Guide Book Anestesi
Guide Book Anestesi
Guide book
ANESTESIOLOGI
G Eleven
This book belong to
^t Txx|
FK UNSRI
Penerbit
FTMK
Fotokopi Turut Mencerdaskan Koas
Palembang, November 2005
G Eleven
Kenang-kenangan kecil
Untuk teman-teman yang terbaik,
Selamat berjuang
Hormatilah setiap kehidupan
Sampai akhir hidupmu
G Eleven
Resep Anestesi
Resep KIM untuk anestesi umum
SA
Pethidin
Tracrium/ Atracurium
Remopain/Xevolac/ Trunal
Recofol/ Propofol/ Presofol
Cedantron/Narfoz/Invomit
Prostigmin
Spuit 3cc/5cc/10cc
III
I
I
II
I
I
III
III/II/I
______________________________ nico
Resep KIM untuk spinal anestesi :
Spinal neddle no.25/no.27
Marcain heavy 0,5%
SA
Cedantron
Tramadol
Ephedrin HC 0,1
Aqua pro inj
Spuit 3cc/5cc
I
I
III
I
II
I
I
III/II
_____________________________ pound
G Eleven
Pethidine
Prostigmin
Tracrium/Atracuri
um-hamein
Dosis intubasi:
0,5 0,6 mg/kgBB
Maintenace :
0,1 0,2 mg/kgBB
1 amp = 5 ml
10 mg/ml
Recofol
0,030,05mg/kgBB
1 amp = 1 ml
0,5 mg/ml
Midazolam
0,1 mg/kgBB
Pavulon
0,060,1 mg/kgBB
2 3 mg/kgBB
1 amp = 20 ml
10 mg/ml
Valium
0,2 0,3 mg/kgBB
Phenergan
0,5 -1 mg/kgBB
Cedantron
0,05-0,1
mg/kgBBB
1 amp = 4 ml
2 mg/ml
Norfez
1 amp = 4 ml
2 mg/ml
Invomit
1 amp = 4 ml
2 mg/ml
Cefotaxime
1 gram/vial/10 ml
Primperan/
metoclopramide
HCl
1 amp = 2 ml
5 mg/ml
Suksinil kolin
0,5-1 mg/kgBB
1 2 mg/kgBB
1 amp = 2 ml
1 amp = 10 ml
50 mg/ml
20 mg/ml
Tranexid 5%/
Ditranex/
Transamin
1 amp = 5 ml
50 mg/ml
Pentotal
3 5 mg/kgBB
Diazepam
0,2 mg/kgBB
Xevolac
1 amp = 1 ml
30mg/ml
Remopain 3%
1 amp = 1 ml
30 mg/ml
Trunal-DX 5%
1 amp=2 ml
50 mg/ml
Oradexon
Ceftriaxone
Netromycin
1 amp = 1 ml
1 gram/vial/10 ml
1amp = 1.5 ml
5 mg/ml
100 mg/ml
Dicynone/
Phyton/
Ranitidine
Propofol-Lipuro
1 amp = 2 ml
Ethamsylate
Oxytocinum
1%
1 amp = 2 ml
25 mg/ml
1 amp = 20 ml
syntheticum
125 mg/ml
1 ml = 10 iu
10 mg/ml
Nico Verdi Cipta Agoes _ Fahmi Putu Ria Puspa Erty Irca Putr|
G Eleven
Nyanyian Konsul
Kepada Yth.
TS bagian ..
Menjawab konsul TS atas pasien nama/umur/jenis kelamin dengan Diagnosa
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan :
R/ asma ( ), R/ sakit paru ( ), R/ sakit jantung ( ), R/ sakit ginjal ( ), R/ hipertensi ( ), R/ DM ( ), R/ penyakit
hati ( ), R/ alergi obat/makanan ( ), R/ operasi sebelumya ( ), R/ gigi palsu ( ), R/ merokok ( ), R/ alkohol ( ).
KU :
, Sens :
, TD : /
,N:
, RR : , T :
:
:
Kesan : ASA .. ( setuju dilakukan tindakan anestesi dengan narkose umum/ acc operasi dengan toleransi
anestesi)
Saran
:-
dto
(
G Eleven
ANESTESI SPINAL
Ada dua pendekatan:
- Spinal = duduk
- Lateral decubitus
Pada SC (section Caesar) dipilih anestesi regional agar bayi tidak terbius dan tetap sadar.
Kemungkinan komplikasi: hipotensi, total spinal.
