Anda di halaman 1dari 15

Harta dan Jabatan Bukan

Segalanya
H ID U P KITA A KA N LE L A H J IKA ME N YAN DA R KA N SE G A LA
SE S UAT U IT U PA DA H A RTA , JA B ATA N ATAU P U J IA N , KAR E N A
IT U A K AN M EM BE B A N I KI TA S E LA MA N YA

QS. Al Qashash : 77
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu
kebahagiaan negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari kenikmatan duniawi.

Lupa untuk bersyukur


Banyak orang menganggap kebahagian di dunia itu ketika kita
kaya harta dan jabatan.
Dengan harta yang melimpah bisa memiliki rumah mewah,
mobil mewah, emas, dan bisa membeli apapun yang diingkan.
Dengan kekayaan yang dimiliki, belum tentu orang itu dapat
puas.
Selalu merasa kurang merupakan salah satu hal yang
membuat manusia terlena dengan harta. Hingga manusia
pada akhirnya lupa untuk bersyukur.

Orang yang paling tersiksa adalah orang yang tergantung


terhadap segala urusan duniawi, karena jika manusia menjadi
hamba dari urusan duniawi, maka hidupnya tidak akan tenang,
selalu merasa takut, serba kurang dan selalu khawatir, sehingga
harta benda, jabatan, pujian, kecantikan, ketampanan malah
akan menyiksa hidup
Pujian, hinaan, dan cobaan dalam hidup adalah warna dari
kehidupan.
Namun akan lebih berbahaya ketika manusia itu terlarut dalam
berbagai pujian karena justru akan menjerumuskan jika manusia
tidak bisa mengendalikannya.

Menyelesaikan persoalan hidup


Ada lima cara dalam menyelesaikan persoalan hidup dengan
baik yakni siap jika menghadapi segala sesuatu yang cocok atau
tidak cocok, ridho atas segala hasil dari usaha atau ihtiar, dan
jangan pernah mempersulit diri dalam hidup.
Selain itu, selalu mengevaluasi diri atas segala sesuatu yang
terjadi dalam hidup serta menyandarkan atau berserah diri
segalanya kepada Allah jika segala upaya sudah dilakukan
dalam menyelesaikan persoalan hidup tersebut.

Belajar dari Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad sendiri selaku Nabi dan pimpinan negara di
mana kerajaan Romawi dan Persia sudah hampir jatuh di
tangannyameski kaya menolak hidup mewah.
Pada zaman Sahabat kedua kerajaan besar itu takluk di tangan
Islam. Tidak seperti Raja Romawi dan Persia yang hidup mewah
bergelimang harta, beliau hidup sederhana.
Nabi tidur hanya beralaskan pelepah kurma sementara perabot
rumahnya sedikit sekali sehingga membuat Umar ra menangis
terharu.

HR. Muslim
Aku (Umar) lalu segera masuk menemui Rasulullah SAW. yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di
dekatnya lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau selain kain itu.
Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. Kemudian aku melayangkan pandangan ke sekitar
kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha dan daun penyamak kulit di
salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna disamak. Seketika kedua mataku
meneteskan air mata tanpa dapat kutahan.
Rasulullah bertanya:
Apakah yang membuatmu menangis, wahai putra Khathab?
Aku menjawab:
Wahai Rasulullah, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu dan tempat ini aku
tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia)
bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya hanya
berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini. Rasulullah saw. lalu bersabda: Wahai putra Khathab, apakah
kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka.

HR. Muslim
Tidak pernah keluarga Muhammad
(SAW) makan sampai kenyang dengan
roti gandum untuk tiga malam
berturut-turut sejak kedatangan
mereka di Medina hingga wafatnya.

Bukan berarti Kita dilarang untuk kaya atau


dilarang melupakan urusan dunia.
Islam MELARANG kita melupakan dunia,
namun Islam mengajarkan kita
mengutamakan akhirat

QS. Al Israa:18

Barangsiapa menghendaki kehidupan


dunia, maka Kami segerakan baginya
di dunia dan Kami tentukan baginya
neraka jahannam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela
dan terusir.

Allah mengingatkan kita bahwa


akhirat lebih baik dan kekal dari dunia
karena manusia memang cenderung
pada dunia hingga banyak yang lupa
akan akhirat:

QS. Adh Dhuhaa : 4

Sungguh hari kemudian


itu lebih baik bagimu
daripada dunia

QS. Al Alaa : 17

Akhirat adalah lebih baik


dan lebih kekal

Jadi kalau kita kaya, janganlah kita hidup bermewah-mewahan.


Hidup dengan kesederhanaan akan lebih mulia dan hidup akan
lebih tenang.
Jika Harta kita berlebih, lihatlah masyarakat sekeliling kita,
bantulah jika mereka membutuhkan uluran tangan kita.
Gunakan harta kita untuk membantu sesama & selalu
bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan pada kita. Insya
Allah hidup kita akan tenang di Dunia dan Akhirat. Amin...

HR. Al Bazzaar
Tidak beriman kepadaku orang yang
tidur dengan kenyang sementara
tetangganya lapar padahal dia
mengetahui hal itu.

Anda mungkin juga menyukai