya
Formasi Tapak yang merupakan bahasan khusus
dari penelitian ini. Batuan Formasi Tapak pada
daerah penelitian memiliki perlapisan yang sangat
baik dan segar. Hal tersebut dapat memudahkan
pada saat mengamati struktur dan tekstur sedimen
untuk menganalisis lingkungan pengendapan
Formasi Tapak. Selain itu, berdasarkan publikasi
peneliti-peneliti terdahulu belum ada referensi
terperinci tentang lingkungan pengendapan
Formasi Tapak di daerah penelitian. Studi
lingkungan pengendapan ini menjadi penting,
karena Formasi Tapak mempunyai ciri yang
hampir sama dengan Formasi Kalibiuk di lapangan.
Kemiripan ciri litologi kedua unit batuan ini
menyebabkan keduanya sulit dibedakan baik di
lapangan maupun berdasarkanhasil analisis
208
Studi Lingkungan Pengendapan Fromasi Tapak Daerah Rajawana dan Sekitarnya Kecamatan Karangmoncol,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
209
210
Studi Lingkungan Pengendapan Fromasi Tapak Daerah Rajawana dan Sekitarnya Kecamatan Karangmoncol,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
Gambar 4a. Komposit kolom stratigrafi terukur Sungai Karang dan Sungai Grantung (bagian paling atas)
211
Gambar 4b. Komposit kolom stratigrafi terukur Sungai Karang dan Sungai Grantung (bagian kedua)
212
Studi Lingkungan Pengendapan Fromasi Tapak Daerah Rajawana dan Sekitarnya Kecamatan Karangmoncol,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
Gambar 4c. Komposit kolom stratigrafi terukur Sungai Karang dan Sungai Grantung (bagian ketiga)
213
Gambar 4d. Komposit kolom stratigrafi terukur Sungai Karang dan Sungai Grantung (bagian paling bawah)
214
Studi Lingkungan Pengendapan Fromasi Tapak Daerah Rajawana dan Sekitarnya Kecamatan Karangmoncol,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
sedimen khas tidal flat, yaitu wavy (Foto 1), flaser
(Foto 2), dan lenticular (Foto 3). Fasies seperti ini
menunjukan adanya fluktuasi yang konstan dengan
kondisi energi pasang surut. Endapan ini
ditafsirkan sebagai endapan tidal mixed flat pada
Sw
Sw
Ff
Ff
Sl
Sl
215
VII. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Formasi Tapak di daerah penelitian terdiri dari
perselingan batulempung-batupasir dengan
sisipan batugamping.
2. Pada Formasi Tapak dijumpai adanya fosil
moluska, tetapi kurang terawetkan dengan
baik/pecah-pecah yang diinterpretasikan akibat
pengaruh energi yang kuat pada daerah pasang
surut.
3. Lingkungan pengendapan Formasi Tapak di
daerah penelitian diendapkan pada Zona
Intertidal sebagai endapan tidal mixed flat.
4. Lingkungan pengendapan Zona Intertidal atau
endapan tidal mixed flat dicirikan dengan
suksesi vertikal cenderung menghalus ke atas,
hadirnya struktur sedimen yang khas dalam
asosiasi ini yaitu flaser, wavy, dan lenticular.
5. Selain struktur sedimen yang khas, keterdapatan
pecahan-pecahan
cangkang
moluska
diinterpretasikan sebagai akibat energi yang
kuat dari arus pasang surut pada Zona Intertidal.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Kepala dan Pengelola Laboratorium
Geologi Unsoed yang telah memberikan kesempatan
untuk melakukan penelitian. Terima kasih juga
disampaikan kepada segenap staf pengajar
Universitas Jenderal Soedirman yang telah banyak
memberikan masukan, saran, bimbingan, dan diskusi
216