Indikasi :
1. High spinal : operasi daerah atas (gaster, kolesistektomi). Dipilih di L3 L4 karena jika diatas lagi ada
medulla spinalis sehingga takut akan menyebabkan kelumpuhan.
2. Mid spinal : Sectio Caesar, appendix, hernia. Dilakukan pada daerah L4 L5.
3. Low spinal/ Saddle block : kiste vagina, hemorrhoid, tumor anus. Dilakukan pada daerah L5 S1. pada L5
dan S1 cauda epidural, lumbal epidural untuk kuret.
Bagaimana mengetahuinya ?
Ambil crista iliaca, tarik garis lurus pasti itu adalah L4 L5. Jadi diatasnya satu vertebrae adalah L3 dan
dibawahnya pasti S1.
Kontra indikasi ada yang absolut dan relatif :
- Hipotensi
- Tekanan IC meninggi
- Hemorraghic disease
- Anemia
- Kelainan bentuk tulang
- Tetraparese, Polio.
- Pasien tidak mau dan tidak kooperatif.
Obat lokal anestesi :
1. Golongan amida : Buffacaine
2. Golongan ester : Procain, tetracain.
Spinal hyperbaric : BD dari obat ini lebih besar daripada BD Liquor cerebro spinalis. Akan mengikuti posisi
tubuh, jika dirubah posisi maka obat akan bergerak ke posisi yang lebih rendah.
Spinal hypobaric : BD dari obat ini lebih kecil daripada BD Liquor cerebro spinalis.
Akan melawan posisi tubuh, jika dirubah posisi maka obat akan bergerak ke posisi yang lebih tinggi.
Spinal isobaric : BD dari obat ini sama dengan daripada BD Liquor cerebro spinalis.
Awal : kalau kaki diturunkan, darah.
Venous return kurang sehingga akan terjadi hipotensi.
Bila terjadi hipotensi atasi dengan:
- datarkan dan kasih cairan ( RL, koloid )
- beri cairan 1000 2000 cc
- RL bertahan s/d setengah jam.
- Ephedrin HCl (ergotamine) 1 cc + 4 cc aqua lalu suntikkan 1 cc ke bolus.
- Marcain
Cairan bergantung pada jenis kebutuhan :
- ringan : 2 4 cc/ kgBB/jam
- sedang : 4 - 6 cc/ kgBB/jam
- berat : 6 - 8 cc/ kgBB/jam
G Eleven
Bimbingan Anestesi
(dr. Rose Mafiana,Sp.An.)
STATUS ANESTESI
Premedikasi adalah tindakan untuk memberi rasa nyaman, tenang, dan obat-obatan sebelum melakukan induksi
anestesi.
Ada dua pendekatan :
- Farmakologi
: beri obat-obatan, ex anti hipertensi.
- Non farmakologi
: di bangsal, 24 jam pre op.
Obat yang biasa diberikan untuk premedikasi :
Sulfas Atropine (SA)
Sebagai bronkodilator dan anti sekresi. ESO bradikardi.
Pethidine
Menekan syaraf sentral.
Induksi :
Memberi obat baik secara iv, im.
Contoh obat induksi : recofol, ketamin, thiopental, benzodiazepine.
Maintenance :
1. N2O , alasan karena sebagai analgesia dan hipnotik lemah.
2. Halothan, alasan induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi sehingga
bermanfaat pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit paru kronis, pemulihan cepat, dan proteksi
terhadap syok karena vasodilatasi, jarang menyebabkan mual dan muntah, tidak mudah terbakar dan
meledak.
3. Enflurane (ethrane), alasan induksi cepat dan lancar, jarang menimbulkan mual dan muntah, masa
pemulihan cepat, tidak menyebabkan hipersekresi, tidak ada efek hepatotoksik.
4. Isofluran (Forane), alasan irama jantung stabil, pemulihan cepat, tidak menimbulkan efek hepatotoksik
dan nefrotoksik, bronkodilatasi sehingga baik untuk pasien dengan riwayat penyakit paru.
5. Sevoflurane
MAC (Minimal Alveolar Concentration), adalah kadar suatu obat inhalasi di dalam alveoli pada tekanan 1 atm
absolute, yang dapat mencegah terjadinya gerakan pada 50% populasi apabila diberikan rangsangan nyeri
standar.
G Eleven
Teknik anestesi
General :
- semi closed (setengah terbuka, ex : intubasi ETT)
- semi open (Jackson Reese pada pasien dengan BB<20 kg)
- open (eter)
- closed
Pada operasi SC ETT lewat OTI atau NTI dengan menggunakan nafas kontrol.
Anamnesa :
Organ : kalau ada hubungan dengan TIK maka dimulai dari kepala, tapi jika tidak ada hubungan dengan TIK
dimulai dari paru-paru.
Pulmo
Asma : paru- paru sudah jelek, jika dirangsang maka akan berisiko. KI hanya pada waktu serangan.
TBC : kalau ada perdarahan akan menyebabkan iritasi/infeksi, kalau ada bula bahaya bila pecah, dapat
menular kepada yang lain.
Perokok : kadar CO dalam darah akan mempengaruhi kadar obat anestesi, hipersekresi.
Jika riwayat diatas (+) maka lebih baik gunakan regional anestesi.
Jantung
S1 S2 normal, irama regular (kalau ireguler VES/VPB), VES/VPB > 6 akan berbahaya tidak ada
denyut. Cat : VES/VPB dihitung dari denyut yang tidak ada.
Jantung dengan AMI tidak boleh di anestesi karena AMI baru tingkat kematiannya 67 % ( 1 bulan ).
Jantung dengan CAD (coroner), lihat echo : diatas 60 % baru dioperasi.
Ginjal
Semua obat anestesi akan melewati hepar dan ginjal.
Eliminasi lewat ginjal, dapat menyebabkan nefrotoksik.
Yang perlu diperhatikan apakah kreatinin meningkat/ normal.
Obat anestesi manganggu elektrolit, ex : kalau diberi obat anestesi pada waktu kreatinin 5 maka akan
terjadi aritmia.
Spinal baru boleh dilakukan jika kreatinin < 3 4.
Nilai kreatinin normal :
o pria
: 0,5 1,4 mg/dl
o wanita : 0,5 1,2 mg/dl
Ureum normal : 20 40 mg/dl.
Hepar
KI : cirhossis, hepatitis, SGOT/SGPT meningkat.
Status lokalis :
Ex
G Eleven
Bimbingan Anestesi 3
(dr. Eva Minerva, SpAn.)
AIRWAY MANAGEMENT
INTUBASI
S : Stetoskop/ laringoskopi
Cek dulu laringoskopi tersebut masih bagus/ tidak.
T : Tube
Ukuran 2,5 10 (luar negeri).
Ukuran Indonesia : 2,5 8,5
Umumnya menggunakan ukuran kelingking pasien. Olesi dengan xylokain jelly, tes dulu dengan spuit masih
berjalan bagus/ tidak. Cuff dikembangkan dengan tujuan :
- Untuk fixasi, agar tetap ditempatnya.
- Untuk mencegah kebocoran O2
- Untuk mencegah aspirasi.
Masukkan sampai dengan 1 cm di bawah sudut mulut, akan masuk menuju buficartio trakea.
Laryngeal mask dipakai jika intubasi sulit dilakukan sehingga udara akan masuk ke trakea langsung, menutup
epiglottis. Alat yang lebih canggih lagi adalah Combibag.
A : Ambubag
Airway = Goedel
T : Tape/ Plester
I : Introducer/ Stylet ( jika ETT dipakai berulang-ulang ).
C : Connector
S : Suction, ada dua jenis yaitu :
flexible (untuk menghisap lendir)
rigid (untuk mengambil bekuan darah).
G Eleven
Cari pasien sendiri di bangsal sebelum ujian, laporkan dua hari sebelum ujian.
Kumpulkan status minimal 5 buah.
Kuasai dosis dan alasan obat yang digunakan.
G Eleven
Bimbingan Anestesi 4
(dr. Muzwar Sjab,SpAn)
ANESTESI OBSTETRIK
Perubahan Fisiologis
1. Ventilasi alveolar
FRC dan O2 consumption hipoksemia arterial
2. Edema mukosa farings kesulitan intubasi 40%
(akibat kedua perubahan fisiologis ini, lebih baik dipilih regional blok pada pasien obstetri)
3. Pembesaran mammae
masase jantung
Uterus gravid
jadi kurang efektif
4. COP : 30-50%
Kompresi aortakava venous return
(karena ada janin yang menyebabkan kompresi)
Supine hipotensive syndrome
(hipotensi, pucat berkeringat, nausea, vomitus)
Left Uterine Displacement (LUD)
G Eleven
Bimbingan Anestesi 5
(dr. Zulkifli, Sp.An, M.Kes)
AMBULATORY ANESTESI
Dalam bahasa Indonesia, ambulatory anestesi disamakan dengan pengertian anestesi tanpa mondok, artinya pasien
diperbolehkan pulang setelah proses pembedahan (tanpa rawat inap). Atau pasien ODC (One Day Care).
Indikasi Ambulatory Anestesi:
1. Pasien termasuk dalam kategori ASA 1 dan ASA 2 (dewasa), atau bayi yang post matur > 50 minggu. Kontra
indikasi ambulatory anestesi yaitu pada bayi dengan riwayat bronkopulmonary displasi, sleeping apnue (baru boleh
ODC bila kelainan tersebut hilang selama sekurangnya 6 bulan terakhir), dan bayi dengan riwayat saudara yang
meninggal sewaktu bayi (infant death syndrome).
2. Jenis operasi yang akan dilakukan dikategorikan ternasuk operasi yang ringan sedang, misalnya: FAM,
sirkumsisi.
3. Lama waktu operasi singkat.
G Eleven
Catatan tambahan:
Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halothan dan sevofluran karena pasien jarang batuk, jika dengan enfluran,
isofluran dan desfluran maka pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.
Maintenance: trias anestesia : tidur ringan (hipnosis), analgesia cukup, relaksasi otot lurik yang cukup. Maintenance
inhalasi menggunakan campuran N2O dan O2 3:1 ditambah halothan 0,5 2 vol % atau enfluran 2 4 vol %. atau yang
lainnya.
Sungkup muka ukuran 03 untuk bayi baru lahir, 02,01,1 untuk anak kecil. 2,3 untuk anak besar. 4,5 untuk dewasa.
Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil ;
Diameter pipa trakea (mm) = 4.0 + umur (thn)
Panjang pipa = 12 + umur (thn)
Laringoskopi.
Fungsi laring ialah mencegah benda asing masuk paru. Laringoskopi ialah alat yang digunakan untuk melihat laring
secara langsung supaya kita dapat memasukkan pipa trakea secara baik dan benar. Secara garis besar dikenal dua
macam laringoskopi ;
1. Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi-anak-dewasa.
2. Bilah lengkung (Miller, Maggill) untuk anak besar-dewasa.
Indikasi intubasi trakea :
Intubasi trakea adalah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya
berada kira-kira di pertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea.
Indikasi :
1. menjaga patensi jalan nafas oleh sebab apapun: kelainan anatomi, bedah khusu, bedah posisi khusus,
pembersihan sekret jalan nafas, dan lainnya.
2. Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi, misalnya saat resusitasi, memungkinkan penggunaan
relaxan dengan efisien, ventilasi jangka panjang.
3. pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi.
Kesulitan intubasi :
Leher pendek berotot, mandibula menonjol, maksila/gigi depan menonjol, uvula tak terlihat, gerak sendi temporo
mandibula terbatas, gerak vertebra servikal terbatas.
G Eleven
Bimbingan Anestesi 6
(dr. Endang Melati Maas, SpAnKIC)
G Eleven
G Eleven
III
Atracurium
Invomit
Prostigmin
III
Spuit 3/5/10
III/II/I
Pethidin
Xevolac
Propofol
II
G Eleven
Mulai lakukan :
PREMEDIKASI
Pasien BB 50 kg, INGAT : sebelum memasukkan obat harus diberi kapas alkohol .
Masukkan SA + Pethidin
SA 0,25 mg
1 amp = 1ml
Setiap ml mengandung 0,25 mg
Dosis 0,01 0,02 mg/kgBB
Alasan : antikolinergik yang efektif sebagai premedikasi untuk menekan refleks vagal dan
mencegah sekresi saliva, dapat sebagai anti mual dan anti muntah, dan dapat mengurangi
bradikardi selama anestesi.
Pethidin 50 mg
1 amp = 2 ml
Setiap ml mengandung 50 mg
Dosis 0,5 1 mg/kgBB
Alasan : termasuk golongan narkotika analgetika, menekan tekanan darah dan pernafasan
serta merangsang otot polos. Pethidin merupakan zat sintetik yang lebih larut dalam lemak,
metabolisme oleh hepar lebih cepat, menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan dan
takikardia, konstipasi, cukup efektif untuk menghilangkan gemetaramn pasca bedah, lama kerja
petidin lebih pendek dibandingkan morfin. Antagonis : nalokson: laju nafas meningkat, kantuk
menghilang, pupil mata diltasi, meningkatnya lagi tekanan darah. Mampu melawan depresi nafas
pada akhir pembedahan.
INDUKSI
Atracurium 30 mg
1 amp = 5 ml
Setiap ml mengandung 10 mg
Dosis intubasi : 0,5 0,6 mg/kgBB
Dosis maintenance : 0,1 0,2 mg/kgBB
Alasan : merupakan muscle relaxan non depolarisasi, metabolisme terjadi di dalam darah
(plasma), tidak mempunyai efek kumulasi pada pemberian berulang, tidak menyebabkan penurunan
fungsi kardiovaskular yang bermakna.
Umumnya mula kerja pada dosis intubasi : 2 3 menit, pemulihan fungsi syaraf otot dapat
terjadi spontan/ dibantu dengan pemberian antikolinesterase. Obat terpilih untuk pasien geriatrik dan
dengan kelainan ginjal, hati, jantung.
Propofol 100 mg
1 amp = 20 ml
Setiap ml mengandung 10 mg
Dosis : 2 3 mg/kgBB
Alasan : induksi boleh dikatakan sangat baik, clearance yang tinggi, metabolit half life yang
pendek, metabolit inaktif. Bersifat sangat larut dalam lipid, rapid onset of action mudah
menembus blood brain barrier, metabolisme di hati dan diekskresikan melalui urin. Dapat
menyebabkan depresi pernafasan (sedikit) dan penurunan TD karena adanya resistensi vaskular
dan kontraktilitas miokard.
TAHAP INTUBASI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cek refleks bulu mata, jika negatif baru lakukan sungkup (face mask).
Oksigenasi 2 3 menit dengan tujuan memberikan hiperventilasi agar O2 di otak cukup.
Masukkan laringoskopi dengan tangan kiri sampai terlihat epiglottis dan rima glottis.
Semprotkan xylokain (2 3 semprot) kalau ada.
Masukkan ETT yang sesuai.
Uji paru dengan ambubag (dengarkan di apex paru paru). Jika sama lanjutkan, putar O2 dan N2O.
G Eleven
REVERSE :
Prostigmin 3 amp + SA 2 amp
Prostigmin 1,5 mg
1 amp = 1 ml
Setiap 1 ml mengandung 0,5 mg
Dosis 0,03 0,05 mg/kgBB
Alasan : merupakan antikolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan
akumulasi asetilkolin. Obat ini mengalami metabolisme terutama oleh kolinesterase serum dan di
ekskresi melalui ginjal.
Mempunyai efek nikotinik, muskarinik dan merupakan stimulan otot langsung. Menyebabkan
bradikardi, hiperperistaltik & spasme saluran cerna, pembentukan sekret jalan nafas dan kelanjar
liur, bronkospasme, berkeringat, miosis, kontraksi vesica urinaria.
SA 0,50 mg
SA diberikan untuk menghambat efek-efek tersebut.
Suction
Bangunkan dan pancing nafas spontan.
2.
3. Pasien hipokalemia dengan BB 50 kg, kadar Kalium 2,1. bagaimana cara mengoreksinya dan bagaimana rumusnya?
Obat apa saja yang dapat diberikan dan bagaimana cara pemberiannya ?
Pasien hypokalemia adalah pasien dengan kadar Kalium < 3,5 mEq/l (N= 3,5 5,5 mEq/l). Dikoreksi dengan
mengatasi/ mengobati penyebab serta dengan pemberian kalium dan menghentikan obat yang dapat
menyebabkan hipokalemia, hitung deficit, beri garam kalium,monitor level serum.
Rumus : Kebutuhan = (4,5 KCl) x 0,3 x BB.
Obat yang diberikan : KCl secara intravena atau serum potasium 2,5 mEq/l.
Pasien hiponatremia dengan BB 60 kg, kadar Natrium 121, bagaimana cara mengoreksinya dan bagaimana
rumusnya ? Obat apa saja yang dapat diberikan dan bagaimana cara pemberiannya ?
Pasien hyponatremia adalah pasien dengan kadar Na < 135 mEq/l. Dikoreksi dengan mengobati penyakit
dasar, menghentikan obat-obat yang dapat menyebabkan hiponatremia dan meningkatkan kadar natrium.
Rumus : Na+ desrired Na+ actual x konstanta x BB.
Obat yang diberikan : infus normal saline dan infuse larutan NaCl 3 %.
4. Berapa jeniskah Muscle relaxant ? Berikan contoh obat, dosis, dan cara pemberiannya!
Buku UI hal 83 86 :
Musle relaxant non depolarisasi
Contoh obat :
G Eleven
Berjuang
(^ ^)
[\
G Eleven